Morfometri Fixed.docx

  • Uploaded by: arlina
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Morfometri Fixed.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,055
  • Pages: 8
MORFOMETRI VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA

Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten

Oleh : : Arlina Setyoningtyas : B1A017150 :1 :1 : Afra Nabila

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

LABORATORIUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2019

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu organisme. Karakter morfometri yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata. Meristik adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi jumlah bagian yang dimiliki oleh suatu individu (Putri et al., 2015). Morfometri pada hewan Vertebrata diantaranya adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan misalnya panjang total dan panjang baku. Ukuran ini merupakan salah satu hal yang dapat digunakan sebagai ciri taksonomik saat mengidentifikasi ikan (TO & CI, 2015). Kajian mengenai morfometrik memiliki peran penting dalam mengenali dan menganalisis karakter morfologi hewan Invertebrata dan Vertebrata secara meristik dan morfometrik. Penerapan studi morfometrik dapat berupa teknik morfometri sederhana dan truss morphometrics. Morfometri tradisional adalah perbandingan antara univariate karakter meristik dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar tubuh, dan tinggi tubuh yang mampu mengidentifikasi perbedaan antar species (Indarmawan & Bhagawati, 2010). Metode truss morphometrics adalah metode yang melibatkan pengukuran jarak antara homologi selama tubuh terbentuk (Ariyanto, 2003). Studi morfometri didasarkan pada sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. Variasi morfometri suatu populasi pada kondisi geografi yang berbeda dapat disebabkan oleh perbedaan struktur genetik dan kondisi lingkungan. Sebaran dan variasi morfometri yang muncul merupakan respon terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut (Saanin, 1984). Morfometri pada hewan Vertebrata diantaranya adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan misalnya panjang total dan panjang baku. Ukuran ini merupakan salah satu hal yang dapat digunakan sebagai ciri taksonomik saat mengidentifikasi ikan. Analisis morfometri yang diterapkan pada spesies ular dapat digunakan untuk membedakan morfologi antar spesies dengan memberikan informasi berupa variasi karakter morfologi dari data panjang total (PT), jumlah sisik temporal (TMP), jumlah sisik supralabial kanan (JSSLK), jumlah sisik infralabial kanan (JSILK) dan jumlah sisik infralabial kiri (JSILKi) (Pratama, 2011). Morfometri pada hewan Invertebrata diantaranya adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh pada udang seperti panjang rostrum (RST), panjang kepala (PK), panjang ruas pertama (PRP), panjang antenulles (PNL), panjang antenna (PAN) dan panjang total (PTO) (Dall et al., 1990).

B. Tujuan Tujuan paktikum pengenalan karakter, identifikasi dan klasifikasi hewan avertebrata kali ini, antara lain: 1.

Dapat mengenali karakter morfologi hewan avertebrata dan vertebrata yang penting digunakan sebagai dasar identifikasi.

2.

Dapat melakukan analisis karakter morfologi hewan avertebrata dan vertebrata secara meristik dan morfometrik.

3.

Dapat menerapkan teknik morfometri sederhana dan truss morphometrics pada hewan averterbata dan vertebrata.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh. Ukuran adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, inggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958). Karakter meristic mungkin menunjukkan tidak adanya efek genotip dan fenotip dari faktor yang mempengaruhi karakter. diversifikasi fenotipik selama invasi biologi dapat timbul dengan adaptasi lingkungan atau plastisitas adaptif fenotipe keterbatasan utama dari karakter morfologi pada tingkat variasi intra-spesifik fenotipe yang tidak langsung dibawah kontrol genetik namun mengalami modifikasi lingkungan (Verma et al., 2015). Morfometri sederhana merupakan kegiatan membandingkan karakteristik morfometri dan meristik yang meliputi panjang tubuh, lebar tubuh, dan tinggi tubuh yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antar spesies. Kelebihan teknik ini yaitu lebih cepat, mudah, dan praktis, sedangkan kelemahan dari teknik ini yaitu tidak dapat mengidentifikasi perbedaan galur di dalam populasi, menghasilkan gambaran yang bersifat bias, dan ketelitian datanya rendah. Kelemahanlainnya dari morfometri sederhana adalah tidak dapat menggambarkan individu secara keseluruhan (Indarmawan & Bhagawati, 2010). Teknik tradisional atau teknik sederhana yang biasa digunakan dalam pengumpulan data dalam pengukuran bagian tubuh hewan dapat ditingkatkan dengan lebih komprehensif dan tepat dengan kualifikasi teknik truss morphometrics (Mohaddasi et al., 2013). Teknik truss morphometrics merupakan salah satu upaya menggambarkan bentuk hewan dengan cara mengukur bagian-bagian dari tubuhnya atas dasar titik-titik patokan. Pengukuran karakter morfometrik dengan pola truss network memberikan gambaran yang lebih menyeluruh. Metode ini menghasilkan karakterisasi geometri bentuk tubuh hewan secara lebih sistematik dan menunjukan peningkatan kemampuan untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan bentuk tubuh (Saanin, 1984). Kelebihan dari teknik ini adalah dapat mengetahui panjang dan berat serta skala kondisi fisik sesuai kondisi fisik sesuai fase hidup hewan, mengukur bagian tubuh yang penting bagi hewan, untuk mengetahui kisaran ukurannya sehingga didapatkan informasi untuk determinasi taksa menjadi lebih lengkap dan akurat (Indarmawan & Bhagawati, 2010). Kelemahan dari metode ini adalah cukup rumit karena dibutuhkan tingkat ketelitian yang lebih, selain itu penggunaan waktunya juga lumayan lama. Perbedaan mendasar antara ciri morfometrik dan meristik, yaitu ciri meristik lebih stabil jumlahnya selama masa pertumbuhan setelah ukuran tubuh yang mantap tercapai, sedangkan karakter morfometrik berubah secara kontinyu sejalan ukuran dan umur (Messieh, 1972). Tubuh udang dibedakan atas cephalohorax yang terdiri dari kepala dan dada, serta bagian abdomen (perut). Bagian kepala terdapat sepasang mata bertangkai, sepasang antenna, sepasang antenulles, sepasang mandibula dan dua pasang maxilla.

Bagian dada terdapat tiga pasang maxiliped dan lima pasang kaki jalan (pereiopoda). Bagian abdomen beruas dan terdapat lima pasang kaki renang (pleopoda)

serta

sepasang uropoda (Martosudarmo & Ranoemiharjo). Morfometri pada udang seperti panjang rostrum (RST), panjang kepala (PK), panjang ruas pertama (PRP), panjang antenulles (PNL), panjang antenna (PAN), panjang ruas pertama (PRP), panjang ruas kedua (PRD), panjang ruas ketiga (PRT), panjang ruas keempat (PRE) dan panjang total (PTO) (Dall et al., 1990). Meristik adalah sifat-sifat yang menunjukkan jumlah bagian-bagian tubuh luar seperti jumlah jari-jari sirip yang digunakan untuk penentuan klasifikasi. Penghitungan karakter meristik pada udang mantis berupa jumlah duri pada telson, jumlah duri pada dactylus, dan jumlah duri pada propodus. Udang mantis O. gravieri dan H. raphidea memiliki jumlah duri pada telson yang sama yaitu masing-masing 6 buah duri. H. raphidea penghitungan karakter meristik berupa jumlah duri pada dactylus dan jumlah duri pada propodus berturut-turut menunjukkan selang 7-8 dan 15-17, sedangkan pada O. gravieri jumlah duri pada dactylus dan jumlah duri pada propodus berturut-turut menunjukkan selang 5-6 dan 2 (Afrianto et al., 1996). Analisis morfometri yang diterapkan pada spesies ular dapat digunakan untuk membedakan morfologi antar spesies dengan memberikan informasiberupa variasi karakter morfologi dari data panjang total (PT), jumlah sisik temporal (TMP), jumlah sisik supralabial kanan (JSSLK), jumlah sisik infralabial kanan (JSILK) dan jumlah sisik infralabial kiri (JSILKi). Morfologi dari ular jali yaitu mempunyai warna coklat muda kekuningan di bagian sisi tubuhnya, dan di bagian depannya mempunyai warna hitam yang lebih terang bila dibandingkan dengan warna ekornya dan selain itu ular jali ini panjangnya dapat mencapai 2 meter. Bagian sebelah depan (anterior) biasanya berwarna lebih terang dari ekornya yang kehitaman. Sisik-sisik di atas ekor bertepi hitam, sehingga terkesan bergaris-garis seperti memakai stocking hitam. Sisi bawah tubuh (ventral) berwarna kekuningan sampai kuning terang. Matanya berukuran besar. Kerabatnya yang mirip adalah Ptyas mucosus, yang dibedakan dengan adanya lorengloreng hitam di bibirnya dan di tubuh bagian belakang. P mucosus umumnya juga bertubuh lebih besar, hingga lebih dari tiga meter panjangnya (Das, 2002). Karakter morfometrik yang diukur pada ikan meliputi, SL = panjang standar, TL = panjang total, HL = panjang kepala, HD = tinggi kepala, SNL = panjang moncong, ED = diameter mata, LUJ = panjang rahang atas, LLJ = panjang rahang bawah, BD = tinggi badan, LCP = panjang batang ekor, DCP = tinggi batang ekor, PDL1 = panjang sebelum sirip punggung 1, PDL2 = panjang sebelum sirip punggung 2, PVL = panjang sebelum sirip perut, PAL = panjang sebelum sirip dubur, LDB1 = panjang dasar sirip punggung 1, LDB2 = panjang dasar sirip punggung 2, LAB = panjang dasar sirip dubur, LPF = panjang sirip dada, LVF = panjang sirip perut, LCF = panjang sirip ekor, LDF1 = panjang sirip punggung 1, LDF2 = panjang sirip punggung 2, LAF = panjang sirip dubur, LMCF = panjang sirip ekor bagian tengah (Afina et al., 2014). Analisis karakter morfologi secara meristik pada ikan nila (Oreochromis niloticus) meliputi, jumlah jari-jari keras sirip punggung, jumlah jari-jari lunak sirip

punggung, jumlah sisik batang ekor, sisik linea lateralis 1, dan sisik linea lateralis 2. Jari-jari keras sirip punggung ikan nila berjumlah 16 buah, jari-jari lunak sirip punggung ikan nila berjumlah 11 buah, sisik batang ekor berjumah 14 buah, sisik linea lateralis total berjumlah 58 buah. Karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang (Hubbs & Lagler, 1958). Studi morfometrik dan meristik

merupakan salah satu cara untuk melihat

pengelompokan populasi ikan, selain untuk identifikasi. Meristik merupakan karakter yang terkait dengan jumlah bagian tubuh dari ikan, seperti jari-jari sirip dan sisik. Karakter morfometrik dan meristik dalam penandaan populasi lebih dipengaruhi oleh faktor genetik (isolasi reproduktif) daripada faktor lingkungan. Karakter meristik memiliki dasar genetik, namun komponen lingkungan (suhu, salinitas, oksigen, pH, dan makanan) dapat memodifikasi ekspresi karakter tersebut selama perkembangan larva, sehingga lingkungan dapat mempengaruhi sifat keturunan (Afini et al., 2016). Morfometrik dapat didefinisikan sebagai seperangkat statistik yang sebagian besar terjalin prosedur untuk menganalisis variabilitas dalam ukuran dan bentuk organ dan organisme. Perbedaan morfometrik antara stok spesies adalah pada evaluasi struktur populasi dan dasar identifikasi stok. Pengukuran morfometrik banyak digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara populasi ikan. Truss sistem jaringan dibangun dengan bantuan landmark sebagai alat yang ampuh untuk identifikasi stok. Analisis morfometrik menawarkan analisis gambar, untuk mendeteksi perbedaan di antara kelompok dan untuk membedakan antara spesies dengan bentuk yang sama. Sistem jaringan truss dibangun dengan bantuan poin landmark yang ampuh untuk identifikasi stok spesies ikan (TO & CI, 2015).

III. MATERI DAN METODE

A. Materi Alat yang digunakan dalam Praktikum acara Morfometri Invertebrata dan Vertebrata adalah bak preparat, pinset, jangka sorong, stereofoam, kertas millimeter, jarum pentul dan kamera. Bahan yang digunakan dalam acara Morfometri Invertebrata dan Vertebrata adalah beberapa spesimen hewan, Invertebrata (udang) dan Vertebrata. B. Metode 1.

Dilakukan pengukuran karakter meristik

dan morfometrik beberapa hewan

Invertebrata (udang) dan vertebrata (ikan dan ular) dengan menggunakan metode morfometri sederhana dan Truss morphometrics. 2.

Spesimen hewan diletakkan ditas streofoam yang dilapisi oleh kertas millimeter, lalu pada titik patokan ditandai dengan jarum pentul.

3.

Jarak antara titik-titik patokan diukur dengan jangka sorong (atau benang).

4.

Laporan sementara hasil praktikum dibuat.

DAFTAR REFERENSI Afina, I., Dewi, E., Tutik, K. & Siti, Z.M., 2014. Analisis Morfometrik dan Meristik Hasil Persilangan Ikan Pelangi Boesemani (Melanotaenia boesemani) dan Ikan Pelangi Merah Abnormal (Glossolepis incisus). Unnes Journal of Life Science, 3(2), pp.112-123. Afini, I., Elfidasari, D., Kadarini, T., & Musthofa, S. Z., 2016. Analisis Morfometrik Dan Meristik Hasil Persilangan Ikan Pelangi Bosemani (Melanotaenia boesemani) dan Ikan Pelangi Merah Abnormal (Glossolepis incisus). Journal of Life Science, pp. 42-51. Afrianto E. & Liviawati., 1998. Beberapa Metode Pembudidayaan Ikan. Yogyakarta: Kanisius Ariyanto, D., 2003. Analisis Keanekaragaman Genetik Tiga Strain Ikan Nila dan Satu Strain Ikan Mujair Berdasarkan Karakter Morfologinya. Jurnal Perikanan, pp. 22-27. Dall, W., Hill, B.J, Rothlisberg, P.C. & Staples D.J., 1990. The Biology of The Peneidae. New York: Academic Press. Das, I., 2002. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of India. Florida: Ralph Curtis Books. Hubbs, C.L. and K.F. Lagler., 1958. Fishes of the Great Lakes Region. Michigan: University of Michigan Press, Ann Arbor. Indarmawan, A.M.& D. Bhagawati., 2010. Lecturer’s Notes Mata Kuliah Taksonomi Hewan. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Mohaddasi. M., Shabanipour N.& Abdolmaleki S., 2013. Morphometric Variation among Four Populations of Shemaya (Alburnus chalcoides) in The South of Caspian Sea Using Truss Network. The Journal of Basic & Applied Zoology, pp. 87–92. Messieh, SN., 1972. Use of otoliths in identifying herring stocks in southern Gulf of Lawrence and adjacent waters. J. Fish. Res. Board Can. 29(8), pp.1113-1118. Putri, R.A., R. Elvyra &Yusfiati., 2015. Karakteristik Morfometrik dan Meristik Ikan Lais Danau (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) di Sungai Tapung dan Sungai Sia.JOM FMIPA, pp. 57-66. Saanin, H., 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid 1 dan 2. Jakarta: Bina Cipta. TO, M., & CI, A., 2015. Advanced Techniques for Morphometric Analysis in Fish. Journal of Aquaculture,pp. 1-6. Verma, P., Singh, A.K., Madhu, T. & Sharad, C.S., 2015. Comparative morphometry, growth and feeding ecology of feral Oreochromis niloticus (L.) invaded into the Ganga river system, India. Research in Environment and Life Sciences, pp.63-68.

Related Documents

Morfometri Fixed.docx
June 2020 4

More Documents from "arlina"