BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang terlihat dari luar. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit. Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut. Pengetahuan tentang klasifikasi dan taksonomi diperlukan adanya identifikasi dari berbagai parameter morfologi dari bentuk tubuh ikan.Melihat morfologi ikan kita dapat mengelompokkan ikan atau hewan air. Sistem atau cara pengelompokan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi.Sistematika atau taksonomi ada 3 pekerjaan yang biasa dilakukan, yaitu identifikasi, klasifikasi, dan pengamatan evolusi. Identifikasi merupakan pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis atau spesies yang selanjutnya diberi nama ilmiahnya, sehingga diakui oleh para ahli diseluruh dunia. Klasifikasi adalah suatu kegiatan pembentukan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan cara memberi keseragaman ciri atau sifat di dalam keanekaragaman ciri yang ada pada makhluk hidup tersebut. Oleh karena itu, dengan morfologi tubuh makhluk hidup yang berbeda satu sama lainnya, kita memerlukan pengklasifikasian agar kita lebih mudah memahami dan mempelajari keanekaragaman makhluk hidup tersebut.
1.2.Tujuan Praktik Praktikum ini bertujuan Agar Praktikan mampu mengidentifikasi Morfologi Ikan Mas dan Ikan Nila serta memberikan klasifikasinya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya sama. Identifikasi Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang kebanyakan.Saat identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern) hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan tersebut. Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis, bentuk kepala, bentuk sirip, dan lain sebagainya (Taufik, 2011). Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan sesuai petunjuk identifikasi.Langkah-langkah penggunaan kunci identifikasi yaitu, pada setiap nomor terdapat lebih dari dua alternatif atau dari dua pernyataan yang berbeda.Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu alternatif yang sesuai dengan ciri spesies ikan.Jika alternatif pertama tidak sesuai maka diharuskan memilih pada alternatif yang lainnya pada nomor terpilih berikutnya terdapat 2 alternatif. Seperti apa yang telah dikerjakan pada nomor sebelumnya, pada nomor ini pun kita harus memilih alternatif yang sesuai dengan ciri spesies ikan yang sedang diidentifikasi. Identifikasi dimulai dari kunci untuk menetapkan subordo dan seterusnya sampai pada genus dan spesies.(Saanin, 1984). Identifikasi atau determinasi pada umumnya dilakukan dengan urutan sebagai berikut : (1) Penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari sub-kelas, ordo dan familia; (2) Penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila dapat memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir; (3) Pencocokan atau penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang diterbitkan paling mutakhir; (4) Pencocokan dengan deskripsi yang asli; dan (5) Pembandingan dengan tipe specimen yang ada (Taufik, 2011). Pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang beraneka ragam dan memasukannya dalam suatu takson merupakan cara untuk mengidentifikasi suatu spesies. Identifikasi ini ditinjau dari segi ilmiah, sebab seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu spesies yang sedang diteliti.Dalam melakukan identifikasi ikan, buku kunci identifikasi ikan mutlak diperlukan.Agar mudah dalammenggunakan buku kunci identifikasi, terlebih dahulu harus memahami istilah-istilah yang biasa digunakan dalam identifikasi.Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan sesuai dengan petunjuk identifikasi (Rifai, 1983). Pengidentifikasian ikan, diperlukan beberapa karakteristik yang perlu diamati.Antara lain yaitu, jumlah sirip, panjang sirip, tinggi badan, lebar badan, bentuk sisik, bentuk mulut dan ekor, serta masih banyak lagi karakteristik yang dapat diamati untuk pengidentifikasian ikan. Pengetahuan mengenai bentuk dan struktur bagian-bagian tubuh ikan akan membantu
seseorang dalam mendeterminasinya, sehingga diperoleh klasifikasi ikan secara lebih cepat dan mudah (Rifai, 1983). Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan metoda konvensional. Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi panjang standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya (Haryono, 2009). Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan yang lainnya
BAB III METODELOGI
3.1.Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tanggal : 5 April 2017 Tempat : Laboratorium Basa SMKN 2 Turen Jam : 15.00 sampai dengan selesai 3.2.Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan : a. Kolam/akuarium b. Timbangan c. Penggaris 2. Bahan yang digunakan : a. Induk ikan mas b. Induk ikan nila
e. Serokan f. Ember/Baskom g. Alat Tulis dan laptop c. Buku dan modul perikanan d. Internet
3.3.Keselamatan - Menggunakan Baju Praktek - Menjaga sikap disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan praktek 3.4.Langkah Kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Siapkan induk ikan mas, ikan nila Ambil induk ikan mas dari dalam akuarium Amati bentuk fisik dari ikan tersebut Tentukan dan catat jenis dari pengamatan visual yang dilakukan, Cari dileteratur tentang morfologi dan cara pemijahan ikan mas dan nila Buatlah laporan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan MORFOLOGI IKAN MAS DAN NILA 1. Klasifikasi ikan mas dan morfologi ikan mas Penggolongan ikan mas berdasarkan ilmu taksonomi hewan dapat dipaparkan sebagai berikut Phyllum
: Chordata
Subphyllum
: Vertebrata
Superclass
: Pisces
Class
: Osteichthyes
Subclass
: Actinopterygii
Ordo
: Cypriniformes
Subordo
: Cyprinoidea
Family
: Cyprinidae
Subfamily
: Cyprininae
Genus
: Cyprinus
Species
: Cyprinus carpio L.
Cirri ikan mas betina dan jantan : -
Betina tubuh lebih besar sedangkan yang jantan lebih ramping Sisik ikan betina lebih lebar dan lebih tebal sedangkan ikan jantan sisik lebih kasar Kepala ikan masa betina bulat sedangkan jantan lebih runcing Perut ikan mas betina lebih besar daripada ikan jantan ramping Panjang tubuh ikan mas betina 39 cm dan ikan mas jantan 31 cm Tinggi tubuh ikan mas betina 11 cm dan ikan mas jantan 8 cm
Gambar ikan mas 2. Morfologi ikan mas secaraumummempunyai sfat-sifat sepertii hewan air yakni amnivora yangcenderung ke karnivora . berdasarkan fungsinya ikan mas dibedakan menjadi dua kelompok yaitu ikan konsumsi dan ikan hias. Adapun perbedaan dari dua kelompok ini yakni terletak pada dua pasang sungut dan ikan hias tidak mempunyai sungut. Ikan mas memiliki ciriciri sebagai berikut: Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut.Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran). Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjarikeras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi.Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral).Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi.garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Riki, 2010). 3. Habitat Dan Penyebaran Di habitat asli ikan mas dapat ditemui di pinggiran sungai, danau, atau perairan lainnya yang kedalaman airnya tidak terlalu dalam dan terlalu deras. Meskipun ikan mas termasuk ikan air tawar. Namun tidak jarang ikan ini ditemui hidup di daerah muara sungai alyang berair payau. Ikan ini dapat hidup baik diketinggian 150-600 meter diatas permukaan laut dan pada suhu 25-300oC.Ikan mas yang dibudidayakan diareal
perkolaman dapat dapat dikawinkan sepanjang tahun dan tidaik mengenal musim. Tetapi di alam aslinya misal sungai, danau, ataupun genangan air lainnya, ikan mas memijah pada awal atau sepanjang muim penghujan. Biasanya memijah pada perairan dangkal setelah mengalami kekeringan musim kemarau dan menempelkan seluruh telurnya pada tanaman atau rerumputan di tepi perairan atas dasar inilah orang beranggapan bahwa ikin mas yang akan memijah harus didahuluidengan tindakan memanipulasi lingkungan yang meliputi pangeringan kolam dan pengisian airbaru.sebagai bahan menempel telurnya digunakan kakaban, yaitu ijuk yang dijepitkan di dua belah bambu. 4. Perkembangbiakan. Di wilayah tropis, ikan mas mencapai tingkat kedewasaan yaitu sekitar 1-2 tahun dengan kisaran berat antara 1,5-2 kg/ekor untuk betina. Sedangkan ikan mas jantan mencapai matang kelamin relatif lebih mudah dari pada betina yaitu 8 bulan dengan berat badan 0,5 – 0,7 kg/ekor. Proses matang kelamin ikan mas berlangsung relatif lama perkembangan telur dan sperma induk ikan mas yang hidup di daerah tropis relatif lebih cepat di bandingkan dengan kawasan sabtropis. siklus reproduksi ikan mas di mulai dalam gonad yaitu ovarium pada ikan betina dan testis pada ikan jantan. Dari ovarium akan di hasilkan telur dan dari testis akan dihasilkan spermatozoa. Pemijahan pada ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Secara alami pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. menjelang memijah induk-iduk ikan mas bersifat lebih agresif. Di alam telah menjadi kebiasaan, sebelum memijah telah menjadi kebiasaan, sebelum memijah ikan akan mencari tempat rimbun dengan tanaman air atau rumput rumput yang menutupi permukaan air. Substrat substrat tersebut dapat merangsang pemijahan dan digunakan untuk meletakkan telur telurnya. Sifat telur ikan mas adalah melekat pada substrat. Telur telur ikan mas berbentuk bulat, bening, dan ukurannya bervariasi menurut umur dan bobot induk. Diameter telur ikan mas tersebut antara 1,5-1,8mm dengan bobot antara 0,17-0,20 mg 1. Kolam pemijahan sebaiknya berupa kolam yang dasar dindingnya terbuat dari tembok, sehingga mudah dalam pengeringan dan pengisian air. Kolam dikeringkan dan dibersihkan, selanjutnya kolam di isi air yang bersih dan jernih sampai 75 cm. Air kolam pemjahan harus bersih agar kotoran tidak menempel pada telur di kakaban. Kakaban berfungsi sebagai tempat menempelnya telur. Umumnya kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bambu dengan ukuran 1,5-0,4 m. Keberhasilan pemijahan sangat ditentukan oleh tingkat kematangan induk atau telur induk. induk yang dipelihara didalam kolam pematangan induk selama 1,5 bulan biasanya sudah mengalami pematangan gonad telur. Bobot induk jantan 0,5-2 kg/ekor dan bobot induk betina 1,5-4 kg/ekor pemijahan secara alami biasanya dilakukan dengan menggunakan hapa. hal yang terpenting adalah dasar yang tidak boleh berlumpur atau berbatu. air kolam sebaiknya jernih atau sedikit keruh dan mengandung cukup oksigen. sebelum dilakukan pemijahan kolam dibersihkan terlebih dahulu. perlengkapan utama yang dibutuhkan untuk pemijahan ikan mas adalah kakaban, yakni tempat untuk menempelkan telur. Ukuran
kolam untuk pemijahan adalah 3 x 5 x 1 m. induk jantan dan induk betina terpilih yang telah matang gonad dimasukkan ke dalam hapa. Dikolam pemijahan, kakaban yang sudah dipenuhi telur dibiarkan selama 2-3 hari. Selama selang waktu itu, biasanya telur telur akan menetas. Setelah telur menetas, kakaban diangkat dan larvanya dibiarkan sampai kuning telurnya habis atau hilang. Benih hasil pendederan ketiga ini (berukuran 5-8 cm) barn bisa dinikmati sebagai ikan konsumsi (lank) setelah terlebih dulu disebarkan dalam kolam pembesaran selama lebih kurang 4-6 bulan.Persiapan Wara dapat dilakukan seperti persiapan kolam untuk pendederan. Pematang kolam harus diperkokoh lagi dengan menaikkan sebagian tanah bagian pinggir kolam pada sisi dalam pematang. Hal ini penting untuk dilakukan karena ikan suka mengaduk-aduk dasar kolam, khususnya pematang dasar.Tentu saja dengan memperkuat pematang kolam, akan dapat mengurangi kehilangan ikan ini nantinya karena kebocoran dapat dengan mudah dicegah. Tinggi permukaan air untuk pendederan sekitar 40-50 cm, sedang*kan untuk pembesaran dapat dipertinggi hingga mencapai 6o8o cm atau disesuaikan dengan daya tahan ikan terhadap tekanan air. Ikan yang lebih besar tentunya akan dapat lebih tahan terdapat tekanan air dibandingkan dengan benih ikan yang masih kecil.
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI IKAN NILA 1.
Klasifikasi Ikan Nila
Klasifikasi Ikan Nila menurut Pauji (2007) adalah sebagai berikut : Philum
: Chordata
Subphilum
: Vertebrata
Kelas
: Osteichthyes
Subkelas
: Achantopterigii
Ordo
: Perciformes
SubOrdo
: Percoidei
Famili
: Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromisniloticus
Cirri ikan nila jantan dan ikan nila betina : -
Tinggi ikan nila jantan 6 cm dan ikan nila betina 6,5 cm Panjang ikan nila jantan 17 cm dan ikan nila betina 19 cm Ikan nila jantan Bentuk tubuh ramping dan ikan nila betina lebih besar
-
Sisik ikan nila jantan lebih tajam dan gelap Kepala ikan nila betina bentuk bulat/oval
Gambar ikan Nila Awalnya, ikan nila dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica atau ikan dari golongan tilapia yang tidak mengerami telur dan larva didalam mulut induknya.Dalam perkembangannya, para pakar perikanan menggolongkan ikan nila kedalam jenis sarotherdonniloticus atau kelompok ikan tilapia yang mengerami telur dan larvanya didalam mulut jantan dan betinanya. Para pakar perikanan kemudian memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila adalah Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp. Nama Nilotika menunjukkan tempat ikan ini berasal, yakni sungai Nil di Benua Afrika.Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis ini memang berbeda dengan kelompok tilapia.Secara umum, bentuk tubuh Ikan Nila panjang tepinya berwarna putih.Gurat sisi (Linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih kebawah daripada letak garis yang memanjang di atas sirip dada.Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah.Sirip punggung berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam.Bagian pinggir sirip dadanya juga tampak hitam.Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam (Khairuman dan Khairul, 2003). 2.
Daur Hidup dan Perkembangbiakan
Secara alami, Ikan Nila bisa memijah sepanjang tahun di daerah tropis,.Frekuensi pemijahan yang terbanyak terjadi pada musim hujan.Di alamnya, ikan nila bisa memijah 6-7 kali dalam setahun. Berarti, rata-rata setiap dua bulan sekali, Ikan Nila akan berkembang biak. Ikan ini mencapai stadium dewasa pada umur 4-5 bulan dengan bobot sekitar 250 gram (Arie, 2000). 3.
Makan dan Kebiasaan Makan
Nila tergolong ikan pemakan segala atau omnivora sehingga bisa mengomsumsi makanan berupa hewan maupun tumbuhan.Karena itulah, ikan ini sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih benih, makanan yang disukai Ikan Nila adalah zooplankton (plankton hewani), seperti Rotifera sp., Moina sp., Daphnia sp. Selain itu juga memangsa alga atau lumut yang menempel pada benda-benda dihabitat hidupnya. Ikan nila juga memakan tanaman air yang tumbuh di kolam budidaya.Jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan nila bisa diberi berbagai makanan tambahan, misalnya Pellet (Arie, 2000). 4.
Habitat dan Penyebaran
Ikan nila memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau hingga di dataran tinggi yang berair tawar.Habitat hidup ikan nila cukup beragam, dari sungai, danau, rawa, waduk, sawah, kolam hingga tambak. Ikan nila dapat tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-38ºC dan dapat memijah secara alami pada suhu 22-37ºC.Untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, suhu optimal bagi ikan nila adalah 25-30ºC. Pertumbuhan ikan nila biasanya akan terganggu jika suhu habitatnya lebih rendah dari 14ºC atau pada suhu tinggi 38ºC. Ikan Nila akan mengalami kematian pada suhu 6ºC atau 42ºC (Sucipto dan Prihartono, 2007). Secara alami ikan ini melakukan migrasi dari habitat aslinya, yakni dibagian hulu sungai Nil yang melewati Uganda ke arah selatan melewati danau Raft dan Tanganyika. Selain itu ikan nila juga terdapat di Afrika bagian tengah dan barat. Populasi terbanyak ditemukan di kolam-kolam ikan di Chad dan Nigeria dengan campur tangan manusia, saat ini ikan nila telah menyebar ke seluruh dunia, dari Benua Afrika, Amerika, Eropa, Asia sampai Australia (Khairuman dan Khairul, 2003).
BAB V KESIMPULAN
Dari laporan kegiatan praktik dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut: 1. pembenihan ikan mas dan nila meliputi persiapan kolam, seleksi induk,pemijahan, dan pendederan. 2. Dalam pelaksanaan pemijahan, satu induk betina ikan mas matang gonad dengan perbandingan tiga ekor induk ikan jantan matang gonad.Sedangkan pada ikan nila perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 3 3. Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya sama
Lampiran : a. Induk ikan Mas Betinas
Induk Ikan Mas tampak dari atas
Induk Ikan Mas tampak dari Bawah
b. Induk Ikan Mas Jantan
Induk Ikan Mas tampak samping
c. Induk Ikan Nila
Induk Ikan Mas tampak bawah
INSERVICE TRAINING 1 (IN 1) PROGRAM KEAHLIAN GANDA BIDANG AGRIBISNIS PERIKANAN PUSAT BELAJAR SMK NEGERI 2 TUREN Jalan Gatot Subroto No 69 Telp. 0341-828222, Fax 0341-828657 Turen 65175 Website: http://smkn2turen.sch.id Email :
[email protected]
JOB SHEET
Mata Diklat :
Nama Kelompok
Materi
Tanggal
: Identifikasi Jenis Ikan
: Kelompok II
Pelaksanaan
:
Alokasi Waktu
:
Anggota Tujuan
April 2017
Paraf Fasilitator
: Peserta mengetahui ciri-ciri fisik dari berbagai jenis ikan
Fasilitator : Lusi Ningtiyas, S.Pi Jayadi, S.Pi
1. Alat dan Bahan 1.1 Alat yang digunakan : a. Kolam/akuarium
e. Serokan
b. Timbangan
f. Ember/Baskom
c. Penggaris
g. Alat Tulis dan laptop
1.2 Bahan yang digunakan : a. Induk ikan mas
c. Buku dan modul perikanan
b. Induk ikan nila
d. Internet
2. Keselamatan -
Menggunakan Baju Praktek
-
Menjaga sikap disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan praktek
3. Langkah Kerja 1. Siapkan induk ikan mas, ikan nila 2. Ambil induk ikan mas dari dalam aku 3. Amati bentuk fisik dari ikan tersebut 4. Tentukan dan catat jenis dari pengamatan visual yang dilakukan, 5. Cari dileteratur tentang morfologi dan cara pemijahan ikan mas dan nila 6. Buatlah laporan 7. Data Hasil Pengamatan