MOMENTUM SUDUT R. Yosi Aprian Sari
Pengantar Postulat
Bohr: Peranan momentum sudut berupa lintasan / orbital dalam menentukan keadaan sistem atom H (elektron dalam atom hidrogen). Model atom Sommerfeld: Momentum sudut menentukan tenaga sistem melalui bilangan kuantum azimuth. Mekanika Kuantum: Momentum sudut ikut menentukan bentuk fungsi gelombang sistem
Tujuan Pembelajaran Operator momentum sudut dengan sifatsifatnya. 2. Persamaan swanilai momentum sudut dengan penyelesaiannya. 1.
Operator Momentum Sudut Definisi klasik: L ≡ r × p
dengan r adalah vektor posisi, dan p adalah momentum garis partikel. Komponen-komponen momentum sudut (sistem kordinat Kartesian): Lx = yp z − zp y L y = zp x − xp z Lz = xp y − yp z
Komponen-komponen
momentum sudut (berupa operator-operator) dalam mekanika kuantum: Lˆ = i y ∂ − z ∂ x
∂y ∂z ∂ ∂ Lˆ y = i z − x ∂z ∂x ∂ ∂ Lˆ z = i x − y ∂x ∂y
Dalam
koordinat bola:
∂ ∂ Lˆ x = i sin φ + cot θ cos φ ∂θ ∂φ
∂ ∂ Lˆ y = i − cos φ + cot θ sin φ ∂θ ∂φ ∂ ∂ 1 ∂2 2 2 1 ∂ ˆ L =− sin θ + L = − i ∂θ sin 2 θ ∂φ 2 z ∂φ sin θ ∂θ
Penggambaran Koordinat Bola
Relasi Komutasi Momentum Sudut ˆ dL ˆ = 0 ⇒ H, L = 0 dt
Kekekalan momentum sudut:
Relasi komutasi komponen-komponen momentum sudut: Lˆ x , Lˆ y = i Lˆ z
[ ] [ Lˆ , Lˆ ] = i Lˆ [ Lˆ , Lˆ ] = i Lˆ y
z
x
z
x
y
Yang berarti antara Lˆ x , Lˆ y , dan Lˆ z bersifat saling tidak komut. Sifat komutasi ini menunjukkan bahwa tidak mungkin menemukan swafungsi operator Lˆ , artinya swafungsi dari Lˆ x , Lˆ y , dan Lˆ z dengan swanilai yang tidak nol
Relasi Komutasi Besar
momentum sudut: Lˆ2 = Lˆ2x + Lˆ2y + Lˆ2z
Relasi
komutasi
[
] [
] [
]
2 ˆ 2 ˆ 2 ˆ ˆ ˆ ˆ L , Lx = L , L y = L , Lz = 0 Lˆ2 , Lˆ =0
Operator Ladder karena L2 kompatibel (komut) ˆ dengan setiap komponen L , dapat diharapkan swakeadaan yang simultan antara L2 dan (katakanlah) Lˆ z :
Oleh
L2 f = λf Lˆ z f = µf
Operator
Ladder:
1 d aˆ± ≡ ± im ω x ⇔ Lˆ± = Lˆ x ± iLˆ y i dx 2 m MomentumSudut Osilator Harmonik
Relasi
Komutasinya:
[ Lˆ , Lˆ ] = ± Lˆ [ Lˆ , L ] = 0 z
2
±
±
±
f merupakan swafungsi dari Lˆ2 dan Lˆ z , maka
Jika
(
)
(
)
(
Lˆ2 Lˆ ± f = Lˆ ± Lˆ2 f = Lˆ ± ( λf ) = λ Lˆ ± f
ˆ Dan L
)
ˆ2 f merupakan swafungsi dari L ±
dengan swanilai yang sama λ,
(
) (
)
Lˆ z Lˆ ± f = Lˆ z Lˆ ± − Lˆ ± Lˆ z f + Lˆ ± Lˆ z f = ± Lˆ ± f + Lˆ ± ( µf ) = ( µ ± ) Lˆ f
Lˆ + Lˆ
−
(
±
)
disebut operator naik disebut operator turun
Operator Ladder Syarat
batas atas:
Lˆ z f t = f t Lˆ + f t = 0 ⇒ λ = 2 Lˆ f t = λf t
Syarat
2
( + 1)
2
( − 1)
batas bawah:
Lˆ z f b = f t Lˆ − f b = 0 ⇒ λ = 2 Lˆ f b = λf b