Modul Span.pdf

  • Uploaded by: Salahuddin Al Ayyubi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul Span.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 11,286
  • Pages: 58
DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………………………...............

i

BAB I Pendahuluan ……………………………………………………................

1

A. Latar Belakang....………………………………………................ B. Gambaran Umum SPAN dan SAKTI....................................... 1. Latar Belakang Strategis SPAN.......................................... 2. Visi dan Misi SPAN............................................................... 3. Keunggulan SPAN.............................................................. 4. Pilar pada Pengembangan SPAN ................................. 5. SAKTI...................................................................................

1 2 2 4 5 5 7

BAB II Proses Bisnis SPAN…………........................................................... A.

9

Manajemen DIPA............................................................ 1. Pengertian dan Konsep Dasar.......................................... 2. Proses Bisnis Manajemen Komitmen................................. Manajemen Komitmen............................................................ 3. Pengertian dan Konsep Dasar.......................................... 4. Proses Bisnis Manajemen Komitmen................................. Manajemen Pembayaran....................................................... 1. Pengertian dan Konsep Dasar........................................... 2. Proses Bisnis Manajemen Pembayaran............................. Manajemen Penerimaan......................................................... 1. Pengertian dan Konsep Dasar............................................ 2. Proses Bisnis Manajemen Penerimaan............................... Manajemen Kas........................................................................ 1. Pengertian dan Konsep Dasar........................................... 2. Proses Bisnis Manajemen Kas.............................................. Manajemen Pelaporan............................................................ 1. Pengertian dan Konsep Dasar............................................ 2. Proses Bisnis Manajemen Pelaporan..................................

9 9 9 11 11 12 18 18 19 24 24 27 29 29 30 32 32 33

G. SAKTI ........................................................................................... 1. Ruang Lingkup SAKTI ............................................................ 2. Koneksitas SPAN – SAKTI ....................................................... BAB III Teknologi dan Informasi SPAN.......................................................... BAB IV Penutup ............................................................................................. REFERENSI .........................................................................................................

41 41 42 44 47 48

B.

C.

D.

E.

F.

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

1

BAB I PENDAHULUAN 3.8.1. Latar Belakang

Pemerintah melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2003 Tanggal 9 Juni 2003, melaksanakan proses transformasi menuju e-government. Untuk mewujudkan terbentuknya e-government di lingkup Kementerian Keuangan dan

memungkinkan

keuangan

negara,

tercapainya maka

profesionalitas

pemerintah

dan

kualitas

melaksanakan

pengelolaan

sebuah

proyek

penyempurnaan manajemen keuangan dan administrasi penerimaan pemerintah (Government Financial Management and Revenue Administration Project atau GFMRAP) yang meliputi 4 bidang besar, yaitu Public Financial Management, Revenue Administration, Governance and Accountability dan Project Governance and Implementation.

Dalam bidang Public Financial Management, perubahan yang terbesar adalah dalam hal budget and treasury modernization dimana bentuk riilnya adalah dengan adanya implementasi SPAN.

SPAN adalah

komponen terbesar GFMRAP dan selanjutnya akan menjadi pondasi untuk reformasi

PFM

(Public

Financial

Management).

SPAN

akan

diimplementasikan menggunakan Treasury Reference Model (TRM) sebagai dasar atau acuan, dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan khas Indonesia. Sebagai

pondasi

PFM,

SPAN

akan

memfasilitasi

penganggaran, mensuport pertanggungjawaban dari anggaran,

meningkatkan

efisiensi

pengelolaan

arah

kebijakan

para pengguna perbendaharaan,

memfasilitasi reformasi akuntansi dan pelaporan, mengurangi

biaya

pinjaman dan memperkuat keamanan dan kredibilitas data keuangan. Pada dasarnya, SPAN adalah bagian dari IFMIS Management Information System).

( Integrated Financial

Diharapkan pengembangan SPAN

merupakan langkah awal menuju implementasi IFMIS.

IFMIS merupakan

paket pengelolaan keuangan yang terintegrasi dan terkomputerisasi yang dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. IFMIS terdiri dari beberapa unsur dimana terdapat perbedaan antara satu negara dengan negara lainnya. Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

2

(1)

Gambaran Umum SPAN dan SAKTI

1. Latar Belakang Strategis SPAN Pemerintah melalui Kementerian Keuangan melakukan Reformasi Manajemen Keuangan Negara (Government Financial Management Reform), langkah awal adalah dengan melakukan kerja sama dengan Bank Dunia melalui program Government Financial Management and Revenue Administration Project (GFMRAP). Tujuan dari program GFMRAP adalah untuk memperkuat efisiensi dan integritas dalam manajemen keuangan publik dan administrasi pendapatan, terutama melalui penguatan tatakelola, akuntabilitas dan transparansi. SPAN merupakan sub-program dari program reformasi keuangan publik terbesar dalam sejarah di Indonesia yakni Government Financial Management and Revenue

Administration Project (GFMRAP). Untuk Reformasi Sistem

Manajemen Keuangan dalam

konteks penerapan IFMIS, pada tahap awal

difokuskan pada reformasi penganggaran dan perbendaharaan negara (Budget and Treasury Modernization), rkegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dari sisi persiapan anggaran (Budget Preparation)

dan

Direktorat

Jenderal

Perbendaharaan

(DJPB)

dari

sisi

pelaksanaan anggaran dan pertanggungjawaban akuntansi (Budget Execution and Responsibility Accounting).

SPAN merupakan program transformasi

berskala besar di bidang keuangan negara yang bertujuan meningkatkan efisiensi,

efektivitas,

akuntabilitas

dan

transparansi

dalam

pengelolaan

anggaran dan perbendaharaan negara melalui penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi. Kementerian Keuangan Kementerian Keuangan (KPPN) SPAN dimplementasikan dengan Budget & Treasury Reference Model (TRM) sebagai dasar dan acuan, dimodifikasi sesuai kebutuhan Indonesia. SPAN dibangun menggunakan tiga Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

3

pilar sekaligus, yang membedakan dengan cara membangun dengan era sebelumnya. Kita terapkan sekaligus beberapa komponen mulai dari proses, people, dan teknologi. Termasuk, skillful dan mindset dari orang yang akan menjalankan proses bisnis perlu dirubah.

Proses yang kita improve kepada

publik akan berjalan baik kalo dari sisi IT dan human side juga baik. Berdasarkan PMK No 276 tahun 2008 program reformasi SPAN dilaksanakan melalui tiga komponen utama yaitu : reformasi Proses Bisnis, reformasi Sistem Teknologi Informasi, dan Tata Kelola Perubahan. Reformasi Proses Bisnis dikembangkan melalui beberapa modul yaitu perencanaan

anggaran

(management (commitment

of

(budget

spending

management),

preparation),

manajemen

DIPA

authority),

Manajemen

Komitmen

Manajemen

Pembayaran

(payment

management), Manajemen Kas (cash management), Akuntansi (general ledger and chart of account), dan Pelaporan (reporting). PMK Nomor 276 tahun 2008 tentang Program Reformasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara menyebut secara jelas tentang tujuan dilaksanakan program tersebut, yaitu : 1.

Mengendalikan anggaran Negara, asset, dan kewajiban Pemerintah Pusat;

2.

Menyediakan informasi yang komprehensif, dapat dipercaya, dan tepat waktu tentang keuangan pemerintah;

3.

Memudahkan pengambilan keputusan dalam manajemen keuangan pemerintah.

Sasaran yang ingin dicapai meliputi : 1

Otomasi proses operasional penganggaran dan pegelolaan kas, asset dan utang pemerintah;

2

Peningkatan keandalan proses penganggaran dan pengelolaan kas, asset dan utang pemerintah;

3

Peningkatan efisiensi layanan kepada kementrian Negara/lembaga, masyarakat dan perbankan;

4

Peningkatan akuntabilitas melalui penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang lebih komprehensif, akurat dan tepat waktu; Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

4

5

Penyediaan fasilitas rekonsiliasi yang andal, akurat, serta tepat waktu antara pemerintah dan perbankan;

6

Penyediaan jejak audit (audit trail) untuk memfasilitasi proses audit akun pemerintah;

7

Mengintegrasikan data pada berbagai subsistem manajemen keuangan pemerintah.

Sedangkan manfaat yang ingin dicapai adalah : 1

Tersedianya system pengendalian alokasi dan pelaksanaan anggaran yang efektif;

2

Tersedianya system pengelolaan kas yang terpercaya;

3

Tersedianya system pelaporan manajerial tentang tentang operasi keuangan pemerintah yang komprehensif, dapat diandalkan dan realtime;

4

Terwujudnya tahapan transisi penerapan system akuntansi dari berbasis kas ke berbasis akrual, dan;

5

Terlaksananya pelayanan kepada public yang lebih efisien.

Dengan adanya kejelasan tujuan, sasaran dan manfaat dari pelaksanaan reformasi pengelolaan keuangan Negara melalui SPAN, diharapkan program SPAN menghasilkan output berupa system pengelolaan keuangan Negara yang bisa diimplementasikan demi terwujudnya pengelolaan keuangan Negara yang professional, transparan, dan akuntabel sebagaimana amanat Undang-Undang Keuangan Negara.

i.

Visi dan Misi SPAN Visi SPAN adalah “Terwujudnya pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan Negara yang transparan dan akuntabel, aman dan mudah diterapkan dengan dukungan system informasi manajemen keuangan yang terintegrasi “. Untuk mewujudkan visi tersebut, SPAN mempunyai Misi. Misi SPAN adalah sebagai berikut : 2

Mengembangkan

proses

bisnis

secara

berkelanjutan

dengan

mendasarkan pada praktek penyelenggaraan yang sesuai dan terbaik.

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

5

3

Menerapkan paket solusi yang terintegrasi untuk mendukung system yang aman, akurat dan handal.

4

Memastikan diterimanya perubahan oleh pemangku kepentingan dan memberikan solusi lengkap terhadap dampak perubahan.

Untuk mendukung visi dan misi SPAN, mottonya adalah “dengan SPAN banyak hal bisa diselesaikan”.

ii. Keunggulan SPAN. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) merupakan system yang mengintegrasikan data dari siklus pengelolaan keuangan Negara (mulai dari penyusunan anggaran sampai dengan pelaporan) secara online yang akan membawa

perubahan

terhadap

prosedur

kerja,

sistem

aplikasi

yang

dipergunakan dan organisasi kearah yang lebih baik. Karateristik SPAN dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Integrasi data Data

yang

ada

di

SPAN

merupakan

satu-satunya

dipergunakan untuk berbagai kebutuhan.

data

yang

Data hanya dilakukan

satu kali entry dan data yang terkumpul secara terpusat. b. Secara Online Siapa pun yang

memiliki

akses

terhadap

data tersebut

dapat

mengambil data tersebut dari mana pun, asalkan bisa terhubung dengan internet. c. Perubahan prosedur kerja Adanya penyempurnaan prosedur kerja. d. Perubahan system aplikasi Adanya penyempurnaan sistem aplikasi. e. Perubahan organisasi Adanya penyempurnaan organisasi, baik secara struktur maupun sumber daya manusia (SDM).

SPAN terdiri atas modul-modul yang dapat dikelompokkan dalam tiga proses yaitu : Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

6

1) Perencanaan Anggaran, yang terdiri atas Modul Penyusunan Anggaran

(Budget Preparation) 2) Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri atas :

i.

Modul Manajemen DIPA (Management of Spending Authority)

ii.

Modul Manajemen Komitmen (Commitment Management)

iii. Modul Manajemen Pembayaran (Payment Management) iv. Modul Penerimaan Negara (Government Receipt ) Modul Manajemen Kas (Cash Management)

v.

3) Akuntansi dan Pelaporan, terdiri atas :

Modul Buku Besar dan Bagan Akun Standar (General Ledger and

i.

Chart of Accounts) ii.

Modul Pelaporan (Reporting)

iii. Pilar SPAN Terdapat 3 (tiga) pilar dalam pengembangan SPAN, yaitu : 1. Business Process Improvement (BPI) Penelahaan dan perbaikan Treasury Model yang mengacu pada best practices dan kekhasan pada Kementrian Keuangan. BPI bertujuan menyelaraskan antara bisnis proses di DJA dan di DJPBN sehingga menjadi landasan untuk pelaksanaan Commercial Of The Shelf (COTS) solution SPAN 2. Information Technologie (IT) Solusi COTS (Commercial Off The Shelf) menfasilitasi dan mengotomasi implementasi Trasury Model. Program aplikasi berbasis COTS adalah program aplikasi yang dibuat secara khusus oleh perusahaan penyedia software berdasarkan ‘best practices of business process’ pada bidang bersangkutan, sehingga program aplikasi tersebut dapat

digunakan

secara

umum

oleh

semua

institusi

untuk

menangani bidang bersangkutan. Didunia keuangan, salah satu contoh COTS adalah Oracle Finance (Orafin). 3. Change management and Communications (CMC)

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

7

Berperan mempersiapkan organisasi dan sumber daya manusia untuk menerima mindset dan cara kerja baru. Kegiatan

manajemen

perubahan dan komunikasi SPAN meliputi: i.

Menganalisa dampak terhadap organisasi dan SDM yang diakibatkan perubahan dalam bisnis proses dan IT karena diterapkannya SPAN.

ii. Mengidentifikasi tingkat kesiapan dari organisasi (DJPBN, DJA dan Pusintek) serta K/L untuk menghadapi perubahan dalam tiap tahapan SPAN dan memastikan persiapan yang diperlukan dilaksanakan. iii. Meningkatkan

kemampuan

para

change

agent

melalui

pelatihan. iv. Mempersiapkan strategi pengelolaan perubahan dan komunikasi serta rencana kerja yang komprehensif. v.

Mengidentifikasi risiko perubahan dan mempersiapkan rencana mitigasi terhadap kemungkinan risiko tersebut.

vi. Mempersiapkan pelatihan dan workshop yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan SPAN.

iv.

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi ( SAKTI )Di luar Modul SPAN, dikembangkan Modul Manajemen Satker yang mengatur tugas dan kewenangan Satker dalam mengelola APBN, yang meliputi proses

persiapan

penganggaran,

pelaksanaan

anggaran,

pelaporan dan pertanggungjawaban. Dalam lingkup satuan kerja, perubahan yang akan dilaksanakan meliputi penyederhanaan aplikasi yang sangat banyak pada satuan kerja dengan data base yang terpisah-pisah, menjadi satu aplikasi dengan data base yang terintegrasi. Penyederhanaan sistem aplikasi ini untuk mengurangi terjadinya duplikasi pekerjaan dan entry data.

Duplikasi

pekerjaan dan entry data pada prakteknya seringkali menyebabkan terjadinya perbedaan data antara satu aplikasi dengan aplikasi lainnya sehingga

informasi

yang

dihasilkan

pun

menjadi

tidak

akurat.

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

8

Penggabungan aplikasi dan data base pada tingkat satuan kerja akan diwujudkan dalam suatu Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI). SAKTI meliputi seluruh proses pengelolaan keuangan negara pada SATKER dimulai dari proses Penganggaran, Pelaksanaan dan Pelaporan. SAKTI akan digunakan oleh satuan kerja yang tersebar diseluruh Indonesia yang memiliki karakteristik yang beragam, mulai dari yang memiliki fasilitas yang sangat lengkap sampai dengan fasilitas yang sangat minim.

SAKTI merupakan gabungan beberapa aplikasi yang

keberadaan sebelumnya tersebar pada beberapa kewenangan, seperti bendahara, KPB, PPK, dan PPSPM. Kewajiban membuat laporan ada pada sisi satuan kerja karena merupakan salah satu entitas akuntansi, yaitu unit pemerintah Pengguna Anggaran atau Pengguna Barang yang berkewajiban menyusun

untuk

laporan

menyelenggarakan keuangan

untuk

kegiatan

akuntansi

digabungkan

pada

dan

entitas

pelaporan. Aplikasi tingkat satuan kerja yang akan dikembangkan meliputi penggabungan

fungsi-fungsi

dalam

penyusunan

anggaran,

pelaksanaan APBN, hingga penyusunan laporan keuangan.

Dalam

penyusunan anggaran, fungsi yang akan digabung meliputi penyusunan RKAKL, penyusunan DIPA dan revisi DIPA. Dalam pelaksanaan APBN, akan dikenal beberapa proses bisnis yang baru, yaitu manajemen data supplier, manajemen data kontrak, manajemen data tagihan dan Surat Perintah

Membayar.

Dalam

penyusunan

laporan

keuangan,

penyempurnaan yang akan dilakukan meliputi aplikasi akuntansi keuangan, akuntansi barang milik negara, rekonsiliasi SAI, penyusunan LPJ bendahara, dan akuntansi persediaan.

Selain aplikasi SAKTI, juga

akan dikembangkan aplikasi pendukung yang meliputi portal SPAN dan SPAN SMS.

Ruang Lingkup SAKTI

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

9

Ruang lingkup pekerjaan pengembangan aplikasi ini mencakup 3 (tiga) pekerjaan utama, yaitu Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi, Aplikasi Portal dan Aplikasi SMS Gateway. Idealnya, pengembangan aplikasi SPAN diarahkan agar dapat diakses oleh seluruh satuan kerja dari seluruh kementerian dan lembaga.

Akan tetapi, pengembangan jaringan sistem informasi dengan

melibatkan satuan kerja yang mencapai kurang lebih 24.000 satuan kerja tentu membutuhkan ketersediaan infrastruktur yang sangat besar.

Selain itu,

penggunaan aplikasi COTS (commercial off the self) untuk user/client sebanyak itu, tentu saja membutuhkan investasi yang sangat besar, terutama dalam hal lisensi penggunaan aplikasi yang akan membutuhkan biaya sangat besar. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dikembangkanlah aplikasi SAKTI yang pada dasarnya merupakan aplikasi “SPAN mini”.

Aplikasi SAKTI

menjadi jawaban terhadap tantangan dalam reformasi pengelolaan keuangan publik, namun dengan tetap memperhatikan kapasitas jaringan infrastruktur pada satuan kerja sehingga tetap efektif namun efisien.

Sedangkan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan dan memberi kemudahan kepada satuan kerja, maka dikembangkan pula Aplikasi Portal SPAN dan Aplikasi SMS Gateway. Ketiga aplikasi yang dikembangkan tersebut merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian dari reformasi pengelolaan keuangan sektor publik pada tingkat satuan kerja. Dengan demikian fasilitas pengiriman, konfirmasi, dan pengambilan data dapat dilakukan melalui kurir, ekspedisi, internet dan SMS. Proses pengiriman data RFC, Supplier, resume tagihan dapat dilakukan tidak hanya dengan dokumen (paper base) namun juga secara elektronik dan tanpa dokumen (paperless).

Koneksitas SPAN-SAKTI Untuk memperlancar koneksitas Aplikasi Satker, maka perlu dibuat aplikasiaplikasi pendukung yang bertujuan memudahkan SATKER dalam mengirimkan dan memonitor data transaksi keuangannya. Beberapa aplikasi pendukung yang dibutuhkan antara lain : Portal SPAN dan SPAN-SMS Service. Portal SPAN merupakan Aplikasi berbasis web yang memfasilitasi SATKER dalam mengirim dan menerima Arsip Data Komputer (ADK) dari atau ke SPAN. Sehingga SATKER Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

10

dapat menghemat waktunya untuk tidak perlu ke KPPN. SPAN-SMS merupakan aplikasi

yang

dapat

dipergunakan

SATKER

dalam

memonitor

data

keuangannya. SATKER cukup mengirimkan SMS dengan format tertentu ke SPAN-SMS Service, yang dalam waktu tidak terlalu lama mengatahui status data keuangannya. Aplikasi Portal SPAN dan SPAN-SMS gateway akan ditempatkan pada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan. SAKTI mencakup seluruh proses pengelolaan keuangan negara pada Satker, yangdimulai dari proses Penganggaran, Pelaksanaan Anggaran sampai dengan Pelaporan. Menurut jenisnya, Satker terdiri atas 3 kelompok utama, yaitu Satker biasa, Satker Bendahara Umum Negara (BUN) dan Satker Badan Layanan Umum (BLU).Satker BUN tidak masuk dalam cakupan SAKTI mengingatSatker BUN sudah terintegrasi dengan SPAN, kecuali untuk Belanja Subsidi dan Belanja Lainnya.

Bagan 4

Flowchart SAKTI BAB II Proses Bisnis SPAN

A. MANAJEMEN DIPA 1. Pengertian dan Konsep Dasar Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

11

SPAN adalah proyek jangka panjang yang menempatkan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Direktorat Jenderal Anggaran sebagai

leading

institutions,

meliputi

pembangunan

sistem

perbendaharaan dan anggaran negara yang sesuai dengan best practices yang diharapkan, dengan didukung oleh sistem informasi yang modern,

baik

yang

terkait

dengan

software

maupun

hardware,

melibatkan dan menghubungkan sistem informasi perbendaharaan dan anggaran di beberapa Eselon I di Departemen Keuangan, lima kementrian/lembaga negara di pusat, DPR, seluruh KPPN dan institusi pemerintah lainnya yang ditetapkan. Sistem pelaksanaan anggaran harus memenuhi sasaran dari Public Expenditure Management (PEM) yaitu pengawasan pengeluaran secara menyeluruh, alokasi strategis dan efisiensi pelaksanaan. Dalam sistem pelaksanaan anggaran sebelumnya mengacu pada : fokus pada kepatuhan dan meyakinkan penerapan disiplin fiscal. Perubahan

dalam

proses

perencanaan

dan

pelaksanaan

anggaran berpengaruh terhadap proses penyusunan dokumen DIPA yang memuat satuan-satuan terukur yang berfungsi sebagai dasar pelaksanaan kegiatan bagi satker dan jaminan dari BUN atas sejumlah dana yang diperlukan bagi satker tersebut. Proses penyusunan dokumen DIPA juga disesuaikan dengan kewenangan DJPB dalam kaitannya dengan tugas sebagai BUN antara lain apabila terjadi kesalahan dalam pencantuman kode kantor bayar, cara penarikan dan sebagainya oleh satker. 2. Proses Bisnis Manajemen DIPA Proses bisnis manajemen DIPA Future terdiri dari 3 aktivitas utama (bisnis domain) yaitu penerbitan DIPA, revisi DIPA, dan pelaksanaan penggunaan dana. Secara ringkas, proses bisnis DIPA kedepanya adalah : a. Pengesahan DIPA

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

12

Pengesahan DIPA pada dasarnya dibagi menjadi beberapa alur kerja (workflow) yaitu, Pengesahan DIPA biasa, pengesahan DIPA Sementara, carry forward dan Vote on Account. 1. Pengesahan DIPA biasa 2. Pengesahan DIPA sementara 3. Pengesahan DIPA Vote on Account 4. Pengesahan DIPA Format Khusus Gambar 1. Umum Proses Pengesahan DIPA

b. Revisi DIPA Revisi DIPA kedepan akan terdiri dari terdiri dari revisi DIPA akibat Perubahan Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (RABPP), Revisi DIPA tanpa perubahan RABPP dan revisi ambang batas BLU. Revisi DIPA pada dasarnya adalah semua perubahan yang terjadi pada DIPA atas usulan satker. Berikut akan dijelaskan mengenai bisnis proses

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

13

revisi DIPA yang dimulai dari revisi akibat perubahan RABPP. Revisi DIPA ini dibagi menjadi : 1. Revisi DIPA tanpa perubahan RABPP 2. Revisi DIPA dengan perubahan RABPP 3. Revisi DIPA lintas kanwil oleh DJPBN cq Dit Pelaksanaan Anggaran 4. Updating Pagu DIPA BLU 5. Updating Komponen Input 6. Revisi halaman III secara manual Gambar 2. Umum Flowchart Revisi DIPA

B. MANAJEMEN KOMITMEN 1. Pengertian dan Konsep Dasar Pelaksanaan manajemen komitmen memiliki dua tujuan utama yang masing-masing memiliki orientasi yang berbeda tetapi saling melengkapi. Pelaksanaan manajemen komitmen terutama ditujukan untuk mengelola tindakan-tindakan awal yang menimbulkan kewajiban negara dalam Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

14

rangka disiplin anggaran (ketaatan terhadap batas pengeluaran). Di samping itu, manajemen komitmen juga ditujukan untuk mendukung terwujudnya perencanaan kas yang berorientasi ke depan (forward cash planning) yang berbeda dengan perencanaan kas berdasarkan data trend dari periode sebelumnya (historical data trend). Dengan mencatatkan komitmen ke dalam sistem perbendaharaan, maka institusi perbendaharaan dapat membuat perencanaan kas yang berorientasi ke depan berdasarkan perkiraan arus kas yang akan menyertai pelunasan sebuah komitmen (Radev & Khemani, 2007; Potter & Diamond, 1999). 2. Proses Bisnis Manajemen Komitmen Kerangka Integrasi dan Koneksitas Proses Bisnis Manajemen Komitmen dengan proses bisnis perbendaharaan lainnya :3

Dalam rangka SPAN secara garis besar komitmen dibagi menjadi 2, yaitu b. Spesific commitment: komitmen yang menimbulkan kewajiban pembayaran

atau serangkaian pembayaran dalam jangka waktu tertentu. Termasuk dalam komitmen khusus adalah penerbitan kontrak pengadaan barang dan jasa. Satker akan membuat dan menyampaikan dokumen Resume Kontrak atau Request for Commitment (RFC) yang selanjutnya akan dicatat oleh KPPN. Dokumen RFC ini pada dasarnya memuat ringkasan data kontrak sebagaimana model Resume Kontrak (Perdirjen 66/PB/2005 Lampiran V) yang digunakan pada proses bisnis saat ini. Dokumen RFC dibuat atas dasar Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

15

kontrak dan diperlakukan sebagai Purchase Order (PO) dalam sistem perbendaharaan di KPPN. Sebuah transaksi akan termasuk specific commitment apabila memenuhi syarat aktivitas pembuatan perikatan (establishment of commitment) yang mudah di identifikasi dan/atau informasi atas rencana pengeluaran yang andal (reliable) sebagai salah satu dasar perencanaan kas. Jenis pengeluaran yang termasuk ke dalam specific commitment antara meliputi meliputi: No

Jenis Pengeluaran

1

Pengadaan barang/jasa dengan pihak ke-3

2

Penyaluran penerusan pinjaman

3

Penyaluran Pinjaman Luar Negeri

4

c.

Transaksi dalam rangka pembayaran dan pengesahan menggunakan Tambahan Uang Persediaan

Continuing

commitment:

komitmen

yang

pembayarannya

bersifat

berkelanjutan, tidak dibatasi oleh jangka waktu tertentu dan tidak didasarkan pada adanya kontrak tersendiri. Pembayaran untuk gaji, tunjangan

dan

sejenisnya

termasuk

dalam

continuing

commitment.

Pengakuan dan pencatatan atas komitmen yang termasuk dalam jenis belanja ini dilakukan bersamaan dengan aktivitas yang berkaitan dengan tahap verifikasi dan pembayaran. Jenis pengeluaran yang termasuk ke dalam continuing commitment meliputi:

No 1 2

Jenis Pengeluaran Pembayaran gaji Pembayaran

menggunakan

Uang

Persediaan

(UP)

dan

pertanggungjawabannya (GUP)

3

Pembayaran jasa bank terkait penerusan pinjaman

4

Pembayaran jasa bank selaku bank persepsi

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

16

5

Penyaluran subsidi

6

Penyaluran transfer ke daerah

7

Pembayaran kelebihan pajak (SPM KP/KC)

8

Pembayaran imbalan bunga (SPM IB)

9

Pembayaran askes, taspen, taperum

Kerangka pelaksanaan manajemen komitmen adalah sebagai berikut : 4

KPPN

Satker Purchase Requisition (PR) Penerbitan Purchase Requisition oleh unit yang menggunakan barang dan jasa

Purchase Order (PO) Verifikasi PR, pemilihan supplier dan penerbitan Purchase Order

Penerimaan barang dan jasa, verifikasi terhadap PO dan pembuatan Berita Acara

Tagihan Verifikasi terhadap PO terhadap BA Penerimaan dan Penerbitan invoice

Resume Kontrak (*)

Pembayaran Penerimaan tagihan, verifikasi terhadap PO, dan Pembayaran

SPP / SPM (*)

SP2D(*)

Bagian dari proses bisnis manajemen komitmen yang dikelola oleh KPPN Komitmen (*) Hutang (*) Belanja

Daftar Rekanan

Catatan: (*)

Penyampaian dokumen Resume Kontrak adalah dalam

rangka pencatatan informasi yang dibuat oleh Satker kepada KPPN. (**) Pencatatan kewajiban dilakukan atas dasar invoice yang valid Yang merujuk pada penerbitan SPP atau SPM. PR

=

permintaan untuk

pengadaan barang/jasa atas kebutuhan

tertentu PO = Kontrak Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

17

Manajemen

komitmen

menghendaki

adanya

pengakuan

dan

pencatatan atas dibuatnya sebuah perikatan. Dalam rangka penerapan pendekatan penganggaran, komitmen diakui pada saat penandatanganan kontrak dan dicatat ke dalam sistem informasi perbendaharaan. Namun demikian, sifat pencatatan bukanlah pencatatan akuntansi keuangan dalam bentuk kewajiban atau hutang (liability). Pencatatan yang dilakukan lebih ditujukan

untuk

menginformasikan

adanya

“reserve

of

fund”

atau

pencadangan, bahwa sebagian dari pagu anggaran telah terikat pada kontrak tertentu dan menjadi “committed budget balance”. Konsisten dengan pendekatan penganggaran, maka pengakuan liability atau hutang baru dilakukan

setelah

pemenuhan

perikatan/komitmen,

misalnya

setelah

penerimaan barang dan jasa atau penerimaan tagihan yang valid. Data hutang (liability) tersebut diharapkan dapat menjadi input bagi perkiraan kebutuhan kas dalam rangka pelunasan tagihan atas pemenuhan komitmen tertentu. Status pagu setelah pencatatan encumbrance adalah sebagai berikut: Cadangan

Pagu

Realisasi

-

Sisa Pagu

-

=

Detail dari aktivitas yang dilakukan di KPPN pada saat registrasi data komitmen melalui upload data Resume Kontrak adalah sebagai berikut: Step

Status

OtoritasdanAktivitas

Notes

FO

FO

FO

FO

I

II

III

IV

1

In-complete

Masing-masing petugas di Front Office dapat meng-upload RFC

2

Incomplete

Aktivitas “Check Fund”, Status PO berubah menjadi Incomplete

No PO dihasilkan

untuk Satker 100001 s.d 100020 Pagu dicadangkan 3

In-process

Penyampaian PO (status incomplete) kepada pejabat dengan kewenangan masing-masing berdasarkan parameter yang dalam system aplikasi Kasi PB 1

Kasi PB II

Approvial RFC for Satker

Approval RFC for Satker

(100001 s.d 100010)

(100011 s.d. 100020)

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

18

4

Approved/

--aloksiditentukandalam

--aloksiditentukandalam

parameter sistem--

parameter sistem--

Menerima report hasil check fund, dan melakukan approval

Rejected

Approved:

atau rejection

No PO berlakusebagai No CAN

Penerapan

manajemen komitmen dapat memberikan manfaat dan nilai

tambah dari hal-hal berikut ini: 1. Adanya pengujian atas ketersediaan dana atas komitmen secara lebih dini pada tahap pelaksanaan anggaran oleh treasury sebagai bagian dari mekanisme control dan check and balance dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan negara. 2. Pemberian nomor referensi atas data kontrak yang telah diuji validitasnya, yang bermanfaat sebagai salah satu referensi dan verifikasi pada tahap pembayaran kepada pihak ke-3. 3. Adanya pencadangan pagu yang dapat menginformasikan status pagu anggaran yang dikelola Satker yang dapat membantu proses pengambilan

keputusan,

misalnya

untuk

kepentingan

revisi

anggaran dalam tahap pelaksanaan anggaran. 4. Adanya fasilitas untuk melakukan perencanaan kas yang lebih ideal, baik dalam jangka panjang melalui penggunaan proyeksi arus kas dalam kontrak. 5. Adanya catatan atas komitmen dan kontrak-kontrak yang dibuat pemerintah untuk pelaksanaan pekerjaan selama jangka waktu tertentu dalam periode pelaksanaan anggaran yang dapat menjadi referensi bagi kebijakan pemerintah, misalnya dalam penggunaan data

komitmen

sebagai

potential

obligation

dalam

rangka

penetapan kebijakan fiskal terkait perubahan dan revisi anggaran secara keseluruhan. 6. Adanya integrasi atas proses bisnis yang dilakukan sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen Perbendaharaan, yang setidaknya

meliputi

manajemen

komitmen,

manajemen

DIPA,

manajemen pembayaran dan manajemen kas. Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

19

7. Adanya data badan usaha yang valid selaku rekanan pemerintah yang dapat digunakan untuk menjadi referensi bagi penyusunan kebijakan

terkait

dengan

keuangan

negara

[misalnya

untuk

keperluan perpajakan] maupun pengembangan dunia usaha pada umumnya

Untuk mendukung Manajemen Komitmen, manajemen supplier menjadi salah satu komponen utama yang harus dikembangkan. Manajemen supplier menyediakan master data berupa data pihak-pihak penerima pembayaran, dimana nantinya digunakan oleh proses pencairan sebagai rujukan arah tujuan pembayaran. Lebih jauh lagi manajemen supplier dikembangkan dalam rangka meningkatkan

validitas data

supplier

yang

memiliki

perikatan

dengan

negara. Manajemen

supplier

merupakan

mengelola data-data detail terkait ketiga, Pengguna dana,

Lender

suatu kegiatan

supplier, berupa

Satker

untuk ,

Pihak

atau pegawai. Data ini digunakan

untuk sebagai arah tujuan pembayaran, meningkatkan validitas data supplier, evaluasi kinerja supplier, rekonsiliasi dengan data customer maupun

dalam

rangka memenuhi kebutuhan laporan manajerial

terkait supplier.

5Gambar Ilustrasi Penyampaian antara data supplier dengan RFC dan Resume tagihan

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

20

Proses registrasi data supplier dimulai dengan tahap validasi data yang disampaikan oleh Satker dengan master data yang ada di SPAN. Validasi tersebut dilakukan terhadap keberadaan data supplier di master data. Data yang belum ada di master data akan membentuk data baru. Data yang valid akan diberikan nomor register supplier apabila belum memiliki nomor register. Hasil update data supplier akan disampaikan ke Satker sebagai bukti pencatatan data di SPAN dan untuk menjadi acuan apabila akan melakukan perikatan atau pembayaran dengan supplier yang sama. Suatu RFC atau Resume Tagihan dapat di proses lebih lanjut apabila dalam data Resume Kontrak atau Resume Tagihan tersebut merujuk pada supplier tertentu dalam master data supplier. Wewenang melakukan perekaman dan modifikasi data supplier terletak pada responsibility KPPN sebagai operating unit (OU) dalam implementasi SPAN. KPPN yang melakukan perekaman supplier disebut OU creator.

data

Sedangkan KPPN yang menggunakan data

yang sudah direkam sebelumnya oleh OU creator disebut OU User. Selain OU user dan OU creator terdapat juga satu unit khusus yang akan melakukan pengelolaan terhadap data supplier, unit khusus tersebut berada di kantor pusat Ditjen Perbendaharaan. Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

21

A. MANAJEMEN PEMBAYARAN 1. Pengertian dan Konsep Dasar

Cakupan Proses Manajemen Pembayaran: - Proses Pendaftaran Tagihan sampai dengan Pembayaran -- Pembayaran Langsung -- Pembayaran Uang Persediaan -- Pembayaran yang berasal dari Pinjaman dan Hibah -- Pembayaran Satuan Kerja PNBP - Proses Pengesahan Pendapatan dan Pengeluaran dengan menggunakan Modul Pembayaran. -- Pengesahan BLU -- Pengesahan Hibah Langsung Konsep dasar manajemen pembayaran: - Integrasi sistem - Accrual dan penerapan payment term - Lesspaper - Otomatisasi Sistem Pengujian Tagihan - Perbaikan Pola Hubungan satuan kerja, KPPN dan Perbankan

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

22

Proses PembayaranG67

Bisnis

Manajemen

Gambar Proses Bisnis Manajemen Pembayaran SPAN System 2

Pendaftaran Resume Tagihan Pengguna Aplikasi : 1.

Front Office KPPN, Staff Seksi Pencairan Dana

Untuk tagihan dengan mekanisme Langsung (LS), Uang Persediaan (UP), Satuan Kerja PNBP, Pengesahan BLU, Pengesahan Hibah Langsung, dan Reksus. 2.

Front Office KPPN Khusus Jakarta VI,

Untuk tagihan dengan sumber dana Pinjaman dan Hibah. 3.

Staff dan Pejabat Pembuat Komitmen,

Untuk tagihan dengan Bagian Anggaran 999 (Bendahara Umum Negara). Proses Pendaftaran Resume Tagihan : Proses Pendaftaran Resume Tagihan dalam aplikasi dikenal secara luas sebagai invoicing. Proses ini digunakan dalam SPAN sebagai perekaman

tagihan

kepada

database

baik

untuk

keperluan

pembayaran, penyaluran uang persediaan, pengesahan, maupun pembayaran yang bersumber dari pinjaman dan hibah. Dalam proses ini selain sebagai perekaman tagihan, juga berfungsi sebagai perekaman jatuh tempo tagihan yang dihitung dengan Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

23

menggunakan payment term. Payment term ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), yaitu pihak yang mengetahui secara pasti kapan

pembayaran

harus

dilakukan.

Payment

term

dihitung

berdasarkan tanggal diterimanya Resume Tagihan sampai dengan pembayaran akan dilakukan menggunakan jumlah hari kerja. Proses pertama Pendaftaran Resume Tagihan adalah melakukan perekaman data yang dapat dilakukan dengan beberapa cara : B. Unggah Proses unggah dilakukan oleh pengguna dengan mengunggah data berupa file excel melalui menu upload di aplikasi yang berisi field-field yang diperlukan untuk perekaman Resume Tagihan. Untuk keperluan data legacy (peralihan aplikasi saat ini dengan aplikasi SPAN), file ini akan dihasilkan oleh aplikasi konversi

yang

dibangun

oleh

Direktorat

Sistem

Perbendaharaan (DSP) sebagai pengembang aplikasi saat ini. Aplikasi konversi akan menghasilkan tiga fisle untuk keperluan pembayaran ini, yaitu file untuk modul manajemen suplier (penerima

pembayaran),

file

untuk

modul

manajemen

komitmen (apabila tagihan bersifat kontraktual), dan ketiga adalah file untuk tagihan itu sendiri. Ketiga file ini akan didaftarkan ke database SPAN. Saat menjalankan legacy system bersandingan dengan SPAN, Proses bisnis di satuan kerja (satker) tidak berubah. Satker hanya perlu mengirimkan data SPM-nya kepada KPPN (tagihan yang telah mendapatkan persetujuan PPSPM) sesuai peraturan yang berlaku. Hal ini juga berlaku untuk “Pengesahan”, baik di legacy

system

maupun

full

SPAN,

yaitu

mendaftarkan

pengeluaran dan penerimaan satker kepada Bendahara Umum Negara (BUN) seperti misalnya pada BLU. Proses selain pengesahan maka akan menggunakan proses seperti gambar di atas. Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

24

Proses

unggah

Resume

Tagihan

ini

akan

melakukan

pengecekan terhadap beberapa hal yang antara lain Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK) atau Pejabat Pembuat Surat

Permintaan Pembayaran (PPSPP), Pejabat Pembuat Surat Perintah

Membayar

(PPSPM),

Data

DIPA,

Data

Supplier

(penerima pembayaran), Data Komitmen (Kontrak-apabila ada), dan beberapa field lainnya. 1. Rekam Manual Rekam manual digunakan hanya untuk staff PPK dari satker Bagian Anggaran 999 (BUN), seperti halnya DJPU dan DJA. 2. Unggah dari Portal Untuk melakukan hal ini, satker akan melakukan akses ke Portal SPAN untuk melakukan upload data. Front Office KPPN akan menangkap data upload tersebut dan memprosesnya lebih lanjut.

Proses kedua adalah melakukan validasi terhadap masing-masing Resume Tagihan. Proses validasi ini akan mencocokan dan menghitung ketersediaan dana DIPA serta mencocokan dan menghitung kontrak. Apabila proses validasi berhasil maka Resume Tagihan akan mendapatkan Nomor Tagihan yang berupa respon balik dari SPAN terhadap Pendaftaran Resume Tagihan ini. Untuk legacy system dan pengesahan maka akan dilanjutkan dengan memulai persetujuan yang akan membawa informasi tagihan ke Midle Office staff pencairan dana untuk pengecekan tagihan. Untuk BA 999, maka validasi akan dilakukan oleh Staff PPK dan memulai persetujuan akan dilakukan oleh PPK untuk mengalirkan data kepada PPSPM. Dalam hal belanja menggunakan pinjaman dan hibah terutama Luar Negeri (PHLN), maka Front Office KPPN Khusus Jakarta VI, tidak melakukan validasi, hanya akan melakukan perekaman data untuk kemudian dicetak cover letter withdrawl application. Validasi akan dilakukan setelah mendapatkan NOD dari lender. Proses validasi terhadap tagihan akan menciptakan jurnal dasar Belanja pada Hutang dan Penerimaan.

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

25

3

Pendaftaran Surat Perintah Membayar Pengguna Aplikasi: 4. Front Office KPPN , Staff Pencairan Dana 5. Front Office KPPN Khusus Jakarta VI 6. PPSPM, untuk BA 999. Proses Pendaftaran Surat Perintah Membayar: Telah dijelaskan pada proses pendaftaran Resume Tagihan, bahwa untuk legacy

dan

pengesahan,

data

SPM

didaftarkan

bersamaan

dengan

perekaman Resume Tagihan. Namun untuk tagihan normal akan melalui proses pendaftaran Surat Perintah Membayar. Pendaftaran Surat Perintah Membayar dilakukan sebelum tagihan jatuh tempo. Sehingga PPSPM mengirimkan data SPM harus senantiasa memperhatikan payment term yang telah dibentuk oleh PPK dalam pendaftaran Resume Tagihan. Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jumat

Sabtu

Minggu

2 feb

3 feb

4 feb

5 feb

6 feb

7 feb

8 feb

SPM

SP2D

3 hari

4 hari

RT segera

1 hari

2 hari

Keterangan Payment term yang didaftarkan di Resume Tagihan Pembayaran dilakukan SPM Diterbitkan dan disampaikan Resume Tagihan didaftarkan

Ilustrasi penggunaan payment term Proses Pendaftaran Surat Perintah Membayar (SPM) dilakukan dengan cara: -

Unggah Proses unggah dilakukan untuk memulai pengujian dan persetujuan di KPPN. Proses unggah ini akan meng-update data tagihan yang telah didaftarkan melalui pendaftaran Resume Tagihan terutama di bagian SPM dan authorisasi SPM. Tagihan tidak akan dapat dibayarkan tanpa data-data SPM.

-

Persetujuan Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

26

Persetujuan disini hanya terkait dengan BA 999 dimana sebelumnya (proses pendaftaran Resume Tagihan) telah dilakukan validasi dan dimulai persetujuan oleh PPK. Persetujuan ini dilakukan oleh PPSPM. Dengan dilakukan persetujuan oleh PPSPM, maka data tagihan terkait telah menjadi SPM dan diteruskan ke KPPN untuk diuji dan dibayarkan. -

Unggah di Portal Untuk melakukan hal ini, satker akan melakukan akses ke Portal SPAN untuk melakukan upload data. Front Office KPPN akan menangkap data upload tersebut dan memprosesnya lebih lanjut. Setelah melakukan unggah data, maka Front Office staff pencairan dana, dalam proses normal akan melakukan mulai persetujuan untuk mengirimkan data ke Midle Office staff pencairan dana. Lain hal-nya dengan legacy dan pengesahan yang mulai persetujuannya telah dilakukan sebelum tahap ini yang berarti data sudah terkirim ke Midle Office.

4

Persetujuan Pengujian Surat Perintah Membayar Pengguna Aplikasi: 7.

Midle Office, Staff Pencairan Dana

8.

Kepala Seksi Pencairan Dana

Midle Office ataupun Kepala Seksi Pencairan Dana akan melihat daftar kerja di halaman beranda-nya pada aplikasi. Daftar kerja ini akan berisikan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh Midle Office ataupun Kepala Seksi Pencairan Dana. Proses persetujuan pengujian SPM dilakukan berjenjang dari Midle Office ke Kepala Seksi Pencairan Dana. Midle Office berfungsi sebagai pengecekan layer kedua setelah Front Office. Pengecekan dilakukan semi manual karena beberapa hal memang harus dicek secara manual seperti uraian di tagihan terhadap akun yang dipakai, pengecekan lampiran apabila ada, dan sebagainya. Midle Office akan melakukan tindakan terhadap tagihan yang telah diperiksanya untuk diteruskan ke Kepala Seksi Pencairan Dana atau

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

27

ditolak oleh Midle office apabila tidak memenuhi pengujian untuk dibayarkan. Kepala Seksi akan menerima data tagihan yang telah diuji oleh Midle Office untuk kemudian diperiksa dan disetujui atau ditolak. Apabila Kepala Seksi menyetujui tagihan maka dapat diterbitkan Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan (SPPT). Dari mulai diterimanya SPM di KPPN sampai dengan penerbitan SPPT ini akan dilakukan dalam waktu kurang dari atau sama dengan satu jam. Setiap satu jam, sistem aplikasi akan memeriksa proses dan mengirimkan hasilnya kepada satuan kerja melalui email. Status tagihan yang akan dikirimkan kepada satker adalah: 9.

Status

penolakan

Resume

Tagihan

(dalam

proses

Resume

Tagihan

(dalam

proses

pendaftaran Resume Tagihan) 10.

Status

Persetujuan

pendaftaran Resume Tagihan) 11. 5

Status SPPT

Pengelompokan Tagihan Untuk Pembayaran Pengguna Aplikasi:

12.

Staff Seksi Bank Giro Pos Melalui menu, Staff Seksi Bank Giro Pos akan melakukan permintaan terhadap database untuk menarik data tagihan yang akan dibayarkan sesuai dengan kondisi yang diberikan oleh pengguna. Kondisi ini antara lain tanggal jatuh tempo dan bank operasional. System akan memberikan daftar tagihan yang diminta, Staff Seksi Bank Giro Pos memeriksa hasil dari system dan apabila telah sesuai maka akan dikirimkan ke Kepala Seksi Bank Giro Pos.

6

Pembayaran terhadap Tagihan Pengguna Aplikasi: -

Kepala Seksi Bank Giro Pos Kepala Seksi Bank Giro Pos akan mendapatkan notifikasi melalui tabel tindakan dalam aplikasi terhadap permintaan pembayaran yang dikirimkan oleh staff-nya. Kepala Seksi Bank Giro Pos memeriksa dan Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

28

dapat melakukan pembayaran terhadap permintaan pembayaran tersebut atau dapat menghentikan pembayaran tersebut.

7

Pengiriman Data Pembayaran ke Perbankan Pengguna Aplikasi :

13.

System

14.

Kepala Seksi Bank Giro Pos System akan terhubung langsung kepada bebera perbankan sehingga pengiriman data pembayaran dapat dilakukan secara otomatis. Namun apabila pengiriman data otomatis ini gagal maka Kepala Seksi Bank Giro Pos dapat melakukan overide system secara manual dengan mengunduh file kirim untuk dikirimkan secara manual ke bank. Untuk legacy system dan perbankan yang tidak memiliki hubungan langsung dengan SPAN akan dikirimkan manual daftar SP2D dan ADK-nya. Daftar SP2D dan ADK ini dihasilkan oleh sistem atas permintaan Kepala Seksi Bank Giro Pos.

B. MANAJEMEN PENERIMAAN 1. Pengertian dan Konsep Dasar Salah satu wujud adalah

dari kegiatan administrasi keuangan

penatausahaan

Receipt).

atas penerimaan negara

Pengelolaan

penerimaan

n egara

negara

(Government saat

in i

bertumpu pada Sistem MPN (Modul Pen erimaan Negara) yan g di kel ol a oleh Ditjen Pajak. Permasal ah an utama dari pen gelol aan negara saat in i adal ah integrasi antara sistem i nformasi yang belu m baik. Hal ini terjadi karen a ada pen erim aan negara yang diterima ti dak melalui MPN, seperti penerimaan n egara yang diteri ma melalui Bank

In don esia

(contoh

:

Penerimaan

pem biayaan,

Penerimaan P NB P M ig as. Pengelolaan Penerimaan Negar a dal am SPAN lebih pada pen gelol aan back offi ce penerimaan negar a, den gan front offi ce berada di Si stem Informasi MPN, Penerimaan di BI, Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

29

serta Pen eri maan Retur. Pol a umum pen gelol aan penerimaan n egara dal am SPAN dapat digambar kan sebagai beri kut ini: 8

Interkoneks i SPAN d en gan M PN, MPN-G 2, Ban k Indonesia dan DJP

Hingga saat ini

Indonesia belum mempunyai sistem baku yang

terintegrasi dalam pengelolaan

Government Receipt.

Secara umum penatausahaan

penerimaan negara melalui MPN diharapkan

mampu untuk menciptakan suatu terintegrasi dalam satu database,

sistem penerimaan di mana

negara

yang

sebelumnya penatausahaan

penerimaan negara dilakukan secara terpisah oleh Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat

J enderal

Bea

dan

Cukai

serta

Direktorat J enderal

Perbendaharaan.

2. Proses Bisnis Manajemen Penerimaan Proses bisnis Manajemen Penerimaan SPAN yang dilakukan oleh KPPN terdiri atas 3 aktivitas utama yakni : 4.4.1

Unggah penerimaan Penerimaan Negara yang masih dikelola oleh KPPN terdiri atas tiga jenis yakni Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

30

Penerimaan dari Bank/Pos Persepsi (MPN), Penerimaan BLU, Penerimaan Retur SP2D. Proses unggah penerimaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut ini : B. Unggah Penerimaan Bank/Pos Persepsi. Proses unggah ADK bank/pos persepsi ke dalam SPAN hampir sama dengan proses unggah ADK bank/pos persepsi yang dilakukan oleh KPPN selama ini. Bedanya hanya jika pada saat ini, ADK Bank/Pos Persepsi di unggah kedalam SISPEN, dengan SPAN, maka ADK tersebut akan diunggah kedalam SPAN. Proses unggah ADK kedalam SPAN menggunakan form SPGR Data Penerimaan dari Bank Persepsi. Proses unggah ini dilakukan oleh Staff Seksi Bank/Giro Pos,

sedangkan persetujuan proses unggah

dilakukan oleh Kepala Seksi Bank/Giro Pos. C. Penerimaan BLU. Penerimaan BLU diunggah setiap triwulan. Prosesnya menungguh proses unggah ADK SPM pengesahan BLU yang dilakukan di Modul Pengeluaran SPAN. Jika di dalam ADK SPM Pengesahan BLU terdapat data Pendapatan BLU maka, akan ada pemberitahuan ke seksi Bank/Giro Pos untuk melakukan proses unggah pendapatan BLU tersebut. Seksi Bank/Giro Pos hanya tinggal melakukan pengecekan di form SPGR Data Penerimaan BLU, per tanggal buku dan Satker BLU apa, jika ada maka akan muncul di form tersebut. Jika ada, maka Seksi Bank/Giro Pos harus melakukan proses interface, dan membentuk transaksi penerimaan di SPAN. D. Penerimaan Retur SP2D. Penerimaan Retur dicatat sebagai penerimaan transito di dalam SPAN. Penerimaan Retur terjadi jika ada transaksi debit di rekening retur di KPPN bersangkutan. Dasar pencatatan penerimaan retur adalah rekening Koran yang di unggah melalui modul Manajemen kas (CM). Jika dari rekenig retur tersebut ada transaksi debit, maka di form SPGR Data Penerimaan Retur akan ada transaksi yang harus diproses di form SPGR Data Penerimaan Retur. Gambar : unggah-peenerimaa-bank

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

31

4.4.2

Reviu transaksi penerimaan Proses selanjutnya setelah proses unggah penerimaan adalah reviu terhadap transaksi penerimaan. Proses ini tidak harus dilakukan oleh Staff KPPN, akan tetapi disediakan sebagai sarana proses pengecekan kembali terhadap transaksi-transaksi penerimaan yang telah dilakukan. Proses reviu transaksi penerimaan dilakukan dengan membuka form Ikhtisar Penerimaan kemudian lakukan pencarian berdasarkan parameter tertentu, semisal berdasarkan tanggal buku, atau berdasarkan nomor penerimaan.

4.4.3

Permintaan laporan Laporan manajerial yang disediakan dalam SPAN dan dapat diakses oleh KPPN terdiri atas 5 (lima) jenis Laporan, yakni a. Laporan Daftar Retur SP2D b. Laporan Daftar Pembagian Pembagian DBH PBB c. Laporan Daftar Penerimaan d. Laporan Realisasi Penerimaan, Pembagian, dan Penyaluran PBB e. Laporan Daftar Pelimpahan PBB ke BO III

Laporan Manajerial ini dapat diakses dengan membuka form Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

32

jalankan permintaan, lalu memilih nama laporan apa yang akan di buat. Setiap Laporan memiliki parameter berbeda yang harus di isi oleh pembuat laporan. Sebagai contoh, Laporan Daftar Retur SP2D memiliki parameter periode dan Nomor Rekening Retur.

Gambar : permintaan laporan

Pokok-pokok Perubahan (Improvement) Penatausahaan Penerimaan Negara

Beberapa

pokok

perubahan

atau

penyempurnaan

proses

bisnis

penatausahaan penerimaan negara dalam rangka implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) seperti yang terlihat pada table berikut : No

Pokok-Pokok Perubahan (improvement)

1.

Sentralisasi penatausahaan penerimaan negara melalui single database dalam

2.

SPAN Sentralisasi pengelolaan Modul Penerimaan Negara melalui MPN G2 untuk setoran penerimaan negara yang disetor pada bank/pos persepsi.

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

33

3.

Reposisi kewenangan pengelolaan Modul Penerimaan Negara pada penerapan MPN G2 oleh DJ PB (Dit. PKN), terutama terkait sistem pembayaran (settlement) setoran penerimaan negara melalui bank/pos persepsi.

4.

Restrukturisasi persepsi

rekening

terkait

penerimaan (rekening

penerapan MPN G2,

kas negara) pada bank/pos

terutama terkait

dengan pemusatan

rekening kas negara untuk masing-masing bank/pos persepsi (BP Pusat). 5.

Penerimaan negara terkait Rekening Pemerintah Lainnya (RPL) sudah dicatat pada saat uang masuk pada rekening (RPL) yang bersangkutan.

6.

Penerimaan pembiayaan terkait Reksus dicatat pada saat dana initial deposit dan/atau pada saat replenishment masuk pada Reksus yang bersangkutan.

7.

Pembayaran

setoran

penerimaan

negara

pada

bank/pos

persepsi

dapat

dilakukan pada lintas (luar) wilayah kerja KPPN yang bersangkutan. Untuk itu dilakukan jurnal intra-entity (antar satker) pada setiap setoran yang dilakukan. 8.

Penerimaan terkait pajak dan bea cukai dicatat (diakui) sebagai penerimaan masing-masing Satker (KPP/KPBC) bersangkutan. Sehingga proses rekonsiliasi data penerimaan dapat dilakukan di tingkat Satker dan KPPN.

Untuk itu setiap

transaksi pada data MPN harus dapat di mapping sebagai penerimaan KPP/KPBC 9.

selaku Satker. Memungkinkan pencatatan dan akuntansi penerimaan negara dilakukan secara akrual maupun kas sejalan dengan yang diamanatkan dalam undang-undang.

10.

Penerimaan

dari

pengembalian

belanja

tahun anggaran

berjalan

dapat

mengembalikan sisa pagu yang didahului dengan surat pengajuan pengembalian sisa pagu oleh Satker. 11.

Sebagian besar pencatatan penerimaan negara dilakukan melalui metode interface/upload data (ADK) terutama terkait j umlah data transaksi yang relatif banyak (batch dari

12.

/ bulk) temasuk untuk pencatatan penerimaan yang berasal

setoran langsung pada Bank Indonesia melalui ADK rekening koran.

Pembuatan daftar rincian dana bagi hasil PBB berdasarkan data transaksi penerimaan dapat dilakukan secara sistem

untuk

membantu proses

pembayaran/transfer ke daerah oleh KPPN ke BO III. 13.

Penyampaian LHP dan rekening koran dari bank persepsi/BI secara elektronik dan terstandarisasi.

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

34

14.

Rekonsiliasi secara sistem antara pencatatan penerimaan negara dengan kas yang diterima pada Modul Cash Management berdasarkan informasi (ADK) rekening koran dari bank, termasuk proses rekonsiliasi antara ADK rekening koran dari bank persepsi dengan data penerimaan ADK LHP/DNP). Untuk itu rekening koran harus diformat dalam bentuk ADK yang terstandarisasi dan setiap transaksi yang muncul dalam Daftar Nominatif Penerimaan (DNP) harus muncul pada ADK rekening korannya, sehingga Bank Persepsi harus mengkreditkan

15.

Rekening Negara pada setiap transaksinya. Tidak adaKas proses permintaan NTPN (e-paypoint) pada MPN selain setoran melalui bank/pos persepsi (contoh: penerimaan melalui potongan SPM, penerimaan melalui Bank Indonesia).

16.

Tidak ada proses konsolidasi laporan (LKP) ditingkat pusat karena menggunakan single

database

kewenangan 17.

dan

laporan

dapat

di-generate

pada

setiap

level

yang diberikan.

Mendukung pelaksanaan Treasury Single Account (TSA) secara penuh dalam rangka pengelolaan kas.

18.

Dapat dilaksanakan proses audit trail terhadap data transaksi, karena setiap adanya perubahan/perbaikan hanya dapat dilakukan dengan mekanisme jurnal reversal/pembalik, sehingga setiap perubahan/perbaikan akan tercatat.

19.

Penatausahaan penerimaan negara dengan meminimalisasi penggunaan kertas (less paper).

4.5 MANAJEMEN KAS 1.1. Pengertian dan Konsep Dasar Manajemen kas pada SPAN yang merupakan sistem terintegrasi dengan konsep database tunggal sehingga data-data dari modul-modul lain seperti terlihat pada gambar diatas dapat dijadikan dasar bagi manajemen kas untuk melakukan transaksi dan pelaporan. Data dari manajemen DIPA (Management of

Spending

manajemen

Authority), pembayaran

manajemen (Payment

komitmen

(Budget

Management),

dan

Commitment), manajemen

penerimaan negara (Government Receipt) merupakan sumber data bagi manajemen kas untuk transaksi maupun pelaporan. 9 1.2. Proses Bisnis Manajemen Kas Skenario dasar pada modul manajemen kas SPAN, antara lain: 3.1.

Pencatatan rekening baru (entry new bank account) Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

35

Proses tersebut dilakukan untuk registrasi rekening bank yang akan dilakukan untuk transaksi. Proses registrasi bank dilakukan secara terpusat di Direktorat PKN mengingat adanya konsep kombinasi BAS (segment bank, akun kas) untuk manajemen kas pada SPAN. Berikut adalah kombinasi BAS dalam SPAN: KLASIFIKASI SEMULA

Organisasi

KLASIFIKASI DALAM SPAN

DIGIT

TUJUAN

Satker

6

LK per satker

KPPN

3

LK per KPPN

Jenis Kewenangan

1

Jenis Kewenangan

Program

Program

3+2+2

BA+Eselon 1+Program

Kegiatan

Output

4+3

Kegiatan+Output

Dana

1+1+8

Lokasi

2+2

Anggaran

1

Akun

6

ATRIBUT PELAPORAN BA, Eselon 1, Konsolidasi Satker

Fungsi Subfungsi

Kegiatan, Fungsi, Subfungsi, Satuan

Sumber dana+cara

No Register utang

tarik+no register

dan hibah

Tempat kegiatan

Sub Kegiatan Ekonomi

Klasifikasi Ekonomi Jenis rekening+no

Bank

1+4

rekenning bank

KPPN

(mapping) Antar Entitas

6

Cadangan

6

Due-to dan Due-from

Setiap rekening bank yang didaftarkan pada SPAN kedalam segment bank yang disesuaikan/diwakili menjadi lima digit (digit 1 untuk tipe rekening, 4 digit berikutnya merupakan nomor urut).

3.2.

Transfer antar rekening (bank account transfer) Transfer antar rekening dapat dilakukan oleh KPPN maupun Direktorat PKN sesuai dengan user login masing-masing. User login tersebut juga berguna

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

36

untuk mengakses SPAN sesuai responsibility yang telah ditetapkan, dan juga dapat digunakan sebagai audit trail. 3.3.

Rekonsiliasi bank secara otomatis (auto reconcile) Rekonsiliasi bank digunakan untuk mencocokkan data yang ada pada SPAN dengan transaksi yang ada di bank (ADK rekening koran bank). Proses rekonsiliasi dilakukan secara harian oleh sistem dan terjadwal. ADK rekening koran yang diterima dari bank harus sesuai dengan requirement SPAN, sehingga proses otomatis tersebut dapat berjalan lancar.

3.4.

Rekonsiliasi bank secara manual (manual reconcile) Proses rekonsiliasi bank secara manual dilakukan jika ada perbedaan antara transaksi yang ada di SPAN dengan ADK rekening koran bank, dan juga pada rekening yang bersifat dummy seperti rekening transito untuk BLU, dll.

3.5.

Non-aktifasi rekening (closing existing bank account) Proses tersebut dilakukan untuk menutup rekening yang sudah tidak aktif, sehingga tidak dapat digunakan untuk transaksi.

3.6.

Perencanaan kas (cash forecasting) Perencanaan kas pada SPAN didasarkan pada data atau transaksi yang terjadi pada modul lain, sehingga dapat diketahui berapa kebutuhan kas secara harian, mingguan, dan bulanan. Berikut adalah jenis-jenis laporan perencanaan kas pada SPAN: 1) Laporan Perencanaan Pengeluaran Kas Harian KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN < LOCATION DESCRIPTION > 4 < Address 1 > 5 6 < Address 2 > Telephone : Faximile

7

8

LAPORAN PERENCANAAN PENGELUARAN KAS HARIAN PERIODE : MON - YYYYY 10 Tipe Laporan

: XXXXXXXX

2

3

9

11 12

KPPN

: 999 - XXXXXXXXXXXX

Satker

: 123456 - XXXXXXXXXXXX

1

20

2

13

3

14

Bag. Anggaran

: 999 - XXXXXXXXXXXX

Eselon1

: 12345 - XXXXXXXXXXXX

4



28

16

15

29

30

31

17

(ZZZZZZZ)

TOTAL 22

Tipe Transaksi : Kontrak 520000 530000 Subtotal Kontrak Tipe Transaksi : Resume Tagihan

19

18

410000 420000 510000 520000 610000 Subtotal Resume Tagihan 19 Total Rencana Pengeluaran 21

Harian

Printed by : User Name

23

24 DD-MON-YYYY hh:mm:ss 25

Page 1 of Y

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

37

2) Laporan Perencanaan Pengeluaran Kas Mingguan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 4 < LOCATION DESCRIPTION > < Address 1 > 6

7

5

< Address 2 >

Telephone :

8

Faximile

LAPORAN PERENCANAAN PENGELUARAN KAS MINGGUAN PERIODE : MON - YYYYY 10

9

11

Tipe Laporan

: XXXXXXXX

KPPN

: 999 - XXXXXXXXXXXX

Satker

: 123456 - XXXXXXXXXXXX

12

Minggu 1 Tipe Transaksi : Kontrak 17

2

3

Bag. Anggaran : 999 - XXXXXXXXXXXX 14 13 20

Eselon1

Minggu 2

16

: 12345 - XXXXXXXXXXXX 15

Minggu 3

Minggu 4

(ZZZZZZZ)

TOTAL 22

520000 530000 Subtotal Kontrak Tipe Transaksi : Resume Tagihan

19

18

410000 510000 520000 550000 610000 Subtotal Resume Tagihan

19

Total Rencana 21 Pengeluaran Mingguan

24 DD-MON-YYYY hh:mm:ss

25 Page 1 of Y

Printed by : User Name 23

3) Laporan Perencanaan Kas Bulanan

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

38

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 4 < LOCATION DESCRIPTION > < Address 1 > 6

7

5

< Address 2 >

Telephone :

8

Faximile

LAPORAN PERENCANAAN PENGELUARAN KAS BULANAN TAHUN : YYYY 10 Tipe Laporan

: XXXXXXXX

KPPN

: 999 - XXXXXXXXXXXX

Satker

: 123456 - XXXXXXXXXXXX 13 JAN FEB

2

3

9

11 12

Bag. Anggaran : 999 - XXXXXXXXXXXX

20

Tipe Transaksi : Kontrak

MAR

Eselon1 APR

14 16

15

: 12345 - XXXXXXXXXXXX … SEP OKT

NOV

DES

(ZZZZZZZ) TOTAL 22

520000 530000

17

Subtotal Kontrak Tipe Transaksi : Resume Tagihan

19

18

410000 510000 520000 550000 610000 Subtotal Resume Tagihan 19

Total Rencana Kas Bulanan 21

24 DD-MON-YYYY hh:mm:ss 25 Page 1 of Y

Printed by : User Name 23

4) Laporan Perencanaan Kas Bulanan BUN berdasarkan AFP KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2

3

< LOCATION DESCRIPTION > < Address 1 > 5 6 < Address 2 > 7 Telephone : Faximile 8 4

LAPORAN PERENCANAAN KAS BULANAN BUN BERDASARKAN AFP TAHUN : YYYY 10 Tipe Laporan KPPN Satker

: XXXXXXXX 11 : 999 - XXXXXXXXXXXX 12 : 123456 - XXXXXXXXXXXX 13 Januari Februari Maret

AFP PENERIMAAN 17 410000 420000 430000 440000 710000 TOTAL AFP 19 PENERIMAAN

20

Bag. Anggaran : 999 - XXXXXXXXXXXX Eselon1

April

9

14

16

: 12345 - XXXXXXXXXXXX 15

Mei

Juni

Juli

Agustus September Oktober November Desember

(ZZZZZZZ)

TOTAL 22

AFP PENGELUARAN 18 510000 520000 530000 550000 610000 TOTAL AFP 19 PENGELUARAN SELISIH 21 PERENCANAAN KAS

24

Printed b y : User Name 23

DD-MON-YYYY hh:mm:ss 25 Page 1 of Y

5) Laporan Monitoring Ketersediaan Pagu DIPA

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

39

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2

3

4 < LOCATION DESCRIPTION >

< Address 1 > 5 6 < Address 2 > 7 Telephone :

Faximile

8

LAPORAN MONITORING KETERSEDIAAN PAGU DIPA TAHUN : YYYY 10 Tipe Laporan KPPN Satker

: XXXXXXXX 11 : 999 - XXXXXXXXXXXX 12 : 123456 - XXXXXXXXXXXX 13 Januari Februari Maret

Tipe Transaksi : AFP 17 510000 530000 610000 SUB TOTAL 21 AFP PENGELUARAN

Bag. Anggaran : 999 - XXXXXXXXXXXX Eselon1

April

9

14

16

: 12345 - XXXXXXXXXXXX 15

Mei

Juni

Juli

Agustus

September Oktober

November Desember

(ZZZZZZZ)

TOTAL

22

24

Tipe Transaksi : Kontrak 18 520000 530000 21

SUB TOTAL KONTRAK Tipe Transaksi : 19 Resume Tagihan 510000 610000 SUB TOTAL 21 RESUME TAGIHAN Tipe Transaksi : SP2D 20 510000 610000 SUB TOTAL 21 SP2D Dana yang Tersedia: 510000 23 530000 610000 *) Informasi perencanaan kas pada bulan tertentu harus ditambahkan nilai kontrak pada periode-periode sebelumnya 25 *) Rencanan Pengeluaran Kas yang bersifat non kontraktual akan muncul pada Tipe Transaksi Resume Tagihan setelah diinput kedalam sistem 27 DD-MON-YYYY hh:mm :ss 28 Page 1 of Y

Printed by : User Nam26 e

6) Laporan Perencanaan Pendapatan Bulanan

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

40

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1

< LOCATION DESCRIPTION > 4 < Address 1> 5 6 < Address 2 > 7 Telephone : Faximile

8

LAPORAN PERENCANAAN PENERIMAAN BULANAN TAHUN : YYYY 10 Tipe Laporan KPPN Satker

: XXXXXXXX 11 12 : 999 - XXXXXXXXXXXX 13 : 123456 - XXXXXXXXXXXX Januari

Tipe Transaksi :

Februari

2

3

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

9

14

Bag. Anggaran : 999 - XXXXXXXXXXXX Eselon1

Maret

April

: 12345 - XXXXXXXXXXXX Mei

Juni

16

15

Juli

(ZZZZZZZ) Agustus

September

Oktober

November Desember

22

TOTAL 24

17

AFP PENERIMAAN

410000 420000 710000 SUBTOTAL

1500

21

AFP PENERIMAAN Tipe Transaksi : Penerimaan (Non Potongan Resume Tagihan / SP2D)

18

410000 430000

900

21 SUBTOTAL PENERIMAAN

Tipe Transaksi : Potongan dari Resume Tagihan

19

410000 SUB TOTAL

800

21

Tipe Transaksi : Potongan dari SP2D

20

410000 SUB TOTAL 21

SELISIH:

23

AFP PENERIMAAN dengan Realisasi 410000 420000 710000 *) Potongan dari Resume Tagihan merupakan potongan SPM yang belum dibayarkan

25 *) Potongan dari SP2D merupakan Realisasi potongan SPM 27 Printed by : User Name

26

DD-MON-YYYY hh:mm:ss 28 Page 1 of Y

Salah satu konsep usulan penyempurnaan proses bisnis yang terdapat pada manajemen kas SPAN adalah sentralisasi rekening pengeluaran untuk menggantikan Bank Operasional I. Dengan konsep tersebut, proses settlement untuk pihak ketiga langsung dilakukan oleh bank yang sama dengan rekening penerima. Dana akan ditransfer dari RKUN ke RPK BUN P, yang kemudian ditransfer overbooking kepada pihak ketiga pada bank yang sama, sehingga mengurangi lalu lintas SKN atau RTGS antar bank. Hal tersebut juga dapat mengurangi retur, mengingat proses settlement hanya menggunakan proses overbooking seperti pada gambar dibawah ini.

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

41

4.6 i.

MANAJEMEN PELAPORAN Pengertian dan Konsep Dasar General Ledger merupakan inti dari sistem kerangka pengelolaan

keuangan Negara yang terintegrasi. Seluruh transaksi keuangan yang diinput ke dalam sistem akan diposting ke dalam General Ledger sesuai dengan siklus pengelolaan keuangan Negara sehingga GL merupakan sumber data bagi penyusunan laporan keuangan pemerintah. Penyempurnaan proses bisnis GL di dalam SPAN adalah GL terintegrasi terpusat, sehingga transaksi subledger di tiap-tiap KPPN akan terposting ke dalam GL yang terintegrasi. Terdapat 2 GL di dalam SPAN, yaitu; GL akrual dan GL cash untuk mengakomodir penerapan penganggaran berbasis kas dan penerapan akuntansi full akrual.10 Bagan Akun Standar (BAS) digunakan untuk penjurnalan saat terjadi transaksi pada Subledger Transaction sehingga transaksi dicatat pada Subledger accounting akrual dan kas yang kemudian akan diposting ke kedua GL.

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

42

Sumber : Direktorat Transformasi Perbendaharaan

Berkaitan dengan proses bisnis akuntansi dan pelaporan, dalam kerangka SPAN, proses penyusunannya dilakukan oleh aplikasi tunggal sehingga diperlukan suatu teknologi informasi dan database terpusat yang dapat diandalkan untuk mencapai tujuan pengelolaan keuangan negara, agar dapat menyediakan data transaksi keuangan yang lengkap, dapat diakses setiap saat, dan terpadunya sistem operasional akuntansi dan pelaporan. Di samping itu, dilakukan juga restrukturisasi Bagan Akun Standar (BAS) yang menjadi backbone bagi proses pengelolaan keuangan. Gambaran umum SPAN secara garis besar digambarkan pada berikut:

Gambaran Umum SPAN

Sumber : Direktorat Transformasi Perbendaharaan

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

43

Pengembangan proses bisnis akuntansi (GL dan COA) sebagai bagian dari program SPAN dimaksudkan untuk mencapai tujuan reformasi pengelolaan keuangan negara secara menyeluruh. b.

Proses Bisnis dan Gambaran Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Menggunakan SPAN Gambaran secara umum struktur sistem akuntansi ke depan masih sesuai dengan SAPP. Yang membedakan adalah pada SPAN akan menggunakan dua GL; GL akrual dan GL kas. Ledger akrual sama dengan praktik SAU dan ledger kas sesuai dengan SAKUN. Ledger akrual akan menghasilkan Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); sedangkan

ledger

kas

akan

menghasilkan

Laporan

Realisasi

Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Saldo Anggaran Lebih (LPSAL). Modul di dalam SPAN terdiri dari 7 modul utama yang mengakomodir seluruh transaksi sistem akuntansi. Modul-modul tersebut adalah : Budget Preparation (BP), Management of Spending Authority (MoSA), Business Commitment (BC), Cash Management (CM), Payment (PM), Government Receipt (GR), dan General Ledger, Chart of Account and Reporting. Sedangkan sistem akuntansi di satker akan menggunakan SAKTI (Sitem Akuntansi Tingkat Instansi). Kebijakan Akuntansi Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas, maka entitas wajib menyajikan laporan demikian. 1.

Basis Akrual

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

44

Pengakuan

dan

pengukuran

berdasarkan

basis

akrual

meliputi

pencatatan pendapatan, beban, aset, kewajiban dan ekuitas yang akan disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. Namun setiap entitas akuntansi dalam penerapan SAP berbasis akrual penuh akan menggunakan 2 basis dalam pelaksanaannya karena hal ini terkait dengan kebutuhan penyajian laporan keuangan. 2.

Basis Kas Menuju Akrual Untuk pencatatan berdasarkan basis kas menuju akrual maka pencatatan

transaksi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan diakui dan diukur secara kas. Kemudian untuk pencatatan aset, kewajiban, dan ekuitas berdasarkan basis akrual. Sedangkan untuk entitas yang selama masa transisi masih menggunakan basis CTA maka dalam akan menggunakan Standar yang ada selama ini dan telah diadopsi dalam PP 71 tahun 2010. Dengan menerapkan penganggaran berbasis kas, memang tetap harus dilakukan pencatatan akuntansi dengan basis kas pada transaksi penerimaan dan

belanja negara. Basis kas baru benar-

benar mengakui pendapatan sebagai benar-benar pendapatan ketika terjadi aliran kas masuk ke kas negara, dan mengakui belanja benar-benar sebagai belanja ketika terjadi aliran kas keluar dari kas negara. Sehingga dasar pengakuan basis kas tidak memperhatikan hak dan kewajiban yang terjadi atas suatu transaksi, namun berdasarkan realitas aliran kas yang terjadi di dalam suatu transaksi. Pada transaksi akrual, peristiwa pengajuan Surat Perintah Membayar belanja oleh satker mewujudkan kewajiban/liability terhadap Negara untuk melunasi kewajiban tersebut dengan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Dengan basis akrual, akuntansi pada general ledger akrual terjadi pengakuan terjadinya beban dan kewajiban terhadap utang tersebut. Transaksi payment/pembayaran akan berpengaruh baik kepada general ledger akrual maupun general ledger kas. Dengan pelaksanaan akrual penuh dapat disajikan berapakah pendapatan dan berapakah belanja negara yang sesungguhnya Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

45

yang mempengaruhi kekayaan bersih pada saat pelaporan tersebut. Selain itu, akuntansi berbasis akrual dapat menghasilkan informasi keuangan

yang

komprehensif,

misalkan

berkaitan

dengan

penghapusan hutang yang tidak ada pengaruhnya pada laporan yang dihasilkan dari basis kas. Dengan basis kas, tidak dapat mencerminkan kemungkinan belanja dan pendapatan di masa mendatang, sehingga informasi yang dihasilkan hanya berdasarkan kas yang masuk dan yang keluar pada saat tersebut. Bagan Akun Standar Di

dalam

SPAN,

fungsi

Bagan

Akun

Standar

adalah

menghubungkan beberapa modul-modul transaksi dengan akunakun melalui terbentuk nya jurnal-jurnal transaksi ketika terjadi transaksi pada tiap-tiap modul. SPAN akan mengadopsi satu Bagan Akun Standar (BAS) untuk Ledger akrual dan Ledger kas. Pada struktur BAS yang diakomodir SPAN, akan disesuaikan dengan fitur General Ledger di Oracle. Oracle menempatkan kode-kode BAS menjadi suatu struktur dengan pertimbangan bahwa kode-kode yang ada pada struktur BAS akan menjadi dasar bagi pengecekan anggaran dan penyusunan laporan keuangan. Struktur BAS ini dikenal dengan istilah segment, sedangkan kode-kode yang ada dalam suatu segment disebut value. Selain segment dan value, juga terdapat DFF (descriptive flexfield) yang merupakan kode-kode yang ada dalam setiap modul SPAN, namun penggunaannya terbatas hanya di modul tersebut, dan tidak dapat digunakan oleh modul lain. Penggunaan DFF ini akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing modul SPAN. Hal ini berbeda dengan kode-kode dalam struktur BAS, dimana kode-kode dalam struktur BAS dapat digunakan oleh setiap modul. Selain itu, dalam Oracle juga digunakan konsep balancing segments, yang merupakan segmen penyeimbang dalam struktur

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

46

BAS. Balancing segment dalam struktur BAS adalah kode satker, sehingga nantinya laporan keuangan dapat dihasilkan per satker. Struktur Bagan Akun Standar beserta digitnya disajikan dalam table di bawah ini: No

KLASIFIKASI

Digit

TUJUAN

ATRIBUT PELAPORAN

1

SATKER

6

LK PER KL

BA, Eselon1, Konsolidasi Satker

2

KPPN

3

LK PER KPPN

3

AKUN

6

KLASIFIKASI EKONOMI

4

PROGRAM

3+2+2

KLASIFIKASI PROGRAM

5

OUTPUT

4+3

LAPORAN KINERJA

Kegiatan, Fungsi, Subfungsi, Satuan

6

DANA

2+1+8

KLASIFIKASI DANA

No Register Utang dan Hibah

7

Bank

1+4

Bank, Arus Kas

KPPN

8

Kewenangan

1

Jenis Kewenangan

9

Lokasi

2+2

Tempat kegiatan

10

Anggaran

1

11

Antar entitas

6

12

Cadangan

6

Due-To and Due-From

Teknik Akuntansi Pencatatan

menggunakan

basis

akrual,

pencatatan

pendapatan dan beban dicatat saat terjadinya transaksi. Hal ini berdampak dengan adanya akun baru kelompok Liability (kelompok Belanja-Belanja

yang

masih

Pengeluaran-Pengeluaran

yang

harus masih

dibayar harus

dan

kelompok

dibayar),

Beban

Penyusutan, Pendapatan-Pendapatan Yang Ditangguhkan, Beban Dibayar Dimuka, Piutang Yang Akan Diterima, Piutang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), dan akun-akun komitmen. Di dalam SPAN dikenal penerapan akuntansi komitmen. Akuntansi komitmen tersebut bertujuan sebagai kontrol terhadap Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

47

budget sehingga dapat diketahui fund availability dan hal tersebut tidak mempengaruhi Laporan Keuangan. Hal ini merupakan suatu usaha pencatatan yang dilakukan Pemerintah terhadap suatu kontrak ke dalam siklus akuntansi pemerintah saat ini. Selain encumbrance accounting, di dalam SPAN dikenal konsep due to (Ditagihkan ke entitas lain) dan due from (Ditagihkan dari entitas lain). Hal ini didasarkan pada prinsip dalam UU Keuangan Negara bahwa Kementerian Negara/Lembaga selaku pengguna anggaran

tidak

memegang

kas,

sehingga

pencairan

dana/pembayaran dilakukan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara, yaitu Dit Pengelolaan Kas Negara dan KPPN, selaku pemilik rekening. Akun Ditagihkan ke entitas lain_KPPN dan Ditagihkan dari entitas lain_Satker

merupakan

pengguna

anggaran

akun tidak

sementara berwenang

(temporary) untuk

karena

mengotorisasi

pembayaran. Ditagihkan ke entitas lain_KPPN merupakan tagihan satker ke KPPN sehingga seolah olah timbul tagihan kepada negara, sedangkan Ditagihkan dari entitas lain_Satker merupakan utang Pemerintah kepada satker yang harus dibayar, baik melalui Dit. PKN maupun KPPN. Hal ini berdampak pada timbulnya jurnal pengakuan tagihan ke KPPN pada pencatatan satker, dan jurnal pengakuan utang yang harus dibayar kepada satker pada pencatatan KPPN. Oleh karena kebijakan penganggaran menggunakan basis kas dan transaksi menggunakan basis akrual, pada saat terjadi transaksi dan pencatatan, penjurnalan di dalam SPAN mengakomodir pencatatan pada dua ledger, yaitu; ledger akrual dan ledger kas. Pelaporan Pelaporan

(Reporting) merupakan

salah satu

proses bisnis dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan keuangan oleh entitas akuntansi dan pelaporan. Penyempurnaan proses bisnis Pelaporan pada dasarnya dilakukan dalam rangka mewujudkan

terciptanya

transparansi,

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

48

efektivitas

dan

akuntabilitas

dalam

pelaporan keuangan

pemerintah. Business Process Improvement dalam Modul Pelaporan meliputi

penyempurnaan

mekanisme

pelaporan

melalui

penggunaan SPAN single database. Database yang terintegrasi dalam lingkup Kementerian Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara

(BUN)

discrepancy

ini

akan

menghindarkan

adanya

information

yang dihasilkan oleh entitas‐entitas yang berbeda

dalam lingkup BUN sebagaimana yang sering terjadi saat ini. Selain itu, konsep ini akan mempercepat alur pelaporan karena entitas yang lebih tinggi tidak lagi harus menunggu dari entitas di bawahnya untuk menerima laporan, melainkan entitas tersebut bisa memenuhi sendiri laporan yang dibutuhkan dengan langsung mengakses ke database. Dampak positif lainnya dari penggunaan single database adalah adanya simplifikasi dalam proses rekonsiliasi laporan keuangan (penyederhanaan level rekoniliasi). Namun demikian,

konsekuensinya

adalah

perlunya

penyempurnaan

prosedur rekonsiliasi di level terendah (KPPN‐Satker) yakni perlunya dilakukan reformulasi prosedur rekonsiliasi. Pengembangan lainnya dalam Modul Pelaporan adalah penyempurnaan laporan keuangan itu sendiri. Dalam konteks pengembangan SPAN, akan dihasilkan laporan keuangan lebih

lengkap.

Disamping

laporan

keuangan

yang

berbasis

kas

yang merupakan statutory report yaitu Laporan Realisasi Anggaran, juga akan dihasilkan laporan keuangan

berbasis

akrual

yang

akan memberikan informasi keuangan yang lebih komprehensif sehingga lebih relevan dan lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Disamping itu, Modul Pelaporan juga akan menfasilitasi disusunnya sebuah laporan keuangan

pemerintah

yang

dapat

menghasilkan statistik keuangan yang mengacu kepada manual Statistik

Keuangan

Pemerintah

(Government

Finance

Statistics

atau GFS). Laporan keuangan berbasis Sistem GFS ini dapat Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

49

digunakan untuk memenuhi kebutuhan analisis kebijakan dan kondisi fiskal, pengelolaan dan analisis perbandingan antarnegara (cross country studies), kegiatan pemerintahan, dan penyajian statistik keuangan

pemerintah.

Sebuah

terobosan

dalam

penyusunan

laporan internal juga menjadi concern dan pemikiran dalam pengembangan proses bisnis Pelaporan. Konsep “User Defined Reporting” merupakan sebuah gagasan yang layak dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan ini .

Penerapan Integrated Database (Single Database) Untuk memperoleh laporan keuangan yang berkualitas, valid, andal dan tepat waktu, diperlukan penyempurnaan proses pelaporan pengolahan

baik

dari

datanya.

faktor

data

Selama

ini

input maupun sering

terjadi

proses adanya

perbedaan laporan antara KL dengan BUN baik di level terendah (KPPN & satker), level wilayah maupun level teratas (kantor pusat). Salah satu penyebabnya adalah karena laporan dihasilkan dari dua database yang berbeda. Meskipun telah dilakukan proses verifikasi dan rekonsiliasi antar keduanya, namun hasilnya belum maksimal untuk menihilkan perbedaan. Salah satu upaya menghilangkan perbedaan tersebut, laporan dari dua entitas tersebut di atas (KL & BUN) diupayakan untuk bisa dihasilkan dari satu database yang sama. Dengan single database, perbedaan laporan kedua enititas tersebut tidak akan terjadi lagi. Namun sebenarnya dengan menggunakan satu Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

50

database pun ada dua kemungkinan yang terjadi, benar keduaduanya atau salah kedua-duanya karena tidak adanya prosedur cross-check

antar

dua

laporan

tersebut.

Oleh

karena

itu,

penggunaan single database juga harus dibarengi dengan ketelitian dan kejelian mulai dari awal perekaman data.

Proses Bisnis Pelaporan di KPPN – Seksi Verifikasi dan Akuntansi Pengembangan proses bisnis Pelaporan

di tingkat KPPN

akan banyak terkait dengan seksi Verifikasi dan Akuntansi (Vera) di KPPN. Ada beberapa sub aktivitas utama dalam proses pelaporan di tingkat KPPN khususnya Seksi Vera yaitu Prosedur Rekonsiliasi, prosedur pembuatan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR), prosedur pemberian

sanksi

yang

Belum

Rekonsiliasi,

dan

Prosedur

Penyusunan LKPP tingkat KPPN. 11

Dalam penyempurnaan proses bisnis pelaporan khususnya terkait dengan reformulasi prosedur rekonsiliasi, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian khusus, antara lain penghapusan (tidak diharuskan) rekonsiliasi di tingkat wilayah dan eselon 1 memaksa penyempurnaan pada prosedur rekonsiliasi di tingkat KPPN. Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

51

Sistem Pendukung pada Kementerian Lembaga ()23BAB III TEKNOLOGI DAN INFORMASI SPAN

SPAN dalam operasionalisasinya melibatkan tiga unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan yaitu Direktorat Jenderal Anggaran terkait dengan proses Perencanaan Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan terkait dengan Pelaksanaan Anggaran, serta Sekretariat Jenderal melalui Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek), terkait dengan infrastruktur Teknologi Informasi.4

Bagan 1

Ruang Lingkup Pengembangan Teknologi Informasi SPAN Adapun ruang Lingkup Pengembangan Teknologi Informasi SPAN terdiri dari: 1. Penyediaan Pusat Data dan Pusat Pemulihan Data 2. Pemasangan Instalasi Kabel Komunikasi Data 3. Instalasi Wide Area Network dalam rangka Komunikasi Data 4. Penggunaan Aplikasi berbasis COTS 5. Penggunaan Collabortion Environment dengan aplikasi perkantoran

Terkait dengan aplikasi SPAN sendiri, yang digunakan adalah aplikasi dengan menggunakan platform Enterprise resource planning (ERP) dan Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

i

berbasis commercial off-the-shelf (COTS). COTS adalah program aplikasi yang dibuat secara khusus oleh berdasarkan

‘best

practices

of

perusahaan penyedia software business

process’

pada

bidang

bersangkutan, sehingga program aplikasi tersebut dapat digunakan secara

umum

oleh

semua

institusi

untuk

menangani

bidang

bersangkutan. Dalam implementasi SPAN, Aplikasi COTS yang digunakan adalah Oracle Financials yang merupakan bagian dari Oracle Financial Management. Oracle Financial Management sendiri adalah salah satu produk dari Oracle E-Business Suite Release 12.1.3. Database yang digunakan pada implementasi SPAN ini adalah Oracle Database 11g.

Bagan 2

Tampilan Oracle E-Business Suite Aplikasi

SPAN

terdiri

atas

modul-modul

yang

dapat

dikelompokkan dalam tiga proses yaitu : a. Perencanaan Anggaran, yang terdiri atas Modul Penyusunan

Anggaran (Budget Preparation) b. Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri atas :

i.

Modul

Manajemen

DIPA

(Management

of

Spending

Authority) ii.

Modul Manajemen Komitmen (Commitment Management)

iii.

Modul Manajemen Pembayaran (Payment Management) Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

ii

iv.

Modul Penerimaan Negara (Government Receipt )

v.

Modul Manajemen Kas (Cash Management)

c. Akuntansi dan Pelaporan, terdiri atas :

 Modul Buku Besar dan Bagan Akun Standar (General Ledger and Chart of Accounts)  Modul Pelaporan (Reporting)

Seperti penggunaan aplikasi pada umumnya, aplikasi SPAN juga memiliki user management yang berfungsi untuk mengelola pengguna yang melakukan akses pada aplikasi SPAN. Username Aplikasi SPAN adalah NIP pegawai yang memiliki hak dan kewenangan masuk kedalam sistem dan Nama yang bersangkutan akan dijadikan sebagai deskripsi pengguna. Pengguna aplikasi SPAN, terdiri dari: 1. Lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kantor Pusat, Kanwil DJPBn dan KPPN) 2. BA 999

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

iii

Masih terkait dengan user management, salah satu prinsip keamanan

sistem

Informasi

adalah

dengan

menerapkan

mekanisme Maker dan Checker, dimana dalam melakukan sebuah transaksi setidaknya dibutuhkan dua orang untuk menyelesaikan transaksi tersebut. Individu pertama bertugas untuk membuat transaksi sedangkan Individu yang lain terlibat dalam melakukan otorisasi/ persetujuan. Disini pemisahan wewenang memainkan peranan yang penting. Mekanisme ini dilakukan juga dalam Aplikasi SPAN, dimana dalam menyelesaikan sebuah transaksi dibutuhkan tiga Individu yang terlibat, yaitu: a. Individu yang membuat transaksi (Maker) b. Individu yang melakukan otorisasi (Checker) c. Individu yang menyetujui transaksi dilakukan (Approval)

Approval Kepala Kanwil

Approval Kepala KPPN Kasi Bank Kasi Bendum Kasi PD Kasi PD I Kasi PD II Kasi PPHLN I Kasi PPHLN II Kasi PPHLN III Kasi Verak

Checker Kabid Aklap Kabid PA Kabid Pemb. Perbendaharaan 1 Kabid Pemb. Perbendaharaan 2 Tabel 1

Maker FO Kanwil

Pemisahan Kewenangan Pada Kanwil DJPBN Checker Maker MO PD MO PD1 MO PD2 MO PPPHLN I MO PPPHLN II MO PPPHLN III

BO Bank BO Bendum BO Bendum BO Vera BO Verak FO Bendum FO KPPN FO Pencairan Dana FO Vera

5Tabel 2 Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

iv

Pemisahan Kewenangan Pada KPPN

Bagan 3

Interface SPAN Dalam pelaksanaannya aplikasi SPAN tidak berdiri sendiri tetapi

juga

melakukan

interaksi

dengan

eksternal

sistem

menggunakan interface. Interface yang disediakan pada SPAN, terdiri dari: 1. Interface SPAN dengan Legacy System (sistem yang sedang berjalan) 2. Interface SPAN dengan Perbankan (Bank Indonesia dan Bank Operasional) 3. Interface

SPAN dengan Hyperion

(Aplikasi Penyusunan

Anggaran yang dikelola oleh DJA) 4. Interface SPAN dengan SAKTI BAB IV PENUTUP

Salah satu tujuan pengembangan sistem SPAN adalah semakin mempermudah proses penganggaran yang dimulai dari perencanaan proses

sampai dengan pelaporan. Dalam sistem SPAN

penyusunan

dokumen

pelaksanaan

anggaran

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

akan v

semakin terintegrasi sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan negara Sejalan dengan reformasi di bidang keuangan Negara, reformasi

penganggaran

dan

perbendaharaan

negara

mengagendakan sejumlah penyempurnaan terutama di bidang penganggaran dan perbendaharaan. Dalam penyempurnaan ini,

pengintegrasian fungsi-fungsi sistem penganggaran

perbendaharaan

menjadi

dasar

bagi

dan

upaya pencapaian

akuntabilitas pertanggungjawaban keuangan Pemerintah yang dapat diandalkan. Sistem pengelolaan keuangan negara yang modern, transparan dan akuntabel menjadi tujuan yang akan dicapai dalam reformasi dimaksud. Dalam pelaksanaan APBN, akan dikenal beberapa proses bisnis yang baru, yaitu manajemen data supplier, manajemen data kontrak, manajemen data tagihan dan Surat Perintah Membayar. Dalam penyusunan laporan keuangan, penyempurnaan yang akan dilakukan meliputi aplikasi akuntansi keuangan, akuntansi barang milik negara, rekonsiliasi SAI, penyusunan LPJ bendahara, dan akuntansi persediaan.

Selain aplikasi SAKTI, juga akan

dikembangkan aplikasi pendukung yang meliputi portal SPAN dan SPAN SMS.

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

vi

REFERENSI Islam, Saiful, Purnomo Bungkus dkk, 2010, Modul Manajemen DIPA, Direktorat Transformasi Perbendaharaan. Islam, Saiful, Setiawan Iwan dkk, 2010, Modul Manajemen Pembayaran, Direktorat Transformasi Perbendaharaan. Islam, Saiful, Puspita Ingelia dkk, 2010, Modul Buku Besar dan Bagan Akun Standar, Direktorat Transformasi Perbendaharaan. Islam, Saiful, Mulyono Slamet dkk, 2010, Modul Manajemen Pelaporan, Direktorat Transformasi Perbendaharaan. Sudarto, Setiawan Adi, 2010, Modul Manajemen Komitmen, Direktorat Transformasi Perbendaharaan. Sudarto,

Hemidon,

2010,

Modul

Manajemen

Penerimaan,

Direktorat

Transformasi Perbendaharaan. Sudarto, Hutabarat Dodi, 2010, Modul Manajemen Kas, Direktorat Transformasi Perbendaharaan. Tim Penyusun Modul SPAN, 2012, Modul SPAN Manajerial, Direktorat Transformasi Perbendaharaan.

Pengenalan Tingkat Dasar Proses Bisnis SPAN

vii

Related Documents

Modul
October 2019 83
Modul
August 2019 77
Modul
August 2019 101
Modul 11
June 2020 24
Modul Limit.pdf
June 2020 13
Modul Ii
June 2020 16

More Documents from "Amalia Yuli Astuti"

Quiz Sia.docx
May 2020 4
Dasar Teknik Komputer.docx
October 2019 30
Modul Span.pdf
May 2020 11
Hadist Maudlu.docx
October 2019 21
Laporan Jay.docx
July 2020 4
Pmk No 16 Thn 2016.pdf
July 2020 10