MODUL – I PERAN DAN TUGAS KADER A. Kader Kesehatan Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela. Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menanggani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat- tempat pemberian pelayanan kesehatan. Seorang kader kesehatan adalah warga tenaga sukarela dalam bidang kesehatan yang langsung dipilih oleh dan dari para masyarakat yang tugasnya membantu dalam pengembangan kesehatan masyarakat. Kader kesehatan disebut juga sebagai promotor kesehatan desa atau disingkat prokes. Kader kesehatan adalah warga dari masyarakat lingkungan setempat yang dipilih masyarakat dan juga ditinjau oleh masyarakat serta dapat bekerja dengan sukarela. Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat dan diharapkan mereka dapat melakukan pekerjaannya secara sukarela tanpa menuntut imbalan berupa uang atau materi lainnya. Namun ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat. Kader dibentuk dengan tujuan untuk menyukseskan pembangunan nasional di bidang kesehatan, dimana prinsip dari pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa masyarakat itu bukan objek akan tetapi masyarakat adalah subjek dari suatu pembangunan nasional. Dalam hal ini masyarakat berperan serta secara aktif dan juga mempunyai tanggung jawab dalam menyukseskan pembangunan dalam bidang kesehatan. Disinilah peran kader yang sangat penting untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai hal itu. B. Peran dan Tugas Kader Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh berkedudukan dalam masyarakat. Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran, jadi peran dapat diartikan suatu konsep diri seseorang berdasarkan perilaku dan status sosial atau kedudukan di masyarakat. Kader sangat penting dalam menjembatani masyarakat. Berbagai informasi dari pemerintah lebih mudah disampaikan kepada masyarakat melalui kader. Karena kader lebih tanggap dan memiliki pengetahuan kesehatan diatas rata-rata dari kelompok sasaran. Peran kader secara umum adalah melaksanakan kegiatan pelayanan dan mensukseskan bersama masyarakat serta merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat desa. Peran dan fungsi kader adalah mampu melaksanakan sejumlah kegiatan yang ada di lingkungannya. Kegiatan yang dilakukan sifatnya sederhana akan tetapi juga harus berguna untuk masyarakat dan kelompok. Peran dan fungsi kader tersebut adalah : Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 1
1. sebagai pelaku penggerakan masyarakat Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2. sebagai pengamat terhadap masalah kesehatan di wilayahnya 3. Melakukan pemberantasan terhadap berbagai penyakit menular, mendata kasus kesehatan, memberikan laporan mengenai vaksinasi, pendistribusian obat atau alat kontrasepsi KB, juga pemberiuan berbagai bentuk penyuluhan tentang pentingnya Keluarga Sehat. 4. Memberi dan membimbing materi kesehatan tentang lingkungan, pembuatan jamban keluarga dan sarana air sederhana. 5. Melakukan program dana sehat, pos kesehatan desa, dan berbagai program kesehatan lainnya termasuk JKN.
MODUL – II PROGRAM KELUARGA SEHAT A. Pengertian Keluarga Sehat Keluarga sehat dapat didefinissikan sebagai suatu kondisi atau keadaan yang sejahtera baik dari segi fisik, mental dan sosial yang memungkinkan sebuah keluarga yang utuh agar dapat hidup normal secara sosial dan ekonomi. Dalam keluarga terjadi hubungan multi fungsional, dimana didalamnya terjadi banyak interaksi antara orangtua-anak, adik-kakak, dan suami-istri yang masing-masing hubungan tersebut memiliki karakteristik dan kepribadian individual sebagai faktor pembangun keluarga tersebut. Hasil pembangunan kesehatan cukup menggembirakan, namun terobosan atau kebijakan baru dalam akselerasi program mutlak dibutuhkan. Terobosan tersebut salah satunya melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Program Keluarga Sehat melalui pendekatan keluarga. Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI pada pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2016 di Jakarta. GERMAS dilakukan sebagai penguatan upaya promotif dan preventif masyarakat. Tujuan GERMAS, antara lain : 1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan 2. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk 3. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan. Prinsip GERMAS, yaitu Kerjasama multisektor, Keseimbangan masyarakat, keluarga dan individu, dan Pemberdayaan masyarakat; 4. Penguatan sistem kesehatan : Pendekatan siklus hidup, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan berfokus pada pemerataan layanan. Gerakan ini dimulai dengan tiga fokus kegiatan, yaitu : 1) meningkatkan aktifitas fisik, 2) konsumsi sayur dan buah, serta 3) deteksi dini penyakit tidak menular (PTM). Kebijakan lainnya adalah Program Keluarga Sehat melalui pendekatan keluarga, dilaksanakan oleh Puskesmas yang mempunyai ciri : 1. Sasaran utama adalah Keluarga 2. Diutamakan promotif dan preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 2
3. Kunjungan rumah secara aktif untuk peningkatan outreach dan total coverage; 4. Pendekatan siklus kehidupan atau life cycle approach. Keluarga yang dimaksud dalam program ini adalah keluarga inti (suami, isteri dan anak). Dalam satu rumah bisa saja terdapat lebih dari satu keluarga. B. Tujuan Tujuan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga adalah : a. Meningkatkan akses keluarga berserta anggotanya terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif, meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar; b. Mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota; melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan; c. Mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional; d. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. C. Pendekatan Keluarga Sehat Cara kerja pelayanan kesehatan tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga di luar gedung dengan mengunjungi keluarga-keluarga diwilayah kerjanya (tidak hanya mengandalkan UKBM yang ada), melakukan pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP dan UKM secara berkesinambungan dengan target keluarga didasari data dan informasi dari profil kesehatan keluarga.
D. Tingkat dan Prioritas Program Keluarga Sehat Indikator yang digunakan 12 indikator, namun daerah bisa menambahkan indikator muatan lokal sesuai masalah kesehatan setempat. 1. Tingkatan Keluarga Sehat Disepakati 3 tingkatan Keluarga Sehat yaitu : a. Keluarga sehat, jika > 80% indikator baik b. Keluarga pra-sehat, jika 50%-80% indikator baik c. Keluarga tidak sehat, jika < 50% indikator baik
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 3
2. Prioritas Program Keluarga Sehat Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terdiri atas 4 (empat) area prioritas yang meliputi: a. penurunan angka kematian ibu dan bayi; b. penurunan prevalensi balita pendek (stunting); c. penanggulangan penyakit menular; dan d. penanggulangan penyakit tidak menular. Area prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi dan kewenangannya. a. Kesehatan ibu : menurunkan angka kematian ibu (AKI) b. Kesehatan anak : menurunkan angka kematian bayi (AKB), menurunkan prevalensi balita pendek (stunting) c. Pengendalian penyakit menular : mempertahankan prevalensi HIV-AIDS kurang dari 0,5, menurunkan prevalensi tuberculosis, dan menurunkan prevalensi malaria d. Pengendalian penyakit tidak menular : menurunkan prevalensi hipertensi, mempertahankan prevalensi obesitas pada 15,4, menurunkan prevalensi diabetes, menurunkan prevalensi kanker serta diperkuat dengan penyehatan lingkungan (sanitasi dan air minum).
MODUL – III URAIAN INDIKATOR KELUARGA SEHAT A. Indikator Keluarga Sehat 1. Dua belas indikator keluarga sehat A. Program Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak 1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana 2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 3. Bayi mendapatkan Imunisasi dasar lengkap 4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 5. Balita mendapatkan pemantuan pertumbuhan B. Pegendalian Penyakit Menular & Tidak Menular 6. Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar 7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan C. Perilaku dan Kesehatan Lingkungan 9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok 10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 4
2. Definisi Operasional tiap Indikator N o 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
Indikator
Definisi Operasional
Keluarga mengikuti adalah jika keluarga merupakan pasangan usia program Keluarga subur, suami atau isteri atau keduanya, terdaftar Berencana secara resmi sebagai peserta/akseptor KB dan atau menggunakan alat kontrasepsi. Ibu melakukan adalah jika di keluarga terdapat ibu pasca bersalin persalinan di fasilitas (usia bayi 0-11 bulan) dan persalinan ibu tersebut, kesehatan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, bidan praktek swasta). Bayi mendapatkan adalah jika di keluarga terdapat bayi (usia 12-23 Imunisasi dasar bulan), bayi tersebut telah mendapatkan imunisasi lengkap HB0, BCG, DPT-HB1, DPT-HB2, DPT-HB3, Polio1, Polio2, Polio3, Polio4, Campak. Bayi mendapat air adalah jika di keluarga terdapat bayi usia 7–23 susu ibu (ASI) bulan dan bayi tersebut selama 6 bulan (usia 0-6 eksklusif bulan) hanya diberi ASI saja (ASI eksklusif). Balita mendapatkan adalah jika di keluarga terdapat balita (usia 2–59 pemantuan bulan 29 hari) dan bulan yang lalu ditimbang berat pertumbuhan badannya di Posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya dan dicatat pada KMS/buku KIA. Penderita adalah jika di keluarga terdapat anggota keluarga tuberculosis paru berusia ≥ 15 tahun yang menderita batuk dan sudah mendapatkan 2 minggu berturut-turut belum sembuh atau pengobatan sesuai didiagnogsis sebagai penderita tuberkulosis (TB) standar paru dan penderita tersebut berobat sesuai dengan petunjuk dokter/petugas kesehatan. Penderita hipertensi adalah jika di dalam keluarga terdapat anggota melakukan keluarga berusia ≥15 tahun yang didiagnogsis pengobatan secara sebagai penderita tekanan darah tinggi (hipertensi) teratur dan berobat teratur sesuai dengan petunjuk dokter atau petugas kesehatan. Penderita gangguan adalah jika di keluarga terdapat anggota keluarga jiwa mendapatkan yang menderita gangguan jiwa berat dan penderita pengobatan dan tersebut tidak ditelantarkan dan/atau dipasung tidak ditelantarkan serta diupayakan kesembuhannya. Anggota keluarga adalah jika tidak ada seorang pun dari anggota tidak ada yang keluarga tersebut yang sering atau kadang-kadang merokok menghisap rokok atau produk lain dari tembakau. Termasuk di sini adalah jika anggota keluarga tidak pernah atau sudah berhenti dari kebiasaan menghisap rokok atau produk lain dari tembakau. Keluarga sudah adalah jika seluruh anggota keluarga tersebut menjadi anggota memiliki kartu keanggotaan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan/atau kartu Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 5
Nasional (JKN) 1 1
1 2
kepesertaan asuransi kesehatan lainnya.
Keluarga mempunyai adalah jika keluarga tersebut memiliki akses dan akses sarana air menggunakan air ledeng PDAM atau sumur pompa, bersih atau sumur gali, atau mata air terlindung untuk keperluan sehari-hari. Keluarga mempunyai adalah jika keluarga tersebut memiliki akses dan akses atau menggunakan sarana untuk buang air besar berupa menggunakan kloset leher angsa atau kloset plengsengan. jamban sehat
B. Uraian Indikator Keluarga Sehat 1. Keluarga mengikuti program KB a. Pengertian Keluarga Berencana (KB) Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. b. Tujuan KB 1) Tujuan umum Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. 2) Tujuan khusus a) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi. b) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi. c) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran c. Manfaat KB 1) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan 2) Meningkatkan kesehatan ibu 3) Mengatur jarak kahamilan 4) Meningkatkan kesehatan anak 5) Meningkatkan kecukupan ASI 6) Meningkatkan kesejahteraan keluarga Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 6
7) Meningkatkan kebahagiaan kelurrga 8) Mendukung penurunan angka kematian bayi INGAT !!! PASANGAN USIA SUBUR MENENTUKAN METODE KB SETELAH PERSALINAN
d. Macam Metode Kontrasepsi yang ada dalam Program KB di Indonesia 1) Metode Kontrasepsi Sederhana Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, dan spermisida. 2) Metode Kontrasepsi Hormonal Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant. 3) Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung hormon (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung hormon. 4) Metode Kontrasepsi Mantap Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan. 5) Metode Kontrasepsi Darurat Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan AKDR. 2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan Diperkirakan satu orang ibu meninggal setiap jam akibat kehamilan, bersalin, nifas, dan 401 bayi meninggal setiap jamnya. sebagian besar kematian bayi disebabkan karena Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), kesulitan bernafas saat lahir (56%) pada usia 0 - 28 hari, sedangkan kematian bayi pada usia 1 - 12 bulan disebabkan Diare dan Pneumonia. intuk itu, mari dukung agar persalinan dapat ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 7
a. Apa yang dimaksud dengan persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan ? persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terampil sesuai standar (bidan, dokter, dan tenaga paramedis lainnya di fasilitas kesehatan) b. Mengapa harus mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan ? 1) Agar ibu hamil dan bayi dapat secara cepat dan tepat mendapatkan pelayanan pertolongan persalinan sesuai standar. 2) Mengenali secara dini tanda - tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas. 3) mendapatkan pertolongan pertama gawat darurat dengan cepat sebagai persiapan upaya rujukan ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi c. Mengapa harus mendapatkan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan? 1) Agar ibu hamil dan bayi secara cepat dan tepat mendapat fasilitas kesehatan yang bersih dan aman. 2) mendapat pertolongan dan pelayanan dari tenaga Kesehatan siap di tempat. d. Apa tanda - tanda bahaya persalinan ? 1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas - mulas 2) Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan. 3) Tali pusat, tangan, dan kaki bayi keluar lebih dahulu dari jalan lahir 4) Tidak kuat mengejan 5) Mengalami kejang-kejang 6) Air ketuban keruh dan berbau 7) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas - mulas 8) Setelah bayi lahir ari-ari tidak keluar 9) Gelisah mengalami kesakitan yang hebat 10) Pendarahan setelah bayi lahir. e. Apa yang harus dilakukan bila salah satu tanda bahaya tersebut terjadi ? 1) Segera hubungi tanaga kesehata (dokter, bidan, tenaga paramedis) 2) Ibu harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. 3) Usahakan agar ibu tetap tenang 4) suami atau keluarga menyiapkan 2 orang calon pendonor darah 5) Menyiapkan ambulan desa sesuai karakteristik transportasi daerah 6) Tokoh masyarakat membantu ibu hamil mendapatkan kemudahan dalam pelayanan KIA melalui Jamkesda. atau jaminan lainnya. Tujuan Pertolongan Persalinan Harus Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan? 1) Menurunkan kesakitan dan komplikasi persalinan 2) memberikan pelayanan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi 3) memberikan kenyamanan keamanan dan keselamatan pada ibu hamil, bersalin dan nifas. MARI KITA DUKUNG...... PERTOLONGAN PERSALIANAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN…
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 8
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap a. Pengertian Imunisasi Imunisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit dengan cara memberikan mikroorganisme bibit penyakit berbahaya yang telah dilemahkan (vaksin) kedalam tubuh sehingga merangsang sistem kekebalan tubuh terhadap jenis antigen itu dimasa yang akan datang. Imunisasi bisa saja diberikan pada semua umur, hanya saja beberapa imunisasi efektif diberikan pada usia tertentu. ada yang pada bayi, anak-anak, remaja bahkan lansia. Bahkan sekarang ini sedang populer Vaksin HPV untuk mencegah kanker servik pada wanita umur 11-26 tahun. Imunisasi dasar pada bayi yaitu upaya pencegahan penyakit dengan cara pemberian beberapa vaksin imunisasi dasar yang harus diberikan pada bayi melalui oral maupun dengan cara penyuntikan. Beberapa alasan mengapa imunisasi dasar penting untuk diberikan : 1) Imunisasi diberikan agar bayi siap dengan lingkungan baru (luar kandungan) karena tidak ada lagi kekebalan tubuh alami yang di dapatkan dari ibu seperti saat masih dalam kandungan. 2) Apabila tidak dilakukan vaksinasi dan kemudian terkena kuman yang menular, kemungkinan tubuhnya belum kuat melawan penyakit tersebut. b. Manfaat imunisasi 1) Untuk menjaga daya tahan tubuh anak. 2) Untuk mencegah penyakit-penyakit menular yang berbahaya 3) Untuk menjaga anak tetap sehat 4) Untuk mencegah kecacatan dan kematian. 5) Untuk menjaga dan membantu perkembangan anak secara optimal c. Jadwal pemberian imunisasi dasar Imunisasi dasar untuk bayi di layanan primer mengacu pada jadwal yang di terbitkan oleh kementrian kesehatan Indonesia, yaitu : Umur Bayi 0 - 7 hari 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 9 Bulan
Jenis Imunisasi Hepatitis B (HB) 0 BCG - Polio 1 DPT - HB 1 - Polio 2 DPT - HB 2 - Polio 3 DPT - HB 3 - Polio 4 Campak
Program imunisasi dasar di Indonesia saat ini bisa di dapatkan secara gratis dan seluruh biaya ditanggung melalui anggaran dan kebijakan pemerintah. Imunisasi bisa di lakukan melalui Rumah sakit, puskesmas dan posyandu. Selain itu imunisasi juga bisa dilakukan di klinik-klinik kesehatan lain.
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 9
d. Jenis Vaksin imunisasi dasar yang wajib di berikan pada anak 1) Vaksin Hepatitis B Virus hepatitis B adalah virus yang menyebabkan penyakit hepatitis B atau lebih dikenal dengan nama penyakit kuning. Penyakit ini sangatlah berbahaya karena bisa menyebabkan kerusakan pada hati. Pemberian vaksin 3 kali pada bayi terbukti mampu mencegah penyakit hepatitis B sampai 75 %. 2) Vaksin DPT Vaksin ini merupakan gabungan dari 3 vaksin yaitu Difteri, Pertussis, dan Tetanus (DPT). Difteri merupakan penyakit dari basil Difteri yang bisa menyebabkan kerusakan jantung dan sataf. Pertussis yaitu penyakit batuk rajan yang sangat menular penyakit inj sering juga disebut batuk 100 hari. Tetanus disebabkan oleh jenis bakteri yang disebut dengan Clostridium tetani ditandai dengan kekakuan otot gejala penyakit tetanus hampir sama dengan Epilepsi. 3) Vaksin Polio Penyakit polio adalah penyakit yang bisa menyebabkan kelumpuhan pada anak. Menurut penelitian vaksin polio terbukti 90 % efektif untuk mencegah infeksi polio pada anak. 4) Vaksin Campak Campak adalah salah satu jenis Penyakit kulit yang menular berakibat fatal terutama pada anak-anak. Menurut penelitian Vaksin ini dapat mencegah infeksi campak hingga 90 persen. 5) Vaksin Bacille Calmette Guerin (BCG) Vaksin berguna untuk mencegah penyakit tuberculosis (TB) yaitu penyakit infeksi mycobacterium tuberculosis. Kuman ini merupakan kuman yang sangat berbahaya dan tidak mudah untuk dimatikan. 4. Bayi mendapatkan ASI eksklusif b. Pengertian ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun. Bayi yang diberikan ASI secara esklusif cenderung lebih sering pemberian ASInya daripada pemberian pada bayi yang minum susu formula. Bayi baru lahir biasanya setiap 2-3 jam disusui oleh ibunya. Semakin bertambah usianya, waktu atau jarak antara menyusui akan meningkat karena kapasitas perut mereka menjadi lebih besar. Sebaliknya bayi baru lahir yang hanya mengenal susu formula akan memulai minum susu formula kira-kira setiap 3-4 jam selama beberapa minggu pertama kehidupan. Ibu harus memperhatikan petunjuk atau sinyal dari bayi yang menunjukkan dia lapar (isyarat lapar). Ketika dia ingin makan, mungkin dia akan meletakkan kedua tangan atau jari pada mulutnya, membuat gerakan mengisap, menjulurkan lidahnya, memukul bibirnya, menendang atau menggeliat, atau mulai
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 10
menggerakan rahang dan mulut atau kepala untuk mencari payudara anda. Jika ia mulai menangis, ini biasanya sinyal akhir bahwa dia ingin makan. Pemberian ASI eksklusif merupakan faktor penunjang kecerdasan bayi, memang tidak mudah karena sang ibu harus memberikannya selama 6 bulan. Namun seringkali kesalahan yang terjadi adalah setelah masa ASI eksklusif ini atau si bayi sudah bisa mengkonsumsi makanan lain selain ASI si ibu tidak memberikan ASI lagi. Padahal menurut standar kesehatan dunia (WHO), bayi sebaiknya di sapih setelah 2 tahun usianya. Permasalahan ASI eksklusi juga terjadi pada ibu yang bekerja di kantoran, untuk itu pemerintah mencoba memberikan keleluasaan pada ibu yang pada masa pemberian ASI eksklusif boleh membawa anak ikut serta bekerja atau mengijinkannya memberi jam khusus untuk menyusui bayinya. c. Manfaat ASI Eksklusif Berikut manfaat pemberian ASI eksklusif: 1) Mengandung zat gizi dan berbagai zat kekebalan tubuh yang dibutuhkan bayi. 2) Melindungi bayi dari penyakit diare, sakit telinga, infeksi saluran pernapasan, dan alergi. 3) Mudah diserap oleh tubuh bayi dan meningkatkan kesadaran 4) Praktis, ekonomis, higienis dan selalu tersedia dengan suhu yang tepat 5) Mencegah terjadinya anemia, dan membantu menunda kehamilan 6) Menunjang tumbuh kembang yang optimal Selama menyusui, ibu disarankan untuk menjaga asupan yang masuk ke dalam tubuh, dikhawatirkan asupan tersebut bisa memengaruhi ASI dan berefek tidak baik pada bayi. Menerapkan pola makan sehat sangat dianjurkan ketika ibu sedang menyusui seperti mengonsumsi sayuran, buah, daging tanpa lemak, makanan berserat, susu dan banyak minum air. Program ASI eksklusif sayangnya tidak bisa dijalankan pada wanita yang sedang menjalani kemoterapi untuk kanker, mengidap tuberkulosis, pengguna narkoba, pengonsumsi obat-obatan tertentu, atau penderita HIV.
ASI Eksklusif yang terbaik bagi bayi
5. Pemantauan Pertumbuhan Balita a. Pertumbuhan sebagai Indikator Status Gizi Pertumbuhan merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Kebutuhan zat gizi akan meningkat pada masa percepatan pertumbuhan sang anak. Anak yang pertumbuhannya baik merupakan bukti yang menunjukan bahwa antara asupan dan kebutuhan gizinya seimbang, Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 11
sedangkan anak yang pertumbuhannya tidak baik adalah bukti bahwa asupan dan kebutuhan gizinya tidaklah seimbang (kurang). Jika status gizi seorang anak normal maka anak tersebut akan tumbuh normal. Periode pertumbuhan dan perkembangan terbagi atas neonatus dan bayi. Neonatus adalah sejak anak lahir sampai 28 hari. Diatas 29 hari sampai usia 12 bulan termasuk katagori periode bayi. Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, matorik dan sosial serta pertumbuhan rasa percaya diri pada anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua. Kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar dan memberikan sensoris motor mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, karena anak masih tergantung secara total kepada lingkungan, terutama keluarga sebagai lingkungan pertama. Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), memberikan konseling gizi, serta memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan. Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan berturut-turut : NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T) dengan cara yang telah ditetapkan dalam buku Panduan Penggunaan KMS bagi Petugas Kesehatan. Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan dicatat pula jumlah anak yang datang ke posyandu dan ditimbang (D), jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O), jumlah anak yang baru pertama kali ditimbang (B), dan banyaknya anak yang berat badannya di Bawah Garis Merah (BGM). Catatan lain yang ada di posyandu adalah jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan yang bersangkutan (K). Data yang tersedia di posyandu dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan fungsinya, yaitu : Kelompok data yang dapat digunakan untuk pemantauan pertumbuhan balita, baik untuk penilaian keadaan pertumbuhan individu (N atau T dan BGM), dan penilaian keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D). Kelompok data yang digunakan untuk tujuan pengelolaan program/ kegiatan di posyandu (% D/S dan % K/S) Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi dengan sasaran Pelayanan Kesehatan di Posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui serta Pasangan Usia Subur (PUS).
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 12
b. Penafsiran Pertumbuhan dengan KMS 1) Pengertian KMS Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS Balita) adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiapkali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan. KMS Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS Balita juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya. KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas atau Rumah Sakit. 2) Fungsi KMS Fungsi KMS adalah : a) Sebagai media untuk “mencatat/memantau ” riwayat kesehatan balita secara lengkap. b) Sebagai media “penyuluhan” bagi orang tua balita tentang kesehatan balita c) Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita. d) Sebagai kartu analisa tumbuh kembang balita 3) Penafsiran Grafik Pertumbuhan Gambar grafik pertumbuhan dibagi dalam 5 blok sesuai dengan golongan umur balita. Setiap blok dibentuk oleh garis tegak/skala berat dalam kg dan garis datar skala umur menurut bulan. a) blok 1 untuk bayi berumur 0 – 12 bulan, b) blok 2 untuk anak golongan umur 13 – 24 bulan, c) blok 3 untuk anak golongan umur 25 – 36 bulan. d) blok 4 untuk anak umur 37 – 48 bulan dan e) blok 5 untuk anak golongan yang umur 49 – 60 bulan. Grafik pertumbuhan untuk bayi dan anak sampai dengan umur 36 bulan terdapat pada halaman dalam KMS, sedangkan untuk anak umur 37 – 60 bulan terdapat pada halaman berikutnya. Dalam setiap blok, grafik pertumbuhan dibentuk dengan garis merah (agak melengkung) dan pita warna kuning, hijau dan hijau tua.
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 13
4) Gangguan Pertumbuhan Penyebab gangguan pertumbuhan yang biasa kita temui adalah infeksi (akut & kronis) dan kurang makan (dilihat dari kuantitas & kualitas). Penyebab yang paling sering menjadi kegagalan balita dalam menaikan berat badan : a) Demam Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 37°C yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Demam juga bisa merupakan pertanda bahwa sel antibodi kita (sel darah putih) sedang melawan suatu virus . b) Batuk pilek, sesak napas (ISPA) ISPA adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring. Infeksi saluran pernapasan yang bersifat ringan seperti batuk-pilek, disebabkan oleh virus, dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia (radang paruparu) sering terjadi terutama apabila terdapat gizi kurang dan ditambah dengan keadaan lingkungan yang tidak sehat. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan parah/lanjut dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi. c) Tuberkulosa Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman mikobakterium tuberkulosis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. d) Gangguan telinga (otitis media) Infeksi telinga adalah salah satu alasan yang paling sering membuat anakanak mengunjungi dokter anak (mencapai 20%). Umumnya sering terjadi pada anak yang usianya di bawah 2 tahun. Ada berbagai jenis infeksi telinga, tetapi yang paling sering adalah infeksi telinga tengah (otitis media akut e) Cacat bawaan (Labio-palato schizis, Congenital Heart Disease, dll) Labio gnato palato schizis adalah suatu kelainan bawaan dimana terbentuk celah pada bibir, gusi, langit-langit (palatum) yang bermanifestasi sendirisendiri atau bersamaan (sumbing bibir dan langit-langit. Celah bibir (bibir sumbing) adalah suatu ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas yang biasanya berlokaasi tepat di bawah hidung. Celah langitlangit adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulut dan menuju ke saluran udara di hidung. Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 14
f) Congenital heart disease (CHD) Penyakit jantung bawaan adalah kelainan jantung yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir. Tetapi kelaianan jantung bawaan ini tidak selalu memberi gejala segera setelah bayi lahir, tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun. 5) Aspek Pertumbuhan yang dipantau melalui KMS a) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya. b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya. c) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya. d) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemandirian anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan lain sebagainya. 6. Penderita TB Paru mendapatkan pengobatan sesuai standar a. Pengertian Tuberkulosis (TB) Tuberkulosis (TB) yang dulu dikenal dengan TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mikobakterium tuberkulosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ lain atau bagian tubuh lainnya (misalnya tulang, kelenjar, kulit, dll). TB dapat menyerang siapa saja, terutama usia prodktif atau masih aktif bekerja (1550 tahun) dan anak-anak. TB dapat menyebankan kematian, apabila tidak diobati (50% dari pasien TB akan meninggal setelah 5 tahun).
TB BUKAN PENYAKIT KETURUNAN, BUKAN DISEBABKAN OLEH KUTUKAN DAN BUKAN PULA KARENA GUNA-GUNA
b. Gejala TB Gejala utama TB adalah batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih, gejala lainnya : batuk bercampur darah, sesak nafas dan nyeri dada, nafsu makan berkurang, berat badan turun, rasa kurang enak badan (lemas), bemam/ meriang berkepanjangan, serta berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan.
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 15
c. Penularan TB 1) Sumber penularan adalan pasien TB yang dahaknya mengandung kuman TB BTA positif. 2) Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak. Sekali batuk dapat menyebarkan 3000 kuman dalam percikan dahak. 3) Penularan terjadi melalui percikan dahak yang dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab. 4) Semakin banyak kuman yang ditemukan dalam tubuh pasien berarti semakin besar kemungkinan menularkan kepada orang lain 5) TB tidak menular melelui perlengkapan pribadi pasien yang sudah dibersihkan, seperti peralatan makan, pakain dan tempat tidur yang digunakan pasien TB. Orang yang berisiko tinggi terkena TB adalah : 1) Orang-orang yang kontak erat dengan pasien TB yang belum diobati 2) Orang yang status gizinya rendah 3) Orang dengan daya tahan tubuh rendah 4) Bayi dan anak-anak yang kontak erat dengan pasien TB BTA positif 5) Orang dengan HIV dan AIDS d. Cara mengetahui seseorang sakit TB 1) Pasien TB Paru Dewasa Untuk mengetahui seorang dewasa sakit TB harus dilakukan pemeriksaan dahak yang dilakukan 3 kali, yaitu Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS) dalam 2 hari berturut-turut. a) Hari pertama Dahak diambil sewaktu kunjungan pertama ke Puskesmas/RS (S=sewaktu) b) Hari kedua Dahak diambil pada saat bangun tidur pagi (P=pagi) sebelum makan dan minum. Dahak diambil lagi sewaktu mengantar dahak pagi ke Puskesmas/RS (S = sewaktu) 2) Pasien TB Paru Anak Batuk bukan merupakan gejala utama TB pada anak (0 – 4 tahun). Penentuan TB pada anak dilakukan oleh dokter dengan menggunakan sistem skoring (penilaian). Tanda-tanda TB atau tersangka TB pada Anak adalah : a) Adanya kontak erat dengan pasien TB dewasa b) Batuk lama selama 3 minggu atau lebih c) Berat badan anak tidak naik atau malah turun walaupun gizi sudah diperbaiki d) Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, pangkal paha e) Demam lama berulang tanpa sebab yang jelas selama 2 minggu atau lebih f) Tidak nafsu makan
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 16
e. Pengobatan TB Jenis Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang tersedia terdiri dari OAT lini pertama Kategori 1 dan Kategoti 2 1) Pengobatan pada Dewasa a) Kategori 1 (pengobatan berlangsung selama 6-8 bulan) Tahap Awal : Obat diminum setiap hari selama 2 atau 3 bulan Tahap Lanjutan : Obat diminum 3 kali seminggu selama 4 atau 5 bulan b) Kategori 2 (pengobatan berlangsung selama 8 bulan) Tahap Awal : Obat diminum setiap hari selama 3 bulan ditambah suntikan streptomisin setiap hari selama 2 bulan Tahap Lanjutan : Obat diminum 3 kali seminggu selama 5 bulan 2) Pengobatan pada Anak Obat dinimum setiap selama 6 bulan Tahap awal : menggunakan Kombipak Anak A, dinimum setiap hari selama 2 bulan Tahap Lanjutan : menggunakan Kombipak Anak B, diminum setiap hari selama 4 bulan f. Efek samping OAT 1) Efek samping ringan Gejala efek samping Yang harus dilakukan Warna kemerahan pada air Jelaskan kepada pasien untuk tidak perlu seni (urin) khawatir karena warna merah berasal dari salah satu obat yang ditelan Mual, sakit perut Jelaskan kepada pasien agar obat ditelan malam hari sebelum tidur Nyeri sendi Segera rujuk ke Petugas Kesehatan Kesemutan sampai degan Segera rujuk ke Petugas Kesehatan rasa terbakar di kaki 2) Efek samping berat Gejala efek samping berat dapat berupa : a) Gatal dan kemerahan pada kulit b) Gangguan pendengaran c) Gangguan penglihatan d) Gangguan keseimbangan/limbung e) Kuning pada mata dan atau kulit tanpa penyebab lain f) Gelisah dan muntah-muntah g) Bintik-bintik kemerahan pada kulit dan renjatan/syok g. Pemantauan Kemajuan Pengobatan TB Paru 1) Pada Dewasa Pemantauan kemajuan pengobatan dilakukan melalui 3 kali pemeriksaan ulang dahak dengan mikroskop, dahak diambil sebanyak 2 kali setiap pemeriksaan. Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 17
a) Pemeriksaan ulang dahak ke 1 : Bulan ke 2 pengobatan b) Pemeriksaan ulang dahak ke 2 : Bulan ke 5 pengobatan c) Pemeriksaan ulang dahak ke 3 : Bulan ke 6 pengobatan (akhir pengobatan) 2) Pada Anak Dilakukan dengan mengamati perubahan kondisi anak : a) Berat badan bertambah b) Anak riang, tidak sakit-sakitan lagi c) Nafsu makan bertambah h. Tips bagi Pasien TB dan Pencegahan Penularan 1) Pengobatan TB harus lengkap dan teratur sesuai petunjuk sampai sembuh. 2) Tidak membuang dahak sembarang tempat, dibuang pada tempat tertutup yang sudah diberi air sabun, kemudian dahak ke lubang WC atau timbun ke dalam tanah di tempat yang jauh dari keramaian. 3) Selalu menutup mulut dengan tisu/sapu tangan jika batuk, bersin atau tertawa. Simpan tisu/sapu tangan dalam tempat tertutup dan buang di tempat sampah 4) Beraktivitas seperti biasa (sekolah, bermain adan bekerja) 5) Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti : a) Menjemur alat tidur b) Membuka pintu dan jendela setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk c) Makan makanan bergizi d) Tidak merokok dan minum minuman keras e) Olahraga secara teratur f) Mencuci pakaian hingga bersih g) Buang air besar di jamban/WC h) Mencuci tangan pakai sabun dan di air mengalir setelah BAB, sebelum dan sesudah makan i) Jangan tukar menukar peralatan mandi i. Tips bagi keluarga, kader dan lingkungan pasien TB 1) Anjurkan orang yang mempunyai gejala TB untuk segera memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS atau Klinik) 2) Awasi pengobatannya sampai sembuh/selesai 3) Berperilaku hidup bersih dan sehat 4) Imunisasi BCG bagi balita untuk mencegah TB berat 5) Mengajak anggota keluarga (suami/istri/anak) untuk memeriksakan satatus TB 7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan teratur a. Pengertian Menurut WHO tekanan darah normal berkisar antara sistolik < 140 mmHg dan diastolik < 90 mmHg. Seseorang dinyatakan mengalami Hipertensi jika sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 95mmHg pada tiga kali pemeriksaan berturut-turut dengan selang waktu 2-8 minggu.
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 18
Klasifikasi Tekanan Darah pada orang dewasa : Kategori Normal Normal Tinggi Hipertensi Ringan Hipertensi Sedang Hipertensi Berat Hipertensi Sangat Berat
Sistolik (mmHg) < 130 130 – 139 140 – 159 160 – 179 180 – 209 > 120
Diastolik (mmHg) < 85 85 – 89 90 – 99 100 – 109 110 – 119 > 120
b. Penyebab dan Risiko Hipertensi Penyebab hipertensi belum bisa dipastikan pada lebih dari 90% kasus. Seiring bertambahnya usia, kemungkinan untuk menderita hipertensi juga akan meningkat. Faktor pemicu yang diduga dapat memengaruhi peningkatan risiko hipertensi. 1) Usia. Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. 2) Faktor keturunan. Orang dengan anggota keluarga yang mengidap hipertensi memiliki risiko tinggi untuk mengalami kondisi yang sama. 3) Merokok. Rokok dapat meningkatkan tekanan darah sekaligus menyempitkan dinding arteri. 4) Kelebihan berat badan atau obesitas. Kadar oksigen dan nutrisi yang dialirkan darah akan diukur oleh tubuh sesuai dengan berat badan. Berat badan yang berlebihan akan membutuhkan oksigen dan nutrisi yang lebih banyak, sehingga volume darah dibutuhkan lebih banyak. Volume darah yang meningkat akan meningkatkan tekanan darah. 5) Kurang olahraga. Orang yang jarang berolahraga cenderung memiliki detak jantung yang lebih cepat, sehingga jantung akan bekerja lebih keras. Kerja jantung lebih keras akan meningkatkan tekanan darah. 6) Kadar garam yang tinggi dalam makanan. Kadar garam yang tinggi bisa menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, yang kemudian akan meningkatkan tekanan darah. 7) Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras. Kandungan alkohol dalam minuman keras dapat memicu kerusakan pada organ jantung. 8) Stres. Tingkat stres yang tinggi berpotensi memicu peningkatan tekanan darah. Hipertensi yang disebabkan oleh kondisi dasar tertentu disebut hipertensi sekunder. Secara keseluruhan, 10% dari kasus hipertensi merupakan jenis sekunder. Beberapa penyebab di balik kondisi ini umumnya meliputi : Diabetes, Penyakit ginjal, Kondisi yang memengaruhi jaringan tubuh (misalnya lupus), Obat-obatan tertentu (misalnya pil kontrasepsi, analgesik atau obat pereda sakit, obat pilek, serta dekongestan), Penyempitan pembuluh darah (arteri) yang mengalirkan darah ke ginjal serta gangguan hormon, khususnya tiroid.
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 19
c. Gejala Hipertensi Banyak orang mengidap hipertensi tanpa menyadarinya, karena penyakit ini cenderung tidak memiliki gejala yang signifikan. Orang dewasa harus memeriksakan tekanan darah setidaknya sekali dalam lima tahun. Namun bagi mereka yang memiliki risiko hipertensi yang tinggi, disarankan untuk menjalani pengukuran tekanan darah tiap tahun. Dalam beberapa kasus yang langka, seseorang dengan tekanan darah yang sangat tinggi bisa mengalami gejala seperti sesak napas, sakit kepala di bagian tengkuk, mimisan (efistaksis), sukar tidur, telinga berdenging, dan pandangan kabur atau penglihatan ganda. Periksakan diri ke pelayanan kesehatan secepatnya jika mengalami gejala-gejala tersebut. Hipertensi yang tidak segera diatasi bisa mengarah kepada penyakit serius, seperti stroke dan penyakit jantung d. Pengelolaan dan Pencegahan Hipertensi Penderita hipertensi dapat hidup lama dengan berdampingan dengan penyakitnya bila melakukan pengelolaan hipertensi dengan baik. Berikut caranya : 1) Periksa tekanan darah dan konsultasikan dengan dokter secara teratur 2) Ubahlah gaya hidup yang memperburuk kondisi hipertensi. Perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah bisa terlihat dampaknya dalam beberapa minggu. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara sederhana seperti : a) Mengkonsumsi makanan sehat, rendah lemak, dan seimbang, misalnya nasi merah, buah, serta sayur. b) Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari. c) Aktif berolahraga. Aktif secara fisik adalah hal paling penting yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan hipertensi. d) Menurunkan berat badan. e) Berhenti merokok. Merokok akan meningkatkan peluang menderita penyakit jantung dan paru-paru secara drastis. f) Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman keras. g) Mengurangi konsumsi minuman kaya kafein, seperti kopi, teh, atau cola. h) Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres. Disiplin tinggi dalam menerapkan gaya hidup sehat akan memberikan dampak positif yang signifikan pada tekanan darah Anda. Beberapa penderita bahkan menjadi tidak perlu mengonsumsi obat-obatan karena berhasil menerapkan perubahan gaya hidup untuk menormalkan tekanan darah. 3) Lakukan pemeriksaan Laboratoeium secara berkala untuk mendeteksi dini komplikasi serta efek samping pengobatan. 4) Ibu yang sedang hamil sangat dianjurkan untuk mengukur tekanan darahnya secara teratur, meski hasilnya tidak pernah tinggi. Dengan pemeriksaan dan pemantauan yang rutin, ibu dapat menurunkan risiko hipertensi yang mungkin terjadi selama kehamilan. Jika tidak diperiksakan, ibu hamil berpotensi mengalami kondisi serius yang dikenal sebagai preeklamsia.
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 20
Preeklamsia akan menyebabkan gangguan pada plasenta (organ yang menghubungkan peredaran darah bayi pada sang ibu atau ari-ari) 8. Penderita Gangguan Jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan a. Pengertian GJB Gangguan Jiwa Berat atau Skizofrenia/psikosa sering digambarkan sebagai penyakit gila. Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Oleh karena itu penderita sulit berinteraksi secara sosial dan beraktivitas sehari-hari. b. Penyebab GJB Pada dasarnya, penyebab pasti skizofrenia belum diketahui. Namun sejumlah ahli meyakini bahwa perkembangan kondisi ini tidak lepas dari peran kombinasi antara faktor genetika (faktor dalam) dan lingkungan (faktor luar). Stres atau trauma diduga menjadi salahsatu pemicu utama skizofrenia. Banyak hal yang dapat membuat seseorang mengalami stres, diantaranya adalah kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah, kehilangan orang yang dicintai, perceraian, pelecehan seksual, dan sebagainya. Narkoba memang tidak menyebabkan skizofrenia secara langsung, namun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa remaja pengguna ganja yang berusia di bawah 15 tahun, memiliki risiko empat kali lipat lebih besar untuk terkena skizofrenia jika dibandingkan dengan remaja yang tidak menggunakan ganja. Selain ganja, narkoba jenis lainnya yang dapat menjadi pemicu skizofrenia adalah kokain, heroin, dan sabu-sabu. c. Gejala GJB Gejala GJB, skizofrenia atau psikosa dibagi dalam dua kategori, yaitu gejala negatif dan positif. Gejala ‘negatif’ skizofrenia menggambarkan hilangnya sifat dan kemampuan tertentu yang biasanya ada dalam diri orang yang normal. Sedangkan gejala ‘positif’ menggambarkan tanda-tanda psikotik yang muncul dalam diri seseorang akibat menderita skizofrenia. Gejala negatif biasanya sudah muncul beberapa tahun sebelumnya, gejala negatif berkembang secara bertahap atau perlahan-lahan, hingga akhirnya menjadi semakin memburuk. Gejala negatif bisa berupa : 1) Rasa enggan untuk bersosialisasi dan tidak nyaman berada dekat dengan orang lain sehingga lebih memilih untuk berdiam di rumah. 2) Kehilangan konsentrasi. 3) Pola tidur yang berubah. 4) Kehilangan minat dan motivasi baik dalam menjalin hubungan dengan orang lain maupun dalam hidup secara keseluruhan. Ketika penderita sedang mengalami gejala negatif, dia akan terlihat apatis dan datar secara emosi. Karena tidak sadar atau tidak tahu mengenai gejala negatif ini, kadang-kadang orang lain bisa menyalahartikan itu sebagai sikap malas atau tidak sopan. Mereka juga menjadi tidak peduli terhadap penampilan dan kebersihan diri mereka serta semakin menarik diri dari sosial. Karena itu Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 21
gejala negatif skizofrenia bisa menjadi pemicu rusaknya hubungan penderita dengan keluarganya atau pun dengan teman-temannya. Gejala positif terdiri dari: 1) Halusinasi. Terjadi pada saat panca indera seseorang terangsang oleh sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Fenomena halusinasi terasa sangat nyata bagi si penderita. 2) Delusi. Yaitu kepercayaan kuat yang tidak didasari logika atau kenyataan yang sebenarnya. 3) Pikiran kacau dan perubahan perilaku. Penderita sulit berkonsentrasi dan pikirannya seperti melayang-layang tidak tentu arah sehingga kata-kata mereka menjadi membingungkan. Penderita juga bisa merasa kehilangan kendali atas pikirannya sendiri. Perilaku penderita skizofrenia juga menjadi tidak terduga dan bahkan di luar norma. Misalnya, mereka menjadi sangat gelisah atau mulai berteriak dan memaki tanpa alasan. Penting untuk mengenali gejala-gejala di atas. Jika anda atau keluarga anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan ke dokter. Makin dini ditangani, peluang sembuhnya akan makin besar. Di beberapa wilayah, masyarakat lebih percaya bahwa penyakit ini disebabkan karena hal-hal mistis, sehingga dibawa ke dukun atau pengobatan alternatif, bahkan ditelantarkan dan/atau dipasung.
d. Bagaimana mencapai Jiwa Sehat ? Untuk mencapai jiwa yang sehat, maka lakukan hal berikut : 1) Bernafaslah teratur dan lakukan relaksasi 2) Selesaikan 1 masalah untuk 1 waktu, hindri membuat keputusan besar sekaligus. 3) Buat prioritas hidup dan rencanakan masa depan 4) Bicarakan masalah anda dengan seorang yang anda percaya 5) Olahraga dan beraktifitas fisik minimal 30 menit sehari 6) Lakukan pekerjaan yang disenangi, fleksibel, berbuat sesuai dengan minat dan kemampuan 7) Terimalah sesuatu yang tak dapat dirubah 8) Segera ke sarana kesehatan, apabila mengalami gangguan jiwa 9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok Semua orang dalam niat dan do’anya selalu meminta dan mengharapkan pada Tuhan yang Maha Kuasa untuk hidup sehat, namun sering kali tidak seharmonis dengan upaya-upaya untuk mewujudkan hidup yang sehat tersebut, diantaranya Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 22
dengan meracuni dirinya dengan berbagai hal termasuk merokok. Kaitannya dengan spiritual, merokok dihubungan dengan kegiatan yang merusak tubuh, dan itu perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Saat ini jumlah perokok terus meningkat, keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, bahkan organisasi kesehatan sedunia telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70 % di antaranya terjadi di negara-negara berkembang. Melalui resolusi tahun 1983, World Health Organisation (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokokpun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif. a. Bahan Kimia dalam rokok Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun. Karena itulah merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri, banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah). Komponen gas asap rokok diantaranya adalah karbon monoksida (CO), amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen). Nikotin Merupakan zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 23
Timah Hitam (Pb) Zat ini dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh. Karbon Monoksida (CO) CO memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya di sisi hemoglobin, jadilah hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. TAR Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg. b. Bahaya merokok bagi kesehatan Mungkin sudah bukan hal yang biasa lagi jika kita mendengar bahwa rokok sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena sebenarnya sudah banyak peringatan dan pesan yang sering kita dengar dari berbagai media mengenai bahaya rokok tersebut bahkan sebenarnya sudah ada peringatan mengenai bahaya rokok tersebut di kemasan rokok itu sendiri. Tapi anehnya tetap saja masih banyak orang yang merokok, entah hanya sekedar ingin di anggap sebagai orang gaul atau mungkin sudah menjadi kebutuhan bagi dirinya. Apapun alasannya, kita harus sejak dini menghindari rokok tersebut, sebab efek dari asap rokok tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan mulai dari yang ringan hingga yang berat, yang bisa membawa kita kepada kematian, peringatan terbaru bahkan bernunyi “rokok membunuhmu”. Bukan hal yang terlalu berlebihan, jika kita mengatakan hal tersebut, namun seperti itulah efek negatif dari merokok efeknya tidak akan merasakan secara langsung, karena efeknya akan terasa dalam jangka waktu yang lama. Beberapa efek tersebut adalah : Kanker Paru Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal. Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan meninggal akibat kanker paru. Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 24
Kanker Kandung Kemih Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok. Studi menemukan kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok menjadi karsinogen yang mengarah pada kanker kandung kemih. Kanker Payudara Perempuan yang merokok lebih berisiko mengalami kanker payudara. Hasil studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun dan 5 tahun sebelum ia hamil pertama kali, berisiko lebih besar terkena kanker payudara. Kanker Serviks Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok. Hal ini karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus menular seksual. Kanker Kerongkongan Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus sehingga menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80 persen kasus kanker esofagus telah dikaitkan dengan merokok. Kanker Pencernaan Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa asap yang tertelan sehingga meningkatkan risiko kanker gastrointestinal (pencernaan). Kanker Ginjal Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin akan masuk ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia berbahaya lainnya seperti karbonmonoksida dan tar menyebabkan perubahan denyut jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah. Karsinogen yang disaring keluar dari tubuh melalui ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak sel-sel ginjal. Perubahan ini mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu kanker. Kanker Mulut Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih besar. Kanker Tenggorokan Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok. Serangan Jantung Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 25
banyak. Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan serangan jantung. Penyakit Jantung Koroner (PJK) Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus. Aterosklerosis Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa disebabkan oleh penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya jaringan parut dan penebalan arteri yang menyebabkan arterosklerosis Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat seseorang sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh rokok. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat kerusakan pada kantung udara atau alveoli) dan bronkitis kronis (batuk dengan banyak lendir yang terjadi terus menerus selama 3 bulan). Impotensi Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini karena merokok bisa merusak pembuluh darah, nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah ke penis. Jika seseorang sudah mengalami impotensi, maka bisa menjadi peringatan dini bahwa rokok sudah merusak daerah lain di tubuh. Gangguan medis lainnya Beberapa gangguan medis juga bisa disebabkan oleh rokok seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), gangguan kesuburan, memperburuk asma dan radang saluran napas, berisiko lebih tinggi mengalami degenerasi makula (hilangnya penglihatan secara bertahap), katarak, menjadi lebih sering sakit-sakitan, menimbulkan noda di gigi dam gusi, mengembangkan sariawan di usus serta merusak penampilan. c. Hidup sehat tanpa rokok Apa arti dari hidup tanpa asap rokok ? Artinya adalah kesempatan untuk hidup dengan lebih sehat dan umur lebih panjang. Pada tahun pertama resiko serangan jantung menurun hingga setengahnya. Pada tahap lima tahun, yitu hampir sama dengan orang yang tidak pernah merokok. Hidup bebas tanpa asap rokok juga bisa berarti kualitas hidup yang lebih baik - dengan stamina lebih dan lebih sensitif terhadap rasa dan bau. Tapi hidup bebas tanpa asap rokok tidak berarti hidup bebas dari stres. Bahkan, perokok sering menggunakan stres sebagai alasan untuk kembali merokok. Menggunakan nikotin untuk membantu mengatasi stres, bukanlah cara bijak. Jadilah proaktif. Anda dapat mengetahui lebih lanjut tentang manajemen stres secara melalui berita online atau mencarinya di perpustakaan. Untuk bantuan lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter Anda atau penyedia kesehatan mental. Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 26
1) Buat Pola Hubungan Yang Sehat Pola hubungan yang sehat disini berarti menjaga lingkungan disekitar Anda agar senantiasa mendukung pola hidup yang sehat. Hubungan dengan rekan kerja atau melakukan aktivitas yang tidak menyenangkan terus menerus akan menimbulkan perselisihan bahkan stress. Akibatnya, jantung akan berdetak lebih kencang dan tekanan darah seketika naik. Stres akan membawa Anda untuk kembali melakukan hal-hal yang negatif seperti makan berlebihan atau merokok. Jaga hubungan baik dengan rekan sekerja, bina rumah tangga yang kondusif dan berpikirlah secara positif. Selain itu ikuti ragam kegiatan yang membuat Anda rileks, bergabung dalam suatu kelompok yang mempunyai hobi yang sama dengan Anda dan pergilah tamasya. 2) Bukan Takdir Ya, jangan menyalahkan takdir. Ragam penyakit bisa Anda cegah sejak dini. Memang kita tidak dapat berbuat banyak menghadapi faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan, namun kita dapat mencegah penyakit dengan memperhatikan faktor risiko yang bisa dikendalikan. Menjalankan gaya hidup sehat memang tidak mudah namun berusahalah dan biasakan diri Anda dengan pola tersebut. Untuk dapat memiliki tubuh yang sehat tidurlah yang cukup, paling tidak selama 8 jam sehari, minum air putih minimal 8 gelas sehari, olah raga teratur, makan-makanan yang bergizi, menghindari rokok, hindari minum-minuman beralkohol apalagi narkotika. Perubahan akan terjadi bila Anda menginginkannya, permasalahannya Anda mau atau tidak ?
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN a. Pengertian JKN Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan UndangUndang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Dengan adanya JKN ini maka seluruh warga Indonesia berkesempatan besar untuk memproteksi kesehatan mereka dengan lebih baik. Dengan hanya menyisihkan sebagian kecil uangnya, maka mereka pun akan mampu menjadi peserta dan memperoleh manfaatnya. Bagaimana dengan masyarakat tidak mampu? Untuk mereka juga tidak perlu khawatir, karena semua rakyat miskin atau PBI (Penerima Bantuan Iuran) akan ditanggung kesehatannya oleh Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 27
pemerintah. Dari sini maka tidak ada alasan lagi bagi rakyat miskin untuk memeriksa penyakitnya ke fasilitas kesehatan. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sendiri adalah badan atau perusahaan asuransi yang sebelumnya bernama PT Askes yang menyelenggarakan perlindungan kesehatan bagi para pesertanya. Perlindungan kesehatan ini juga bisa didapat dari BPJS Ketenagakerjaan yang merupakan transformasi dari Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja). Dari masing-masing definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa perbedaan diantara keduanya ini adalah bahwa JKN merupakan nama programnya, sedangkan BPJS merupakan badan penyelenggaranya. b. Peserta JKN Sesuai Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), maka peserta JKN adalah seluruh masyarakat Indonesia. Kepesertaanya JKN sendiri adalah bersifat wajib, tidak terkecuali juga masyarakat tidak mampu.
c. Hak dan Kewajiban Peserta JKN 1) Hak Peserta Mendapat kartu peserta dan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan 2) Kewajiban Peserta Membayar iuran dan melapor kepada BPJS Kesehatan saat pindah domisili atau pindah kerja. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 jenis Iuran dibagi menjadi: a) Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah (orang miskin dan tidak mampu). b) Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non pegawai negeri dan pegawai swasta) dibayar oleh Pemberi Kerja yang dipotong langsung dari gaji bulanan yang diterimanya. c) Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri) dan Peserta bukan Pekerja (investor, perusahaan, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan) dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
IKUT JKN SEKARANG SEBELUM SAKIT MENYERANG Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 28
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih a. Pengertian Sarana Air Bersih (SAB) SAB adalah fasilitas air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna 2) Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l) 3) Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
b. Sumber SAB Air bersih dapat diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya : PDAM, air hujan, mata air, air tanah, dan air permukaan. 1) Air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Air dari PDAM merupakan air yang termasuk dapat dikonsumsi secara langsung untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk masak, mandi, mencuci, serta keperluan lainnya. Kecuali untuk keperluan lainnya, air PDAM yang akan diminum harus direbus dahulu. Namun air PDAM ini kadang belum tersedia di berbagai tempat. 2) Air Hujan Air hujan adalah air murni yang berasal dari sublimasi uap air di udara yang ketika turun melarutkan benda-benda di udara yang dapat mengotori dan mencemari air hujan, seperti: gas (O2, CO2, N2, dll), jasad renik, debu, kotoran burung, dan lainnya. Cara mendapatkan air hujan ini yaitu dengan menampung air hujan dari talang/genteng rumah ke dalam bak penampungan. Di dalam air hujan ini terkandung bahan-bahan pengotor dan pencemar yang dapat berasal dari udara dan/atau dari talang/genteng, sehingga untuk menghindarinya, pada saat awal penampungan air hujan, 15 menit setelah hujan turun di bawah talang diberi saringan dari ijuk/kerikil/pasir. Seperti halnya air PDAM, sebelum diminum air hujan harus dimasak dahulu. Bangunan penangkap air hujan terdiri dari suatu permukaan miring menuju tangki reservoir. Seluruh bangunan dari sistem ini harus bersih dan bebas dari tumbuhan, terutama bila bangunan penangkap ini sama tingginya dengan permukaan tanah. Sistem ini harus mempunyai peralatan untuk membelokkan air yang tidak menuju tangki, sehingga pada saat hujan pertama, air dapat dibuang. Air hujan dapat mengalir melalui permukaan sisa tanaman bangunan penangkap, maka bisa terjadi pengotoran debu, sisa Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 29
tanaman, kotoran binatang, dan lain-lain. Walaupun air yang mengalir pada permukaan turun hujan dapat memberikan debu yang kemudian dibuang, tapi air yang ditampung masih mungkin mengandung bahan padat yang halus. Saringan pasir lambat atau saringan pasir cepat sederhana cukup dapat mengatasi masalah ini. Biasanya air reservoir mengalir melalui saringan menuju sistem distribusi atau dengan alaternatif lain saringan pasir diletakkan sebelum reservoir. 3) Mata Air Air mata air berasal dari air hujan yang masuk meresap ke dalam tanah dan muncul ke luar tanah kembali karena kondisi batuan geologis di dalam tanah. Kondisi geologis mempengaruhi kualitas air mata air. Pada umumnya kualitas air mata air baik dan bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari, tetapi untuk digunakan sebagai air minum, harus dimasak terlebih dahulu. Mata air seringkali ditemukan di daerah pegunungan atau perbukitan. Untuk memperoleh air yang berasal dari mata air, dapat dibuat bangunan Penangkap Mata Air (PMA). Bangunan PMA adalah bangunan untuk menangkap dan melindungi mata air terhadap pencemaran serta dapat juga dilengkapi dengan bak penampung. Gambar dibawah menggambarkan skema sistem PMA secara gravitasi dan pompa.
Gambar : Skema Sistem PMA Gravitasi
Gambar : Skema Sistem PMA Pompa 4) Air Tanah Air tanah berasal dari air hujan yang meresap dan tertahan di dalam bumi. Air tanah dapat dibagi menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Cara untuk mendapatkan air tanah yaitu dengan mengebor atau menggali.
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 30
Beberapa jenis sumur untuk mendapatkan air tanah, antara lain sebagai berikut : a) Sumur Gali Sumur gali adalah sarana untuk menyadap dan menampung air tanah yang digunakan sebagai sumber air baku untuk air bersih. Sumur gali merupakan salah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas dipergunakan oleh masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan.. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan air tanah yang relatif dekat dari tanah permukaan sehingga dengan mudah dapat terkena kontaminasi melalui rembesan. Kontaminasi paling umum adalah karena terkena penapisan air dari sarana pembuangan kotoran manusia dan binatang. Untuk membangun sumur gali, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut (Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003) : Sumur gali tidak boleh dibangun di lokasi bekas pembuangan sampah Jarak minimum lokasi sumur gali dengan sumber pencemar seperti cubluk, tangki septik, dll adalah 10 meter Mudah dijangkau/tidak terlalu jauh dari rumah Penentuan lokasi yang layak untuk sumur yang akan digunakan oleh beberapa keluarga harus dimusyawarahkan terlebih dahulu Sumur gali dilengkapi dengan saluran pembuangan untuk mencegah terjadinya genangan air di sekitar sumur. b) Sumur Pompa Tangan (SPT) Sumur Pompa Tangan adalah sarana untuk mendapatkan air tanah dengan cara mengebor dan menaikkan airnya menggunakan pompa dengan bantuan tenaga tangan manusia. Umumnya air tanah bebas dari pengotoran mikrobiologi dan dapat dipergunakan sebagai air minum bila sumur semacam ini beserta pompanya dibangun, maka harus dibuat bangunan perlindungan casing pompa dan harus menonjol ke atas ±30 cm dari permukaan tanah dan 3 m ke arah bawah. c) Sumur Pompa Listrik Sumur Pompa Listrik adalah sarana mendapatkan air tanah dengan cara mengebor dan menaikkan airnya dengan dipompa dengan tenaga listrik. 5) Air Permukaan Air permukaan seperti air sungai, air rawa, air danau, air irigasi, air laut dan sebagainya merupakan sumber air yang dapat dipakai sebagai air bersih dan air minum tetapi masih memerlukan pengolahan lebih lanjut. Air permukaan sifatnya sangat mudah terkotori dan tercemar oleh bahan pengotor dan pencemar yang mengapung, melayang, mengendap dan melarut di air permukaan. Karena sifatnya yang demikian, maka sebelum diminum air permukaan perlu diolah terlebih dahulu sampai benar-benar aman dan memenuhi syarat sebagai air bersih atau air minum. Prinsip pengolahan air permukaan terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut : Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 31
a) b) c) d) e) f)
Penyaringan Penggumpalan lumpur, dengan menggunakan bahan kimia berupa paket cairan PAC atau tawas Netralisasi, dengan menggunakan bahan kimia penetral berupa paket bubuk putih PAC atau kapur Pemisahan endapan lumpur Desinfeksi secara kimiawi dan mekanik, bahan kimia desinfektan berupa kaporit atau Aquatabs. Proses mekanik adalah pemindahan air baik secara grafitasi atau manual pada susunan wadah/tandon/ember/drum untuk menunjang tahapan langkah-langkah pengolahan.
Langkah-langkah penjernihan air dengan Menggunakan PAC atau larutan Tawas sebagai berikut : a) Pasang saringan benda-benda di atas penampungan b) Tampung air dari sumber air baku permukaan ke dalam wadah /tandon/ember/drum c) Gunakan cairan PAC atau Tawas 10 ml penggumpal lumpur d) Gunakan bubuk putih PAC penetralisir PH e) Tunggu lumpur mengendap f) Pisahkan air dari endapan lumpur g) Desinfeksi air jernih yang dihasilkan dengan kaporit atau aquatabs h) Simpan air yang dihasilkan ini secara aman 12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat a. Pengertian Jamban Keluarga Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran atau najis manusia yang lazim disebut kakus/WC sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Rumah hendaknya mempunyai jamban sendiri yang merupakan salah satu hal penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan lingkungan. b. Macam-macam Jamban Jamban dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu jamban cemplung dan jamban tangki septik/leher angsa. 1) Jamban cemplung Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau. 2) Jamban tangki septik/leher angsa Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya. Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 32
c. Syarat Jamban Sehat Suatu jamban dikatakan sehat apabila memenuhi syarat, sebagai berikut : 1) Tidak boleh mengotori tanah permukaan disekeliling jamban 2) Tidak boleh mengotori air permukaan disekitarnya 3) Tidak dapat dijangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa 4) Tidak menimbulkan bau 5) Mudah digunakan dan dirawat 6) Desainnya sederhana. 7) Murah 8) Dapat diterima oleh pemakainya. Agar persyaratan ini dapat terpenuhi, maka perlu diperhatikan antara lain : 1) Sebaiknya jamban tertutup, artinya bangunannya terlidung dari panas hujan. 2) serangga dan binatang lain juga terlindung dari pandangan oang. 3) Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat serta tempat berpijak yang kuat. 4) Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pemandangan, tidak menimbulkan bau. 5) Sedapat mungkin disedikan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih. 6) Sebaiknya letak jamban dari sumber air bersih adalah kurang lebih 10 meter. d. Manfaat Buang Air Besar dan Kecil di Jamban 1) Lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau Pembuangan tinja yang tidak pada tempatnya seringkali berhubungan dengan kurangnya penyediaan air bersih, kondisi-kondisi seperti ini akan berakibat terhadap kesehatan. Disamping itu pula menimbulkan pencemaran lingkungan dan bau busuk serta estetika. 2) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya Air yang telah tercemar mudah sekali menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit. Air secara fisik merupakan media peralatan dalam menularkan organisme penyakit, air minum sehingga mengakibatkan infeksi. Organisme berada di air karena air tercemar oleh kotoran penderita. 3) Tidak mengundang datangnya lalat/serangga yang dapat menjadi penular penyakit. Pembuangan tinja disembarang tempat dapat menimbulkan penularan berbagai penyakit, seperti : Penyakit kulit dan keracunan, infeksi saluran pencernaan, Thypus dan kecacingan, serta Diara, kolera atau disentri.
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 33
MODUL – IV PENYULUHAN DI MASYARAKAT Dalam pelaksanaan pembinaan keluarga sehat, dikembangkan berbagai intervensi, diantaranya adalah melakukan penyuluhan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. A. Pengertian Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, penyuluhan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan lain sebagainya. Penyuluhan merupakan penyampaian informasi dari sumber informasi kepada seseorang atau sekelompok orang mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan suatu program. Di dalam Program Keluarga Sehat, informasi dimaksud adalah informasi kesehatan terkait 12 indikator keluarga sehat. B. Ruang Lingkup Penyuluhan Kesehatan Ruang lingkup penyuluhan kesehatan secara umum adalah perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tingkah laku). Perilaku dimaksud dalam program keluarga sehat adalah : 1. Keluarga mengikuti KB 2. Ibu bersalin di fasilitas kesehatan 3. Bayi mendapatkan Imunisasi lengkap 4. Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan 5. Pemantuan pertumbuhan balita 6. Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 7. Penderita hipertensi yang berobat teratur 8. Penderita gangguan jiwa berat yang diobati 9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok 10. Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN 11. Mempunyai sarana air bersih 12. Menggunakan jamban keluarga C. Sasaran Penyuluhan Kesehatan Dari dimensi sasaran, pendidikan kesehatan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Pendidikan kesehatan dengan sasaran individu 2. Pendidikan kesehatan dengan sasaran keluarga 3. Pendidikan kesehatan dengan sasaran kelompok 4. Pendidikan kesehatan dengan sasaran masyarakat
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 34
D. Kiat Melakukan Penyuluhan Kesehatan yang Menarik Supaya penyuluhan dapat mencapai tujuan, yaitu terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan), maka Kader dalam memberikan penyuluhan terkait keluarga sehat dapat menggunakan kiat-kiat sebagai berikut : 1. Informasi atau pesan yang disampaikan sesuai dengan keadaan atau permasalahan yang ada di keluarga. 2. Dalam melaksanakan penyuluhan, dapat menggunakan berbagai jenis media seperti lembar balik, poster, buklet, leaflet, brosur, cerita bergambar, dan lain sebagainya. 3. Penjelasan disampaikan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh keluarga. 4. Saran yang diberikan jelas dan praktis sehingga bisa langsung diterapkan oleh keluarga. 5. Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya, bukan hanya mendengarkan saja. E. Sikap Kader dalam memberikan Penyuluhan Kesehatan Selama melakukan penyuluhan, Kader diharapkan memiliki sikap berikut : 1. Sabar 2. Mendengarkan dan tidak mendominasi 3. Menghargai pendapat peserta 4. Bersikap sederajat, ramah, dan akrab 5. Tidak memihak, menilai, dan mengkritik 6. Terbuka F. Teknik Penyuluhan Kesehatan Dibawah ini akan diuraikan beberapa teknik penyuluhan, baik terhadap individual, keluarga atau kelompok, yaitu : 1. Teknik penyuluhan perorangan (individu) Dalam penyuluhan kesehatan, teknik penyuluhan yang bersifat perorangan ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku. Dasar digunakannya pendekatan perorangan ini disebabkan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbedabeda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain 1) bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), 2) wawancara (interview). 2. Teknik Penyuluhan Kelompok Dalam memilih teknik penyuluhan pada kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formalnya. Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 35
a. Kelompok besar Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Teknik yang baik untuk kelompok besar ini antara lain ceramah. b. Kelompok kecil Kelompok kecil, apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Teknik penyuluhan yang cocok kelompok kecil ini antara lain diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming), bola salju (snow bolling), kelompok kecil-kecil (bruzz group), memainkan peran (role play), permainan simulasi (simulation game). Daftar Rujukan Achmadi, Umar Fahmi, 2010. Transformasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja di Indonesia, Jakarta : UI Press. Arcan Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC Ariani DW, dkk, 2009, Pengetahuan, sikap, dan perilaku pada ibu hamil nonprimigravida. Jakarta Abdul BS, dkk 2008, Buku panduan praktis pelayanan kesehatanmaternal dan neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Azwar, 2011. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Mutiara. Jakarta Brinch, Jennifer, 2006, Menyusui Bayi Dengan Baik Dan Berhasil. Jakarta : PT. Gaya Favorit Press Joan, 1995, Cara Menyusui Yang Baik. Jakarta : Budisetio, M, 2007, Pencegahan dan pengobatan hipertensi pada Penderita usia dewasa. Departemen Kesehatan RI, 2009, Undang Undang Kesehatan, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 1997, Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2008, Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, Jakarta. Direktorat Bina Yankep Dirjen Yanmed, 2006, Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, Jakarta Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, 2016, Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Sehat, Jakarta Ebrahim, GJ. 1999. Air Susu Ibu, Yayasan Essentia Medica, Jakarta Ehler, Victor M. 1965., Municifal and Rural Sanitation. Mc. Graw Hill, Publishing Company Ltd, New Delhi. Ewles L, Simnett, 1994, Promosi Kesehatan, Petunjuk Praktis, edisi 2, UGM Press Glanz K, Lewis M.F, Rimer B, 1997, Health Behavior and Health education, Jossey Bass Publishers, San Fransisco. Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2008 “Penuntun Diet”;Edisi Baru, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kementerian Kesehatan RI, 2014, Undang-Undang Tenaga Kesehatan, Jakarta. Kementerian Kesehatan RI, 2011, Buku Panduan Kader Posyandu, Jakarta Kaplan, HI, Sadock BJ, Greb JA, 1997, Skizofrenia, dalam : Sinopsis Psikiatri, ed 7, vol 1, Binarupa aksara. Kurniasih, dkk, 2006, Panduan Imunisasi, PT. Gramedia, Jakarta. Mansjoer A, dkk, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke-3, Media Aesculapius FKUI, Jakarta Maslim, Rusdi, 2010, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta. Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Cendekia, Bandung Roesli, U. 2008. Mengenal ASI Eksklusif, Trubus Agriwidya, Jakarta Prawiroharjo, Sarwono, 2008, Ilmu Kandungan, PT Bina Pustaka Sarwono P, Jakarta RA. Tuty Kuswardhani. (n.d.). Penatalaksanaan Hipertensi Pada Lanjut Usia. Jurnal Penyakit Dalam FK Unud. Saifuddin, Abdul Bari, 2006, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta Soeparman dan Suparmin, 2001, Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu Pengantar. Jakarta : EGC. Unicef Org, 2006, Anak-Anak Yang Terabaikan, Terlupakan, dan Tak Terjangkau, Saran Pers, Jakarta.
Modul Pelatihan Kader – Keluarga Sehat - Supriadi | 36