Modul Kimia Pemisahan.docx

  • Uploaded by: Tianshi Gustian Sari
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul Kimia Pemisahan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,909
  • Pages: 17
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN

Program Studi

: Pendidikan Kimia

Mata Kuliah

: Kimia Pemisahan

Bobot SKS/Semester : 2-1/V Mata Kuliah Prasyarat: Kimia Analitik I dan Kimia Analitik II Dosen Pengampu

: Elvinawati M,Si / Dr. M. Lutfi Firdaus, MT

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS BENGKULU 2018

EKSTRAKSI 1. Judul Percobaan Memisahkan dan memurnikan asam lemak dari sabun dan menentukan kadarnya dengan cara tirtrasi. 2. Tujuan Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan dan memurnikan asam lemak dari sabun dan menentukan kadarnya dengan cara titrasi. 3. Pertanyaan Prapraktek 1. Jelaskan fungsi pemisahan senyawa dari suatu campuran. 2. Jelaskan metode pemisahan ekstraksi dan prinsip kerja ekstraksi. 4. Landasan Teori Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzen, karbon tetraklorida, atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya pemisahan, serta analisis pada semua skala kerja (Khopkar, 1984 : 85). Dengan ekstraksi dapat dipisahkan dua atau lebih zat berdasarkana perbedaan koefisien distribusinya, sehingga suaatu zat dapat dipisahkan dan diambil dari campurannya untuk dibuat kadarnya menjadi lebih tinggi. Pada percobaan ini bahan yang akan diekstrak adalah sabun. Sabun merupakan garam asam lemak tinggi dengan alkali terutama Na dan K dengan rumus dasar R-COONa atau R-COOK. Asam lemak yang terbentuk dipisahkan dari air dengan penambahan benzena, kemudian dipisahkan menggunakan corong pisah. Untuk mengetahui kadar asam lemak yang ada, dilakukan titrasi dengan larutan NaOH. 5. Alat dan Bahan Alat :

6. Neraca analitik dan hotplate

1. Labu erlenmeyer

7. Kaca aloji dan corong kaca

2. Gelas ukur dan gelas kimia

8. Buret

3. Corong pisah dan ring

9. Botol semprot

4. Statif dan klem

10. Pipet tetes

5. Sudip dan batang pengaduk

Bahan : 1. Sabun

5. NaOH 0,5 N

2. Aquades

6. HNO3 4 N

3. Benzena

7. Indikator PP

4. Alkohol 6. Cara Kerja 1. sabun yang telah diiris halus ditimbang sebanyak 2 gram dan dihaluskan ke dalam gelas kimia. 2. Ditambahkan 10 mL aquades, kemudian dipanaskan diatas penangas air sampai larut. 3. Setelah larut ditambahkan 2,5 mL HNO3 4 N, sehingga terbentuk gumpalan berwarna putih kekuningan dari asam lemak. 4. Didinginkan sesaat dan selanjutnya ditambahkan 20 mL alkohol dan diaduk. 5. Setelah dingin dimasukan kedalam corong pisah dan dimasukan larutan benzena sebanyak 10 mL. Kemudian diekstrak dengan cara mengocoknya. 6. Dibiarkan cairan beberapa saat, sampai terbentuk dua lapisan zat cair yang jernih. 7. Kedua lapisan tersebut dipisahkan kedalam dua wadah yang berbeda. Lapisan bawah dimasukan dalam gelas kima dan lapisan atas dimasukan kedalam erlenmeyer sebanyak sebanyak 10 mL. 8. Selanjutnya cairan pada gelas kimia dimasukan kembali kedalam corong pisah dan ditambahkan 10 mL benzena dan diekstrak kembali dan dipisahkan seperti perlakuan sebelumnya. 9. Cairan pada lapisan atas dimasukan ke dalam erlenmeyer yang pertama(1) sehingga Volume totalnya menjadi 20 mL. 10. Larutan blanko terdiri dari 10 mL aquades, 2,5 mL HNO3 4 N, 10 mL alkohol dan 20 mL benzena. Semuanya kemudian dimasukan kedalam corong pisah dan diekstraksi. Larutan benzena dipisahkan dan dijadikan larutan blanko 11. Hasil ekstraksi dalam 20 mL benzena dan larutan blanko masing-masing dititrasi dengan larutan NaOH 0,5 N dengan indikator PP sampai warna merah muda. 12. Selisih mL NaOH dari kedua titrasi adalah ekivalen dengan asam lemak yang ada sebagai hasil ekstraksi. Perhitungan % Asam lemak =

mL NaOH (contoh−blanko)x N NaOH x BE Asam Lemak x 100 mg Sabun

7. Hasil Percobaan No. Langkah Kerja

Hasil pengamatan

DESTILASI SEDERHANA 1. Judul Percobaan Pemisahan campuran menggunakan metode destilasi 2. Tujuan Percobaan Untuk memisahkan campuran menggunakan metode destilasi 3. Pertanyaan prapraktek a. Apa yang dimaksud dengan destilasi ? b. Jelaskan jenis-jenis destilasi 4. Landasan Teori Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing (Walangare, 2013). Dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengembunan terjadi dengan mengalirkan uap ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol. Titik didih air dan alkohol masing—masing 100 oC dan 78 oC, maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan akhirnya didapat cairan alkohol murni (Syukri, 1999 : 15). Terdapat beberapa teknik pemisahan dengan menggunakan destilasi, salah satunya adalah destilasi sederhana. Set alat destilasi sederhana (gambar 1) adalah teridiri atas labu destilasi, kondensor (pendingin), termometer, erlenmeyer, pemanas. Peralatan lainnya sebagai penunjang adalah statif dan klem, adaptor (penghubung), selang yang dihubungkan pada kondensor tempat air masuk dan air keluar, serta batu didih.

5. Alat dan Bahan Alat dan Bahan

4. Gelas ukur

8. Gelas kimia

1. Labu destilasi

5. Selang

9. Adaptor

2. Kondensor

6. Pipet tetes

10. Campuran X

3. Termometer

7. Erlenmeyer

6. Cara kerja a. Dirangkai alat seperti gambar b. Diisi labu destilasi dengan air c. Dimasukan beberapa btuir batu diidh d. Dijalankan air melalui kondensor e. Dipanaskan labu destilasi sampai air mendidih f. Diamati kenaikan temperatur pada termometer g. Dibaca titik didih destilat 7. Hasil Percobaan No. Larutan X 1. Percobaan 1 2.

Titik didih

Percobaan 2

8. Tugas dan Pertanyaan a. Berdasarkan titik didih yang diperoleh dalam percobaan, analisis senyawa yang terdapat dalam campuran X. b. Jelaskan fungsi batu didih.

KROMATOGRAFI KERTAS 1. Judul Percobaan Pemisahan senyawa-senyawa organik pada tinta secara kromatografi kertas 2. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui jumlah komponen senyawa organik penyusunan tinta serta menghitung nilai RT dari masing-masing senyawa organik tersebut. 3. Pertanyaan Prapraktek a. Apa yang dimaksud dengan kromatografi kertas ? b. Ada berapa macam kromatografi kertas ditinjau dari cara elusinya ? c. Bagaimana prinsip dasar kerja kromatografi kertas tersebut ? 4. Landasan Teori Kromatografi kertas adalah metode pemisahan dengan kerja dua fase yaitu fasa gerak yang hasil kerja kedu fasa ini berupa rambatan warna yang dapat terlihat pada kertas kromatografi dan bercak yang ada untuk membandingkan antara totolan dari sampel dan totolan dari baku (Susilowati, 2005 : 29). Prinsip dasar kromatografi kertas adalah pastisi multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan tang saling tak bercampur. Kertas kromatograf terdiri dari selulosa murni dengan serabut panjang yang dalam keadaan menggelembung bersama-sama dengan air atau pelarut yang mengandung air merupakan fasa stasioner. Pada kromatografi kertas dibedakan menjadi 3 jenis pengembangan : -

Kromatografi menarik

-

Kromatografi menurun

-

Kromatografi horizontal (Roth, 1998:413-415).

5. Alat dan Bahan a. Kertas kromatografi b. Gelas Kimia c. Aquades d. Tina biru, merah dan hitam e. Aseton, benzena, methanol f. Lidi 6. Cara Kerja a. Siapkan tinta warna merah, biru dan hitam b. Siapkan kertas kromatografi dengan ukuran 10x 20 cm, lalu beri tanda pada bagian atas ( untuk berhentinya eluen) dan bagian bawah (untuk memulainya eluen) c. Totolkan ketiga tinta tersebut pada tanda mulainya kromatografi

d. Letakkan kertas kromatografi tersebut kedalam gelas kimia berisi pelarut dengan menjepit bagian atas pada lidi dan pada bagian bawah mengenai pelarut (usahakan kertas tidak bersentuhan dengan dinding gelas kimia). e. Kemudian tutup gelas kimia dan lakukan elusi. Elusi dihentikan bila pergerakan pelarut sudah sampai batas atas. f. Kromatografi kertas diambil dan berhentinya pergerakan zat warna ditandai dengan pensil g. Keringkan kromatografi dengan cara diangin-anginkan , setelah itu catat panjang pergerakan masing-masing komponen zat warna dan catat panjang pergerakan pelarut h. Ulangi dengan pelarut yang lain 7. Hasil Percobaan No

Jenis Tinta

Panjang pergerakan zat warna

Panjang pergerakan pelarut

8. Pertanyaan a. Hitunglah nilai Rf ! b. Apakah kromatografi kertas dapatt digunakan untuk memisahkan ion-ion logam ? c. Apakah kertas whatmann-1 dapat diganti dengan kertas HVS ?

KROMATOGRAFI KOLOM 1. Judul Percobaan Pemisahan tinta 2. Tujuan Percobaan Untuk mempelajari pemisahan senyawa organic tinta dengan menggunakan silica gel. 3. Pertanyaan Prapraktek a. Bagaimana prinsip kerja kromatografi kolom? b. Sebutkan cara-cara pemisahan kromatografi kolom tersebut dan jelaskan! 4. Landasan Teori Kromatografi Kolom Dalam kromatografi jenis ini, sebuah kolom diisi penuh dengan fase diam dan campuran hasil reaksi ditumpuk pada bagian atas kolom. Proses yang terjadi sesudah ini pada dasarnya sama seperti yang terjadi pada TLC, kecuali arah fase geraknya. Pelarut (faase gerak) mengalir kebawa pada kolom sambil membawa campuran. Sementara fase diam melekat pada senyawa-senyawa dengan afinitas berlainan. Pelarut yang menetes keluar kolom akan ditampung fraksi demi fraksi. Fase stasioner terdapat dalam berbagai jenis. Fase stasioner polar (seperti gel silika) brikatan lebih erat dengann senyawa polar sehingga senyawa polar lebih lama berada dalam kolom. Jadi tidak mengherankan bila pelarut yang tidak polar membawa senyawa lebih cepat melintasi kolom, karena senyawatersebut kurang beriteraksi dengan fase stasioner yang polar dan hanya berada dalam kolom untuk waktu yang lebih singkat (Bresnik, 2004 : 98) Untuk kromatografi kolom dari larutan dibutuhkan tabung pemisah tertentu yang diisi dengan bahan sopsi dan juga pelarut pengembang yang berbeda. Pengisian tabung pemisah dengan adsorben yang juga disebut kemasan kolom harus rata. Alumina oksida atau silika gel dapat diisikan kering kedalam tabung pemisah. Agar pengisian rata setelah diisi olivibrasi, diketok-ketok atau dijatuhkan lemah pada pelat kayu. Adsorben lainnya harus diisikan sebagai suspensi, terutama jika zat ini menggelembung dengan pelarut pengembang. Yang umum ddilakukan adalah adsorben dibuat seperti bubur dengan pelarut elusi, kemudian dimasukan keadalam tabung pemisah. Bahan sorpsi digunakan bahan yang sama dengan kromatografi lapis tipis yaitu silika gel, aluminium oksida, polianida, selulosa, selanjunya juga arang aktif dan gula tepung. Tergantung dari cara pengembangan dapat dibedakan kromatografi elusi, kromatografi garis depan dan kromatografi pendesakan (Khopkar, 2002 : 424-425).

5. Alat dan Bahan Alat

Bahan

Kolom Kromatografi

Tinta

Statif dan Klem

Aseton

Gelas kimia

Sikloheksana

Gelas ukur

Heksana

Pipet ukur

Metanol

Alumina (silica gel)

Oven

Aquades

Pasir

Wol (kapas) 6. Cara Kerja a. Siapkan kolom kromatografi lengkap beserta klemnya b. Aktifkan alumina dengan mengambil 100 gram alumina lalu tambahkan aquades setelah itu diaduk dalam kemasan plastiknya, lalu diamkan hingga panasnya berkurang c. Silica gel dari langkah b kemudian dipanaskan dalam open pada suhu 110 oC. d. Masukkan silica gel kedalam kolom dimana bagian bawah kolom diberi wol dan pasir lalu dielusi menggunakan aseton e. Masukkan tinta kedalam kolom yang telah diisi silica gel secara hati-hati dengan cara menuangkan sedikit demi sedikit melalui dinding kaca sampai CPOnya 1cm diatas permukaan silica gel, didiamkan 15 menit f. Keluarkan tinta dengan menggunakan kran pada bagian bawah kolom g. Elusi dengan menggunakan heksana-sikloheksana (1:19 v/v) h. Elusi dengan menggunakan heksana-metanol (7:3 v/v) 7. Hasil Percobaan No.

Langkah Kerja

Hasil Pengamatan

8. Tugas dan Pertanyaan a. Mengapa elusi dilakukan dengan menggunakan eluen yang berbeda? b. Apakah yang terjadi bila dielusi dengan meenggunakan senyawa organik yang mempunyai gugus OH (missal alkohol)?

MASERASI 1. Judul Percobaan Pembuatan simplisia dari tumbuhan 2. Tujuan Percobaan Mampu memahami proses pembuatan simplisia dengan cara maserasi dan mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan simplisia secara maserasi serta dapat menentukan konsentrasi etanol terhadap rendemen ekstrak secara maserasi. 3. Pertanyaan Prapraktek 1. Apa yang dimaksud dengan maserasi ? 2. Bagaimana prinsip kerja maserasi ? 4. Landasan Teori Ekstrak/sari adalah material hasil penarikan oleh pelarut air atau pelarut organik dari bahan kering( dikeringkan). Hasil penyarian tersebut kemudian pelarutnya dihilangkan dengan cara penguapan dengan alat evaporaotr sehingga diperoleh ekstrak kental jika pelaritnya organik (Syaifudin, 2014 :46). Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun bahan cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat pengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan sustu bshsn dari campurannya, ekstraksi dapat dilakukakn berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada komponen terhadap komponen lain dalam campuran. Etanol (C2H5OH) digunakan untuk bahan baku industri ata pelarut (Fachry,2013 : 11-12). Maserasi merupakan proses ektraksi simplisia dengan menggunakan pelarut. Maserasi bertujuan untuk mendapatkan zat-zat yang terkandung didalam bahan. Suhu terbaik untuk melakukan maserasi adalah 20-30 ̊C (Dewi, 2014 :1-2). 5. Alat dan bahan a. Alat -

gelas kimia

- alumunium voil

-

gelas ukur

- plastik hitam

-

kaca arloji

- sikat gigi

-

neraca analitik

- kompor gas

-

oven

-belender

-

pisau

- nampan

-

kardus

- panci

-

corong kaca

- stopwatch

-

botol vial

- karet

-

kunyit

- daun sirih

-

air

- etanol 50%

-

kertas saring

b. bahan

6. Langkah kerja Proses pembuatan simplisia a. Pilih kunyit yang bagus dan basah kemudian dicuci dan disingkat mengguanakan air b. Kupas kulit dengan pisau dan dipotong hingga menjadi bagian yang kecil c. Keringkan menggunakan oven pengerin kemudian haluskan menggunakan blender d. Setelah menjadi bubuk simpan tempat yang bersih e. Lakukan langkah diatas untuk bahan simplisia daun sirih dengan mengeringkan dibawah terik sinar matahari secara tidak langsung Pembuatan ekstrak secara maserasi a. Timbang simplisia kunyit sebanyak 30gram kemudian masukkan kedalam botol vial b. Tambahkan etanol 50% sebanyak 100 ml dan tutup botol vial dengan segera c. Kocok atau goyangkan botol vial yang berisi simplisia selama 6-10 menit setiap 1 jam dan diamkan selama 24 jam d. Saring maserat dengan menggunakan kertas saring, tampung ke wadah penampung maserat e. Uapkan maserat dengan botol vial ( botol vial kosong ditimbang dahulu ) di atas penangas air hingga diperoleh ekstrak kental f. Timbang kembali botol vial beserta isi dan hitung rendemen simplisia g. Ulangi untuk simplisia daun sirih 7. Hasil Percobaan No

Parameter Berat simplisia Vpelarut Vfiltrat Lama penguapan V yang menguap

Hasil Pengamatan

Pemerian ekstrak Bentuk Bau Warna

POTENSIOMETRI 1. Judul Percobaan Penentuan seng dengan ferosianide secara potensiometri 2. Tujuan Percobaan Untuk memperlaljari cara analisa kuantitatif suatu logam secara potensiometri. 3. Pertanyaan Prapraktek a. Bagaimana prinsip dasar analisa potensiometri? b. Sebutkan gangguan yang terjadi pada analisa potensiometri? c. Sebutkan syarat-syarat agar potensiometri dapat berlangsung dengan baik serta mempunyai akurasi yang tinggi? 4. Landasan Teori Potensiometri merupakan suatu metode analisis kimia, sesuai nama yang diusulkan, yang melibatkan pengukuran potensial dari suatu sel Galvani. Secara umum sel terdiri dari dua buah setengah sel dan kita dapat menggunakan persamaan Nernst untuk menghitung nilai potensial sel. Sebagai contoh dari suatu sel Galvani pada gambar 2.1 yang dituliskan notasinya berikut ini. Zn (s) │ Zn2+ (aq) ║ Cu2+ (aq) │ Cu (s) Batang Seng

Batang Tembaga

---------------------------------------------------------

Larutan Zn2+

Pembatas Porous

Larutan Cu2+

(Membran) Gambar 2.1. Sel Galvani Tembaga-seng Dalam analisis, umumnya kita ingin mengukur aktivitas atau konsentrasi suatu zat tunggal, jarang untuk dua jenis zat atau lebih. Untuk itu maka kita mengharapkan persamaan diatas yang mengandung ion tembaga dan ion seng maka kalau kita ingin mengukur ion tembaga maka ion seng harus diatur agar nilainya konstan. Apabila persamaan diatas kita tuliskan dalam bentuk yang lain berikut: RT E = Eo(Cu2+/Cu)+2,303 ----- x log a(Cu2+) – [E (Zn2+/Zn)] 2F

Seperti yang sudah diketahui bahwa besarnya Eo(Cu2+/Cu) dan E (Zn2+/Zn) keduanya konstan, maka dapat digabung menjadi E’ yang nilainya pasti konstan. Sehingga persamaannya menjadi: RT E = E’ + 2,303 ------- x log a (Cu2+) 2F Dengan persamaan ini maka besarnya potensial hanya bergantung pada besarnya aktivitas ion tembaga. Pola pengukuran potensial cara diatas yang diapalkai dalam sistem potensiometri. Potensial setengah sel yang satu dijaga konstan dan bagian setengah sel ini lebih sering disebut sebagai elektroda pembanding (reference electrode). Seringkali jembatan garam yang menghubungkan dua buah setengah sel ini dirancang dengan pola-pola yang baru dan komposisi material yang tertentu (Suyanta, 2013 : 31-34). 5. Alat dan Bahan a. Seperangkat alat potensiometer b. Gelas kimia, gelas ukur, batang pengaduk c. Seng klorida, ammonium klorida, potassium ferosianida 6. Cara Kerja a. Tempatkan sampel 25 mL ZnCl2 0,1 M dalam gelas kimia 250 mL b. Tambahkan10 gram ammonium kloridadan 1 mL potassium ferosianida 0,001M c. Masukkan elektode platina dan electrode reverence kalomel d. Titrasi dengan larutan potassium ferosianida 0,067 M e. Aduk larutan dalam gelas kimia lalu pasang alat potensiometer f. Ukur potensial elektrodenya sebelum penambahan titran g. Masukkan titran dari buret 50 ml, tetes demi tetes sampai 2 mL, kemudian hentikan lalu diaduk 30 detik sampai potensianya konstan kemudian ukur potensial sel emf dan dicatat h. Langkah 3 diulangi lagi dengan penambahan 2 potensial sel emfnya dan begitu seterusnya i. Buat kurva hubungan antara potensial vs mL titran j. Tentukan titik akhir titrasinya k. Berdasarkan titik akhir titrasi tentukan kosentrasi sampel

7. Hasil Percobaan No

mL titran

Beda potensial

8. Tugas dan Pertanyaann a. Buatlah kurva hubungan anatara potensial vs mL titran! b. Tentukan titik titrasinya! c. Hitunglah konsentrasi sampel! d. Apakah cara potensiometri ini dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi ion logam maupun non logam?

DAFTAR PUSTAKA Bresnick, Stephen. 2004. Intisari Kimia Organik. Jakarta : Hipoklates Dewi, Kusuma, dkk. 2014. Pengaruh Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val) Metode Maserasi dan Dekok Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Tikus Putih ( Rattu Norvegous) Yang Diberi Vaksin DPT.http://ojs.unud.ac.id/ Fachry, dkk. 2013. Ekstraksi Senyawa Kurkuminoid Dari Kunyit (Curcuma Longa Linn) Sebagai

Zat

Pewarna

Kuning

Pada

Proses

Pembuatan

Cat.

http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/viewfile/160/159 Khopkar, S.M. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press Roth, Herman. 1998. Analisis Farmasi. Yogyakarta :UGM Press Saifudin, Azis. 2014. Senyawa Alam Metabolit Sekunder : Teori, Konsep, Dan Teknik Pemurnian. Yogyakarta : Deepublish, publisher Susuilowati, Erna dan Endang Triwahyuni. Identifikasi Zat Warna Sintesis Pada Agar- Agar Tidak Bermerek Yang Dijual Di Pasar Dolo Pekalongan Dengan Metode Krpmatografi Kertas.http://jurnal.unimus.ac.id Suyanta. 2013. Potensiometri. Yogyakarta : UNY Press Syukri. 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB Walangare, K. B. A, dkk. 2013. Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik. http:// ejournal.unsrat.ac.id/index.pho/elek dan kom/article/download/1784.pdf

Related Documents

Modul Kimia Pemisahan.docx
December 2019 49
Modul Kimia 9 Smp.docx
December 2019 98
Kimia
December 2019 51
Kimia
April 2020 51
Kimia
April 2020 40
Kimia
May 2020 36

More Documents from ""