PENDAHULUAN
Ilmu Dasar Keperawatan adalah adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental, guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna Sebelum mempelajari Ilmu Dasar Keperawatn I secara keseluruhan, secara umum dijelaskan fokus ilmu dasar keperawatan meliputi berbagai aspek yang terkait dengan ilmu dasar keperawatan. Untuk memudahkan mempelajari ilmu dasar keperawatan I, maka sistem pembelajaran ini terbagi menjadi beberapa topik pembahasan, sebagai berikut : 1. Topik I
: Karbohidrat
2. Topik II
: Lipid dan Asam Lemak dan Triasilgliserol
3. Topik III
: Amina dan Asam Amino, Asam Fosfat dan Peptida
4. Topik IV
: Senyawa organik dan anorganik
5. Topik V
: Larutan elektrolit dan non elektrolit
6. Topik VI
: Suhu dan Kalor, Alkohol
7. Topik VII
: Ester dan Aldehid
8. Topik VIII
: Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
9. Topik IX
: Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan
10. Topik X
: Rongga Interkostalis, Darah arteri dan Vena pada dinding Dada
11. Topik XI
: Batas-batas Area Jantung
12. Topik XII
: Sistem Saraf Otonom
13. Topik XIII
: Anatomi Mata, Telinga, dan Lidah
14. Topik XIV
: Arteri dan Vena
15. Topik XV
: Region Abdomen
16. Topik XVI
: Organ Panggul
17. Topik XVII
: Permukaan Atas dan Bawah Klavikula sinistra dan dekstra
18. Topik XVIII
: Femur Anterior dan Posterior
19. Topik XIX
: Tulang Tengkorak
20. Topik XX
: Vertebra Servikalis
21. Topik XXII
: Otot
Setelah mempelajari Ilmu Dasar Keperawatan II, diharapkan anda dapat mengetahui dan memahami sub pokok bahasan, sebagai berikut : 1. Memahami tentang Karbohidrat 2. Memahami tentang Lipid dan Asam lemak dan triasilgliserol 3. Memahami tentang Amina dan Asam amino Asam fosfat dan peptida 4. Memahami tentang Senyawa organik dan Senyawa anorganik 5. Memahami tentang Larutan elektrolit dan no elektrolit 6. Memahami tentang Suhu dan kalor, Alkohol 7. Memahami tentang Ester dan Aldehid 8. Mmahami
tentang
Anatomi
sistem
kardiovaskuler
dan
Fisiologi
sistem
kardiovaskuler 9. Memahami tentang Anatomi sistem pernafasan dan Fisiologi sistem pernafasan 10. Memahami tentang Ronnga interkostalis 11. Memahami tentang Batas-batas area jantung 12. Memahami tentang System saraf otonom (simpatis dan parasimpatis) 13. Memahami tentang Anatomi mata, telinga dan, lidah 14. Memahami tentang Arteri dan vena pada ekstremitas atas dan bawah, abdomen 15. Memahami tentang Region abdomen 16. Memahami tentang Organ panggul dan Organ panggul pria 17. Memahami tentang Femur tampak anterior dan posterior 18. Memahami tentang Tulang-tulang tengkorak dari samping dan anterior dan posterior 19. Memahami tentang Columna Vertebra 20. Memahami tentang Otot
TOPIK I KARBOHIDRAT A. Pengertian karbohidrat Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai.
B. Jenis-jenis karbohidrat a. Monosakarida Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukods, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut. Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil ada karbon nomor 2 terletak di sebelah kanan. Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau struktur cincin. Jenis heksosa lain yang kurang penting dalam ilmu gizi adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai lima atom karbon disebut pentosa, seperti ribosa dan arabinosa
b. Disakarida Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehaltosa. a) Trehaltosa tidak begitu penting dalam milmu gizi, oleh karena itu akan dibahas secara terbatas. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen (O). ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul air. hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa yang dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali mejadi dua molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis. Glukosa terdapat pada ke empat jenis disakarida; monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa b) PolisakaridaKarbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati. c) Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian.
C. Klasifikasi karbohidrat - Rumus Kimia Karbohidrat a. Polisakarida Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya.
Rumus kimia
karbohidrat
pada klasifikasi ini
(polisakarida) secara umum yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida adalah selulosa, glikogen, dan amilum. b. Disakarida dan oligosakarida Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air. Contoh dari disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa. Oligosakarida adalah polimer derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat larut
dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul disebut disakarida, dan bila terdiri dari 3 molekul disebut triosa. c. Monosakarida Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa.
TOPIK II LIPID DAN ASAM LEMAK DAN TRIASILGLISEROL A. Pengertian Lipid Lipida (dari kata Yunani, Lipos, lemak) dikenal oleh masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipida" mengacu pada golongan senyawahidrokarbon alifatiknonpolar dan hidrofob, yang esensial dalam menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter atau kloroform.
B. Sifat-sifat Lipid a. Tidak larut dalam air b. Larut dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, dan benzena
C. Jenis-jenis Lipid Terdapat beberapa jenis lipid yaitu: a. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh b. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida c. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid d. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam
D. Asam lemak Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah: CH3(CH2)nCOOH
atau
CnH2n+1-COOH
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak yaitu: a. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid) b. Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap c. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid) d. Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
E. Gliserida netral (lemak netral) Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid. Apa yang dimaksud dengan lemak (fat) dan minyak (oil)? Lemak dan minyak keduanya merupakan trigliserida. Adapun perbedaan sifat secara umum dari keduanya adalah: a. Lemak a) Umumnya diperoleh dari hewan b) Berwujud padat pada suhu ruang c) Tersusun dari asam lemak jenuh b. Minyak a) Umumnya diperoleh dari tumbuhan b) Berwujud cair pada suhu ruang c) Tersusun dari asam lemak tak jenuh
F. Fosfogliserida (fosfolipid) Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah satu rantai asam lemak. Penggunaan fosfogliserida adalah: a. Sebagai komponen penyusun membran sel b. Sebagi agen emulsi
G. Lipid kompleks Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.
H. Lipid non gliserida Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid, steroid, kolesterol dan malam.
I. Fungsi Lipid a. Penyimpan Energi b. Transportasi metabolik sumber energi c. Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal Signal transducing. d. Struktur dasar atau komponen utama dari membran semua jenis sel.
TOPIK III AMINA DAN ASAM AMINO, ASAM FOSFAT DAN PEPTIDA A. Pengertian Amina Amina adalah senyawa organic yang mengandung atom nitrogen trivalent yang mengandung atom nitrogen trivalen yang berkaitan dengan satu atau dua atau tiga atom karbon, dimana amina juga merupakan suatu senyawa yang mengandung gugusan amino (-NH2, - NHR, atau – NH2).Gugusan amino mengandung nitrogen terikat, kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi bukan gugusan karbonil).Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen adalah karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina.
B. Senyawa Amina Terdapat tiga jenis amina sesuai dengan jumlah atom H yang dapat digantikan oleh gugus alkil, yaitu amina primer (R–NH2), amina sekunder (R2–NH), dan amina tersier (R3–N). Tata nama trivial untuk ketiga senyawa tersebut diturunkan dari nama gugus alkilnya. Contoh :
Penataan nama secara sistematis (IUPAC), amina primer diturunkan dari alkana dengan menambahkan kata –amino. Nomor atom karbon terkecil diberikan kepada atom karbon yang mengikat gugus –NH2. Contoh :
Senyawa amina dianggap turunan dari amonia sehingga sifat-sifatnya ada kemiripan dengan amonia.Amina adalah basa lemah yang dapat mengikat proton (H+) membentuk garam amonium.Misalnya, trimetilamina bereaksi dengan asam membentuk kation trimetilamonium. (CH3)3N + H+ → (CH3)3NH+
Garam dari trimetilamonium lebih larut dalam air daripada amina yang sederajat. Reaksinya dapat digunakan untuk melarutkan amina lain dalam larutan air. Garam amonium dari senyawa amina berperan penting dalam obat-obatan yang tergolong daftar G (psikotropika). Misalnya, kokain dipasarkan berupa garam hidroklorida berbentuk kristal padat berwarna putih. Obat batuk dextromethorphan hidrobromine dibuat dalam bentuk garam amonium bromida.
Pada panel counter farmasi biasanya disediakan sampel garam amonium dari amina yang digunakan untuk meyakinkan bahwa obatobatan tersebut larut dalam air.
C. Sifat-Sifat Amina Amina primer dengan berat molekul rendah berupa gas atau cairan yang mudah menguap.Pada umumnya mempunyai bau seperti amonia. Amina sekunder dan tersier berbau seperti ikan (amis), tetapi penguapannya lebih rendah dari pada amina primer. Fenilamina murni berupa minyak tak berwarna, tetapi akibat oksidasi fenilamina sering ditemukan berwarna kekuningan. Fenilamina sedikit larut di dalam air, sedangkan amina primer yang lebih rendah larut dalam air. Beberapa sifat fisika amina ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 1. Titik Didih dan Kelarutan dalam Air Senyawa Amina
Nama
Rumus Struktur
Titik
Kelarutan
Didih
dalam Air
(°C)
(g 100mL)
Metilamin
CH3NH2
–6,3
∞
Dimetilamin
(CH3)2NH
7,5
∞
Trimetilamin (CH3)3N
3,0
∞
Etilamin
CH3CH2NH2
17,0
∞
Benzilamin
C6H5CH2NH2
185,0
∞
Anilin
C6H5NH2
184,0
3,7
D. Pengertian Asam Amino Asam amino adalah sembarang senyawa organic yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH2). Keduanya terikat pada satu asam karbon (C) yang sama. Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
E. Sifat-sifat asam amino a. Larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut non polar seperti eter, aseton, dan kloroform. b. Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam karboksilat atau amina (lebih besar dari 200ºC). c.
Amfoter , Gugus fungsional pada asama amino, yaitu karboksil dan amina, keduanya memengaruhi sifat keasaman.
d. Ion Zwitter, Pada asam amino, ada gugus yang dapat melepaskan ion H+ dan ada gugus yang dapat menerima ion H+. Akibatnya, terbentuk molekul yang memilikidua jenis muatan, yaitu muatan positif dan muatan negatif. Molekul seperti ini, dikenal sebagai ion zwitter atau kadang-kadang disebut juga sebagai ion dipolar. e. Optis Aktif, Semua asam amino kecuali glisin, memiliki atom C asimetris atau atom C kiral, yaitu atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda (gugus -H, -COOH, -NH2, dan -R). Oleh karena itu, semua asam amino (kecuali glisin) bersifat optis aktif. Artinya, senyawa tersebut dapat memutar bidang polarisasi cahaya.
F. Klasifikasi asam amino Terdapat 2 jenis asam amino berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya, yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial.Asam amino esensial merupakan asam amino yang harus ada dalam makanan sehari-hari karena tubuh tidak dapat membuat atau mensintesis asam amino tersebut.Asam
amino non-esensial merupakan asam amino yang tidak harus ada dalam makanan karena tubuh dapat membuat asam amino tersebut.
G. Truktur asam amino Asam-asam
amino
yang
terdapat
dalam
protein
adalah
asam
α-
aminokarboksilat.Variasi dalam struktur monomer-monomer ini terjadi dalam rantai samping.Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil.Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino. asam amino tersederhana adalah asam amino asetat (H2NCH2CO2H), yang disebut glisina (glycine), yang tidak memiliki rantai samping dan karena itu tidak mengandung satu karbon kiral. Semua asam amino lain memiliki rantai samping dan karena itu karbon α-nya bersifat kiral. Asam amino yang berasal dari protein termasuk dalam deret-L, artinya, gugus-gugus di sekeliling karbon α mempunyai konfigurasi yang sama seperti dalam L-gliseraldehida.
H. Definisi peptida Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino.Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein.Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik,dan reseptor.
I. Sifat peptida Sifat peptida ditentukan oleh gugus –NH2, gugus –COOH, dan gugus R. Sifat asam dan basa ditentukan oleh gugus –COOH dan –NH2, namun pada peptida rantai panjang, gugus –COOH dan –NH2 tidak lagi berpengaruh. Suatu peptida juga mempunyai titik isoelektrik seperti pada asam amino.
J. Kelompok peptida Peptida dapat dikelompokkan menurut kemiripan struktur dan fungsinya :
a. Peptida Ribosomal Peptida ribosomal disintesis dari translasi mRNA. Peptida ini berfungsi sebagai hormon dan molekul signal pada organisme tingkat tinggi. Secara umum, peptida ini mempunyai strukstur linear. b. Peptida non-Ribosomal Peptida non-Ribosomal disintesis dengan kompleks enzim.Peptida ini terdapat pada organisme uniselular, tanaman, dan fungi.Pada peptida ini terdapat struktur inti yang kompleks dan mengandung pengaturan yang berbeda-beda untuk melakukan manipulasi kimia untuk menghasilkan suatu produk.Secara umum, peptida ini berbentuk siklik, walaupun ada juga yang berbentuk linear. c. Peptida Hasil Digesti (Digested peptides) Peptida ini terbentuk dari hasil proteo lisis non - spesifik dalam siklus digesti. Peptida hasil digesti secara umum merupakan peptida ribosomal, akan tetapi tidak dibentuk dari translasi mRNA. Peptida ini juga dapat dibentuk dari proteinyang didigesti dengan proteases pesifik, seperti digesti trypsin yang sering dilakukan sebelum mass spectrometry peptide analysis.
K. Pembentukan Ikatan Peptida Reaksi pembentukan ikatan peptida antar asam amino dalam protein yang terjadi merupakan reaksi kondensasi, yang ditandai dengan lepasnya molekul air ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan menghasilkan molekul yang disebut amida. Semua protein terbuat dari rantai asam amino ikatan yang bersama-sama dalam cara yang sangat spesifik. Sebagian besar asam amino memiliki gugus karboksil tunggal (-COOH) di satu sisi dan gugus amino (NH2-) di sisi lain. Asam amino yang berdekatan dapat membentuk ikatan peptida ketika satu kelompok asam karboksil yang bergabung dengan gugus amino yang lain. Ketika ikatan peptida terbentuk antara asam amino, molekul air hilang. Jenis reaksi ini disebut reaksi kondensasi. Molekul air (H2O) yang dibuat oleh hilangnya hidroksil (OH-) dari gugus karboksil dan atom hidrogen (H) dari gugus amino. Fakta bahwa semua asam amino ikatan bersama-sama dengan cara ini adalah salah satu faktor yang menentukan bentuk protein yang dibuat.
Ikatan peptida tunggal terjadi antara masing-masing pasangan asam amino. Protein juga disebut polipeptida seperti yang sering terdiri dari puluhan bahkan ratusan asam amino yang telah bergabung bersama menjadi rantai peptida. Ini berarti bahwa protein mengandung banyak ikatan peptida. Contoh ikatan peptida:
Struktur Protein Primer, Sekunder, Tersier, Kuartener, Kimia - Penyusun utama protein adalah urutan berulang dari satu atom nitrogen dan dua atom karbon.Protein
tersusun
atas
beberapa
asam
amino
melalui
ikatan
peptida.Perhatikan struktur molekul protein berikut ini.
Secara teoritik dari 20 jenis asam amino yang ada di alam dapat dibentuk protein dengan jenis yang tidak terbatas.Namun diperkirakan hanya sekitar 2.000 jenis protein yang terdapat di alam.Para ahli pangan sangat tertarik pada protein, karena struktur dan sifatnya yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Struktur protein dapat dibagi menjadi sebagai berikut. a. Struktur Primer Susunan
linier
asam
amino
dalam
protein
merupakan
struktur
primer.Susunan tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat dasar dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan tersier. b. Struktur Sekunder Kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein menyebabkan
struktur
sendiri.Bentuk-bentuk
utama membelit, yang
dihasilkan
melingkar, dan dapat
spriral,
melipat heliks,
diri dan
lembaran.Bentuk ini dinamakan struktur sekunder.Dalam kenyataannya struktur protein biasanya merupakan polipeptida yang terlipat-lipat dalam
bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling berdekatan. Contoh bahan yang memiliki struktur sekunder ialah bentuk α-heliks pada wol, bentuk lipatan-lipatan (wiru) pada molekul-molekul sutra, serta bentuk heliks pada kolagen.Perhatikan bentuk α-heliks protein di bawah ini. Gambar 1. Skema Alfa - Heliks. (Sumber: Kimia Pangan dan Gizi)
Pada struktur ini ikatan peptida, dan ikatan hidrogen antara gugus N - H dan C = O berperan sebagai tulang punggung struktur.
c. Struktur Tersier Kebanyakan protein mempunyai beberapa macam struktur sekunder yang berbeda.Jika digabungkan, secara keseluruhan membentuk struktur tersier protein.Bagian bentuk-bentuk sekunder ini dihubungkan dengan ikatan hidrogen, ikatan garam, interaksi hidrofobik, dan ikatan disulfida.Ikatan disulfida merupakan ikatan yang terkuat dalam mempertahankan struktur tersier protein.Ikatan hidrofobik terjadi antara ikatan-ikatan nonpolar dari molekul-molekul, sedang ikatan-ikatan garam tidak begitu penting peranannya terhadap struktur tersier molekul.Ikatan garam mempunyai kecenderungan
bereaksi dengan ion-ion di sekitar molekul.Perhatikan ikatan-ikatan pada struktur tersier protein berikut.
TOPIK IV SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK
A. Pengertian Senyawa Organik Senyawa yang dibangun oleh unsurkarbon sebagai kerangka utamanya yang mengikat unsur non logam yang lain(hidrogen, oksigen, nitrogen). Senyawasenyawa ini umumnya berasal darimakhluk hidup atau yang terbentuk oleh makhluk hidup (organisme). Senyawa organik menunjukkan sifat kimia dan fisika berbeda karena strukturnya berbeda. Beberapa di antaranya berwujud : padat, cair, dan gas. Berasa : manis, asam. beracun, ada yang penting bagi kehidupan. Tiga prinsip sederhana yang dapat memberikan pengertian dasar tentang struktur dan kimiawi molekul organik ialah: 1) Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan atom hydrogen. 2) Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan atom karbon lain untuk membangun rantai karbon. 3) ·Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan unsur lain, terutama oksigen, nitrogen, belerang, dan halogen.
B. Senyawa Anorganik Senyawa anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa anorganik.Ini mencakup semua senyawa kimia kecuali yang berupa rantai atau cincin atom-atom karbon, yang disebut senyawa organik dan dipelajari dalam kimia organik.Perbedaan antara kedua bidang ilmu ini tidak mutlak dan banyak tumpang-tindih, khususnya dalam subbidang kimia organologam. Banyak senyawa anorganik adalah senyawa ionik, yang terdiri dari kation dan anion bergabung dengan ikatan ionik. Contoh garam adalah magnesium klorida MgCl2, yang terdiri dari kation anion magnesium klorida Mg2 + dan Cl-, atau natrium oksida Na2O, yang terdiri dari kation natrium Na + dan anion O2-oksida. Garam pun, proporsi dari ion adalah sedemikian rupa sehingga muatan listrik membatalkan, sehingga senyawa massal elektrik netral.Ion dijelaskan oleh negara oksidasi dan kemudahan formasi dapat disimpulkan dari potensi ionisasi (untuk kation) atau dari afinitas elektron (anion) dari elemen induk.
Kelas penting dari garam-garam anorganik adalah oksida, karbonat, sulfat dan para halida.Banyak senyawa anorganik yang ditandai dengan titik leleh tinggi.Garam-garam anorganik biasanya adalah konduktor yang buruk dalam keadaan padat. Fitur penting lainnya adalah kelarutannya dalam air misalnya (Lihat: tabel kelarutan), dan kemudahan kristalisasi. Dimana beberapa garam (misalnya NaCl) yang sangat larut dalam air, yang lain (misalnya SiO2) tidak. Reaksi
anorganik
sederhana
adalah
perpindahan
ganda
ketika
dalam
pencampuran dua garam ion tertukar tanpa perubahan bilangan oksidasi.Dalam reaksi redoks satu reaktan, oksidan, menurunkan oksidasi dan reaktan lain, reduktor, memiliki keadaan oksidasi yang meningkat.Hasil bersih adalah sebuah pertukaran dari elektron. Pertukaran elektron dapat terjadi secara tidak langsung juga, misalnya dalam baterai, sebuah konsep kunci dalam elektrokimia.Ketika satu reaktan mengandung atom hidrogen, reaksi dapat terjadi melalui pertukaran proton dalam asam-basa kimia.Dalam definisi yang lebih umum, suatu asam dapat spesies bahan kimia apapun yang mampu mengikat pasangan elektron disebut asam Lewis, sebaliknya setiap molekul yang cenderung menyumbangkan pasangan elektron disebut sebagai basa Lewis. Sebagai penyempurnaan dari interaksi asam-basa, teori HSAB memperhitungkan polarisabilitas account dan ukuran ion.
C. Perbedaan senyawa organik: 1. Reaksi terjadi di antara molekul 2. dengan tahapan mudah. 3. Titik didih dan titik leburnya rendah. 4. Jika dipanaskan,akan mudah mengalami dekomposisi. 5. Larut dalam pelarut organic kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis. 6. Senyawa organik lebih mudah terbakar. 7. Strukturnya lebih rumit. 8. Semua senyawa organik mengandung unsur karbon. 9. Hanya dapat larut dalam pelarut organik CH4, C2H5OH, C2H6 dsb.
D. Perbedaan senyawa anorganik : 1. Reaksi terjadi di antara ion.
2. Titik didih dan titik leburnya tinggi. 3. Akan stabil jika dipanaskan. 4. Molekulnya tidak dapat membentuk isomer. 5. Pelarutnya biasanya adalah air. 6. Berasal dari sumber daya alam mineral (bukan makhluk hidup) 7. Tidak mudah terbakar 8. struktur serderhana 9. Dapat larut dalam pelarut air atau organik -NaF, NaCl, NaBr, NaI dsb.
TOPIK V LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT A. Pengertian Larutan Larutan merupakan campuran yang bersifat homogeny,artinya masing-masing zat penyusunya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik.larutan berdasarkan daya hantar listriknya dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut : a. larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. b. larutan nonelektronik adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Kemampuan elektrolit menghantarkan arus listrik dalam larutannya disebabkan oleh adanya ion – ion yang dihasilkan dari reaksi ionisasi elektrolit dalam air.Semakin besar kemampuan elektrolit terionisasi, semakin banyak jumlah ion yang dihasilkan dari reaksi ionisasi, maka akan semakin kuat daya hantar listrik yang dihasilkan. Elektrolit yang terionisasi sempurna atau mendekati sempurna dan memiliki daya hantar listrik kuat disebut elektrolit kuat, sedangkan elektrolit yang hanya terionisasi sebagian dan memilliki daya hantar lemah disebut elektrolit lemah.Untuk membedakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit, dilakukan uji elektrolit yaitu dengan mengalirkan arus listrik ke dalam larutan.Perbedaan dapat dilihat dari menyala tidaknya lampu pada alat uji atau ada tidaknya gas pada kedua elektroda yang digunakan.Larutan elektrolit kuat menghasilkan gas pada kedua elektrodanya, dan dapat menyalakan lampu.Larutan elektrolit lemah tidak dapat menyalakan
lampu,
tetapi
menghasilkan
gelembung
gas
pada
kedua
elektrodanya.Larutan non elektrolit tidak dapat menyalakan lampu atau menghasilkan gelembung gas pada elektroda.
B. Elektrolit kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion ( = 1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah: 1. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. 2. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain. 3. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
C. Elektrolit lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O << 1. Yang tergolong elektrolit lemah: 1. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain 2. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain 3. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
D. Non elektronik Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ionion(tidak mengion). Tergolong ke dalam jenis ini misalnya: 1. Larutan urea 2. Larutan sukrosa 3. Larutan glukosa 4. Larutan alkohol dan lain-lain E. Membedakan Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit 1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik. Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius(18591927), seorang ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion.Ion yang bemuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion.Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini
dapat diperlihatkan melalui eksperimen.Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam. 2. Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik.Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen.
F. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
TOPIK VI SUHU DAN KALOR, ALKOHOL A. Suhu Suhu atau temperatur benda adalah besaran
yang menyatakan
derajatpanassuatubenda. Benda yang panas eememiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah. Perlu diketahui bahwa suhu merupakan besaran, maka yang memiliki suhu tentu benda.Misalnya suhu es yang sedang mencair, suhu air yang mendidih dan seterusnya.Jadi tidak ada suhu tempat atau ruangan, yang ada adalah suhu udara di tempat atau ruangan. 1. Alat Ukur Suhu Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu tertentu, bebrapa sifat fisik benda tersebut berubah.Sifat-sifat benda yang akibat berubah adanya perubahan suhu di sebut sifat termometrik.Sifat termometrik suatu zat dapat di manfaatkan sebagai suatu alat pengukur suhu.Thermometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur suhu atau benda. Berbagai jenis thermometer di buat berdasarkan beberapa sifat termometrik zat, seperti pemuain zat padat, pemuain zat cair, pemuain gas, tekanan zat cair, teknan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya (radiasi benda). Berdasarkan sifat termomatrik zat, jenis-jenis thermometer antara lain sebagai berikut. Thermometer Zat Cair Alat ni bekerja berdasarkan prinsip bahwazat cair akan memuai (bertamba volumenya jika di panaskan). 2. Thermometer Bimetal Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa logam akan memuai (bertambah panjang) jika di panaskan. Thermometer Hambatan Alat ini bekerja berdasar prinsi bahwa seutas kawat logam di panaskan, hambatan listriknya akan bertambah. Perubahan hambatan listrik ini kemudian di ubah ke dalam pulsapulsa listrik.Pulsa listrik inilah yang menunjukan suhu saat itu.Temokopel Perbedaan pemuain antara dua logam yang ke dua ujungnya di sentuhkan di manfaatkan pada termokopel. Pada prinsipnya, pemuaian yang berbeda antara dua logam yang ujungnya di sentuhkan akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). Besar GGL inilah yang di manfaatkan oleh termokopel untuk menunjukan suhu.
3. Thermometer Gas Bila sejumlah gas yang di panaskan volumenya di jaga tetap, tekanannya akan bertambah. Sifat termometrik.inilah yang di manfaatkan untuk mengukur suhu pada thermometer gas. 4. Pyrometer Pyrometer bekerja dengan mengukur intensitas radiasi yang di pancarkan oleh benda yang sangat panas.Instrument pyrometer tidak menyentuh benda panas sehingga pyrometer dapat di gunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi (kira-kira 5000C – 30000C) yang dapat membakar habis thermometer jenis lainnya.
B. Kalor Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Kalor yang diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk merubah wujud benda atau untuk menaikkan suhu benda itu.Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhutergantung pada 1. massa benda 2. kalor jenis benda 3. perbedaan suhu kedua benda
C. Alkohol Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen.Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik.Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya.Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain D. Jenis – jenis Alkohol. Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3.Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'.Ada tiga jenis utama alkohol primer, sekunder, dan tersier.Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH.Masing-masing kelompok alkohol ini juga memiliki beberapa perbedaan kimiawi. 1. Alkohol Primer Pada alkohol primer (1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil.
2. Alkohol sekunder Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda. 3. Alkohol tersier Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda.
E. Sifat-Sifat Alkohol 1. Sifat Fisik Alkohol Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap (volatil) tergantung pada panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C, semakin volatil).Kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon.Hal ini disebabkan karena alkohol memiliki
gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar, sehingga makin panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya. Reaktifitas alkohol diketahui dari berbagai reaksi seperti: a. Reaksi Oksidasi, alkohol dapat digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier. Alkohol primer akan teroksidasi menjadi aldehida dan pada oksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam karboksilat. Alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton. Sedangkan alkohol tersier tidak dapat teroksidasi. b. Reaksi Pembakaran, Alkohol dapat dibakar menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air dan energi yang besar. Saat ini Indonesia sedang mengembangkan bahan bakar alkohol yang disebut dengan Gasohol. c. Reaksi Esterifikasi, Pembentukan ester dari alkohol dapat dilakukan dengan mereaksikan alkohol dengan asam karboksilat. Dalam reaksi ini akan dihasilkan air dan ester. Molekul air dibentuk dari gugus OH yang berasal dari karboksilat dan hidrogen yang berasal dari gigus alkohol. d. Reaksi dengan Asam Sulfat Pekat, Reaksi alkohol dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan produk yang berbeda tergantung pada temperatur pada saat reaksi berlangsung. e. Reaksi dengan Halida (HX, PX3, PX5 atau SOCl2), Reaksi ini merupakan reaksi substitusi gugus OH dengan gugus halida (X).
2. Sifat Kimia Alkohol a. Ikatan Hidrogen, Antarmolekul hidrogen terdapat ikatan hidrogen. b. Kepolaran, Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH. Kepolaran alkohol akan makin kecil jika suhunya semakin tinggi. c. Reaksi Dengan Logam, Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na. d. Oksidasi,
Alkohol
primer
dan
sekunder
dapat
dioksidasi
dengan
menggunakan oksidator, tetapi alkohol tersier tidak. F. Senyawa – senyawa alkohol 1. Metanol Alkohol jenis ini mempunyai struktur paling sederhana, tetapi paling toksik pada manusia dibanding dengan jenis alkohol lainnya. Metanol secara luas
digunakan pada industri (metanol diubah menjadi formaldehid atau digunakan untuk mensintesa bahan kimia lain), rumah tangga, pelarut cat, anti beku dan sebagai bahan bakar. Tidak seperti alkohol pada minuman, metanol tetap beracun meskipun dalam jumlah kecil.Gejala keracunan metanol adalah kebutaan karena metanol menyerang syaraf penglihatan juga dapat berakibat kematian. 2. Etanol Ethanol dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan dengan kandungan hidrokarbon tinggi ethanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman.Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum bila dalam minuman beralkohol atau arak, selain digunakan di dalam arak, etanol juga digunakan sebagai bahan api bagi menggantikan gasolin , Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O. 3. Spiritus Spiritus merupakan salah satu jenis alkohol yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan bakar lampu spiritus (pembakar spiritus) dan untuk menyalakan lampu petromak.Di laboratorium pembakar spiritus digunakan untuk uji nyala. Pembakar spiritus juga digunakan untuk proses sterilisasi di laboratorium mikrobiologi. Spiritus bersifat racun, karena adanya kandungan metanol didalamnya.Bahan utama spiritus adalah etanol dan bahan tambahan terdiri dari metanol, benzena dan piridin. 4. Glikol Alkohol dihidrat sering disebut glikol.Yang paling penting dari jenis ini adalah etilen glikol. Nama IUPAC dari etilen glikol adalah 1,2-etanadiol. Senyawa ini merupakan bahan utama pada campuran antibeku permanen untuk radiator kendaraan bermotor. Etilen glikol adalah cairan yang manis, tak berwarna dan agak lengket. Karena keberadaan dua gugus hidroksil, maka ikatan intermolekul hidrogen menjadi lebih besar.Oleh sebab itu etilen glikol mempunyai titik didih yang tinggi (1980C) dan tidak menguap jika dipakai
sebagai anti beku.Etilen gikol juga mudah bercampur dengan air.Suatu larutan 60% etilen glikol dalam air tidak membeku sampai suhunya turun hingga -490C. 5. Gliserol Gliserol juga disebut gliserin, merupakan salah satu senyawa alkohol trihidrat. Gliserol berbentuk cairan manis seperti sirup. karena tidak beracun, gliserol merupakan hasil dari hidrolisa lemak dan minyak Gliserol digunakan secara luas dalam bidang industri meliputi : a. Pembuatan lotion tangan dan kosmetik. b. Bahan tambahan dalam tinta. c. Penganti pencahar gliserol. d.
Bahan pemanis dan pelarut pada obat-obatan.
e. Pelumas. f.
Bahan dasar dalam produksi plasik, pelapis permukaan dan fiber sintetik.
TOPIK VII ESTER DAN ALDEHID A. Molekul Ester Ester merupakan salah satu gugus fungsi dari golongan senyawa karbon.Ester adalah senyawa dengan gugus fungsi – COO – dengan struktur R – COO – R’ (dimana R menyatakan suatu rantai karbon atau atom H, sedangkan R’ merupakan rantai karbon).Ester merupakan senyawa turunan dari alkana silat yaitu alkanoat.Ester mempunyai rumus umum molekul Cn H2n O2. Beberapa rumus struktur senyawa ester pada tabel berikut. 1. Tata nama ester Ester mempunyai nama IUPAC alkil alkanoat. Tata nama ester hampir sama dengan tata nama asam karboksilat, tetapi Pemberian nama pada ester diawali dengan menyebut nama gugus alkil atau aril yang menggantikan atom H dalam gugus –COOH pada asam asam karboksilat induknya kemudian di ikuti nama asam tersebut tanpa menyebut kata asam. Gugus karbon yang terikat pada atom O (gugus R’) diberi nama alkil dan gugus R – COO H – diberi nama alkanoat. 2. Sifat-sifat ester Ester merupakan kelompok senyawa organik yang memiliki aroma yang wangi seperti bunga dan buah sehingga banyak digunakan sebagai pengharum (essence), sarirasa dalam industri makanan dan minuman.Ester yang digunakan biasanya yang berwujud cair pada suhu dan kamar. Mudah terbakar dan mudah bercampur dengan air serta alkohol memilikin titik didih yang cukup tinggi dibandingkan dengan asam alkana. Hal ini disebabkan karena molekul alkohol mengandung gugus-gugus –OH yang lebih rendah daripada gugus-gugus –OH yang polar. 3. Sifat-sifat ester berdasarkan reaksi kimianya diantaranya : reaksi hidrolisis ester,reaksi hidrolisis ester berarti terjadi reaksi kimia antar ester dengan air. Reaksi ini dapat berlangsung tak balik atau ireversible. Oleh sebab itu reaksi ini berlangsung dan menghasilkan asam karboksilat dengan alkohol dengan rendaman lebih baik dibandingkan alkohol dan daripada hidrolisis ester dalam suasana asam. Hasil ini reaksi berupa garam kaboksilat.
B. Keisomeran Ester
Ester memiliki isomer struktural dan isomer fungsional dengan asam karboksilat.Contoh isomer struktur dan isomer fungsional ester untuk rumus molekul C3H6O2 adalah sebagai berikut. 1. Isomer Struktur Isomer struktur pada ester dimulai pada ester dengan jumlah atom karbon tiga. 2. Isomer Fungsi Dari ketiga rumus struktur di atas memiliki rumus molekul sama, yaitu, CnH2nO2.tetapi memiliki perbedaan baik dari aspek struktur maupun fungsionalnya. Jadi, ester dan asam karboksilat berisomer fungsional satu dengan lainnya.
C. Reaksi-reaksi Ester 1. Reaksi hidrolisis Reaksi hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol, namun bila reaksi hidrolisis dilangsungkan dalam suasana basa diperoleh garam karboksilat dan alkohol.Hidrolisis ester dengan basa dise4but reaksi Penyabunan (Saponifikasi). 2. Reaksi dengan Amonia Ester bereaksi dengan amonia dan membentuk amida dan alkohol. Contoh : reaksi antara etil asetat dengan amonia menghasilkan asetamida dan etanol. 3. Transesterifikasi Ester dapat melakukan reaksi transesterifikasi dengan alcohol sehingga menghasilkan ester yang berbeda.Hasil samping diperoleh alkohol. 4. Reaksi dengan pereaksi Grignard Reaksi antara suatu ester dengan pereaksi Grignard merupakan cara istimewa dalam pembuatan alkohol tersier. Pola umum dari reaksi ini adalah sebagai berikut.Bila keton yang diperoleh di atas direaksikan lebih lanjut dengan R’’MgX maka pada akhirnya diperoleh suatu alkohol terseir menurut persamaan reaksi berikut ini. Ester tidak bereaksi dengan ion halida atau dengan ion karboksilat sebab nukleofil ini merupakan basa lebih lemah daripada gugus pergi ester.Suatu ester bereaksi dengan air membentuk suatu asam karboksilat dan alkohol. Ini merupakan suatu contoh reaksi hidrolisis – suatu reaksi dengan air yang mengubah satu senyawa menjadi dua senyawa.
Reaksi dari ester dengan amina tidak selambat reaksi dari ester dengan air dan alcohol, sebab amina merupakan nukleofil yang lebih baik. Ini merupakan keuntungan sebab kecepatan reaksi dari reaksi ester dengan amina tidak ditingkatkan dengan asam atau HO¯ atau RO¯ D. Kegunaan Ester Senyawa ester merupakan senyawa organic yang memiliki banyak manfaat. Tidak hanya dalam bidang farmasi, ester juga memiliki manfaat dalam industry kosmetik juga makanan. Beberapa manfaat ester adalah sebagai berikut : 1. Dalam bidang farmasi, ester yang paling populer adalah obat penghilang rasa sakit serta pelemas otot. Contohnya: aspirin dan minyak gosok. 2. Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk dammar dan lak. 3. Esterifikasi etilen glikol dengan asam bensen 1.4 dikarboksilat menghasilkan polyester yang digunakan sebagai bahan pembuat kain. 4. Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak). Digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega (margarine). 5. Ester dari alcohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi, ester ini disebut lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin paraffin). Kegunaannya ialah untuk pemoles mobil dan lantai. 6. Senyawa ester dengan rantai pendek (biasanya memiliki atom karbon kurang dari 10), senyawa ester ini berasal dari asam karboksilat suku rendah dan alcohol suku rendah. Senyawa ester seperti ini banyak terdapat dalam buahbuahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan. Senyawa ester ini banyak digunakan sebagai penyedap atau esens.
E. Aldehid Aldehida merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen dan berikatan rangkap dengan atom oksigen. Golongan aldehida juga dinamakan golongan formil atau metanoil. Kata aldehida merupakan kependekan dari alcohol dehidrogenasi yang berarti alkohol yang terdehidrogenasi. Golongan aldehida bersifat polar.
F. STRUKTUR ALDEHIDA Aldehida merupakan senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana : R
: Alkil
-CHO : Gugus fungsi aldehida Contoh :
Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi –CHO sebesar 120 derajat dan panjang ikatan rangkap C=O sebesar 0,121 nm.
Contoh struktur :
G. TATANAMA ALDEHIDA 1. IUPAC a. Pemberian nama aldehida dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana dengan –al. Contoh :
b. Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karbonil. Contoh :
c. Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama. Contoh :
d. Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus karbonil. Contoh :
e. Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen. Contoh :
f. Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad. Contoh :
2. Trivial a. Aldehida tak bercabang Berikut ini daftar nama trivial beberapa aldehida yang tidak bercabang:
b. Aldehida bercabang 1) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karbonil. Contoh :
2) Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama. Contoh
3) Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat gugus karbonil dengan huruf α, β, γ. Contoh :
H. SIFAT FISIK DAN KIMIA ALDEHIDA Sifat Fisik Aldehida 1. Aldehida dengan 1-2 atom karbon (formaldehida, dan asetaldehida) berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak. 2. Aldehida dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap. 3. Aldehida dengan atom karbon lebih dari 12 berwujud padat pada suhu kamar. 4. Aldehida suku rendah (formaldehida, dan asetaldehida) dapat larut dalam air. 5. Aldehida suku tinggi tidak larut air Sifat Kimia aldehida 1. Oksidasi oleh kalium bikromat dan asam sulfat Oksidasi aldehida dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan asam karboksilat.
Contoh :
2. Oksidasi oleh larutan Fehling Aldehida dapat mereduksi larutan Fehling menghasilkan endapan merah bata dari senyawa tembaga(I) oksida. Contoh :
3. Oksidasi oleh larutan Tollens Aldehida dapat mereduksi larutan Tollens menghasilkan cermin perak.
I. PEMBUATAN ALDEHIDA 1. Oksidasi alkohol primer Alkohol primer dapat teroksidasi menghasilkan suatu aldehida dengan katalis kalium bikromat dan asam sulfat. Contoh :
2. Mengalirkan uap alkohol primer di atas tembaga panas Uap alkohol primer teroksidasi menghasilkan suatu aldehida dengan katalis tembaga panas. Contoh :
3. Memanaskan garam kalsium suatu asam monokarboksilat jenuh dengan kalsium format. Pemanasam campuran garam kalsium asam monokarboksilat jenuh dengan kalsium format akan menghasilkan aldehida. Contoh :
J. KEGUNAAN ALDEHIDA 1. Formaldehida (metanal) digunakan sebagai pembunuh kuman dan mengawetkan. 2. Formaldehida digunakan untuk membuat plastik termoset (plastic tahan panas). 3. Paraldehida digunakan sebagai akselerator vulkanisasi karet
TOPIK VIII ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi sistem kardiovaskuler ( jantung ) memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut. B. Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terusmenerus berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar: a. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan b. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh tubuh. c. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
1. Jantung a. Letak Jantung Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada paling depan dalam rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior (Aurum, 2007). Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300 sakpai 400 gram (Setiadi, 2007: 164). b. Ruang Jantung Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah beroksigen tinggi (Sherwood, Lauralee, 2001: 259-260). 1) Atrium Dextra Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan dibandingkan ventrikel dextra dan atrium sinistra. Pada bagian anterosuperior terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga yang disebut Auricle. Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior dan septal licin dan rata. Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara dari vena cava. Vena cava superior bermuara pada didnding supero-posterior. Vena cava inferior bermuara
pada dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava inferior ini terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup Eustachii. Pada dinding medial atrium dextra bagian postero-inferior terdapat Septum Inter-Atrialis Pada pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk lonjong yang disebut Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan disebut Limbus Fossa Ovalis. Di antara muara vena cava inferior dan katup tricuspidalis terdapat Sinus Coronarius, yang menampung darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada atrium dextra. Pada muara sinus coronaries terdapat lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut Katup Thebesii. Pada dinding atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung, yaitu Nodus Sino-Atrial terletak di pinggir lateral pertemuan muara vena cava superior dengan auricle, tepat di bawah Sulcus Terminalis. Nodus AtriVentricular terletak pada antero-medial muara sinus coronaries, di bawah katup tricuspidalis. Fungsi atrium dextra adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru. Karena pemisah vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup atau pita otot rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat bendungan darah di bagian kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam vena sirkulasi sistemik. Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium dextra akan mengalir secara pasif ke dalam ventrikel dxtra melalui katup tricuspidalisalis. 20% sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian secara aktif ini disebut Atrial Kick. Hilangnya atrial kick pada Disaritmia dapat mengurangi curah ventrikel. 2) Atrium Sinistra Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada dinding atrium dextra. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada auricle. Atrium kiri menerima darah yang sduah dioksigenasi dari 4 vena pumonalis yang bermuara pada dinding postero-superior atau postero-lateral, masing-masing sepasang
vena dextra et sinistra. Antara vena pulmonalis dan atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru. Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup mitralis. 3) Ventrikel Dextra Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di medial atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, tebal dindingnya 45 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu, tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat dari tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel dextra. Disamping itu, secara fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan ventrikel sinistra. Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang disebut Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang disebut Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis, trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar ventrikel dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut
Infundibulum atau Conus Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista Supraventrikularis yang terletak tepat di atas daun anterior katup tricuspidalis. Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut (seperti pada emboli pulmonary massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak cukup kuat, sehingga seringkali diakhiri dengan kematian. 4) Ventrikel Sinistra Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus Mitralis. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra, sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus menghasilkan tekanan yang cukup
tinggi
untuk
mengatasi
tahanan
sirkulasi
sitemik,
dan
mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga keberadaan otot-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Batas dinding medialnya berupa septum interventrikulare yang memisahkan ventrikel sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga, dimana dasar segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta. Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua pertiga dinding septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian endocardiumnya licin. Septum interventrikularis ini membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel
(seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan berkurang. c. Katub-katub Jantung Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung (Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan (Setiadi 2007: 169). Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah Sherwood, Lauralee, 2001: 261). Katub jantung dibagi dalam dua jenis, yaitu katub atrioventrikuler, dan katub semilunar. 1) Katub Atrioventrikuler Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. Katub yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub disebut katub trukuspid (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari tiga otot yang tidak sama, yaitu: 1) Anterior, yang merupakan paling tebal, dan melekat dari daerah Infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel dextra. 2) Septal, Melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun membraneus. Sering menutupi VSD kecil tipe alur keluar. 3) Posterior, yang merupalan paling kecil, Melekat pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-inferior (Aurum, 2007). Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian, yaitu daun katup mitral anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur keluar (Aurum, 2007). 2) Katub Semilunar Disebut semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub, yang masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee, 2007: 262). Katub semilunar memisahkan
ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007: 170). d. Lapisan Jantung Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu: 1) Perikardium (Epikardium) Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini adalah suatu membran tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan, yaitu (Setiadi, 2007): Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial. Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium parietalis membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung. 2) Miokardium Myo berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan melingkari jantung (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri koroner (Setiadi, 2007: 172). 3) Endokardium Endo berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood, Lauralee, 2007: 262).
e. Persarafan Jantung Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf. Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama nodus SA dan AV. Sarafsaraf simpatis jantung juga mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel (Sherwood, Lauralee, 2001: 280). 2. Vaskularisasi Jantung( pembuluh darah) Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar peredaran darah dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke seluruh tubuh, kembali ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke jantung (sirkulasi pulmonal). a. Arteri Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal dari aorta tepat di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel kiri, dan arteri koroner kanan memperdarahi sebagian besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179). 1) Arteri Koroner Kanan Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra (RAAB = Right Atrial Anterior Branch) dan Arteri Coronaria Descendens Posterior (PDCA = Posterior Descending Coronary Artery). RAAB memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial. PDCA memberikan aliran darah untuk Nodus AtrioVentrikular (Aurum, 2007). 2) Arteri Koroner Kiri Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama (LMCA = Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri Circumflexa (LCx = Left Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior Sinistra (LAD = Left Anterior
Descendens Artery). LCx berjalan pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung. LAD berjalan pada Sulcus Interventricular sampai ke Apex. Kedua pembuluh darah ini bercabangcabang dan memberikan lairan darah diantara kedua sulcus tersebut (Aurum, 2007). 3) Vena Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner. Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181):\ Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan. Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan. Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling besar dan paling penting, berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke dalam atrium kanan melalui ostinum sinus koronaruis yang bermuara di samping vena kava inferior. 3. Darah a. Pengertian Darah Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkutoksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringantubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormonhormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.. Darahmanusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tuaapabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yangmerupakan tempat terikatnya molekulmolekul oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa
oleh
jantungmenuju
paru-paru
untuk
melepaskan
sisa
metabolisme berupa karbon dioksida danmenyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantungmelalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluranhalus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikanke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. b. Pembagian darah 1) Plasma darah 55 % Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sarimakanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuhterhadap penyakit atau zat antibodi. 2) Sel-sel darah 45 %; terdiri dari: a) Sel darah merah (eritrosit) Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta).warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yangdisebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuhdan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawadengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (hb + oksigen 4 hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yangnantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: hb-oksigen hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida
hemoglobin (hb + karbon dioksida hb-karbon dioksida) yangmana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru. Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah,limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan
berisi
nukleusdan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangannukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 – 115 hari, setelah itu akanmati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadidua zat yaitu hematin yang mengandung fe yang berguna untuk membuateritrosit barudan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisityang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100cc darah. Normal hb wanita 11,5 mg%dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darahmerah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam aminodan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi. Di
dalam
tubuh
banyaknya
sel
darah
merah
ini
bisa
berkurang,demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanyadisebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit,dan tempat pembuatan eritrosit terganggu. b) Sel darah putih (leukosit) Bentuk dansifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kitalihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubahdandapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia),mempunyai bermacam- macam
inti sel
sehingga ia dapat dibedakan menurutinti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira 60009000. Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuhdanmemakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan res
(sistemretikuloendotel),
tempat
pembiakannya
di
dalam
limpadankelenjar limfe;sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding ususmelalui limpa terus ke pembuluh darah.\ Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapatdi seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akanlebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanyatinggal di dalam kelenjar
limfe,
sekarang
beredar
dalam
darah
untuk
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukositdalam
darah
melebihi
10000/mm3
disebut
leukositosisdankurang dari 6000disebut leukopenia. c) Keping-keping darah (trombosit) Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3. Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekasmembeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebihdari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000disebut trombositopenia. Di
dalam
plasma
darah
terdapat
suatu
zat
yang
turut
membantuterjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu ca2+ danf ibrinogen. Fibrinogenmulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. Ketika kita luka maka darah akankeluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase.trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan ca2+akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akanmenahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hatidan untuk membuatnya diperlukan vitamin k, dengandemikian vitamin k penting untuk pembekuan darah.
4. Fungsi Darah Sebagai alat pengangkut yaitu: 1) Mengambil
oksigen/
zat
pembakaran
dari
paru-paru
untuk
diedarkankeseluruh jaringan tubuh. 2) Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paruparu. 3) Mengambil
zat-zat
makanan
dari
usus
halus
untuk
diedarkandandibagikanke seluruh jaringan/ alat tubuh. 4) Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit. 5) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuhdengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun. 6) Menyebarkan panas keseluruh tubuh
C. Fisiologi Sistem Kardiovaskular 1. Sistem Peredaran Darah Manusia Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar dan system peredaran darah kecil. a. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik) Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior. Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem peredaran darah manusia karena
merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang mengandung CO2). Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta – pembuluh nadi – pembuluh kapiler – vena cava superior dan vena cava inferior – serambi kanan. b. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal) Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih. Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung – arteri pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – serambi kiri jantung. a) Pembuluh Limfe (Pembuluh Getah Bening) Pembuluh limfe kanan; dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah kanan, bermuara di pembuluh balik yang letaknya di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh limfe dada; dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang selangka kiri. Pembuluh limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak (pembuluh kil). Peredaran limfe adalah terbuka, merupakan alat penyaring kuman, karena di kelenjar limfe diproduksi sejenis sel darah putih yang disebut limfosit untuk imunitas. Jantung berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan metabolisme sel seluruh tubuh. c. Struktur Otot Jantung. Otot jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya otot jantung tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat involunter. Kontraksi otot jantung dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada jantung.
d. Metabolisme Otot Jantung Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung sangat banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami kelelahan. e. Sistem Konduksi Jantung Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system syaraf autonom hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf simpatis memacu terjadinya kontraksi sedangkan syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi. System kontraksi jantung terdiri atas : a) Nodus Sinoatri alkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal sebagai pacemaker karena impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus ini. b) Nodus Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan berperan sebagai gerbang impuls ke ventrikel. c) Bundle His adalah serabut syaraf yang meninggalkan NAV. d) Serabut Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke ventrikel terdapat pada septum interventrikularis. e) Serabut Purkinje adalah serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung. f. Kontraksi Dan Irama Jantung Kontraksi jantung disebut disebut systole sedangkan relaksasi jantung atau pengisian darah pada jantung disebut diastole. Irama jantung dimulai dari pacemaker (NSA) dengan impuls 60-80 kali/menit. Semua bagian jantung dapat memancarkan impuls tersendiri tetapi dengan frekuensi yang lebih rendah. Bagian jantung yang memancarkan impuls diluar NSA disebut focus ektopik yang menimbulkan perubahan irama jantung yang disebut aritmia. Aritmia dapat disebabkan oleh hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kafein, nikotin karena hal tersebut dapat menyebabkan fokus ektopik kontraksi diluar kontraksi dari nodus NSA. Jika terjadi hambatan aliran impuls dari NSA menuju NAV maka impuls syaraf akan timbul dari nodus NAV dengan frekuensi yang lebih rendah yaitu sekitar 40-50 kali/menit. Jika ada hambatan pada bundle his atau serabut bundle kanan dan kiri maka otot jantung akan kontraksi dengan iramanya sendiri yaitu 20-
30 kali/menit. Denyut jantung 20-30 kali/menit tidak dapat mempertahankan metabolisme otot. g. Suara Jantung Suara jantung terjadi akibat proses kontraksi jantung. a) Suara jantung 1 (S1) timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis. b) Suara jantung 2 (S2) timbul akibat penutupan katup semilunaris aorta dan semilunaris pulmonal. c) Suara jantung 3 (S3) terjadi akibat pengisian ventrikel pada fase diastole. d) Suara jantung 4 (S4) terjadi akibat kontraksi atrium. e) Suara jantung 3 dan 4 terdengar pada jantung anak. h. Fase Kontraksi Jantung Pada fase pengisian ventikel dan kontraksi atrium katup mitral dan trikuspidalis terbuka darah akan mengalir dari atrium menuju ventrikel. Pada fase kontraksi ventrikel isometric ventrikel mulai kontraksi dan atrium relaksasi, katup mitral dan trikuspidalis tertutup dan katup semilunar aorta dan pulmonal belum terbuka. Pada fase ejeksi ventikuler, katup semilunar aorta dan semilunar aorta dan semilunar pulmonal terbuka sehingga darah mengalir dari ventrikel menuju aorta dan arteri pulmonalis. Pada fase relaksasi isovolumentrik terjadi relaksasi ventrikel dan katup semilunar aorta dan pulmonal menutup sedangkan katup mitral dan katup trikuspidalis belum terbuka. i.
Cardiac Output Cardiac Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per menit. Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan sinkron, sehingga darahpun dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik. Besar cardiac output ini berubah-ubah, tergantung kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan nutrisi. Karena curah jantung yang dibutuhkan juga tergantung dari besar serta ukuran tubuh, maka diperlukan suatu indikator fungsi jantung yang lebih akurat, yaitu yang dikenal dengan sebutan Cardiac Index. Cardiac index ini didapatkan dengan membagi cardiac
output dengan luas permukaan
tubuh, dan berkisar antara 2,8-3,6
liter/menit/m2 permukaan tubuh. Stroke Volume adalah volume darah yang dikeluarkan oleh ventrikel/detik. Sekitar dua per tiga dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastole (volume akhir diastolic) dikeluarkan selama sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut dikenal dengan sebutan Fraksi Ejeksi; sedangkan volume darah yang tersisa di dalam ventrikel pada akhir sistolik disebut Volume
Akhir
Sistolik.
Penekanan
fungsi
ventrikel,
menghambat
kemampuan ventrikel untuk mengosongkan diri, dan dengan demikian mengurangi stroke volume dan fraksi ejeksi, dengan akibat peningkatan volume sisa pada ventrikel. Cardiac output (CO) tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah variable, yaitu: frekuensi jantung dan stroke volume. CO = Frekuensi Jantung x Stroke Volume. Cardiac output dapat dipertahankan dalam keadaan cukup stabil meskipun ada pada salah satu variable, yaitu dengan melakukan penyesuaian pada variable yang lain. Apabila denyut jantung semakin lambat, maka periode relaksasi dari ventrikel diantara denyut jantung menjadi lebih lama, dengan demikian meningkatkan waktu pengisian ventrikel. Dengan sendirinya, volume ventrikel lebih besar dan darah yang dapat dikeluarkan per denyut menjadi lebih banyak. Sebaliknya, kalau stroke volume menurun, maka curah jantung dapat distabilkan dengan meningkatkan kecepatan denyut jantung. Tentu saja penyesuaian kompensasi ini hanya dapat mempertahankan curah jantung dalam batas-batas tertentu. Perubahan dan stabilisasi curah jantung tergantung dari mekanisem yang mengatur kecepatan denyut jantung dan stroke volume. j.
Sirkulasi Jantung Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.
TOPIK IX ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan Definisi Pernapasan : 1. Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya udara ke dalam & keluar paru 2. Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam jaringan atau “pernafasan dalam” dan yang terjadi di dalam paru-paru yaitu “pernapasan luar” Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk
dari
proses
tersebut.
Pertukaran
gas
antara
oksigen
dengan
karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas. Proses pembakaran zat makanan secara singkat ditunjukan pada bagan berikut: Zat Makanan(gula) + Oksigen kabon doiksida + uap air + energy Fungsi dan Struktur Respirasi Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru. a. Berdasarkan anatomi: Saluran nafas bagian atas : rongga hidung, faring dan laring. Saluran nafas bagian bawah; trachea, bronchi, bronchioli dan percabangannya sampai alveoli b. Berdasar fungsionalnya:
Area konduksi: sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis,
tempat
lewatnya
udara
pernapasan,
membersihkan,
melembabkan & menyamakan udara dg suhu tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus, bronkiolus terminalis. Area fungsional atau respirasi: mulai bronchioli respiratory sampai alveoli, proses pertukaran udara dengan darah.
Anatomi Pernapasan 1. Hidung a. Nares Anterior Nares anterior adalah saluran – saluran di dalam lubang hidung. Saluransaluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung. Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung. b. Rongga Hidung Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang inidilapisi oleh membrane mukosa. Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak, memproduksi mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi : 1) Lubang hidung 2) Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior 3) Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara concha media dan inferior 4) Sinus frontalis, diantara concha media dan superior 5) Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior. 6) Saluran Pernapasan c. Faring Adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung (nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (faring-laringeal) d. Laring Laring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis. Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara pita-pita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara. Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glotis. Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup lubang atas laring sewaktu menelan. e. Trakea Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabanf menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak sempurna lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea; selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju keatas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena itu, disebelah belakngnya tidak bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada esofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang. Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea torasika berjalan melintasi mediastenum (lihat gambar 5), di belakang sternum, menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Usofagus terletak dibelakang trakea.
f. Kedua bronkus Yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri; sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas; cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang kanan, dan berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah. g. Ronga thoraks Batas-Batas yang membentuk rongga di dalam toraks : 1) Sternum dan tulang rawan iga-iga di depan, 2) Kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus intervertebralis) yang terbuat dari tulang rawan di belakang. 3) Iga-Iga beserta otot interkostal disamping 4) Diafragma di bawah 5) Dasar leher di atas, 6) Isi ; Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan memebentuk batas lateral pada mediastinum Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada diantara kedua paruparu. Isinya jantung dan pembuluh-pembuluh dara besar, usofagus, duktus torasika, aorta descendens, vena kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe. h. Paru-paru Paru-Paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum . Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi daripada
klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga toraks, diatas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung. i.
Lobus paru-paru (belahan paru-paru ). Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paruparu kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin bercabang. Semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, elastis, berpori, dan seperti spons. Di dalam air, paru-paru mengapung karena udara yang ada di dalamnya.
j.
Bronkus Pulmonaris Trakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru (lihat gambar 3). Dalam perjalanannya menjelajahi
paru-paru,
bronkus-bronkus
pulmonaris
bercabang
dan
beranting banyak. Saluran besar yang mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan bersilia. Bronkus Terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan disini membran pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara – suatu jaringan pembuluh darah kepiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi. k. Pembuluh Darah dalam Paru-Paru Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventrikel
kanan
jantung
ke
paru-paru;
cabang-cabangnya
menyentuh saluran-saluran bronkial, bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus; arteriol itu membelah-belah dan membentuk kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara. Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan sel-sel darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan
dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi pernapasan. Kapiler paru-paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena pulminaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta. Pembuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan menghantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-arteri ini membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa darah itudiantarkan dari setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda. l.
Hiilus (Tampuk)Paru-Paru dibentuk struktur berikut: a) Arteri Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk diisi
oksigen
b) Vena Pulmonalis yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru – paru ke jantung c) Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial, merupakan jalan udara utama. d) Arteri bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan paru – paru. e) Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru – paru ke vena kava superior. f) Pebuluh limfe, yang masuk – keluar paru – paru, sangat banyak, g) Persarafan. Paru- paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati. h) Kelenjar limfe . semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru – paru dapat menyalurkan ke dalam kelenjar yang ada di tampak paru – paru.
i) Pleura. Setiap paru –paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru – paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di sebelah tampuk paru – paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas membran ini terletak arteri subklavia. Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paruparu dan dinding dada yang sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.
Fisiologi Pernapasan Fungsi paru – paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru–paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen. Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut. Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna:
a. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar. b. Arus darah melalui paru – paru c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh d. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi drpd oksigen. Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paruparu menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru – paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2. Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya, yaitu karbon dioksida. Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jarigan. Udara (atmosfer) yang di hirup: Nitrogen ………………………………… 79 % Oksigen …………………………………. 20 % Karbon dioksida ……………………... 0-0,4 % Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer Udara yang diembuskan: nitrogen………………………………….. 79 % Oksigen………………………………….. 16 % Karbon dioksida …………………….. 4-0,4 %
Daya muat udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru – paru ialah 4.500 ml sampai 5000 ml atau 41/2 sampai 5 literudara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang di hirup masuk dan diembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang. Kapasitas vital. Volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seoranng laki-laki, normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan otot pernapasan.
B. Proses Pernapasan Manusia Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung > faring > trakea > bronkus > paru-paru (bronkiolus dan alveolus). Proses pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang diisap pada waktu menarik nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui lubang hidung (nares) kiri dan kanan selain melalui mulut. Pada saat masuk, udara disaring oleh bulu hidung yang terdapat di bagian dalam lubang hidung. Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi mengembang. Hal ini disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Hal ini disebut pernapasan dada. Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi berkurang, sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya melalui saluran pernapasan akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru mengembang. Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan bagian atas (naro-pharinx) lalu kebawah untuk selanjutnya masuk tenggorokan (larynx). Setelah melalui tenggorokan, udara masuk ke batang tenggorok atau trachea, dari sana diteruskan ke saluran yang bernama bronchus atau bronkus. Saluran bronkus ini terdiri dari beberapa tingkat percabangan dan akhirnya berhubungan di alveolus di paru-paru.
Udara yang diserap melalui alveoli akan masuk ke dalam kapiler yang selanjutnya dialirkan ke vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru. Gas oksigen diambil oleh darah. Dari sana darah akan dialirkan ke serambi kiri jantung dan seterusnya. Selanjutnya udara yang mengandung gas karbon dioksida akan dikeluarkan melalui hidung kembali. Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut. Diafragma menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak ke arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada naik. Dengan naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati saluran pernapasan. Ringkasan jalannya Udara Pernapasan: 1. Udara masuk melalui lubang hidung 2. melewati nasofaring 3. melewati oral farink 4. melewati glottis 5. masuk ke trakea 6. masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus 7. masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchioles 8. udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)
C. Jenis-Jenis Pernapasan Pada Manusia Jenis-jenis pernapasan pada manusia dibagi menjadi dua jenis. Yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. 1. Pernapasan Dada Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antara tulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut. a. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. b. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut: Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi –> tulang rusuk terangkat (posisi datar) –> Paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara luar masuk ke paru-paru. Mekanisme ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut: Otot antar tulang rusuk relaksasi –> tulang rusuk menurun –> paru-paru menyusut –> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar –> udara keluar dari paru-paru. 2. Pernapasan Perut Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut. a. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. b. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar. Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut: Sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi –> posisi dari melengkung menjadi mendatar –> paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paruparu lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara masuk Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut: Otot diafraghma relaksasi –> posisi dari mendatar kembali melengkung –> paruparu mengempis –> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar –> udara keluar dari paru-paru.
D. Transportasi Gas Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru dengan bantuan darah( aliran darah). Masuknya o2 kedalam sel darah yang bergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin debanyak 97% dan sisanya 3% ditransportasikan kejaringan plasma dan sel 1. Inspirasi Inspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal(intra alveoli) lebih rendah dari tekanan udara luar. Pada inspirasi biasa tekanan ini berkisar antara -1mmhg sampai -3mmhg . Pada inspirasi dalam, tekanan intra-alveoli mencapai 30mmhg. 2. Kontraksi otot diafragma dan intrakostalis 3. Volume thoraks membesar 4. Tekanan intrapleura menurun 5. Parunya mengembung 6. Tekanan intra-alveoli menurun 7. Udara masuk kedalam paru 8. Ekspirasi
Berlangsung bila tekanan pulmonal lebih tinggi dari tekanan udara luar, sehingga udara bergerak kelur paru.Meningkatnya tekanan dalam rongga paru terjadi bila volue rongga paru mengecil akibat proses pengucapan yang disebabkan daya elastisitas jaringan paru. Pengucapan paru terjadi bila otototot inspirasi mulai berelaksasi. Pada proses ekspirasi biasa tekanan intraalveoli sekitar +1mmhg sampai +3mmhg Otot ekspirasi relaksai a. Volume thoraks mengecil b. Tekana intrapleura meningkat c.
Volume paru mengecil
d. Tekanan intra-alveoli meningkat e. Udara bergerak keluar paru
E. Pengendalian Pernapasan Mekanisme pernafasan diatur dan di kendalikan dua faktor utama, (a). pengendalian oleh saraf, (b). Kimiawi. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak di dalam mendula oblongata, dan kalau dirangsang, pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan saraf spinalis ke otot pernafasan yaitu otot diafragama dan otot interkostalis. 1. Pengendalaian oleh saraf Pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radiks saraf servikalis impuls ini di antarrkan ke diafragma oleh saraf frenikus: Dibagian yang lebih rendah pada sumsum belakang ,impulsnya berjalan dari daerah toraks melalui saraf interkostalis untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang berkecepatan kira-kira lima belas setiap menit. Impuls aferen yang dirangsang pemekaran gelembung udara diantarkan saraf vagus ke pusat pernapasan di dalam medula. 2. Pengendalian secara kimiawi Faktor kimiawi ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi, kecepatan,& kedalaman gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum sangat peka pada reaksi: kadar alkali daah harus dipertahankan.
Karbon dioksida adalah produksi asam dari metabolisme, dan
bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan. Kedua pengendalian, baik melalui saraf maupun secara kimiawi, adalah penting. Tanpa salah satunya orang tak dapat bernapas terus. Dalam hal paralisa otot pernapasan ( interkostal dan diafragma) digunakan ventilasi paruparu atau suatu alat pernapasan buatan yang lainnya untuk melanjutkan pernapasan,
sebab
dada
harus
bergerak
supaya
udara
dapat
dikeluarmasukkan paru-paru. Faktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan kedalaman pernapasan. Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk memberi energi yang diperlukan dalam pekerjaan akan
menimbulkan kenaikan pada jumlah karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesan ventilasi paru-paru. Emosi, rasa sakit,dan takut,misalnya, menyebabkan impuls yang merangsang pusat pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat-hal yang kita ketahui semua. Impuls aferen dari kulit mengasilkan efek serupa—bila badan di celup dalam air dingin atau menerima guyuran air dingin, penarikan pernapasan kuat menyusul. Pengendalian secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat dijalankan lama karena gerakannya otomatik. Suatu usaha untuk menahan napas dalam waktu lama akan gagal karena pertambahan karbon dioksida yang melebihi normal di dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.
F. Kecepatan Pernapasan Pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Kalau bernapas secara normal, ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasiistirahat. Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik dan urutannya menjadi : inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut pernapasan terbalik. Kecepatan normal setiap menit: Bayi baru …………….………………… 30-40 Dua belas bulan ……………………….. 30 Dari dua sampai lima tahun …………. 24 Orang dewasa………………………….. 10-20
G. Gerakan Pernapasan Ada dua saat terjadi pernapasan: (a) inspirasi dan (b) ekspirasi. 1. Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis , meluaskan rongga dada kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik
masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar. 2. Ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena paru-paru kempis kembali yang disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif. Ketika pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa bergerak, dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang kempis.
H. Kebutuhan Tubuh akan Oksigen Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut, oksigen dapat diatur menurut keperluan . Orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya; kalau tidak mendapatkannya selama lebih dari empat menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan genting
timbul
bila
misalnya
sorang
anak
menudungi
kepala
dan
mukannya dengan kantung pelastik dan menjadi mati lemas. Tetapi penyediaan oksigen hanya berkurang, pasien menjadi kacau pikiran—ia menderita anoksia serebralis. Hal ini terjadi pada orang bekerja dalam ruang sempit, tertutup, seperti dalam ruang kapal, di dalam tank, dan ruang ketel uap; oksigenyang ada mereka habiskan dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk pernapasan atau tidak dipindahkan ke udara yang normal, mereka akan meninggal karena anoksemia atau disingkat anoksia. Bila oksigen di dalam darah tidak mencukupi, warna merahnya hilang dan menjadi kebiru-biruan dan ia disebut menderita sianosis. Orang yang berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam oven gas, bukan saja terkena anoksia, tetapi jaga menghirup karbon monoksida yang bersifat racun dan yang segera bergabung dengan hemoglobin sel darah, menyingkirkan isi normal oksigen. Dalam hal ini bibir tidak kebiru-biruan , melainkan merah ceri yang khas. Pengobatan yang diperlukan ialah pengisapan dan pemberian oksigen dalam konsentrasi sampai lima kali jumlah oksigen udara atmosfir atau lima atmosfir.
I. Gangguan pada sistem pernpasan Beberapa kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia antara lain sebagai berikut: 1. Asma Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. penyebab penyakit ini juga dapat terjadi dikarenakan faktor psikis dan penyakit menurun. 2. Tuberkulosis (TBC) Tuberkulosis merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling sering adalah paru-paru dan tulang. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu karena adanya bintikbintik kecil pada dinding alveolus. Keadaan ini menyebabkan : a. Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran udara paru-paru b. Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan c.
Mengurangi
luas
permukaan
membran
pernapasan,
yang
akan
meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru 3. Faringitis Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis.
4. Bronkitis Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara. 5. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi oleh cairan dan eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru. Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus), Diplococcus pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma pneumoniae. 6. Emfisema Paru-paru Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini. 7. Dipteri Dipteri
merupakan
penyakit
infeksi
yang
disebabkan
oleh
bakteri
Corynebacterium diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis) maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. 8. Asfiksi Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang. 9. Kanker Paru-paru Penyakit ini merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di dalam jaringan paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke seluruh bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru. Tetapi tidak menutup kemungkinan perokok pasif pun mengalami penyakit ini. Penyebab lain yang memicu penyakit ini adalah penderita menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.
TOPIK X RONGGA INTERKOSTALIS, DARAH ARTERI DAN VENA PADA DINDING DADA A. DIAFRAGMA DAN MEDIASTINUM 1. DIAFRAGMA Thoracic diaphragm atau diafragma adalah otot yang berada di bagian dasar internal skeletal antara rongga dada dengan rongga perut yang berperan dalam proses pernafasan. Ketika diafragma berkontraksi volume rongga dada membesar dan udara masuk ke paru-paru. Sementara ketika diafragma berelaksasi, volume paru-paru mengecil dan menghembuskan udara. 2. MEDIASTINUM Mediastinum adalah suatu bagian penting dari thorax. Mediastinum terletak diantara kavita pleuralis dan mengandung banyak organ penting dan struktur vital.Proes penting yang melibatkan mediastinum mencakup emfisema, infeksi, perdarahan serta banyak jenis kista dan tumor primer. Kelainan sistemik sepertikarsinoma metastatic dan banyak penyakit granulomatosa juga bisa terlibat dalammediastinum. Lesi terutama berasal dari esophagus, trakea, jantung dan pembuluhdarah besar biasanya berhubungan dengan susunan organik spesifik yang terlibatdaripada mediastinum. Batas ruang mediastinum, atas: pintu masuk toraks, bawah: diafragma,lateral: pleura mediastinalis, posterior : tulang belakang, anterior : sternum. Secara garis besar mediastinum dibagi atas 4 bagian penting: a. Mediastinum superior, mulai pintu atas rongga dada sampai ke vertebratorakal ke-5 dan bagian bawah sternum. b. Mediastinum
anterior,
dari
garis
batas
mediastinum
superior
ke
diafargmadidepan jantung. c. Mediastinum posterior, dari garis batas mediastinum superior kediafragma dibelakang jantung. d. Mediastinum medial (tengah), dari garis batas mediastinum superior kediafragma di antara mediastinum anterior dan posterior.
B. Bagian-bagian dari Pernafasan 1. Nares Anterior Nares anterior adalah saluran – saluran di dalam lubang hidung. Saluransaluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung. Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung. 2. Rongga Hidung Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang inidilapisi oleh membrane mukosa. Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius. Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak, memproduksi mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi : a. Lubang hidung b. Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior c. Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara concha media dan inferior
d. Sinus frontalis, diantara concha media dan superior e. Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum nasi membuka
kedalam nasofaring melalui appertura nasalis
posterior. f. Saluran Pernapasan 3. Faring Adalah
pipa
berotot
yang
berjalan
dari
dasar
tengkorak
sampai
persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung (nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (faring-laringeal) 4. Laring Laring
(tenggorokan)
terletak
didepan
bagian
terendah
faring
yang
memisahkannya dari kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil. Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis. Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara pitapita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara.
Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glotis. Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup lubang atas laring sewaktu menelan. 5. Trakea Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabanf menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak sempurna lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea; selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju keatas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena itu, disebelah belakngnya tidak bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada esofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang. Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea torasika berjalan melintasi mediastenum (lihat gambar 5), di belakang sternum, menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Usofagus terletak dibelakang trakea. 6. Kedua bronkus Yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri; sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas; cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang kanan, dan berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah. 7. Ronga thoraks Batas-Batas yang membentuk rongga di dalam toraks : a. Sternum dan tulang rawan iga-iga di depan,
b. Kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus intervertebralis) yang terbuat dari tulang rawan di belakang. c. Iga-Iga beserta otot interkostal disamping d. Diafragma di bawah e. Dasar leher di atas, f. Isi ; Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan memebentuk batas lateral pada mediastinum Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada diantara kedua paru-paru. Isinya jantung dan pembuluh-pembuluh dara besar, usofagus, duktus torasika, aorta descendens, vena kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe. 8. Paru-paru Paru-Paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga toraks, diatas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung. 9. Lobus paru-paru (belahan paru-paru ). Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin bercabang. Semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, elastis, berpori, dan seperti spons. Di dalam air, paru-paru mengapung karena udara yang ada di dalamnya. 10. Bronkus Pulmonaris Trakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru (lihat gambar 3). Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru,
bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan beranting banyak. Saluran besar yang mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan bersilia. Bronkus Terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan disini membran pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara – suatu jaringan pembuluh darah kepiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi. 11. Pembuluh Darah dalam Paru-Paru Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabangnya menyentuh saluransaluran bronkial, bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus; arteriol itu membelah-belah dan membentuk kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara. Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan selsel darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi pernapasan. Kapiler paru-paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena pulminaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta. Pembuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan menghantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-arteri ini membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa darah itudiantarkan dari setiap paruparu oleh vena bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.
12. Hiilus (Tampuk)Paru-Paru dibentuk struktur berikut: a. Arteri Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paruparu untuk diisi
oksigen
b. Vena Pulmonalis yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru – paru ke jantung c. Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial, merupakan jalan udara utama. d. Arteri bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan paru – paru. e. Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru – paru ke vena kava superior. f. Pebuluh limfe, yang masuk – keluar paru – paru, sangat banyak, g. Persarafan. Paru- paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati. h. Kelenjar limfe . semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru – paru dapat menyalurkan ke dalam kelenjar yang ada di tampak paru – paru. i.
Pleura. Setiap paru –paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru – paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di sebelah tampuk paru – paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas membran ini terletak arteri subklavia. Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.
C. Bronkus Segmental pada Lateral dan Segmen Bronkuspulmonali Bronkus merupakan saluran nafas yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus berjalan ke arah bawah dan samping menuju paru dan bercabang menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus kanan mempunyai diameter lumen lebih lebar, ukuran lebih pendek dan posisi lebih vertikal. Letak sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis serta mengeluarkan sebuah cabang utama yang melintas di bawah arteri, yang disebut bronkus kanan lobus bawah. Sedangkan bronkus kiri memiliki ukuran lebih panjang, diameter lumennya lebih sempit dibandingkan bronkus kanan dan melintas di bawah arteri pulmonalis sebelum di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah. Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris, kernudian menjadi lobus segmentalis. Bronkus lobaris ini bercabang terus menjadi bronkus yang lebih kecil, dengan ujung cabangnya yang disebut bronkiolus. Setiap bronkiolus memasuki lobulus paru, dan bercabang-cabang menjadi 5-7 bronkiolus terminalis Bronkiolus terminalis adalah saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih 1 mm. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paruparu. Bronkus juga memiliki pembagian segmentasi yang nantinya juga merupakan segmentasi
bagi
pulmo
juga.
bronchopulmonalia
adalah
unit
Yang paru
dimaksud secara
dengan
anatomis,
segmenta fungsi
dan
pembedahannya. Dimana dalam masing-masing segmenta bronkus ini juga berperan sebagai segmenta pada pulmo yang memiliki ujung saluran, cabang arteria pulmonalis, aliran vena, aliran limfe dan persarafan otonom yg berbedabeda pada masing-masing segmenta lainnya. Hal ini berfungsi pada pasien pneumonektomi (suatu prosedur pembedahan untuk pengangkatan paru).
D. Mekanisme Respirasi 1. Mekanisme Pernapasan Dada a. Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut: Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi –> tulang rusuk terangkat (posisi datar) –> Paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara luar masuk ke paru-paru. b. Mekanisme ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut: Otot antar tulang rusuk relaksasi –> tulang rusuk menurun –> paru-paru menyusut –> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar –> udara keluar dari paru-paru. 2. Mekanisme Pernapasan Perut a. Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut: Sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi –> posisi dari melengkung menjadi mendatar –> paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara masuk. b. Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut: Otot diafraghma relaksasi –> posisi dari mendatar kembali melengkung –> paru-paru mengempis –> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar –> udara keluar dari paru-paru.
TOPIK XI BATAS-BATAS AREA JANTUNG A. BAGIAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH BESAR JANTUNG 1. BAGIAN JANTUNG a. Letak Jantung Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada paling depan dalam rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior (Aurum, 2007). Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300 sakpai 400 gram (Setiadi, 2007: 164). b. Ruang Jantung Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah beroksigen tinggi (Sherwood, Lauralee, 2001: 259-260). 1) Atrium Dextra Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan dibandingkan ventrikel dextra dan atrium sinistra. Pada bagian anterosuperior terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga yang disebut Auricle. Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior dan septal licin dan rata. Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari
serabut-serabut otot yang berjalan parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara dari vena cava. Vena cava superior bermuara pada didnding supero-posterior. Vena cava inferior bermuara pada dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava inferior ini terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup Eustachii. Pada dinding medial atrium dextra bagian postero-inferior terdapat Septum Inter-Atrialis Pada pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk lonjong yang disebut Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan disebut Limbus Fossa Ovalis. Di antara muara vena cava inferior dan katup tricuspidalis terdapat Sinus Coronarius, yang menampung darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada atrium dextra. Pada muara sinus coronaries terdapat lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut Katup Thebesii. Pada dinding atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung, yaitu Nodus Sino-Atrial terletak di pinggir lateral pertemuan muara vena cava superior dengan auricle, tepat di bawah Sulcus Terminalis. Nodus AtriVentricular terletak pada antero-medial muara sinus coronaries, di bawah katup tricuspidalis. Fungsi atrium dextra adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru. Karena pemisah vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup atau pita otot rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat bendungan darah di bagian kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam vena sirkulasi sistemik. Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium dextra akan mengalir secara pasif ke dalam ventrikel dxtra melalui katup tricuspidalisalis. 20% sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian secara aktif ini disebut Atrial Kick. Hilangnya atrial kick pada Disaritmia dapat mengurangi curah ventrikel. 2) Atrium Sinistra Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada dinding atrium dextra. Endocardiumnya licin
dan otot pectinatus hanya ada pada auricle. Atrium kiri menerima darah yang sduah dioksigenasi dari 4 vena pumonalis yang bermuara pada dinding postero-superior atau postero-lateral, masing-masing sepasang vena dextra et sinistra. Antara vena pulmonalis dan atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru. Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup mitralis. 3) Ventrikel Dextra Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di medial atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, tebal dindingnya 45 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu, tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat dari tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel dextra. Disamping itu, secara fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan ventrikel sinistra. Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang disebut Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang disebut Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis, trabekel
anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar ventrikel dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau Conus Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista Supraventrikularis yang terletak tepat di atas daun anterior katup tricuspidalis. Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut (seperti pada emboli pulmonary massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak cukup kuat, sehingga seringkali diakhiri dengan kematian. 4) Ventrikel Sinistra Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus Mitralis. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra, sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus menghasilkan tekanan yang cukup
tinggi
untuk
mengatasi
tahanan
sirkulasi
sitemik,
dan
mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga keberadaan otot-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Batas dinding medialnya berupa septum interventrikulare yang memisahkan ventrikel sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga, dimana dasar segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta. Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua pertiga dinding septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian endocardiumnya licin. Septum interventrikularis ini membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan
oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan berkurang. c. Katub-katub Jantung Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung (Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan (Setiadi 2007: 169). Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah Sherwood, Lauralee, 2001: 261). Katub jantung dibagi dalam dua jenis, yaitu katub atrioventrikuler, dan katub semilunar. 1) Katub Atrioventrikuler Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. Katub yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub disebut katub trukuspid (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari tiga otot yang tidak sama, yaitu: 1) Anterior, yang merupakan paling tebal, dan melekat dari daerah Infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel dextra. 2) Septal, Melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun membraneus. Sering menutupi VSD kecil tipe alur keluar. 3) Posterior, yang merupalan paling kecil, Melekat pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-inferior (Aurum, 2007). Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian, yaitu daun katup mitral anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur keluar (Aurum, 2007). 2) Katub Semilunar
Disebut semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub, yang masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee, 2007: 262). Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007: 170). d. Lapisan Jantung Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu: 1) Perikardium (Epikardium) Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini adalah suatu membran tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan, yaitu (Setiadi, 2007): Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial. Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium parietalis membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
2) Miokardium Myo berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan melingkari jantung (Sherwood, Lauralee,
2001: 262). Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri koroner (Setiadi, 2007: 172). 3) Endokardium Endo berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood, Lauralee, 2007: 262).
2. PEMBULUH JANTUNG Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar peredaran darah dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke seluruh tubuh, kembali ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke jantung (sirkulasi pulmonal). a. Arteri Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal dari aorta tepat di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel kiri, dan arteri koroner kanan memperdarahi sebagian besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179). 4) Arteri Koroner Kanan Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra (RAAB = Right Atrial Anterior Branch) dan Arteri Coronaria Descendens Posterior (PDCA = Posterior Descending Coronary Artery). RAAB memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial. PDCA memberikan aliran darah untuk Nodus Atrio-Ventrikular (Aurum, 2007). 5) Arteri Koroner Kiri Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama (LMCA = Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri Circumflexa (LCx = Left Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior Sinistra (LAD = Left Anterior Descendens Artery). LCx berjalan pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung. LAD berjalan pada Sulcus
Interventricular sampai ke Apex. Kedua pembuluh darah ini bercabang-cabang dan memberikan lairan darah diantara kedua sulcus tersebut (Aurum, 2007). 6) Vena Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner. Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181): Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan. Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan. Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling
besar
dan
paling
penting,
berfungsi
menyalurkan
pengembalian darah vena miokard ke dalam atrium kanan melalui ostinum sinus koronaruis yang bermuara di samping vena kava inferior.
B. Persyarafan pada Jantung Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf. Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama nodus SA dan AV. Saraf-saraf simpatis jantung juga mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel (Sherwood, Lauralee, 2001: 280). Syaraf Jantung a. Nodus S.A ( Nodus Sinus Arterio) disebut juga nodus keith - flack, merupakan serabut-serabut saraf yang terdapat pada dinding atrium kanan dekat muaravena cava superior dan vena cava inferior. b. Nodus A.V (Nodus Atrium Ventrikel) disebut juga simpul tawara, terdapat pada perbatasan antara serambi (atrium) dan bilik (ventrikel)
c. Berkas His, terdapat pada sekat antar bilik yang bercabang-cabang menjadi serabut purkinje. Mekanisme aliran rangsang sehingga jantung berdenyut adalah : stimulus –> Nodus S. A —> Berkas His —> Serabut purkinje —> Kontraksi bilik (ventrikel).
TOPIK XII SISTEM SARAF OTONOM
Sistem
saraf
adalah
sistem
koordinasi
(pengaturan
tubuh)
berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan. Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.
A. SISTEM SARAF OTONOM Saraf yang mempersarafi alat-alat dalam tubuh seperti kelenjar, pembuluh darah, paru, lambung, usus dan ginjal. Ada dua jenis saraf otonom yang fungsinya saling bertentangan, kedua susunan saraf ini disebut saraf simpatis dan saraf parasimpatis. 1) Saraf Simpatis Saraf simpatis terletak di dalam kornu lateralis medula spinalis servikal VIII sampai lumbal I. Sistem saraf simpatis berfungsi membantu proses kedaruratan. Stres fisik maupun emosional akan menyebabkan peningkatan impuls simpatis. Tubuh siap untuk berespon fight or flight jika ada ancaman. Pelepasan simpatis yang meningkat sama seperti ketika tubuh disuntikkan adrenalin. Oleh karena itu, stadium sistem saraf adrenergik kadang-kadang dipakai jika menunjukkan kondisi seperti pada sistem saraf simpatis (Batticaca, 2008). 2) Saraf Parasimpatis Fungsi saraf parasimpatis adalah sebagai pengontrol dominan untuk kebanyakan efektor visceral dalam waktu lama. Selama keadaan diam, kondisi
tanpa stres, impuls dari serabut-serabut parasimpatis (kolenergik) menonjol. Serabut-serabut sistem parasimpatis terletak di dua area, yaitu batang otak dan segmen spinal di bawah L2. Karena lokasi serabut-serabut tersebut, saraf parasimpatis menghubungkan area kraniosakral, sedangkan saraf simpatis menghubungkan area torakalumbal dari sistem saraf autonom. Parasimpatis kranial muncul dari mesenfalon dan medula oblongata. Serabut dari sel-sel pada mesenfalon berjalan dengan saraf okulomotorius ketiga menuju ganglia siliaris, yang memiliki serabut postganglion yang berhubungan dengan sistem simpatis lain yang mengontrol bagian posisi yang berlawanan dengan mempertahankan kesimbangan antara keduanya pada satu waktu.
B. Persarafan pada Abdomen Abdomen adalah bagian truncus yang terletak antara thorax dan pelvis. Persarafan abdomen meliputi dinding dan organ – organ abdomen. 1. Persarafan dinding Abdomen : a. Dinding atas abdomen dibentuk oleh diaphragma yang dipersarafi oleh n.phrenicus. b. Dinding bawah dibentuk oleh fossa iliaca dan iliopsoas yang dipersarafi oleh cabang plexus lumbalis. c. Dinding belakang abdomen dibentuk oleh columna vertebralis pars lumbalis sampai
promontorium, dan m.quadratus lumborum yang
dipersarafi oleh n.spinalis TH12 dan L1.2. d. Dinding ventro – lateral abdomen dibentuk oleh cutis, subcutis, lapisan otot-otot dengan fascianya, jaringan extra peritonial dan peritoneum. e. Cutis dan subcutis dipersarafi oleh nn.spinales TH6 – TH12 dan n.iliohypogastricus. f. Otot – otot : 1) m.obliquus abdominis ext.ernus dipersarafi oleh nn.TH6 – 12, n.iliohypogastricus dan ilioinguinalis. 2) m.obliquusabdominis internus persarafannya sama. 3) m.transversus abdominis dipersarafi oleh nn.spinales TH7 – 12. 4) m.rectus abdominis persarafannya sama. 5) m.pyramidalis oleh n.spinalis TH12. 2. Persarafan Organ-organ Abdomen
Organ – organ dalam abdomen dipersarafi oleh cabang–cabang plexus otonom. Plexus – plexus otonom dalam abdomen : a. PLEXUS COELIACUS Plexus otonom terbesar dalam abdomen yang terletak sekitar origo a.coeliaca setinggi vertebra L1. KOMPONEN SIMPATIS terdiri dari : 1) Sepasang ganglion coeliacum ( ganglion simpatis prevertebral ) yang terletak kanan – kiri dari a.coeliaca. 2) Serat – serat simpatis preganglionar cabang – cabang nn.splanchnici ( major, minor, minimus ). 3) Serat – serat simpatis postganglionar dari ganglion coeliacum. 4) Serat – serat parasimpatis preganglionar, cabang n.vagus. CABANG – CABANG PLEXUS COELIACUS 1) Plexus phrenicus → ke diaphragma dan memberi cabang ke glandula suprarenalii melalui a.phrenica inferior. 2) Plexus hepaticus lewat a.hepatica → memberi cabang plexus gastricus inferior lewat a.gastroduodenalis. 3) Plexus lienalis lewat a.lienalis → memberi cabang untuk pancreas. 4) Plexus hepaticus lewat a.hepatica → memberi cabang – cabang yang mengikuti cabang – cabang a.hepatica. 5) Plexus renalis yang dibentuk oleh serat – serat dari ganglion aortico renalis yang serat – serat preganglionarnya dari n.splanchnicus major → membentuk plexus renalis. b. PLEXUS MESENTERICUS SUPERIOR Ini adalah lanjutan ke bawah dari plexus coeliacus yang terletak sekitar origo a.mesenterica superior. KOMPONEN SIMPATIS terdiri dari : 1) Ganglion
mesenterica
superior
yang
terletak
dekat
origo
a.mesenterica superior. 2) Serat – serat simpatis preganglionar cabang n.splanchnicus major dan minimus.
3) Serat – serat simpatis postganglionar dari ganglion mesenterica superior. KOMPONEN PARA SIMPATIS terdiri dari : 1) Serat – serat parasimpatis preganglionar cabang n.vagus. CABANG – CABANG PLEXUS MESENTERICUS SUPERIOR 1) Cabang – cabangnya mengikuti cabang – cabang a.mesenterica superior ke alat – alat akhir. c. PLEXUS MESENTERICUS INFERIOR Ini terletak di sekitar origo a.mesenterica inferior. KOMPONEN SIMPATIS terdiri dari : 1) Cabang – cabang plexus aorticus abdominalis. 2) Ada ganglion mesentericus inferior. 3) Serat – serat simpatis postganglionar dari ganglion mesentericus inferior. KOMPONEN PARASIMPATIS terdiri dari : 1) Serat – serat parasimpatis preganglionar dari sistim parasimpatis pars sacralis yang menuju ke plexus mesentericus inferior melalui plexus pelvicus dan plexus hypogastricus. CABANG –CABANG PLEXUS MESENTERICUS INFERIOR Cabang – cabangnya mengikuti cabag – cabang a.mesenterica inferior menuju ke alat –alat akhir. Secara umum bisa dijelaskan sebagai berikut : * Organ – organ abdomen dapat persarafan dari cabang – cabang : - Plexus coeliacus mengikuti cabang – cabang a.coeliaca. - Plexus mesentericus superior mengikuti cabang – cabang a.mesenterica superior. - Plexus mesentericus inferior, mengikuti cabang – cabang a.mesenterica inferior. - Plexus aorticus abdominalis mengikuti cabang – cabang aorta abdominalis. d. PLEXUS AORTICUS ABDOMINALIS
Ini adalah lanjutan ke bawah dari plexus aorticus thoralis. Di
regio
abdominus ditambah dengan cabang – cabang dari : plexus coeliacus, plexus aortico renalis, ganglia- ganglia para vertebralis lumbalis dan cabang – cabangnya ke arah kaudal melanjutkan diri menuju plexus hypogastricus dan plexus iliaca communis.
C. PERSARAFAN EKSTREMITAS 1. Ekstremitas Superior a. Sensoris 1) Supraclavicular nerves 2) Superior lateral cutaneous nerve of arm 3) Inferior lateral of arm 4) Intercostobrachial nerve and medial cutaneous nerve of arm 5) Medial cutaneous neus of forearm 6) Lateral cutaneous nerve of forearm 7) Superficial branch of radial nerve 8) Palmar digital branches of median nerve 9) Palmar digital branches of ulnar nerve b. Otot 1) Persarafan lengan atas a) Kompartemen Fleksor : n. Muskulokutaneus b) Kompartemen Ekstensor : n. Radialis 2) Persarafan Lengan Bawah a) Kompartemen Fleksor : n. Medianus b) Kompartemen Ekstensor : n. Radialis 3) Persarafan Tangan c. Persarafan Simpatis 1) Pleksus Brakhialis Rami anterior n.spinalis C5-T1 Cabang-cabang : a) Radiks b) Trunkus Atas c) Fasikulus Atas d) Fasikulus Medialis
e) Fasikulus Posterior 2. Ekstremitas Inferior 1) Plexus Lumbosacralis Merupakan anyaman rami ventrales Nn.Spinalis L.1-3 dan sebagian besar Rr.Ventralis Nn.Spinalis L-4. Terletak di Dorsal M.Psoas Major Mempercabangkan : a. N. Iliohypogastrica ( Th 12 – L.1 ) b. N. Ilioinguinalis ( L.1 ) c. N. Genitofemoralis ( L.1 – L.2 ) d. N. Cutaneus Femoris Lateralis ( L.2 – L.3 ) e. N. Obturatorius ( L.2, L.3, L.4 ) f. N. Femoralis ( L.2, L.3, L.4 ) 2) Plexus Lumbalis N. Femoralis Berasal dari Plexus Lumbalis ( L.2, L.3, L.4 ) Terletak di Regio Femoralis Anterior Pada Trigonum Femorale Scarpae Di Sisi Lateral Mempersarafi : a. M. Iliopsoas b. M. Pectineus c. M. Sartorius d. M. Quadriceps Femoris : M. Rectus Femoris M. Vastus Lateralis M. Vastus Intermedius M. Vastus Medialis 3) Plexus Sacralis Pembagian : a) Devisio Posterior ( Extensor ) : N.Gluteus Superior N. Gluteus Inferior ( L.5, S.1- S.2 ) N. Peroneus Communis (L.4-5, S.1-2 )
1.5. N. Cutaneus Femoris Posterior ( S.1- S.3) b) Devisio Anterior ( Flexor ) : N. Cutaneus Femoris Posterior ( S.1 – S.3 ) N. Pudendus ( S.2 – S.4 ) N. Tibialis ( L.4-5, S.1-3 )
D. Nervus Cranialis 1. Nervus olfaktorius
: mensarafi indera penciuman
2. Nervus optikus
:mensarafi indera penglihatan, tajam penglihatan
3. Nervus okulomotorius : mensarafi gerakan bola mata dari dalam keluar 4. Nervus trochlearis
:mensarafi gerakan bola mata ke bawah dan
samping kanan kiri 5. Nervus trigeminu
: mensarafi kulit wajah, reflek kornea, kepekaan
lidah dan gigi 6. Nervus abdusen
: mensarafi gerakan bola mata ke samping
7. Nervus facialis
: mensarafi otot wajah, lidah (pengecapan)
8. Nervus auditorius
: mensarafi indera pendengaran, menjaga
keseimbangan 9. Nervus glosofaringeu 10. Nervus vagus
: mensarafi gerakan lidah, menelan : mensarafi faringe laring, gerakan pita suara,
menelan 11. Nervus accecorius
: mensarafi gerakan kepala dan bahu
12. Nervus hipoglosus
: mensarafi gerakan lidah
TOPIK XIII ANATOMI MATA, TELINGA, DAN LIDAH
A. ANATOMI MATA Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu a. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan
sklera
disebeut
kornea
yang
bersifat
transparan
yang
memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera b. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuous humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera. c. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin dan hanya menempel papil saraf optik, makula dan pars plana. Bila terdapat jaringan ikat didalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi retina (Ilyas, 2010). Lensa terletak dibelakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peran dan akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea (Ilyas, 2010)
Terdapat 6 otot pergerakkan bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di daerah temporal atas di dalam rongga orbita.
1. Kornea Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri dari atas lapis : 1) Epitel a) Tebalnya 50 µm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng. b) Pada sel basal sering terlihat mitosis sel. c) Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren. d) Epitel berasal dari ektoderm permukaan. 2) Membran Bowman a) Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. b) Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi. 3) Stroma a) Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat kolagen ini bercabang. 4) Membran descement a) Merupakan membran aseluler dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya. b) Bersifat sangat elastik dan berkembang seumur hidup, mempunyai tebal 40 µm. 5) Endotel a) Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar
20-40 µm. Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan zonula okluden. b) Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari
saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus
berjalan suprakoroid, masuk kedalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya (Ilyas, 2010). c) Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup
bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea (Ilyas, 2010). 2. Uvea Lapis vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas iris, badan siliar dan koroid. Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di bagian posterior yaitu : a. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut sensoris untuk kornea, iris dan badan siliar. b. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil. c. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan pupil. Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris terdiri dari atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, badan siliar terletak antara iris dan koroid. Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm temporal dan 7 mm nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar dan sirkular (Ilyas, 2010). Iris mempunyai kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam bola mata. Reaksi pupil ini merupakan juga indikator untuk fungsi simpatis (midriasis) dan parasimpatis (miosis) pupil. Badan siliar merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai sistem ekskresi di belakang limbus. Radang badan siliar akan mengakibatkan melebarnya pembuluh darah di daerah limbus, yang akan mengakibatkan mata merah yang merupakan gambaran
karakteristik
peradangan
intraocular
(Ilyas,
2010).
Otot
longitudinal badan siliar yang berinsersi di daerah baji sklera bila berkonstraksi akan membuka anyaman trabekula dan mempercepat pengaliran cairan mata melalui sudut bilik mata (Ilyas, 2010).
Otot melingkar badan siliar bila berkontraksi pada akomodasi akan mengakibatkan mengendornya zonula Zinn sehingga terjadi pencembungan lensa (Ilyas, 2010). Kedua otot ini dipersarafi oleh saraf parasimpatik dan bereaksi baik terhadap obat parasimpatomimetik. 3. Pupil Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis. Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan pada orang tua, pupil mengecil akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis (Ilyas, 2010). Pupil waktu tidur kecil, hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari : a. Berkurangnya rangsangan simpatis b. Kurangnya rangsangan hambatan miosis Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan subkorteks hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna yang akan meningkatakan miosis. Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang diafragmanya di kecilkan. 4. Sudut Bilik Depan Mata Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan pengaliran keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehingga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini di dapatkan jaringan trabekulum, kanal Schlemm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris 5. Lensa Mata Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi (Ilyas, 2010).
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu : a. Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung. b. Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan. c. Terletak di tempatnya. Keadaan patologik lensa ini dapat berupa : a. Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia, b. Keruh atau apa yang disebut katarak, c. Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi. 6. Badan Kaca Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara lensa dan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air 7. Retina Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya (Ilyas, 2010). Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan : a. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut. b. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi. c.
Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapisan nukleus sel kerucut dan batang. Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.
d. Lapis fleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat asinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal e. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel muller lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral. f.
Lapis fleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat sinaps bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.
g. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua. h. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
i.
Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca. Pembuluh darah di dalam retina merupakan cabang arteri oftalmika, arteri retina sentral masuk retina melalui papil saraf optik yang akan memberikan nutrisi pada retina dalam (Ilyas, 2010). Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dan koroid. Untuk melihat fungsi retina maka dilakukan pemeriksaan subyektif retina
seperti : tajam penglihatan, penglihatan warna, dan lapangan pandang. Pemeriksaan obyektif adalah elektroretinografi (ERG), elektrookulografi (EOG), dan visual evoked respons (VER) (Ilyas, 2010).
B. ANATOMI TELINGA Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau gelombang udara kemudian gelombang mekanik ini diubah mejadi impuls pulsa listrik dan diteruskan ke korteks pendengaran melalui saraf pendengaran (Gabriel, 1988). Telinga merupakan organ pendengaran dan keseimbangan. Telinga manusia menerima dan mentransmisikan gelombang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan di analisa dan di intrepretasikan. Cara paling mudah untuk menggambarkan fungsi dari telinga adalah dengan menggambarkan cara bunyi dibawa dari permulaan sampai akhir dari setiap bagian-bagian telinga yang berbeda. Telinga dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga(pinna), saluran telinga(canalis auditorius externus) dan pada ujung terdapat gendang telinga (membran timpani) (Pearce, 2009). Canalis auditorius externus berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas telinga dalam regio 3000 Hz - 4000 Hz. Kanal ini berukuran panjang sekitar 2,5 cm dengan sepertiga adalah tulang rawan sementara dua pertiga dalamnya berupa tulang. Kanal ini dapat diluruskan dengan cara mengangkat daun telinga ke atas dan ke belakang. Membran timpani berfungsi menyalurkan getaran di udara ke tulang-tulang kecil telinga tengah. Tekanan suara yang melebihi 160 dB dapat memecahkan gendang telinga. Apabila gendang telinga pecah, biasanya dapat sembuh kembali seperti jaringan lainnya. Karena gendang telinga sendiri terdiri dari sel-sel hidup.
2. Telinga tengah Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang mengandung udara. Rongga tersebut terletak sebelah dalam membran timpani yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius externa. Dalam telinga tengah bagian yang paling utama adalah osikulus. Yang terdiri dari : palu(maleus), landasan (inkus), dan sanggurdi(stapes). Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Setiap tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang stapes yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea. Osikulus ini berperan penting dalam menyesuaikan impedansi di gendang telinga dengan impedansi ruangruang berisi air di telinga dalam. Tekanan suara di bagian dalam mengalami penguatan akibat kerja tulangtulang tersebut sebagai tuas. Bahkan terjadi penguatan yang lebih besar karena luas gendang telinga yang relatif besar dibandingkan dengan luas jendela oval.Pinggir tuba eustachius juga termasuk dalam telinga tengah. Tuba Eustachius menghubungkan ruangan pada telinga tengah ke kerongkongan. Dalam keadaan biasa, hubungan tuba Eustachius dan telinga tengah tertutup. Dan terbuka ketika mengunyah dan menguap. Hal ini menjelaskan mengapa penumpang pesawat terasa 'pekak sementara' ketika mendarat. Rasa 'pekak' tersebut disebabkan karena perbedaan tekanan antara udara di dalam pesawat dan udara disekeliling ketika mendarat. Tekanan udara di sekitar telah menurun, sedangkan tekanan pada telinga tengah masih tekanan udara biasa. Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap. 3. Telinga dalam Telinga dalam terdiri dari koklea, yaitu sebuah struktur kecil berbentuk spiral berisi cairan. Ketika gendang telinga bergerak, osikulus di telinga tengah menyebabkan stapes menekan membran lentur yang menutupi jendela oval koklea dan menyalurkan tekanan ke cairan ke dalam koklea. Getaran ini menyebabkan gerakan di membran basilaris fleksibel. Gerakan inilah yang merangsang sel-sel rambut atau hair cells di organ corti untuk kemudian menghasilkan pulsa-pulsa listrik (potensial aksi). Sinyal ini kemudian disalurkan ke otak melalui saraf auditorius. Saraf ini memberikan
informasi mengenai frekuensi dan intensitas suara yang kita dengar. Dalam koklea terdapat jendela oval yang terletak di salah satu ujung rongga vestibular, pada ruang tengah adalah duktus koklearis, dan ruang ketiga adalah rongga timpani. C. Syaraf Pendengaran Syaraf Pendengaran (Nervus Auditorius) terdiri dari dua bagian. Salah satunya pengumpulan sensibilitas dari bagian verstibuler rongga telinga dalam yang memiliki hubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian bergerak menuju serebelum. Bagian koklea pada syaraf pendengaran adalah syaraf sebenarnya. Serabut syaraf mula-mula dipancarkan pada sebuah nukleus khusus yang berada tepat di belakang talamus, kemudian dilanjutkan ke pusat penerima dalam korteks otak yang teletak pada bagian bawah lobus temporalis.
D. ANATOMI LIDAH Lidah adalah suatu organ muskular yang berhubungan dengan pengunyahan, pengecapan dan pengucapan yang terletak pada sebagian di rongga mulut dan faring. Lidah berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu radiks, korpus, dan apeks. Radiks lidah melekat pada tulang hioid dan mandibula, di bagian bawah kedua tulang terdapat otot geniohioid dan otot milohioid. Korpus lidah bentuknya cembung dan bersama apeks membentuk duapertiga anterior lidah. Radiks dan korpus dipisahkan oleh alur yang berbentuk ”V” yang disebut sulkus terminalis E. Persarafan Lidah 1. Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Saraf sensoris, utuk mempersarafi a. Duapertiga anterior oleh nervus lingualis. b. Sepertiga posterior oleh nervus lingualis, glosofaring dan vagus. 2. Saraf pengecap, untuk mempersarafi : a. Duapertiga anterior oleh serabut-serabut nervus fasialis. b. Satupertiga posterior oleh nervus glosofaring.
3. Saraf motoric Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus, hioglosus dan genioglosus.
TOPIK XIV ARTERI DAN VENA
A. Arteri dan Vena pada Ekstremitas Atas 1. Arteri a. Arteri Axilaris yang merupakan percabangan dari arteri Subclavicula. Arteri Axillaris bercabang menjadi arteri thoracoacromialis, a. thoracica interna, a. subscapularis, a. circumflexa humeri anterior, a. circumflexa humeri posterior. Arteri axilaris terbentang dari Costa prima 1 sampai batas inferior musculus pectoralis mayor pada region brakii berubah menjadi a. Brakialis. b. A. brakialis membuat percabangan
menjadi a. profunda brachii : a.
collateralis media dan radialis, a. collateralis ulnaris superior, a.collateralis inferior. A. brachialis berjalan melalui lengan atas bersama dengan n. medianus di dalam sulcus bicipitalis medialis untuk memasuki fossa cubitalis dari arah median dan di tempat inilah arteri menjadi dua, A. radialis dan A. ulnaris. c. A. radialis berjalan menurun di antara otot-ototo fleksor superficial dan profundus lengan bawah sampai ke pergelangan tangan. Bergerak melintasi fovea radialias lalu berjalan di antara dua capus musculi interoseus dorsalis I dan memasukin telapak tangan dan member suplai utama pada Arcus Palmaris profundus. d. A. ulnaris member cabang berupa A. interosseus communis dan berjalan bersama n. ulnaris kea rah sendi pergelangan tangan melalui kanal GUYON ke telapan tangan. Di daerah ini a. ulnaris terus membentuk arcus Palmaris superfisialis. 2. Vena Terdiri dari dua kelompok bena besar yaitu Vena cephalica dan vena basilica. Dimana keduanya berasal dari vena subclavivula. a. Vena cephalica antebrakii, pada bagian dorsal ibu jari, mengumpulkan darah dari jaringan vena dorsal tangna dan berjalan pada sisi ventral radial lengan bawah sampai Fossa cubitalis untuk bergabung bersama vena basilica melalui vena mediana cubiti. Pada lengan atas, vena cephalica berjalan di dalam sulcus bicipitalis lateralis dan bersatu di dalam trigonum clavipectorale dengan v. Axillaris.
b. Vena basilica antebrakii, mulai pada dorsum tangan sisi ulna dan berlanjut pada sisi ventral ulna lengan bawah kemudian masuk ke vv. Brachiales. c. System vena profunda, berjalan berdekatan system arteri. B. Arteri dan Vena pada Ekstremitas Bawah 1. Vena a. Vena Superfisialis Sistem superfisialis terdiri dari vena safena magna dan vena safena parva. Keduanya memiliki arti klinis yang sangat penting karena memiliki predisposisi terjadinya varises yang membutuhkan pembedahan. 1) V. Safena magna keluar dari ujung medial jaringan v.dorsalis pedis. Vena ini berjalan di sebelah anterior maleolus medialis, sepanjang aspek anteromedial betis (bersama dengan nervus safenus), pindah ke posterior selebar tangan di belakang patela pada lutut dan kemudian berjalan ke depan dan menaiki bagian anteromedial paha. Pembuluh ini menembus fasia kribriformis dan mengalir ke v.femoralis pada hiatus safenus.
Bagian
terminal
v.safena
magna
biasanya
mendapat
percabangan superfisialis dari genitalia eksterna dan dinding bawah abdomen. Dalam pembedahan, hal ini bisa membantu membedakan v.safena dari femoralis karena satu-satunya vena yang mengalir ke v.femoralis adalah v.safena. Cabang-cabang femoralis anteromedial dan posterolateral (lateral aksesorius), dari aspek medial dan lateral paha, kadang-kadang juga mengalir ke v.safena magna di bawah hiatus safenus V. safena magna berhubungan dengan sistem vena profunda di beberapa tempat melalui vena perforantes. Hubungan ini biasanya terjadi di atas dan di bawah maleolus medialis, di area gaiter, di regio pertengahan betis, di bawah lutut, dan satu hubungan panjang pada paha bawah. Katup-katup pada perforator mengarah ke dalam sehingga darah mengalir dari sistem superfisialis ke sistem profunda dari mana kemudian darah dipompa keatas dibantu oleh kontraksi otot betis. Akibatnya sistem profunda memiliki tekanan yang lebih tinggi daripada superfisialis, sehingga bila katup perforator mengalami kerusakan, tekanan yang meningkat diteruskan ke sistem superfisialis sehingga terjadi varises pada sistem ini (Faiz dan Moffat, 2004 ).
2) V. safena parva keluar dari ujung lateral jaringan v.dorsalis pedis. Vena ini melewati bagian belakang maleolus lateralis dan di atas bagian belakang betis kemudian menembus fasia profunda pada berbagai posisi untuk mengalir ke v.poplitea b. Vena Profunda Vena-vena profunda pada betis adalah v.komitans dari arteri tibialis anterior dan posterior yang melanjutkan sebagai v.poplitea dan v.femoralis. Venaprofunda ini membentuk jaringan luas dalam kompartemen posterior betis pleksus soleal dimana darah dibantu mengalir ke atas melawan gaya gravitasi oleh otot saat olahraga 2. Arteri a. Pada regio Glutea 1) A.glutea superior. Merupakan cabang yang terbesar dari percabangan a.iliaca interna, bentuknya pendek, berjalan ke arah doorsal melalui plexus sacralis, selanjutnya berjalan melalui foramen supra piriformis, berada di sebelah medial n.gluteus superior. Pada tepi caudal m.gluteus medius arteri ini bercabang menjadi ramus superficialis dan ramus profundus. Ramus superficialis melanjutkan diri di antara m.gluteus maximus dan m.gluteus medius, memberi ramus muscularis dan mengadakan anastomose dengan cabang a.glutea inferior. Ramus profundus berjalan di antara m.gluteus medius dan m.gluteus minimus, bercabang dua membentuk ramus superior dan ramus inferior. Ramus superior mengadakan anastomose dengan a.circumflexa ilium profunda dan ramus ascendens dan a.circumflexa femoris lateralis. Ramus inferior mengadakan anastomose dengan a.circumflexa femoris lateralis. 2) A.glutea inferior Merupakan salah satu cabang terminal dari a.hypogastrica, dan ujung lainnya disebut a.pudenda interna. Arteri ini berjalan ke dorsal melalui plexus sacralis, melalui foramen infra piriformis, berada di sebelah ventral m.gluteus maximus.
b. Arteri Femoralis Adalah lanjutan dari a.iliaca externa setelah arteri ini melewati tepi caudal ligamentum inguinale. Arteria iliaca commucis setinggi articulus lumbosacralis membentuk bifurcatio menjadi ARTERIA ILIACA INTERNA (= A.HYPOGASTRICA) dan ARTERIA ILIACA EXTERNA. A.iliaca externa mempunyai bentuk yang lebih besar dari pada a.iliaca interna, berjalan oblique ke arah distal dan lateral mengikuti tepi medial m.psoas major menuju ke bagian pertengahan ligamentum inguinale, berjalan melalui lacuna vasorum sebagai ARTERI FEMORALIS, yang berada di sebelah lateral dari vena femoralis. Sesaat sebelum melewati ligamentum inguinale arteria iliaca externa memberi dua cabang, yaitu : a.epigastrica inferior Arteri ini melengkung ke arah ventral, berjalan ascendens dan oblique sepanjang tepi medial anulus inguinalis internus, menembusi fascia transversa abdominis, berada di ventra linea semicircularis, ditutupi oleh m.rectus abdominis. Di sekitar umbilicus terjadi anastomose dengan a.epigastrica superior. Ductus deferens berada di sebelah latero-dorsal dari pangkal a.epigastrica inferior (pada wanita ligamentum teres uteri). a.circumflexa ilium profunda. Dipercabangkan dari dinding lateral a,iliaca externa, berhadapan dengan cabang a.epigastrica inferior, berjalan oblique ke arah latero-cranial menuju ke spina iliaca anterior superior, dan mengadakan anastomose dengan r.ascendens a.circumflexa femoris lateralis. Selanjutnya arteri ini menembusi fascia transversa abdominis, berada pada sisi medial crista iliaca, menembusi m.transversus abdominis, berjalan ke dorsal di antara m.transversus abdominis dan m.obliquus internus abdominis, mengadakan anastomose dengan a.glutea superior. Selain itu ada juga cabang yang mengadakan anastomose dengan a.glutea inferior. c. Arteri Poplitea Berada di dalam fossa poplitea, terletak pada lantai fossa tersebut, dan pada tepi cranialis m.soleus arteria poplitea bercabang dua membentuk ARTERIA TIBIALIS ANTERIOR dan ARTERIA TIBIALIS POSTERIOR.
Percabangan a.poplitea adalah sebagai berikut : 1) a.genus superior medialis Dipercabangkan dari sisi medial a.poplitea, berjalan ke arah medial di sebelah ventral m.semimembranosus dan m.semitendinosus. berada di sebelah cranial caput medial m.gastrocnemius, dan membentuk rete articulare genus 2) a.genus superior lateralis Dipercabangkan dari sisi lateral a.poplitea, berjalan ke arah lateral, berada di sebelah cranial epicondylus lateralis femoris, ditutupi oleh tendo m.biceps femoris. Terbentuk anastomose dengan ramus descendens a.circumflexa femoris lateralis, dan bersama-sama membentuk rete articulare genus. 3) a.genus media Berjalan menembusi ligamentum popliteum obliquum dan capsula articulare, mensuplai membrana synovialis articulatio genu. 4) a.genus inferior medialis Berjalan menyilang tepi cranialis m.popliteus, berada di sebelah caudal condylus medialis tibiae, ditutupi oleh lig.collaterale tibiale, dan turut membentuk rete articulare genus. 5) a.genus inferior lateralis Berjalan ke arah lateral pada tepi cranialis condylus lateralis tibiae, ditutupi oleh lig.collaterale fibulare, turut membentuk rete articulare genus. 6) aa.surales Adalah dua buah arteri yang agak besar, dipercabangkan setinggi articulatio genu, berada di antara percabangan a.genus superior dan a.genus inferior, memberi vascularisasi kepada m.gastrocnemius, m.soleus dan m.plantaris. C. Arteri dan Vena pada Abdomen 1. Arteri Rongga Perut a. Arteri seliaka 1) Arteri gastrika sinistra Pembuluh darah ini memperdarahi lambung sebelah kiri.
2) Arteri lienalis Pembuluh darah ini memperdarahi limpa dan pankreas. 3) Arteri hepatica Pembuluh darah ini memperdarahi lobus-lobus hati. b. Arteri Splenika Memperdarahi pancreas, duodenum superior dan inferior. c. Arteri Mesentrika superior Memperdarahi bagian distal duodenum, ileum, sekum, apendiks, kolon asendens, dan kolon transversum d. Arteri Renalis Pembuluh darah ini memperdarahi ginjal e. Arteri Mesentrika Inferior Pembuluh darah ini memperdarahi sepertiga distal kolon transversum, fleksura kolika sinstra, kolon desendens, kolon sigmoid, rectum, dan setengah bagian atas anus. f. Arteri Marginalis Pembuluh darah ini memperdarahi daerah rectum 2. Arteri Dinding Abdomen Depan dan Belakang Arteri frenikus inferior merupakan cabang dari aorta abdominalis yang memperdarahi diafragma bagian bawah. a. Arteri subkostalis Memperdarahi otot iga melayang b. Arteri epigastrika superior Masuk kedalam muskulus rektus abdominus berjalan turun ke belakang beranastomosis dengan arteri epigastria inferior. c. Arteri Lumbalis Memperdarahi kulit dan otot punggung sumsung tulang belakang. 3. Vena Yang bermuara ke Vena Kava Inferior a. Vena torasica interna Bersatu membentu pembuluh darah tunggal dan mengalirkan darah ke vena brakiosepalika b. Vena dinding anterior dan lateral abdomen a) Umbilicus dialirkan ke vena aksilaris melalui vena torakalis dank ke bawah vena femoralis melalui vena epigastrika superfisialis
b) Vena savena magna: menghubungkan vena melalui umbilikalis sepanjang
ligamentum
terres
ke
vena
porta
dan
membentuk
anastomosis vena porta dengan vena sistemik yang penting c) Vena
epigastrika
superior, vena
epigastrika
inferior dan
vena
sirkumfleksa ileum profundus mengalirkan darah ke vena iliaka eksterna d) Vena interkostalis posterior mengalirkan darah ke vena azigo, vena lumbalis dan vena kava inferior c. Vena Lambung Vena yang mengalirkan darah ke sirkulasi portal vena gastrika sinistra dan vena gastrika dekstra langsung ke vena porta, vena gastroepiploika sinistra bermuara ke vena lienalis dan bermuara ke mesenterika superior. d. Vena Posterior abdomen Vena kava inferior mengalirkan sebagian besar darah dari bagian tubuh di bawah diafragma ke atrium dekstra. Vena ini dibentuk oleh vena iliaka kommunis berjalan ke atas sisi kanan aorta dan menembus sentrum tendinium diafragma setinggi vertebra torasika VIII, memasukkan darahnya ke atrium kanan jantung dan menerima cabang dari vena mesentrika inferior, vena mesentrika superior, vena lienalis dan vena porta. e. Vena dinding pelvis a) Vena iliaka eksterna : mulai dari belakang ligamentum inguinal lanjutan vena femoralis dan bersatu dengan vena iliaka interna membentuk vena iliaka kommunis. Vena ini menerima darah dari vena epigastrika inferior dan vena sirkumfleksailium profunda b) Vena iliaka interna: terbentuk dari penggabungan cabang vena iliaka interna, vena vaginalis dan vena pudenda interna yang berjalan ke atas dan bersatu dengan vena iliaka eksterna membentuk vena iliaka kommunis c) Vena sakralis media: bermuara pada vena iliaka kommunis sinistra
TOPIK XV REGIO ABDOMEN
A. ANATOMI Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak diantara toraks dan pelvis. rongga ini berisi viscera dan dibungkus dinding abdomen yang terbentuk dari dari otot abdomen, columna vertebralis, dan tulang ilium. Untuk membantu menetapkan suatu lokasi di abdomen, yang paling sering dipakai adalah pembagian abdomen oleh dua buah bidang bayangan horizontal dan dua bidang bayangan vertikal. Bidang bayangan tersebut membagi dinding anterior abdomen menjadi sembilan daerah (regiones). Dua bidang diantaranya berjalan horizontal melalui setinggi tulang rawan iga kesembilan, yang bawah setinggi bagian atas crista iliaca dan dua bidang lainnya vertikal di kiri dan kanan tubuh yaitu dari tulang rawan iga kedelapan hingga ke pertengahan ligamentum inguinale. Regio abdomen tersebut adalah: 1) hypocondriaca dextra, 2) epigastrica, 3) hypocondriaca sinistra, 4) lumbalis dextra, 5) umbilical, 6) lumbalis sinistra, 7) inguinalis dextra, 8) pubica/hipogastrica, 9) inguinalis sinistra. 1. Dinding Abdomen Dinding perut mengandung struktur muskulo-aponeurosis yang kompleks. Di bagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang pada tulang belakang, di sebelah atas pada iga, dan di bagian bawah melekat pada tulang panggul. Dinding perut terdiri atas beberapa lapis, yaitu dari luar ke dalam, lapisan kulit yang terdiri dari: a. Kutis b. Subkutis -
Fascia superfisial (fascia camper) Mengandung paniculus adiposus (lemak). Lapisan ini juga membungkus daerah perineum sebagai fascia superfisialis perinei. Pada laki-laki fascia ini bersatu dengan fascia scarpa membentuk tunica dartos sebagai salah satu lapisan pembungkus dari testis. Para ahli bedah memanfaatkan lembar dalam fascia superfisialis yang berupa selaput, untuk memegang jahitan sewaktu menutup sayatan pada kulit abdomen.
-
Fascia profunda (fascia scarpa) Lapisan membranosa yang tidak mengandung lemak. Ketiga otot pipih dinding abdomen di sebelah ventral beralih menjadi aponeurosis kuat yang berupa lembar. Di linea alba serabut setiap aponeurosis membentuk jalinan dengan serabut serupa dari sisi yang lain membentuk vagina musculi recti abdominis. Dalam vagina musculi recti abdominid terdapat musculus rectus abdominis, sebuah otot kecil yang tidak selalu ada yakni m.pyramidalis, pembuluh epigastrica superior, dan epigastrica inferior, pembuluh limfe, dan radices anteriores nervi thoracici VII-XII.
c. Otot dinding perut 1) Kelompok ventrolateral -
Tiga otot pipih : Musculus obliquus abdominis eksternus , Musculus obliquus abdominis internus, Musculus transversus abdominis
-
Satu otot vertikal: musculus rectus abdominis
2) Kelompok posterior : musculus psoas major, musculus psoas minor, musculus iliacus, musculus quadratus lumborum d. Fascia tranversalis Suatu lembar selaput yang kuat dan hampir melapisi seluruh dinding abdomen. Fascia transversalis menutupi permukaan dalam m. Transversus abdominis dan aponeurosisnya, dan dari kedua sisi bersatu di sebelah dorsal linea alba. e. Peritonium Terletak lebih ke dalam terhadap fascia transversalis dan terpisah darinya oleh lemak ekstraperitoneal yang banyaknya berbeda-beda. Dinding perut membentuk rongga perut yang melindungi isi rongga perut. Intergritas lapisan muskulo-aponeurosis dinding perut sangat penting untuk menceag terjadinya hernia bawaan, didapat, maupun iatrogenik. Fungsi otot dinding perut selain sebagai pelindung viscera abdomen, berfungsi pada pernapasa, proses berkemih dan buang air besar dengan meninggikan tekanan intraabdomen.
B. Bagian Dalam Abdomen 1. Esofagus Esofagus
merupakan
sebuah
saluran
berupa
tabung
berotot
yang
menghubungkan dan menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Dari perjalanannya dari faring menuju gaster, esofagus melalui tiga kompartemen dan dibagi berdasarkan kompartemen tersebut, yaitu leher (pars servikalis), sepanjang 5 cm dan berjalan di antara trakea dan kolumna vertebralis. Dada (pars thorakalis), setinggi manubrium sterni berada di mediastinum posterior mulai di belakang lengkung aorta dan bronkus cabang utama kiri, lalu membelok ke kanan bawah di samping kanan depan aorta thorakalis bawah. Abdomen (pars abdominalis), masuk ke rongga perut melalui hiatus esofagus dari diafragma dan berakhir di kardia lambung, panjang berkisar 2-4 cm (Chandramata, 2000). Pada orang dewasa, panjang esofagus apabila diukur dari incivus superior ke otot krikofaringeus sekitar 15-20 cm, ke arkus aorta 20-25 cm, ke v.pulmonalis inferior, 30-35 cm, dan ke kardioesofagus joint kurang lebih 40-45cm. Pada anak, panjang esofagus saat lahir bervariasi antara 8 dan 10 cm dan ukuran sekitar 19 cm pada usia 15 tahun. Bagian servikal: a. Panjang 5-6 cm, setinggi vertebra cervicalis VI sampai vertebrathoracalis I b. Anterior melekat dengan trachea c. Anterolateral tertutup oleh kelenjar tiroid d. Sisi dextra/sinistra dipersarafi oleh nervus recurren laryngeus e. Posterior berbatasan dengan hipofaring f. Pada bagian lateral ada carotid sheath beserta isinya (Chandramata,2000).
Bagian torakal: a. Panjang 16-18 cm, setinggi vertebra torakalis II-IX b. Berada di mediastinum superior antara trakea dan kolumna vertebralis c. Dalam rongga toraks disilang oleh arcus aorta setinggi vertebratorakalis IV dan bronkus utama sinistra setinggi vertebra torakalisV d. Arteri pulmonalis dextra menyilang di bawah bifurcatio trachealis
e. Pada bagian distal antara dinding posterior esofagus dan ventralcorpus vertebralis terdapat ductus thoracicus, vena azygos, arteri dan vena intercostalis
Bagian abdominal: a. Terdapat
pars
diaphragmatica
sepanjang
1
-
1,5
cm,
setinggi
vertebratorakalis X sampai vertebra lumbalis III b. Terdapat pars abdominalis sepanjang 2 - 3 cm, bergabung dengan cardia gaster disebut gastroesophageal junction Esofagus mempunyai tiga daerah normal penyempitan yang sering menyebabkan benda asing tersangkut di esofagus. Penyempitan pertama adalah disebabkan oleh muskulus krikofaringeal, dimana pertemuan antara serat otot striata dan otot polos menyebabkan daya propulsif melemah. Daerah penyempitan kedua disebabkan oleh persilangan cabang utama bronkus kiri dan arkus aorta. Penyempitan yang ketiga disebabkan oleh mekanisme sfingter gastroesofageal 2. Lambung Lambung adalah perluasan organ berongga besar menyerupai kantung dalam rongga peritoneum yang terletak diantara esofagus dan usus halus. Dalam keadaan kosong, lambung menyerupai tabung bentuk J, dan bila penuh, berbentuk seperti buah pir raksasa. Lambung terdiri dari antrum kardia (yang menerima esofagus), fundus besar seperti kubah, badan utama atau korpus dan pylorus. Pada pemeriksaan mikroskopis dapat dibedakan menjadi empat daerah : kardia, fundus, korpus dan pilorus. Bagian fundus dan korpus memiliki struktur mikroskopis yang identik, sehingga secara histologi hanya ada tiga daerah. Mukosa dan submukosa lambung yang tidak direnggangkan tampak makanan, maka lipatan ini akan merata a. Mukosa Mukosa lambung terdiri atas epitel permukaan, lamina propia, dan mukosa muskularis. Permukaan lumen mukosa ditutupi epitel selapis silindris. Epitel ini juga meluas kedalam dan melapisi foveola gastrica yang merupakan invaginasi epitel permukaan. Di daerah fundus lambung, foveola ini tidak dalam dan masuk kedalam mukosa sampai kedalaman seperempat
tebalnya. Di bawah epitel permukaan terdapat lapisan jaringan ikat longgar, yaitu lamina propia, yang mengisi celah diantara kelenjar gastrika. Lapisan luar mukosa dibatasi selapis tipis otot polos yaitu mukosa muskularis yang terdiri atas lapisan sirkuler didalam dan longitudinal diluar. Berkas serat otot polos dan mukosa muskularis meluas dan terjulur ke dalam lamina propria diantara kelenjar lambung ke arah epitel permukaan b. Kardia Kardia adalah sabuk melingkar sempit selebar 1,5-3cm pada peralihan antara esofagus dan lambung. Lamina propria nya mengandung kelenjar kardia tubular simpleks atau bercabang. Bagian terminal kelenjar ini banyak sekali bergelung dan sering dengan lumen lebar. Hampir semua sel sekresi menghasilkan mucus dan lisozim, tetapi terlihat beberapa sel parietal (yang menghasilkan HCL). Struktur kelenjar ini serupa dengan kelenjar kardia bagian akhir esofagus c. Fundus Dan Korpus Lamina propria di daerah ini terisi kelenjar lambung. Penyebaran sel-sel epitel pada kelenjar lambung tidak merata. Bagian leher terdiri atas sel-sel pra kembang dan sel mukosa leher, sedangkan bagian dasar kelenjar mengandung sel parietal (oksitik), sel zimogen (chief cell) dan sel enteroendokrin. Sel parietal berupa sel bulat atau berbentuk piramid, dengan satu inti bulat ditengah, dengan sitoplasma yang sangat eosinofilik dan membentuk kanalikulus intraseluler d. Pilorus Kelenjar pilorus lambung adalah kelenjar mukosa tubular bercabang atau bergelung. Kelenjar ini mengeluarkan mukus dan cukup banyak lisozim. Sel gastrin (G) yang melepaskan gastrin, tersebar diantara sel-sel mukosa dari kelenjar pilorus. Gastrin yang merangsang pengeluaran asam oleh sel parietal
dari
kelenjar
lambung.
Sel
enteroendokrin
lain
(sel
D)
mengeluarkan somatostatin yang menghambat pelepasan hormon lain termasuk gastrin e. Lapisan lain dari Lambung Submukosa adalah lapisan tepat dibawah mukosa muskularis. Pada lambung kosong, lapisan ini meluas sampai ke dalam lipatan atau rugae. Submukosa mengandung jaringan ikat tidak teratur yang lebih padat
dengan lebih banyak serat kolagen dibandingkan dengan lamina propria. Muskularis mukosa tampak jelas pada sediaan lambung, terdiri atas dua lapis otot polos yaitu lapisan sirkular dalam dan longitudinal luar 3. Usus halus Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12 kaki (22 kaki pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin ke bawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm. Struktur usus halus terdiri dari bagian-bagian berikut ini: a. Duodenum: bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat bermuaranya saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini dinamakan papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum. Panjang duodenum sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai jejunum. b. Jejunum: Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas (mesentrium) memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah. c. Ileum: ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya ±4-5 m. Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum.
4. Duodenum Duodenum merupakan salah satu dari tiga bagian utama pada usus halus dan berbentuk seperti huruf C yang menghubungkan lambung dengan bagian lain dari usus halus. Secara anatomis, duodenum terletak pada regio epigastrika dan umbilikalis Duodenum dibagi dalam empat bagian yang tersusun secara berurutan. Bagian pertama dari duodenum berasal dari pylorus lambung lalu berjalan ke atas dan belakang hingga setinggi vertebra lumbalis II, bagian kedua yang berjalan vertikal ke bawah di depan hilum renale dextrum di sisi kanan vertebra lumbalis II dan III, bagian ketiga yang berjalan horizontal lalu melintas di depan columna vertebralis dan berjalan menyusuri sisi bawah kaput pankreatis, dan bagian keempat yang berjalan ke atas lalu ke kiri hingga mencapai flexura duodenojejunalis, yang tetap berada pada posisinya karena ditahan oleh ligamentum Treitz Struktur mukosa duodenum membentuk kerutan–kerutan yang berbentuk sirkular, yang disebut plicae circulares. Struktur kerutan ini dijumpai di seluruh bagian duodenum kecuali di bagian pertama, yang struktur mukosanya cenderung halus. Pada plicae circulares di dinding pertengahan pada bagian kedua duodenum, khususnya pada muara ductus choledochus dan ductus pancreaticus, terdapat suatu peninggian kecil yang berbentuk bulat dan disebut sebagai papilla duodeni major 5. Sekum dan Kolon a. Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal apendiks.25 Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum.23 Apendiks vermiform, suatu tabung buntu yang sempit yang berisi jaringan limfoit, menonjol dari ujung sekum b. Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki tiga divisi. 1) Kolon ascenden : merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di sebelah kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika. 2) Kolon transversum: merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah fleksura splenik.
3) Kolon desenden : merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum. 6. Apendiks Apendiks merupakan kelanjutan dari sekum, tapi pemanjangan apendiks tidak secepat kolon lainnya sehingga terbentuk struktur yang menyerupai cacing Panjang apendiks bervariasi antara 2 – 20 cm, rata-rata 10 cm. Dinding apendiks terdiri dari dua lapisan, lapisan luar terdiri dari otot longitudinal yang merupakan kelanjutan dari taenia coli dan lapisan dalam terdiri dari otot sirkular yang dilapisi oleh epitel kolon Bagian proksimal apendiks terletak pada dinding posteromedial sekum, kira-kira 2,5 cm di bawah katup ileocecal. Di sini juga merupakan tempat bersatunya taeniae (Lee, 2013). Letak bagian distal/ ujung apendiks bervariasi, 65 % terletak di retrocecal, 30 % terletak di pelvis, dan 5 % terletak di ekstraperitoneal (di belakang sekum, kolon asenden, atau ileum distal). Letak ujung apendiks menentukan gejala dan tanda awal apendisitis 7. Rectum Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 1213 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus. 8. Hepar Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat kurang lebih 1,5 kg (Junqueira dkk., 2007). Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah diaphragma. Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra dan hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra Hepar tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara ke venae hepaticae. Dalam ruangan antara lobulus-lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah cabang ductus choledochus (trias 12 hepatis). Darah
arteria dan vena berjalan di antara sel-sel hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis.
9. Kandung Empedu Kandung empedu adalah sebuah kantung berbentuk seperti buah pir, yang terletak pada permukaan inferior dari hati pada garis yang memisahkan lobus kanan dan kiri, yang disebut dengan fossa kandung empedu. Ukuran kandung empedu pada orang dewasa adalah 7cm hingga 10 cm dengan kapasitas lebih kurang 30mL. Kandung empedu menempel pada hati oleh jaringan ikat longgar , yang mengandung vena dan saluran limfatik yang menghubungkan kandung empedu dengan hati. Kandung empedu dibagi menjadi empat area anatomi: fundus, korpus, infundibulum, dan kolum. Saluran biliaris dimulai dari kanalikulus hepatosit, yang kemudian menuju ke duktus biliaris. Duktus yang besar bergabung dengan duktus hepatikus kanan dan kiri, yang akan bermuara ke duktus hepatikus komunis di porta hepatis.Ketika duktus sistika dari kandung empedu bergabung dengan duktus hepatikus komunis, maka terbentuklah duktus biliaris komunis. Duktus biliaris komunis secara umum memiliki panjang 8 cm dan diameter 0.5-0.9 cm, melewati duodenum menuju pangkal pankreas, dan kemudian menuju ampula Vateri. Suplai darah ke kandung empedu biasanya berasal dari arteri sistika yang berasal dari arteri hepatikus kanan. Asal arteri sistika dapat bervariasi pada tiap tiap orang, namun 95 % berasal dari arteri hepatik kanan. Aliran vena pada kandung empedu biasanya melalui hubungan antara vena vena kecil. Vena-vena ini melalui permukaan kandung empedu langsung ke hati dan bergabung dengan vena kolateral dari saluran empedu bersama dan akhirnya menuju vena portal. Aliran limfatik dari kandung empedu menyerupai aliran venanya. Cairan limfa mengalir dari kandung empedu ke hati dan menuju duktus sistika dan masuk ke sebuah nodus atau sekelompok nodus. Dari nodus ini cairan limfa pada akhinya akan masuk ke nodus pada vena portal. Kandung empedu diinervasi oleh cabang dari saraf simpatetik dan parasimpatetik, yang melewati pleksus seliaka. Saraf preganglionik simpatetik berasal dari T8 dan T9. Saraf postganglionik simpatetik berasal dari pleksus
seliaka dan berjalan bersama dengan arteri hepatik dan vena portal menuju kandung empedu. Saraf parasimpatetik berasal dari cabang nervus vagus. 10. Pancreas Pankreas adalah organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit di bawah lambung dalam abdomen (Sloane, 2003). Pankreas merupakan kelenjar retroperitoneal dengan panjang sekitar 12-15 cm (5-6 inchi) dan tebal 2,5 cm (1 inchi). Pankreas berada di posterior kurvatura mayor lambung. Pankreas terdiri dari kepala, badan, dan ekor dan biasanya terhubung ke duodenum oleh dua saluran, yaitu duktus Santorini dan ampula Vateri 11. Limfa Limpa adalah organ limfoid dalam tubuh yang memiliki fungsi filtrasi darah dan koordinasi respon imun. Limpa terdiri dari 2 bagian. Bagian yang putih (pulpa alba) merupakan sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan bagian yang merah (pulpa rubra) bertugas membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah seperti sel darah merah yang rusak. C. Sistem Vena Porta Vena porta hepatica adalah cabang utama dari sistem vena porta. Vena porta ini terbentuk didepan inferior vena cava dan terletak di posterior dari leher pankreas (dekat dengan vertebra lumbal I) yang merupakan gabungan antara superior mesenteric vein dan splenic vein. Inferior mesenteric vein nantinya ikut bergabung dengan superior mesenteric vein dan juga splenic vein membentuk vena porta hepatica. Panjang vena porta hepatica kurang lebih 7-8 cm. saat vena porta hepatica mendekati porta hepatis, vena porta hepatica akan terbagi menjadi cabang kanan dan kiri. Vena porta hepatica mendapat darah dari sistem alimentary di abdomen termasuk gall bladder, pancreas, spleen, dan membawanya ke hati. Aliran darah yang terus menerus terjadi dari vena spleen ke vena porta hepatica, membawa produk penguraian eritrosit dari spleen menuju sebagian besar ke hati sebelah kiri. Darah dari superior mesenteric vein kaya akan nutrisi dari intestine, bisa disalurkan sebagian besar ke hati sebelah kanan. Pada hati cabang vena porta hepatica di distribusikan menurut pola segmental dan berakhir sampai di kapiler, sinus venosus dari hati.
Vena porta hepatica beranastomosis secara sistemik, dimana sistem vena porta berhubungan dengan sistem vena sistemik yang terbentuk baik dalam submukosa esophagus inferior, di dalam submukosa anal canal, di dalam region para umbilical, dan pada posterior viscera sekunder retroperitoneal. Saat sirkulasi vena porta menuju hati mengalami obstruksi oleh penyakit hati atau tekanan fisik dari tumor, darah dari jalur alimentary masih dapat mencapai jantung sebelah kanan melalui inferior vena cava dengan jalur kolateral. Jalur alternative ini bisa dilalui akibat vena porta hepatica dan juga anastomosis nya tidak memiliki katup maka dari itu darah dapat mengalir secara terbalik ke inferior vena cava. Namun, volume darah yang dipaksa menuju jalurkolateral dapat menjadi berlebihan menyebabkan varises jika obstruksi tidak segera dioperasi.
TOPIK XVI ORGAN PANGGUL
A. ORGAN PANGGUL PEREMPUAN 1. VULVA Vulva meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia minora, klitoris, selaput darah (hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar dan struktur vascular. 2. VAGINA Merupakan alat kopulasi wanita sekaligus jalan keluarnya janin dari dalam rahim ke dunia. Selain sebagai organ kelamin, vagina juga berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan dinding endometrium yang meluruh saat menstruasi.
3. UTERUS Organ ini berbentuk seperti kantong dan berfungsi sebagai tempat implantasi embrio (ovum yang dibuahi sperma akan menjadi embrio). Dinding rahim tersusun atas tiga lapis jaringan, yaitu lapisan luar (serosa), lapisan tengah (myometrium) dan lapisan dalam (endometrium). 4. TUBA FALLOPI Merupakan saluran telur yang berjumlah sepasang (kanan dan kiri) dengan panjang 12 cm. Bentuknya mirip corong dan berfungsi untuk menangkap sel telur (ovum) serta menyalurkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia yang terdapat di dinding tuba fallopi. Pada saluran inilah terjadi pembuahan ovum oleh sperma 5. OVARIUM Sepasang ovarium terdapat di rongga perut dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon (estrogen dan progesteron). Proses pembentukan ovum di ovarium bersiklus selama 30 hari sekali dan disebut oogenesis,. Sel telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Peristiwa ini disebut ovulasi.
6. SERVIKS VAGINA Serviks merupakan bagian terendah dari uterus yang menonjol ke vagina bagian atas. Bagian atas vagina berakhir mengelilingi serviks sehingga serviks terbagi menjadi bagian (supravaginal) dan bagian bawah (portio). Di anterior bagian batas atas serviks yaitu ostium interna kurang lebih tingginya sesuai dengan batas peritoneum pada kandung kemih. Kanalis servikalis berbentuk fusiformis dengan lubang kecil pada kedua ujungnya, yaitu orifisium interna yang bermuara ke dalam uterus dan orifisium eksterna yang bermuara ke dalam vagina Serviks diinervasi oleh saraf sensorik dan susunan saraf otonom baik susunan saraf simpatis maupun susunan saraf parasimpatis. Susunan saraf simpatis berasal dari daerah T5-L2 yang mengirimkan serat-serat yang bersinaps pada satu atau banyak pleksus yang terdapat pada dinding perut belakang atau di dalam panggul sehingga yang sampai di serviks ialah saraf pascaganglion Serat parasimpatis berasal dari daerah S2-S4 dan bersinaps dalam pleksus dekat atau dinding rahim. Serat-serat saraf masuk ke uterus melalui serviks dalam dan kebanyakan melaui ganglion Frankenhauser (ganglion serviks, pleksus uterovaginal) yang merupakan pleksus utama pada panggul dan terletak dekat pada ujung ligamen sakrouterina B. ORGAN PANGGUL LAKI-LAKI 1. SKROTUM Merupakan sebuah kantung yang berfungsi untuk menjaga agar suhu testis di bawah suhu tubuh atau tidak jauh di bawah suhu tubuh. Ketika udara di luar skrotum rendah, skrotum akan mendekat pada tubuh (mengerut) supaya testis mendapat suhu lebih tinggi. Sebaliknya, jika suhu normal, skrotum akan menjauhi tubuh supaya suhu testis tidak terlalu tinggi. Hal ini disebabkan karena spermatogenesis tidak berlangsung baik pada suhu tubuh normal manusia. 2. TESTIS Testis merupakan bagian alat kelamin yang berfungsi menghasilkan sperma dan hormon testosteron. Di dalam testis terdapat beberapa bagian sebagai berikut.
a. Tubulus seminiferus : saluran berkelok-kelok tempat pembentukan sperma (terjadi spermatogenesis). b. Sel leydig (sel intestisial) : berfungsi menghasilkan hormon testosteron. c. Tunica albicans : lapisan pembungkus testis, berupa lapisan fibrosa. d. Sel sertoli : berfungsi untuk menyediakan makanan bagi sperma. 3. EPIDIDIMIS Sebuah saluran berkelok-kelok yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pematangan sperma. 4. PROSTATE Menghasilkan cairan berwarna putih susu yang bersifat basa (cairan ini berfungsi untuk melindungi sperma dari suasana asam yang membahayakan sperma saat berada di dalam vagina sehingga sperma dapat bergerak aktif 5. VAS DEFERENS Berfungsi menyalurkan sperma menuju uretra (saluran air seni yang juga sebagai saluran ejakulasi sperma). Di bagian ujungnya terdapat ampula, yang merupakan pelebaran saluran ini, fungsinya sebagai muara dari kantong semen (vesica seminalis). 6. VESIKULA SEMINALIS Kantung penampung semen (pemberi nutrisi bagi sperma). 7. URETRA Uretra merupakan saluran sperma. Uretra berfungsi membawa sperma ke luar tubuh.
TOPIK XVII PERMUKAAN ATAS DAN BAWAH KLAVIKULA SINISTRA DAN DEKSTRA
Klavikula adalah tulang yang melengkung membentuk bagian anterior dari gelang bahu. Untuk keperlua pemeriksaan dibagian atas batang dan dua ujung. Ujung medial disebut extremitas sternal dan membuat sendi dengan sternum. Ujung lateral disebut extremitas akrominal, yang bersendi pada proseus akrominal dari scapula. Fungsi kavikula yaitu member kaitan kepada beberapa otot dari leher dan bahu dan dengan demikian bekerja sebagai penompang lengan.
A. Anterior dan Posterior scapula sinistra dan dekstra Skapula (tulang belikat) terdapat di bagian punggung sebelah luar atas, mempunyai tulang iga I sampai VIII, bentuknya hampir segitiga. Di sebelah atasnya mempunyai bagian yang di sebut spina skapula. Sebelah atas bawah spina skapula terdapat dataran melekuk yang di sebut fosa supraskapula dan fosa infraskapula. Ujung dari spina skapula di bagian bahu membentuk taju yang di sebut akromion dan berhubungan dengan klavikula dengan perantara persendian. Di sebelah bawah medial dari akromion terdapat sebuah taju menyerupai paruh burung gagak yang disebut dengan prosesus korakoid. Di sebelah bawahnya terdapat lekukan tempat kepala sendi yang di sebut kavum glenoid. B. Anterior dan Posterior humerus sinistra dan dekstra Humerus (tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang seperti tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk kepala sendi yang di sebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang di sebut tuberkel mayor dan minor. Di sebelah bawah kaput humeri terdapat lekukan yang di sebut kolumna humeri. Pada bagian bawah terdapat taju (kapitulum, epikondius lateralis dan epikondilus medialis). Di samping itu juga mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagian depan) dan fosa olekrani (bagian belakang).
C. Radius dan Ulna sinistra pada supinasi dan pronasi Ulna adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dari lengan bawah dan lebih panjang dari radius. Kepala ulna berada disebelah ujung bawah. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid. Radius adalah tulang disisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek daripada ulna. Di daerah proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate. D. Tulang-tulang Kanan dan Kiri Bagian-Bagian Ini Akan Dijelaskan Bagian-Bagian Dari Ekstremitas Atas. Bagian Ekstremitas Atas terdiri dari : 1. Tulang Skapula 2. Tulang Klavikula 3. Tulang Humerus 4. Tulang Ulna 5. Tulang Radius 6. Tulang Karpal a. Metacarpal b. Falang
TOPIK XVIII FEMUR ANTERIOR DAN POSTERIOR
A. TIBIA & FIBULA 1. TIBIA Proximal : 2 epicondylus lateralis dan medialis. Diantaranya : eminentia intercondyloidea, fossa intercondyloidea. Pada condylus lateralis dan medialis ada; facies lateralis – berbentuk concaf facies medialis – bentuk oval dan datar
2. FIBULA Proximal : capitulum fibulae Dorsoventral : bagian distal sebelah dorsal ada sulcus musculus peronaeus longus Lateral medial : malleolus fibulae Pada corpus ada 4 krista : anterior, lateralis, posterior, interossea.
B. PATELA Ventral kasar, dorsal licin Apex : sebelah distal, facies articularis yang lebih lebar sebelah lateral Basis : sebelah proximal
C. TULANG-TULANG KAKI
Terdiri : caput, corpus, basis Beda dengan metacarpal : basis lebih besar dari caput.
TOPIK XIX TULANG TENGKORAK Terminologi Osteologi (OSTEOLOGICAL TERMS) OSTEOLOGI = Ilmu yang mempelajari tentang struktur, bentuk, dan pertumbuhan tulang. - Fungsi kerangka: 1. Penunjang tubuh 2. Sebagai alat gerak yang pasif 3. Melindungi organ tubuh bagian dalam (contoh: tengkorak yang melindungi otak) 4. Memberi bentuk tubuh. 5. Tempat pembuatan unsur-unsur darah (contoh: sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang)
- Jenis tulang berdasarkan bentuknya : 1. tulang pipa (panjang), contohnya : os femur, os tibia, os fibula, os brachi, os attebrachi. 2. tulang pendek, contohnya : ruas tulang belakang, tulang telapak tangan dan telapak kaki. 3. tulang pipih, contohnya : os costae, os clavicula DAFTAR TULANG DALAM RANGKA MANUSIA Terdapat kurang lebih 206 tulang dalam rangka manusia, dibagi menjadi 5 bagian besar:
A. SKULL (tulang-tulang tengkorak) Tulang tengkorak terdiri dari 30 tulang, yaitu 8 tulang pada bagian tengkorak otak, 14 pada bagian wajah, dan 6 pada bagian telinga. Tulang-tulang pada tengkorak otak antara lain: os frontalis, parietalis, oksipitalis, temporalis, sfenoid, dan etmoid. Tulang pada bagian tengkorak wajah antara lain : 2 os lakrimalis, 2 os nasalis, 2 os concanasalis, 2 os maxilaris, 2 os zigomatikum, 2 os palatum, 1 os mandibular, dan 1 os hyoid. Tulang kepala (oscranium) Pada bagian rongga otak terdapat : 1. Os frontale
Merupakan tulang yang terluas sebagai atap cavum crania. Tulang ini terbagi 3 macam yaitu: a. Pars nasalis b. Pars temporalis c. Pars orbitalis (terdapat processus zygomaticus dan foramen suprorbitalis) dan facies carebralis yang membentuk permukaan dalam cavum cranii yang terdapat banyak legokan disebut impressiones digitatae. Pada bagian dorsolateral cavum orbital terdapat glandula lacrimalis. 2. Os parietale Terletak di caudal os prontal dan membentuk pelipis bagian dorsal. Tulang ini terbagi dari: a. Facies parietalis yaitu tulang bagian luar b. Facies serebralis yaitu tulang bagian dalam 3. Os occipital Os occipitale adalah tulang kepala bagian belakang yang merupakan dinding caudal ossa crania. Tulang ini terbagi: a. Pars basilaris/ muscularis yang berfungsi sebagai tempat pertautan otot leher. b. Pars lateralis yang di dalamnya terdapat foramen magnum dan berfungsi sebagai tempat keluarnya medulla spinalis dan condylus occipitalis yang merupakan sendi untuk os atlas serta precessus jugularis. c. Squama occipitalis yang merupakan bagian dinding belakang kuduk (nuchalis) di dorsal foramen magnum. 4. Os sphenoidale Os sphenoidale merupakan lanjutan kedepan dari basis occipitale yang terdiri dari: a. Corpus merupakan basis otak yang di dalamnya terdapat sella tursica yang menjadi kedudukan dari hipofisa dan didepanya terdapatsulcus chiasmatis yang merupakan alur persilangan ciasma opticus b. Alae adalah suatu bentuk sayap yang menuju kearah orbital dan arah temporal yang kemudian membentuk proccesus pterygoideus. 5. Os ethmoidale Yang terletak di cranial dan basis os sphenoidale yang terdiri dari:
a. Lamina cribosa yang menjadi penyekat horizontal antara cavum nasi dengan cavum crania dimana terdapat lubang – lubang tipis yang di sebut foramen cribosa yang berfungsi sebagai jalan keluar serabut N. olfatcorius. b. Pars perpendikularis merupakan sekat vertical yang membagi antara bidang kanan dan kiri. c. Labyrintus terbentuk dari beberapa keping tulang yang menggulung (sellulae ethmoidale) 6. Os temporal Tulang yang membentuk pelipis yang berfungsi melindungi organ pendengar dan keseimbangan. Tulang ini terbagi menjadi: a. Pars squamosa merupakan bagian os temporal yang membentuk pelipis dan terdapat processus zygomaticus ossis os temporal dan juga membentuk bidang sendi yang disebut sebagai “Facies artikularis” untuk condylus mandibularis b. Pars tympanikus terletak pada ventral pars squamosa yang berfungsi menyusun cavum tympani. 7. Os Nasale Merupakan tulang yang menjadi atap cavum nasi yang terdiri dari: a. Facies Externa(facialis) yang berfungsi membentuk celah dengan os maxillae dan lacrimale yang disebut fissure atau incissura. b. Facies interna/nasalis, terdapat crista choncale/crista ethmoidale 8. Os maxillae terbagi menjadi dua, yaitu: a. Corpus, di dalamnya terdapat bentukan seperti crista facialis yang merupakan lanjutan dari arcus zygomaticus, foramen infraor.bitalis yang nerupakan tempat keluarnya A/N. b. Facies interna/nasalis terdapat sulcus lacrimale dan processus palatines yang membentuk palatum durum. 9. Os Zygomaticus Merupakan tulang wajah yang kecil di ventral os lacrimelae dan pada bagian luarnya membentuk tepian tajam crista facialis yang berlanjut ke caudal arcus zygomaticus dan tulang ini juga membentuk dinding ventral depan orbital. 10. Os mandibulae
Merupakan tulang terbesar di wajah yang terpisah dengan ossa cranio facialis dan terbagi menjadi dua bagian: a. Corpus adalah bagian depan badan tulang yang memanjang. Bagian terdepannya disebut pars incisivus yang membentuk dagu atau mentom. b. Pars molaris corpus ditumbuhi dentes premolar dan molar sepanjang
B. COLUMMNA VERTEBRAE (ruas tulang belakang) Colummna Vertebralis atau ruas tulang belakang terdiri dari 33 buah tulang, yaitu 7 Oss Cervical, 12 Oss Thoracal, 5 Oss Lumbal, 5 Oss Sacral, dan 4 Oss Cocygis.
C. CHEST (rangka dada) Rongga dada terdiri dari 25 tulang, antara lain 1 buah os sternum, 12 pasang oss costae yang terdiri dari 7 pasang iga sejati, 3 pasang iga tak sejati, dan 2 pasang iga melayang.
D. UPPER EXTREMITY (anggota gerak atas) Tulang anggota gerak atas (upper extremity) manusia terdiri dari 64 tulang atau 32 buah tulang yang masing-masing jumlahnya sepasang (upper extremity dekstra dan sinistra). Tulang-tulang anggota gerak atas tersebut yaitu os scapulla, os clavicula, oss attebrachi yang terbagi menjadi 2 tulang (radius dan ulna), serta oss manus yang terbagi menjadi 3 bagian tulang, yaitu 8 tulang carvalia, 5 tulang metacarvalia, dan 14 tulang falanges.
E. LOWER EXTREMITY (anggota gerak bawah) Tulang-tulang anggota gerak bawah (lower extremity) terdiri dari 62 tulang atau 31 pasang pada bagian kiri dan kanan. Tulang-tulang tersebut antara lain : os coxae yang merupakan kesatuan dari 4 tulang (os ilium, os iskhlium, os pelvis, dan os pubis), os femur, os patela, os cruris yang terdiri dari os tibia dan fibula, serta os pedis yang terbagi 3 bagian, yaitu 7 oss tarsalia, 5 oss metatarsalia, dan 5 oss falanx. Daftar istilah yang berhubungan dengan osteologi 1. Alae : penonjolan tulang yang berbentuk sayap 2. Arcus zigomaticum : lengkuk pipi
3. Articulatio : Sendi 4. Articulatio coxae : hip joint / Sendi Panggul / Pangkal Paha 5. Articulatio cubiti : elbow joint / sendi siku 6. Articulatio genue : knee joint / sendi lutut 7. Articulatio humeri : shoulder joint / sendi bahu 8. Articulatio radiocarpalis : wirst joint / sendi pergelangan tangan 9. Articulatio sternoclavicularis : sendi dada dan selangka 10. Articulatio talocruralis : ankle joint / sendi pergelangan kaki 11. Canaliculus / Kanalikulus : sebuah saluran tulang yang kecil 12. Capitulum / Kapitulum : penonjolan sendi yang bulat dan kecil 13. Caput / Kaput : penonjolan kepala sendi berbentuk bulat 14. Discus Invertebralis : cakram antar ruas tulang belakang. 15. Fasies : sebuah dataran permukaan sendi 16. Foramen Vertebrae : saluran sumsum tulang belakang. 17. Incusura / Insisura : sebuah lekukan tulang atau lengkungan dari sebuah pinggir tulang 18. Columna Vertebralis : Rangkaian tulang belakang (7 cervical, 12 Thoracal, 5 Lumbal, 5 Sacral, 4 Cocygeus) 19. Condylus : merupakan bagian sendi dari tulang yang membesar dan berbentuk bulat 20. Cornu / Kornu : penonjolan tulang seperti tanduk yang panjang 21. Epicondylus : penonjolan yang bukan persendian, tempatnya diatas kondilus 22. Os Falanx : tulang jari tangan (total 14 buah) 23. Foramen : sebuah lubang kecil (pintu pada tulang) 24. Fossa : lekukan tulang yang luas 25. Fovea : sebuah lekukan tulang yang kecil 26. Lamina : lempeng tulang yang tipis 27. Malleolus : merupakan penonjolan tulang yang besar (pada ujung bawah tibia dan fibula) 28. Maskularis : susunan otot 29. Processus : merupakan penonjolan yang panjang 30. Processus Spinosus : taju duri pada oss vertebrae 31. Processus Transversus : taju sayap. 32. Proccessus Xyphoideus : tulang taju pedang
33. SIAS : Spina Iliaca Anterior Superior adalah ujung depan dari crista iliaca. 34. SIPS : Spina Iliaca Posterior Superior adalah ujung belakang dari crista iliaca. 35. Simfisis pubis : persendian yang dibentuk oleh dua os pubis yang saling bertemu 36. Spina : sebuah penonjolan tulang yang runcing 37. Sutura : sambungan tulang-tulang tengkorak yang tidak dapat digerakan. 38. Tarsus : pangkal kaki 39. Temporal Mandibular Joint (TMJ) : persendian antara temporal dan mandibula 40. Trochanter : penonjolan tulang yang bulat dengan ukuran besar 41. Trochlea : bagian persendian tulang yang berbentuk katrol 42. Tuber : penonjolan tulang bentuknya besar 43. Tuberositas : penonjolan tulang yang berbentuk bulat dengan ukuran sedang
TOPIK XX VERTEBRA SERVIKALIS
A. Tulang Pembentuk Columna Vertebra dan Bagian-bagiannya Culumna vertebra menyangga berat tubuh manusia dalam posisi tegak yang secara mekanik sebenranya melawan pengaruh gaya gravitasi agar tubuh tetap tegak dan melindungi medulla spinalis, cplumna ini terdiri dari vertebra-vertebra yang dipisahkan diskus fibrokartilago intervertebral. Tulang belakang ( spine ) terdiri dari 33 tulang dan 24 tulang yang membentuk columna yaitu 7 tulang vertebra servikalis, 12 vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, dan 5 tulang vertebra sacrum yang menyatu menjadi sacrum dan 3 sampai 5 tulang koksigeal yang menyatu dengan tulang coccygeus. Fungsi tulang belakang dibagi atas dua segmen yaitu segmen anterior dan segmen posterior. Segmen anterior berfungsi sebagai penahaan berat badan dan meredam gerakan, yang terdiri dari corpus vertebra yang dihubungkan satu sama lain oleh discus intervrtebralis dan dikuat oleh beberapa ligamen. Dan segmen posterior berfungsi sebagai pelindung organ dan penentu arah gerakan segmen ini terdiri dari arcus vertebra, processus trenverses, processus spinosus, facet sendi superior dan inferior dan beberapa ligamen. Beberapa bagian tulang tubuh manusia, columna vertebra terdiri dari beberapa bagian yaitu : 1. Vertebra servikalis Vertebra srvikalis terbentuk dari 7 ruas tulang vertebra, vertebra sevikalis pertama dan kedua dimodifikasikan untuk menyangga dan menggerakan kepala. Columna vertebra memiliki hubungan dan saling terkait antara temporamendibular jont, shoulder kompeks, dan upper thorakal dengan upper costa. Corpus dari vertebra yang paling atas adalah Atlas dan yang menyatu dengan vertebra dibawah adalan Aksis. 2. Vertebra torakalis Vertebra torakalis terbentuk dari 12 ruas tulang vertebra, memiliki processus spina panjang yang melengkung kebawah dan processus transverses panjang dengan facet untuk tuberculum kosta. Vertebra torakalis merupakan merupakan regio columna vertebralis yang paling stabil dengan limitasi gerak lebih dominan karena stabilisasi rongga torax.
3. Vertebra lumbalis Verterbra lumbalis terbentuk dari 5 ruas tulang vertebra, merupakan vertebra terpanjang dan terkuat. Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan menanggung beban terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh, dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil. 4. Vertebra Sakralis Dimana sacrum adalah tulang triangular. Bagian dasar tulang ini beratikulasi dengan vertebra lumbal kelima. Terdapat 5 tulang dibagian ini ( S1-S5 ). Tulang-tulang bergabung dan tidak memiliki celah atau diskusi intervertebra atau sama lainnya. B. Ligamen Untuk
memperkuat
belakang
dan
menunjang
tugas
vertebra
atau
tulang
dalam menyangga berat badan, maka tulang belakang di
perkuat ligamen-ligamen , antara lain : 1. Ligament Intersegmental ( menghubungkan seluruh panjang tulang belakang dari ujung ke ujung ) : a. Ligament Longitudinalis Anterior b. Ligament Longitudinalis Posterior c. Ligamnet praspinosum 2. Ligament Intrasegmental ( Menghubungkan satu ruas tulang belakang ke ruas yang berdekatan ) a. Ligamentum Intertransversum b. Ligamentum flavum c. Ligamentum Interspinosum Ligamentum – ligamentum yang memperkuat hubungan di antara tulang occipitalis dengan vertebra CI dengan C2, dan ligamentum sacroilliaca di antara tulang sacrum dengan tulang pinggul
TOPIK XXI OTOT
A. STRUKTUR OTOT 1. Suatu kumpulam MYOFIBRIL 2. Myofibril merupakan kumpulan MYOFILAMENT 3. Myofibril dibungkus oleh sarung jaringan ikat Collagen (Fibrosa)
B. PEMBUNGKUS OTOT 1. Endomysium 2. Perimysium 3. Epimysium 4. Epimysium dinamakan pula FASCIA
C. PERLEKATAN OTOT 1. Pada tulang, Fascia, Ligamentum, sesama otot, dan subkutan 2. Otot melekat dengan perantaraan TENDO atau APONEUROSIS 3. Tendo adalah kumpulan jaringan ikat padat Colagen yang berbentuk seperti tali 4. Aponeurosis adalah kumpulan jaringan ikat padat Colagen yang berbentuk seperti lembaran
D. TERMINOLOGI GERAKAN 1. ORIGO (=Punctum Fixum) 2. INSERSI (=Puctum Mobile) 3. Pada keadaan tertentu (posisi/fungsi tertentu), Origo dapat menjadi Insersi atau sebaliknya.
E. ALAT / STRUKTUR BANTU OTOT 1. Bursa Mucosa 2. Vagina Tendineum
3. Fascia
F. BURSA MUCOSA = BURSA SYNOVIALIS 1. Kantong 2. Dindingnya berupa Stratum Synoviale 3. Berisi cairan Synoviale Macamnya : Bursa Mucosa Bursa Subtendinous Bursa Mucosa Articularis Bursa Mucosa Subcutaneus
F. VAGINA TENDINEUM = SYNOVIAL SHEATH 1. Bentuk kantong 2. Membungkus tendon 3. Terdapat pada daerah persendiaan sempit 4. Mencegah gesekan 5. Mempunyai
Stratum
parietale
(Fibrosum)
dan
Stratum
viscerale
(Synoviale)
G. FASCIA 1. Lapisannya berupa jaringan ikat 2. Pembungkus otot 3. Fascia Superficialis dan Fascia Profunda 4. Fascia Profunda membungkus otot dan membentuk septum intermusculare 5. Semua otot dibungkus oleh fascia FUNGSI FASCIA
Pembungkus otot
Fiksasi otot
Proteksi otot
Bentuk fisiologis dan membantu sirkulasi
H. OTOT- OTOT 1. Otot –otot extremitas superior 2. Otot – otot extremitas inferior 3. Otot – otot truncus, terdiri dari : 4. Otot Erector Trunci 5. Otot Dinding Suboccipitale 6. Otot Dinding Thorax 7. Otot Dinding Abdomen
I. OTOT EXTREMITAS SUPERIOR 1. Otot Gelang Bahu 2. Otot Brachium 3. Otot Antebrachium 4. Otot Manus
J. OTOT GELANG BAHU 1. Otot yang melekat pada Skeleton Axiale dengan Cingulum Extremitas Superio 2. Otot Yang melekat pada Skeleton Axiale dengan Humerus 3. Otot yang melekat pada Cingulum Extremitas Superior dengan Humerus
I.
OTOT BRACHIUM M. Biceps Brachii M. Brachialis M. Triseps Brachii M. Coracobrachialis
A. OTOT REGIO ANTEBRACHIUM 1. Otot – otot Ventral : Terdiri dari lapisan superficialis dan lapisan profunda 2. Otot – otot Dorsal : Terdiri dari lapisan superficialis dan lapisan profunda 3. Otot – otot Radialis : Terdiri dari lapisan superficialis dan lapisan profunda.
B. OTOT VENTRAL : LAPISAN SUPERFICIAL
1. M. Pronator Teres 2. M. Flexor Carpiradiales 3. M. Palmaris Longus 4. M. Flexor Carpiulnaris
C. OTOT VENTRAL : LAPISAN PROFUNDA 1. M. Flexor Digitorium Profundus 2. M. Flexor Pollicis Longus 3. M. Pronator Quadratus
D. OTOT DORSAL : LAPISAN SUPERFICIAL 1. M. Anconeus 2. M. Extensor Digitorium Communis 3. M. Extensor Digitii Quinti 4. M. Extensor Carpiulnaris
E. OTOT DORSAL : LAPISAN PROFUNDA 1. M. Abductor Pollicis Longus 2. M. Extensor Pollicis Longus 3. M. Extensor Pollicis Brevis 4. M. Extensor Pollicis Proprius
F. OTOT RADIALIS : LAPISAN SUPERFICIAL 1. M. Brachio Radialis 2. M. Extensor Carpi Radialis Longus 3. M. Exntensor Carpi Radialis Brevis
G. OTOT RADIALIS : LAPISAN PROFUNDA 1. M. Supinator
II.
OTOT MANUS 1. Otot Manus Extrinsik 2. Otot Manus Intrinsik :
a. M. Thenar b. M. Hypothenar c. M. Lumbricales d. M. Interosseus