PROSES PENULARAN PENYAKIT HIV/AIDS
DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV D.IV/IA
CANIA
PO.71.4.261.17.1.010
ESKA YUSNITA
PO.71.4.261.17.1.011
FIDZAH NURFAJRINA MURAD
PO.71.4.261.17.1.012
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN KEPERAWATAN GIGI PROGRAM STUDI D.IV TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena telah memberikan kesehatan dan kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini selalu kami upayakan karena kami menyadari begitu cepatnya perkembangan
tata
laksana
di
bidang
ilmu
kesehatan,Khususnya
ilmu
keperawatan gigi serta banyaknya materi yang belum tersampaikan. Maka dengan mengambil refrensi yang bersumber dari Internet dan Buku kami akhirnya dapat mnyelesaikan tugas ini dengan judul " PROSES PENULARAN PENYAKIT HIV/AIDS" Akhirnya melalui tugas ini kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................
i
DAFTAR ISI .....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1
1. Latar Belakang ...........................................................................................
1
2. Rumusan Masalah .....................................................................................
2
3. Tujuan ........................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................
3
A. Penularan Penyakit HIV-AIDS ...................................................................
3
B. Hal-hal yang Dapat Menularkan HIV-AIDS ................................................
5
C. Hal-hal yang Tidak Dapat Menularkan HIV-AIDS ......................................
9
D. Perjalanan Inveksi HIV ............................................................................... 10 E. Soal dan jawaban ..................................................................................... 11 BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12 1. Kesimpulan ................................................................................................ 12 2. Saran ......................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus. Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS Selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. 3
Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Ditjen PPM & PLP Depkes, sampai dengan November 2003 dilaporkan bahwa jumlah pasien AIDS dan pengidap HIV adalah 3.924 orang. Bahkan pada tahun 2006, ditemukan tidak kurang dari 2800 kasus.
2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara penularan penyakit HIV/AIDS ? 2. Hal-hal apa saja yang dapat menularkan HIV/AIDS ? 3. Hal-hal apa saja yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS ? 4. Bagaimana Perjalanan Inveksi HIV/ AIDS?
3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui bagaimana cara penularan penyakit HIV/AIDS. 2. Mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menularkan HIV/AIDS. 3. Mengetahui hal-hal apa saja yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS. 4. Mengetahui Proses Inveksi pada penyakit HIV/ AIDS.
4
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Penularan Penyakit HIV/ AIDS HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. (http://vao07.blogspot.co.id/2016/07/makalahpenularan-dan-pencegahan-hivaids.html) HIV adalah suatu virus yang biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lain melalui kontak seksual. Orang yang telah terinfeksi virus HIV akan terkena penyakit yang disebabkan oleh virus HIV tersebu, yaitu AIDS. Virus HIV yang telah masuk kedalam tubuh seseorang tidak akan menimbulkan gejala-gejala yang terlihat secara fisik sehingga penderitanya terlihat normal seperti tidak sedang terkana penyakit. Namun perlu diwaspadai walaupun dari luar penderita HIV tampak normal-normal saja, tetapi dia dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain dalam berbagai dalam berbagai cara yang mungkin juga tidak disadari oleh penderita itu. (http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-penularan-pencegahanHIV-AIDS.html) Jika virus HIV telah masuk ke tubuh seseorang baru beberpa tahun kemudian virus ini akan mulai menyerang sistem kekebalan tubuh pada sel darah putih. Kekebalan tubuh seseorang yang terinfeksi HIV biasanya akan terus menerus dan kemudian hilang dalam kurun waktu sekitar 5 sampai 10 tahun. Setelah ekebalan tubuh seseorang menghilang maka penyakit akan mudah menghinggapi orang tersebut. Penyakit akan terus menerus hingga, sampai suatu saat muncul penyakit yang benar-benar berbahaya yang kemudian
akan
mengakibatkan
kematian.
(http://ksrpmiur.blogspot.co.id/2013/11/gejala-penularan-dan-carapencegahan.html) HIV harus masuk langsung ke aliran darah orang yang bersangkutan untuk dapat berada di dalam tubuh manusia. Sedangkan di luar tubuh manusia, HIV sangat cepat mati. HIV bertahan lebih lama di luar tubuh 5
manusia hanya bila darah yang mengandung HIV tersebut masih dalam keadaan belum mengering. Dalam media kering HIV akan lebih cepat mati. HIV juga mudah mati oleh air panas, sabun dan bahan pencuci hama lain. Karena HIV cepat mati di luar tubuh manusia, maka HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus lainnya, misalnya virus influenza. Virus influensa dapat hidup di udara bebas di sekeliling kita, sehingga penularan influensa dapat terjadi melalui udara. Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal, perempuan lebih besar risikonya daripada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina, kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV di cairan vagina atau darah tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah melalui saluran kencing pasangannya. (https://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/12/15/makalah-epidemologikesehatan-penularan-hiv-aids-melalui-hubungan-seksual/) HIV ditularkan melalui darah, cairan mani, dan vagina orang yang tertular. Orang mengalami kontak dengan cairan-cairan ini melalui hubungan seks vginal dan anal (hubungan anal adalah dimasukkannya penis kedalam lubang dubur, yaitu cara penularan pada pria gay), transfusi dengan dara tecemar (dengan cara inilah petenis Wimbledon terekenalArthur Ashe terkena infeksi HIV), transplantasi organ atu jaringan yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik bekas seseorang yang mengandung HIV (kadang -kadang terjadi pada petugas kesehatan. (dr. Ronald Hutapea, SKM.Ph.D,2011, AIDS & PMS dan Pemerkosaan,RINEKA CIPTA,Jakarta) Sudah terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa HIV dapat pula ditularkan melalui hubungan seks oral dengan kencan yang terinfeksi, baik pria maupun wanita . Hubungan seks anal dianggap sebagai praktik seks paling beresiko, terutama bagi orang yang menerima penis didalam duburnya . Penis dapat merobek dan menggores selaput lendir rektum, sehingga HIV dapat lebih lancar masuk keperedaran darah. Penularan hateroseksual (dari pria ke wanita atau sebaliknya) dengan cara bersetubuh, merupakan cara perpindahan HIV yang paling umum didaerah afrika, dan beberapa bagian 6
Amerika Selatan. Banyak wanita di A.S terinfeksi HIV dari pria kencan seksnya yang tidak menggunakan obat suntik. (dr. Ronald Hutapea, SKM.Ph.D,2011, AIDS & PMS dan Pemerkosaan,RINEKA CIPTA,Jakarta) Pada awal tahun
1980an di A.S, HIV menyebar dengan cepat
dikalangan penderita hemofilia yang telah menerima transfusi darah yang tercemar HIV. Para pasien hemofilia tidak memiliki sektor pembeku dalam darahnya. Mereka akan mengalami pendarahan terus-menerus apabila memiliki luka, dan transfusi darah sangat diperlukan untuk mengganti jumlah darah yang hilang. lebih dari separuh penderita Hemofilia di seluruh A.S. Telah tertular HIV pada tahun-tahun awal epidemi AIDS. Pada pertengahan tahun 1980an, tes untuk mendeteksi antibodi HIV ditemukan dan bank-bank darah segera melakukan screening terhadap darah yang disumbangkan. Sejak tahun1987, tidak ada lagi pasien hemofilia yang tertular HIV melalui transfusi darah, namun yang pasti seseorang tak akan mungkin tertular sewaktu menyumbangkan darah, karena jarum suntik untuk mengambil darah hanya digunakan sekali saja. (dr. Ronald Hutapea, SKM.Ph.D,2011, AIDS & PMS dan Pemerkosaan,RINEKA CIPTA,Jakarta)
B. Hal-hal yang Dapat Menularkan HIV/AIDS AIDS tidak menular, yang menular adalah HIV yaitu virus yang menyebabkan tubuh mencapai masa AIDS. Virus ini terdapat dalam larutan darah, cairan sperma, dan cairan vagina sehingga dapat menular melalui kontak darah/ cairan tersebut.
HIV dapat menular melalui:
Hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan
rektum,
alat
kelamin,
atau
membran
mukosa
mulut
pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan seksual 7
secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV. Penyakit menular seksual meningkatkan risiko penularan HIV karena dapat menyebabkan gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV (limfosit dan makrofaga) pada semen dan sekresi vaginal. Penelitian epidemiologis dari Afrika SubSahara, Eropa, dan Amerika Utara menunjukkan bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar risiko terinfeksi AIDS akibat adanya borok alat kelamin seperti yang disebabkan oleh sifilis dan/atau chancroid. Resiko tersebut juga meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular seksual seperti kencing nanah, infeksi chlamydia, dan trikomoniasis yang menyebabkan pengumpulan lokal limfosit dan makrofaga. Transmisi HIV bergantung pada tingkat kemudahan penularan dari pengidap dan kerentanan pasangan seksual yang belum terinfeksi. Kemudahan penularan bervariasi pada berbagai tahap penyakit ini dan tidak konstan antarorang. Beban virus plasma yang tidak dapat dideteksi tidak selalu berarti bahwa beban virus kecil pada air mani atau sekresi alat kelamin. Setiap 10 kali penambahan jumlah RNA HIV plasma darah sebanding dengan 81% peningkatan laju transmisi HIV. Wanita lebih rentan terhadap infeksi HIV-1 karena perubahan hormon, ekologi serta fisiologi mikroba vaginal, dan kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit seksual. Orang yang terinfeksi dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih mematikan.
(http://vao07.blogspot.co.id/2016/07/makalah-
penularan-dan-pencegahan-hivaids.html)
Menerima tranfusi darah yang terinfeksi HIV. Alur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali jarum suntik (syringe)
yang
mengandung
darah
yang
terkontaminasi
oleh 8
organisme
biologis penyebab
penyakit (patogen), tidak hanya
merupakan risiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B dan hepatitis C. Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru HIV dan 50% infeksi hepatitis C di Amerika Utara, Republik Rakyat Cina, dan Eropa Timur. Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. Post-exposure prophylaxis dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi risiko itu. Alat jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tato) yang tercemar oleh HIV. Oleh sebab itu pemakaian jarum suntik secara bersama-sama oleh para pecandu narkotika akan mudah menularkan HIV diantara mereka bila salah satu diantaranya seorang pengidap
HIV.
(http://vao07.blogspot.co.id/2016/07/makalah-
penularan-dan-pencegahan-hivaids.html) Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik tubuh. Kewaspadaan universal sering kali tidak dipatuhi baik di Afrika Sub Sahara maupun Asia karena sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi. WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika Sub Sahara ditransmisikan melalui suntikan pada fasilitas kesehatan yang tidak aman. Oleh sebab itu, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, didukung oleh opini medis umum dalam masalah ini, mendorong negara-negara di dunia menerapkan kewaspadaan universal untuk mencegah penularan HIV melalui fasilitas kesehatan. Resiko penularan HIV pada penerima transfusi darah sangat kecil di negara maju. Di negara maju, pemilihan donor bertambah baik dan pengamatan HIV dilakukan. Namun demikian, menurut WHO, mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah yang aman dan “antara 5% dan 10% infeksi HIV dunia terjadi melalui transfusi
darah
yang
terinfeksi”.
9
(http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-penularanpencegahan-HIV-AIDS.html)
Tranmisi ibu ke anak Hal ini dapat terjadi di utero selama minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Saat yang kritis terhadap penularan HIV adalah saat proses melahirkan karena HIV menular saat darah dan cairan vagina ibu kontak dengan darah dan cairan darah anaknya. Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero) selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara bedah caesar, tingkat penularannya hanya sebesar 1%. Sejumlah faktor dapat memengaruhi risiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat persalinan (semakin tinggi beban virus, semakin tinggi risikonya). Menyusui meningkatkan risiko penularan
sebesar
4%.
(http://vao07.blogspot.co
.id/2016/07/makalah-penularan-dan-pencegahan-hivaids.html)
HIV dan Petugas Kesehatan Hanya terdapat satu kasus penularan dari petugas kesehatan kepada pasiennya. Prakstisi kesehatan itu adalah seorang dokter gigi yang meninggal akibat AIDS sesudah tertular HIV selama beberapa tahun. Diduga pada mulanya dokter gigi ini mengalami luka ditangannya kemudian tertusuk alat yang tidak disterilkan sesudah dipakai pada seseorang yang mengidap HIV. Dokter ini kemudian terbukti telah menularkan HIV kepada sedikitnya 6 orang pasiennya. Salah seorang diantanya ialah Kimberly Bergalis, yang menjadi pendorong timbulnya desakan masyarakat agar tenaga kesehatan diuji atas infeksi HIV. Bergalis akhirnya menderita AIDS pada tahun 1991. Sekalipun
kasus
Bergalis
ini
telah
membangkitkan
kesadaran
masyarakat akan kemungkinan penularan dan praktisi kesehatan,
10
Namun ternyata dokter gigi tersebutlah satu-satunya yang diketahui telah menularkan pada pasiennya. Dalam satu penelitian dari 19000 pasien dari praktisi kesehatan yang terbukti positif HIV, menurut catatan sudah ada 40 petugas yang mendapat penularan dengan cara ini. . (dr. Ronald Hutapea, SKM.Ph.D,2011, AIDS & PMS dan Pemerkosaan,RINEKA CIPTA,Jakarta)
C. Hal-hal yang Tidak Dapat Menularkan HIV Perlu diketahui ada beberapa hal dimana HIV tidak dapat ditularkan, pengetahuan ini dapat menghilangkan keraguan-keraguan yang tak perlu pada orang-orang yang yang tertular HIV. Telah terbukti bahwa HIV tidak dipindahkan dengan cara bersentuhan biasa seperti berjabaj tangan, rangkulan atau persinggungan tubuh. HIV juga tidak dipindahkan melalui gigitan nyamuk atau serangga dalam kata lain HIV tidak dapat hidup dalam aliran darah serangga. HIV juga tidak dapat dapat ditularkan melalui pakaian, memegang sesuatu dari orang yang tertular HIV. Demikian pula tidak dapat dipindahkan melalui udara yang dihirup atau makanan. Tidak ada bukti penularan diantara anggota keluarga yang makan bersama, duduk dan memakai alat mandi bersama, juga anak-anak tak mungkin tertular dengan hubungan nonseksual dengan teman sekelasnya, dan orang dewasa denagn teman kerjanya. Untuk lebih jelasnya,HIV tidak dapat menular melalui:
Keringat, air liur
Bersalaman
Ciuman, senggolan, pelukan, dan kegiatan sehari-hari lainnya
Gigitan nyamuk
Makan dan minum bersama
Pemakaian alat makan minum bersama
Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang
Batuk, bersin
Bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama
11
HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika berada diluar tubuh.
HIV tidak dapat diserap oleh kulit yang tidak luka. http://vao07.blogspot.co.id/2016/07/makalah-penularan-danpencegahan-hivaids.html)
D. Perjalanan Inveksi HIV Saat HIV sudah masuk ke dalam tubuh manusia, maka dimulailah masa inkubasi yang cukup lama, yaitu antara 7 sampai 10 tahun. Masa inkubasi dari suatu penyakit adalah masa antara masuknya suatu bibit penyakit ke dalam tubuh (infeksi) sampai mulainya orang tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala-gejala sakitnya. Pada infeksi HIV, dari mulai masuknya HIV ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala-gejala AIDS berlangsung cukup lama yaitu seperti telah disebutkan, antara 7 sampai 10 tahun. Selama 7 sampai 10 tahun ini orang tersebut disebut pengidap HIV, yang disebut juga ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Pengidap HIV ini tampak seperti orang sehat lainnya, karena belum adanya gejala sakit apapun. Namun walaupun demikian, ía dapat menularkan HIV kepada orang lain. Selanjutnya setelah periode 7-10 tahun ini dilalui barulah timbul gejalagejala AIDS, dan orang tersebut disebut penderita AIDS. Gejala-gejala dan tanda-tanda sakit munculnya secara bertahap, bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya penderita meninggal dunia. Pada infeksi atau masuknya HIV ke dalam tubuh manusia dikenal adanya periode jendela (Window Period). Yaitu masa di mana orang tersebut telah terinfeksi HIV, tetapi bila dilakukan pemeriksaan darahnya maka belum menunjukkan hasil apa-apa (masih negatif) yang berarti zat anti (antibodi) terhadap HIV belum dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Periode jendela ini biasanya berlangsung antara 1-6 bulan dari sejak mulainya infeksi. Namun satu hal yang perlu diingat adalah bahwa sejak masuknya HIV, seseorang telah menjadi pengidap HIV dan ia dapat menularkan HIV sepanjang hidupnya. Sehingga walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah menjadi sumber penularan. Ia dapat menularkan virusnya kepada orang lain pada setiap kesempatan yang memungkinkan terjadinya penularan itu. Bila
12
digambarkan maka skema perjalanan infeksi HIV adalah sebagai berikut : http://vao07.blogspot.co.id/2016/07/makalah-penularan-danpencegahan-hivaids.html)
-
Tahapan infeksi HIV Masa Inkubasi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dalam
beberapa literatur di katakan bahwa melalui transfusi darah masa inkubasi kira-kira 4,5 tahun, sedangkan pada penderita homoseksual 2 -5 tahun, pada anak- anak rata – rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60 bulan. Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
Tahap 1: Periode Jendela -
HIV masuk ke tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV
dalam
darah.
-
Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa
sehat. -
Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini. Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6
bulan
Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun: -
HIV berkembang biak dalam tubuh.
-
Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan
merasa -
sehat.
Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV.
-
Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun, di negara berkembang lebih pendek).
Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala) -
Sistem kekebalan tubuh semakin turun.
kelenjar
Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan limfa diseluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll. 13
-
Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS -
Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah.
-
Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah.
http://vao07.blogspot.co.id/2016/07/makalah-penularan-danpencegahan-hivaids.html)
SOAL DAN JAWABAN
SOAL PILIHAN GANDA 1. Yang tidak termasuk kelompok beresiko tinggi tertular HIV adalah... a. Remaja putus sekolah b. Homoseksual c. Biseksual d. Pecandu narkoba
14
2. Tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai ke tahapan AIDS adalah... a. Kulit gatal b. B. Batuk kering c. Timbulnya infeksi oportunistik seperti TB dan kanker kulit d. Demam tinggi 3. Penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui sebagai berikut, kecuali... a. Berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan b. Alat suntik atau jarum suntik, alat tattoo, atau alat tindik yang dipakai bersama dengan penderita HIV/AIDS c. Menggunakan WC atau toilet umum secara bergantian d. Air susu ibu pengidap HIV/AIDS menularkan virus kepada anak susuannya 4. Cairan tubuh yang tidak berpotensial menularkan HIV adalah... a. Darah b. Keringat c. Air susu ibu yang terinfeksi HIV/AIDS d. Cairan man/vagina 5. Penularan HIV/AIDS tidak menular melalui sebagai beriku, kecuali... a. Berpelukan b. Terpapar batuk atau bersin c. Gigitan nyamuk atau serangga d. Dari ibu pengidap HIV/AIDS ke bayi melalui proses hamil 6. Berikut ini yang bukan termasuk cara mencegah penularan HIV/AIDS adalah... a. Tidak menggunakan koondom bagi yang beresiko tinggi b. Bersikap saling setia pada pasangan c. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum donor darah d. Berhati-hati dalam melakukan pengobatan yang berkaitan dengan jarumjarum medis
15
7. Faktor yang mempengaruhi seseorang menderita penyakit AIDS adalah, kecuali... a. Berganti-ganti pasangan b. Melakukan seks diluar nikah c. Melakukan seks dengan ibu hamil yang sebelumnya terkontaminasi dengan HIV d. Obat terlarang 8. Tahap-tahap HIV menjadi AIDS memiliki gejala sebagai berikut, kecuali... a. Tahap awal b. Tahap tanpa gejala c. Tahap ARC d. Tahap akhir 9. Virus HIV mengalami perkembangan pada tubuh manusia pada usia... a. 11 tahun b. 12 tahun c. 10 tahun d. 9 tahun 10. Dalam penjalarannya dalam tubuh, HIV berubah menjadi AIDS dalam kurun waktu berapa lama? a. 2 tahun b. 1,5 tahun c. 10 tahun d. 1 tahun
16
SOAL ESSAI
1.
Bagaimana HIV/AIDS ditularkan?
Virus HIV/AIDS ditularkan melalui beberapa cara: -
Hubungan seks dengan orang yang sudah terinfeksi virus HIV/AIDS. Menggunakan satu jarum suntik secara bersama-sama (terutama penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan NARKOBA). Ibu hamil yang sudah terinfeksi virus HIV menularkan virus ini pada bayinya yang belum lahir. Transfusi Darah/Donor darah. (Sekarang saat donor darah, darah pendonor sudah dites HIV, jadi resiko tertular virus HIV melalui transfusi/donor darah sangat kecil).
2.
Apakah anak-anak bisa tertular HIV/AIDS? - Ya. Seorang Ibu dapat menularkan virus HIV/AIDS pada anaknya saat masih di dalam kandungan. Walaupun demikian, ada obat yang dapat membantu mengurangi resiko penularan HIV/AIDS pada janin. Karena itu sangat penting bagi ibu hamil untuk melakukan test HIV, sehingga apabila terbukti terinfeksi HIV maka bayi dalam kandungannya bisa dihindarkan dari resiko penularan virus HIV.
3.
Apakah HIV bisa ditularkan melalui, makanan, air atau udara? - Tidak. Virus HIV tidak bisa ditularkan melalui makanan, air, udara atau dengan menyentuh atau memegang barang yang sudah disentuh oleh orang yang terinfeksi HIV/AIDS.
4.
Apakah gigitan nyamuk bisa menularkan HIV? - Tidak. Virus HIV tidak bisa bertahan hidup dalam tubuh nyamuk atau serangga lain. Sehingga sekalipun Virus HIV terisap masuk bersama darah ke tubuh nyamuk, nyamuk tidak akan terinfeksi dan karena itu tidak akan menularkannya pada orang lain yang akan menjadi korban gigitannya kemudian.
5.
Apakah sunat bisa melindungi dari HIV? - Terdapatbukti yang kuat menunjukkan bahwa pria yang disunat mengurangi resiko setengah dariresiko pria yang tidak disunat untuk mendapatkan HIV melalui hubungan seks beda jenis kelamin. Bagaimanapun juga, sunat tidak membuat seorang pria kebal terhadap infeksi HIV, hanya berarti lebih kecil kemungkinannya.
17
BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan Penyebaran AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin. HIV merupakan penyakit yang sangat berbahaya, maka dari itu kita harus waspada terhadap virus tersebut. Sebaiknya kita tidak melakukan hal-hal yang dapat menularkan penyakit tersebut. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati. HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. HIV adalah suatu virus yang biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lain melalui kontak seksual. Orang yang telah terinfeksi virus HIV akan terkena penyakit yang disebabkan oleh virus HIV tersebu, yaitu AIDS. Virus HIV yang telah masuk kedalam tubuh seseorang tidak akan menimbulkan gejala-gejala yang terlihat secara fisik sehingga penderitanya terlihat normal seperti tidak sedang terkana penyakit
18
DAFTAR PUSTAKA
(http://vao07.blogspot.co.id/2016/07/makalah-penularan-dan-pencegahanhivaids.html) (dr.
(Ronald
Hutapea,
Pemerkosaan,RINEKA
SKM.Ph.D,2011,
AIDS
&
PMS
dan
CIPTA,Jakarta)
(http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-penularan-pencegahan-HIVAIDS.html) (https://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/12/15/makalah-epidemologikesehatan-penularan-hiv-aids-melalui-hubungan-seksual/)
19