Modul Gis Sku

  • Uploaded by: wahyusoil unhas
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul Gis Sku as PDF for free.

More details

  • Words: 4,976
  • Pages: 36
I.

KONSEP DASAR

Apakah SIG itu? SIG mulai dikenal pada awal 1980-an. Sejalan dengan berkembangnya perangkat komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, SIG berkembang sangat pesat pada era 1990-an. Secara harafiah, SIG dapat diartikan sebagai : ”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis” Informasi spasial memakai lokasi, dalam suatu sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Karenanya SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Aplikasi SIG menjawab beberapa pertanyaan seperti: lokasi, kondisi, trend, pola, dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. Dilihat dari definisinya, SIG adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Memiliki perangkat keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya belum berarti bahwa kita sudah memiliki SIG apabila data geografis dan sumberdaya manusia yang mengoperasikannya belum ada. Sebagaimana sistem komputer pada umumnya, SIG hanyalah sebuah ‘alat’ yang mempunyai kemampuan khusus. Kemampuan sumberdaya manusia untuk memformulasikan persoalan dan menganalisa hasil akhir sangat berperan dalam keberhasilan sistem SIG. Data spasial Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan sebagai berikut: • Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Contoh lain dari informasi spasial yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi misalnya adalah Kode Pos. • Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya; contohnya jenis vegetasi, populasi, pendapatan pertahun, dsb.

13

Sistem Koordinat Informasi lokasi ditentukan berdasarkan sistem koordinat, yang di antaranya mencakup datum dan proyeksi peta. Datum adalah kumpulan parameter dan titik kontrol yang hubungan geometriknya diketahui, baik melalui pengukuran atau penghitungan. Sedangkan sistem proyeksi peta adalah sistem yang dirancang untuk merepresentasikan permukaan dari suatu bidang lengkung atau spheroid (misalnya bumi) pada suatu bidang datar. Proses representasi ini menyebabkan distorsi yang perlu diperhitungkan untuk memperoleh ketelitian beberapa macam properti, seperti jarak, sudut, atau luasan. Format data spasial Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu: 1. Vektor Dalam data format vektor, bumi kita direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/point (node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).

2. Raster Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah, dsb. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya. Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batasbatas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan 14

hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan alam komputasi matematik. Sebaliknya, data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis. Sumber data spasial Sebagaimana telah kita ketahui, SIG membutuhkan masukan data yang bersifat spasial maupun deskriptif. Beberapa sumber data tersebut antara lain adalah: 1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dsb.) Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan berbagai cara yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor. 2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.) Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa denganspesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster. 3. Data hasil pengukuran lapangan. Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut. 15

4. Data GPS. Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor. Sistem Pemasukan Data Pada bagian ini kita akan mempelajari teknik memasukkan data spasial dari sumbersumber di atas ke dalam SIG, antara lain: 1. Digitasi 2. Penggunaan GPS 3. Konversi dari sistem lain

II. BAKERJA DENGAN ARCVIEW 16

Sekilas tentang Arc View ArcView adalah salah satu software pengolah Sistem Informasi Geografi (SIG/GIS). Sistem Informasi Geografik sendiri merupakan suatu sistem yang dirancang untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menyajikan informasi geografi. Mungkin anda sudah kenal kenal dengan yang namanya peta. Perlu diketahui bahwa peta juga bisa disebut SIG atau istilahnya SIG Konvensional. Terdapat beberapa perbedaan antara peta di atas kertas (peta analog) dan SIG yang berbasis komputer. Perbedaannya adalah bahwa peta menampilkan data secara grafis tanpa melibatkan basis data. Sedangkan SIG adalah suatu sistem yang melibatkan peta dan basis data. Dengan kata lain peta adalah bagian dari SIG. Sedangkan pada ArcView anda dapat melakukan beberapa hal yang peta biasa tidak dapat melakukannya. Perbedaan pokok antara Peta Analog dengan ArcView adalah bahwa Peta itu statik sedangkan ArcView dinamik. Peta Analog dibuat hanya untuk keperluan yang bersifat umum atau sudah ditentukan. Sebagai contoh, peta topografi menyajikan unsur-unsur yang general seperti kontur, sungai, jalan, dan sebagainya; Peta jalan menyajikan jalan dengan nama jalan, unsur-unsur yang penting di sekitar jalan, dan batas-batas jalan yang berfungsi sebagai indeks. Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa peta-peta tersebut memang dibuat untuk keperluan yang bersifat umum atau keperluan yang sudah ditentukan, dan tidak dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Di lain pihak, SIG berkemampuan untuk menyeleksi dan menampilkan informasi-informasi apa saja yang Anda perlukan, serta mampu mengkomposisikan unsur-unsur pada peta sesuai dengan keperluan anda. Dengan demikian ArcView mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan Peta Analog. Suatu komposisi peta di ArcView merupakan gabungan dari beberapa layer yang disusun secara bertumpuk. Umumnya disebut tema / entitas. Setiap tema merupakan layer yang dapat digabungkan untuk membentuk suatu peta, sehingga kita selaku pengguna (user) dapat menampilkan informasi geografis sesuai dengan kebutuhan. Secara praktis, Arc View biasa digunakan antara lain untuk : 1. 2. 3. 4. 5.

Digitasi data citra dari layer monitor (on screen digitizing) Reaktifikasi citra dengan bantuan ekstensi image analysis Editing tema dengan drag and drop atau cut and paste Editing tema dengan query item pada tabel Konvesri data dari ms-excel atau ms-access menjadi tema baru pada data spasial yang telah ada 6. Pembuatan kontur dengan bantuan ekstensi image analysis dan spasial analis 7. Pembuatan peta 3d dan perhitungan volume dengan bantuan 3d analysis 8. Pengubahan system proyeksi dengan projection utility

17

9. Kemudahan konversi data keperangkat lunak lain, seperti : AUTOCAD, ARC/INFO MAPINFO dsb

Karakteristik Arc View Secara garis besar ARCVIEW terdiri atas piranti-piranti dengan berbagai karakteristik sebagai berikut : 1. Graphical User Interface yang Bersifat Umum 2. User Interface dari "GUI" versi ArcView adalah identik dan dapat 'terbaca' pada semua plafform yang di support oleh ArcView. Sehingga user dapat dengan leluasa membuka data pada system (platform) yang berlainan. 3. Table Structure (Struktur Tabel) 4. Struktur data ArcView adalah identik dengan semua platform yang di support oleh ArcView. Data dapat dibuka dan dibaca oleh platform yang berbeda, dan dapat didistribusikan melalui network ke user lain tanpa diterjemahkan terlebih dahulu. 5. Grafik yang Diintegrasikan dengan DataBase (Basis Data) 6. Istilah yang paling tepat untuk menggambarkan ArcView adalah "geographic atau graphic database". 7. DataBase atau Map Selection 8. Dengan adanya integrasi grafik dengan basis datanya di ArcView, maka informasi dapat diketahui melalui seleksi basis data atau seleksi grafiknya. 9. Menampilkan Raster sebagai Background bagi Vektor 10. Image Raster, seperti Foto Udara, Peta hasil Scan atau Citra satelit dapat digunakan sebagai background peta (vektor). Sehingga penyajian peta akan tampak lebih bagus dan dengan presisi detail yang match dengan Raster sebagai background. Image raster dari aplikasi bitmap atau aplikasi lainnya juga dapat digunakan untuk menampilkan logo perusahaan di ArcView. Beberapa format raster yang dapat dibaca oleh ArcView dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1. Format ratser yang dapat dibaca pada program ARCVIEW

Tampilan Interface Arc View Diagram berikut menunjukkan komponen dari pengguna interface ArcView. 18

Gambar 4.1 Komponen Interface Arc View Icon / Button

Gambar 4.2 Beberapa Icon dalam bentuk Button

Tools

Gambar 4.3 Beberapa Icon Tools Beberapa istilah yang dijumpai dalam Software ArcView : a. Project :Tempat menyimpan file pada saat Anda sedang atau telah bekerja. 19

Setiap project tersimpan dalam file extention (*.apr). Setiap Project terdiri dari : • •

• • •

Views : Sebuah View merupakan data interaktif yang dapat digunakan untuk menampilkan hasil gambar, data tabel, dan analisis data yang terdiri dari satu atau beberapa buah layer atau tema informasi geografis. Tables : Berisi informasi yang menggambarkan tentang sekumpulan data yang terdiri dari informasi-informasi tentang obyek peta . Tabel disini berisi tentang data base dari informasi yang kita buat, tables ini bisa berupa informasi point, garis atau polygon Charts : Merupakan tampilan presentasi grafis dari informasi pada tabel. Layout : Merupakan tata letak untuk melihat segala macam “komponen yang dibuat pada ArcView”. Prinsip yang kita gunakan disini adalah prinsip kartografi. Scripts : Merupakan program yang ditulis dalam bahasa program ArcView.

b. Project Window : Merupakan “jendela kecil” (smaller window) yang berada di sebelah bawah dari “Jendela ArcView (ArcView window). “Untitled” pada Project Window nampak pada saat pertama kali Anda membuka ArcView. • • • •

.Layer Tema/Theme susunan Atribut (terbaca secara Feature polygon.

: Informasi yang menggambarkan sebuah obyek. : Gabungan dari beberapa layer yang membentuk suatu peta : Informasi yang menggambarkan keadaan “field” vertikal) dari sebuah layer / theme) : Sebuah kenampakan, terdiri dari point, garis, maupun

Memulai Arc View Untuk memulai Arc View, buka melalui start menu pada program manager atau klik dua kali icon pada toolbar windows. Tampilan akan terlihat seperti pada gambar 4.1. 20

Gambar 4.1. Tampilan awal ARCVIEW GIS Arcview kemudian akan memberikan opsi kepada anda (Gambar 4.2) apakah akan membuka project yang sudah ada, atau memulai kerja dengan blank project. Default pilihan opsi ini adalah view yang baru

Gambar 4.2. Opsi pembukan ARCVIEW GIS Pada Welcome to ArcView GIS box (selanjutnya ditulis dalam bentuk [ ]) Create New Project : • With a New View : digunakan untuk memulai view baru • As a blank project : digunakan untuk memulai view baru • Open an existing project : digunakan untuk membuka view yang telah ada (sudah dikerjakan sebelumnya). Jika anda memilih default, maka kemudian akan ditampilkan konfirmasi mengenai penambahan data pada view (Gambar 4.3)

21

Gambar 4.3. Konfrmasi penambahan data pada view Klik yes pada Gambar 4.3 akan didapatkan view baru seperti pada Gambar 4.4. Cara lain untuk membuat view baru;

Gambar 4.4. Tampilam view baru Sebaiknya setiap memulai pekerjaan dengan Arc View, anda mentapkan suatu directory. tertentu untuk menyimpan hasil. Dengan cara aktifkan menu file dan pilih set working directory(gambar 4.5)

Gambar 4.5 Penentuan direktori kerja Ketik nama direktori kerja anda pada kolom isian dan klik ok bila telah selesai

isi nama directory kerja disini

Gambar 4.6. Cara mengisi nama directory kerja Jika pada Gambar 4.2. anda memilih open an existing project maka anda akan masuk pada membuka file-file yang telah ada, maka arahkan ke directory kerja anda misal : C:\latihan, kemudian klik dua kali pada file dengan extensi .apr, misalnya “final.apr” 22

seperti pada Gambar 4.7

Gambar 4.7. Cara mengisi nama directory kerja Menutup Arc View 1. Menu File 2. Exit atau klik icon X pada sebelah kanan atas atau Tekan Alt + F4.

23

Bekerja Dengan Theme (Tema) / Layer Dalam menjalankan ArcView, kita harus membuat layer yang diistilakan dengan theme pada Arc View dengan mengklik Icon (seperti pada gambar 4.8). Penambahan tema atau membuat tema baru Setelah anda klik ganda icon di atas anda akan diminta untuk memilih satu atau sejumlah direktori data (gambar 4.9). Bila hanya ada satu tema cukup meklik ganda satu tema saja, tetapi jika anda akan menambahkan beberapa tema maka anda dapat memilih dengan kombinasi kunci ctrl dan shift dengan klik kiri mouse. Untuk Menambah Theme baru

Gambar 4.8. Pemilihan theme dari direktori data

Format Shp.

Format File Gambar, seperti Jpg, Bmp, Tiff

Gambar 4.9. Penempatan theme pada Direktori Dicentang/cek pada box

Gambar 4.10. Penempatan theme dalam View 24

Selain menambah theme. Dalam bentuk shp, theme juga dalam bentuk ekstensi gambar seperti JPEG.

Gambar 4.11. Ekstensi untuk peta dalam bentuk JPEG Setelah itu :

Gambar 4.12. Ekstensi untuk peta dalam bentuk JPEG

25

Dicek dulu baru muncul petanya

Gambar 4.13. Tampilan Peta dalam format JPEG dalam View Membuat Theme baru Dalam proses mendigitasi, pertama-tama harus membuat suatu folder kerja, folder kerja tersebut dapat dibuat di drive C atau D sbb. Contoh C:\ latihan\Shp. sebagai tempat menyimpan file digitasi. Setelah itu aktifkan menu File-Set Working Direktory (lihat gambar4.14)

Gambar 4.14. Menentukan lokasi file kerja

26

Selanjutnya buka View – New Theme (lihat gambar 4.15) digunakan untuk membuat theme baru.

Gambar 4.15. Menentukan tipe feature yang dipakai dalam peta

Theme-theme baru tersebut bisa dalam bentuk point, Line serta Polygon, sebagai berikut: 1) Point (titik) : digunakan untuk memunculkan simbol Contoh : titik menara, Titik ketinggian, lokasi industri, dsb. 2) Line : digunakan untuk membuat garis, dapat berbentuk sebagai polygon atau tidak. Contoh : batas administrasi, jalan, sungai, dsb. 3) Polygon : digunakan untuk membentuk suatu area yang tertutup dengan batas yang jelas. Contoh : jenis vegetasi, area, penggunaan lahan. Pada waktu anda membuat theme baru anda harus memilih salah satu opsi diatas, seperti pada Gambar 4.7 Membuat feature tipe point a. Lakukan seperti gambar 3.7, simpan pada directory C:\Pelatihan\Shp\ b. Beri nama coba.shp c. Untuk membuat simbol, klik

27

Gambar 4.16. Cara pembuatan tema dengan tipe feature point d. Merubah warna simbol : 1. Klik 2x (kiri atau kanan) coba.shp atau klik icon Edit Legend 2. [Legend editor]; klik 2x Simbol 3. [Color Pallete] 4. Apply

Gambar 4.17. Merubah warna symbol e. Memberi nama label : • Klik 2x coba.shp • [Legend editor]; Label • Apply f. Pemberian Theme Table : • Menu Theme; • Table… • [Attribute of Coba.shp] • pilih menu Table, Start Editing • kemudian edit dengan memilih icon • Ganti ID dengan angka 1, 2, 3, 4, … • pilih menu edit, stop editing Save edit

Gambar 4.18. Prosedur pemberian label

28

g. Mengubah tampilan simbol : 1. Secara keseluruhan : • Klik 2x Symbol • [Marker Pallete] • Apply 2. Per obyek : • Legend Type • Unique Value • Values Field; ID • Symbol • [Marker Pallete] • Apply Membuat feature tipe line Dari gambar 4.15. (pilih line) a. Beri nama, garis.shp b. Membuat garis, klik icon seperti pada gambar 4.19.

Gambar 4.19. Prosedur pembuatan feature line (garis) c. Merubah warna garis : • Klik 2x garis.shp • [Legend editor]; klik 2x Simbol • [Color Pallete] • Apply d. Memberi nama garis : • Klik 2x garis.shp • Label 29

• Apply e. Mengubah tampilan garis : • Klik 2x Symbol • [Pen Pallete] • Apply Membuat feature tipe polygon Membuat theme baru seperti Gambar 4.15 (pilih polygon) a. b. c. d.

Beri nama, bingkai.shp Membuat polygon Save dengan nama poligon C:\latihan\Shp Merubah warna polygon : • Klik 2x bingkai.shp • [Legend editor]; klik 2x Simbol • [Color Pallete] • Apply e. Menghilangkan warna polygon : • Klik 2x bingkai.shp • [Legend editor]; klik 2x Simbol • [Fill Pallete] • Apply f. Memberi nama polygon : • Klik 2x polygon.shp • Label dan Apply

Membuat bingkai segiempat

Membuat polygon bebas

Membuat bingkai lingkaran Menambah poligon Menyambung dua polygon

30

Gambar 4.20. Prosedur pembuatan feature tipe polygon Beberapa menu tampilan pada View Setiap data spasial yang digunakan haruslah memiliki system gratikul atau grid. Apabila data tersebut tidak diproyeksikan kedalam system tertentu , maka Arcview akan memberikan nilai default decimal degree sebagai unit Mapnya. Komponen Map ini akan mempengaruhi view, di layer tampilan seperti pada gambar 4.21 dan gambar 4.22

Gambar 4.21. Zoom theme yang sedang aktif

31

Gambar 4.22. Menampilkan keseluruhan data Menyimpan Hasil Kerja pada Project a. b. c. d.

Klik Icon Save Project Menu File Save Project atau Ctrl + S (dalam format ekstensi *.apr) Ok.

Setiap kali file “themes” yang disimpan pada ArcView selalu terbagi dalam tiga format, yaitu: • *.dbf : digunakan untuk database • *.shp : file ArcView (digunakan untuk mentransfer ke dalam ArcInfo) Membuka Tabel Menu tabel salah satu poject dalam Arc View GIS, kegunaannya sebagai Basis data spasial, Sebelum bekerja dalam Tabel terlebih dahulu kita membuka view, karena table tidak akan aktif sebelum buka view. prosedur membuka tabel sebagai berikut : • Klik Icon Open Theme Table prosedur seperti pada Gambar 4.23 •

[Attribute of *.shp]

Terdapat dua buah kolom masing-masing : shape dan ID X Point untuk Point X Polyline untuk Line X Polygon untuk Polygon

32

Klik untuk mengaktifkan tabel

Pastikan theme yang akan dibuka tabelnya

Gambar 4.23. Cara mengaktifkan menu tabel pada Arcview GIS Selanjutnya akan terbuka menu tabel seperti pada Gambar 4.23 pada menu tabel ada beberapa opsi yang sering digunakan, seperti untuk perhitungan (Calculate), Query Builder dll. Menu-menu ini yang digunakan dalam analisis spasial Sistem Informasi Geogafis.

33

Calculate Query Builder

Contoh Tabel

Gambar 4.24. Beberapa opsi menu tabel Salah satu kegunaan tabel disini adalah untuk pemberian ids (identifikasi) dari titik, garis dan polygon. Tanpa pemberian ids, feature (titik, garis dan polygon) tidak dapat di identifikasi. Ids ini juga diperlukan dalam manipulasi coverage, sehingga dapat ditambahkan infomasi-informasi yang diperlukan untuk analisis. titik dapat merupakan gambaran suatu lokasi suatu kota, atau lokasi yang lain, garis menggabarkan suatu sungai, jalan atau batas administrasi, polygon menggambarkan penggunaan lahan, jenis tanah tipe iklim dll. Maka dari itu ids berfungsi untuk penamaan dan pemberian informasi tambahan dalam suatu coverage. Proses pembuatan ids mengikuti langkah-langkah berikut. Menambahkan Field Anda dapat menambah field/kolom pada tabel yang ada dengan prosedur sebagai berikut : • •

Buka Menu Table (seperti pada gambar 4.23 dan 4.24) Start Editing; (Icon Edit aktif) 34

• • • • • • •

Menu Edit Add Field [Field Definition] (hingga didapatkan seperti pada gambar 4.25) Name : Nama Field (Kolom) Type : Jenis (Number, String, Boolean, Date) Width : Lebar Field Decimal Places : angka/digit dalam decimal

Gambar 4.25. Contoh penambahan field. Menambahkan Record • • • •

Menu Table Start Editing Menu Edit Add Record atau Ctrl + A

Gambar 4.26. contoh penambahan record

Modifikasi Tabel • • •

Menu Table Properties (seperti pada gambar 4.27) [Table Properties]  Title : Nama Tabel 35

 Creator : Pembuat  Visible : mengaktifkan field.  Alias : Untuk mengganti nama field

Setiap field yang di centang akan aktif pada menu tabel.

Gambar 4.27. Tabel Properties untuk memodifikai tabel yang aktif

Menambahkan Table Data yang akan ditampilkan sudah terlebih dahulu dibuat dalam tables • • • •

Tables; Add Pada file name, pilih file dalam format *.dbf (seperti pada Gambar 4.28) Pastikan berada dalam direktori (C:\ atau D:\) List Files of Type: dBASE (*.dbf)

Gambar 4.28. Penampilan menu add table

Menggabungkan Tabel ArcView dapat melakukan penggabungan dari beberapa tabel. Syaratnya salah satu nama fieldnya harus sama. Dengan prosedur sebagai berikut (contoh gambar 4.29) : • Aktifkan masing-masing tabel yang akan digabung (join). 36

• •

Klik tiap-tiap field Table; Join atau Ctrl + J

Gambar 4.29. Contoh penggabungan tabel Jika ingin membatalkan tabel yang telah digabung dapat dilakukan dengan posedur sebagai berikut : • • •

Aktifkan tabel yang sudah digabung Table Remove All Joins

Bekerja dengan Tabel dan View Tabel dapat digunakan untuk mengidentifikasi “themes feature” : seperti pada gambar 4.30. warna kuning pada tabel adalah obyek yang deselect pada view. prosedurnya sebagai berikut : •

Memilih record (keadaan aktif record ditandai dengan warna background kuning). Bandingkan tampilan tersebut pada View.

37

Gambar 4.30. Tampilan view dan tabel sekaligus



Menggunakan atribut yang berasal dari tabel, seperti pada gambar 4.31  Klik icon Query Builder  Klik 2x Item yang berada di Fields  Pilih icon  Klik 2x Item yang berada di Values  Klik Add To Set

Gambar 4.31. opsi menu query untuk mencari atau identifikai obyek Menyimpan hasil kerja pada Table : • • • •

Menu Table Save Edits [Save Edits] Yes.

38

FUNGSI ANALISIS DATA GEOSPASIAL Operasi Geoprocessing Fungsi analisis dan modeling dengan menggunakan ekstension Geoprocessing. Aktifkan ekstension geoprocessing dengan cara pilih menu File-ekstensions.. lalu beri centang pada box geoprocessing.

Gambar 5.1 Ekstension Geoprocessing a. Dissolve Proses dissolve akan menggabungkan feature yang berada dalam satu theme berdasarkan nilai dari attribute yang telah ditentukan. Proses ini akan mengumpulkan beberapa feature yang mempunyai nilai yang sama pada sebuah attribute yang telah ditentukan.

Gambar 5.2 Proses Dissolve b. Merge Merge merupakan suatu proses untuk membuat satu theme yang mengandung feature yang berasal dari dua atau lebih theme. Dengan kata lain, proses ini akan menambahkan feature dari dua atau lebih theme kedalam sebuah theme. Dalam proses ini, attribute yang mempunyai nama yang sama akan tetap di simpan dan digunakan.

Gambar 5.3 Proses Merge c. Clip Clip merupakan suatu proses untuk membuat suatu theme baru dengan mengoverlay-kan feature dari dua buah theme. Salah satu dari dua theme tersebut haruslay merupakan polygon theme yang disebut “overlay theme”. Proses clip 39

menggunakan sebuah clip theme yang berfungsi sebagai “cookie cutter” untuk mengclip sebuah input theme, namun dalam prosesnya tidak mengubah attribute theme tersebut.

Gambar 5.4 Proses Clip d. Intersect Proses intersect digunakan untuk mengintegrasikan dua buah spasial data. Dalam prosesnya sebuah input theme akan integrasikan dengan sebuah overlay theme untuk menghasilkan sebuah output theme. Output theme mengandung feature dari overlay theme dan hanya feature dari input theme yang “overlaid” dengan feature dari overlay theme. Feature lainnya akan dihilangkan.

Gambar 5.5 Proses Intersect e. Union Proses union akan menghasilkan sebuah theme baru dengan mengoverlaykan dua buah polygon theme yang mengandung seluruh feature dan attribute (full extent) dari dua buah polygon.

Gambar 5.6 Proses Union f. Assign Data by Location Proses Assign Data by Location akan melakukan sebuah spasial join dari dua buah theme yang ditentukan berdasarkan hubungan spasial (spatial relationship) antara feature dari kedua buah theme tersebut.

Gambar 5.6 Proses Assign Data by Location 40

Bekerja dengan Buffer Buffer merupakan pemodelan spasial yang dibangun dengan arah ke luar dan atau ke dalam untuk melindungi elemen-elemen spasial yang berupa titik, garis atau polygon. Aktifkan create buffer dengan Theme-Create Buffer…

Gambar 5.7 Operasi Buffer Pemasukkan data pengukuran (GPS) Salah satu metode pemasukan data dalam SIG adalah dengan menggunakan spereadsheet. a. Input data pengukuran (GPS) Buka file Data GPS.xls pada folder C:\latihan\Data Pengukuran lalu simpan (save as) data hasil pengukuran tersebut ke dalam format *.txt (delimited text) atau *.dbf IV (dbase IV). b. Menambahkan table koordinat Pada program Arcview, input data dengan fasilitas add table.

Gambar 5.9 Add Table c. Menampilkan ke dalam view.

41

Gunakan menu View-Add Event Theme akan muncul kotak dialog add event theme. Lalu isilah items nama table “data gps” , field yang mempresentasikan absis “X” dan field yang mempresentasikan ordinat “Y”. lalu tekan ok.

Gambar 5.10 Menampilkan titik-titik koordinat ke dalam view

42

VI. BAKERJA DENGAN LAYOUT Sistem Proyeksi Pada Theme a. Mengecek system proyeksi Salah satu ciri dari data spasial adalah terdefinisi secara geografi, artinya mempunyai titik koordinat. Seringkali kita menggunakan data spasial dari berbagai sumber. Untuk dapat menampilkan skala yang akurat, persyaratan yang diminta Arc View adalah keseragaman proyeksi data spasial yang di tampilkan pada layer view. Anda dapat mengecek kelengkapan proyeksi data spasial dengan mengaktifkan properties pada menu view.

Gambar 6.1. Pengaktifan fungsi Properties pada menu view View properties berisi sejumlah keterangan mengenai data spasial yang sedang aktif. Bila data anda bukan merupakan data proyeksi maka pada nilai map unit akan memperlihat data unknown demikian pula pada distance unit. Arcview system gratikulnya lebih familiar dinyatakan dengan derajat decimal (decimal degrees), jika anda tidak memproyeksikan data yang digunakan maka tetapkallah map unitnya sebagai decimal degrees.

Gambar 6.2. Beberapa komponen view properties

Gambar 6.3. Kategori dan tipe proyeksi Dasar-dasar kartografi 43

Kartografi adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat peta dan grafik atau ilmu yang mempelajari tentang peta, dokumen ilmiah dan karya seni. Termasuk di dalamnya adalah kartografi digital. Hal-hal yang penting dalam pembuatan peta Dengan banyaknya kemudahan yang diberikan oleh perangkat lunak SIG, proses pembuatan peta menjadi sangat mudah, termasuk di dalamnya kemudahan untuk memenuhi standard yang ada. Untuk itu, berikut disampaikan standard peta yang baik: • Menampilkan suatu lokasi dan/atau atribut. • Menampilkan suatu hubungan, baik antar lokasi (jarak), antar atribut (suhu vs vegetasi), antara lokasi dan atribut (produksi dan distribusi), dan antar atribut hasil penghitungan (income per capita). • Mempunyai skala atau referensi untuk orientasi jarak atau lokasi. • Mempunyai informasi mengenai koordinat atau sistem proyeksi yang digunakan. • Menggunakan tanda-tanda atau simbologi yang sistematik. • Mempunyai informasi tekstual seperti judul atau legenda. Membuat layout peta Layout (tata letak) peta di design dengan menggunakan software Arcview. Adapun langkah-langkah layout peta, ada hal yang menjadi pehatian dari permaslahan ini yaitu bahwa kita dituntut untuk selalu kreatif dalam membuat suatu peta (kartografi) yang menarik perhatian atau mudah digunakan user, memiliki nilai estetika, dapat membuat symbol yang mewakili segala obyek dalam peta, dan beberapa hal lain yang erat kaitannya dengan kaidah kartografi. Langkah-langkah umum sebagai berikut a. Mempersiapkan layout dalam ukuran yang sebenarnya • Aktifkan window project dan pilih ikon Layout, dan klik New. Layout kosong akan muncul di layar. • Untuk mengatur ukuran kertas yang akan digunakan, pilih Layout – Page Setup dari menu utama. Dari daftar ukuran kertas, pilih ukuran yang anda inginkan, dalam hal ini pilih A4. Dengan sendirinya unit ukuran akan berganti menjadi cm. Anda juga bisa mengatur margin dari layout, yang digambarkan dengan garis biru yang mengelilingi layout; garis ini hanya berfungsi sebagai tanda di layar dan tidak akan dicetak. Ganti orientasi kertas menjadi Landscape dan klik tombol OK.

44

Gambar 6.4 Pengaturan Page Setup Pada Layout •

Untuk mengganti jarak dan sifat grid lainnya, pilih Layout – Properties dari menu utama. Seperti halnya margin, titik-titik grid juga tidak akan muncul pada saat dicetak.

b. Menambahkan komponen utama peta •





Kalau kita hendak membuat peta yang baik, ada beberapa komponen utama yang harus ada pada setiap peta: peta itu sendiri (yang ditampilkan oleh View), legenda (yang ada pada daftar isi), skala, dan arah mataangin. Berikut akan kita pelajari bagaimana menambahkan komponenkomponen tersebut pada layout yang telah kita persiapkan di atas. Tambahkan komponen grafis peta dengan cara mengaktifkan window Layout dan klik tombol yang terdapat pada ikon di bagian View Frame . Letakkan kursor di tempat yang diinginkan dan drag mouse sampai pada ukuran yang dikehendaki. Pada dialog View Frame Properties yang muncul, isikan informasi yang diinginkan. Tuliskan nama View yang akan ditampilkan pada peta dan informasi lain. Tambahkan komponen legenda, dengan mengklik tombol yang berada View Frame ikon. Letakkan di tempat yang diinginkan dan muncul dialog Legend Frame Properties dan isikan nama View Frame yang diinginkan.

45

Gambar 6.5 Menambahkan Komponen Grafis Peta •

Dalam merancang layout, grid layout ditampilkan untuk menolong anda. Untuk menambahkan grid Lat/Lon maupun lainnya, aktifkan extenstion Graticule and Measured Grid melalui File–Extension, pilih yang diinginkan dan klik OK. Klik tombol Graticule and Measured Grid maka akan muncul kotak dialog.

Gambar 6.6 Menambahkan Grid pada Layout

46



Tambahkan komponen skala dengan mengklik tombol yang berada pada View Frame ikon juga. Letakkan di tempat yang diinginkan dan isikan informasi pada dialog Scale Bar Properties yang muncul, lalu pilih frame view yang anda inginkan lalu klik ok.

Gambar 6.7 Menambahkan Skala Angka dan Batang pada Peta •

Tambahkan komponen legenda dengan mengklik tombol yang berada pada View Frame ikon juga. Drag di tempat yang diinginkan lalu pilih frame view yang anda inginkan lalu klik ok.

Gambar 6.8 Menambahkan Legenda •

Tambahkan komponen arah mata angin. Kilk tombol tempat yang diinginkan.

dan letakkan di

Gambar 6.9 Menambahkan Arah Mata Angin 47

c. Menambahkan komponen lain •

Selain komponen utama di atas, ArcView juga menyediakan beberapa informasi yang dapat di tampilkan dalam layout yang akan dibuat. Fasilitas untuk menambahkan komponen-komponen ini tersedia pada ikon di bawah View Frame.



Untuk menambahkan Chart, gunakan tombol seperti di atas.

dengan cara yang sama



Untuk menambahkan Tabel, gunakan tombol

juga dengan cara yang

sama. •

Yang terakhir adalah fasilitas yang disediakan untuk menambahkan komponen gambar atau grafis lainnya dengan menggunakan tombol .



Untuk menambahkan text, gunakan tombo-tombol



Jika diinginkan untuk mengubah layout yang sudah ada, pastikan bahwa hal tersebut dikerjakan pada saat ikon aktif.



Untuk membuat batas di sekeliling peta, gunakan tombol yang akan menghasilkan kotak empat panjang. Jika anda ingin melengkapi pembatas dengan graticule, anda memerlukan extension tambahan pada ArcView yaitu Graticule and Measured Grids.



Anda bisa menyimpan layout ini sebagai template referensi dengan memilih Layout – Store As Template, dan beri nama sesuai dengan yang dikehendaki.



Jika tampilan peta pada layout sudah sesuai dengan yang diinginkan, peta siap untuk dicetak. Klik File, lalu Print Setup. Pilih printer dan tekan OK (lihat gambar di pojok kanan atas).

Simpan hasil kerja anda dengan mengklik tombol menu utama File – Save Project.

atau dengan memilih dari

48

Related Documents

Modul Gis Sku
April 2020 20
Sku
April 2020 20
Gis
May 2020 35
Gis
October 2019 50
Gis
October 2019 48
Gis
July 2019 45

More Documents from ""

Visi Dan Misi Soiler
April 2020 27
Ham Ran
April 2020 27
Bahan Organik
April 2020 33
Pupuk Organik
April 2020 29
Kelompok 13 Soiler's
April 2020 24