Modul Anat Eksterna.pdf

  • Uploaded by: silvana
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul Anat Eksterna.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 8,912
  • Pages: 41
Buku Panduan Praktikum Anatomi Copyright © 2016 Laboratorium Anatomi FK UNSOED

Tim Penyusun : Melan Mulyana (Koordinator) Agus Hariyanto Muhamad Ikbal Supak Silawani Nessyah Fatahan Manggala Sariputri Aprianti Nur Hasanah Elok Nurfaiqoh Qonita Wachidah Aristi Intan Soraya

Editor Asisten Nessyah Fatahan Melan Mulyana

Editor dr. Fitranto Arjadi, M.Kes

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penyusun.

3

PENDAHULUAN

Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan hubungannya dengan bagian tubuh lain manusia secara makroskopis. Ilmu anatomi akan menunjang ilmu kesehatan lainnya hubungannya dengan manusia sebagai subjek kegiatan ilmu kesehatan. Dalam menjalankan kegiatan rutinnya yang berkaitan dengan tindakan terhadap pasien, seorang dokter, perawat, dan paramedis lainnya butuh penguasaan dan pengetahuan dalam identifikasi struktur tubuh manusia. Sehingga demikian, kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan kemedisan saat melaksanakan tindakan dapat diminimalisasi bahkan dihindari. Anatomi merupakan ilmu kedokteran yang memiliki karakteristik penggunaan bahasa latin dalam istilah-istilah organ dan struktur organ baik istilah posisi maupun nama organnya. Tujuan penggunaan bahasa latin ini untuk menyamakan persepsi anggota tim medis dalam mengidentifikasi struktur tubuh yang dimaksud sehingga setiap anggota tim medis dapat mengerti dan menghindari kesalahan persepsi terutama saat pencatatan dan dokumentasi tindakan medis. Selain itu, tim medis lain dapat mengerti persepsi yang sama jika catatan harus dipindah tangankan ke anggota tim medis lainnya dalam rujukan. Peranan anatomi yang penting dalam kegiatan medis inilah yang melatarbelakangi pembuatan modul anatomi oleh Laboratorium anatomi. Modul ini diharapkan dapat mempermudah kegiatan pembelajaran anatomi di laboratorium sehingga praktikan dapat mengefisiensikan

waktu

praktikum.

Selain

memudahkan

praktikan,

hal

ini

juga

memepermudah asisten laboratorium anatomi.

Penyusun

4

DAFTAR ISI

Pendahuluan Daftar Isi Tata Tertib Praktikum Anatomy system: I.

Integument System .................................................................................................... 6

II.

Skeletal System ............................................................................................................ 7

III.

Muscle System ........................................................................................................... 11

IV.

Endocrine System ..................................................................................................... 15

V.

Sensory Functions .................................................................................................... 18

VI.

Nervous System ......................................................................................................... 20

VII. Respiratory System .................................................................................................. 22 VIII. Cardiovascular System ............................................................................................ 26 IX.

Digestive System........................................................................................................ 29

X.

Urinary System.......................................................................................................... 35

XI.

Reproductive System............................................................................................... 40

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 41 Istilah – istilah Anatomi ……………………………………………………… 37

5

TATA TERTIB PRAKTIKUM A. Ketentuan umum bagi seluruh peserta praktikum adalah sebagai berikut: 1. Harus sudah hadir di Laboratorium Anatomi 5 menit sebelum waktu praktikum. Terlambat lebih dari 10 menit dilarang mengikuti praktikum, kecuali dengan izin khusus. 2. Wajib memakai jas praktikum, dilengkapi dengan tanda pengenal. Memakai dan melepaskan jas praktikum harus di luar ruangan. 3. Wajib memakai sepatu selama praktikum, berpakaian rapi dan sopan (tidak memakai kaos oblong, rok mini bagi wanita). 4. Dilarang berkuku panjang 5. Rambut untuk pria tidak panjang dan disisir rapi, untuk wanita yang berambut panjang diikat ke belakang. 6. Peserta praktikum harus membawa perlengkapan yang dibutuhkan: a. Alat tulis b. Handschoen & Masker (tergantung kebutuhan) 7. Peserta praktikum harus sudah mengerti tentang rencana yang akan dikerjakan selama praktikum dan telah siap dengan teori dan gambar yang diperlukan selama praktikum B. Ketentuan selama praktikum: 1. Tiap kelompok menghadapi 1 meja preparat (kadaver atau preparat lepas). 2. Tiap kelompok bergiliran mempelajari kadaver/ preparat lepas dari satu meja ke meja secara bersama-sama dengan alokasi waktu yang telah disepakati. 3. Peserta praktikum mendapatkan bimbingan dari asisten mahasiswa yang bertugas pada meja preparat yang bersangkutan. 4. Kadaver sebagai “guru diam” mahasiswa, harus diperlakukan selayaknya. 5. Peserta praktikum dilarang mengambil gambar menggunakan HP atau alat yang lainnya di laboratorium anatomi. 6. Peserta praktikum dilarang diharapkan menonaktifkan bunyi HP. 7. Tiap kelompok bertanggungjawab penuh atas kerusakan kadaver/ preparat selama praktikum. 8. Peserta praktikum tidak diperkenankan mengambil sendiri atau meminjam alat/ bahan/ sarana praktikum kecuali atas seijin dosen pengampu. 9. Peserta praktikum wajib menjaga ketertiban, ketenangan dan kebersihan ruang laboratorium selama praktikum. 10. Peserta praktikum dilarang merokok. C. Ketentuan Lain 1. Peserta praktikum wajib mematuhi peraturan yang berlaku yang dibuat Laboratorium Anatomi FK UNSOED 2. Peserta praktikum yang melanggar ketentuan tersebut tidak diperbolehkan mengikuti praktikum 3. Tiap kelompok mendapatkan 1 dosen pembimbing untuk berkonsultasi jika terdapat kesulitan dalam pembelajaran

6

I.

INTEGUMENT SYSTEM

1. Epidermis: a. Stratum corneum, mengelupas secara periodik b. Stratum lucidum c. Stratum granulosum, tempat pembentukan keratin d. Stratum spinosum, aktif membelah e. Stratum germinativum/basale, terdapat pigmen melanin 2. Dermis Antara dermis dan epidermis terdapat plexus papillaris (papillary plexus). Pada dermis terdapat folikel rambut, glandula sebacea (sebaceous gland), glandula sudorifera (sweat gland), musculus arector pili, pembuluh darah, pembuluh limfe, dan serabut saraf. a. Stratum papilare (papillary layer), membentuk tonjolan ke epidermis yang disebut papillae dermis. Terdapat corpusculum Meissner (Meissner’s/tactile corpuscles) dan kapiler. b. Stratum reticulare (reticular layer), terdapat glandula sebacea, glandula sudorifera, corpusculum Vater Ruffini, corpusculum Vater Krausse, dan corpusculum Vater Pacini (Pacinian/lamellated corpuscles) Aplikasi klinis: 1) Berbagai derajat combustio 2) Vater Pacini: reseptor tekanan Vater Meissner: reseptor sentuhan Vater Ruffini: reseptor panas Vater Krausse: reseptor dingin 3. Fascia superficialis/hypodermis (subcutaneous layer), memisahkan integumen dari otot dan tulang. Hypodermis dan dermis dibatasi oleh plexus cutaneus (cutaneous plexus). Terdapat jaringan ikat longgar, paniculus adiposus (adipose tissues) dan pembuluh darah besar. Aplikasi klinis: injeksi subcutan KUKU (UNGUIS; NAIL) Struktur-struktur pada unguis: 1. Matrix unguis (nail bed), epidermis di bawah corpus unguis 2. Radix unguis (nail root), tidak terlihat, dekat dengan tulang 3. Corpus unguis (nail body), bagian kuku yang terlihat 4. Cuticula/eponychium (cuticle), berbatasan dengan stratum korneum, unguis bagian proksimal 5. Hyponichium, stratum korneum yang menebal di inferior unguis distal 6. Lunula, bagian yang berwarna pucat

7

II. SKELETAL SYSTEM A. Klasifikasi tulang * a. Diaphyse b. Epiphyse c. Metaphyse d. Cartilago articularis

e. Os compacta (cortex) f. Os spongiosa (medulla) g. Periosteum

B. Skeleton 1. Skeleton Axiale a. Caput (pelajari tulang-tulang di caput yang dicetak tebal) 1) Tulang-tulang tempurung kepala (ossa cranium/neurocranium)  8 buah a) Os occipitalis (1 buah) b) Os parietalis (2 buah) c) Os frontalis (1 buah) d) Os temporalis (2 buah) e) Os sphenoidalis (1 buah) f) Os ethmoidalis (1 buah) 2) Tulang-tulang wajah (ossa facialis/viscerocranium)  14 buah a) Os nasalis (2 buah) b) Os maxillaris (2 buah) c) Os zygomaticum (2 buah) d) Os mandibularis (1 buah) e) Os vomer (1 buah) f) Os lacrimalis (2 buah) g) Os palatine (2 buah) h) Conchae nasalis inferior (2 buah) 3) Sutura : persendian fibrosa antara kedua tulang yang tidak memungkinkan adanya pergerakan  persendian antara tulang-tulang cranium a) Sutura coronalis (antara os frontalis dan os parietalis) b) Sutura sagitalis (antara kedua os parietal) c) Sutura lambdoidea (antara os parietal dan os occipital) d) Sutura squamosa (antara os parietal dan os temporal) b. Collum Tulang-tulang di leher (bagian dari ossa vertebrae / tulang belakang), disebut os vertebralis pars cervicalis – Terdiri dari 7 ruas tulang, dan memiliki ke-khas-an: 1) Columna vertebrae cervicalis 1 (C1)  disebut “atlas” 2) Columna vertebrae cervicalis 2 (C2)  disebut “axis” 3) Columna vertebrae cervicalis 7 (C7)  disebut “vertebrae prominens” c. Thorax 1) Os. costae a) Costae verae /true ribs/vertebrosternal ribs : costa I-VII b) Costae spuriae/false ribs/vertebrocondrial ribs : costa VIII-X c) Costae fluctuantes/ vertebral ribs : costa XI-XII 2) Os sternum a) Manubrium sterni, terdapat struktur angulus sterni (ludovici) dan incisura jugularis b) Corpus sterni c) Processus xiphoideus

8

d. Columna vertebralis 1) Columna vertebralis pars cervicalis : vertebrae cervicales I-VII 2) Columna vertebralis pars thoracica : vertebrae thoracicae I-XII 3) Columna vertebralis pars lumbalis : vertebrae lumbales I-V 4) Os sacrum : vertebrae sacrales I-V 5) Os coccygis : vertebrae coccygeae I-IV Bagian-bagian vertebrae * a. Corpus vertebrae b. Processus transversus c. Processus spinosus d. Foramen vertebrale Penghubung antar vertebrae = Discus intervertebralis Di dalam foramen vertebrale terdapat medulla spinalis (sistem syaraf pusat) 2. Skeleton appendiculare a. Membri superior 1) Regio a) R. deltoid b) R. brachium c) R. antebrachium d) R. manus 2) Skeleton a) Os. clavicula b) Os. scapula c) Os. humerus d) Os. radius e) Os. ulna f) Tulang di regio manus : Ossa. Carpi, Ossa. Metacarpi, Ossa digitorium (Phalanx proximalis, Phalanx media, Phalanx distalis) 3) Articulatio * Articulatio acromioclavicularis, articulatio humeri, articulatio cubiti (articulatio humeroradialis, articulatio humeroulnaris, articulatio radioulnaris proximalis), articulatio radioulnaris distalis, articulatio radiocarpalis, articulatio mediocarpalis, articulationes carpometacarpales, articulationes metacarpophalangeales, articulationes interphalangeales proximales, articulationes interphalangeales distales b. Membri inferior 1) Regio a) Femur b) Genu c) Cruris d) Pedis 2) Skeleton a) Os. Femur b) Os. Tibia c) Os. Fibula d) Ossa. Tarsal e) Ossa. Metatarsal f) Ossa. Digitorum (Phalanx proximalis, Phalanx media, Phalanx distalis) 3) Articulatio a) Articulatio coxae

9 b) Articulatio genu c) Articulatio pedis c. Pelvis Pelvis terdiri atas : Bagian keras  tulang Bagian lunak  ligamenta dan otot 1. Tulang panggul Terdiri dari 4 tulang, yaitu os coxa (ossa coxae) 2 buah, os sacrum (sacrum), dan os coccygeus (coccyx). Ossa coxae terbagi menjadi 3 zona, yaitu: 1. Os ilium (ilium), terletak di atas 2. Os ischium (ischium), terletak di bawah dan pada permukaan lateral ischium dextra dan sinistra terdapat acetabulum yang berartikulasi dengan caput os femur. Pada os ischium juga terdapat spina ischiadicae 3. Os pubis (pubis), bergabung menjadi tulang rawan fibrosa yang disebut symphisis ossis pubis (pubic symphisis). 2. Pintu panggul , terbagi menjadi 3 pintu, yaitu : a. Pintu atas panggul (PAP) atau Apertura Pelvis Superior Batas-batas : 1. Promontorium os sacrum 2. Linea terminalis/illeopectinea 3. Tepi atas symphisis ossis pubis b. Pintu tengah panggul (bidang sempit panggul) Batas-batas : 1. Os Sacrum 4-5 2. Spina ischiadicae 3. Tepi bawah symphisis ossis pubis c. Pintu bawah panggul atau apertura pelvis inferior Terdiri dari dua segitiga dengan dasar sama yaitu: 1. Segitiga bagian depan : - Tepi bawah symphisis os pubis - tuber ischiadicum 2. Segitiga bagian belakang : - Ujung os.coccygeus - tuber ischiadicum 3. Ruang panggul Pelvis terbagi menjadi 2 ruang : a. Pelvis major (false/greater pelvis) b. Pelvis minor (true/lesser pelvis) 4. Ukuran-ukuran panggul a. Conjugata vera = 11 cm (dari promontorium –tepi atas symphisis pubis) b. Conjugata obstetrica=<11cm (dari promontorium – tepi tengah symphisis os pubis) c. Conjugata diagonalis = 12,5 - 13 cm (dari promontorium – tepi bawah symphisis pubis). (CV = CD – 1,5 cm) 5. Bentuk-bentuk panggul a. Gynecoid (paling ideal) b. Android c. Anthropoid d. Platypelloid 6. Bidang hodge

10

Untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan anak turun ke dalam rongga panggul - H I : sama dengan pintu atas panggul (janin sejaajar dengan tepi atas symphisis os pubis) - H II: sejajar dengan H I melalui pinggir bawah symphisis ossis pubis - H III: sejajar dengan H I melalui spina ischiadicae - H IV : sejajar dengan H I melalui ujung os coccygeus 7. Perbedaan pelvis laki-laki dengan perempuan Pembeda Pelvis minor Pintu atas panggul Pintu bawah panggul Promontorium Jarak PAP dan pintu bawah panggul Cavitas pelvis Tuber ischiadicum Angulus subpubicus Os sacrum

Laki-laki Dalam Hati Lebih sempit Menonjol Lebih panjang

Perempuan Dangkal Oval Lebih lebar Tidak menonjol Lebih pendek

Sempit Menonjol ke dalam ≤ 900 -

Lapang Menonjol keluar ≥ 1000 Lebih pendek, lebar, rata

III. MUSCLE SYSTEM A. Musculi axiale 1. Caput (pelajari otot-otot di caput yang dicetak tebal) a. Otot-otot di kulit kepala M. epicranius, yang terdiri atas: 1) M. occipitofrontalis (venter frontalis et occipitals) 2) M. temporoparietalis b. Otot-otot hidung 1) M. nasalis 2) M. procerus (untuk menurunkan cuping hidung) c. Otot-otot yang mengelilingi mata 1) M. orbicularis oculi (untuk membuka dan menutup mata) 2) M. corrugator supercilii (untuk mengerutkan dahi dan menggerakkan alis mata) 3) M. levator palpebrae superior (mengangkat palpebra/kelopak mata) d. Otot-otot mulut dan bibir 1) M. orbicularis oris (menggerakkan bibir) 2) M. zygomaticus major (menarik mulut ke samping atas) 3) M. zygomaticus minor (menarik mulut ke samping atas) 4) M. risorius (menarik mulut ke samping) 5) M. depressor anguli oris (menarik mulut ke bawah) 6) M. levator labii superior (mengangkat bibir atas) 7) M. depressor labii inferior (menurunkan bibir bawah) 8) M. buccinator (otot pipi) 9) M. mentalis e. Otot-otot mastikasi (pengunyah) 1) M. masseter 2) M. temporalis 3) M. pterygoidea medialis 4) M. pterygoidea lateralis 2. Collum (pelajari otot-otot di collum yang dicetak tebal) a. M. sternocleidomastoideus b. M. platysma 3. Thoraxmm inspirasi/expirasi a. M. pectoralis major et minor e. M. intercostalis internus b. M. subclavius f. M. tranversus thoracis c. M. subscapularis g. M. sternalis d. M. intercostalis externus Tips mengenali serat otot : Musculus di antara costa. Jika serat otot musculus yang sama antara sinistra et dextra membentuk huruf “V”, musculus intercostalis externus. Jika serat otot musculus yang sama antara sinistra et dextra membentuk huruf “A”, musculus intercostalis internus.

12

Otot pernafasan: Otot inspirasi: Diafragma (75%) M. intercostalis externa (25%) Assesorisus: – M. sternocleidomastoideus – M. serratus anterior – M. pectoralis minor – M. scalenus 4. Dorsum a. M. trapezius b. M. latissimus dorsi c. M. teres major d. M. teres minor

Otot ekspirasi: M. intercostalis internus M. transversus thocacicus Asesorius: otot abdomen: – M. obliquus internus et externus – M. transversus abdominis – M. rectus abdominis

e. f. g. h.

M. infraspinatus M. serratus superior et inferior M. rhamboideus major et minor M. obliquus externus abdominis

5. Abdominal a. M. rectus abdominis b. M. obliquus externus abdominis c. M. obliquus internus abdominis d. M. tranversus abdominis Tips mengenali serat otot : musculus berserat otot miring / oblique Jika serat otot musculus yang sama antara sinistra et dextra membentuk huruf “V”, musculus obliquus externus abdominis. Jika serat otot musculus yang sama antara sinistra et dextra membentuk huruf “A”, musculus obliquus internus abdominis. “V” = externus “A” = internus Note: Rectus = tegak Obliquus = miring Transverses = horizontal 6. Pembagian Regio pada Abdomen: Hipocondriaca dextra

Epigastric

Hipocondriaca sinistra

Lumbal dextra

Umbilical

Lumbal sinistra

Inguinal dextra

Hipogastric

Inguinal sinistra

7. Pelvis Perineum : lantai pelvis & struktur yang menempati bawah panggul Sintopi : Anterior : symphisis pubis Lateral : tuber ischiadicum Posterior : os coccygeus Musculus di pelvis terbagi dua berdasarkan letaknya : 1. Superficial (melapisi otot-otot profunda) : a. M. ischiocavernosus b. M. bulbospongiosus c. M. gluteus maximus

13

d. M. transversus perinei superficialis 2. Profunda (memperkuat lantai pelvis dan mengelilingi urethra): a. M. transversus perinei profunda b. M. levator ani (M. pubococcygeus dan M. iliococcygeus) c. M. coccygeus Garis penghubung ujung-ujung ventral tuber ischiadicum membagi perineum menjadi dua trigonum, yaitu: 1. Trigonum urogenitalis (urogenital triangle), terletak di bagian anterior, merupakan lokasi scrotum, penis, dan alat kelamin wanita. Terdiri dari diaphragma urogenital dan terdapat - M. bulbospongiosum - M. ischiocavernosus - M. ischiocavernosa 2. Trigonum analis posterior (posterior anal triangle), terletak di bagian posterior, merupakan lokasi anus. Terdiri dari : a. m. levator ani yang tersusun oleh: 1) m.levator prostat 2) m.puborectalis 3) m.pubococcygeus 4) m.pubovaginalis 5) m.ileococcygeus b. m. sphincter ani externa c. m. sphincter ani interna d. m.ischiococcygeus Diaphragma: 1. Diaphragma urogenitale/urogenital diaphragm, a. Yaitu otot-otot yang menjadi dasar trigonum urogenitalis b. Terdiri dari m. sphincter urethrae, m. transversus perinei profundus, dan m. transversus perinei superfisialis 2. Diaphragma pelvis/pelvic diaphragm a. Yaitu otot-otot yang membentuk dasar cavitas pelvis b. Memisahkan cavitas pelvis dan perineum c. Menahan organ genitalia interna pada tempatnya d. Terdiri dari m. levator ani dan m. ischiococcygeus B. Musculi appendiculare 1. Membri superior a. Regio deltoid: m. deltoideus  aplikasi klinis : injeksi intramuskuler, imunisasi campak  b. Regio brachium 1) M. biceps brachii 2) M. triceps brachii 3) M. brachialis c. Regio antebrachium Musculus flexor Musculus extensor 1) M. brachioradialis 1) M. extensor digitorium* 2) M. palmaris longus* 2) M. extensor carpi ulnaris* 3) M. flexor carpi radialis* 4) M. flexor carpi ulnaris* 5) M. flexor digitorium superfisialis*

14

d. Regio manus 1) Tenar a) M. opponens pollicis* b) M. flexor pollicis* c) M. abductor pollicis brevis* d) M. adductor pollicis* 2) Hipotenar a) M. opponens digitiminimi* b) M. abductor digitiminimi* c) M. flexor digitiminimi* 2. Membri inferior a. Femoris 1) M. gluteus maximus 2) M. gluteus medius* 3) M. gluteus minimus* 4) M. quadriceps femoris a) M. rectus femoris b) M. vastus lateralis (injeksi occitosin tujuannya meningkatkan kontraksi uterus saat melahirkan) c) M. vastus medialis d) M. vastus intermedius* 5) M. sartorius 6) M. gracilis* 7) M. semitendinosus 8) M. semimembranosus 9) M. biceps femoralis 10) M. quadratus femoris b. Cruris 1) M. tibialis anterior 2) M. peroneus longus 3) M. peroneus brevis 4) M. gastrocnemius 5) M. soleus c. Pedis M. digitorum longus

IV. ENDOCRINE SYSTEM A. Glandula Hypothalamus: Disebut juga master of gland. Letak : di otak, superior glandula hipofisis Fungsi : a. Mengatur hormon yang dihasilkan glandula hipofisis: - Releasing hormone (TRH, GnRH, PRH) - Inhibiting hormone (TIH, GnIH, PIH) b. Mengatur suhu c. Mengatur emosi B. Glandula Hypophysis: Letak: sella turcica, fossa hypophysialis pada Os. sphenoidale Bagian: Infundibulum (menghubungkan hipotalamus dengan hipofisis) Lobus anterior (adenohypophysis) Lobus posterior (neurohypophysis) Hormon yang dihasilkan: 1. Lobus Anterior No HORMON TARGET HORMON YANG DIHASILKAN ORGAN TARGET 1 TSH Tiroid Hormon T3 dan T4 (Thyroid Stimulating Hormone) 2 ACTH Korteks glandula Hormon glukokortikoid (Adrenocorticotropic adrenal Hormone) 3 FSH ♀ Ovarium Estrogen, progesteron, inhibin (Follicle Stimulating ♂ Testis Testosteron & inhibin Hormon) 4 ♀ Ovarium Estrogen, progesteron, inhibin LH (Luitenizing ♂ Testis Testosteron Hormon) 5 PRL (Prolaktin) Mammae Fungsi: perkembangan mammae 6 GH Seluruh tubuh Fungsi : pertumbuhan (Growth Hormone) Hati Hormon somatomedin 7

MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)

Kulit

2. Lobus Posterior No HORMON 1 Oksitosin

2

ADH (Anti Diuretic Hormone)

C. Glandula Pineal Letak: epitalamus Hormon yang dihasilkan: melatonin

Merangsang produksi melanin di kulit

♂ ♀ Ginjal

TARGET Pengeluaran prostat Kontraksi saat melahirkan Kontraksi glandula mammae Retensi urin

16

Fungsi hormon melatonin yaitu: 1. Menghambat fungsi reproduksi dengan menurunkan sekresi GnRH. Melatonin mempunyai peran dalam onset maturisasi seksual manusia. Kadar melatonin dalam darah turun pada saat pubertas. 2. Melindungi kerusakan oleh radikal bebas. Melatonin merupakan antioksidan yang sangat efektif. Melatonin melindungi sistem saraf pusat dari radikal bebas seperti NO dan H2O2. 3. Mengatur irama sirkadian karena aktivitas pineal bersifat siklik. Pada keadaan gelap, kadar melatonin akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Keadaan ini dikarakteristikan dengan perubahan mood, kebiasaan makan, dan pola tidur. D. Glandula Tiroid Bentuk: seperti huruf H terdiri dari 2 lobus: dextra et sinistra lobus dihubungkan dengan isthmus Struktur: vesikel-vesikel yang dibatasi oleh epithelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Letak: anterior dan lateral trakea Hormon yang dihasilkan: a. Hormon triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) dihasilkan oleh sel-sel folikel kelenjar tiroid Fungsi hormon: Mengatur pertukaran zat/ metabolisme dalam tubuh Mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani Aplikasi klinis: Hipofungsi: kretinismus dan penyakit miksedema. Hiperfungsi: eksotalmigoiter. b. Hormon kalsitonin dihasilkan oleh sel C Menurunkan konsentrasi kalsium plasma E. Glandula Paratiroid Bentuk: bulat lonjong Jumlah: 4 buah Letak: menempel di belakang tiroid Hormon yang dihasilkan: parathormon (PTH) Fungsi hormon: mempertahankan kadar kalsium dalam darah F. Glandula Timus Letak: Dalam mediastinum dibelakang os sternum Bagian: terdiri atas 2 lobus Dijumpai pada anak-anak dibawah 18 tahun. Fungsi hormon yang dihasilkan: 1. Mengaktifkan pertumbuhan badan. 2. Mengurangi aktifitas glandula kelamin. 3. Perkembangan dan pematangan sel limfosit T G. Glandula Adrenal Letak: bagian atas ginjal kiri dan kanan (sepasang). Bagian-bagian dan hormon yang dihasilkan: Bagian Hormon Fungsi hormon

17

Korteks

Aldosteron (mineralokortikoid)

Mengatur keseimbangan air, elektrolit, dan garam-garam

Kortisol (glukokortikoid)

Memecahkan simpanan protein dan lemak menjadi glukosa (glukoneogenesis)

Androgen Medulla

Adrenalin/ Epinefrin Noradenalin/ Norepinefrin

Meningkatkan pertumbuhan massa pubertas dan dorongan seks wanita Pertahanan terhadap stres Pada keadaan: takut, hipotensi, hipoksia, hipoglikemia Pertahanan terhadap stres, menjaga ritme jantung Pada keadaan: takut, dingin, latihan, hipotensi postural

Aplikasi klinis: Hiperfungsi

Korteks Adrenal Sindroma Cushing

Hipofungsi

Penyakit Addison

Medulla Adrenal Feokromositoma (tumor jinak) Neuroblastoma (tumor ganas) Tidak terlalu serius

H. Glandula Pankreas Letak: di belakang lambung, di depan vertebra lumbalis I dan II Merupakan kelenjar endokrin dan eksokrin. Pulau langerhans Terdiri dari: Tipe sel Hormon fungsi Sel alpha Glukagon Mengubah glukagon menjadi glukosa Sel beta Insulin Mengubah glukosa menjadi glukagon Sel delta somatostatin Menghambat pencernaan dan penyerapan nutrien Aplikasi klinis : Diabetes melitus I. Gonad 1. Testika (♂) Letak: skrotum Hormon: testosterone Fungsi hormon: a. Menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis, jakun, dll b. Menghasilkan sel mani (spermatozoid) c. Mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki. d. Mendorong penutupan lempeng epifise 2. Ovarika(♀) Letak: ovarium bagian kiri dan kanan uterus. Hormon: progesterone dan esterogen, Fungsi hormon: a. Mempengaruhi pekerjaan uterus b. Memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit, dll.

\

18

V. SENSORY FUNCTIONS A. EQUILIBRIUM AND HEARING Secara umum terbagi 3, yaitu telinga luar, tengah, dan telinga dalam. 1. Telinga luar (auris externa; external ear) a. Lubang telinga (pinna auricula; auricle/pinna), untuk menangkap suara b. Saluran telinga (canalis auditorius externus; external auditory canal), terdapat rambut dan cerumen untuk mencegah masuknya benda asing dan memperlambat pertumbuhan bakteri. c. Gendang telinga (membrane tympani; tympanic membrane/eardrum) 2. Telinga tengah (auris media; middle ear) a. Tuba auditiva/eustachii/pharyngotympanica (auditory/pharyngotympanic tube, menghubungkan telinga tengah dengan nasopharynx b. 3 Tulang pendengaran (ossicula auditiva; auditory ossicles), yaitu malleus, incus, dan stapes 3. Telinga dalam (auris interna; inner ear) a. Labyrin membranaceus (membranous labyrinth) b. Endolymphe (endolimph) c. Labyrintus osseus (bony labyrinth), mengelilingi labyrn membranaceus, terbagi menjadi 3 struktur: 1. Vestibulum (vestibule), terdiri atas sacculus (saccule) dan utriculus (utricle) 2. Ductus semicircularis (semicircular ducts), terdiri atas 3 canalis semicircularis (semicircular canals), yaitu canalis semicircularis anterior, posterior, dan lateral. 3. Cochlea (cochlea), di dalamnya terdapat ductus cochlearis (cochlear ducts) yang memiliki serabut-serabut saraf pendengar B. VISION A. Struktur assessorius 1. Palpebra/eyelids Terdiri atas palpepra superior et inferior, yang dipisahkan oleh canthus medial dan canthus lateral. Struktur- struktur di dalamnya: a. Glandula tarsalia/glandula Meibomian, berfungsi mensekresi produk kaya lipid b. Caruncula lacrimalis/ lacrimal caruncle, terletak di canthus medial, berfungsi memproduksi sekret kental Pada palpebra superior terdapat m. levator palpebra superioris yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata ke atas. 2. Conjunctiva, yaitu epitel yang melapisi permukaan dalam palpebra (conjunctiva palpebra) dan permukaan luar mata (conjunctiva bulbi). Cekungan yang terbentuk di antara pertemuan conjunctiva palpebra dan conjunctiva bulbi disebut fornix. Aplikasi klinis: indikator mata merah/anemia 3. Cilia/eyelashes, berfungsi untuk melindungi mata 4. Apparatus lacrimalis, terdiri atas: a. Glandula lacrimalis, memproduksi cairan basa yang mengandung lisozym b. Canaliculi lacrimalis c. Saccus lacrimalis d. Ductus nasolacrimalis, menghubungkan canaliculi lacrimalis dan concha nasalis inferior B. Lapisan Mata 1. Tunica Fibrosa/fibrous tunic, terdiri atas: a. Cornea b. Sclera, melapisi sebagian besar mata dan merupakan tempat melekat otot-otot

19

ekstrinsik. Struktur yang membatasi cornea dan sclera disebut limbus. Aplikasi klinis: sebagai indikator ikterus 2. Tunica vasculosa/vascular tunic (uvea), terdiri atas: a. Iris, di tengahnya terdapat celah yang disebut pupil. Pupil memiliki daya akomodasi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk oleh m. dilator papillae dan m. constrictor papillae b. Corpus cilliaris, tersusun atas m. cilliaris dan memiliki lig. suspensorium c. Choroid, mengandung pembuluh darah dan melanosit. 3. Tunica nervosa/neural tunic (retina), terdiri atas: a. Pars nervosa, lapisan yang tebal, berfungsi sebagai reseptor cahaya b. Pars pigmentosa, lapisan yang tipis Daerah yang ketajaman penglihatannya paling tinggi disebut fovea. Di sebelah medial fovea terdapat discus opticus (bintik buta), yang merupakan tempat menyatunya aksonakson n. opticus (N. II), untuk diteruskan dan diproses di diencephalon. C. Cavum Oculi Corpus ciliaris dan lensa cristallina membagi mata menjadi 2 cavitas, yaitu: 1. Cavitas anterior, diisi oleh cairan yang disebut aquosus humor/aqueous humor yang diproduksi processus ciliaris, berfungsi sebagai transport nutrisi. Terbagi lagi menjadi 2 ruangan, yaitu: a. Camera occuli anterior/anterior chamber b. Camera occuli posterior/posterior chamber Aplikasi klinis: glaucoma, yaitu peningkatan tekanan camera occuli anterior 2. Cavitas posterior, diisi oleh cairan gelatin yang disebut corpus vitreum/vitreous humor, berfungsi sebagai stabilisator bentuk mata. D. Lensa Cristallina/lens Terletak di posterior cornea, diikat oleh ligamentum suspensorium yang berasal dari corpus cilliaris. Fungsi utamanya adalah memfokuskan gambaran visual yang masuk ke fotoreseptor. E. Musculi occuli externus a. M. rectus superior b. M. rectus inferior diinervasi oleh N. oocculomotor (N. III) c. M. rectus medial d. M. rectus lateral  diinervasi oleh N. abducen (N. VI) e. M. obliquus superior diinervasi oleh N. trochlearis (N. IV) f. M. obliquus inferior

20

VI. NERVOUS SYSTEM Sistem saraf dibagi menjadi dua: A. Sistem Saraf Pusat (SSP) = Central Nervous System (CNS), terdiri dari: 1. Otak, terbagi atas struktur-struktur utama sebagai berikut: a. Cerebrum (otak besar) Struktur dalam cerebrum : - hemisphere dextra et sinistra - fissura longitudinalis cerebrii - corpus callosum - gyrus et sulcus Lobus-lobus dalam cerebrum : 1) Lobus frontalis 2) Lobus parietalis 3) Lobus occippitalis 4) Lobus temporalis Sulcus utama pada cerebrum: 1) Sulcus centralis 2) Sulcus occipitoparietalis 3) Sulcus lateralis b. Cerebellum (otak kecil) c. Diencephalon (talamus dan hipotalamus) d. Truncus encephali (batang otak), tediri atas 3 bagian: 1) Mesencephalon 2) Pons 3) Medulla oblongata 2. Medulla spinalis  merupakan struktur lanjutan dari medulla oblongata; dan terletak di dalam tulang belakang (os vertebrae). Segmen medulla spinalis: C1-8, T1-12, L1-5, S1-4, Co1 Struktur penting di medulla spinalis: - Conus medullaris - Cauda equina - Fillum terminale Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh suatu lapisan yang disebut meninges. Tiga lapisan meninges: piamater, arachnoideamater, duramater. B. Sistem Saraf Tepi (SST) = Peripheral Nervous System (PNS) Secara anatomis, SST dibagi menjadi dua divisi: 1. Nervus cranialis (bercabang dari otak)  ada 12 pasang saraf kranial, yaitu N. I-XII 2. Nervus spinalis (bercabang dari medulla spinalis  ada 31 pasang saraf spinal (sesuai dengan ruas tulang belakang mulai vertebrae cervicalis sampai os coccygis), yaitu: = nn. Cervicales 8 pasang a. C1-C8 b. T1-T12 = nn. Thoracici 12 pasang Keterangan: = nn. Lumbales 5 pasang c. L1-L5 n.= nervus (tunggal) = nn. Sacrales 5 pasang d. S1-S5 nn. = nervi (jamak) e. Co1 = n. Coccygeus 1 pasang

21

Secara fungsional, SST dibagi menjadi dua divisi juga: 1. Divisi aferen (menuju ke otak dan medula spinalis) 2. Divisi eferen (keluar dari otak dan medulla spinalis), dibagi menjadi dua: a. Sistem saraf somatis (volunter)  menggerakkan otot-otot rangka b. Sistem saraf otonom (involuter)  mensarafi organ dalam, seperti paru, hepar, dll. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua subdivisi: 1) Subdivisi simpatis  sifat: berkaitan dengan stress, psikis, emosi, latihan fisik. Fungsi: a) Meningkatkan denyut jantung b) Meningkatkan frekuensi pernafasan c) Menurunkan gerak peristaltik usus d) Mengkontraksikan pupil (pupil mengecil), dll 2) Subdivisi parasimpatis  sifat dan fungsinya kebalikan dari saraf simpatis

22

VII. RESPIRATORY SYSTEM TRACTUS RESPIRATORIUS SUPERIOR Jalur pernapasan: Nares anterior vestibulum nasi (cilia) cavum nasi nares posterior (choana) pharynx larynx trachea bronchus primer bronchus sekunder bronchus tersier bronchiolus bronchiolus terminal bronchiolus respiratory ductus alveolus saccus alveolus alveolus Sistem respirasi superior meliputi dua organ yaitu nasal dan pharynx. A. Nasal (hidung): 1. Batas nasal ada 2 yaitu: a. pallatum durum b. pallatum mole 2. Cavum nasi terdiri atas: a. Concha nasalis terdiri dari: a. concha nasalis superior b. concha nasalis media c. concha nasalis inferior b. Meatus nasalis terdiri dari: a. Meatus nasalis superior b. Meatus nasalis media c. Meatus nasalis inferior 3. Diperdarahi oleh : plexus keiselbach  sering mengalami perdarahan 4. Sinus Paranasal terdiri dari: a. sinus maxillaris b. sinus frontalis c. sinus sphenoidalis d. sinus ethmoidalis 5. Membrana mucosa olfaktorius terdapat pada concha nasalis superior Fungsi: menerima rangsangan penghidu (memiliki sel penghidu khusus, yaitu N. Olfaktorius) Jalur penghidu: N. Olfaktorius  berjalan melalui lubang-lubang pada lamina cribrosa Os. ethmoidalis  bulbus olfaktorius B. Pharynx 1. Terdiri dari tiga bagian yaitu: a. nasopharynx : pharynx berdekatan dengan cavum nasi b. oropharynx : pharynx berdekatan dengan cavum oris c. laringopharynx: pharynx berdekatan dengan larynx 2. Penyusun cincin waldayer a. tonsila pharyngeus b. tonsila pallatina c. tonsila lingualis TRACTUS RESPIRATORIUS INFERIOR A. Laring Skeletopi: C4/5 sampai C6 Kartilago dan ligamen penyusun: 1. 3 kartilago tunggal a. Cartilago thyroidea b. Cartilago cricoidea c. Cartilago epiglottis 2. 3 kartilago berpasangan: a. Cartilago arytenoidea b. Cartilago corniculata

23

c. Cartilago cuneiformis 3. Plica vestibularis 4. Plica vocalis B. Trakea Skeletopi : C6 sampai T5 Tersusun dari: 1. Cartilago tracheales 2. Ligamentum anularia C. Bronkus Bronkus primer / principalis ↓ Bronkus sekunder / lobaris ↓ Bronkus tersier / segmentalis Perbedaan bronkus primer dextra et sinistra: Perbedaan Bronkus primer dextra Panjang Lebih pendek Lebar Lebih lebar

Bronkus primer sinistra Lebih panjang Lebih sempit

c.

d. Batas: Fissura horizontalis pulmo dextra Batas: Fissura oblique pulmo dextra e.

Kemiringan

Lebih tegak

Batas: Fissura oblique pulmo sinistra

Lebih mendatar

D. Paru Terbagi atas: 1. Dextra: Lobus superior pulmo dextra Lobus medius pulmo dextra Lobus inferior pulmo dextra 2. Sinistra Lobus superior pulmo sinistra Lobus inferior pulmo sinistra Pembungkus: a. Pleura visceralis b. Pleura parietalis Ruang di antara pleura = cavum pleura Cairan pleura yang berfungsi untuk mencegah gesekan antar pleura dan memaksimalkan daya kembang paru.

24

VIII. CARDIOVASCULAR SYSTEM A. COR Merupakan organ berongga yang terletak di dalam mediastinum dan berfungsi untuk memompa darah 1. Ruang-ruang jantung Jantung dibagi menjadi empat ruang, yaitu : a. Atrium dextra (serambi kanan)  muara dari vena cava superior, vena cava inferior, dan sinus coronarius b. Atrium sinistra (serambi kiri)  muara dari vena pulmonalis c. Ventriculus dextra (bilik kanan)  memompakan darah menuju ke paru-paru d. Ventriculus sinistra (bilik kiri  memompakan darah menuju ke seluruh tubuh Atrium dextra dan atrium sinistra dipisahkan oleh septum interatriale sedangkan ventrikel dextra dan sinistra dipisahkan oleh septum interventriculare 2. Katup jantung Terdapat 4 katup (valva) pada jantung, yaitu: a. Valva tricuspidalis b. Valva bicuspidalis (mitralis) c. Valva trunci pulmonalis d. Valva aortae 3. Pendarahan jantung Jantung mendapatkan darah dari arteri coronaria yang berasal dari aorta ascendens 4. Aliran darah Ventriculus sinistra  aorta & arteri sistemik  kapiler  vena cava superior & vena cava inferior  atrium dextra  ventriculus dextra  truncus pulmonalis  arteri pulmonalis (dextra et sinistra)  pulmo (paru)  vena pulmonalis  atrium sinistra  ventriculus sinistra  5. Aplikasi klinis Penyakit jantung koroner B. AORTA Merupakan arteri utama yang membawa darah kaya oksigen dari jantung yaitu dari ventriculus sinistra Dibagi menjadi : 1. Aorta ascendens 2. Arcus aortae Cabangnya : - Truncus brachiocephalicus - A. carotis communis sinistra - A. subclavia sinistra 3. Aorta descendens pars thoracica dan aorta descenden pars abdominalis

25

C. VASCULARISASI ARTERI 1. Caput

2. Membri Superior

Aplikasi klinis : A. radialis Memeriksa denyut nadi A. brachialis - Pada pemasangan sphymomanometer (pengukuran tekanan darah) - Analisis gas darah

26

3. Membri Inferior

Aplikasi klinis: A. femoralis untuk mengukur denyut nadi Waspadai ruptura A. femoralis pada fraktur Os. Femus VENA 1. Membri Superior

Vena mediana cubiti menghubungkan Vena cephalica dan Vena basilica di regio cubiti extremitas superior. Aplikasi klinisnya lokasi pengambilan sampel darah vena (sampel darah).

27

2. Membri Inferior

Aplikasi klinis: V. saphena magna : operasi by pass jantung D. SISTEM LIMPHATICUS 1. Limfe (getah bening) adalah cariran dari jaringan tubuh yang memasuki pembuluh limfe, bersifat bening dan menyerupai air serta memiliki komposisi yang sama seperti plasma darah. 2. Fungsi a. Menyalurkan keluar cairan jaringan, misalnya genangan plasma dari sela interstisial dan membawanya ke sistem pembuluh balik. b. Menyerap dan mengangkut zat lemak c. Membentuk mekanisme pertahanan untuk tubuh 3. Terdiri dari: a. Pembuluh limfe berfungsi sebagai penyalur (distribusi) b. Jaringan limfe Jaringan ikat yang banyak mengandung sel limfosit (untuk imunitas dari serangan mikroorganisme patogen) Terdapat pada : timus, nodus limfatikus, limfa c. Organ limfe 1) Primer : timus, sumsum tulang 2) Sekunder : lien, tonsila, limfe nodi, plak player, appendiks 4. Limfe nodi a. Limfe nodi cervicalis b. Limfe nodi axilaris c. Limfe nodi abdominalis

28

d. Limfe nodi pelvis e. Limfe nodi inguinalis 5. Truncus lymphaticus a. Truncus lymphaticus jugularis b. Truncus lymphaticus subclavia c. Truncus lymphaticus bronchomediastinalis d. Truncus lymphaticus intestinalis e. Truncus lymphaticus lumbalis 6. Ductus lymphaticus adalah muara dari truncus lymphaticus Dextra Sinistra a. Truncus lymphaticus jugularis a. Truncus lymphaticus jugularis dextra sinistra b. Truncus lymphaticus subclavia b. Truncus lymphaticus subclavia dextra sinistra c. Truncus lymphaticus c. Truncus lymphaticus bronchomediastinalis dextra bronchomediastinalis sinistra d. Truncus lymphaticus intestinalis e. Truncus lymphaticus lumbalis 7. Aliran sistem limfatik Kapiler limfe pembuluh limfe kecil pembuluh limfe besar pembuluh limfatik aferen limfe nodi pembuluh limfatik eferen trunkus limfatikus duktus limfatikus vena subclavia

29

IX.

DIGESTIVE SYSTEM

1. Tractus Digestivus A. Perjalanan makanan Cavum oris  faring  gaster  duodenum  jejenum  ileum  colon  rectum  anus B. Cavum Oris Batas depan : labia superior et inferior Batas atas : Palatum durum, palatum molle uvula palatina 1. Dentis : Gigi anak-anak berjumlah 20 : Gigi dewasa berjumlah 32 buah : 4 incisivus media 4 incisivus media 4 incisivus lateral 4 incisivus lateral 4 caninus 4 caninus 4 molar pertama 4 premolar pertama 4 molar kedua 4 premolar kedua 4 molar pertama 4 molar kedua 4 molar ketiga Gingiva = gusi 2. Lingua Bagian-bagiannya : apex, corpus, radix, macam-macam papilla: a. Papilla filiformis b. Papilla fungiformis c. Papilla circumvalata d. Papilla foliatae 3. Glandula saliva Glandula parotid, glandula sublingual, glandula submandibularis 4. Otot Pengunyah • Temporalis & Masseter menaikkan mandibula • M. pterigoideus medial & lateral bantu menaikkan & gerakan mengayun rahang bawah ke arah lateral. C. Pharynx Epiglottis Bagian-bagian pharynx : nasopharynx, oropharynx, laryngopharynx D. Esofagus Bagian-bagiannya : pars cervicalis, pars thoracalis, pars abdominalis Sphincter esophageal superior dan sphincter esophageal inferio E. Gaster Bagian-bagiannya : pars cardiac, pars fundus, pars corpus, pars pylorus Sphincter phylorus F. Usus halus/ Intestinum Tenue 1. Duodenum 2. Jejenum 3. Ileum Sphingter ileocaecalis Valvula ileocecalis/valvula Bauchini berfungsi mencegah cairan dalam colon ascenden tak masuk ke ileum G. Usus Besar / Intestinum Crassum Caecum, Colon ascenden (13 cm), colon descenden, colon transversum (38 cm), dan colon sigmoidea Nice to know : haustra coli, taenia libera, plica semilunares coli, flexura dextra et sinistra,

30

Caecum Terdapat Appendix Vermiformis, 6 cm (Aplikasi klinis : apendiksitis) Titik Mc. Burney = 1/3 SIAS dengan umbilicalis Titik v. Lanz (puncak appendix yang gantung ke bawah)=1/3 kanan antara SIAS dextrasinistra H. Rectum I. Anus Nice to Know a. Peritonium parietal  peka : nyeri, suhu, raba, tekan visceral  peka robekan dan tegangan b. Lipatan-lipatan Ganda Ligamentum = menghubungkan organ ke dinding abdomen Omentum = menghubungkan gaster ke organ lain mesentery = menghubungkan organ ke dinding posterior 2. Organ Assesorius Digestiva Organ-organ yang tidak dilewati makanan tetapi berperan dalam proses pencernaan makanan, terdiri dari Glandula saliva, hepar (hati), pancreas, dan vesica biliaris (kandung empedu) a. Glandula saliva Terdiri dari 3 kelenjar utama: glandula parotid, glandula sublingual, glandula submandibula, berfungsi: menghasilkan air liur yang mengandung enzim α-amilase b. Hepar (hati) Merupakan organ terbesar di abdomen Terletak pada regio hipocondriaca dextra dan regio epigastrica Terdiri dari 4 lobus, yaitu: 1) Lobus hepatis dextra 2) Lobus hepatis sinistra 3) Lobus quadratus 4) Lobus caudatus Ligamentum 1) Ligamentum falciforme (memisahkan lobus hepatis dextra & sinistra) 2) Ligamentum teres hepatis 3) Ligamentum coronarium 4) Ligamentum triangulare dextra 5) Ligamentum triangulare sinistra Fungsi  produksi empedu, detoksifikasi, dll. Aplikasi klinis: hepatitis c. Vesica biliaris (kandung empedu) Terletak di belakang hepar Fungsi  menyimpan empedu sementara yang berasal dari hepar yang nantinya akan dikeluarkan menuju duodenum d. Pancreas Merupakan organ endokrin dan eksokrin (penghasil enzim amilase, lipase, tripsin) Terdiri dari 4 bagian, yaitu : 1) Caput pancreatis 2) Collum pancreatis 3) Corpus pancreatis 4) Cauda pancreatis Mempunyai saluran yang bermuara ke duodenum  ductus pancreaticus wirsungi & ductus pancreaticus santorini Aplikasi klinis  pancreatitis

31

X.

URINARY SYSTEM

1. Fungsi Membuang air dan berbagai bahan metabolik yang berbahaya dalam bentuk urin 2. Organ a. Ren (ginjal) : Ada 2, ren dextra et sinistra - Banyak : Regio lumbal dextra et sinistra - Letak - Skeletopi Ren dextra : Vertebrae L2-L4 Ren sinistra : Vertebrae T12-L3 - Bagian-bagian ginjal 1. Margo * : medialis, lateralis 2. Facies * : anterior et posterior 3. Sinus renalis *: vassa renalis, limfe renalis, nervus, pelvis renalis 4. Hilum renale *: vassa renalis, limfe renalis, nervus, ureter 5. Segmenta renalia *: anterius (superius,inferius), posterius, superius, inferius 6. Selaput pembungkus ginjal * : fascia renalis, capsula adiposa, capsula fibrosa, corpus adiposa 7. Cortex renalis 8. Medulla renalis 9. Pyramides renales 10. Papillae renales * 11. Columnae renales * 12. Calyx renalis major 13. Calyx renalis minor 14. Pelvis renalis *Nice to know b. Ureter (dextra et sinistra) - Merupakan saluran yang dilapisi oleh otot polos - Fungsi : Menyalurkan urine dari ren ke vesica urinaria : 30 cm - Panjang : Abdominalis et pelvicalis - Pars : 3 tempat - Penyempitan c. Vesica urinaria - Organ berongga untuk menampung urin sementara, pada wanita terletak di depan uterus, lapisannya terdiri dari otot yang disebut M. detrussor vesicae - Ostium a) Ostium ureteris dextra et sinistra (lubang yang berasal dari ureter) b) Ostium urethrae internum (lubang yang menuju urethra) d. Urethra - Merupakan saluran yang manyalurkan urin dari vesica urinaria ke luar tubuh - Ostium : Ostium urethrae internum et externum - Perbedaan urethra masculina et feminina Perbedaan Masculina Feminina Panjang 18-20 cm 3-5 cm Fungsi Pengeluaran urine dan reproduksi Pengeluaran urine Pars Ada 3 Tidak ada Perjalanan urine Glomerulus tubulus kontortus proksimal ansa henle tubulus kontortus distal ductus collectivus papillae renales calyx minor calyx major pelvis renalis ureter vesica urinaria ostium urethrae internum urethra ostium urethrae externum

32

XI. REPRODUCTIVE SYSTEM Reproduksi merupakan suatu cara yang dimiliki makhluk hidup untuk melestarikan generasinya. Keberlangsungan serta keeksistensian makhluk hidup dipengaruhi oleh seberapa besar makhluk hidup itu beradaptasi terhadap lingkungan dan seberapa besar makhluk hidup itu dapat melakukan reproduksi. Oleh karena itu, pembahasan mengenai anatomi organ-organ reproduksi menjadi penting untuk dibahas. A. ORGAN GENITALIA FEMININA Organ genitalia feminina terdiri atas organ genitalia feminina externa dan organ genitalia feminina interna. Berikut ini daftar organ-organ yang termasuk ke dalam organ genitalia feminina externa dan interna Tabel 1. Tabel organ genitalia feminina Genitalia feminina interna Genitalia Feminina Eksterna 1. Ovarium 2.Tuba uterina/tuba falopii/salphinx 3. Uterus 4. Vaginae 1.

1. Vulva 2. Glandula mammae

Organ genitalia feminina interna 1) Ovarium (ovaries) 1) Fungsi Sebagai organ endokrin (estrogen) dan organ eksokrin (penghasil ovum). 2) Lokasi dan jumlah Terletak di depan dinding lateral pelvis, pada lekukan fossa ovarica. Fossa ini dibatasi diatas oleh arteria dan vena iliaca externa serta di belakang oleh arteri dan vena iliaca interna Sering juga ditemukan di excavatio rectouterina (cavum douglasi) Terdapat dua ovarium berbentuk oval, berukuran 4 x 2 cm 3) Ovarium dikelilingi oleh capsula fibrosa tipis disebut tunica albuginea. Bagian luar dibungkus oleh epitelium germinativum. 4) Ligamentum yang mengikat ovarium a. Lig. Ovarii proprium (ovarian ligament), untuk fiksasi ovarium dan uterus b. Lig. Suspensorium ovarii (suspensory ligament), untuk fiksasi ovarium dan dinding pelvis c. Mesovarium/mesosalpinx, fiksasi ovarium dan tubaeuterinae 2) Tuba uterina/tuba fallopii (uterina tubes) a. Lokasi dan jumlah Berjumlah dua buah Masing-masing panjangnya 10 cm Terletak pada pinggir atas ligamentum latum dan terdiri atas b. Fungsi Menerima ovum dari ovarium dan merupakan tempat fertilisasi (ampulla tubae), menyediakan makanan untuk ovum yang telah difertilisasi. c. Terbagi menjadi empat segmen, yaitu : a. Infundibulum tubae uterina, dilengkapi fimbriae tubae yang berfungsi menangkap ovum saat ovulasi b. Ampulla tubae uterina, berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan biasanya terjdi kehamilan ektopik terganggu c. Isthmus tubae uterina

33

d. Pars uterina 3) Uterus (uterina) 1) Uterus normal mempunyai dua sudut yaitu anteversi (sudut antara serviks uteri dan vagina) dan antefleksi (sudut antara serviks dan corpus uteri) 2) Batas-batas : a) Anterior : excavatio vesicouterina dan facies superior vesica urinaria b) Posterior : excavatio rectouterina, lengkung ileum atau colon sigmoid yang ada c) Lateral : ligamentum latum, arteriae dan vena uterina 3) Uterus terbagi menjadi empat bagian, yaitu: a) Fundus uteri b) Corpus uteri (uterina body), ruang di dalamnya disebut cavum uteri (uterina cavity) c) Isthmus uteri (uterina isthmus), di bagian dalamnya terdapat ostium uteri interna (internal orifice) d) Cervix uteri (uterina cervix), ruang di dalamnya disebut canalis cervicalis (cervical canal/internal os) yang berujung pada ostium uteri externa (external orifice/cervical os) 4) Lapisan-lapisan uterus dari dalam ke luar : a) Tunica mucosa/endometrium b) Tunica muscularis/myometrium c) Tunica serosa/perimetrium superficial 5) Penyokong uterus a) Tonus musculus levator ani dan corpus perineal b) Kondensasi fascia pelvis yang membentuk tiga ligamentum (lig. transversum Cervicis, lig. Pubovesicalis, lig. Sacrocervicale) 6) Ligamentum pada uterus : a) Ligamentum Latum uteri (broad ligament) b) Ligamentum Teres uteri/Lig. rotundum (round ligament) c) Ligamentum Sacrouterina (uterosacral ligament), untuk fiksasi uterus lateral dan permukaan anterior sacrum d) Ligamentum Cardinale (lateral ligament), fiksasi uterus dan vagina pada dinding pelvis 4) Vagina 1) Lokasi , panjang, dan fungsi Terletak di antara cervix uteri dan vestibulum vaginae ½ bagian atas terletak didasar pelvis dan ½ bagian bawah terletak di dalam perineum Panjangnya sekitar 7,5-9 cm Berfungsi sebagai jalan lahir, pengeluaran darah menstruasi, dan untuk coitus 2) Batas-batas a) Anterior vesica urinaria urethra b) Posterior : excavatio rectouterina (atas) ampulla recti( tengah) corpus perineale (bawah) c) lateral ureter (atas) serabut anterior m.levator ani diaphragma urogenitale (bawah).

34

3) Struktur-strukturnya a) Hymen, membatasi vagina dan vestibulum. Bentuk hymen bermacam-macam, antara lain berbentuk annularis (bulat), cribriformis (dilapisi kulit), falciformis (bulan sabit), dan imperforate (tidak berlubang-lubang). b) Dinding vagina membentuk rugae vaginales c) Fornix vaginae, terdiri atas fornix anterior, posterior, lateral ( dekstra dan sinistra) 5) Glandula mammae 1) Letak Terletak di fascia superfisialis yang meliputi dinding anterior thorax Pada dewasa muda terletak di atas costa II sampai VI dan cartilagenes costalesnya; meluas dari pinggir lateral sternum sampai line axillaris media 2) Struktur-struktur a) Papilla mammaria (terletak setinggi SIC 4, sekitar 4 cm dari garis tengah) b) Areola mammaria c) Sinus laciferus d) Ductus lactiferous e) Lobuli glandulae mammariae 2.

Organ genitalia feminina externa (vulva/pudendum) Genitalia Feminina externa dikenal sebagai vulva, yang terdiri dari : Mons pubis, Labium majus pudendi, labium minus pudendi, clitoris, vestibulum, ostium vaginae, bulbus vestibuli, glandula vestibularis major dan glandula vestibularis minor A. Mons pubis Mons pubis adalah penonjolan berlemak sebelah ventral symphysis pubica dan daerah suprapubik Jumlah jaringan lemak bertambah saat akil balik dan berkurang saat menopause Terdapat pubes (rambut pubis) : pada perempuan mempunyai pinggir superior yang jelas, sedangkan laki-laki dapat meluas hingga umbilicus B. Labium majus pudendi Merupakan lipatan kulit yang menonjol, berambut, meluas ke posterior dari mons pubis dan bersatu di posterior pada garis tengah Melindungi muara-muara urethra dan vagina C. Labium minus pudendi Merupakan lipatan kulit lembut tidak berambut dan terletak diantara labium majus pudendi Mengandung banyak saraf sensorik Di anterionya terpisah membentuk preputium clitoridis dan frenulum clitoridis di posterior D. Vestibulum Merupakan daerah lunak berbentuk segitiga yang di sebelah lateral dibatasi oleh labium minus pudendi, dengan clitoris pada apexnya dan frenulum labium pudendi pada basisnya Merupakan ruang antara ruang labium minus pudendi Terdapat 4 ostium, yaitu : meatus urethra externa, introitus vaginae, muara glandula vestibularis major (Bartholin’s gland), dan muara glandula paraurethralis (Skene’s glands) E. Introitus vaginae Glandula vestibularis major di kanan-kiri vestibulum vaginae Glandula vestibularis major mengeluarkan lendir saat terjadi rangsangan seksual Pada gadis, introitus vaginae dilindungi oleh hymen

35

F. Clitoris Merupakan organ erektil yang terletak pada pertemuan labium minus pudendi di sebelah ventral atau apex anterior vestibulum vaginae. Organ yang homolog dengan penis pada pria Sebagian glans clitoris tertutupi preputium Terdiri dari radix clitoris dan corpus clitoridis G. Bulbus Vestibuli Terletak pada sisi ostium vaginae, di sebelah dalam M. Bulbospongiosus. B. ORGAN GENITALIA MASCULINA Organ genitalia masculina terdiri atas organ genitalia masculina externa dan organ genitalia masculine interna. Berikut ini daftar organ-organ yang termasuk ke dalam organ genitalia feminina externa dan interna Tabel 3. Organ Genitalia Masculina Organ Interna Ductuli : Testes Epididymis Ductus deferens Ductus ejaculatorius Urethra Funiculus spermaticus Glandula assesorius : Vesicula Seminalis Glandula prostat Glandula Bulbo-urethralis

1.

Organ Externa Penis Scrotum

Organ Genitalia Masculina Interna A. Testis Merupakan organ kuat, mudah bergerak Terletak di dalam scrotum Testis sinistra lebih rendah daripada testis dextra Ekstremitas superior kelenjar sedikit lebih miring ke depan Masing-masing testis dikelilingi oleh capsula fibrosa yang kuat, Tunica albuginea Testis terbagi menjadi lobulus-lobulus (Lobuli testis) Didalam setiap lobules terdapat satu sampai tiga tubuli seminifermi yang berkelok-kelok Tubuli seminiferi bermuara kedalam jalinan saluran yang dinamakan rete testis Ductuli efferentes yang kecil menghubungkan rete testis dengan ujung atas epididymis B.

Epididymis Merupakan struktur kuat, saluran yang sangat berkelok kelok dan panjangnya sekitar 6 meter dan tertanam didalam jaringan ikat Saluran epididymis berasal dari cauda epydidimis sebagai ductus deferens dan masuk ke dalam funiculus spermaticus Saluran yang panjang ini merupakan tempat penyimpanan spermatozoa untuk menjadi matang Terletak posterior terhadap testis, dengan duktus deferens pada sisi medialnya

36

Mempunyai ujung atas yang melebar yang terdiri dari caput, corpus dan cauda yang arahnya ke inferior Di lateral, terdapat alur nyata antara testis dan epididymis, yang dibatasi oleh lapisan visceral vaginalis dan dinamakan sinus epydidimis. Fungsi utama epidydimis adalah mengabsorpsi cairan Fungsi lainnya menambahkan zat pada cairan semen untuk memberikan makanan pada spermatozoa yang sedang mengalami proses pematangan. C. Ductus deferens (vas deferens) Merupakan saluran berdinding tebal dengan panjang kurang lebih 45 cm Fungsi : menyalurkan sperma matang dari epididymis ke ductus ejaculatorius dan urethra Berasal dari ujung bawah atau cauda epididymis dan berjalan di dalam canalis inguinalis kemudian keluar dari annulus inguinalis profundus da berjalan di sekitar arteri epogastrica inferior. Kemudian vas deferens berjalan ke bawah dan belakang pada dinding lateral pelvis dan menyilang ureter pada region spina ischiadica. Vas deferens kemudian berjalan ke medial dan bawah pada facies posterior vesicae Bagian terminal melebar membentuk ampulla ductus deferentis Ujung bawah ampulla ductus deferentis menyempit bergabung dengan ductus vesicular seminalis membentuk ductus ejaculatorius. D. Ductus Ejaculatorius Masing-masing panjangnya kurang lebih 1 inchi Dibentuk oleh persatuan ductus deferens dan ductus vesicular seminalis Menembus facies posterior prostat dan bermuara ke urethra pars prostatica, dekat pinggir utriculus prostaticus Fungsi : mengalirkan cairan semen ke urethra E.

Urethra Masculina Urethra Masculina panjangnya sekitar 8 inchi ( 20 cm ) dan terbentang dari collum vesicae urinaria sampai ostium urethra externum pada glans penis Urethra masculine dibagi menjadi tiga bagian: 1) Urethra pars prostatica 2) Urethra pars membranacea 3) Urethra pars spongiosa Bagian glans penis yang melebar membentuk fossa navicularis (fossa terminalis). Glandula bulbourethralis bermuara ke dalam urethra pars spongiosa distal dari diaphragm urogenitale.

F.

Glandula Prostat 1) Pendahuluan Merupakan kelenjar fibromuskular yang mengelilingi urethra pars prostatic Mempunyai panjang kurang lebih 3 cm dan terletak antara collum vesicae diatas dan diaphragm urogenital di bawah 9 Prostat dikelilingi oleh capsula fibrosa 2) Batas-batas Superior : Collum vesicae Inferior : Facies superior diaphragm urogenital Anterior : Symphysis pubica Posterior : Facies anterior ampulla rectii Lateral : Facies lateralis prostat difiksasi oleh serabut anterior musculus levator ani pada saat serabut ini berjalan ke posterior dari pubis

37

3) Struktur Basis prostat terletak di superior dan berhadapan dengan collum vesicae Apex prostatae yang terletak di inferior dan berhadapan dengan diaphragm urogenitale Prostata secara tidak sempurna terbagi menjadi lima lobus, yaitu: a. Lobus anterior, terletak di depan urethra b. Lobus medianus atau medius, terletak di antara urethra dan ductus ejaculatorius. Permukaan atasnya berhubungan dengan trigonum vesicae c. Lobus posterior, terletak di belakang urethra dan di bawah ductus ejaculatorius d. Lobi prostata dexter dan sinister, terletak di samping urethra G. Vesicula Seminalis Merupakan dua buah organ yang berlobus dengan panjang kurang lebih 5 cm Terletak pada posterior vesicae Ujung atasnya terletak agak berjauhan dan ujung bawahnya saling berdekatan Batas : Medial : bagian terminal ductus deferens Posterior : rectum Bagian inferiornya menyempit dan bersatu dengan ductus deferens sisi yang sama untuk membentuk ductus ejaculatorius Fungsi : menghasilkan secret yang ditambahkan pada cairan semen. Sekretnya mengandung makanan yang penting untuk makanan sperma H. Glandula Bulbo-urethralis Glandula Bulbo-urethralis merupakan dua kelenjar kecil yang terletak dibawah musculus sphincter urethrae. Sekretnya dikeluarkan ke urethra sebagai akibat stimulasi erotis. PERJALANAN SPERMA Tubulus seminiferus  Tubulus recti  rete testes  ductus efferen  epididymis ductus deferen (vas deferens) + ductus vesicula seminalisductus ejaculatoriusurethraOstium Urethrae Externa (OUE) I. Funiculus Spermaticus 1. Morfologi dan Letak 1. Sepasang struktur yang terbentang dari cavitas abdominopelvic hingga ke testes , dimulai dari annulus inguinalis profundus  canalis inguinalis  annulus inguinalis superficialis  scrotum. Hal ini menjadi locus minores resisten 2. Terdiri atas fascia dan musculus yang membungkus : vassa, nervus, dan limfe. 3. Selubung funiculus spermaticus : Fascia spermatica externa  aponeurosis m. obliquus externus abdominis Fascia cremasterica  aponeurosis m. obliquus internus abdominis Fascia spermatica interna  dari fascia transversalis 2. Pembentukan diawali saat janin dan melibatkan processus vaginalis dan gubernaculum dengan induksi dari testosteron. Proses turunnya testes dan ovarium  desensus testiculorum dan desensus ovarium. 3. Struktur penyusun : a. Vas deferens  saluran berotot tebal b. A. testicularis c. V. testicularis/ plexus pampiniformis d. Pembuluh limfatik e. Saraf-saraf otonom f. Sisa processus vaginalis

38

g. A. cremasterica h. A. ductus deferentis/ a. deferentialis i. Ramus genitalis N. genitofemoralis 4. Aplikasi Klinis Hernia inguinales indirek 2.

Organ Genitalia Masculina Externa A. Penis Penis mempunyai radix penis yang terfiksasi dan corpus yang tergantung bebas 1) Radix penis Terdiri atas Bulbus penis dan crus penis dextra dan sinistra Bulbus penis ditembus oleh urethra dan permukaan luranya dibungkus oleh musculus bulbospingiosus Masing-masing crus penis melekat pada pinggir arcus pubicus dan permukaan luarnya diliputi oleh muscullus ischiocavernosus Bulbus melanjutkan diri ke depan sebagai corpus penis dan membentuk corpus spongiosum Di anterior kedua crus penis saling mendekati dan di bagian dorsal corpus penis terletak berdampingan membentuk corpus cavernosum penis.

2) Corpus Penis Terdiri atas 3 jaringan erektil, 2 corpora cavernosa dan 1 corpus spongiosa Pada bagian distal, corpus spongiosum penis melebar menjadi glans penis yang meliputi ujung distal corpora capernosa Pada glans penis terdapat ostium urethra externa Preputium penis marupakan lipatan kulit seperti kerudung yang meliputi glans penis Preputium dihubungkan dengan glans penis oleh lipatan yang terdapat tepat di bawah muara urethra dan dinamakan frenulum preputii B. Scrotum Merupakan suatu kantong yang menonjol keluar dari bagian bawah dinding anterior abdomen. Berisi testis dan ujung bawah funiculus spermaticus. Dinding Penyusun Scrotum : a. Cutis  tipis, berkerut, berpigmen, membentuk suatu kantong tunggal. Peninggian bagian tengah yang menyatu (raphe). b. Fascia superficialis  panniculus adiposus dan stratum membranosum. Panniculus adiposus  m. dartos dipersarafi dengan saraf simpatis untuk pengerutan kulit di atasnya ; stratum membranosum : Fascia collesi  jadi fascia scarpae. Fascia  septum scroti. c. Fascia spermatica  sama pada funiculus spermaticus. d. Tunica vaginalis  bagian bawah processus vaginalis yang telah menutup dan memisah. C. Aplikasi Klinis Reflex cremaster : aferen  ramus femoralis N.Genitofemoralis  L1 dan L2  eferen motorik  ramus genitalis  pengangkatan testis dan scrotum ke atas, menghangatkan, dan melindungi testis dari cedera. C. Vaskularisasi organ genitalia Genitalia Maskulina a. Penis 1) a. dorsalis penis 2) a. profunda penis (corpus cavernosa penis)

39

3) 4) 5) 6)

a. urethralis a. bulbi penis (corpus spongiosum penis) v. dorsalis superfisialis penis v. dorsalis profunda penis * no 1), 2), 4) merupakan cabang dari a.pudenda interna b. Prostata 1) a. vesicalis inferior 2) vena berasal dari plexus venosus prostaticus c. Glandula vesicula seminalis 1) a. vesicalis inferior 2) a.rectalis media 3) plexus venosus prostaticus d. Ductus Ejakulatorius 1) a. vesicalis superior 2) plexus venosus prostaticus e. Ductus Deferens 1) a. vesicalis superior 2) plexus pampiniformis distal f. Testis dan epididimis 1) a. testicularis ( cabang aorta abdominalis ) 2) cab. a.cremasterica 3) v. testicularis (Vena testikularis sinistra mengalir ke vena renalis sinistra sedangkan vena testikularis dektra mengalir langsung ke v.cava inferior) 4) plexus pampiniformis g. Scrotum 1) a. pudenda interna (cabang dari a. femoralis) 2) rami scrotales arteriae pudenda interna 3) vena mengikuti arteri *plexus subcutanius dan anastomosis arteriovenosa menyebabkan suhu turun dan mampu membantu mengontrol temperatur lingkungan disekitar testis h. Funiculus Spermaticus 1) Vassa : a. testicularis, a. cremasterica, a. ductus deferentis (cabang a. vesicalis inferior). 2) vena-vena testes yang beranyaman menjadi plexus pampiniformis  vena testicularis vena renalis sinistra atau vena cava inferior. Genitalia Feminina a. Vagina 1) anterior/ inferior (2/3) : a. vaginalis dan a. pudenda interna 2) posterior/superior (1/3): a. uterina rami vaginalis 3) plexus venosus vaginalis ( bermuara ke vena iliaci interna) b. Uterus 1) a. Uterina (paling utama memperdarahi uterus dan merupakan cabang a. iliaci interna). Pada akhirnya akan beranatstomosis dengan a.ovarica.Arteria uterina bercabang kecil dan akan memperdarahi cervix dan vagina 2) vena uterina (bermuara ke vena iliaca interna) c. Tuba uterina 1) a. ovarica (cabang aorta abdominalis setinggi vertebra lumbalis) 2) a. uterina (Cabang a. iliaca interna) 3) v. uterina d. Ovarium 1) a.ovarica (cabang aorta abdominalis setinggi vertebra lumbalis) 2) v.ovarica (vena ovarica dextra bermuara ke vena cava inferior; vena ovarica sinistra ke vena renalis sinistra)

40

D. Inervasi Organ Genitalia Genitalia Maskulina a. Ductus deferens 1) Plexus hypogastricus inferior 2) Vesicular seminalis 3) nervi splanchnici pelvici b. Prostat 1) Simpatis: plexus hypogastricus inferior 2) Parasimpatis: nervi splanchnici pelvic (S2-S4) c. Epididymis Serabut simpatis T10 melalui pleksus renalis dan pleksus aorticus d. Corpus Penis Nervus pudendus (S2-S4) yang merupakan bagian dari plexus sacralis e. Scrotum N. genitofemoralis cabang plexus lumbales f. Funiculus Spermaticus N. genitofemoralis cabang plexus lumbales Genitalia Feminina a. Vagina 1) Plexus uterovaginalis yaitu perluasan dari plexus hypogastricus inferior (simpatis, parasimpatis, aferen). 2) Serabut aferen melalui nervi thoracici X-XII dan nervus subcostalis. b. Uterus 1) Simpatis: Plexus hypogastricus inferior (plexus uterovaginalis). 2) Parasimpatis: nervi splanchnici pelvic (S2-S4)Afferent: nervi thoracici X-XII,n. subcostalis c. Tuba Uterina 1) Plexus ovaricus dan plexus uterina 2) Serabut afferent: nervi thoracici XI-XII, nervus lumbalis I d. Ovarium 1) Plexus ovaricus dan plexus uterina 2) Parasimpatis: n. vagus 3) Afferent: nervi thoracici X E. Aliran Limfe Organ Genitalia Genitalia Masculina a. Testis dan epididimis Berjalan ke atas didalam funiculus spermaticus dan berakhir di nodi limfenodi di samping aorta ( nodi lymphoidei lumbales atau paraaortici ) setinggi vertebra lumbalis I b. Penis Cairan limf kulit penis dialirkan ke nodi inguinales superficialis. Struktur profunda penis mengalirkan cairan limfnya ke nodi iliaci interni. Genitalia feminina a. Ovarium Aliran mengikuti arteria ovarica dan mengalirkan limfe ke nodi para aortici, setinggi vertebrae L1. b. Tuba uterina Aliran mengikuti jalannya arteria dan bermuara ke nodi iliaci interna dan para aortici c. Uterus 1) fundus uteri berjalan bersama dengan a.ovarica dan mengalir ke nodi para aortici setinggi vertebrae lumbal 1. 2) corpus uteri dan cervix uteri bermuara ke nodi iliaci interni dan nodi iliaci externa

41

3)

beberapa pembuluh limfe mengikuti lig.teres uteri di dalam canalis inguinalis dan mengalirkannya ke nodi inguinales superficiales. d. Vagina 1) 1/3 atas bermuara ke nodi iliaci interna dan externa 2) 1/3 tengah bermuara ke nodi iliaci interni 3) 1/3 bawah bermuara ke nodi inguinales superficialis

Daftar Pustaka Kahle, Werner. 1997. Atlas berwarna & teks Anatomi Manusia – Alat-Alat Dalam. Jakarta: EGC. Martini, Frederic H dan Judi L. Nath. 2009. Fundamentals of Anatomy and Physiology eighth edition. San Fransisco: Pearson Education Inc. Moore KL, Agur AMR. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates. Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC.

Related Documents

Modul Anat Eksterna.pdf
December 2019 40
Easy Anat
August 2019 26
Intro Anat B 08
November 2019 11
Modul
October 2019 83

More Documents from ""