PEMETAAN SEDERHANA DENGAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) LAPORAN GEOFISIKA
Oleh :
Nama
: Dwi Marta Ardiyanti
NIM
: 161810201069
Kelompok
:1
Waktu
: Jumat, 8 Maret 2019
Asisten
: Afriedha Atika T.
LABORATORIUM GEOFISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Istilah pemetaan seringkali digunakan pada ilmu matematika untuk
menujukkan proses pemindahan informasi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, proses tersebut sama dengan yang dilakukan oleh kartografer,yaitu memindahkan informasi dari permukaan bumi ke dalam kertas. Hasil dari pemindahan
informasi
tersebut
dinamakan
peta
atau
denah
atau
map.Perkembangan dalam teknologi. Komputer memungkinkan perpindahan media untuk pemetaan menjadi digital. Pemetaan digital menjadi lebih fleksibel karena banyaknya jumlah informasi yang dimiliki dan mudahnya pengaksesan informasi. Bentuk peta digital yang paling sederhana adalah memindahkan media peta yang sebelumnya kertas menjadi gambar pada komputer (Fitriani et al.,2011). Praktikum mengenai GPS (Global Positioning System) dilakukan bertujuan untuk mengetahui pemetaan dari. Data yang diperoleh sebanyak 161 data yang kemudian akan dipetakan untuk menjadi sebuah peta kontur menggunakan sebuah software surfer. Alat yang digunakan diantaranya adalah GPS, meteran, dan software Surfer 12. Manfaat dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk memetakan suatu daerah atau medan tertentu berdasarkan letaknya. Daerah yang dilakukan pengamatan dalam praktikum GPS ini dimulai dari wilayah Fakultas MIPA sebagai titik start, Fakultas Farmasi, Fakultas Faperta, dan kembali ke Fakultas MIPA. Langkah pertama yang dilakukan saat melakuka praktikum ialah dengan menentukan lokasi yang digunakan sebagai acuan titik awal, kemudian dengan menggunakan GPS akan muncul koordinat garis lintang selatan (S), bujur timur (E), dan ketinggian (elevasi) lalu dicatat posisi tersebut. Jarak yang digunakan seesar 6m untuk menentukn titik selanjutnya hingga mendapatkan data lebih dari 150 data. Global Positioning System atau lebih sering disebut GPS adalah suatu sistem radio navigasi penentuan posisi menggunakan satelit. GPS dapat memberikan informasi tentang posisi suatu objek yang ada di muka buki dengan cepat dan akurat dan memberikan informasi waktu serta kecepatan yang bergerak
secara kontinyu di seluruh dunia. Penggunaan GPS sangatlah membantu dalam berbagai bidang, diataranya bidang militer, navigasi, sistem informasi geografis, sistem pelacakan kendaraan, pemantau gempa, dan dalam aplikasi kontrol. Pada bidang militer GPS digunakan untuk mengetahui posisi pasukan berada atau untuk menuntun arah bom. Pada Navigasi GPS dijadikan sebagai alat navigasi contohnya adalah kompas. Bidang sistem Informasi geografis memanfaatkan GPS untuk pembuatan peta, mengukur jarak perbatasan, dan sebagai referensi pengukuran suatu wilayah. Bidang pemantau gempa memanfaatkan GPS untuk memantau pergerakan tanah dan memperkirakan terjadinya suatu gempa di bumi.
1.2
Rumusan Masalah Rumusan masalah dari dilakukannya praktikum mengenai Global
Positioning System (GPS) adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana bagian-bagian serta fungsi dari masing-masing bagian GPS?
2.
Bagaimana cara membuat peta kontur dari koordinat yang didapat saat praktikum dengan menggunakan software Surfer?
1.3
Tujuan Tujuan dari dilakukannya praktikum mengenai Global Positioning System
(GPS) adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui bagian-bagian serta fungsi dari masing-masing bagian GPS
2.
Mengetahui cara membuat peta kontur dari koordinat yang didapat saat praktikum dengan menggunakan software Surfer.
1.4
Manfaat Global Positioning System atau lebih sering disebut GPS adalah suatu
sistem radio navigasi penentuan posisi menggunakan satelit. Aplikasi penggunaan GPS sangat banyak ditemukan pada beberapa bidang, diantaranya pada bidang militer, navigasi, sistem informasi geografis, sistem pelacakan kendaraan, pemantau gempa, dan dalam aplikasi kontrol. Pada bidang sistem informasi geografis, GPS dimanfaatkan dalam pembuatan peta suatu daerah/wilayah.
Aplikasi GPS dapat ditemukan dalam pembuatan peta situasi. Pembuatan peta situasi dengan GPS dilakukan dengan pengambilan titik-titik dari obyek garis seoerti jalan, sungai, dan batas wilayah. Titik-titik tersebut akan ditentukan informasi posisi berdasarkan sistem koordinat geografi dan datum WGS (World Geodetic System). Data yang ada di GPS akan ditranfer dengan memanfaatkan program GARMIN yang selanjutkan akan dilakukan pembuatan peta akhir (Peta Situasi) dengan program MapInfo 4.0.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Software Surfer Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan
peta kontur dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid. Perangkat lunak ini melakukan plotting data tabular xyz tak beraturan menjadi lembar titiktitik segi empat (grid) yang beraturan. Grid adalah serangkaian garis vertikal dan horizontal yang dalam surfer berbentuk segi empat dan digunakan sebagai dasar pembentuk kontur dan surface tiga dimensi. Garis vertikal dan horizontal ini memiliki titik-titik perpotongan. Pada titik perpotongan ini disimpan nilai z yang berupa titik ketinggian atau kedalaman. Gridding merupakan proses pembentukan rangkaian nilai z yang teratur dari sebuah data xyz. Hasil dari proses gridding ini adalah file grid yang tersimpan pada file.grd (Firdaus, 2011). Program
surfer
dilengkapi
dengan
fasilitas
perhitungan volume
gusur dan timbun (cut and fill), yaitu volume tanah yang dibutuhkan untuk meratakan lahan pada elevasi tertentu. Input data yang diperlukan adalah koordinat titik-titik dan elevasinya (x, y, z) yang diperoleh dari pengukuran topografi. Data ini akan diolah untuk menghasilkan peta kontur wilayah secara langsung serta volume gusur-timbun yang diperlukan. Dengan perangkat ini, pekerjaan penggambaran peta kontur serta perhitungan volume gusur-timbun dapat dilaksanakan secara cepat dan peta yang dihasilkan dapat direproduksi dengan cepat (Firdaus, 1988).
Gambar 1. Peta Tiga Dimensi
(Sumber: Firdaus, 2011)
Gambar 2. Peta Dua Dimensi (Sumber: Firdaus, 2011) Surfer membantu dalam analisis kelerengan, ataupun morfologi lahan dari suatu foto udara atau citra satelit yang telah memiliki datum ketinggian. Aplikasi lain yang sering menggunakan surfer adalah analisis spasial untuk mitigasi bencana alam yang berkaitan dengan faktor topografi dan morfologi lahan. Surfer dapat memberikan gambaran secara spasial letak potensi bencana. (Endarto, 2005).
2.2
GPS (Global Positioning System)
2.2.1 Sejarah GPS (Global Positioning System) Amerika Serikat merupakan negara pencetus dan pemrakarsa GPS. Pada dasarnya, bentuk sistem teknologi GPS sama dengan sistem navigasi radio pangkalan pusat, seperti LORAN dan Decca Navigator yang dikembangkan pada tahun 1940-an dan digunakan selama Perang Dunia II. Sebuah tim ilmuwan AS yang dipimpin oleh Dr. Richard B. Kershner saat itu memonitor transmisi radio Sputnik. Mereka menemukan bahwa Efek Doppler berpengaruh pada transmisi radio, di mana sinyal frekuensi yang ditransmisi Sputnik sangat tinggi saat baru diluncurkan dan semakin rendah seiring dengan satelit menjauhi bumi. Mereka
menyadari bahwa dengan mengetahui letak bujur lokasi mereka dengan tepat di peta dunia, mereka mampu melacak posisi satelit tersebut mengorbit berdasarkan tolak ukur penyimpangan Efek Doppler (Abidin,2000). Transit, satelit sistem navigasi pertama yang digunakan oleh Angkatan Laut AS sukses diujicobakan pertama kali pada tahun 1960. Sistem yang menggunakan kumpulan dari lima satelit ini mampu menentukan posisi sekali tiap jamnya. Pada tahun 1967, AL AS mengembangkan satelit Timation yang membuktikan kemampuannya dengan menetapkan waktu yang akurat di angkasa, merupakan teknologi acuan sistem GPS. Tahun 1970-an, Sistem Navigasi Omega pangkalan pusat, berdasarkan pembandingan fase sinyal, menjadi sistem navigasi radio pertama yang meliputi seluruh dunia. Satelit percobaan pertama Block-I GPS diluncurkan pada Februari 1978. Satelit-satelit GPS pertama kali dibuat oleh Rockwell International (sekarang merupakan bagian dari Boeing) dan sekarang dibuat oleh Lockheed Martin (IIR/IIR-M) dan Boeing (IIF) (Abidin,2007).
2.2.2 Definisi GPS (Global Positioning System) Global Positioning System (GPS) adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak. GPS atau Global Positioning System, merupakan sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya dimana dia berada (secara global) di permukaan bumi yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital. Dimanapun berada, maka GPS bisa membantu menunjukan arah, selama melihat langit. GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu milik Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Departemen of Defense) yang pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit (Moeshariyanto et al, 2009)
Menurut
Tim
SIG
PT.
Geomatik-Konsultan
(2010),
keuntungan
menggunakan GPS adalah sebagai berikut: a. Dapat dioperasikan 24 jam setiap hari dari lokasi manapun di permukaan bumi. b. Dapat digunakan oleh setiap orang dimanapun berada. c. Cara mengoperasikan sangat mudah. d. Cepat dan mudah mendapat data posisi koordinat geografis. Sinyal GPS memiliki beberapa kelemahan seperti lemahnya sinyal karena pengaruh atmosfer atau tidak ketidakmampuan sinyal menembus benda yang bersifat tebal dan keras seperti gedung yang dapat berpengaruh pada penghitungan lokasi penerima. Dengan bantuan jaringan perangkat nirkabel, kelemahan yang terdapat pada GPS dapat diatasi dengan menggunakan metode nirkabel. (Puspika et al., 2012). Keuntungan utama dari system GPS adalah bisa mendapatkan posisi melalui sinyal dari satelit. Tetapi GPS memiliki kelemahan yaitu penerima harus pada line of sight dengan satelit, yang merupakan masalah untuk aplikasi dalam gedung. GPS cocok untuk di luar gedung atau lingkungan outdoor dengan tingkat kesalahan 5 sampai dengan 10 meter. Teknologi lainnya adalah Cellphone. Cellphone cocok untuk lingkungan outdoor dengan prinsip telephone trunk yang memiliki akurasi 50 m dengan biaya yang moderate. Namun, akurasi dari sistem posisi berbasis GSM dalam ruangan sangat dibatasi oleh ukuran sel. Selain itu, efektivitas sistem untuk lingkungan dalam ruangan juga dibatasi oleh multipath dan pelemahan sinyal (Puspika et al., 2012) Menurut Prahasta (2002), menyatakan bahwa penentuan posisi dengan GPS metode absolut adalah penentuan posisi yang hanya menggunakan 1 alat receiver GPS. Karakteristik penentuan posisi dengan cara absolut ini adalah sebagai berikut : 1.
Posisi ditentukan dalam sistem WGS 84 (terhadap pusat bumi).
2. Prinsip penentuan posisi adalah perpotongan ke belakang dengan jarak ke beberapa satelit sekaligus. 3.
Hanya memerlukan satu receiver GPS.
4.
Titik yang ditentukan posisinya bisa diam (statik) atau bergerak (kinematik).
5.
Ketelitian posisi berkisar antara 5 sampai dengan 10 meter.
Aplikasi utama dari penggunaan GPS adalah untuk keperluan navigasi. Metoda penentuan posisi absolut ini umumnya menggunakan data pseudorange dan metoda ini tidak dimaksudkan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian posisi yang tinggi. Untuk dapat melaksanakan prinsip penentuan posisi, GPS dikelola dalam suatu sistem GPS yang terdiri dari dari 3 bagian utama yaitu bagian angkasa, bagian pengontrol dan bagian pemakai (Azhar,2004). Penerima GPS yang tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran membuat penggunaannya di darat juga beragam. Beberapa tahun belakangan GPS bahkan dimanfaatkan juga di angkasa luar untuk mendapatkan posisi satelit lainnya. Akan tetapi, aplikasi yang paling kreatif menurut penulis adalah menggunakan GPS sebagai radar. Sinyal GPS yang memantul dari suatu obyek digunakan untuk menghitung posisi obyek tersebut. Menurut Antoni (1999), menyatakan bahwa penentuan posisi dengan GPS dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut 1.
Ketelitian data terkait dengan tipe data yang digunakan, kualitas receiver GPS, level dari kesalahan dan bias.
2.
Geometri satelit, terkait dengan jumlah satelit yang diamati, lokasi dan distribusi satelit dan lama pengamatan.
3.
Metoda penentuan posisi, terkait dengan metoda penentuan posisi GPS yang digunakan, apakah absolut, relatif, DGPS, RTK dan lain-lain.
4.
Strategi pemrosesan data, terkait dengan
real-time atau
post
processing, strategi eliminasi dan pengkoreksian kesalahan dan bias, pemrosesan baseline dan perataan jaringan serta kontrol kualitas. Beberapa kegunaan dan manfaat GPS adalah sebagai berikut: a. Mengetahui posisi koordinat. b. Menentukan dan merekam posisi (mark waypoint). c. Menentukan dan merekam jalur pada saat berjalan (mark on track).
d. Mengarahkan untuk mencapai posisi yang telah ditentukan (go to). e. Mengarahkan dan memandu untuk mencapai titik awal keberangkatan melalui jalur lintasan yang ditempuh pada saat berangkat (trackback). f. Membuat waypoint secara manual tanpa menggunakan data-data hasil perolehan geometris satelit.. g. Membuat dan menyimpan rute perjalanan dari satu waypoint ke waypoint lainnya (route).
BAB 3. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah cara penyajian dengan suatu percobaan, disebut juga sebagai tahapan-tahapan sistematis dalam melakukan eksperimen. Dalam hal ini terdapat rancangan eksperimen Pemetaan Sederhana Menggunakan Global Positioning System (GPS), jenis dan sumber data eksperimen, variable eksperimen dan skala pengukuran, metode analisis data dan kerangka pemecahan masalah.
3.1 Rancangan Eksperimen Secara garis besar, skema dari rancangan kegiatan eksperimen ditampilkan dalam bentuk diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1: Identifikasi Permasalahan
Kajian Pustaka
Variabel Penelitian
Kegiatan Eksperimen
Data
Analisis Data
Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian.
3.2 Jenis dan Sumber Data Eksperimen Eksperimen yang dilakukan bersifat kuantitatif, dimana data yang diperoleh dari hasil pengukuran objektif. Data dapat diukur atau dihitung secara langsung, kemudian dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah nilai Latitude (S), nilai Longtitude (E), nilai elevasi. Eksperimen Pemetaan Sederhana Menggunakan Global Positioning System (GPS) dilakukan di lingkungan Universitas Jember, pada hari Jumat, tanggal 8 Maret 2019 pukul 07.00 – 09.00 WIB.
3.3 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran Definisi operasional variabel dalam eksperimen Pemetaan Sederhana Menggunakan Global Positioning System (GPS) adalah sebagai berikut:
3.3.1 Variable Eksperimen a.
Variabel Bebas Variabel bebas yaitu faktor-faktor yang nantinya akan diukur, dipilih, dan
dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat hubungan di antara fenomena atau peristiwa yang diteliti atau diamati. Variabel bebas dalam eksperimen ini yaitu nilai Latitude (S), nilai Longitude (E), dan Elevasi
b. Variabel Terikat Variabel terikat yaitu faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh peneliti dalam sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam eksperimen ini adalah jarak antar lintasan.
c.
Variabel Kontrol Variabel kontrol merupakan variabel yang diupayakan untuk dinetralisasi
oleh sang peneliti dalam penelitiannya tersebut dan variabel inilah yang menyebabkan hubungan di antara variabel bebas dan juga variabel terikat bisa tetap konstan. Variabel kontrol dalam eksperimen ini adalah lintasan.
3.3.2 Skala Pengukuran Skala pengukuran yang dipakai dalam eksperimen Pemetaan Sederhana Menggunakan Global Positioning System (GPS) sebagai berikut : a.
Tabel Pengamatan
Tabel 3.1 Data hasil percobaan Pemetaan Sederhana Menggunakan Global Positioning System (GPS) No. 1. 2. 3. 4. 5.
Latitude
Longtitude
Elevansi
b. Grafik
Gambar 3.4.2 Grafik Hasil Pemetaan Sederhana Menggunakan GPS
3.4 Kerangka Pemecahan Masalah 3.4.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam Eksperimen Pemetaan Sederhana Menggunakan GPS adalah : 1.
Garmin GPS MAP 60CS, sebagai alat pengukur ketinggian suatu lokasi dan fitur kompas untuk menentukan arah azimuth
2.
Alat Tulis Menulis, untuk mencatat hasil data eksperimen
3.
Kamera, berfungsi untuk mengambil data hasil eksperimen
4.
Software MapSource dan Surfer, berfungsi untuk mengolah hasil data
3.4.2 Tata Laksana Eksperimen Tata laksana eksperimen yang dilakukan dalam eksperimen Pemetaan Sederhana Menggunakan GPS sesuai dengan gambar berikut :
a.
Langkah Kerja Langkah kerja dari percobaan pemetaan sederhana dengan menggunakan
GPS adalah sebagai berikut : 1.
GPS dinyalakan terlebih dahulu dengan menekan tombol ON/OFF. DIbiarkan GPS hidup beberapa saat agar GPS stabil.
2.
Acuan lokasi ditentukan sebagai pengambilan titik koordinat awal dengan menggunakan GPS. Dengan menekan tombol mark, maka secara otomatis koordinat titik awal tersebut akan terbaca oleh GPS. Kemudian, nama titik diganti dan setelah selesai, tekan tombol oke. Titik yang terbaca dalam GPS tersebut meliputi titik lintang selatan (S), bujur timur (E), dan ketinggian (elevasi). Data tersebut dicatat juga secara manual sebagai data salinan apabila data yang terdapat dalam GPS terhapus.
3.
Diambil foto lokasi ditentukannya titik tersebut dengan menggunakan kamera yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4.
Langkah tersebut dilakukan sebagai penentuan titik kedua dan seterusnya sampai pada titik ke limapuluh dengan jarak antar titik yang berbeda-beda sehingga didapatkan 50 titik koordinat yang siap diolah ke dalam software.
5.
Mengolah data GPS menggunakan software MapSource -
Dibuka halaman awal MapSource
-
Dipilih menu edit dan dipilih menu preference untuk pengaturan pemilihan posisi, Symbol dan lain sebagainya
-
Untuk memasukkan data koordinat dari data yang tersedia kedalam software MapSource yaitu dengan cara dipilih sub menu “new waypoint” pada menu edit
-
Data titik koordinat dimasukkan ke dalam menu position
-
Dimasukan 50 titik hasil pengamatan melalui GPS untuk memperoleh peta Koordinat yang diamati
-
Diintegrasikan mapsoure dengan google earth sehingga didapat tampilan data koordinat dalam google earth
6.
Pembuatan sebuah peta kontur dan pemodelan 2 dimensi menggunakan software surfer
- Data yang berasal dari MapSource (data waypoint 50 titik) dipindah ke
excel untuk dilakukan pemisahan data. Pemisahan tersebut dilakukan dengan cara dilakukan blok terhadap data yang telah dicopy. Kemudian dipilih menu “text to coloumn” sehingga data yang semula menjadi satu, terpisah menjasi tiga bagian. Data yang dipakai hanyalah dua data terakhir. Jadi selain data tersebut, data dihapus. Data pertama merupakan data longitude (x) dan data yang kedua merupakan data latitude (y). - Data elevasi (z) diperoleh dari pengukuran langsung pada GPS, sehingga
diperoleh data XYZ yang siap untuk dimasukkan dan diolah ke dalam software surfer - Membuka halaman baru surfer, kemudian langsung dipilih menu file,
dipilih menu New dan dipilih submenu worksheet. - Data yang terdapat pada excel diinput ke dalam halaman worksheet pada
surfer. Setelah itu, data dalam worksheet tersebut disimpan untuk digunakan kembali pada langkah selanjutnya - Diklik “plot 1” yang terdapat di sebelah kiri atas pada halaman surfer
maka akan muncul halaman yang mirip dengan dengan halaman corel draw - Dilakukan grid data. Caranya adalah dengan membuka menu “grid” pada
menu yang telah tersedia pada toolbar menu. Kemudian dipilih “data” yang sebelumnya pernah disimpan dan klik “ok”. - Muncul pengaturan data yang terdiri dari data X, Y dan Z, diklik “ok” - Muncul sebuah peringatan, klik “yes” maka akan muncul “gridding report” - Pada peringatan diklik “ok” sedangkan halaman “gridding report”
disimpan Membuat kontur (2D) -
Dipilih menu map, kemudian dipilih menu new. Dalam menu new terdapat beberapa pilihan model peta yang akan digunakan. Bisa juga dilakukan melalui menu bar
-
Dipilih contour map maka akan muncul data gridfile mana yang hendak digunakan. Sebelumnya telah dilakukan penyimpanan “gridding report”,
maka file data tersebut dipilih dan klik open sehingga muncul sebuah peta kontur yang dimaksudkan -
Untuk memberi warna pada peta tersebut dapat dilakukan dengan cara diklik gambar tersebut sehingga muncul beberapa pengaturan peta pada sebelah kiri halaman (fill contours, levels, fill color).
Membuat peta dengan 3D surface -
Dipilih “new 3D surface” pada jenis map
-
Dipilih data file yang sebelumnya telah disimpan kemudian klik open dan akan muncul peta dengan tipe 3D
-
Diatur pada menu pengaturan
3.4.4 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada percobaan Pemetaan Sederhana Menggunakan GPS yaitu bersifat interval atau berupa pengukuran. Metode ini berupa pengukuran South dan Bujur. Pengukuran secara langsung dilakukan untuk mengetahui nilai latitude, nilai longtitude, dan nilai elevansi. Semua analisis perhitungan dikerjakan menggunakan software yang telah ditentukan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Hasil
yang diperoleh
dari pratikum
pemetaan sederhana dengan
menggunakan GPS adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Koordinat Lintasan Longtitude E 11343042 11343044 1134304 11343038 11343037 11343037 11343044 11343035 11343032 11343032 1134303 11343029 11343031 1134303 11343031 11343032 11343033 11343034 11343035 11343035 11343034 11343034 11343034 11343036 11343037 11343038 1134304 11343041
Latitude (S) 809515 809517 809515 809513 809512 809512 809511 809506 809506 809506 809504 809503 809501 809499 809498 809495 809493 809493 809492 809488 809487 809485 809482 809481 809499 809477 809476 809473
Elevasi
Easting Bujur
108 116 134 131 113 108 126 117 128 122 123 118 115 114 108 111 114 113 127 124 119 117 115 109 110 112 111 112
573871 574161 573871 573580 573434 573434 573288 572554 500000 500000 500000 500000 500000 500000 500000 500000 500000 500000 570470 569866 527886 527765 527582 541281 550062 554552 568036 574330
Nothing Lintang 89927960 89928183 89927960 89927738 89927627 89927627 89927516 89926960 89926965 89926965 89926742 89926631 89926409 89926186 89926075 89925742 89925519 89925519 89925403 89924959 89924851 89924629 89924295 89924183 89926184 89923737 89923624 89923289
11343041 11343042 1134304 11343038 11343035 11343033 11343032 1134303 11343028 11343027 11343025 11343023 11343021 11343018 11343017 11343015 11343013 11343011 1134301 11343008 11343007 11343005 11343003 11343001 1134300 11343597 1134359 11343594 11343593 11342592 1134259 11342588 11342586 11342583 11342581 1134258 11342578 11342576 11342576
809472 80947 809469 809468 809468 809466 809466 809465 809464 809463 809463 809462 809462 809461 80946 809459 809458 809457 809457 809456 809454 809454 809452 809451 809451 80945 80945 80945 809449 809448 809447 809446 809446 809446 809445 809444 809443 809442 809441
113 115 114 118 121 122 121 116 119 119 116 113 115 114 113 114 119 120 122 119 115 112 116 114 113 115 116 114 120 117 113 112 113 120 119 114 113 116 115
574160 580530 566954 553439 533399 519946 513297 500000 486764 480194 466990 453896 440723 421153 414787 401914 389105 376360 369853 357188 351425 338508 326448 314057 307647 672693 627928 653509 646747 640017 626971 613988 348022 329029 316833 310999 675954 662972 662554
89923178 89922955 89922845 89922736 89922738 89922516 89922516 89922405 89922294 89922182 89922181 89922069 89922068 89921953 89921841 89921727 89921613 89921498 89921497 89921381 89921157 89921152 89920925 89920809 89920806 89920703 89920718 89920710 89920601 89920491 89920384 89920276 89920265 89920258 89920141 89920028 89919922 89919815 89919704
11342575 11342572 11342568 11342567 11342565 11342567 11342566 11342566 11342562 11342566 11342565 11342564 11342563 11342563 11342562 11342563 11342563 11342562 11342562 1134256 1134256 1134256 11342559 11342481 11343042
809439 809438 80944 809442 809445 809445 809448 809449 809452 809453 809456 809458 809459 809462 809463 809465 809467 809468 809471 809473 809475 809477 809478 809559 809515
113 110 126 117 125 126 134 126 116 112 118 119 112 114 115 110 109 109 118 118 110 113 112 101 108
655498 636487 612255 606566 594752 607384 601835 602090 577141 603107 597375 591326 585007 585620 579222 586230 586635 580158 580716 567573 567882 568189 561509 427964 573871
89919484 89919379 89919609 89919833 89920169 89920167 89920502 89920613 89920952 89921058 89921393 89921617 89921730 89922063 89922176 89922397 89922620 89922732 89923066 89923290 89923513 89923735 89923847 89932850 89927960
Gambar 4.1 Plot Peta kontur 2D
Gambar 4.2 Plot Peta kontur 3D
4.2 Pembahasan Praktikum geofisika ini bertujuan untuk memetakan wilayah disekitar FMIPA UNEJ. Lintasan yang dilewati dimulai dari FMIPA kemudian memutari
FAPERTA dan kembali ke FMIPA sebagai acuan awal. Koordinat GPS dicatat disetiap 6m melewati lintasan tersebut. Banyaknya titik koordinat yang digunakan sekitar 150 titik, semakin banyak titik koordinat yang digunakan maka semakin tepat koordinat tersebut. GPS yang digunakan yaitu Handy GPS dengan seri Garmin Map 60CS. GPS bekerja dengan cara menembakan gelombang elektromagnetik ke permukaan Bumi yang nantinya akan diterima GPS/ handphone yang terintegrasi dengan GPS. Gelombang/sinyal tersebut akan diubah menjadi koordinat sesuai dengan database peta permukaan Bumi. Data yang muncul diantaranya garis lintang, bujur, akurasi dan elevasi (ketinggian). Data berupa koordinat lintang dan bujur tersebut masih harus diubah menjadi format UTM (Universal Transferse Mercator) yang merupakan satuan unit meter. Format UTM digunakan agar proyeksi bentuk peta permukaan Bumi menggunakan skala meter. Data elevasi dan UTM tersebut kemudian diolah menggunakan aplikasi Surfer agar didapat citra/gambar berupa peta kontur 2 dimensi maupun 3 dimensi. Gambar peta kontur tersebut memberikan informasi berupa ketinggian wilayah, bentuk permukaan dan lain – lain dalam skala meter. Peta kontur tersebut nantinya dapat dibandingkan dengan peta wilayah Universitas
Jember
sehingga
dapat
diidentifikasi
perbedaan
maupun
persamaannya. Data tersebut diharapkan mampu memberikan gambaran umum sesuai kondisi real wilayah yang telah dilakukan pemetaan. Garmin gps navigasi adalah salah satu receiver gps tipe navigasi,yang di lengkapi dengan kompas digital dan altimeter digital. GPS Garmin ini memiliki beberapa kemampuan diantaranya apat menentukan posisi koordinat dalam format geografi ( lintang dan bujur ), koordinat pada proyeksi peta ( UTM ), menentukan ketinggian suatu wilayah atau tempat, dan dapat menyimpan koordinat sebanyak 1000 titik (waypoint). Bagian-bagian yang terdapat di GPS Garmin diantaranya adalah tombol on/off yang berfungsi untuk mengaktifkan dan mematikan receiver, tombol zoom IN/OUT yang berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil tampilan, tombol FIND untuk navigasi mencari suatu titik yang telh diketahui koordinatnya, tombl MARK untuk menyimpan posisi saat pengukuran dalam
waypoint, tombol QUIT untu keluar dari halaman, tombol ROCKER untuk memilih menu atay menggerakkan kursor, tombol PAGE untuk pindah dari tampilan halaman, tombol MENU, untuk menampilkan option masing-masing tampilan, dan tombol ENTER untuk memilih menu/submenu dan untuk memasukkan data.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan Pemetaan Sederhana Menggnakan GPS adalah sebagai berikut 1. Peta kontur dibuat dengan data elevasi dan data UTM yang merupakan konversi dari data lintang maupun bujur serta database aplikasi Surfer. 2. GPS Garmin memiliki beberapa bagian-bagian diantaranya adalah tombol ON/OFF, IN/OUT, FIND, MARK, QUIT, ROCKER, PAGE, MENU, dan ENTER.
5.2 Saran Praktikan harus lebih sabar dan teliti dalam pengambilan data koordinat. Data yang kurang lengkap semisal tidak tercatat data elevasinya, maka pemetaan tersebut harus diulang dari awal. Untuk menghindari hal tersebut, setidaknya praktikan harus mendokumentasikan proses pengambilan data tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hasanuddin Z. 2000. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Pradnya Paramita Abidin, Hasanuddin Z. 2007. GPS dan Survei Hidro-Oseanografi. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Antoni. 1999. Pekerjaan Dasar Survei. Yogyakarta: Kosinus. Azhar. 2004. Penentuan Posisi Dengan GPS Dan Aplikasinya. Jakarta : Pradanya Paramita. Endarto, Danang. 2005. Perpetaan. Surakarta: UNS Press. Firdaus. 2011. Perpetaan Teknik. Kendari: Universitas Haluoleo. Moeshariyanto, Gatot dan Saputra, Candra. 2009. Navigasi Radar Navigasi Elektronik. Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi. Banyuwangi. Prahasta, Eddy. 2002. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis Informatika. Bandung: Yudistira. Puspika, Blasius Neri, dkk. 2012. Implementasi Algoritma Dijkstra Dalam penentuan Jalur Terpendek Di Yogyakarta Menggunakan Gps dan Qt Geolocation. Yogyakarta : Universitas Kristen Dutowacana.
LAMPIRAN