SEJARAH PERKEMBANGAN BETON Pemakaian beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai bahan pembentuknya telah dimulai sejak zaman Yunani dan Romawi, bahkan diperkirakan sebelum itu. Penggunaan beton bertulang secara intensif dimulai pada awal abad ke sembilan belas. Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan tulisannya mengenai prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau kelemahan bahan beton terhadap tariknya. Pada tahun 1850, J.L.Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen untuk dipamerkan pada pameran dunia tahun 1855. J. Monir, seorang ahli taman dari Prancis, mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengtasi tariknya pada tempat tamannya. 1
Pada tahun 1886, Koenen menerbitkan tulisan mengenai teori dan perancangan struktur beton. Seiring perkembangan yang terjadi dalam bidang ini, terbentuklah berbagai komite/lembaga: German Committee Reinforce Concrete, Australian Concrete Committee, American Concrete Institute, dan British Concrete Institute. Di Indonesia terbentuk Departemen Pekerjaan Umum yang selalu mengikuti perkembangan beton melalui Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan (LPMB). Melalui lembaga ini diterbitkan peraturan-peraturan standar beton yang biasanya mengadopsi peraturan internasional yang disesuaikan dengan keadaan bahan-bahan bangunan di Indonesia. Perkembangan dalam bidang seni serta analisis perancangan dan konstruksi beton, maka dapat dibangun konstruksi beton atau bangunan-bangunan yang sangat khas, seperti:Marina Tower, Lake Point Tower Chicago, Keong Mas Di taman Mini Indonesia, dll. 2
DESKRIPSI BETON Beton merupakan fungsi dari bahan pembentuknya yaitu: Semen hidrolik (Portland Cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambahan (additive). Untuk mengetahui perilaku bahan-bahan pembentuk beton, kita memerlukan pengetahuan mengenai karaktiristik masing-masing komponen pembentuknya. Menurut Nawy (1985:8) beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimia sejumlah material pembentuknya. oleh karena itu, masing-masing bahan pembentuk beton perlu dipelajari sebelum mempelajari beton secara keseluruhan. Dalam usaha untuk memahami karaktiristik bahan pembentuk campuran beton sebagai dasar perancangan beton, Departemen Pekerjaan Umum melalui LPMB banyak mempublikasikan standar-standar beton. 3
DPU-LPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1). Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah: - Kualitas semen - Proporsi semen dalam campuran beton - Kekuatan dan kebersihan agregat - Ikatan/adhesi antar pasta semen dan agregat - Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton - Pemadatan beton dan perawatan 4
Kualitas beton, disamping ditentukan oleh kualitas bahan pembentuknya juga sangat dipengaruhi oleh kualitas pelaksanaan di lapangan. Seperti disebutkan oleh L.J. Murdock dan K.M. Brock bahwa “kecakapan tenaga kerja adalah salah satu faktor penting dalam produksi suatu bangunan.
5
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BETON Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras bagaikan batu dengan kekuatn tinggi. Tapi dalam keadaan segar beton seperti bubur sehingga mudah untuk dibentuk sesuai keinginan. Beton juga sangat tahan terhadap serangan api juga sangat tahan terhadap serangan korosi. Sehingga secara umum kelebihan dan kekurangan beton adalah: Kelebihan Beton: -Dapat dibentuk sesuai keinginan -Mampu memikul beban tekan yang berat -Tahan terhadap temperatur tinggi -Biaya pemeliharaan rendah/ kecil 6
Kekurangan Beton: -Bentuk yang sudah dibuat sulit diubah -pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi -Berat -Daya pantul suara besar -Membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk -Tidak memiliki kekuatan tarik -Setelah dicampur beton segera mengeras -beton yang mengeras sebelum pengecoran, tidak bisa didaur ulang.
7
KINERJA BETON Sampai saat ini beton masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan struktur. Hal ini disebabkan: bahan pembentuk beton sangat mudah diperoleh dalam jumlah yang besar, ketersediaan tenaga kerja yang cukup banyak dan murah. Menurut SNI-15-1990-03, untuk penggunaan beton dengan kekuatan tidak lebih dari 10 MPa boleh menggunakan campuran 1 pc:2 psr:3 batu pecah/split dengan slump untuk pengukuran pengerjaannya tidak lebih dari 100 mm. Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20 MPa boleh menggunakan penakaran volume, tetapi pengerjaan beton dengan kekuatan tekan lebih dari 20 MPa harus menggunakan campuran berat. 8
Tiga kinerja yang dibutuhkan dalam pembuatan beton: 2. Memenuhi kriteria konstruksi yaitu mudah dikerjakan dan dibentuk serta mempunyai nilai ekonomi 3. Kekuatan tekan tinggi 4. Durabilitas atau keawetan tinggi
9