PENGOBATAN RASIONAL PRIHWANTO BUDI Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Jember
PENGOBATAN RASIONAL • Pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinis pasien, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang adequate dan dengan biaya yang terjangkau, serta mencegah dampak penggunaan obat yang tidak tepat yang dapat membahayakan pasien dan mengganggu tercapainya tujuan pengobatan
KRITERIA PENGOBATAN RASIONAL • Efisien, Efektip, Optimal, tidak kurang tidak lebih • Bisa mendapatkan hasil sesuai tujuan terapi (pencegahan, pengurangan gejala/keluhan, penyembuhan, peningkatan kualitas hidup,dll) • Tidak menimbulkan DRP
PENGOBATAN RASIONAL PENUHI KRITERIA ‘4 TEPAT 1 WASPADA’ - TEPAT OBAT EARMU’s - TEPAT INDIKASI SESUAI DIAGNOSA - TEPAT PASIEN SESUAI KONDISI PX - TEPAT REGIMEN DOSIS PEMBERIAN TAKARAN, RUTE, SAAT, INTERVAL, LAMA TX - WASPADA ESO & INTERAKSI OBAT
TEPAT OBAT • EFEKTIF : TELAH UJI KLINIK ‘DOUBLE BLIND RANDOMIZED CONTROL TRIAL’ • AMAN : ESO RINGAN/ BISA DIMENEJEMEN • RELEVAN : SESUAI DGN TUJUAN TERAPI, PENYAKIT, dan KONDISI PASIEN • MUTU : INDUSTRI BONAFID - CPOB – ORIGINAL PRODUCT • MURAH : PRIORITAS YG MURAH BILA EFEKTIFITASNYA SAMA • MUDAH DIDAPAT
EFEKTIVITAS OBAT • Obat poten untuk indikasi tertentu, merupakan Obat terpilih (Drug of choice) yang direkomendasikan untuk mengatasi keluhan/ gejala untuk indikasi tertentu • Antibiotik dikatakan efektif bila mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dikatakan paling poten jika minimum inhibitory concentration (MIC) paling kecil
EFEKTIVITAS OBAT • Obat yang sama dari product yang berbeda dinilai perbedaan potensinya dari parameter BA/ BE nya.Contoh : perbandingan potensi antar obat paten, atau antara obat paten dengan obat generik • Jenis / kelas terapi yang sama, dosis yang lebih kecil dikategorikan lebih poten dibanding yang lebih besar
KEAMANAN OBAT • Obat tidak menimbulkan keluhan/penyakit baru,Toksisitas dan Efek Samping Obat paling ringan • Indeks terapi Obat merupakan rentang antara dosis terapi minimal dan dosis toksik / dosis letal. Semakin lebar indeks terapi , obat semakin aman. • Obat pilihan tidak kontraindikasi untuk pasien • Contoh obat indeks terapi sempit: Digoxin, phenitoin, dll
KEAMANAN PENGGUNAAN TIDAK MENYEBABKAN ‘5D’ : • DEAD • DISABILITY • DISEASE • DISCOMFORT • DISSATIFACTION
EVALUASI KEAMANAN • • • • •
PENGOBATAN JANGKA PANJANG RENTANG TERAPI SEMPIT INDUKSI & INHIBISI SISTEM ENZIM INTERAKSI OBAT KERUSAKAN ORGAN METABOLISME & EKSKRESI AKUMULASI TOKSISITAS ESO/ADR
RELEVANSI Obat pilihan harus sesuai dgn tujuan terapi, penyakit/keluhan, dan kondisi pasien: • Tujuan terapi : profilaksis, terapi kausatif, simptomatis • Kesesuaian penyakit/keluhan: merupakan drug of choice / obat direkomendasikan • Kesesuaian kondisi pasien: bukan obat kontra indikasi untuk pasien
HARGA • Produk Generik name umumnya lebih murah dari produk brand name, karena pada brand name ada biaya promosi. • Karena pertimbangan harga, ada ketentuan Kep Dirjen Yanmed No 0428/RSKS/SK/89 ttg Juklak Permenkes RI kewajiban menulis dan menggunakan obat generik di RS • Karena alasan subsidi silang, RS juga menggunakan obatbrand name
MUTU • Obat dikatakan bermutu baik bila stabilitas tetap terjaga dan dapat mendatangkan efek sesuai yang diinginkan sampai tanggal kedaluarsa (ED) terlampaui. • Untuk menjaga mutu obat tetap baik, semua pernyaratan pengelolaannya harus terpenuhi (menejemen instabilitas), terutama kondisi penyimpanan harus memperhatikan faktor-faktor instabilitas obat.
MUTU • Perbandingan mutu dapat dilakukan antar produk sejenis: generik vs generik, generik vs paten, paten vs paten • Parameter yang bisa digunakan utuk penilaian mutu adalah parameter farmakokinetik: BA-BE, Onset, Durasi, T1/2, dan stabilitas sediaan
MUDAH DIDAPAT • Obat pilihan harus terjamin kemudahan mendapatkannya, kontinuitas ketersediaan terjamin • Obat tersedia disaat dibutuhkan • Diutamakanyang diproduksi didalam negeri dan distributor yang mudah dihubungi, serta cepat proses pengirimannya.
KRITERIA PEMILIHAN OBAT ESENSIAL • BENEFIT-RISK RATIO PLG MENGUNTUNGKAN • MUTU TERJAMIN (STABILITAS & BIOAVAILABILITAS) • PRAKTIS • MENJAMIN KEPATUHAN PASIEN • BENEFIT-COST RATIO TERTINGGI
• BILA LEBIH 1 PILIHAN PALING DIKETAHUI FARMAKOKINETIK PLG BAIK STABILITAS TERBAIK MUDAH DIPEROLEH • OBAT JADI KOMBINASI, MENINGKATKAN MANFAAT & KURANGI RESIKO DBD MSG-2 KOMPONEN
TEPAT INDIKASI • OBAT DIGUNAKAN SESUAI PERUNTUKAN INDIKASINYA • OBAT TIDAK RASIONAL JIKA DIGUNAKAN UNTUK MENDAPATKAN EFEK SAMPINGNYA
TEPAT PASIEN • PENGGUNAAN OBAT HARUS MEMPERHATIKAN KONDISI PASIEN: - KONDISI KHUSUS: PEDIATRI, MANULA, KEHAMILAN - KONDISI SOSIO EKONOMI PASIEN - RIWAYAT PENYAKIT : GANGGUAN FUNGSI ORGAN LIVER, GINJAL - RIWAYAT ALERGI OBAT
TEPAT DOSIS • DOSIS BERPERAN PENTING DALAM PEMBERIAN TERAPI YANG RASIONAL, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DOSIS AKAN MERUGIKAN PASIEN. • SIMAK : DOSIS LAZIM, DOSIS TERAPI DAN DOSIS MAKSIMAL MASINGMASING OBAT • REGIMENTASI DOSIS SANGAT MEMPENGARUHI KEPATUHAN PASIEN
WASPADA ESO • PENGGUNAAN OBAT TIDAK BOLEH MENIMBULKAN EFEK SAMPING YANG PERLU DITERAPI • PENGGUNAAN OBAT HARUS SELALU MEMPERTIMBANGKAN BENEFIT – RISK RASIO
WASPADA TERHADAP ESO SEMUA OBAT POTENSIAL MENIMBULKAN ESO • 41 % PASIEN ALAMI • BISA BERAT MEMBAHAYAKAN JIWA • TIMBUL SEGERA ATAU TERTUNDA / ‘DELAYED KEWASPADAAN PERLU, SEBAB : – ESO YANG BERAT BISA MEMBAHAYAKAN JIWA – ESO BISA MENYAKITKAN – SETIDAK-TIDAKNYA : MENGGANGGU
ADR / ESO • TIPE A :
• TIPE B :
• • • •
• • • • •
DAPAT DIRAMALKAN TERGANTUNG DOSIS MORBIDITAS TINGGI MORTALITAS RENDAH • DITANGANI DG PENURUNAN DOSIS
BRADIKARDI O/ BETA BLOCKER
TDK DAPAT DIRAMALKAN JRG TERGANTUNG DOSIS MORBIDITAS RENDAH MORTALITAS TINGGI DITANGANI DG PENGHENTIAN OBAT
SYOK ANAFILAKSIS O/ ANTIBIOTIKA
DAMPAK TERHADAP ESO MAKIN BANYAK OBAT MAKIN BANYAK ESO PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEMBARANGAN RESISTENSI 1 JARUM BANYAK PASIEN PENULARAN PENYAKIT
DAMPAK TERHADAP ESO ESO BERAT TIDAK WASPADA MEMBAHAYAKAN TIDAK WASPADA ESO DISANGKA PENYAKIT BARU DIOBATI COST MENINGKAT ESO YANG BISA DIRAMALKAN TIMBUL TIDAK WASPADA RAWAT INAP LEBIH LAMA
INTERAKSI OBAT OBAT OBAT
MAKANAN
FARMAKOKINETIK : ‘LADME’ OBAT FARMAKODINAMIK: AKSI / POTENSI OBAT
1 + 1 = …….. ? INTERAKSI OBAT
= 1 ……... INDIFFERENT < 2 ……… ANTAGONIS = 2 ……… ADDITIF/SUMASI > 2 ……… SINERGIS/POTENSIASI = 4 ……… IDIOSINKRASI
DAMPAK INTERAKSI OBAT • TOKSISITAS : OBAT DG RENTANG TERAPI SEMPIT • RESISTENSI : UNDERDOSE AB • AKUMULASI ESO : ‘SEGERA’ / ‘DELAYED’ • PEMBOROSAN BIAYA OBAT : PD ANTAGONISME
WASPADA INTERAKSI OBAT • INTERAKSI OBAT BISA MERUGIKAN DAN PERLU DILAKUKAN MENEJEMEN INTERAKSI OBAT : – PENINGKATAN TOKSISITAS – PENINGKATAN EFEK SAMPING – PENURUNAN EFEK TERAPI / POTENSI OBAT
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK • KRITERIA RASIONALITAS (4 T 1 W) ditambah KRITERIA WASPADA RESISTENSI • Penggunaan ANTIBIOTIK Secara BIJAK
FAKTOR PENYEBAB PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK RASIONAL 1. KURANGNYA PENGETAHUAN FARMAKOTERAPI 2. KURANG MENDAPAT INFORMASI OBAT YANG BENAR 3. Dx TIDAK PASTI SHOT GUN Thx 4. JARANG MENGIKUTI KURSUS PENYEGAR 5. TIDAK ADANYA PEDOMAN PENGOBATAN PD UNIT2 PELAYANAN
FAKTOR PENYEBAB PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK RASIONAL 6. TEKANAN DARI PENDERITA 7. TEKANAN DARI INDUSTRI FARMASI 8. SISTEM YAN-KES YANG KURANG MERATA 9. PENGAWASAN PEMASUKAN OBAT YANG KURANG KETAT (DULU)
DAMPAK PENGOBATAN YANG TIDAK RASIONAL THD MUTU PELAYANAN SEMBUH - WAKTU PERAWATAN YANG LEBIH LAMA - KECACATAN - DAMPAK EFEK SAMPING TIDAK SEMBUH - PENYAKIT TAMBAH PARAH - MENINGGAL
KONTRIBUSI FARMASIS • Terlibat dalam penyusunan formularium dan pedoman terapi • Menjamin ketersediaan perbekalan farmasi yang disepakati • Evaluasi penggunaan obat • Identifikasi dan rekomendasi pemecahan masalah DRP’s
DAMPAK TERHADAP BIAYA PENGOBATAN WAKTU PERAWATAN LEBIH LAMA BIAYA PENGOBATAN MENINGKAT OBAT TANPA INDIKASI YANG JELAS MENAMBAH BEBAN PENDERITA
DRUG RELATED PROBLEM SEGALA PERMASALAHAN BERKAITAN DENGAN PENGGUNAAN OBAT IRRASIONAL: • SALAH PEMILIHAN OBAT • TIDAK MENDAPAT OBAT UNTUK INDIKASINYA • MENDAPAT OBAT TANPA INDIKASI • DUPLIKASI & INTERAKSI OBAT • DOSIS SUBTERAPETIK / OVER DOSIS • ADR / ESO • GAGAL MENDAPAT OBAT
BENTUK PENGOBATAN YANG TIDAK RASIONAL TIDAK TEPAT INDIKASI PANAS-BATUK-PILEK-MATA BERAIR SEFALEKSIN ANAK TAK MAU MAKAN SIPROHEPTADIN ORGABOLIN
TIDAK TEPAT OBAT
URETRITIS GO TETRASIKLIN (TDK EFEKTIF) ARV LINI 2 (OBAT TDK TERSEDIA) PENDERITA TDK MAMPU TRADE NAME (MAHAL)
TIDAK TEPAT DOSIS REGIMEN ANAK 7 TAHUN – BB 45 KG AMPI 3 DD 250 MG AMPI DIBERIKAN P.C. KETOKONAZOL DIBERIKAN A.C. KAPTOPRIL DIBERIKAN P.C. KAPTOPRIL HANYA DIBERIKAN 1X / HARI MUNTAH TERUS METRONIDAZOL ORAL ASIKLOVIR 3 DD PYELONEFRITIS HANYA DITERAPI 5 HARI
TIDAK TEPAT PENDERITA HEPATITIS + FEBRIS PARASETAMOL ANAK 4 TAHUN DIBERI : - TETRASIKLIN - KUINOLON IBU HAMIL DIBERI : - TETRASIKLIN - NSAID PENDERITA BPH DIBERI : - BUSCOPAN - LIBRAX HIPERTENSI + ASMA BLOCKER
WASPADA TERHADAP ESO SEMUA OBAT RACUN TAK ADA OBAT TANPA EFEK SAMPING – CTM NGANTUK HATI2 UNTUK SOPIR – KLORAMFENIKOL GANGGUAN MATURASI ERITROSIT HATI2 ANEMIA – KORTIKOSTEROID : • OSTEOPOROSIS HATI2 MENOPAUZE • IRITASI LAMBUNG GASTRITIS • GLUKOSA DARAH HATI2 DM
WASPADA TERHADAP ESO TERFENADIN ASTEMIZOL ARITMOGENIK HATI2 LORATADIN ARITMIA PROPRANOLOL SESAK HATI2 PDRT ASMA BR KETOKONAZOL HEPATOTOKSIK HATI2 USILA ETHAMBUTOL NEURITIS OPTICA HATI2 ANAK
WASPADA INTERAKSI OBAT • Antibiotik bersama obat incl kaolin/pektin • Ciprofloxacin, Tetrasiklin, Captopril bersama makan • Warfarin bersama fenilbutazon • Salbutamol bersama Propanolol • MTX bersama NSAID • Verapamil bersama Digoxin • DLL
REFERENSI • Massow and R Korte, Guidelines to Rational Drug Use, Macmillan Education, London, 1997 • WHO, Guide to Good Prescribing, Geneva, 1994 • Joenoes, Nannizar Zaman, Ars Prescribendi Resep yang Rasional, Unair Press, Surabaya, 2004 • Lestari, Cristina Sri et all, Seni Menulis Resep, PT Perca, Jakarta, 2004 • Tim PPOSR Dinkes Prop Jawa Timur, Panduan PPOSR, Surabaya, 1999 • MIMS, ISO