4.1 KARAKTERISTIK RISIKO PERUBAHAN TINGKAT BUNGA Perubahan tingkat bunga bisa menyebabkan perusahaan menghadapi dua tipe risiko : a. Risiko Perubahan Pendapatan pendapatan bersih ( hasil investasi dikurangi biaya ) berukurang dari yang diharapkan b. Risiko Perubahan Nilai Pasar nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga,yaitu berubah menjadi lebih kecil ( turun nilainya ) Risiko Perubahan Pendapatan Perubahan tingkat bunga dapat menyebabkan sedikitnya perubahan pendapatan. Ada 2 jenis risiko perubahan pendapatan yang dihadapi oleh perusahaan : a.
Risiko Penginvestasian kembali Misal asset seperti berikut ini :
Aset Obligasi
Kewajiban (Pasiva) jangka
waktu :1
tahun ,bunga : 12% pertahun
Obligasi jangka waktu: 2 tahun , dengan
bunga : 10%
pertahun ,selama 2 tahun
Keterangan :
Tahun 1 perusahaan peroleh keuntungan ( spreads ) 2% = 12% - 10%
Tahun kedua tergantung tingkat bunga investasi
Bila 12% tingkat bunga tetap peroleh keuntungan sama dengan tahun pertama
Bila bunga 8%, rugi 2%
b.
Risiko Pendanaan Kembali
Aset Obligasi
Pasiva jangka
waktu
tahun ,bunga 12% pertahun
2
Obligasi
jangka
waktu
tahun ,Bunga: 10% pertahun
1
Keterangan :
Tahun pertama spreads keuntungan 12%-10% = 2%
Tahun ke-2 tergantung tingkat bunga obligasi berlaku
Jika bunga pendanaan sama sebesar 10% maka diperoleh keuntungan 2%
Jika bunga 14% rugi 2%
4.1.1 Risiko Perubahan Harga Pasar Perubahan tingkat bunga menyebabkan perubahan nilai pasar aset atau kewajiban yang dipegang oleh perusahaan, jika penurunan nilai aset lebih besar dibanding dengan penurunan nilai kewajiban, maka perusahaan mengalami kerugian atau sebaliknya, Secara umum, jika bunga meningkat maka nilai sekuritas cenderung mengalami penurunan. Tingkat penurunan nilai tersebut bisa berbeda dari satu sekuritas ke sekuritas lainnya. Misal perusahaan mempunyai neraca sebagai berikut :
Aset
Pasiva
Obligasi jangka waktu 10
Obligasi
tahun ,nilai
1
tahun ,Nilai nominal: Rp. 1
juta. Kupon Bunga :10% Nilai
juta. Kupon Bunga: 10% Nilai
pasar: Rp. 1 juta
pasar: Rp. 1 juta
nominal :Rp.
jangka
waktu
2
Misalkan tingkat yang berlaku adalah 10%, maka nilai obligasi yang menjadi asset dan obligasi kewajiban adalah : Obligasi asset
= 100.000 +………….......+ 1.100.000 = 1 juta (1+0,1)1
Obligasi Kewajiban
(1+0,1)10
= 100.000 +………….........+ 1.100.000 = 1 juta (1+0,1)1
(1+0,1)2
Obligasi asset dan kewajiban mempunyai nilai pasar yang sama yaitu Rp 1 juta. Misalkan tingkat bunga naik menjadi 12%, maka nilai obligasi keduanya adalah: 100.000 +………+ 1.100.000 = Rp. 886.996
Obligasi asset =
1+0,12)1 Obligasi Kewajiban
(1+0,12)10
= 100.000 +………+ 1.100.000 (1+0,12)1
= Rp. 966.199
(1+0,12)2
Terlihat bahwa kedua obligasi tersebut mengalami penurunan nilainya. Karena obligasi asset mengalami penurunan lebih besar dibandingkan turunnya obligasi kewajiban, maka perusahaan tersebut mengalami kerugian.
4.2. PENGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT BUNGA : METODE PENILAIAN KEMBALI (REPRICING MODEL )
4.2.1 Periode Harian Repricing model mencoba mengukur risiko perubahan tingkat bunga dengan menggunakan pendekatan pendapatan. Model tersebut ingin melihat bagaimana pengaruh perubahan tingkat bungaterhadap pendapatan yang diperoleh suatu organisasi.
Aset
Kewajiban ( Pasiva )
Meminjamkan dipinjaman pasar antar bank
Meminjam di pasar antar bank
1 hari
1 hari
Rp
3M 3M
Rp 2 M
Comercial Paper 3 bulan
Rp 3 M
Tabungan
Rp
Surat Hutang 6 bulan
Rp 5 M
Deposito 1 bulan
Rp 10 M
Pinjaman 1 tahun
Rp 6 M
Deposito 1 tahun
Rp 10 M
Obligasi 3 tahun
Rp 10 M
Deposito 2 tahun
Rp 10 M
Modal
Rp 5 M
Total Pasiva
Rp 41 M
Obligasi
3
bunga mengambang
tahun Rp 5 M
tk
Pinjaman bunga tetap jangka waktu 10 tahun
Rp 10 M
Total Aset
Rp 41 M
Langkah – langkah yang perlu dilakukan : 1. Mengidentifikasi dan mengelompokan aset atau kewajiban yang rentan terhadap perubahan tingkat bunga, yaitu asset atau kewajiban yang harus dinilai ulang jika tingkat bunga berubah. 2. Menghitung gap anatar aset sensitif dengan kewajiban sensitif terhadap perubahan bunga dan menghitung perubahan pendapatan jika tingkat bunga berubah.
a. Mengidentifikasi Dan Mengelompokkan Asset Misal aset bank pinjaman dipasar antar bank satu hari sebesar Rp 2 miliar, jika tingkat bunga besok berubah (misal naik), maka pendapatan bunga yang diperoleh akan berubah (meningkat dalam hal ini), dengan kata lain aset ini tergolong sensitif dan harus dinilai kembali ( Reprice). Disisi lain melihat sisipasiva, bank meminjam dipasar antar bank sebesar Rp 3 miliar, bank memiliki aset yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga sebesar Rp 3 miliar, ini tergolong sensitif dan harus dinilai kembali ( Reprice )jika bunga harian berubah.
b. Menghitung Gap antara Asset dan Kewajiban yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga dan menghitung perubahan pendapatan Gap antara RSA dengan RSL bisa dihitung sebagai berikut : GAP = (Rp 2 miliar) – (Rp 3 miliar ) = - Rp 1 miliar
Misalkan tingkat bunga meningkat sebesar 1% (misal dari 10% menjadi 11%), maka pendapatan bank tersebut berubah sebesar :
Perubahan pendapatan
= (GAP x ( Δ Bunga) = - Rp 1 miliar x 0,01 = -Rp 10 juta
Dengan kata lain bank tersebut mengalami kerugian sebesar Rp 10 juta jika tingkat bunga sebesar 1% .
4.2.2 Periode Lebih dari Satu Hari Identifikasi aset sensitif terhadap perubahan tingkat bunga dalam waktu 1 tahun. Berikut hasil identifikasi tersebut :
Meminjam dipinjaman pasar antarbank 1 hari
Rp 2 M
Commercial Paper 3 bulan
Rp 3 M
Surat Hutang 6 bulan
Rp 5 M
Pinjaman 1 tahun
Rp 6 M
Bagian Obligasi 3 tahun yang jatuh tempo tahun ini
Rp2 M
Obligasi 3 tahun tingkat bunga mengambang
Rp 5 M +
Total Rate sensitif aset (RSA)
Rp 23 M
Untuk obligasi 3 tahun, sebesar Rp 2 M jatuh tempo tahun ini, Karena itu sejumlah Rp 2M akan dinilai ulang jika tingkat bunga berubah. Untuk obligasi dengan tingkat bunga mengambang,karena tingkat bunga ditetapkan kembali selam enam bulan, maka obligasi tersebut akan dinilai ulang setiap enam bulan. Pinjaman dengan bunga tetap dengan jangka waktu 10 tahun tidak masuk dalam perhitungan, karena tingkat bunga tersebut tetap selama 10 tahun, tidak akan berubah meskipun tingkat bunga berubah – ubah. Dari perhitungan diatas, nampak bahwa bank tersebut mempunyai asset yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga selama periode satu tahun (RSA) sebesar Rp 23 M.
Langkah berikutnya adalah mengidintifikasi kewajiban yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga untuk periode 1 tahun :
Meminjam dipasar antar bank 1 hari
Rp 3 M
Tabungan
Rp 3 M
Deposito 1 bulan
Rp 10 M
Deposito 1 tahun
Rp 10 M
Total Rate Sensitive Liability ( RSL )
Rp 26 M
Dari perhitungan di atas nampak bahwa bank tersebut mempunyai kewajiban yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga selama periode 1 tahun ( RSL ) sebesar Rp 26 M
4.2.3 Gap Sebagai Indikator Risiko Tingkat Bunga Kumulatif GAP = RSA – RSL = Rp 23 M – Rp 26 M = - Rp 3 M
Maka kenaikan bunga akan merugikan bank tersebut karena gap negatif . dalam contoh diatas, gap ratio adalah :
GAP Ratio
= KGAP / Total aset = - Rp 3 M / Rp 41 M = - 0,073 atau - 7,3%
Gap ratio bermanfaat karena memberikan informasi besarnya gap relatif terhadap total asset. Sebagai contoh, misal ada dua bank dengan inormasi gap berikut ini :
Gap
Bank A
Bank B
- Rp 10 M
- Rp 20 M
Total Aset
Rp 100 M
Gap Ratio
- 10%
Rp 500 M - 4%
GAP Bank A lebih kecil dari bank B, sehingga eksposure Bank A terhadap resiko nampak lebih kecil dari Bank B, Tapi jika dibanding total aset terlihat Gap ratio B lebih kecil dibanding A. Jika suatu perusahaan / bank ingin menghilangkan eksposur terhadap resiko perubahan tingkat bunga, maka bank tersebut bisa membuat neraca dengan gap sama dengan nol. Otomatis juga akan kehilangan kesempatan memperoleh perbedaan bunga. Untuk itu bank menetapkan gap tertentu. GAP ratio sebesar plus/minus 15% biasa dilakukan oleh bank.
4.2.4 Perubahan Tingkat Bunga yang Berbeda Untuk Asset dan Kewajiban Δ Pendapatan bersih = Δ Pendapatan bunga – Δ Biaya bunga Kembali ke contoh di atas, di mana Bank mempunyai RSA sebesar Rp 23 M, dan mempunyai RSL sebesar Rp 26 M, atau gap sebesar – Rp 3 M. Misalkan tingkat bunga untuk asset berubah 2% sementara tingkat bunga untuk kewajiban berubah 1%. Maka perubahan pendapatan : ΔPendapatan bersih
= (Rp 23 M)(0,02) – (Rp 26 M)(0,01) = Rp 460 juta – Rp 260 juta = Rp 200 juta
Terlihat bahwa bank justru memperoleh keuntungan karena pendapatan bunga meningkat lebih beasr dibandingkan dengan biaya bunga.
4.3 PENGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT BUNGA : METODE JANGKA WAKTU ( MATURITY MODEL ) 4.3.1 Perhitungan Gap jangka waktu ·
Metode repricing (penilaian kembali mempunyai kelemahan terutama karena tidak
memperhatikan efek perubahan nilai pasar dari perubahan tingkat bunga. Jika tingkat bunga meningkat maka discount rate atau tingkat pendiskontoan juga meningkat. Present value aliran kas di masa datang semakin kecil dan nilai pasar sekuritas akan turun. ·
Contoh metode repricing
suatu bank membeli obligasi dengan tujuan untuk investasi (dipegang sampai jatuh tempo) dalam situasi tersebut bank akan mencatat nilai historis obligasi di neracanya. Bank memperoleh pendapatan hanya dari kupon bunga yang dibayarkan. ·
Contoh Metode pengukuran risiko perubahan tingkat bunga yang memperhitungkan
perubahan nilai pasar Bank lain membeli obligasi dengan tujuna untuk memperoleh keuntungan melalui trading (memperjual belikan sekuritas). Bank akan mencatat nilai obligasi di neracanya berdasarkan nilai pasar obligasi. Karena itu nilai pasar obligasi akan di efaluasi praktis setiap hari. Jika nilai pasar obligasi lebih kecil nilai belinya, bank tersebut merugi dan sebaliknya. ·
Contoh metode Jangka waktu mengukur perubahan harga pasar suatu aset akibat
perubahan tingkat bunga. Suatu bank mempunyai neraca sebagai berikut Aktiva
Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun
Pinjaman jangka pendek, bunga 15% jangk
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15%
nilai nominal = Rp 180 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun
Modal saham Rp 2 juta
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15% Total aset
Rp 20 juta
Total Pasiva
Rp 20juta
Misal tingkat bunga yang berlaku atau yield adalah 15% harga pasar akan sama dengan nilai nominal dengan situasi ini. Bank tersebut mempunyai aktiva dan pasiva sebesar 20juta.
Misalkan tingkat bunga yang berlaku meningkat menjadi 17% maka nilai obligasi tersebut menjadi :
Obligasi Aset 1 = 150.000
+ ............... + 1.150.000
(1+0,17)1
(1+0,17)10
Obligasi Aset 2 = 150.000
+ ............... + 1.150.000
(1+0,17)1
Pinjaman
= 9.068.279
= 8.874.447
(1+0,17)20
= 2.700.000
+ 1.150.000
(1+0,17)1
(1+0,17)2
= 17.429.323
Neraca yang baru sesudah perubahan tingkat bunga : Aktiva
Pasiva
Oblogasi jangka waktu 10 tahun
Pinjaman jangka pendek, bunga 15% jangka waktu
Nilai
nominal
15%
Rp
10
juta,
kupon
bunga= tahun, nilai nominal = Rp 18juta
Rp 9.068.279
Rp 17.429.323
Obligasi jangka waktu 20 tahun Nilai
nominal
15%
Rp
10
juta,
Modal saham Rp 2 juta kupon
Rp 513.403
bunga=
Rp 8.874.447
Total aset
Rp 17.942.726
Total Pasiva
Rp 17.942.726
Bank tersebut dikatakan mempunyai ketidaksesuaian jangka waktu antara aset dengan kewajiban ( maturity mismatch ). Ketidaksesuaian jangka waktu tersebut memunculkan ekposur terhadap resiko perubahan tingkat bung. Semakin besar ketidaksesuain tersebut semakin besar risiko perubahan tingkat bunga yang dihadapi bank tersebut. ·
Jangka waktu untuk portofolio aset atau kewajiban dapat dihitung sebagai rata-rata
tertimbang dalam jangka waktu aset atau kewajiban individual dengan membobot adalah nilai pasar dari masing-masing aset. Gap jangka waktu bisa dihitung :
Gap jangka waktu = MA ( maturity of Aset ) – ML ( Maturity of liability ) ·
Semakin besar gap jangka waktu baik positif maupun negatif semakin besar risiko
perubahan tingkat bunga yang dihadapi. Contoh : struktur neraca bank dengan gap jangka waktu yang tidak nol. Aktiva
Pasiva
Pinjama (aset) jangka panjang
Tabungan dan deposito
(misal memberikan kredit kepemilikan perumaha/KPR dengan (dengan jangka waktu 1 tahun) kangka waktu 10 tahun
·
Modal Saham
Jika bank memperkirakan tingkat bunga akan meningkat bank bisa memperkecil gap
jangka waktu atau bernilai negatif ( jangka waktu kewajiban lebih panjang dibandingkan dengan jangka waktu aset ) dalam situasi tersebut nilai kewajiban akan turun lebih cepat dibanding nilai aset ( hal yang menguntungkan bagi bank ) begitu pula ketika bank memperkirakan tingkat bunga akan menurun. Jangka waktu aset lebih besar dibandingkan dengan jangka waktu kewajiban.
3.2. Imunisasi Dengan Metode Jangka Waktu ·
Jika bank ingin melakukan imunisasi melalui metode jangka waktu agar perubahan
tingkat bunga tidak mengakibatkan kerugian maka bank bisa menyamakan jangka waktu aset dan jangka waktu kewajiban : MA = ML atau MA – ML = 0 ·
Jika bank menyamakan sumberdana dengan aset maka neracanya :
Aktiva
Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun
Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15%
jangka waktu 15 tahun, nilai
Obligasi jangka waktu 20 tahun
nominal = Rp 18 juta
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15%
Modal saham Rp 2 juta
Total aset
Total Pasiva
·
Rp 20 juta
Rp 20juta
Misal tingkat bunga meningkat menjadi 17% nilai aset dan kewajiban yang baru :
Aktiva
Pasiva
Oblogasi jangka waktu 10 tahun
Pinjaman jangka pendek, bunga 15% jangka waktu 1 tahun, nilai nominal = Rp 18juta
Nilai
nominal
15%
Rp
10
juta,
kupon
bunga=
Rp 9.068.279
Rp 16.083.293 Modal saham Rp 2 juta
Rp1.859.433
Obligasi jangka waktu 20 tahun Nilai
nominal
15%
Rp
juta,
kupon
bunga=
Rp 8.874.447
Total aset
·
10
Rp 17.942.726
Total Pasiva
Rp 17.942.726
Bank bisa menekan risiko perubahan tingkat bunga dengan menyamakan jangka waktu
aset dengan jangka waktu kewajiban tetapi bank tidak bisa sepenuhnya mengimunisasi risiko perubahan tingkat bunga. Hal ini merupakan kelemahan dari metode jangka waktu ( maturity model )
4.
PENGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT BUNGA : METODE DURASI
4.1 Kelemahan metode jangka waktu ·
Imunisasi dengan menyamakan jangka waktu aset dengan jangka waktu kewajiban tidak
bisa sepenuhnya melindungi modal saham misal Obligasi
Perincian
A
Nilai nominal Rp 1 juta, jangka waktu satu tahun, kupon bunga= 10%, dibayarkan setiap semester
B
Nilai nominal Rp 1 juta, jangka waktu satu tahun, kupon bunga= 10%, dibayarkan setiap tahun
·
Metode durasi memperbaiki metode jangka waktu karena metode durasi
memperhitungkan timing dari setiap aliran kas 4.2. Perhitungan durasi ·
Durasi bisa didefinisikan sebagai rata-rata tertimbang jangka waktu aliran kas dengan
pembobot porposi present value dari setiap aliran kas tersebut. ·
Misal tingkat bunga yang berlaku adalah 10% durasi untuk kedua obligasi boisa dihitung
: Waktu
Obligasi A
PVIF (5%)
PV Kas
Rata-rata tertimbang
(1)
(2)
(3)
(4)=(2)x(3)
Jangka waktu (5)
½
50.000
0,952381
47.619
0,0238
1
1.050.000
0,907029
952.381
0,9524
1.000.000
0,9762
Catatan: 5% adalah 10% dibagi dua, karena dibayarkan tiap semester Waktu
Obligasi B
PVIF (10%)
PV Kas
Rata-Rata
tertimbang
Jangka
waktu (1)
(2)
(3)
(4)=(2)x(3)
(5)
1
1.100.000
0,909091
1.000.000
1
1.000.000
1
Durasi Obligasi A {[(47.619)(1.000.000)] x (1/2)} + {[(952.381)(1.000.000)]x (1)} = 0,9762 tahun Durasi Obligasi B {[(1.000.000)/(1.000.000)] x 1} = 1 tahun ·
Misalkan kita mempunyai dua obligasi yaitu X danY dengan informasi sebagi berikut:
Obligasi
Perincian
X
Nilai nominal Rp 1juta, jangka waktu lima tahun, kupon bunga= 10%, dibayarkan setiap tahun.
Y
Nilai nominal Rp 1juta, jangka waktu lima tahun, kupon bunga= 10%, dibayarkan setiap semester
Tingkat bunga yang berlaku (yield) adalah 9%
Durasi untuk kedua Obligasi: Tahun
Aliran kas
PVIF (9%)
Present Value
Proporsi Aliran Kas
Pv Rata-Rata tetimbang jangka waktu
(1)
(2)
(3)
(4)=(2)x(3)
(5)
(6)=(5)x(1)
1
100.000
0,917
91.743
0,088
0,088
2
100.000
0,841
84.168
0,081
O,162
3
100.000
0,772
77.218
0,074
0,222
4
100.000
0,708
70.842
0,068
0,272
5
1.100.000
0,649
741.924
0,688
3,440
1.038.897
·
4,186
Perhitungan durasi obligasi Y
Tahun
Aliran Kas
PVIF (9%)
Present
Value Proporsi
Aliran Kas
PV Rata-rata
Aliran Kas
tertimbang jangka waktu
(1)
(2)
(3)
(4)=(2)x(3)
(5)
(6)=(5)x(1)
0,5
50.000
0,978232
48.911,6
0,039244
0,019622
1
50.000
0,955938
47.846,89
0,03839
0,03839
1,5
50.000
0,936107
46.805,36
0,037554
0,056332
2
50.000
0,91573
45.786,5
0,036737
0,073474
2,5
50.000
0,895796
44.789,82
0,035937
0,089843
3
50.000
0,876297
43.814,83
0,035155
0,105465
3,5
50.000
0,857221
42.861,07
0,03439
0,120364
4
50.000
0,838561
41.928,07
0,033641
0,134565
4,5
50.000
0,820308
41.015,38
0,032909
0,14809
5
1.050.000
0,802451
84.257,36
0,676042
3,38021
12.463,33
4,166355
Meskipun jangka waktu keduanya lima tahun, tetapi durasi untuk keduanya lebih kecil dari lima tahun, karena ada aliran kas yang dibayarkan sebelum tahun kelima. Durasi Y lebih kecil dibandingkan durasi X karena aliran kas Y lebih awal dibayarkan ( karena dibyarkan setiap semester ) dibandingkan obligasi X
Durasi untuk obligasi tanpa kupon ( zero coupon bond atau zeroes ) sama dengan jangka waktu obligasi tersebut Tahun
Aliran Kas
PVIF (9%)
Present Value Proporsi Aliran Kas
Aliran Kas
PV Rata-rata tertimbang jangka waktu
(1) 1
(2)
(3) 0
0,917431
(4)=(2)x(3) 0
(5)
(6)=(5)x(1)
0
0
2
1.000.000
0,84168
841.680
1
2
841.680
1
2
Obligasi zeroes dengan jangka waktu dua tahun mempunyai durasi 2 tahun Obligasi consol adalah obbligasi yang tidak mempunyai jatuh tempo. Dapat dihitung dengan : Dc = 1 + (1/R)
4.3 Karateristik Durasi ·
Durasi akan meningkat jika jangka waktu aset semakin panjang, menurun jika yield
meningkat dan menurun jika kupon bunga meningkat ·
Misalkan ada obligasi dengan karateristik yang sama persis, kecuali jangka waktunya lebih
panjang yaitu tahun 2 tahun Tahun
Aliran Kas
PVIF (5%)
Present Value Proporsi Aliran Kas
PV Rata-rata
Aliran Kas
tertimbang jangka waktu
(1)
(2)
(3)
(4)=(2)x(3)
(5)
(6)=(5)x(1)
0,5
50.000
0,952381
47.619,05
0,047619
0,02381
1
50.000
0,907029
45.351,47
0,045351
0,045351
1,5
50.000
0,863838
43.191,88
0,043192
0,064788
2
1.050.000
0,822702
863.9837,6
0,863838
1,727675
1.000.000
·
1,861624
Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi yield
( tingkat bunga yang berlaku ) meningkat menjadi 12% Tahun
Aliran Kas
PVIF (6%)
Present Value Proporsi Aliran Kas
Aliran Kas
PV Rata-rata tertimbang jangka waktu
(1)
(2)
(3)
(4)=(2)x(3)
(5)
(6)=(5)x(1)
0,5
50.000
0,943396
47.169,81
0,048051
0,0240
1
1.050.00
0,889996
93.4490,3
0,952949
0,9519
981.666,1
1
0,9759
· Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi kupon binganya lebih tinggi, misal 15% Tahun
Aliran Kas
PVIF (5%)
Present Value Proporsi Aliran Kas
Aliran Kas
PV Rata-rata tertimbang jangka waktu
(1)
(2)
(3)
(4)=(2)x(3)
(5)
(6)=(5)x(1)
0,5
75.000
0,952381
71.428,57
0,068256
0,0341
1
1.075.000
0,907029
975.056,7
0,931744
0,9318
1,046485
0,9659
4.4 Interpretasi Ekonomi Durasi ·
Hubungan antara durasi dengan perubahan harga bisa dP/P = - D ( dR/(1+R)
·
Term D/(1+R) bisa diringkas dan ditulis menjadi MD ( Modified Duration ), sehingga dP/P = - MD . dR
·
Perubahan bunga mempunyai bentuk nonlinier, sedangkan durasi mengasumsikan
perubahan yang bersifat linier. Penyesuaian konvektivitas bisa digunakan untuk meningkatkan akurasi metode durasi.
4.5 Imunisasi Dengan metode Durasi a. Ketidaksesuaian Durasi Aset dengan Kewajiban ( Duration Mismatch ) Jika suatu bank mempunyai durasi yang berbeda antara aset dengan kewajiban, maka bank tersebut menghadapi risiko perubahan tingkat bunga. Semakin besar perbedaan tersebut ( nilai absolut ), maka semakin besar risiko yang dihadapi bank tersebut. Misal : Aktiva
Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun
Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nominal minimal Rp 10 juta
Jangka waktu 2 tahun
Kupon bunga 15%
Nilai nominal Rp 18 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun Nilai nominal Rp 10 juta
Modal saham Rp 2 juta
Kupon bunga 15% Total aset
Rp 20 juta
Total pasiva
Rp 20 juta
Jika perusahaan mempunyai bebrap aset atau kewajiban, durasi portofolio aset/kewajiban bisa dihitung seperti DA = wl Al + ......... + wn An DL = wl Ll + .......... + wn Ln Gap yang positif menunjukan bahwa jika tingkat bunga naik, bank akan mengalami kerugian, sebaliknya jika gap menunjukkan angka negatif, kenaikan tingkatn bunga akan menguntungkan banl. Semakin tinggi gap durasi, semakin tinggi risiko perubahan tingkat bunga yang dihadapi perusahaan.
c.
Imunisasi Modal Saham
Bank bisa melakukan imunisasi dengan cara menyamakan durasi aset dengan durasi kewajiban ΔE = - ( DA – DL.k ) x A x (ΔR/(1+R) Nilai pasar zeroes Nilai nominal/(1+r)t
d. Imunisasi Rasio Modal Jika bank ingin mengimunisasi rasio modal, maka bank akan membuat durasi aset sama dengan durasi kewajiban DA = DL Nilai modal saham = nilai aset – nilai kewajiban