Mix Biore.docx

  • Uploaded by: chaeworld
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mix Biore.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,358
  • Pages: 22
BAB I FISIOLOGI KEHAMILAN A. Pengertian Fisiologi Kehamilan Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis. Organ reproduksi interna wanita adalah alat pembuahan atau kandungan bagian dalam yang meliputi ovarium, tuba falopi, uterus, dan vagina. Organ reproduksi eksterna wanita adalah alat pembuahan atau kandungan bagian luar yang meliputi mons veneris, labia mayor, labia minor, klitoris, introitus vagina, introitus uretra, kelenjar bartholini dan anus. Payudara/mamae/susu adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada. Organ Genitalia Eksterna wanita : 











Mons pubis : Mons pubis atau mons veneris merupakan jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat di atas simfisis pubis. Mons berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus (hubungan seksual). Semakin bertambahnya usia, jumlah jaringan lemak di tubuh wanita berkurang dan rambut pubis menipis. Labia mayor : Labia mayor adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis.. Labia mayor sensitive terhadap nyeri, sentuhan, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas, yang berfungsi sebagai rangsangan seksual. Labia minor : Labia minor terletak di antara dua labia mayor dan merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut, yang memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris dab menyatu dengan fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minor sama dengan mukosa vagina merah muda dan basah. Klitoris : Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak di bawah arkus pubis. Fungsi utama klitoris yaitu untuk menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual. Prepusium klitoris : Bagian lateral menyatu di bagian atas klitoris dan membentuk prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait. Bagian medial menyatu di bagian bawah klitoris untuk membentuk frenulum. Vestibulum : vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong, terletak antara labia minora, klitoris, dan fourchette.

1







Hymen merupakan lipatan yang tertutup mukosa sebaigan, bersifat elastic, tetapi kuat, dan terletak di sekitar introitus vagina. Pada wanita yang perawan, hymen dapat menjadi penghalang pada pemeriksaan dalam, pada insersi tampon menstruasi atau koitus. Fourchette : Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayor dan minor di garis tengah bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan hymen. Perineum : Perineum merupakan daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.

Organ Genitalia Interna wanita : 

Ovarium : ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba fallopii. Dua fungsi dari ovarium adalah untuk ovulasi dan mmemproduksi hormone. Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan adrogen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi wanita normal.  Tuba Fallopii : Sepasang tuba fallopii melekat pada fundus uterus. tuba ini memanjang ke arah lateral, mencapai ujung bebas ligament lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium.  Uterus : Uterus merupakan organ brdinding tebal, muscular, pipih, cekung yang mirip buah pir terbalik yang terletak antara kandung kemih dan rectum pada pelvis wanita. Pada wanita yang belum melahirkan, berat uterus matang sekitar 30-40 gr sedangkan pada wanita yang pernah melahirkan, berat uterusnya adalah 75-100 gr. uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin, dan teraba padat.  Vagina : Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di belakng kandung kemih dan uretra yang memanjang dari introitus (muara eksterna di vestibulum di antara labia minor / vulva) sampai serviks. Fungsi dari vagina adalah sebagai organ untuk koitus dan jalan lahir. Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis

B. Proses Kehamilan Proses kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm : 1. Ovulasi

2

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal yang kompleks.Jumlah oogonium pada wanita : -

bayi baru lahir: 750.000 umur 6-15 tahun : 439.000 umur 16-25 tahun : 159.000 umur 26-35 tahun : 59.000 umur 35-45 tahun : 34.000 manepouse : menghilang

Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Proses pertumbuhan ovum ( oogenesis) : a. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi. b. Desakan folikel de Graaf ovarium mengelluarkan hormon estrogen yang mempengaruhi : - gerak dari tuba yang mendekati ovarium - gerak sel rambut tuba yang semakin tinggi - pristaltik tuba makin aktif. c. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi poses pelepasan ovum yang disebut ovulasi. d. Dengan gerak aktif tuba yang memilliki umbai ( fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan serta ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism. e. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikutu tuba menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi. 2. Spermatozoa Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus, menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya menjadi spermatozoa. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta spermatozoa tiap milliliter. Bentuk spermatozoa seperti cabang yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10x kepala, mengandung energy sehingga dapat bergerak). Sebagian kematian dan hanya beberapa ratus yang mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam genetalia wanita dapat hidup selama 3 hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi. 3. Fertilisasi/ konsepsi

3

Fertilisasi atau konsepsi adalah pertemuan antara spermatozoa dengan ovum untuk membentuk zigot. Proses konsepsi / fertilisasi berlansung sebagi berikut : a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate, yang mengandung persediaan nutrisi b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang dibentuk vitelus c) Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang dalam zona pelucida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona pellucid d) Konsepsi terjadi pada pars ampuylaris tuba, tempat yang paling luas dan dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum yang mempunyai waktu terlama di dalam ampula tuba e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 24 jam f) Spermatozoa dilimpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan sebagian dari lipoprotein sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba. Spermatozoa hidup selama 3 hari di dalam genetalia interna. Spermatozoa mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radioata dan zona pelucida dengan proses enzimatik (hialurodinase). Melalui stomata spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya terlepas dan tertinggal di luar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dan membentuk zigot. 4. Nidasi Nidasi adalah masuknya dan tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Bagianbagian nidasi meliputi : a) b) c) d) e) f) g) h)

Pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa membentuk zigot Dalam beberapa jam zigot membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan ke uterus Hasil pembelahan sel memenuhio seluruh ruangan dalam ovum yang besarnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadium morula Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan sel di bagian luar morula yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas Sel trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan hormone korionik gonadotropin yang mempertahankan korpus luteum gravidarum Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula Perkembangan dan pertumbuhan terus berjalan, blastula dengan vili korialis yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi 4

i) Sementara itu, fase sekresi endometrium telah makin gembur dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua j) Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korialis” melakukan destruksi enzimatik dan proteotik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium k) Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi l) Proses nidasi tersebut terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi m) Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman.

C. Periode Kehamilan 1) Trimester pertama (0 – 12 minggu) Gejala pada trimester I umumnya adalah sering mual dan muntah, payudara membesar, sering buang air kecil, sering cepat lelah. Emosi tidak stabil, lebih sering cepat marah, penurunan libido seksual. 2) Trimester kedua (13 -28 minggu) Pada trimester II, terjadi penambahan berat badan yang sangat signifikan karena nafsu makan yang meningkat tajam, payudara yang semakin besar diikuti dengan perut bagian bawah yang terlihat semakin membesar. Bayi kadang – kadang terasa bergerak, denyut jantung meningkat, kaki, tumit, betis kadang membengkak. Gatal pada permukaan kulit di bagian perut. Kadang disertai dengan sakit pinggang dan gangguan pada pembuangan air besar/sembelit. Emosi menjadi lebih stabil dan seluruh perhatian tertuju pada sang bayi yang akan lahir. 3) Trimester ketiga (29-40 minggu) Pada trimester III, bayi mulai menendang – nendang, payudara semakin besar dan kencang, puting susu semakin hitam dan membesar, kadang – kadang terjadi kontraksi ringan dan suhu tubuh dapat meningkat. Cairan vagina meningkat dan kental. Emosi mulai tidak stabil, perasaan gembira disertai cemas menunggu kelahiran sang bayi.

D. Perubahan Pada Ibu Hamil Perubahan Sistem Reproduksi

-

 Uterus Terjadi pertambahan ukuran sel-sel otot uterus Terjadi lightening pada akhir-akhir kehamilan 5

-

Pengaruh hormon estrogen dan progesteron : Hipertrofi dan dilatasi otot Penumpukan jaringan fibrosa dan elastik untuk menambah kekuatan dinding uterus Penambahan jumlah dan ukuran pembuluh darah vena Dinding uterus semakin lama semakin menipis Uterus kehilangan kekakuan dan menjadi lunak dan tipis bersamaan dengan bertambahnya umur kehamilan 

  

Serviks : Terjadi perlunakan , Mengeluarkan sekret mukus endoserviks karena pengaruh progesteron untuk perlindungan terhadap infeksi , Estrogen meningkatkan vaskularitas sehingga timbul tanda chadwick , Prostaglandin dilepaskan dari jaringan untuk perlunakan serviks , Effacement atau pemendekan terjadi pada primigravida pada 2 minggu terakhir Vagina : Jaringan otot mengalami hypertrofi , Terjadi peningkatan vaskularisasi , Peningkatan pengeluaran pervaginam Vulva : Vaskularisasi meningkat , Warna menjadi lebih gelap Ovarium dan tuba falopi : ovulasi berhenti selama kehamilan , pematangan folikel baru ditangguhkan dan hanya satu korpus luteum yang ditemukan dalam ovarium , tuba fallopii mengalami hipertrofi , epitel mukosa menjadi gepeng

Perubahan pada payudara 1. Pada 3-4 minggu ada sensasi rasa nyeri, duktus dan alveoli membesar 2. Pada 6 minggu ukuran payudara bertambah besar 3. Pada 8 minggu mulai tampak 12-13 nodul kecil disekitar areola, merupakan kelenjar sebasea yang terdapat pada nipple (puting susu) yang mengalami perubahan, serta menghasilkan sebum (kelenjar keringat yang ada di puting) yang menjaga agar mammae tetap lembut dan kenyal 4. Pada 12 minggu puting susu membesar dan melunak, areola meluas, terjadi pigmentasi (berwarna lebih gelap) dengan diameter awal 4 cm, diameter maksimal 7 cm 5. Pada 16 minggu terdapat pengeluaran kolostrum Perubahan Sistem Pencernaan 1. Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus 2. Penurunan tonus dan motilitas saluran gastro intestinal menyebabkan waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama 3. Penyerapan makanan meningkat 4. Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya haemoroid 6

5. Adanya refluks sekret-sekret asam ke esofagus menyebabkan terjadinya pirosis (nyeri ulu hati) 6. Gusi menjadi melunak dan mudah berdarah (hiperemi)

Perubahan Sistem Muskuloskeletal Terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal dan sendi pubis karena pengaruh hormonal . Perubahan postur menyebabkan rasa tidak nyaman di punggung bagian bawah . Peningkatan volume darah, bersamaan dengan distensi pada vena dan tekanan uterus menyebabkan oedema pada kaki, vulva dan saluran anal, sehingga beresiko terjadi varises vena dan sering hemoroid

7

BAB II FISIOLOGI PERSALINAN A.

Pengertian Persalinan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa mengunakan alat pertolongan pada usia kehamilan 30-40 minggu atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi uterus dan tenaga mengejan. Menurut WHO persalinan normal adalah peralinan yang dimulai secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik. Persalinan terbagi menjadi 3 macam : 1. Persalinan spontan, bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir 2. Persalinan buatan, bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya eskstrasi dengan forceps, atau dilakukan operasi sectio caesarea. 3. Persalinan anjuran, bila bayi sudah cukup besar untuk hidup di luar, persalinan tidak dimulai dengan sendirinya dan berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.

B.

Sebab Mulanya Persalinan

Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui secara benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi. 1) Teori penurunan hormon :1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron menurun. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga menimbulkan His. 2) Teori distensi rahim : Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta. 8

3) Teori iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan menimbulkan kontraksi uterus. 4) Induksi partus : partus dapat ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yaitu beberapa laminaria akan dimasukkan dalam kanlis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankenhauser. Selain itu juga dengan amniotomi atau pemecahan ketuban serta pemberian oksitosin drips menurut tetesan per infus. 5) Teori prostaglandin : prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi salah satu sebab mulanya persalinan. Hasil dari percobaan membuktikan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Sebelum terjadi persalinan sebenarnya, beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki kala pendahuluan yang memiliki tanda-tanda sebagai berikut. a. Lightening (settling) atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida, sedangkan pada multipara tidak begitu terlihat. b. Perut terlihat lebih melebar dan fundus uteri menurun c. Bertambah seringnya frekuensi berkemih karena kandung kemih tertekan oleh bagian terendah janin. d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi yag semula lemah dari uterus yang biasanya ddisebut false labor pains. e. Serviks menjadi lebih lembek, mulai mendatar, dan sekresinya lendir bertambah serta bercampur darah (bloody show).

C. Tahapan Persalinan (Perubahan Fisiologi dan Psikologi Persalinan) 1. Kala I (Pembukaan) In partu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu : 1) Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai dengan pembukaan 3 cm, biasanya berlangsung dalam 7-8 jam. 2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfas  Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm  Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

9



Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.

2. Kala II (pengeluaran janin) Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu seperti akan buang air besar dengan adanya tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin terlihat menyebabkan vulva membuka dan perineum menonjol. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 ½ - 2 jam, sedangkan pada multi ½ -1 jam. 3. Kala III (penegeluaran plasenta) Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta akan terlepas seluruhnya, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan pengeluaran darah sekitar 100-200 cc. 4. Kala IV (pemantauan 2 jam setelah persalinan) Adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Yang harus menjadi perhatian selama kala IV adalah kesadaran, kontraksi uterus, perdarahan, vital sign, kandung kemih.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan A. Passage (Jalan Lahir) Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari : 1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)  Os. Coxae : Os illium, Os. Ischium, Os. Pubis  Os. Sacrum\  Os. Coccygis 2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen pintu panggul 10



Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.  tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet  Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet  Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet. 3) Sumbu Panggul Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus) 4) Bidang-bidang :  Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium  Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.  Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.  Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis 5) Ukuran-ukuran panggul  Ukuran luar panggul : Distansia spinarum : jarak antara kedua spina illiaka anterior superior : 24 – 26 cm . Distansia cristarum : jarak antara kedua crista illiaka kanan dan kiri : 28 – 30 cm . Konjugata externa (Boudeloque) 18 – 20 cm . Lingkaran Panggul 80-90 cm . Konjugata diagonalis (periksa dalam) 12,5 cm - Distansia Tuberum (dipakai Oseander) 10,5 cm  Ukuran dalam panggul : Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis  Ruang tengah panggul : Bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm . Bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm . Jarak antar spina ischiadica 11 cm  Pintu bawah panggul (outlet) : Ukuran anterio posterior 10-11 cm . Ukuran melintang 10,5 cm . Arcus pubis membentuk sudut 900 lebih, pada laki-laki kurang dari 800 . 6) Otot - otot Dasar Panggul Ligamen - Ligamen Penyangga Uterus - Ligamentum Kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackendrot): Ligamen terpenting untuk mencegah uterus tidak turun. Jaringan ikat tebal serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis. - Ligamentum Sacro - uterina sinistrum dan dekstrum : Menahan uterus tidak banyak bergerak Melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan kananmelalui dinding rektum kearah os sacrum kiri dan kanan. - Ligamentum Rotundum sinistrum dan dekstrum (Round Ligament) : Ligamen yang menahan uterus dalam posisi antefleksi. Sudut fundus uterus kiri dan kanan ke inguinal kiri dan kanan.

11

-

Ligamentum Latum sinistrum dan dekstrum (Broad Ligament) : Dari uterus kearah lateral. Ligamentum infundibulo pelvikum : Menahan tubafallopi. Dari infundibulum ke dinding pelvis.

B. Power Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari : 1. His (kontraksi otot uterus) Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks. 2. Kontraksi otot-otot dinding perut 3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan 4. Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum C. Passanger ( Janin ) Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. D. Psikis (Psikologis) Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata. Psikologis meliputi : - Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual - Pengalaman bayi sebelumnya - Kebiasaan adat - Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu Sikap negatif terhadap persalinan dipengaruhi oleh: - Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan - Persalinan sebagai ancaman pada self-image - Medikasi persalinan - Nyeri persalinan dan kelahiran

12

E. Penolong Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

E. Mekanisme Persalinan I.

Turunnya kepala Turunnya kepala dapat dibagi dalam : a) Masuknya kepala dalam pintu atas panggul Masuknya kepala janin kedalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala janin ke dalam pintu ats panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. b) Majunya kepala Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya, majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Hal-hal yang menyebabkan majunya kepala ialah : tekanan cairan intrauterine, tekanan langsung oleh fundus pada bokong, kekuatan mengejan pada ibu, melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim. II.

Fleksi Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, cervix, dinding panggul, atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini ialah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi. III.

Putaran paksi dalam Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah janin dari bagian depan memutar ke depan ke bawah sympisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan dan ke bawah sympisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu dalam persalinan untuk kelahiran kepala karena putaran paksi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam tidak terjadi sendiri, tetapi selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke bidang hodge III, kadang-kadang baru terjadi setelah kepala sampai ke dasar panggul.

13

IV.

Ekstensi Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Jika ekstensi tidak terjadi, kepala aka tertekan pada perineum dan menembusnya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas. Resultannya adalah kekuatan ke arah depan atas. Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah sympisis maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut di ats bagian yang berhadapan dengan subocciput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. V.

Putaran paksi luar Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. VI.

Ekspulsi Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah sympisis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

14

BAB III STRUKTUR PAYUDARA & FISIOLOGI LAKTASI Struktur payudara A. Pengertian payudara Payudara adalah Organ tubuh yang terletak bagian bawah kulit dan di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. B. Anatomi payudara Kelenjar mama atau payudara (buahdada) adalah perlengkapan pada organ reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu. (Pada orang laki-laki kelenjar ini rudimenter) Buah dada terletak di dalam fasia superfisialis di daerah pektoral antara sternum dan axila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai ke iga keenam atau ketujuh. Berwt dan ukuran buahdada berlain-lainan. Pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan, dan menjadi atrofik pada usia lanjut. Bentuk buah dada cembung ke depan dengan putting di tengahnya, yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Konstituen utama payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi menjadi bagian atai lobus oleh septum fibrosa, yang berjalan dari belakang puting payudara ke arah otot pektoralis. C. Struktur makroskopis payudara Struktur makrokopis mencangkup kauda aksilaris (jaringan payudara yang meluas ke arah aksila), areola (daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi), masing-masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5 cm. Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu : a) Korpus (badan) : yaitu bagian yang membesar. b) Areola : yaitu bagian yang kehitaman di tengah. c) Papilla atau puting : yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara. Korpus - Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. - Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.

15

-

Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).

Areola Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar. Papilla Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted). Puting payudara dikelilingi oleh areola mamae , suatu daerah berpigmen yang ukurannya bervariasi, yang bertambah gelap saat hamil serta kaya akan pasokan pembuluh darah dan serat saraf sensorik. Disekitar puting payudara terdapat tuberkel Montgomeri, kelenjar sebasea yang mengalami hipertrofi dan menjadi menonjol saat hamil, menghasilkan pelumas dan memberi perlindungan. Pemakaian sabun dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko kerusakan puting payudara, terutama kekeringan dan retak. Kepekaan puting payudara dan daerah di sekitarnya sangat meningakt segera setelah persalinan. Persiapan menyebabkan influks implus saraf aferen ke hipotalamus yang mengontrol laktasi dan perilaku ibu. D. Struktur mikroskopis payudara Payudara terutama tersusun atas jaringan kelenjar tetapi juga mengandung jaringan lemak dan di tutupi oleh kulit. Masing-masing payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus, yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Struktur di dalamnya menyerupai segmen buah anggur atau jeruk yang di belah. Setiap lobus merupakan satu unit fungsional yang berisi dan tersusun atas bangunan sebagai berikut : 1. Alveoli : mengandung sel-sel yang menyekresi susu, sel-sel tersebut di sebut sel aasini. 2. Tubulus laktiferus : saluran kecil di bawah alveoli 3. Duktus laktiferus : saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus laktiferus 4. Ampula : bagian dari duktus laktiferus yang melebar merupakan tempat penyimpanan air susu Fungsi payudara terutama di kendalikan oleh aktivitas hormon tetapi di persarafi oleh cabang-cabang nervus torakalis. Selain itu terdapat juga saraf simpatis, terutama di sekitar areola dan papila mamae. E. Tahap-tahap perkembangan payudara Payudara di mulai dari kehidupan intrauterin, yaitu pada minggu ke-4 kehidupan intrauterin. Saat lahir payudara akan membesar pada hari pertama kehidupan yang di sebabkan karena 16

penarikan hormon maternal dari aliran darah bayi yang di sertai dengan sekresi air susu. Pada periode neonatal tidak terdapat aktivitas jaringan payudara, tetapi akan muncul pada masa pubertas karena terjadi peningkatan kadar hormon estrogen yang merangsang pertumbuhan pembuluh laktiferus dan papila serta areola mamae. Peningkatan kadar progesteron memacu ploriferasi alveoli. Jumlah jaringan lemak dan fibrosa akan meningkat sehingga menyebabkan besarnya payudara. Pada masa subur wanita akan mengeluh adanya perubahan payudara yang menyerupai keluhan pada waktu hamil. Perubahan itu di sebabkan oleh hormon progesteron yang di hasilkan oleh korpus luteum.Pada masa kehamilan perubahan payudara di pengaruhi oleh hormon esrtogen, progesteron dan hormon somatomammotropin untuk mempersiapkan laktasi. F. Kolostrum Kolostrum berasal dari bahasa latin adalah susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum warnanya kekuningan dan kental penting bagi bayi karena mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahanan tubuh. Kolostrum mengandung banyak karbohidrat, protein, anti body dan sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi) bayi memiliki sistem pencernaan kecil dan kolostrum memberinya gizi dalam konsentrasi tinggi. Kolostrum juga mengandung zat yang mempermudah bayi membuang air besar pertama kali yang disebut meconium. Hal ini membersihkannya dari Bilirubin, yaitu sel darah merah yang mati yang diperoduksi ketika kelahiran. Kolostrum adalah cairan prasusu yang dihasilkan oleh ibu dalam 24 – 36 jam pertama setelah melahirkan (paska persalinan) kolestrum mensuvlei beberapa faktor kekebalan (Faktor imun) dan faktor pertumbuhan pendukung kehidupan dengan kombinasi zat gizi (nutrien) yang sempurna untuk mejamin kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan kesehatan bagi bayi yang baru lahir. Namun karena kolostrum manusa tidak selalu ada, maka kita harus bergantung pada sumber lain. Ada lebih dari 90 bahan Bioaktif Alam dalam kolostrum komponen utamanya dikelompokan menjadi 2 yaitu : faktor umum dan faktor pertumbuhan. Kolostrum juga mengandung berbagai jenis vitamin, mineral, dan asam amino yang seimbang. Semua unsur ini bekerja secara sinergis dalam memulihkan dan menjaga kesehatan tubuh. Penelitian secara medis menunjukan bahwa kolostrum : 1. Mempunyai faktor imunitas yang kuat (Immunoglobium, lactoferm, Cytokines, Lactalbumein, Glicoprotein, dan lain-lain) yang membantu melawan virus, bakteri, jamur, alergi dan Toksin. 2. Membantu mengatasi berbagai masalah usus, Autoimaunitas, Arthiritis, Alergi Hip. 3. Membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan sangat bermanfaat bagi penderita diabetes. 17

4. Kaya akan kandungan T9F-B yang mendukung terapi penderita kanker pembentukan tulang dan mencegah penyakit Herpes. Mengandung Imunoglobulin dan telah terbukti sebagai Anti Virus, Anti Bakteri, Anti Jamur, dan Anti Toksin.

Fisiologi laktasi 1. Produksi air susu Laktasi adalah Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Pada seorang Ibu yang menyusui dikenai 2 reflek yang masing- masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu: - Refleks Prolaktin. Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas karena aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan progesterone sari-at berkurang, ditambah dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung - ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor - faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor - faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor - faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormone ini merangsang sel - sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 - 3. Pada ibu yang menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : Stress atau pengaruh psikis , anastesi , operasi dan rangsangan puting susu . - Reflek Letdown Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke hipofise posterior ( neurohipofise ) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormone ini diangkat menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke system duktus dan selanjutnya menbalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi. Faktor - faktor yang meningkatkan let down adalah : a) Melihat bayi 18

b) Mendengarkan suara bayi c) Mencium bayi d) Memikirkan untuk menyusui bayi Faktor - faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: a) Keadaan bingung / pikiran kacau b) Takut c) Cemas 2. Pengeluaran air susu Dipengaruhi oleh hormone oksitosin, dimana pengeluran air susu dibagi menjadi 2 proses, yaitu: - Tekanan dari belakang Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktifer dan pengisapan oleh bayi yang akan memacu sekresi air susu lebih banyak. - Refleks neurohormonal Apabila bayi disusui maka grakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan syaraf yang terdapat di dalam glandula pituitary posterior. Akibat langsung reflex ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitary posterior, hal ini akan menyebabkan sel-sel mioepitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong air susu masuk ke dalam pembuluh laktifer dan dengan demikian lebih banyak air susu yang mengalir ke dalam ampulla. Refleksi ini dapat dihambat oleh adanya rasa sakit, misalnya jahitan perineum. Dengan demikian penting untuk menempatkan ibu dalam posisi yang aman, santai dan bebas dari rasa sakit, terutama pada jam – jam menyusukan anak. Sekresi oksitosin yang sama juga akan menyebabkan otot uterus berkontraksi dan membantu involusi uterus selama nifas. 3. Pemeliharaan laktasi Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormone - hormone ini sangat perlu untuk pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui. Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui. Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya kekuatan isapan yang kurang, frekuensi isapan yang kurang dan singkatnya waktu menyusui ini berarti pelepasan prolaktin yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu pertama kelahiran. 4. Air Susu Ibu ( ASI )

19

ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam – garam organic yang disekresi oleh ke dua payudara yang merupakan nutrisi alamiah terbaik bayi yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama. Komposisi zat utama ASI : 1) Laktosa : 7gr/100ml 2) Lemak : 3,7-4,8gr/ 100ml 3) Oligisakarida : 10-12 gr/ liter 4) Protein : 0,8-10 gr/100 ml Manfaat ASI untuk Bayi a) Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. b) ASI mengandung zat protektif. c) Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi. d) Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik. e) Mengurangi kejadian karies dentis. f) Mengurangi kejadian maloklusi. Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral, serta vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua. ASI mengandung zat protektif Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang mengalami sakit. Zat-zat protektif tersebut antara lain: - Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, yang membantu memberikan keasaman pada pencernaan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme). - Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat pertumbuhan kuman. - Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti inflamatori bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang E-Coli dan Salmonela. - Komplemen C3 dan C4. - Faktor anti streptokokus, melindungi bayi dari kuman streptokokus. - Antibodi. - Imunitas seluler, ASI mengandung sel-sel yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim dan laktoferin. - Tidak menimbulkan alergi.

20

Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi. Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan rasa percaya (basic sense of trust). Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik. Bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otak baik. Mengurangi kejadian karies dentis. Insidensi karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Kebiasaan menyusu dengan botol atau dot akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula sehingga gigi menjadi lebih asam. Mengurangi kejadian maloklusi. Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusui dengan botol dan dot .

21

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis . Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa mengunakan alat pertolongan pada usia kehamilan 30-40 minggu atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi uterus dan tenaga mengejan. Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada persalinan meliputi perubahan kontraksi dinding rahim, perubahan pada uterus, serta vagina. Power, passage, passanger, psykologis, dan penolong (5P) sangat menentukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat diprediksi akan berjalan lancar atau tidak. Mekanisme persalinan merupakan proses penurunan kepala janin yang ditandai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan (dilatasi) serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir. Payudara wanita merupakan bagian yang penting karena fungsi utamanya yaitu memproduksi nutrisi bagi bayi (ASI). Secara anatomi payudara terdiri atas bagian makroskopis dan mikroskopis, sedangkan secara fisiologis dapat diketahui mengenai proses laktasi, dimana bayi nantinya akan mendapat ASI yang merupakan sumber nutrisi terpenting.

B. Saran Penulis menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal, mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah masih banyak kekurangan dan kelemahanya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan untuk menyempurnakan makalah ini .

22

Related Documents

Mix
November 2019 46
Mix
November 2019 35
Mix
October 2019 41
Mix
November 2019 37
Mix
May 2020 15
Mix
November 2019 28

More Documents from ""