BAB I PENDAHULUAN 1. Minyak Bumi
Minyak bumi sangat berarti sekali bagi kehidupan manusia. Karena minyak bumi merupakan sumber energi bagi manusia terutama dibidang transportasi dan industri, tanpa minyak bumi kehidupan manusia akan serba susah, misalnya tanpa adanya transportasi, manusia akan sangat lambat dalam menjalani kehidupan. Alkana mempunyai rumus umum Cn H2n + 2. senyawa ini menunjukan peristiwa Keisomeran. Alkena mengandung suatu ikatan rangkap dengan mempunyai rumus umum Cn ff2 n - . Dalam minyak bumi terdapat campuran alkana dan hidrokarbon jenis lainnya. Minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan hewan dan tumbuhan renik yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta dan juta tahun. Fraksi dan fraksi minyak bumi diperoleh dari penyulingan minyak bumi. Mutu bensin dinyatakan dengan angka oktana bensin tersebut. Minyak Bumi Minyak bumi merupakan sumber energi yang utama bagi kehidupan manusia, terutama dibidang industri dan transportasi, meskipun para ahli berusaha untuk mencari sumber energi yang lain, misalnya energi nuklir, energi sinar matahari, diperkirakan sampai abad mendatang minyak bumi tetap tetap memegang peranan penting. Kehidupan manusia di zaman modern ini tidak dapat dibayangkan tanpa minyak bumi. Dewasa ini minyak bumi,
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
tyermasuk gas alam, merupakan sumber utama ebnergi dunia ( meliputi 65.5 % dari konsumsi lainnya sepi panas bumi (geothermal) kayu bakar, cahaya matahari, energi nuklir, dsb. Meskipun kini para ilmuan berusaha mengembangkan energi nuklir dan energi surya, diperkirakan sampai pertengahan abad ke 2 dan 21 minyak bumi tetap memegang peranan penting. Jadi yang dimasud dengan minyak bumi adalah campuran alami, hodrokarbon gas, cair, dan padat. Minyak kuning / cokelat, kental, yang diperoleh dan dari sumber bumi dan fraksi minyak bumi mentahg yang menyuling .
2. Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan hasil pelapukan fosil dan fosil tumbuhan dan hewaan di zaman purba. Jutaan tahun silam. Sisa-sisa organisme itu mengendap didasar laut kemudian dihirup oleh lumpur, lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatkan tekanan dan suhu bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu dan mengubahnya menjadi minyak dan gas. Minyak dan gas yang berbentuk meresap dalam batuan yang berpori bagaikan air dalam batu karang. Minyak bumi terbentuk dari fosil tumbuhan dan hewan, maka dalam minyak bumi tercampur juga senyawa yang mengandung nitrogen, oksigen, dan belerang. Masing-masing fraksi minyak bumi yang telah dipisahkan satu sama lain segera mengalami proses desulfurasi penghilangan belerang. Belerang perlu dihilangkan sebab :
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
➢ Belerang menyebabkan bau tak enak pada minyak bumi. ➢ Minyak bumi yang kadar belerangnya tinggi, dapat
menghilangkan asam sulfat yang akan menyebabkan perkaratan (korosi) pada mesin. Proses desulfurasi ini biasanya dengan mengalirkan minyak bumi melalui larutan NaOH serta larutan Na – Plumbit (Na2 PbO2). Detroleum eter, nafta, kerosin dan solar termasuk kelompok residu (padatan sisa distilasi) .
1. Asal dan usul Minyak Bumi
Asal usul minyak bumi dan gas alam diduga dari sisa hewan dan tumbuahan laut, yang tertimbun berjuta-juta tahun lamanya didasar laut, pada batuan yang berpori, hal ini menunjukan bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Minyak bumi merupakan hasil pelapukan fosil-fosil tumbuhan dan hewan di zaman purba jutaan tahun yang silam. Organisme yang mati mengelami pembusukan oleh jasad renik (mikroorganisme), lalu terpendam dalam lapisan kulit bumi., di bawah pengaruh suhu dan tekanan tinggi, material organic itu melalui proses jutaan tahun lamanya berubah menjadi minyak bumi yang terlkumpul dalam pori-pori batu kapur dan batu pasir. Dengan adanya aksi kapiler, minyak bumi bergerak perlahan-lahan ke atas. Jika gerakan ini terhalang oleh batuan yang berpori, terjadilah penumpukan (akumulasi) minyak bumi dalam batuan tersebut. Itulah sebabnya minyak bumi diosebut juga petroleum ( bahas alatin petrus = batu, oleum = minyak).
BAB II TAHAP-TAHAP PENGOLAHAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
1. Pengolahan Minyak Bumi
Sebelum mengetahui tahapan pengolahan minyak bumi kita haru mengetahui sebab sebab mengapa minyak bumi harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan:
•
Minyak Bumi memiliki sifat yang mudah terbakar. Jadi jika tidak diolah terlebih dahulu maka akan berbahaya.
•
Kendaraan-kendaraan yang menggunkan bahan bakar fosil seperti mobil, pesawat memerlukan bahan bakar dengan sifat khusus. Sifat khusus ini bias dimunculkan hanya sesudah minyak mentah diolah.
Proses pengolahan minyak bumi sendiri terdiri dari dua jenis proses utama, yaitu Proses Primer dan Proses Sekunder. Sebagian orang mendefinisikan Proses Primer sebagai proses fisika, sedangkan Proses Sekunder adalah proses kimia. Hal itu bisa dimengerti karena pada proses primer biasanya komponen atau fraksi minyak bumi dipisahkan berdasarkan salah satu sifat fisikanya, yaitu titik didih. Sementara pemisahan dengan cara Proses Sekunder bekerja berdasarkan sifat kimia kimia, seperti perengkahan atau pemecahan maupun konversi, dimana didalamnya terjadi proses perubahan struktur kimia minyak bumi tersebut.
A. Proses Primer
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar, terutama yang parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-masing, Hal inilah yang menjadi dasar dalam pengolahan minyak bumi yang disebut proses primer. Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi). Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing. Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan aditif (zat penambah) agar dapat memenuhi spesifikasi atau persyaratan atau baku mutu yang ditentukan oleh Dirjen Migas RI untuk masing-masing produk tersebut. B.
Proses Sekunder
Minyak bumi yang ditemukan biasanya menghasilkan densitas yang berbeda beda, ada yang berat dan ada yang ringan, meskipun dalam sumur minyak yang berdekatan sekalipun. . Pada
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
pemompaan minyak dari dalam sumur (reservoir) biasanya yang akan terpompakan pada awal-awal produksi adalah bagian yang ringannya. Sehingga pada usia akhir sumur yang dipompakan adalah minyak beratnya. Yang dimaksud dengan minyak bumi jenis berat maka produk yang dihasilkan akan lebih banyak pada fraksi solar atau residunya yang merupakan fraksi berat dibanding gas, bensin atau minyak tanah yang merupakan fraksi ringan. Jadi, jika yang dimasak dalam proses primer adalah minyak bumi jenis minyak berat maka hasilnya akan lebih banyak fraksi beratnya (solar, minyak berat dan residu) daripada fraksi ringannya. Sementara tuntutan pasar lebih banyak produk dari fraksi ringan dibandingkan fraksi beratnya. Maka untuk mengatasinya adalah dengan melakukan perubahan struktur kimia dari produk fraksi berat. Teknologi yang banyak digunakan adalah dengan cara melakukan cracking (perengkahan atau pemutusan) terhadap hidrokarbon rantai panjang menjadi hidrokarbon rantai pendek, sehingga bisa menjadi fraksi ringan juga. Misalnya, dengan cara merengkah sebuah molekul hidrokarbon C30 yang merupakan produk dari fraksi solar atau minyak berat menjadi dua buah molekul hidrokarbon C15 yang merupakan produk dari fraksi minyak tanah atau kerosin, atau menjadi sebuah molekul hidrokarbon C10 yang merupakan produk dari fraksi bensin dan sebuah molekul hidrokarbon C20 yang merupakan produk dari fraksi solar. Proses perengkahan ini sendiri bias melalui dua cara, yaitu dengan cara menggunakan katalis (catalytic cracking) dan cara tanpa menggunakan katalis atau dengan cara pemanasan tinggi menggunakan suhu diatas 350°C (thermal cracking). Perbedaan dari kedua jenis perengkahan tersebut adalah pada TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
kemudahan “mengarahkan” produk yang diinginkan. Pada cara thermal cracking sangat sulit untuk mengatur atau mengarahkan produk fraksi ringan mana yang diinginkan. Contohnya, jika kita menginginkan membuat bensin yang lebih banyak dibandingkan minyak tanah akan sulit dilakukan, padahal keduanya masih termasuk fraksi ringan. Sementara jika menggunakan catalytic cracking kita akan lebih mudah mengatur operasinya. Misalnya jika hanya ingin memperbanyak produk bensin dibandingkan minyak tanahnya, atau sebaliknya. Ilustrasinya kira-kira seperti jika kita akan memecah sekeping kaca lebar. Minyak hasil rengkahan tersebut kemudian dipisahkan kembali berdasarkan fraksi yang lebih sempit dalam kolom fraksinasi dengan proses seperti halnya proses primer, untuk selanjutnya didinginkan dan ditampung dalam tanki produk setengah jadi dan selanjutnya ditambahkan aditif sesuai spesifikasi produk akhir yang diinginkan. Fraksi atau tingkatan hasil pengolahan minyak bumi: 1. Gas Rentang rantai karbon : C1 sampai C5 Trayek didih : 0 sampai 50°C Peruntukan : Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia. 2. Gasolin (Bensin) Rentang rantai karbon : C6 sampai C11 Trayek didih : 50 sampai 85°C Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia 3. Kerosin (Minyak Tanah) Rentang rantai karbon : C12 sampai C20 Trayek didih : 85 sampai 105°C Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
4. Solar Rentang rantai karbon : C21 sampai C30 Trayek didih : 105 sampai 135°C Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industri 5. Minyak Berat Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40 Trayek didih dari 130 sampai 300°C Peruntukan : Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia 6. Long Residu Rentang rantai karbon diatas C40 Trayek didih diatas 300°C Peruntukan : Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor.
A.
Proses Lanjutan (blending dan treating)
Proses ini disebut juga proses blending dan treating karena dalam pengolahannya
fraksi
fraksi
yang
telah
didapat
tadi
akan
dicampur/ ditambah dengan bahan tertentu untuk menaikkan kualitasnya dan treating untuk menghilangkan zat zat yang tidak diinginkan. 1. Fraksi Gas Untuk fraksi gas yang telah didapatkan selanjutnya dialurkan ke tempat peniympanan melalui saluran yang telah diberi kondensor. Lalu diolah lagi di Unit Destilasi Bertekanan untuk menaikkan titik didihnya agar pemisahan dapat berlangsung dan menghasilkan: ✔
LPG
✔
Solvent
✔
Mogas
1. Fraksi Gasolin Untuk meningkatkan nilai tambah fraksi nafta yang kadar
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
oktannya masih rendah, sekitar 40-59 akan diproses lagi di Unit Reforming yang hasilnya berupa bensin dan residu. Untuk bensin nilai oktannya menjadi 85-90. Bensin ini bisa diblending lagi dengan TEL (tetra ethyl lead) sehinggga nilai oktannya mencapai 95, contoh bensin beroktan 95 adalah pertamax. 2. Kerosin dan Solar Khusus untuk fraksi ini bisa langsung digunakan. Untuk fraksi kerosin hasilnya berupa minyak tanah dan avtur dan untuk fraksi solar hasilnya adalah solar. 3. Minyak Berat dan Residu (long residu) Fraksi ini diolah lagi di unit destilasi vacuum untuk menurunkan titik didihnya sehingga menghasilkan fraksi light vacuum gasoil (LVG), medium vacuum gasoil (MVG), heavy vacuum gasoil (HVG) dan fraksi short residu. Fraksi MVG dan HVG akan diolah lagi di unit Polypropilin sehingga menghasilkan biji plastik. Sedangkan LVG akan dicampur dengan solar untuk menaikkan angka cetane. Untuk fraksi short residu sendiri nantinya akan diolah menjadi aspal. Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi: - Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah). - Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh. Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, sikloalkana, aromatik, dan senyawa anorganik. Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya, proses ini disebut distilasi bertingkat. Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.
1. Distilasi bertingkat
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksifraksi, yakni kelompok-kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan.
Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut: ➢ Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi. ➢ Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat. ➢ Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi. ➢ Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
akan terkondensasi di bagian atas menara. Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke bagian kilang minyak lainnya untuk proses konversi.
1. Proses konversi
Proses konversi bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas sesuai permintaan pasar. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang perlu diubah/dikonversi menjadi fraksi rantai pendek. Di samping itu, fraksi bensin harus mengandung lebih banyak hidrokarbon rantai bercabang/ alisiklik/ aromatik dibandingkan rantai lurus. Jadi, diperlukan proses konversi untuk penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon.Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah: ➢ Perengkahan (cracking) Perengkahan adalah pemecahan molekul besar menjadi molekulmolekul kecil. Contohnya, perengkahan fraksi minyak ringan/berat menjadi fraksi gas, bensin, kerosin, dan minyak solar/diesel. ➢
Reforming Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang/alisiklik/aromatik. Sebagai contoh, komponen rantai lurus (C5? C6) dari fraksi bensin diubah menjadi aromatik.
➢ Alkilasi Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Contohnya, penggabungan molekul propena dan butena menjadi komponen fraksi bensin. ➢ Coking Coking adalah proses perengkahan fraksi residu padat menjadi
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
fraksi minyak bakar dan hidrokarbon intermediat. Dalam proses ini, dihasilkan kokas (coke). Kokas digunakan dalam industri alumunium sebagai elektrode untuk ekstraksi logam Al.
1. Pemisahan pengotor dalam fraksi Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor, antara lain senyawa organik yang mengandung S, N, O; air; logam; dan garam anorganik. Pengotor dapat dipisahkan dengan cara melewatkan fraksi melalui: ➢ Menara asam sulfat, yang berfungsi untuk memisahkan hidrokarbon tidak jenuh, senyawa nitrogen, senyawa oksigen, dan residu padat seperti aspal. ➢ Menara absorpsi, yang mengandung agen pengering untuk memisahkan air. ➢ Scrubber, yang berfungsi untuk memisahkan belerang/senyawa belerang.
1. Pencampuran Fraksi
Pencampuran fraksi dilakukan untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan. Sebagai contoh: ➢ Fraksi bensin dicampur dengan hidrokarbon rantai bercabang/alisiklik/aromatik dan berbagai aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu. ➢ Fraksi minyak pelumas dicampur dengan berbagai hidrokarbon dan aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu. ➢ Fraksi nafta dengan berbagai kualitas (grade) untuk industri
petrokimia. Selanjutnya, produk-produk ini siap dipasarkan ke berbagai tempat, seperti pengisian bahan bakar dan industri petrokimia.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
BAB III CARA DAN PROSES PENYULINGAN
1. Proses Penyulingan Minyak Bumi
Meskipun prosesnya berbeda-beda, ada satu proses dasar yang harus dilalui oleh berbagai jenis BBM. Proses itu dinamakan proses penyulingan atau pemisahan distilasi. Lewat proses ini, minyak mentah diuraikan menjadi berbagai produk turunan. Nah, produk turunan inilah yang bakal jdi bahan baku BBM yang kita kenal sekarang Secara teoritis proses penyulingan bisa kita bagi dalam beberapa langkah : 1. Minyak bumi yang akan diproses ditampung dalam sebuah wadah yang memiliki selang penghubung dengan ruang destilasi. 2. Wadah tersebut diletakan di atas tungku yang bisa menghasilkan panas sampe 600 derajat celcius. 3. Dalam proses pemanasan ini, minyak bumi bakalan menguap jadi gas. Perlu diketahui, penguapan minyak bumi nggak terjadi sekaligus. Penguapan itu terjadi bertahap. Masing-masing tahapan menghasilkan beberapa komponen mulai dari gas, naftalen, gasoline, kerosin, solar, dan beberapa jenis bahan bakar lainya. 4. Uap yang dihasilkan akan dialirkan ke ruang destilasi. Ruang destilasi ini diatur sedemikian rupa. Di dalamnya ada tabung dan
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
nampan yang suhunya disesuaikan dengan titik didih masingmasing komponen. 5. Nantinya, komponen-komponen itu bakal masuk ke dalam tabung yang sesuai dengan karakternya. Misalnya gasoline bakal mesuk ke nampan bersuhu 70 derajat celcius.
Gambar Penyulingan TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
1. Lokasi Fasilitas dan Kapasitas Kilang
Kilang Indonesia • Kilang Pangkalan Brandan : 5 MBSD • Kilang Dumai/S.pakning : 170 MBSD • Kilang Musi : 133.7 MBSD • Kilang Cilacap : 348 MBSD • Kilang Balikpapan : 260 MBSD • Kilang Balongan : 125 MBSD • Kilang Kasim : 10 MBSD • Kilang Suport Cepu : 1. 3.8 MBSD • KAPASITAS TERPASANG : 1055,5 MBSD
1. Komoditas BBM Avgas ( Aviation Gasoline) Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
dari fraksi minyak bumi. Avgas didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin sistem pembakaran dalam (internal combution), mesin piston dengan sistem pengapian. Performa BBM ini ditentukan dengan nilai octane number antara nilai dibawah 100 dan juga diatas nilai 100 . Nilai octane jenis Avgas yang beredar di Indonesia memiliki nilai 100/130. Avtur (Aviation Turbine) Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution). performa atau nilai mutu jenis bahan bakar avtur ditentukan oleh karakteristik kemurnian bahan bakar, model pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang rendah. Bensin Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: - Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol. - Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters. - Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan catalytic converters. Minyak Tanah (Kerosene) Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki titik didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna. Digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
memasak, water heating, dll. Umumnya merupakan pemakaian domestik (rumahan), usaha kecil. Minyak Solar (HSD) High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki angka performa cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin trasportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor trasportasi dan mesin industri. Minyak Diesel (MDF) Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Oleh karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF). Minyak Bakar (MFO) Minyak Bakar bukan merupakan produk hasil destilasi tetapi hasil dari jenis residu yang berwarna hitam. Minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan yang tinggi dibandingkan minyak diesel. Pemakaian BBM jenis ini umumnya untuk pembakaran langsung pada industri besar dan digunakan sebagai bahan bakar untuk steam power station dan beberapa penggunaan yang dari segi ekonomi lebih murah dengan penggunaan minyak bakar. Minyak Bakar tidak jauh berbeda dengan Marine Fuel Oil (MFO) Biodiesel Jenis Bahan Bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel berdasar-petroleum dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nebati atau hewan. Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Jenis Produk yang dipasarkan saat ini merupakan produk biodiesel dengan campuran 95 persen diesel petrolium dan mengandung 5 persenCPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) Pertamina Dex Adalah bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka performa tinggi dengan cetane number 53 keatas, memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm, jenis BBM ini direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi injeksi terbaru (Diesel Common Rail System), sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis serta
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
menghasilkan tenaga yang lebih besar.
BABA IV PENUTUP 1. Kesimpulan Minyak bumi adalah suatu jenis energi yang berasal dari pelapukan fosil-fosil makhluk hidup zaman purba yang bearada didalam lapisan bumi. Zat fosil ini merupakan energi yang terbentuk melalui proses kimia yang sangat panjang membutuhkan proses waktu yang sangat lama. Minyak bumi yang terbuat dari fosil ini dapat diproses menjadi energi lain seperti bahan bakar minyak yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk proses pembuatan bahan bakar dari minyak bumi, memerlukan biaya yang sangat besar karena memerlukan proses yang sangat sulit dan media untuk membentuk bahan mentah ini menjadi bahan bakar minyak yang dapat dipergunakan. Oleh sebab itu, kita sebagai pengguna janganlah menghambur-hamburkan energi dari fosil ini karena bahan bakar minyak tidak dapat diperbaharui.
2. Kritik dan Saran Saat ini persedian minyak bumi di alam sudah sangat tipis dikarenakan manusia yang semakin banyak menkonsumsi energi ini. Juga pengambilan yang terlalu banyak tanpa memikirkan masa depan. Oleh karana itu, kita sebagai manusia penerus yang masih cinta dengan bumi kita ini harap memperhatikan kelangsungan hidup kita maupun bumi itu sendiri.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Daftar Pustaka http://www.bphmigas.go.id http://www.Google.com http://www.pertamina.com http://www.persembahanku.blogspot.com
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK BUMI