TUGAS AKHIR SEMESTER MINI RISET PT. BANK MANDIRI SYARIAH TAHUN 2017 MAKA KULIAH AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH
Dosen Pengampu: Farida, S.E., M.Si., AK., CA
Disusun Oleh : Muhamad Khadiq 15.0102.0203 Akuntansi 15
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2018
1
PENDAHULUAN DAN GAMBARAN OBJEK 1.1 Pendahuluan Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai pengelola dana, penyedia dana, maupun sebagai penghimpun dana. Kegiatan yang dilakukan pastinya tidak terlepas dari pihak-pihak yang berkepentingan seperti pihak ketiga, nasabah, pemerintah maupun masyarakat secara umum. Disebut pihak ketiga karena pihak tersebut sebagai penyedia dana yang memberikan kepercayaan kepada bank untuk mengelolaa dana yang diberikan untuk kegiatan pembiayaan. Sedangkan nasabah bisa disebut sebagai penyedia dana maupun sebagai pihak yang memerlukan dana. Kegiatan pembiayaan merupakan kegiatan penyaluran dan yang diberikan kepada pihak mitra atau nasabah, tujuan dari bank melakukan pembiayaan adalah untuk meningkatkan profitabilitas atau keuntungan. Menurut Karim (2008), jenis-jenis pembiayaan syariah menurut tujuannya dibedakan menjadi pembiayaan modal kerja syariah, pembiayaan investasi syariah, dan pembiayaan konsumtif syariah. Akad atau prinsip yang menjadi dasar operasional bank syariah dalaam menyalurkan pembiayaan menurut Karim (2008) dibedakan menjadi 4 macam yaitu prinsip jual beli (murabahah, salam dan istishna), prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), prinsip sewa (ijarah dan ijarah muntahhiyah bittamlik), serta akad pelengkap (hiwalah, rahn, qardh, wakalah, dan kafalah). Dari semua pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas pada bank syariah. 1.2 Gambaran Objek Pada penelitian ini kami menggunakan Bank Syariah Mandiri sebagai objek penelitian. Bank Syariah Mandiri merupakan lembaga keuangan syariah yang kegiatan utamanya melakukan perhimpunan dana dan pengelolaan dana dalam bentuk pembiayaan. Perhimpunan disini dalam bentuk simpanan berupa, tabungan, giro, deposito, dan lain sebaginya, sedangkan dalam pengelolaan dana berupa pembiayaan seperti Mudharabah, Murabahah, Musyarakah, Salam, Istsna’ dan Qardul hasan. Namun yang menjadi fokus penelitian adalah pembiayaan yang dilakukan oleh bank yang dimana pembiayaan merupakan penentu kenaikan atau penurunan profitabilitas. Sehinga dengan hal ini kami bermaksud meneliti pengaruh pembiayaan terhadap profitabilitas bank syariah, dengan sampel Bank Syariah Mandiri dengan pengamata pada tahun 2017.
2
ANALISIS VARIABEL INDEPENDEN TERHADAP VARIABEL DEPENDEN 1.1 Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan dengan porsi terbesar yang disalurkan bank umum syariah kepada nasabahnya. Pada Bank Syariah Mandiri, rasio pembiayaan murabahah sebesar 0,63 atau sebesar 63% dan memiliki rasio terbesar dibandingkan dengan pembiayaan yang lainnya. Menunjukkan bahwa rasio pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri cukup besar. Muhammad (2005) pembiayaan murabahah lebih banyak ditawarkan bank kepada nasabah karena akad ini memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dari akad pembiayaan dengan basis bagi hasil. Margin atau keuntungan telah ditetapkan di awal akad, sehingga kepastian bank memperoleh imbal hasil jauh lebih mudah diprediksi. Pembiayaan murabahah memberikan kepastian terhadap profitabilitas atau keuntungan bank syariah, hal ini terjadi karena dengan pembiayaan murabahah bank syariah lebih manjauhkan dari resiko, dengan akad jual beli antara bank syariah dan nasabah dengan memberikan markup atau keuntungan diawal perjanjian akad sehingga memungkinkan bank untuk memperoleh keuntungan dari akad atau kesepakan yang sudah terjadi. Sehingga dengan pembiayaan murabahah lebih menghindarkan dari ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari bisnis-bisnis dengan prinis profit loss sharing. Sedangkan nilai profitabilitasnya dari Bank Syariah Mandiri yang dihitung dari ROA, menunjukkan bahwa rasio profitabilitas tidak baik atau tidak sehat karena masih dibawah standar menurut Bank Indonesia. Standar yang paling baik untuk ROA menurut Bank Indonesia minimal sebesar 1,5%. Penelitian terdahulu yang menilai pengaruhi pembiayaan murabahah yaitu Faradhila, Arfan, Shabri (2017), Atdmaji (2017), serta Putra (2018). Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Dengan
demikian
pembiayaan
murabahah
berpengaruh
terhadap
profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. 1.2 Pengaruh Pembiayaan Salam Terhadap Profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri Pembiayaan salam masih termasuk dalam pembiayaan jual beli, PSAK 103 pembiayaan salam merupakan pembiayaan dengan akad jual beli dengan uang muka dan pengiriman barang, yang berarti barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan secara tunai. Dalam transaksi ini, kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti. Sehingga dengan bank syariah melakukan pembiayaan jual 3
beli dengan akad salam, bank syariah akan mendapatkan pendapatan berupa mark up atau margin keuntungan. Pada Bank Syariah Mandiri tidak terdapat pembiayaan salam, hal ini dikarenakan tidak ada transaksi pada pembiayaan salam dalam laporan tahunan 2017. Namun pada dasarnya pembiayaan dengan akad jual beli memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan dengan akad bagi hasil, karena dengan akad jual beli memberikan kepastian terhadap keuntungan dari pembiayaan yang terjadi. Bank Syariah dalam hal ini Bank Syariah Mandiri berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengahasilkan laba melalui pendapatan mark up yang bersumber dari pembiayaann jual beli yang disalurkannya kepada masyarakat. Sehingga peningkatan jumlah pembiyaan jual beli (murabahah, salam, istisna’) yang disalurkan kepada masyarakat akan berpengaruh dalam meningkatkan profitabilitas bank umum syariah 1.3 Pengaruh Pembiayaan Istisna’ Terhadap Profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri PSAK 104, Akad Istisna’ merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli) dan penjual (pembuat). Dalam akad atau perjanjian ini terdapat perantara seperti bank syariah sebagai perantara pembiayaan dengan perjanjian pembiayaan istisnha’. Bank syariah memberikan fasilitas pembiayaan kepada pemesan atau pembeli apabila pemesan tersebut kurang atau tidak memiliki sejumlah dana untuk membuat suatu barang yang diingikannya. Bank Syariah Mandiri memiliki rasio pembiyaan istishna’ sejumlah 0,00005 atau sebesar 0,005%, rasio ini masih tergolong kecil dibandingkan dengan pembiayaan yang lainnya. Hal ini terjadi karena nasabah lebih menginginkan pembiayaan jual beli dengan akad murabahah, atau bahkan bank lebih menginkan umtuk mengarahkan pada pembiayaan murabahah. Namun secara umum, dengan bank syariah melakukan pembiayaan istishna’ maka akan mempengaruhi profitabilitas bank tersebut, apabila pembiayaan istishna’ pada bank syariah itu tinggi maka akan berpengaruh positif terhadap profitabilitas menurut penelitian Rahman dan Rochmanika (2015), namun apabila pembiayaan istishna’ itu kecil tidak berpengaruh terhadap profitabilitas menurut penelitian Faradilla, Arfan, Shabri (2017) karena porsi pembiayaan pada suatu bank sangat kecil. Sehingga dapat dismpulkan bahwa pembiayan istishna’ pada Bank Syariah Mandiri tidak berpengaruh terhadap profitabilitas karena rasio pembiayaan ijarah yang tergolong kecil. 1.4 Pengaruh Pembiayaan Ijarah Terhadap Profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri Pembiayaan ijarah merupakan pembiayaan dengan prinsip sewa. PSAK 107 ijarah merupakan sewa menyewa objek ijarah tanpa pemindahan resiko dan manfaat yang terkait 4
kepemilikan asaet terkait, dengan atau tanpa waad untuk memindahkan kepemilikan dari pemilik (mu’jir) kepada penyewa (musta’jir) pada saat tertentu. Pada Bank Syariah Mandiri menghasilkan rasio 0,00024 atau sebesar 0,024% pada pembiayaan ijarah yang dimiliknya. Rasio ini masih tergolong kecil dibandingkan dengan pembiayaan yang lainnya serta masih rendah dari total pembiayaan yang terjadi. Namun pembiayaan ijarah dengan prinsip sewa akan mempengaruhi profitabilitas pada bank syariah tersebut. Semakin meningkat sewa ijarah maka semakin meningkat pula tingkat profitabilitas, sewa ijarah tiap periodenya mengalami kenaikan maupun penurunan. Kenaikan dan penurunan tersebut akan berdampak terhadap tingkat pendapatan bagi hasil dan pendapatan sewa sehingga akan menghasilkan laba lalu berdampak terhadap tingkat profitabilitas. Dari hasil penelitian Putra (2018) pembiayaan ijarah berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, namun penelitian Faradilla, Arfan, Shobri (2017) berbanding terbalik bahwa pembiayaan ijarah tidak berpengaruh berpengaruh terhadap profitabilitas. Sehingga dapat dismpulkan bahwa pembiayan ijarah pada Bank Syariah Mandiri tidak berpengaruh terhadap profitabilitas karena rasio pembiayaan ijarah yang tergolong kecil. 1.5 Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri Pembiayaan Mudharabah merupakan pembiayaan dengan prinsip loss sharing atau pembiayaan bagi hasil. Nurhayati dan Wasilah (2011) menyatakan bahwa secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh pemilik dana. Sehingga bank akan memperoleh keuntungan atas pembiayaan bagi hasil yang terjadi. Pembiayaan mudharabah atau pembiayaan bagi hasil pada Bank Syariah Mandiri memiliki rasio 0,060 atau sebesar 6%, Dari pengelolaan pembiayaan bagi hasil, bank syariah memperoleh pendapatan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dengan nasabah (Muhammad, 2005). Pendapatan yang diperoleh akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh bank, besarnya laba yang diperoleh bank syariah akan mampu mempengaruhi profitabilitas yang dicapai. Penelitian Zahro (2018), Yentisna dan Alvian (2019), menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Namun penelitian Soenarto (2017), Faradilla, Arfan, Shobri (2017), dan Putra (2018), berpendapat lain bahwa pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, hal ini dikarenakan 5
pembiayaan mudahrabah yang masih kecil sehingga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Sehingga dapat dismpulkan bahwa pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri tidak berpengaruh terhadap profitabilitas karena pembiayaan yang dimiliki oleh bank syariah tersebut masih tergolong kecil. 1.6 Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri PSAK 106, Akad musyrakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama permodalan usaha antara Bank Syariah dengan satu pihak sebagai pemilik modal usaha tertentu, untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha bersama dalam sebuah kemitran, dengan nisbah pembagian hasil sesuai kesepakata para pihak, dan apabila rugi, ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi (Afgan, 2014). Sehingga apabila pembiayaan musyrakah besar maka akan menguntungkan bank syariah apabila pengembalian atas pembiayaan yang diberikan berjalan dengan lancar. Pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri memiliki rasio 0,31 atau sebesar 31%. Rasio ini masih tergolong kecil dibandingkan dengan pembiayaan murabahah, ini dikarenakan pembiayaan musyrakah berdasarkan prinsip bagi hasil sehingga resiko ketidakpastian akan keuntungan yang dihasilkan masih sangat besar. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, penelitian Yentisna dan Alfian (2019) menyatakan bahwa pembiayaan musyrakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan Soenarto (2017), Almunawaroh (2017), Faradilla, Arfan, Shobri (2017) dan Putra (2018) pembiayaan musyarakah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas pada Bank Syariah. Sehingga dapat dismpulkan bahwa pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri berpengaruh postif terhadap profitabilitas karena pembiayaan yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri tergolong besar .
6
KESIMPULAN Profitabilitas atau keuntungan perbankan dipengaruhi oleh berbagai aspek, pada perbankan syariah profitabilitas dipengaruhi oleh aspek pembiayaan yang dimiliki oleh bank syariah seprti pembiayaan jual beli (murabahah, salam, istshna’) pembiayaan bagi hasil (muyarakah dan mudharabah) dan pembiayaan sewa (ijarah). Dari pembiayaan yang ada pembiayaan dengan prinsip jual beli lebih diunggulkan dibandingkan dengan pembiyaan dengan prinsip bagi hasil maupun prinsip sewa. Hal ini dikarenakan pembiayaan dengan prinsip jual beli memiliki resiko ketidakpastian yang kecil serta mark up atau keuntungan yang diperoleh pasti didapatkan. Pada Bank Syariah Mandiri pada tahun 2017 memiliki rasio profitabilitas sebesar 0,5%, rasio ini diperoleh dari laba bersih dibagi dengan total asset pada bank tersebut. Hal ini, menunjukkan bahwa rasio profitabilitas tidak baik atau tidak sehat karena masih dibawah standar menurut Bank Indonesia. Standar yang paling baik untuk ROA menurut Bank Indonesia minimal sebesar 1,5%. Laba Bank Syariah Mandiri diperoleh dari pembiayaan yang ada seperti pembiayaan murabahah, musyarakah, mudharabah, ijarah, istishna’ dan salam. Pembiayaan ini menghasilkan rasio yang berbeda-beda, pembiayaan murabahah menghasilkan rasio sebesar 63%, pembiayaan mudharabah sebesar 6%, pembiayaan musyarakah sebesar 31%, pembiayaan istishna’ sebesar 0,005% dan pembiayaan ijarah sebesar 0,024%, sedangkan pembiayaan salam tidak ada rasio dikarenakan Bank Jabar Banten Syariah tidak melakukan transaksi pembiayaan salam. Dapat disimpulkan bahwa laba Bank Syariah Mandiri didapatkan dari proses pembiayaan, proses pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri yang didapatkan kecil maka laba yang didaptkan kecil. Hal ini karena rasio profitabilitas Bank Syariah Mandiri sebesar 0,5% sehingga masih dibawah standar menurut Bank Indonesia. Standar yang paling baik untuk ROA menurut Bank Indonesia minimal sebesar 1,5%. laba utama pada perbankan berasal dari proses pembiayaan kepada para nasabahnya. Profitabilitas Bank Syariah Mandiri dapat dipengaruhi oleh pembiayaan murabahah, mudharabah, musyarakah, ijarah, salam, dan istsihna’. Apabila pembiayaan besar akan berpengaruh terhadap profitabilitas dan apabila pembiayaan kecil maka tidak mempengaruhi profitablitas pada suatu bank syariah. Sehingga pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri secara garis besar tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Argumen ini didukung oleh peneliti yang sudah melakukan penelitian ini.
7
DAFTAR PUSTAKA Almunawwaroh, Medina (2017). Analisis Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia. UNSIL : Jurnal Akuntansi Vol 12, Nomor 2, Juli – Desember 2017 Faradilla, Cut & Muhamad Arfan, M. Shobri (2017). Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Ijarah, Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia. Universitas Syah Kuala Banda Aceh: Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Karim, Adiwarman A. (2008). Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi 3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Muhammad. (2005). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Nurhayati, Sri dan Wasilah. (2017). Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Pedoman Standar Akuntansi Syariah Putra, Purnama. (2018). Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Dan Ijarah Terhadap Profitabilitas 4 Bank Umum Syariah Periode 2013-2016. Universitas Islam 45. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 14, Nomor 2, September 2018, 139-150 Rahman, Aulia Fuad dan Ridha Rochmanika (2015). Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Soenarto, Siti Nurhaliza. (2017). Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, Dan Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode Juni 2015 – Juni 2017. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Yentisna dan Alfin Alvian. (2019). Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Bank Bni Syariah Tahun 2015 – 2017. Universitas Andalas Padang. Menara Ilmu Vol. XIII No.2 Januari 2019. Zahro, Fathimatuz. (2018). Analisis Pengaruh Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah Dan Murabahah Terhadap Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Bprs) Di Indonesia Periode Januari 2015 – Desember 2017. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
8