MINI RISET FILSAFAT PENDIDIKAN “ PENDAPAT PARA SISWA TENTANG SEKOLAH YANG MENERAPKAN FULLDAY SCHOOL ”
Oleh : Nama
ANDRI SANJAYA PURBA (5173122002)
PORMASI A NABABAN (
LAMTUPA SIMBOLON (
TOGU A S HUTABARAT (
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOOTIF FAKULTAS TEKNIK- UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan hormat syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan bimbinganNya sehingga “ mini riset Filfat Pendidikan ” sini dapat terselesaikan dengan baik. Salah satu bentuk penugasan bagi mahasiswa adalah mini riset. Mini riset merupakan instrument yang dapat membantu mahasiswa dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran di bangku perkuliahan. Hasil yang dimiliki dari mini riset ini akan semakin padat apabila terus menerus dilengkapi dan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Oleh karena itu saran dan kritik sangat saya butuhkan untuk kelengkapan mini risetini. Semoga mini risetini dapat memenuhi tugas Mata Kuliah filsafat Pendidikandan
berguna
bagi
kita
semua
dalam
mengembangkan
ilmu
pengetahuan kita. Kami juga menyadari bahwa dalam Critical Journal Review ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun kami terima dengan senang hati. Akhir kata semoga mini risetini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka meraih pendidikan yang berkualitas.
Medan, 05 November 2017
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................ii Daftar Isi ..........................................................................................................iii BAB 1
PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................1 1.2 Tujuan dan Manfaat .........................................................................1
BAB 2
KERANGKA TEORI ...................................................................2
2.1 Proses Pengajaran.............................................................................2 2.2 Kesulitan Belajar ............................................................................3 2.3 Pemberian Bimbingan Belajar ........................................................4 BAB 3 METODE PENELITIAN ...........................................................6 3.1 Metode Penelitian Sekolah..............................................................6 BAB 4 HASIL PENELITIAN ...................................................................7 4.1 Hasil Penelitian Sekolah ................................................................7 BAB 5
PENUTUP ......................................................................................10 5.1 Kesimpulan................................................................................10 5.2 Saran .........................................................................................10 Lampiran .......................................................................................................... 11
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Sekolah menengah pertama (SMP) sebagai bagian dari pendidikan merupakan tempat dimana siswa untuk, belajar. Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan didalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku,
sikap,
kebiasaan,
ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya. Perbuatan yang dilakukan jelaslah harus sungguhsungguh dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baikfisik, mental sertadana ,pacaindra, otakdan organ tubuhlainnya. Setiap individu atau setiap orang memiliki daya tangkap atau tingkat kecerdasaan yang berbeda-beda. Perbedaan individu pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik.Siswa yang tidak dapat belajar sebagaimanamestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Tingkat kesulitan belajar anak juga berbeda.
1.2 Tujuan Mini Riset 1) Untuk mengetahui apakah siswanya meras bosan dengan adanya fullday school 2) Untuk mengetahui apakah fullday school ini dapat membangun jiwa karakter pada siswa 3) Untuk melengkapi tugas matakuliah filsafat pendidikan. 4) Dapat dijadikan salah satu referensi dan sebagai pengevaluasian (media penilaian).
1
BAB 2 KERANGKA TEORI
2.1 PROSES PEMBELAJARAN Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang jugaberperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus merupakan serangkaian kegiatan yang aktif, menyenangkan danbermakna bagi siswa. Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswapada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswaakan semakin berkesanapabila proses pembelajaran yang diperole siswa merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Penggunaan metode dan media dalam pembelajaran sangatlah diperlukan dalam proses belajarmengajar, agar pembelajaran tidak monoton dan membuat siswa menjadi merasa bosan. Seperti yang dikemukakan Hamalik (dalamArsyad, 2003:15) mengatakan “bahwa
pemakaian Metode pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawapengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa”. Proses pembelajaran adalah proses yang didalamnya terdapat kegiatan interaksiantara guru-siswa dan komunikasi yang baikatau timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk tujuan belajar (Rustaman, 2001: 461) dalam merupakan
proses belajar ini guru dan siswa
duakomponen yang tidakdapat
merupakan suatu kegiatan
terpisahkan. Proses belajar
belajar mengajar menyangkut kegiatan tenaga
pendidik, kegiatan peserta didik, pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan pesertadidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaan program pendidikan (Rooijakkers) serta
pendapat lain
mengatakan bahwa proses belajar adalah suatua ktivitas psikisatau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dilingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
2
2.2 FULLDAY SCHOOL full day school berasal dari bahasa Inggris, yaitu full artinya penuh, day artinya hari, sedangkan school artinya sekolah (Echols dan Shadily, 1996: 259). Jadi pengertian full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari pagi hari sampai sore hari, mulai pukul 06.4515.30 WIB, dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. “Hal yang diutamakan dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman” (Bahruddin, 2010 : 221). Basuki (2013) mengungkapkan pendapatnya terkait full day school adalah: Sekolah
yang
sebagian
waktunya
digunakan
untuk
program-program
pembelajaran yang suasana informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kretifitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini Sukur berpatokan pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa waktu belajar afektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari dalam suasanaformaldan7-8 jam sehari dalam suasana informal. Sedangkan Sulistyaningsih (2008: 59) menyatakan bahwa “sekolah bertipe full day ini berlangsung hampir sehari penuh lamanya, yakni dari pukul 08.00 pagi hingga 15.00 sore”. Dengan demikian, sistem full day school adalah komponen-komponen yang disusun dengan teratur dan baik untuk menunjang proses pendewasaan manusia (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan waktu di sekolah yang lebih panjang atau lama dibandingkan dengan sekolah - sekolah pada umumnya. Berdasarkan paparan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan full day school adalah sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran sehari penuh dari pagi hingga sore dengan sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal serta menyenangkan bagi siswa. Sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan bebas sesuai dengan bobot mata pelajaran.
3
2.3 TUJUAN PEMBELAJARAN FUULDAY SCHOOL Pelaksanaan full day school merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun dalam hal moral atau akhlak. Dengan mengikuti full day school, orang tua dapat mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang menjerumus pada kegiatan yang negatif. Salah satu alasan para orang tua memilih dan memasukkan anaknya ke full day school adalah dari segi edukasi siswa (Bahruddin, 2010: 230). Banyak alasan mengapa full day school menjadi pilihan di antaranya: 1.
Meningkatnya jumlah orangtua yang bekerja (parent-career) yang kurang memberikan perhatian kepada anaknya, terutama yang berhubungan dengan aktivitas anak setelah pulang dari sekolah.
2.
Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang masyarakat. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu cepat perkembangannya, terutama teknologi komunikasi dan informasi
lingkungan
kehidupan
perkotaan
yang
menjurus
kearah
individualisme. 3. Perubahan sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang masyarakat. Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur keberhasilan dengan materi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan peran. Peran ibu yang dahulu
hanya
sebagai
ibu
rumah
tangga,
dengan
tugas utamanya mendidik anak, mulai bergeser. Peran ibu di zaman sekarang tidak hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga, namun seorang ibu juga dituntut untuk dapat berkarier di luar rumah. 4.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tidak dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban teknologi komunikasi.
Dengan
semakin
canggihnya
perkembangan
di
dunia
komunikasi, dunia seolah-olah sudah tanpa batas (borderless world), dengan banyaknya program televisi serta menjamurnya stasiun televisi membuat 4
anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain play station (PS). Adanya perubahan-perubahan di atas merupakan suatu sinyal penting untuk dicarikan alternatif pemecahannya. Dari kondisi seperti itu, akhirnya para praktisi pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru dalam dunia pendidikan. Full day school selain bertujuan mengembangkan mutu pendidikan yang paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu upaya pembinaan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Full day school juga memberikan dasar yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu perkembangan intelektual, fisik, sosial dan emosional. Karena dalam sistem full day school, sekolah memiliki waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan sekolah dasar konvensional pada umumnya. Sebagaimana Seli (2009: 62-63) mengatakan bahwa “waktu untuk mendidik siswa dalam sistem full day school lebih banyak sehingga tidak hanya teori, tetapi praktek mendapatkan proporsi waktu yang lebih. Sehingga pendidikan tidak hanya teori mineed tetapi aplikasi ilmu”. Oleh karena itu, agar semua terakomodir, maka kurikulum program full day school didesain untuk menjangkau masing-masing bagian dari perkembangan siswa.
5
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Sampel Penelitian Nama sekolah
: SMP N 1 PERCUT SEI TUAN
Alamat
: Jalan Besar Tembung, kec. Percut Sei Tuan , Kab.Deli Serdang.
Kode Pos
: 20371
Objek Penelitian
: Siswa kelas IX
3.2 Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode observasi langsung kelapangan dan melakukan wawancara guru-guru kelas dan memberikan angket berisi beberapa pertanyaan tentang Full Day School kepada para siswa di kelas IX. 3.3 Waktu Penelitian
3.4
Hari
: Jumat
Tanggal
: 28 April 2016
Waktu
: 11.00 – 12.00 WIB.
Sampel dan Populasi
Didalam satu kelas terdapat 38 orang siswa/i. Dimana siswa yang kami sampelkan, lebih memilih tidak setuju dengan adanya penerapan Fullday school. Bukan hanya siswa saja yang tidak setuju, orang tua pun banyak yang tidak setuju dengan adanya penerapan Fullday school ini, karena penerapan sistem fullday school ini dapat mengganggu aktivitass para siswa yang memiliki waktu luang di luar sekolah. Tetapi ada juga para siswa yang setuju dengan adanya penerapan sistem Fullday school ini. Mereka yang setuju memilih penerapan Fullday school ini karena 6
mereka bosan dirumah, tidak memiliki teman bermain, serta ada juga yang menyatakan bahwa mereka memilih setuju Fullday school ini karena mereka ingin berlama-lama berada di sekolah agar tidak dimarahi orang tua mereka dan merasa bosan karena berada di rumah seharian.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.2 Permasalahan belajar siswa SMP N 1 PERCUT SEI TUAN terhadap fuulday school Dalam proses pembelajaran yang dilakukan Siswa SMPN 1 Percut Sei Tuan banyak mengalami kesulitan dalam belajar, hal ini terjadi karena siswa yang baru menerapkan fullday school. penyebab kesulitan belajar pada siswa adalah mereka tidak sanggup mengikuti proses belajar dari pagi hingga sore hari yang membuat para siswa/i merasa bosan dan mereka merasa terlalu berat menjalankan nya, kami telah melakukan penelitian bahwa siswa SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan banyak yang memberi pendapat bahwa mereka tidak ingin adanya fuulday school di sekolah mereka karena itu semua membuat sebagian siswa/i nya tertekan dan juga mengganggu waktu istirahat mereka dan membuat pengurangan waktu untuk bersama dengan orang tua dan keluarga. 4.2
Peranan Bimbingan Terhadap Siswa siswinya Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia, kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupan seringkali menghadapi persoalan silih berganti, persolan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain timbul, demikian seterusnya. Berdasarkan atas kenyataan bahwa manusia itu tidak sama satu sama lainnya baik sifat maupun kemampuannya. Maka ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan dari orang lain maupun pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak sanggup mengatasi persoalan tanpa adanya bantuan orang lain. Peserta didik di
7
sekolah biasanya juga memiliki masalah-masalah khususnya masalah dalam menerima atau juga memproses suatu materi pelajaran ke dalam pikirannya.Oleh karena itu individu yang mepunyai pribadi yang sehat selalu berusaha bersikap positif terhadap dirinya dan terhadap lingkungannya, untuk mewujudkan sikap yang positif diperlukan anak didik yang berdiri sendiri sebagai pribadi yang mandiri, bebas dan mantap. Anak didik yang seperti ini akan terhindar dari keragu-raguan dan ketakutan serta penuh dengan hal-hal yang positif dalam dirinya seperti kreatifitas, sportifitas dan lain sebagainya dan mampu mengatasi masalah masalah sendiri misalnya masalah kesulitan belajar.Masalah kesulitan belajar yang sering dialami oleh para peserta didik di sekolah, merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian yang serius di kalangan para peserta pendidik. Dikatakan demikian, karena kesulitan belajar yang dialami oleh para peserta didik di sekolah akan membawa dampak negatif, baik bagi siswa sendiri maupun lingkungannya. Untuk mencegah dampak negatif yang timbul karena kesulitan belajar yang dialami peserta didik, maka para pendidik harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang mungkin dialami oleh peserta didiknya. Masalah belajar yang sering timbul dikalangan peserta didik, misalnya masalah pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar yang efektif dan efisien, menggunakan
buku-buku
referensi,
cara
belajar
kelompok,
bagaimana
mempersiapkan diri mengahadapi ujian, memilih jurusan atau mata pelajaran yang cocok dengan minat bakat yang dimilikinya, dari masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan program pelayanan bimbingan dan konseling untuk membantu para peserta didik agar mereka dapat berhasil dalam belajar. Dalam belajar mengajar guru/pendidik sering menghadapi masalah adanya peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan lancar, ada siswa yang meperoleh prestasi belajar yang rendah, meskipun telah diusahakan untuk belajar dengan sebaik-baiknya, guru atau pendidik sering menghadapi dan menemukan peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar, untuk menghadapi peserta didik yang kesulitan belajar, pemahaman utuh dari guru tentang kesulitan belajar
8
yang dialami oleh peserta didiknya, merupakan dasar dalam usaha meberikan bantuan dan bimbingan yang tepat. Kesulitan belajar yang dialami peserta didik itu akan termanifestasi dalam berbagai macam gejala, misalnya menunjukan hasil belajar yang rendah, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, menunjukan sikap yang kurang wajar, menunjukan tingkah laku yang berkelaianan.Melalui pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan siswa dapat mengalami perkembangan yang optimal baik secara akademis, psikologis dan sosial. Perkembangan yang optimal secara akademis diharapkan peserta didik mampu mencapai prestasi belajar yang baik dan optimal sesuai dengan kemampuan, perkembangan yang optimal ditandai dengan perkembangan kesehatan yang memadai, sedangkan perkembang optimal dari segi sosial bertujuan agar setiap peserta didik dapat mencapai penyesuaian diri dan memiliki kemampuan sosial yang optimal.
9
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dalam penerapan fuulday school di sekolah sebenarnya itu sangat bagus karena dapat membangun karakter siwa yang bagus, tetapi ada juga sekolah yang tidak mampu menjalankan nya kerena siwanya yang banyak merasa tidak sanggup, dimana kita juga harus memikirkan tentang dampak negatif dari di terapkanya sistem fullday school kepada murid - murid nya. Dari hasil observasi yang kami lakukan terhadap satu kelas siswa/i dari 38 sisiwa/i 5.2 Saran Sebaiknya
dalam
penerapan
fullday
school
sebagai
seorang guru kita harus melihat apakah murid kita sanggup menjalankan nya atau tidak. Karena sifat karakteristik setiap siswa
berbeda,
mulai
dari
skill,
kemauan
belajar,
dan
kemampuan dalam menjalankan fullday school. Saran dari kami untuk pendidikan di Indonesia adalah sebaiknya kurikulum sekolah di seluruh Indonesia harus banyak di perhatikan baik dari kamampuan maupun mental seseorang murid.
10
LAMPIRAN
1. Foto Sekolah SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan
11
2. Foto bersama siswa/i SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan
12
13