Mini Riset Adhibah.docx

  • Uploaded by: Robi Arini
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mini Riset Adhibah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,748
  • Pages: 8
Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risko Likuiditas, Dan Risiko Pasar Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Mega Syariah Tahun 2015

Mini Riset Akuntansi & Manajemen Syariah Dosen Pengampu: Farida, S.E.,MS.i,.Ak.,CA

Disusun Oleh: Adhibah Yulia M

(15.0102.0124)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2018

A. PENDAHULUAN DAN GAMBARAN OBJEK Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang pesat. Dalam waktu yang relatif singkat, perbankan syariah telah mampu memperlihatkan kemajuan yang cukup signifikan. Bank syariah dengan umur yang masih muda namun memiliki prestasi yang sangat bagus. Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank konvensional, membuat bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang bagus agar dapat bersaing dalam memperebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Salah satu penilaian kinerja yang dapat dilakukan adalah dengan menilai kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Karena kinerja keuangan dapat menunjukkan kualitas bank melalui penghitungan rasio keuangannya. Ukuran untuk melihat kinerja keuangan

perbankan adalah melalui

profitabilitas, dimana tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Semakin besar profitabilitas suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Beberapa faktor keuangan yang mempengaruhi kinerja bank di antaranya resiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional dan risiko pasar. Hal yang mempengaruhi kinerja bank tersebut merupakan rasio-rasio keuangan sekaligus sebagai alat ukur penilaian kinerja bank. Pada awalnya dikenal sebagai PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu), yaitu bank umum yang didirikan pada 14 Juli 1990 kemudian diakuisisi oleh CT Corpora (d/h Para Group) melalui Mega Corpora (d/h PT Para Global Investindo) dan PT Para Rekan Investama pada 2001. Akuisisi ini diikuti dengan perubahan kegiatan usaha pada tanggal 27 Juli 2004 yang semula bank umum konvensional menjadi bank umum syariah dengan nama PT Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) serta dilakukan perubahan logo untuk meningkatkan citranya di masyarakat sebagai lembaga keuangan yang dapat dipercaya. Pada tanggal 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Hampir tiga tahun kemudian, pada 7 November 2007, pemegang saham memutuskan untuk merubah logo BSMI ke bentuk logo sister company-nya, yakni PT Bank Mega Tbk, namun dengan skema warna yang berbeda. Sejak 2 November 2010 hingga saat ini, bank dikenal sebagai PT Bank Mega Syariah.

1

B. ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL DESKRIPSI Variabel

Hasil

Variabel kinerja

Hasil

keuangan Risiko kredit

0,236374807

Profit sharing ratio

0,077956966

-0,563663144

Zakat performance 0,000406 ratio

0,211217079

Qard & donation

0,040533458

Risiko operasional

2,964381442

Employees expense

4.064

Risiko liquiditas

0,007813986

Shareholders

33.234

0,071982888

Net profit

12,23

0,541559995

Islamic income vs 99.953

Risiko pasar

non islamic income

1. Risiko kredit Salah satu yang termasuk risiko kredit adalah risiko konsentrasi pembiayaan. Risiko ini timbul akibat terkonsentrasinya penyediaan dana kepada satu pihak atau sekelompok pihak, industri, sektor, dan area geografis (Rustam, 2013). Semakin besar risiko kredit suatu bank, maka akan mengakibatkan menurunya laba, sehingga dapat mengurangki kinerja keuangan suatu bank. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa risiko kredit pada bank mega syariah memiliki hasil jika diukur menggunakan asset lancar dibagi dengan total asset yaitu sebesar 0,236374807. Hal ini menunjukkan bahwa bank mega syariah memiliki risiko kredit sebesar 23,6% yang dapat menurunkan laba sebesar 23,6% sehingga kinerja keuangan pada bank mega syariah dapat menurun sebesar 23,6%. Berdasarkan perhitungan dari pembiayaan pada debitur inti / total pembiayaan risiko kredit memiliki hasil sebesar -0,563663144. Hal ini menunjukkan banwa bank mega syariah memilki risiko kredit sebesar – 56% yang dapat menurunkan laba sebesar – 56% sehingga kinerja keuangan pada bank mega syariah dapat menurun sebesar – 56%. Sedangkan berdasarkan perhitungan dari pembiayaan bermasalah / total pembiayaan memiliki hasil sebesar 0,211217079. Hal ini menunjukkan bahwa bank mega syariah memiliki risiko kredit sebesar 21,1% yang dapat menurunkan 2

laba sebesar 21,1% sehingga kinerja keuangan pada bank mega syariah dapat menurun sebesar 21,1%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penurunan pada laba dikarenakan adanya risiko kredit tersebut sehingga menyebabkan bank tersebut menanggung dari risikonya, dan menggunakan pendapatan untuk meningkatkan biaya pencadangan aktiva produktif dan biaya-biaya lainnya, sehingga pendapatannya menurun. Sedangkan bank mengalami penurunan kinerja di karenakan bank tidak bisa mengatasi risiko yang telah di hadapi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko kredit dapat mempengaruhi kinerja keuangan pada bank mega syariah. Seperti hasil penelitian Verawaty, Jaya, dan Widiati (2017) yang menyatakan bahwa risiko kredit berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. 2. Risiko operasioanal Risiko operasional Adalah resiko yang mempengaruhi semua kegiatan usaha karena suatu hal yang inheren dalam pelaksanaan proses operasional (Rustam, 2013). Rasio BOPO menggambarkan kemampuan bank dalam menyeimbangkan beban operasional dengan pendapatan operasionalnya. BOPO yang tinggi akan mengakibatkan menurunnya kinerja keuangan perbankan. Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa risiko operasional memilki hasil sebesar 2,964381442, yang dihitung dari biaya operasional / pendapatan operasional. Hal ini menunjukkan banwa bank mega syariah memilki risiko kredit sebesar 296% yang dapat menurunkan kinerja keuangan pada bank mega syariah sebesar 296%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Semakin besar efisiensi operasional maka semakin tidak efisien suatu bank, hal ini karena dalam menghitung efisiensi operasional menggunakan perbandingan antara beban operasional

dengan

pendapatan

operasioanal

yang

digunakan

untuk

mengendalikan biaya operasioanal terhadap pendapatan operasioanal. semakin efisien kinerja operasional suatu bank, maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar sehingga profitabilitasnya juga akan semakin meningkat. Hal ini terjadi disebabkan setiap peningkatan biaya operasi bank, yang tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan operasi akan berakibat berkurangnya laba sebelum pajak, yang pada akhirnya akan menurunkan profitabilitas bank. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Verawaty, Jaya, dan Widiati (2017) yang menyatakan bahwa risiko operasional berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan, 3

3. Risiko liquiditas Risiko likuiditas merupakan resiko akibat ketidakmampuan bank Syariah dalam memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo (Rustam, 2013). Bank Indonesia menetapkan standar LDR di antara 80% sampai 110%. LDR bank yang berada di bawah standar menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit. Sebaliknya, LDR bank yang berada di atas standar akan meningkatkan risiko likuiditas bank. Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa risiko liquiditas yang diukur dari kas / total asset memiliki hasil sebesar 0,007813986 atau 0,78%. Berdasarkan perhitungan dari kas / total pendanaan jangka pendek risiko liquiditas memiliki hasil sebesar 0,071982888 atau 7,1%. Dapat dismpulkan bahwa bank mega syariah dalam menyalurkan kredit jauh dari kata efektif karena masih di bawah LDR 80%. peningkatan rasio LDR mencerminkan ada kecenderungan membaiknya fungsi intermediasi yaitu semakin tinggi rasio ini kemungkinan untuk memperoleh laba dari ekspansi kredit akan semakin besar, meskipun dengan risiko yang lebih besar. Demikian juga semakin rendah LDR mengindikasikan kurangnya kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, sehingga dapat menimbulkan kerugian yang berdampak pada turunnya profitabilitas. Seperti Penelitian Natalia (2015) menunjukkan hasil bahwa risiko liquiditas tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. 4. Risiko pasar Risiko pasar merupakan risiko pada posisi neraca dan rekening administrasiakibat perubahan harga pasar, yang meliputi nilai tukar, komoditas dan modal (rustam, 2013). Risiko nilai tukar valuta asing adalah risiko yang timbul sebagai akibat dari adanya perubahan nilai tukar valuta sing terhadap mata uang IDR. Risiko nilai tukar diukur dengan rasio posisi devisa neto secara menyeluruh. Rasio PDN menyeluruh adalah perbandingan selisih jumlah aktiva dan pasiva valuta asing, baik pada on dan off balance sheet dengan modal inti dan modal pelengkap. Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa risiko pasar memiki hasil sebesar 0,541559995 yang diukur menggunakan posisi devisa neto (PDN) / total modal. Hal tersebut berarti bahwa perubahan nilai tukar akan mengakibatkan adanya risiko pasar sebesar 54%. Kenaikan suku bunga yang ditetapkan oleh bank Indonesia mendorong terjadinya kenaikan tingkat suku bunga kredit. Kenaikan 4

suku bunga kredit menyebabkan biaya bunga pinjaman ikut meningkat, sehingga pendapatan yang diterima bank dari bunga pinjaman kredit akan ikut meningkat. Jika pendapatan bunga bank naik maka akan meningkatkan laba atau keuntungan bank yang bersangkutan (dengan asumsi kenaikan suku bunga diikuti oleh kenaikan suku bunga kredit sehingga biaya bunga ikut naik dan pendapatan bunga yang diterima bank akan semakin besar). Seperti peelitian yang dilakukan oleh natalia (2015) menyatakan bahwa risiko pasar berpengaruh terhadap kinerja keuangan. 5. Kinerja keuangan Kinerja keuangan adalah analisis yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menilai sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (fahmi, 2012:2). Kinerja keuangan ini diukur menggunakan instrument dari hameed et. Al (2004) yaitu Islamicity Financial Performance Index yang terdiri dari Profit Sharing Ratio. PSR pada bank mega syariah ini sebesar 0,077956966. Kedua zakat performance ratio sebesar 0,000406. Ketiga adalah Equitable Distribution Ratio yang terdiri atas qardh & donation sebesar 0,040533458. Employees expense sebesar 4.064. Shareholder sebesar 33.234. Net profit sebesar 12,23. Keempat adalah Islamic Income Vs Non Islamic Income yaitu sebesar 99.953. Dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan pada bank mega syariah sudah memenuhi Islamicity Financial Performance Index yang digunakan untuk mengukur apakah bank mega syariah telah melaksanaka aturan- aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar.

5

C. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh resiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional dan risiko pasar terhadap kinerja keuangan pada bank mega syariah tahun 2015,dapat disimpulkan bahwa bank mega syariah memiliki risiko kredit tidak terlalu tinggi yaitu 23% yang dapat berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Bank mega syariah memiliki risko operasional yang sangat tinggi yaitu 296% yang dapat dikatakan risko itu telali besar sehingga sangat berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Sedangkan risiko likuiditas yang dimiliki bank mega syariah sebesar 7,1%, yang dapat dikatakan risiko tersebut sangat kecil dan mengakibatkan tidak efisiennya operasioanal hal tersebut menjadikan tidak berpengarunya risiko liquiditas terhadap kinerja keuangan. Risko yang terakhir adalah risiko pasar yang memiliki hasil sebesar 54%, hasil tersebut dikatakan besar karena dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Untuk kinerja keuangan sendiri sudah memenuhi apa yang menjadi acuan dalam pengukuran kinerja, dan terlaksana dengan baik.

6

D. DAFTAR PUSTAKA Farida dan Veni Soraya Dewi. 2017. Analisis Pengaruh Penerapan Kinerja Maqasid terhadap Manajemen Risiko pada Perbankan Syariah. CAKRAWALA: Jurnal Studi Islam, Vol. XII, No. 2, 2017 Farida, Nur Laila Yuliani, Puput Ani Gunarti. 2018. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia. Prosiding Business and Economics Conference In Utilizing of Modern Technology ISSN 2622 – 9404. FEB UMMagelang Nawir Mansyur. 2018. Pengaruh Risiko Pasar terhadap Profitabilitas Perusahaan Subsektor Bank pada Bursa Efek Indonesia. nal Maksipreneur | Vol. 7 No. 2 | Juni 2018 | Hal. 107–116. Pauline Natalia. 2015. Analisis Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Pasar, Efisiensi Operasi, Modal, Dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Perbankan, Vol 1 No 2 Agustus 2015: 62-73 Verawaty, Ade Kemala Jaya, Yolanda Widiati. 2017. Pengaruh Resiko Kredit, Likuiditas, Efisiensi Operasional dan Tingkat Ekonomi Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Bank Pembangunan Daerah di Pulau Sumatera. AKUISISIVOL 13 NO. 1 APRIL 2017

7

Related Documents


More Documents from "Syafrizall Lubiis"