LEMBAR PENGESAHAN Mini Proposal Pelatihan Kateter Yogyakarta, 7 Maret 2019 Ketua Kegiatan
Sekretaris Kegiatan
Ilham Akbar Rahmawan
Nursafira Marwa
ALERT 2017/XIX/20
ALERT 2017/XIX/28
Ketua Umum
Ketua TBM ALERT FKIK UMY
HMPD SEMAKU
Alifvio Laurrent Buana
Nadyla Kahar
NIM: 20160310140
ALERT 2016/XVII/18
Mengesahkan, Asisten Wakil Dekan II Aset Keuangan SDM dan Kemahasiswaan FKIK UMY
dr. Muhammad Kurniawan, M.Sc. NIK: 19820111201104173147
Pelatihan Kateter JUDUL MATERI “Pemasangan Kateter” LATAR BELAKANG Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat kepada kita sehingga kita dapat menjalani kehidupan kita untuk mencapai kesuksesan dan cita-cita yang kita harapkan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW Tim Bantuan Medis As-Syifaa’Life Rescue Emergency Team ( TBM ALERT ) merupakan suatu lembaga yang terdapat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Lembaga yang merupakan wahana penyaluran potensi mahasiswa FKIK UMY dalam hal medis ini tergabung dalam suatu kesatuan yakni Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia ( PTBMMKI). Penanganan pemasangan kateter merupakan kasus yang umum terjadi di rumah sakit. Kasus tersebut juga termasuk dalam kompetensi level 4A yang harus dimiliki oleh seorang dokter. Kompetensi level 4A adalah seorang dokter harus mampu membuat diagnosis dan melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas. Berdasarkan hal tersebut, divisi pelatihan TBM ALERT ingin mengadakan pelatihanpemasangan kateter untuk menunjang kompetensi sebagai seorang dokter di masa depan. TUJUAN
Tujuan Umum Peserta pelatihan internal rutin TBM ALERT mampu memahami dan menjelaskan hal-hal yang terkait tentang “Pemasangan Kateter”
Tujuan Khusus - Peserta mampu menjelaskan tujuan pemasangan kateter - Peserta mampu menjelaskan indikasi dan kontraindikasi pemasangan kateter - Peserta mampu memasang kateter pada manekin
MATERI Terlampir
PEMBICARA dr. Eva Nur Fadila TEMPAT DAN WAKTU
Tempat Waktu
: Aula Skill Lab Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : Sabtu, 16 Maret 2019 pukul 17.00 - 21.00 WIB
METODOLOGI
45 menit penyampaian materi dan praktik kelas kecil 5 menit tanya jawab 5 menit pos test
SASARAN PESERTA Peserta Pelatihan internal rutin TBM ALERT adalah anggota aktif TBM ALERT tingkat II yaitu mahasiswa Prodi Kedokteran FKIK UMY angkatan akademik 2017 PERLENGKAPAN
Ruang materi (Aula Skills Lab) Laptop LCD dan proyektor Sound system Set Kateter dan manekin
SUSUNAN ACARA Waktu
Kegiatan
17.00 – 17.15
Persiapan
17.15 – 17.20
Pembukaan
17.20 – 17.45
Tadarus
17.45 – 18.25
ISHOMA
18.25 – 18.30
Pengkondisian peserta
18.30 – 19.55
Pemaparan materi Pemasangan kateter oleh dr. Eva Nur Fadila (Alumni TBM Angkatan 2009)
19.55 – 20.00
Mobilisasi Materi dan praktik kelas kecil
20.00 – 20.45
20.45 – 20.50
Berikut adalah instruktur : a) Stase 1 : Berliantika Dara Amalia b) Stase 2 : Annisa Fauzia Rahma c) Stase 3 : Amalia Rizki Hanif d) Stase 4 : Putri setianingsih pramana Persiapan post test
20.50 – 20.55
Post test
20.55 – 21.00
Penutupan
RENCANA ANGGARAN Pemasukan NO. 1. 2.
Sumber
Jumlah Rp. 210.526,00 Rp. 10.000, 00 Rp. 220. 526,00
Fakultas Kas TBM Alert TOTAL
Pengeluaran No. Kebutuhan 1. Fee pemateri (potongan pajak 5%) 2. Snack pemateri TOTAL
Rincian Rp 210.526,00 X 1
Rp. 10.000, 00x 1
Jumlah Rp. 210.526,00 Rp. 10.000, 00 Rp. 220. 526,00
PENUTUP Demikian Mini Proposal Pelatihan Kateter ini kami susun sebagai bahan kerangka acuan dalam mengisi materi di Pelatihan Internal Rutin TBM ALERT dan memberi gambaran tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Semoga bermanfaat.
PEMASANGAN KATETER Definisi: Pemasangan kateter (kateterisasi) kandung kemih pada pria adalah dimasukannya kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih pada pria untuk mengeluarkan urin. Kateter urin adalah sebuah alat berbentuk tabung yang dipasang pada bagian tubuh manusia untuk mengalirkan, mengumpulkan dan mengeluarkan urin dari kandung kemih (No name, 2005) Jenis-jenis kateter urin Jenis-jenis kateter urin yang dikenal antara lain: 1. Kateter Nelathon/ kateter straight/ kateter sementara adalah kateter urin yang berguna untuk mengeluarkan urin sementara atau sesaat. Kateter jenis ini mempunyai bermacam-macam ukuran, semakin besar ukurannya semakin besar diameternya. Pemasangan melalui uretra. 2. Kateter balon/kateter Folley, Kateter Indwelling/ Kateter Tetap adalah kateter yang digunakan untuk mengeluarkan urin dalam sistem tertutup dan bebas hama, dapat digunakan untuk waktu lebih lama ( 5 hari). Kateter ini terbuat dari karet atau plastik yang mempunyai cabang dua atau tiga dan terdapat satu balon yang dapat mengembang oleh air atau udara untuk mengamankan/ menahan ujung kateter dalam kandung kemih. Kateter dengan dua cabang, satu cabang untuk memasukkan spuit, cabang lainnya digunakan untuk mengalirkan urin dari kandung kemih dan dapat disambung dengan tabung tertutup dari kantung urin, sedangkan kateter dengan tiga cabang, kedua cabang mempunyai fungsi sama dengan kateter diatas, sementara cabang ketiga berfungsi untuk disambungkan ke irigasi, sehingga cairan irigasi yang steril dapat masuk ke kandung kemih, tercampur dengan urin, kemudian akan keluar lagi. Pemasangan kateter jenis ini bisa melalui uretra atau suprapubik. 3. Kateter suprapubik dengan bungkus Silver alloy, merupakan kateter paling baru yang dibungkus dengan perak bagian luar maupun bagian dalamnya. Perak mengandung antimikroba yang efektif, tetapi karena penggunaan perak sebagai terapi antimikroba belum sistematik, maka penggunaan jenis kateter inipun masih terbatas dan belum jelas keakuratannya. Pemasangan kateter, sementara ini baru dapat dilakukan oleh dokter urologi dalam kamar operasi sebagai tindakan bedah minor (Saint, no date) UKURAN KATETER Wanita dewasa Kateter no 14/16 Laki-laki dewasa Kateter no 18/20 Anak-anak Kateter no 8/10
TUJUAN PEMASANGAN KATETER 1. Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk mengosongkan kandung kemih, terutama pada pasien yang mengalami penyakit akut, akan operasi, sakit hebat, terbatas pergerakannya atau pasien dengan penurunan kesadaran. 2. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong, penyembuhan luka, pengobatan beberapa infeksi dan operasi suatu organ dari sistem urin dimana kandung kemih tidak boleh tegang sehingga menekan unsur lain. 3. Menjaga agar pasien dengan keluhan inkontinensia urin ( urin terkumpul di kandung kemih karena tidak dapat dikeluarkan) tetap kering bagian perineumnya , sehingga kulit tetap utuh dan tidak terinfeksi. 4. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat. 5. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih secara normal. NO 1 2 3 4 5
ASPEK YANG DINILAI Menjelaskan definisi Kateter Menyebutkan tujuan pemasangan kateter Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi pemasangan kateter Melakukan persiapan alat dan bahan Cuci tangan
NILAI
TUJUAN PEMASANGAN KATETER 1. Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk mengosongkan kandung kemih, terutama pada pasien yang mengalami penyakit akut, akan operasi, sakit hebat, terbatas pergerakannya atau pasien dengan penurunan kesadaran. 2. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong, penyembuhan luka, pengobatan beberapa infeksi dan operasi suatu organ dari sistem urin dimana kandung kemih tidak boleh tegang sehingga menekan unsur lain. 3. Menjaga agar pasien dengan keluhan inkontinensia urin ( urin terkumpul di kandung kemih karena tidak dapat dikeluarkan) tetap kering bagian perineumnya , sehingga kulit tetap utuh dan tidak terinfeksi. 4. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat. 5. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih secara normal. ALAT DAN BAHAN 1. Kateter urin 2. Urin bag 3. Sarung tangan steril 4. Set bengkok dan pinset steril 5. Kapas dan cairan sublimate 6. Jelly 7. Plester 8. Perban 9. Spuit dan Steril water aquadest 10. Bengkok tidak steril 11. Alas/ Perlak kecil 12. Handuk kecil + Waskom isi air hangat + sabun 13. Sampiran 14. Lampu
PEMASANGAN ET Dasar Teori Ventilasi melalui pipa endotrakeal merupakan cara yang sangat efektif . Jalan nafas yang terjaga menyebabkan pemberian ventilasi dan oksigen lebih terjamin. Kemungkinan aspirasi cairan lambung lebih kecil. Tekanan udara pernafasan juga menjadi mudah dikendalikan dan penggunaan Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dapat dilakukan dengan mengatur katup ekspirasi. o INDIKASI Penghisapan atau bronchoscopy untuk aspirasi akut atau pun trakheitis bakterialis berat) o Tindakan untuk memberikan tekanan positif dan kontinu yang tinggi pada jalan nafas (respiratory distress syndrome pada orang dewasa dan penyakit membran hyalin) (Dibutuhkan tekanan inspirasi yang tinggi atau PEEP). 1. Ventilasi mekanik. Ventilasi mekanik pada kegagalan respirasi yang dikarenakan : o Pulmonar : penyakit asma, penyakit paru obstruktif kronik, emboli paru, pneumonia. (”Work of breathing” berlebihan) o Penyakit jantung atau edema pulmoner Neurologi : berkurangnya dorongan respirasi (Gangguan kontrol pernafasan dari 2. Proteksi jalan nafas - Hilangnya refleks pernafasan ( cedera cerebrovascular, kelebihan dosis obat) - Obstruksi jalan nafas besar ( epiglotitis, corpus alienum, paralisis pita suara) baik secara anatomis maupun fungsional. - Perdarahan faring ( luka tusuk, luka tembak pada leher) - Tindakan profilaksis ( pasien yang tidak sadar untuk pemindahan ke rumah sakit lain atau pada keadaan di mana potensial terjadi kegawatan nafas dalam proses transportasi pasien) 3. Optimalisasi jalan nafas - saluran untuk pelaksanaan pulmanary toilet darurat, sebagai contoh : o susunan saraf pusat) o Mekanik : disfungsi paru-paru pada flail-chest atau pada penyakit neuromuskuler o Hiperventilasi therapeutik untuk pasien – pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial. ALAT DAN BAHAN 1. Laryngoscope lengkap dengan handle dan blade-nya 2. Pipa endotrakeal ( orotracheal ) dengan ukuran : perempuan no. 7; 7,5 ; 8 . Laki-laki : 8 ; 8,5. Keadaan emergency : 7,5 3. Forceps (cunam) magill ( untuk mengambil benda asing di mulut) 4. Benzokain atau tetrakain anestesi lokal semprot 5. Spuit 10 cc atau 20 cc
6. 7. 8. 9. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Stetoskop, ambubag, dan masker oksigen Alat penghisap lendir Plester, gunting, jelli Stilet ASPEK PENILAIAN Beritahu pada penderita atau keluarga mengenai prosedu tindakan, indikasi dan komplikasinya Informed Consent pada penderita atau keluarga Dapat menyebutkan alat-alat pemasangan ET Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan Masukkan stilet ke dalam pipa ET. Jangan sampai ada penonjolan keluar pada ujung balon Buat lengkugan pada pipa dan stilet Cek fungsi balon dengan mengembangkan dengan udara 10ml. Jika fungsi baik, kempeskan balon Beri peluas pada ujung pipa ET sampau daerah cuff Letakkan bantal atau penyangga handuk setinggi 10 cm di oksiput dan pertahankan kepla sedikit ekstensi (risiko fraktur telah disingkirkan) Bila perlu lakukan penghisapan lendir pada mulut dan faring dan berikan semprotan benzokan atau tetrakain jika pasien sadar atau tidak dalam keadaan anastesi dalam Lakukan hiperventilasi minimal 30 detik melalui bag masker denga Fi O2 100% Buka mulut dengan cara cross finger dan tangan kiri memegang laringoskop Masukkan bilah laringoskop dengan lembut menelusuri mulut sebelah kanan sisihkan lidah ke kiri Masukkan bilah sedikit demi sedikit sampai ujung laringoskop mencapai dasar lidah, perhatikan agar lidah atau bibir tidak terjepit di antara bilah dan gigi pasien Angkat laringoskop ke atas dan kek ke depan dengan kemiringan 30 sampai 40 sejajar aksis pegangan. Jangan sampai menggunakan gigi sebagai titik tumpu Bila pita suara sudah terlihat, tahan tarikan/ posisi laringoskop dengan menggunakan kekuatan siku dan pergelangan tangan Masukkan pipa ET dari sebelah kanan mulut ke faring sampai bagian proksimal dari Cuff ET melewati pita suara ± 1-2 cm atau pada orang dewasa atau kkedalam pipa ET ± 19-23cm