MINI PROPOSAL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) HELMINTOLOGY DAN ENTOMOLOGY
PENYUSUN: KELOMPOK 4 MAULANA MUKMIN I.
201710420311052
LELIDA NURAYU KUSUMANINGTYAS
201710420311053
ANGGRAINI WAHYU DWIJIANTI
201710420311054
AFIFAH FITRIANI
201710420311055
LUKY PALUPI
201710420311056
AFIF HILMY
201710420311057
RATIH PERMATASARI
201710420311058
INDAH R. NARAHAUBUN
201710420311059
M. PANJI SATRIA
201710420311060
TASYA VIDYA A.
201710420311061
DICKY APRILIAN
201710420311062
NINING RAHAYUKUSUMA
201710420311063
TUTUT SRI PUJI RAHAYU
201710420311064
HIMMA TUS SHOLIHAH
201710420311065
SITI CHUSNUL LATIFAH
201710420311066
ANISSA PINGKAN MAHARANI
201710420311067
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017 i
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur kepada Allah SWT , kami dapat menyelesaikan tugas miniproposal PJBL Blok IDK 1 “Ilmu Dasar Keperawatan 1” dengan tepat waktu dan lancar. Laporan miniproposal PJBL ini disusun untuk mempermudah pembaca memahami penjelasan produk PJBL yang berupa buku saku. Laporan ini di susun dengan sumber yang dapat dipercaya dan akurat. Sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman diakhir. Semoga laporan mini proposal PJBL ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi kami. Kami menyadari bahwa dalam analisis ini jauh dari kata sempurna .
Malang , 02 November 2018 Penyusun
Kelompok 4
ii
LEMBAR PENGESAHAN Laporan miniproposal PJBL berjudul “”.
Disusun oleh: KELOMPOK 4
Ketua Kelompok
Siti Chusnul Latifah
Fasilitator
Titik Agustyaningsih ., S.Kep., Ns
iii
Daftar Isi MINI PROPOSAL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) ............................................................ i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................................. iii PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1 1.1
Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2
Keterkaitan dengan mata kuliah ......................................................................................... 2
1.3
Kebermanfaatan produk untuk tenaga kesehatan ............................................................ 2
TUJUAN ............................................................................................................................................ 2 MEKANISME DAN RANCANGAN .............................................................................................. 2 SUMBERDAYA YANG DIPERLUKAN ....................................................................................... 3 SUMBER BIAYA.............................................................................................................................. 3 JADWAL PELAKSANAAN ............................................................................................................ 4 BAB II .................................................................................................................................................... 5 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 5 2.1 Definisi Helmintologi dan Entomologi ...................................................................................... 5 2.2 Struktur dan klasifikasi helmintolofi dan entomologi ............................................................. 5 2.3 Parasit bagi Manusia dan nama penyakit ................................................................................ 9 KESIMPULAN ................................................................................................................................... 11 Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 12
iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari cacingan dan demam berdarah merupakan penyakit yang
masih sering terjadi di masyarakat. Infeksi cacingan dan demam berdarah pada manusia banyak dipengaruhi oleh perilaku dan lingkungan. Serangga mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Sebagai bagian dari komunitas ekosistem bumi, serangga telah menjadi penentu keberadaan dan perkembangan ekosistem di muka bumi. Kelompok terbesar dari spesies dalam kerajaan serangga terdapat pada Filum Artropoda. (Sutanto, dkk, Dalam komunitas cacing, cacing yang menginfeksi manusia tergolong dalam cacing bulat panjang. Beberapa diantaranya penting sebagai penyebab penyakit pada manusia, sebagian mempunyai hospes mamalia lain selain manusia dan sebagian lain hanya bersifat patogen pada keadaan tertentu saja. Helminthology dan Entomology merupakan salah satu kelompok makhluk hidup yang ada di kehidupan manusia. Helminth (cacing), adalah metozoa, organisme besar yang umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang pada bentuk dewasanya. Sedangkan entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga. Istilah ini berasal dari dua perkataan latin entomon bermakna serangga dan logos bermakna ilmu pengetahuan. (Garcia, dkk, 1996:137&325) Keberadaan makhluk hidup yang banyak disekitar masyarakat menyebabkan banyaknya penyebab gangguan kesehatan pada hewan dan manusia. Begitu juga kerugian yang besar akibat gangguan kesehatan hewan dan manusia yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan dan disebarkan oleh serangga. Trilyunan rupiah dana digunakan untuk biaya pengendalian hama tanaman, hama pascapanen, hama pemukiman serta penyakit pada tanaman, hewan dan manusia yang ditularkan oleh serangga. Manusia sering memandang serangga secara antroposentris, yaitu sebagai kelompok organanisme yang lebih banyak mendatangkan kerugian daripada keuntungan bagi kehidupan manusia. Dengan belajar helmintologi dan entomologi kita bisa memahami lebih dalam kehidupan. Maka dari itu, kami membuat produk buku saku mengenai entomology dan helminthology untuk menambah wawasan masyarakat dan menambah pemahaman tenaga kesehatan mengenai entomology dan helminthology.
1
1.2
Keterkaitan dengan mata kuliah Dalam mengetahui bagaimana peran helmintologi dan entomologi untuk kehidupan
manusia sehingga dapat mengajarkan mahasiswa bahwa pentingnya ketergantungan hidup antara satu makhluk dengan yang lainnya. Produk ini memudahkan proses pembelajaran perawat dalam meningkatkan pengetahuan serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai definisi helmintologi dan entomologi serta hubungan timbal-baliknya kepada manusia. 1.3
Kebermanfaatan produk untuk tenaga kesehatan Kelompok kami sepakat untuk membuat sebuah produk yaitu buku saku dalam protek
PJBL ini. Buku saku ini bermanfaat untuk tenaga kesehatan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengertian
helmintologi dan entomologi serta hubungan timbal-
baliknya kepada manusia serta dapat digunakan untuk proses pembelajaran dan pengetahuan bagi tenaga kesehatan.
TUJUAN Setelah dibuat produk PJBL yang berupa buku saku sasaran kami, yaitu tenaga kesehatan diharapkan: 1. Memahami definisi helmintologi dan entomologi 2. Menjabarkan struktur dan klasifikasi dari helmintologi dan entomologi 3. Menjelaskan macam-macam parasit dalam tubuh manusia secara spesifik 4. Memberikan penjelasan mengenai penyakit yang disebabkan oleh parasit dalam tubuh manusia.
MEKANISME DAN RANCANGAN 1. Mencari materi dan jurnal yang berkaitan dengan tugas PJBL 2. Membuat desain produk PJBL 3. Merancang anggaran biaya sesuai dengan biaya yang di perlukan 4. Menyusun mini proposal PJBL 5. Melakukan konsultasi dengan fasilitator
2
SUMBERDAYA YANG DIPERLUKAN Sumberdayam dari Kelompok 4 Program Study Ilmu Keperawatan Kelas B 2017 yang beranggotakan 16 orang : NO.
NAMA
PERAN
1.
MAULANA MUKMIN I.
Menyusun design
2.
LELIDA NURAYU K.
Mencari literatur
3.
ANGGRAINI WAHYU D.
Mengerjakan mini proposal
4.
AFIFAH FITRIANY A.
Mengerjakan mini proposal
5.
LUKY PALUPY
Percetakan
6.
AFIF HILMY R.
Percetakan
7.
RATIH PERMATASARI
Mengerjakan mini proposal
8.
INDAH ROSDIANA N.
Mencari literatur
9.
MUHAMMAD PANJI S.
Menyusun design
10.
TASYA VIDYA A.
Mencari literatur
11.
DICKY APRILYAN
Menyusun design
12.
NINING RAHAYU K.
Mencari literatur
13.
TUTUT SRI PUJI RAHAYU
Mengerjakan mini proposal
14.
HIMMA TUS SHOLIHAH
Mencari literatur
15.
SITI CHUSNUL LATIFAH
Percetakan
16.
ANISSA PINGKAN M.
Mengerjakan mini proposal
SUMBER BIAYA 1. Pemasukan Biaya : Iuran Per orang @Rp.10.000,2. Dana yang di butuhkan Rp.200.000,NO. 1.
NAMA BARANG
HARGA
Desain dan Cetak
Rp. 200.000,-
TOTAL
Rp. 200.000,-
3
JADWAL PELAKSANAAN Kegiatan
Minggu I
II
III
IV
V
VI
Planning Background Research Writing Proposal Intial Designs Revising Plan
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Helmintologi dan Entomologi Helmintologi adalah Ilmu yang mempelajari parasit berupa cacing. Kata “Helminth” : Cacing (bahasa Yunani); Kelas Metazoa; Semula ditujukan pada cacing usus, tetapi lebih umum meliputi spesies yang bersifat parasit dan spesies yang hidup bebas. Berdasarkan taksonomi, helmin di bagi menjadi 2 yaitu Nemathelminthes dan Platyhelminthes. . (Natadisastra dan Agoes, 2009:16) Entomologi adalah salah satu cabang ilmu zoologi yang mempelajari segala sesuatu mengenai serangga. Tujuannya untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu mengenai struktur tubuh serangga, pertumbuhan dan perkembangannya serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. (Natadisastra dan Agoes. Dkk, 2009:51)
2.2 Struktur dan klasifikasi helmintolofi dan entomologi A. Struktur Hemintologi dan Entomologi Menurut (Sutanto. dkk, 2015:3&245), a. Struktur helmintologi Pada umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang pada bentuk dewasanya, yang multiseluler, yang mengadakan reproduksi seksual, umumnya di dalam tubuh hospes, tetapi mempunyai stadium pradewasa (telur, larva) yang hidup eksternal atau di dalam hospes lainnya. b. Struktur entomologi terbagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Kepala (caput), 2. Dada (thorax), 3. Perut (abdomen).
B. Klasifikasi Helmintologi dan Entomologi Klasifikasi Helmintologi di bagi menjadi 2 yaitu : 1. Nemathelminthes (cacing gilik; Nema= benang) 2. Platyhelminthes (cacing pipih) 5
Stadium dewasa cacing yang termasuk nemathelminthes berbentuk bulat memanjang dan pada potongan transversal tampak rongga badan dan alat-alat. Cacing tersebut mempunyai alat kelamin terpisah. Nemathelminthes termasuk kelas nematoda. Nematoda mempunyai jumlah spesies yang banyak diantara cacing-cacing yang hidup sebagai parasit. Cacing tersebut berbeda-beda dalam habitat, daur hidup dan hubungan hospes-parasit (hos-parasite relationship). Besar dan panjang cacing nematoda beragam; ada yang panjangnya beberapa milimeter, adapula yang melebihi 1 meter. Nematoda memiliki kepala, ekor, dinding, rongga badan dan alat-alat lain yang agak lengkap. Sistem pencernaan, eksresi dan reprodusi biasanya terpisah. Pada umumnya cacing bertelur, tetapi ada juga yang vivipar dan yang berkembang biak secara partenogenesis. Cacing dewasa tidak bertambah banyak didalam tubuh manusia. Seekor cacing betina dapat mengeluarkan telur atau larva sebanyak 20-200.000 butir sehari. Telur atau larva tersebut dikeluarkan dari badan hospes dengan tinja. Larva biasanya mengalami pertumbuhan diikuti pergantian kulit. Bentuk infektif dapat memasuki badan manusia dengan berbagai cara. Ada yang masuk secara aktif, adapula yang tertelan atau masuk melalui gigitan vektor.
Nematoda di bagi menjadi 3 sbb: a. Nematoda Usus Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda tersebut menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diantara nematoda usus tedapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah disebut soil transmitted helminths cacing yang terpenting bagi manusia adalah Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis dan beberapa spesies Trichostrongylus. Nematoda usus lainya yang terpenting bagi manusia adalah Oxyuris vermicularis dan Trichinella spiralis. b. Nematoda Jaringan Nematoda Jaringan di bagi menjadi 5 yaitu : 1. Wuchereria bancrofti, merupakan parasit manusia yang menyebabkan filariasi bankrofti atau wukereriasis bankrofti. Penyakit ini tergolong dalam filariasis limfatik, bersamaan dengan penyakit yang disebabkan oleh brugia malayi dan brugia timori. W.bancrofti tidak terdapat secara alami pada hewan. Penyebaranya 90 juta terinfeksi diseluruh dunia. 6
2. Brugia malayi, dapat dibagi dalam 2 varian : yang hidup pada manusia dan yang hidup pada manusia dan hewan, misalnya kucing, kera dll. Brugia timori, hanya terdapat pada manusia. Penyakit yang disebabkan oleh brugia malayi disebut filariasis malayi dan yang disebabkan oleh brugia timori disebut filariasis timori. Kedua penyakit tersebut kadang-kadang disebut sebagi filariasis brugia. 3. Loa-loa, parasit ini hanya ditemukan pada manusia. Penyakitnya disebut loaiasis terutama terdapat di afrika barat, afrika tengah dan sudan. Cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan, yang betia berukuran 50-70x0,5mm dan yang jantan berukuran 30-34x0,35-0,43mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada siang hari (diurna). Pada malam hari mikrofilaria berada dalam pembuluh darah paru. 4. Onchocerca volvulus, parasit ini ditemukan pada manusia penyakitnya disebut onkoserkosis, river blindness, blinding filariasis. Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat; melingkar satu dengan lainya seperti benang kusut dalam benjolan (tumor). (Sutanto. dkk, 2008:6-44)
Cacing dewasa yang termasuk Platyhelminthes mempunyai badan pipih, tidak mempunyai rongga badan dan biasanya bersifat hermafrodit. Platyhelminthes dibagi menjadi kelas Trematoda (cacing daun) dan kelas Cestoda (cacing pita). Cacing Trematoda berbentuk daun, badannya tidak bersigmen, mempunyai alat pencernaan. Trematoda dibagi menjadi 4 yaitu : 1. Trematoda hati, manusia, kucing, anjing, beruang kutub, dan babi merupakan hospes parasit ini. Penyakit yang disebabkanya disebut klonarkiasis. Cacing ini ditemukan di cina, jepang, korea, dan vietnam. Penyakit yang ditemukan di indonesia bukan infeksi autokton. Cacing dewasa hidup di saluran empedu, kadang-kadang ditemukan disaluran pankreas ukuran cacing dewasa 10-25mm x 3-5mm, bentuknya pipih, lonjong menyerupai daun. Telurnya berukuran kira-kira 30 x 16 mikron. Trematoda hati terdiri dari: Opistorchis felineus, Opistorcis viverini, Fasciola hepatika. 2. Trematoda Paru Pada cacing Paragonimus westermani manusia dan binatang yang memakan ketam/udang batu merupakan hospes cacing ini. Cacing dewasa hidup dalam kista diparu, bentuknya bundar,lonjong menyerupai biji kopi, ukuran 8-12 x 4-6mm dan berwarna coklat tua.
7
3. Trematoda Usus Terdiri dari Fasciolidae, Echisnostomatidae dan Heterophydae. Pada keluarga Fasciolidae hewan lain seperti anjing dan kelinci dapat menjadi hospes cacing ini kecuali manusia dan babi. Cacing deawasa mempunyai ukuran panjang 2-7,5cm dan lebar 0,8-2,0cm dan berbentuk agak lnjong dan tebal. Pada keluarga Echinostomatidae, hospes cacing keluarga Echinosmatidae sangat beraneka ragam yaitu manusia, tikus, anjing, dll penyakitnya disebut ekinostomiasis. Mempunyai ciri khas berupa duri-duri leher dengan jumlah antara 37 buah-51 buah. 4. Trematoda Darah Pada manusia ditemukan 3 spesies penting: Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni dan Schistosoma haematobium. Pada Schistoma atau Bilharzia, hospes definitif adalah manusia. Cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis atau bilharziasis. Cacing dewasa jantan berwarna kelabu atau putih kehitaman, berukuran 9,5-19,5 mm x 0,9 mm. Sedangkan cacing betina badannya lebih halus dan panjang berukuran 16,0-26,0mm x 0,3mm. (Sutanto. Dkk, 2008:49-70).
Cacing Cestoda mempunyai badan berbentuk pita dan terdiri atas skoleks, leher dan badan (strobila) bersegmen (proglotid). Makanan diserap melalui kulit (kutikulum) badan. Cestoda memiliki spesies yaitu Pseudophyllidea, Sparganosis, Cyclophyllidea. Pada Psedophyllidea yang mempunyai skoleks dengan 2 lekuk isap. Hospes yang menjadi parasit ini adalah ikan dan kodok. Sparganosis dalam tubuh manusia spargano dapat mengembara di otot dan flasia tetapi larva ini tidak dapat menjadi dewasa. Sedangkan pada Cyclophyllidea, mempunyai skoleks dengan 4 batil isap. Cacing yang terkenal adalah Taenia saginata dan Taenia solium. Biasanya dikenal dengan nama cacing pita. (Gandahusada. Dkk, 2004:81-88)
Klasifikasi Entomology adalah filum Artropoda mempunyai 4 tanda morfologi yang jelas, yaitu badan dan umbai beruas ruas, eksoskelet dan bentuk badan simetris bilateral. Filum artropoda dibagi menjadi 4 spesies yaitu crustacea, chilopoda, araknida, insecta. Artropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan didarat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan didunia yang telah diketahui.
8
Menurut (Gandahusada. dkk, 2004 ), Terdapat banyak perbedaan kelas artropoda, tetapi hanya ada tiga kelas yang dipelajari diparasitologi yaitu : 1. Crustacea, panjangnya 0,1-0,5cm, terdiri atas sefalotoras dan abdomen, mempunyai 2 pasang antena yang tidak panjang. Betina mempunyai kantung telur. Crustacea hidup di air tawar dan air asin. 2. Chilopoda, tubuhnya memanjang, pipih dorsoventral dengan kepala dan badan beruas-ruas. Pada tiap segmen terdapat sepasang kaki. Pada kepala terdapat sat pasang antena dan poison claw cilopoda ini hidup di bawah batu dan kayu. 3. Archnida, tubuh terdiri atas sefalotoraks, pre abdomen dan pos abdomen, mempunyai 4 pasang kaki, pedipalp menjadi alat sapit, ruas terakhir abdomen terdapat telson yang mengandung racun, bagian ventral terdapat pechten. Arachnida ini hidup dibawah batu atau potongan kayu.
2.3 Parasit bagi Manusia dan nama penyakit Menurut Sutanto. dkk. (2015:250-297), a. Penyakit yang disebabkan oleh serangga (Entomology) yaitu: 1. Morfologi nyamuk, nyamuk termasuk kelas insecta, ordo diptera dan famili culicidae. Berperan sebagai fektor penyakit pada manusia dan binatang (lewat gigitan) yang penyebabnya berbagai macam parasit dan virus antara lain : a. Parasit penyebab filariasis hanya sebatas tumbuh b. Parasit penyebab malaria tumbuh, berkembang biak dan berubah menjadi bentuk infektif c. Virus DHF (virus cikungunyah) virus ini berkembang lebih banyak 2. Kutu, infestasi kutu (pedikulosis) adalah serbuan kutu yang menyebabkan rasa gatal hebat dan bisa menyerang hampir setiap kulit tubuh. Lesi sering ditemukan dibelakang kepala atau kuduk air liur yang merangsang menimbulkan papula merah dan rasa gatal yang hebat. 3. Lalat, measis adalah infestasi larva lalat kedalam jaringan atau alat tubuh manusia atau binatang vertebrat. Larva itu hidup dari jaringan mati atau jaringan hidup, cairan badan atau makanan didalam usus hospes. Myasis sangat bervariasi dan tidak spesifik tergantung pada bagian tubuh yang di infestasi larva, yaitu demam, inflmasi, pruritus, pusing, vertigo, pembengkakan, dan hipereosinovilia.
9
b. Penyakit yang disebabkan oleh cacing (Helminthology) Menurut Prianto. dkk. (2002:3-79) yaitu:
1. Ascaris lumbricoides Nama penyakit : Ascariasis 2. Toxocara sp. Nama Penyakit : Visceral larva migran 3. Cacing tambang (Ancylosdoudenale dan necatoramericarus) Nama Penyakit : Ankilostomiasis dan nekatoriasis 4. Cacing tambang (Ancylostoma braziliantse dan Ancylostoma coninum) Nama Penyakit : Cereping eruption 5. Wucereria bancrovti Nama Penyakit : Wukereriasis 6. Brugia malayi Nama Penyakit : Vialirasis malayi 7. Klonorchis sinensis Nama Penyakit : Klonor kiasis 8. Echinoustoma sp.
Nama Penyakit : Ekinostomiasis 9. Schistosoma japonicum Nama Penyakit : Oriental schistosomiasis, skistosomiasis japonica, demam keong. 10. Echinostomiasis, Taenia solium, Taenia Saginata, dan lain-lain.
10
KESIMPULAN Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit yang berupa cacing. Berdasarkan taksonomi, helmintologi dibagi menjadi dua macam yaitu nemathelminthes (cacing gilik) dan platyhelminthes
(cacing
pipih).
Stadium
dewasa
cacing-cacing
yang
termasuk
nemathelminthes (kelas nemathoda) berbentuk bulat memanjang dan pada potongan transfersal tampak rongga badan alat-alat. Cacing ini mempunyai alat kelamin terpisah. Dalam parasitologi kedokteran diadakan pembagian nemathoda menjadi nemathoda usus yang hidup dirongga usus dan nemathoda jaringan yang hidup dijaringan berbagai alat tubuh. Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga. Istilah ini berasal dari dua perkataan latin -ent omon bermakna serangga dan logos bermakna ilmu pengetahuan. Sebagai bagian dari komunitas ekosistem bumi, serangga telah menjadi penentu keberadaan dan perkembangan ekosistem di muka bumi. Interaksi antara serangga dengan manusia sudah berlansung sejak manusia ada dan hidup di dunia. Serangga mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Begitu juga kerugian yang besar akibat gangguan kesehatan hewan dan manusia yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan dan disebarkan oleh serangga.
11
Daftar Pustaka Garcia, Lynne S. & Bruckner, David A. 1996. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Jakarta:EGC
Natadisastra, Djaenudin dan Agoes, Ridad. 2009. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:EGC. Terdapat pada https://books.google.co.id/books?id=CTSg_1JsvwC&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage& q&f=false.
Sutanto, Inge. dkk. 2015. Parasitologi kedokteran. Jakarta: Badan penerbit FKUI.
Prianto, Juni. dkk. 2002. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
12