FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA MINI CLINICAL EXAMINATION SKIZOFRENIA PARANOID Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh : Sofian Palupi, S.Ked 20174011188
Dokter Pembimbing : dr.Warih Andan Puspitosari, M.Sc, Sp.KJ(K)
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA RSUD TJITRO WARDOJO PURWOREJO 2018
RM.01.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA MINI CLINICAL EXAMINATION Nama
: Sofian Palupi
NIPP
: 20174011188
Homebase
: RSUD PURWOREJO
Puskesmas
: Puskesmas Kasihan I
1. IDENTITAS PASIEN Nama
: Nn. I.Y
Usia
: 43 tahun
Tanggal lahir
: 13 Juni 1975
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
Status
: Belum menikah
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Pendidikan
: SMA (S1 tidak lulus)
Agama
: Islam
Alloanamnesis dilakukan kepada Paman pasien Nama
: Tn. S.H
Usia
: 61 tahun
Tanggal lahir
: 11 Oktober 1957
Alamat
: Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Pensiunan TNI
RM.02.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA
2. ANAMNESIS Keluhan Utama Tidak mau minum obat. Riwayat Penyakit Sekarang dan Perjalanan Penyakit Pihak Puskesmas Kasihan I mendapat laporan bahwa salah satu warga binaannya baru saja pulang dari rawat inap di RSJ GRAHSIA, Pakem. Menurut informasi dari keluarga, beberapa hari terakhir, pasien tidak mau minum obat dan sulit diatur. Pasien merupakan penderita skizofrenia sejak 23 tahun yang lalu. Pasien tidak mau diajak kontrol ke Puskesmas. Pihak Puskesmas melakukan homevisite untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pada tahun 1995 saat pasien berusia 20 tahun, keluarga pasien mulai merasakan keanehan pada diri pasien. Pasien tidak lagi mau berangkat kuliah. Pasien juga menarik diri dari lingkungan, mengunci diri di kamar dan mulai terlihat berbicara sendiri. Pasien mulai menunjukan perilaku tersebut setelah pasien bertengkar hebat dengan orang tua pasien dikarenakan pasien dilarang bergaul dengan salah satu laki-laki teman kuliah pasien. Pada tahun 1996 pasien dibawa pulang kerumah dan tidak meneruskan kuliah. Ibu pasien menolak untuk memeriksakan pasien ke dokter karena ibu pasien merasa malu dan bersikeras bahwa pasien tidak sakit. Keluarga hanya membawa pasien ke ustad di pesantren daerah Kota Gede untuk didoakan. Sepanjang tahun 1996-2000 pasien dikurung di dalam rumah. Tingkah laku pasien semakin kacau, pasien mulai sering marah-marah, merusak barang, merasa ketakutan dan curiga kepada semua orang. Pasien merasa takut karena menganggap semua orang ingin mencelakainya. Puncaknya, pada akhir tahun 2000, pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Grahsia setelah menyerang sang ibu dan lari keluar rumah tanpa mengenakan busana. Keluarga akhirnya setuju pasien dibawa ke dokter jiwa untuk diperiksa. Pasien menjalani perawatan di RSJ Grahsia hingga tahun 2002. Setelah kondisi pasien membaik, pasien melanjutkan berobat jalan di Rumah Sakit Puri Nirmala. Sejak saat itu pasien bisa hidup dengan tenang dirumah.
RM.03.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA Pada tahun 2014, ayah pasien meninggal dunia karena sakit jantung. Sejak saat itu, kondisi kesehatan ibu pasien menurun, hal ini mempengaruhi keteraturan program berobat jalan pasien. Mulai tahun 2015, pasien berhenti berobat. Pasien kembali mengunci diri dan marahmarah serta menuduh keluarganya ingin berbuat jahat. Pasien merasa ketakutan dan tidak mau keluar kamar. Pasien akan mengamuk jika disuruh untuk mandi, rawat diri pasien makin buruk. Pasien menolak dijak berobat dan minum obat rutin. Pada tahun 2017, kakak pasien membawa paksa pasien berobat ke RSJ Grahsia. Pada bulan Mei 2018 pasien dibawa pulang ke Yogykarta karena ibu pasien meninggal dunia. Kondisi pasien dirumah saat ini masih belum stabil, terkadang pasien masih berbicara sendiri dan kembali menolak meminum obat yang dibawa dari rumah sakit. Kakak pasien berencana memindahkan pasien ke RSJ Magelang bulan depan. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis seperti Hipertensi, DM, Penyakit Jantung, Paru-paru, gangguan Ginjal ataupun penyakit lainnya yang membutuhkan perhatian khusus. Pasien tidak memiliki alergi makanan maupun obat-obatan. Tidak ada riwayat kejang saat kecil. Pasien pernah melakukan operasi pemasangan plat pada tulang clavicula karena kecelakan berkendara saat usia 16 tahun, riwayat cedera kepala disangkal. RIWAYAT KELUARGA 1. Pola Asuh Keluarga Kedua orangtua pasien merupakan lulusan S1 yang bekerja sebagai pedagang. Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, kaka dan adiknya semua laki-laki. Sedari kecil kedua orangtua pasien selalu melatih anak-anaknya agar dapat hidup mandiri. Ibu pasien lebih sering berada di rumah dibandingkan ayah sehingga lebih dekat dengan anak-anaknya. Ibu pasien sangat memanjakan pasien sedari kecil sementara sang ayah tidak cukup dekat. Orang tua pasien termasuk tipikal otoriter dan tertutup
2. Riwayat Penyakit Keluarga Kakek pasien menderita skizofrenia. Kakak pasien memiliki riwayat depresi pasca perceraian dan bangkrut. Ayah dan ibu pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus.
RM.04.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA
Keterangan :
Laki laki tanpa gangguan jiwa Laki-laki dengan gangguan jiwa Perempuan tanpa gangguan jiwa Perempuan dengan gangguan jiwa/pasien Anggota keluarga yang meninggal Pasien Tinggal satu rumah
3. Pola Hubungan Keluarga Hubungan pasien dengan kedua orang tuanya tidak harmonis, terutama setelah orang tua pasien melarang pasien bergaul dengan teman dekat lelakinya. Hubungan pasien dengan suadara-saudara pasien cukup dekat.
I. RIWAYAT PRIBADI 1. Riwayat Prenatal dan Perinatal Kehamilan pasien dikehendaki. Selama kehamilan ibu pasien melakukan kontrol kehamilan di dokter kandungan, ibu pasien tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan selama hamil.
RM.05.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA
Usia 0-3 tahun (Masa Kanak Awal) Sejak lahir pasien diasuh oleh orang tuanya sendiri dan diberikan ASI. Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa ini sesuai usia. Tidak ditemukan kelainan fisik maupun perilaku. 2. Usia 3 – 11 tahun (Masa Kanak Pertengahan) Pasien masuk SD pada usia 6 tahun. Pasien merasa senang saat bersekolah, saat SD pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien merupakan siswa yang pemalu dan pendiam, pasien tidak memilki banyak teman dekat. 3. Masa Kanak Akhir (Pubertas – Remaja) Masa remaja pasien diisi dengan aktifitas akademik. Pasien adalah siswa yang pandai di sekolah, pasien diterima di Universitas Gajah Mada jurusan Akuntansi. Pasien dekat dengan seorang teman laki-lakinya di kampus, sejak saat itu pasien mulai memberontak kepada orang tuanya. Teman dekat pasien dikenal suka mabuk-mabukan.
4. Masa Dewasa a. Riwayat pendidikan Pendidikan terakhir pasien yang berhasil diselesaikan adalah tingkat SMA. Pasien mengundurkan diri dari UGM karena kondisi sakitnya. b. Riwayat pekerjaan Pasien belum pernah bekerja dan tidak mampu bekerja. c. Riwayat pernikahan Pasien belum pernah melakukan pernikahan. d. Aktivitas sosial Sejak kecil pasien jarang bergaul. Hingga saat ini pasien hanya menghabiskan waktu di dalam rumah. e. Kepribadian dan kehidupan emosional Sejak kecil pasien merupakan anak yang pemalu dan jarang menceritakan apa yang dirasakan kecuali kepada ibunya. Pasien sangat tertutup.
RM.06.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA
II. PEMERIKSAAN FISIK Kesan umum
: Tampak lesu
Kesadaran
: Compos mentis, E4V5M6
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 81 x/menit, isi dan tegangan: kuat dan teratur
Pernafasan
: 19 x/menit, reguler, simetris
Suhu
: afebris
Pasien menolak saat hendak diperiksa head to toe, kesimpulan hanya melalui penggalian anamnesis dan inspeksi Inspeksi Mata: ikterik (-) hiperemis (-) Pembengkakan limfonodi leher (-) Bibir: sianosis (-) Tidak Nampak pembengkakan kelenjar tiroid Bentuk dada dan abdomen normal Tidak nampak edema pada ekstremitas
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL Subjektif : Pasien tidak mau minum obat, tidak terlalu kooperatif. Pasien merasa tidak nyaman saat dikunjungi oleh pihak puskesmas. Pasien tidak mengeluhkan keluhan fisik Objektif No.
:
Pemeriksaan
Hasil
Keterangan
Tampak seorang perempuan
Pasien terlihat kotor, menunjukan
dengan rawat diri kurang
rasa tidak nyaman.
Status Mental 1.
2.
Kesan Umum
Kesadaran
- Kuantitatif : GCS 15 Sadar (E4V5M6)
3.
Pembicaraan
penuh
apapun,
tanpa dapat
rangsang diajak
- Kualitatif : CM
berkomunikasi
- Kuantitas : sedikit
Saat diwawancarai pasien mau
RM.07.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA - Kualitas : tidak relevan, menjawab apa yang ditanyakan inkoheren - Kecepatan
meski terdapat jeda beberapa saat. produksi
: Jawaban pasien cendeung kacau
blocking 4.
Sikap/Tingkah laku
- Sikap : kurang kooperatif
Saat diwawancarai pasien sulit
- Perilaku : hipoaktif
diajak
kerjasama,
jika
diajak
bicara memperlihatkan sikap yang cukup
gelisah,
tidak
banyak
bergerak ataupun berekspresi.
5.
Mood
Takut, disforik, iritable
Pasien mengatakan tidak merasa nyaman
saat
ditanyai,
sering
terlihat marah dan menghindar 6.
Afek
Apropiate, menyempit
Pasien tidak menunjukan banyak ekspresi. Raut wajah pasien sesuai dengan mood yang disampaikan
7.
Proses Pikir A. Bentuk Pikir
Unrealistik
Jawaban pasien tidak berdasar dengan realita
B. Isi Pikir
Waham curiga (+)
-
Waham kejar (+) Waham kebesaran (-) Waham bersalah (-) Waham cemburu (-) Waham bizarre:
Siar pikir (+)
Sedot pikir (-)
Kendali pikir (-)
Sisip pikir (-)
RM.08.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA 8.
Persepsi
Halusinasi auditorik (+)
-
Halusinasi visual (+) Ilusi (-) 9.
Orientasi
O : buruk
Pasien
berkata
bahwa
semua
keluarganya sudah mati. W: baik
Dapat membedakan waktu pagi, siang, sore, malam.
Tempat : buruk
Pasien tidak dapat
menjawab
dimana dia tinggal dan dimana dia berada dengan benar. S : baik
Dapat membedakan situasi yang ramai dan sepi
10.
Insight
Buruk
Pasien tidak merasa sakit dan menolak minum obat
IV. SINDROM YANG DIDAPAT
Sindrom Skizofrenia Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi auditorik, halusinasi visual, waham bizzare (siar pikir), waham curiga, waham kejar dan buruknya daya nilai terhadap realitas.
V. PEDOMAN DIAGNOSIS Skizofrenia (F20) No. Kriteria diagnosis 1.
Pada pasien
Terpenuhi/tidak
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
(dan
biasanya
dua
gejala atau lebih bila gejalagejala itu kurang tajam atau
RM.09.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA kurang jelas) a)
– “Thought echo” = isi
Terpenuhi
pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), da nisi
pikiran
ulangan,
walaupun isi sama, namun kualitasnya berbeda; atau –
“Thought
insertion
or
withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam
pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
luar
dirinya
(withdrawal); dan – “Thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya b)
- “Delusion of control” = waham
tentang
dikendalikan
Tidak terpenuhi
dirinya
oleh
suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau - “Delusion of influence” = waham
tentang
dirinya
dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau - “Delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak
RM.010.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan tertentu dari luar; (tentang “dirinya“ = secara
jelas
pergerakan anggota
merujuk tubuh
gerak
ke atau
atau
pikiran, tindakan,
ke atau
penginderaan khusus); - “Delusional perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna, sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat. c)
Halusinasi auditorik: -
Suara
Mendengar
halusinasi
berkomentar
secara
Terpenuhi
yang suara-suara terus yang
menerus terhadap perilaku mengancam pasien, atau -
-
Mendiskusikan
perihal
pasien
diantara
mereka
sendiri
(diantara
berbagai
suara yang berbicara), atau -
-
jenis
suara
halusinasi
lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh d)
Waham – waham
menetap Curiga
jenis lainnya, yang menurut semua
kepada Terpenuhi orang
budaya setempat dianggap hendak tidak wajar dan sesuatu yang mencelakai mustahil, misalnya perihal dirinya keyakinan agama atau politik
RM.011.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa
(misalnya
mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi
dengan
makhluk asing
dari
dunia
lain)
2.
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
-
e) Halusinasi yang menetap Terdapat
Terpenuhi
dari panca indera apa saja, halusinasi visual apabila disertai baik oleh dan auditorik waham yang mengembang maupun
yang
setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide yang berlebihan
(over
valued
ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama atau
berminggu-minggu berbulan-bulan
terus
menerus; -
f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat
inkoherensi
pembicaraan
yang
atau tidak
relevan atau neologisme; -
g) Perilaku katatonik, seperti
RM.012.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA keadaan
gaduh-gelisah
(excitement),
posisi
tertentu
tubuh
(posturing),
atau
fleksibilitas
cerea,
negativisme, mutisme, dan stupor; -
h)
Gejala-gejala
"negatif",
seperti sikap sangat apatis, bicara
yang
respon
jarang,
emosional
dan yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial. Tetapi, harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika; 3.-
Adanya
gejala-gejala
tersebut
di
atas
berlangsung
selama
khas Pada
pasien Terpenuhi
telah telah didapatkan kurun gejala
sejak
waktu satu bulan atau lebih tahun 1995 (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal); 4.-
Harus ada perubahan yang Pasien tidak lagi Terpenuhi konsisten dalam
dan mutu
bermakna mampu kuliah, keseluruhan bekerja,
(overall
quality)
beberapa
aspek
dan
dari menikah perilaku
pribadi (personal behavior), bermanifestasi
sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
tidak
berbuat
RM.013.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri
(self
absorbed
attitude), dan penarikan diri secara sosial.
Skizofrenia Paranoid (F20.0) No
Kriteria Diagnosis
1
Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
2
*Halusinasi dan waham harus menonjol, suara-suara yang
Pada Pasien Terpenuhi
mengancam atau memberi perintah atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal * Halusinasi pembauan, pengecapan rasa atau
Terpenuhi
bersifat seksual, halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol *waham hampir dapat berupa setiap jenis, tetapi waham dikendalikan, dipengaruhi, dan dikejar-kejar adalah yang paling khas 3
Gangguan afektif, dorongan kehendak pembicaraan
Terpenuhi
dan gejala katatonik cenderung tidak nyata
VI.
DIAGNOSIS MULTIAXIAL Aksis I
: Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Aksis II
: Introvert
Aksis III : TTV baik, penyakit organik disangkal Aksis IV : Dukungan keluarga dan kesadaran berobat yang kurang baik Aksis V
: GAF 50 – 41 gejala berat dan disabilitas berat dalam fungsi
RM.014.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA
VII.
PENATALAKSANAAN 1. Farmakoterapi
Haloperidol tab mg 5 S 2 dd tab 1
Trihexyphenidyl tab mg 2 S 2 dd tab 1
2. Psikoterapi a. Psikoterapi Supportif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya (fighting spirit) dalam menghadapi hidup ini tidak kendur dan menurun. b. Psikoterapi Psiko-dinamika Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan seseorang jatuh sakit dan upaya mencari jalan keluarnya. Dengan psikoterapi ini diharapkan penderita diharapkan dapat memahami kelebihan dan kelemahan dirinya serta mampu menggunakan jenis mekanisme pertahanan diri positif (defensemechanism) dengan baik. c. Psikoterapi Keluarga Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memulihkan hubungan penderita dengan keluarganya. Dengan psikoterapi ini diharapkan keluarga dapat memahami mengenai ganguan jiwa Skizofrenia dan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan penderita. 3. Edukasi keluarga a. Menyampaikan informasi kepada keluarga mengenai kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan penyakit, dan pengobatan b. Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluaga pada perjalanan penyakit sehingga dapat mendukung ke arah kesembuhan.
RM.015.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
MINI CLINICAL EXAMINATION KEDOKTERAN JIWA VIII. PROGNOSIS Indikator
Pada pasien
Prognosis
1. Riwayat pendidikan
SMA
Buruk
2. Faktor genetik
Ada
Buruk
3. Pola asuh keluarga
Kurang baik
Buruk
4. Ciri kepribadian
Introvert
Buruk
5. Sosial ekonomi
Menengah ke atas
Baik
6. Status perkawinan
Tidak menikah
Buruk
1. Onset
Usia muda
Buruk
2. Jenis penyakit
Skizofrenia Paranoid
Buruk
3. Kronologis perjalanan penyakit
Kronis
Buruk
4. Faktor organik
Tidak ada
Baik
5. Respon terapi
Buruk
Buruk
6. Aktifitas sosial
Tidak ada
Buruk
7. Dukungan keluarga
Kurang
Buruk
Premorbid
Morbid
Kesimpulan: dubia ad bonam
RM.016.