BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi yang mempelajari tentang organisme yang mikroskopik yakni meliputi bakteri, virus, fungi, alga dan protozoa. Mikrobiologi boleh dikatakan merupakan ilmu yang masih baru. Dunia jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu dan makna sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami sekitar 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti karena mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaah hampir semua gejala biologis yang utama. Dalam melakukan praktikum mikrobiologi, tentunya digunakan berbagai macam alat dengan fungsinya masing-masing sehingga sangat perlu keterampilan dalam menggunakan alat-alat mulai dari cara membersihkan sampel, penggunaan, dan penyimpanannya. Olehnya itu, maka perlu diadakan praktikum ini yaitu agar dapat memberikan pemahaman kepada kita mengenai alat-alat yang sering digunakan pada praktikum mikrobiologi. 1.2 Tujuan Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini yaitu untuk mengetahui alat-alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi dan memahami cara penggunaan alat-alat laboratorium tersebut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-makhluk kecil yang hanya kelihatan dengan mikrosop (bahasa Yunani: mikros = kecil, bios = hidup, logos = kata atau ilmu). Makhluk-makhluk kecil itu disebut mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad renik. Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga sama sekali keadaannya. Mikroskop buatan Leeuwenhoek itu memberikan pembesaran sampai 300 kali. Dari air hujan yang menggenang di kubangan-kubangan dan dari air jambangan bunga ia peroleh beraneka sel hewan bersel satu yang olehnya diberi nama Infusoria atau “Hewan tuangan”. Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lembaga “Royal Society” di Inggris. Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya dengan mikroskop itu kepada lembaga tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-gambar mikroorganisme yang beraneka ragam. Di dalam sejarah mikrobiologi, Leeuwenhoek dapat dipandang sebagai peletak batu pertamanya. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri dan cendawan yang merupakan penghasil bermacam-macam zat organik dan obat-obatan antibiotik. Di dalam biokimia, mikroorganisme memegang peranan penting dalam menganalisis sistem enzim dan dalam menganalisis komposisi suatu bahan makanan. Genetika maju pesat sejak digunakannya mikroorganisme sebagai makhluk percobaan. Mengenai perkembangan mikrobiologi dapatlah disimpulkan bahwa mikrobiologi maju dengan pesatnya karena hal-hal sebagai berikut. a. Penemuan serta penyempurnaan mikroskop b. Jatuhnya teori abiogenesis c. Keyakinan orang bahwa pembusukan itu disebabkan oleh mikroorganisme. d. Bukti yang menunjukkan bahwa penyakit itu disebabkan oleh bibit penyakit. Kajian mikrobiologi membutuhkan metode yang tepat untuk pengamatan mikrobia. Metode mikroskopik dan kemampuan mengkultur mikrobia merupakan metodologi dasar yang dilakukan para ahli mikrobiologi untuk mempelajari struktur, sifat-sifat fisiologisnya (metabolisme dan pertumbuhan) serta mengungkapkan keragaman mikrobia. Penggunaan dan pengembangan alat-alat mikroskopik, kultur murni, metode molekuler dan immunologis memungkinkan peneliti melakukan pengujian yang pada akhirnya berhasil membuat temuantemuan baru dibidang tersebut. Kemajuan dalam bidang metodologi ini telah mengungkap pemahaman sifat-sifat dasar mikrobia serta aspek-aspek yang berkenaan dengan teknik dan metodologi penelitian mikroba.
Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Moningka,2008). Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008). Alat-alat dalam praktikum mikrobiologi umum dapat dibagi menjadi : 1. Alat-alat yang terbuat dari gelas 2. Alat-alat sterilisasi 3. Mikroskop 4. Alat-alat lain. Erlenmeyer (Erlenmeyer flask, Conical flask, E-flaks) digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi. Dalam mikrobiologi, erlenmeyer digunakan untuk pembiakan mikroba. Erlenmeyer tidak dapat digunakan untuk menampung volume. Pipet tetes (drop pipette), membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil tetes demi tetes. Gelas ukur (graduated cylinder, measuring cylinder), mengukur volume larutan, cairan atau tepung pada berbagai ukuran volume. Terbuat dari gelas (polipropilen) atau plastik. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume 10 hingga 2000 mL. Gunakan gelas ukur dengan ukuran volume terdekat. Labu ukur (volumetric flask). Digunakan untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi. Terbuat dari gelas dengan badan tabung yang rata dan leher yang panjang dengan penutup. Di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Corong gelas (Funnel conical). Membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama yang bermulut kecil. Digunakan untuk menyimpan kertas saring dalam proses penyaringan. Tabung reaksi (test tube, culture tube). Wadah mereaksikan dua atau lebih larutan/bahan kimia. Wadah pengembangan mikroba, misalnya dalam pengujian jumlah bakteri.
Thermometer, skala derajat Celcius, air raksa, berisi gas, panjang 300 mm, diameter 6-7 mm. Fungsi mengukur suhu suatu senyawa kimia (cair) atau suhu ruang inkubator. Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. Berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagian dan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi. Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC. Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Laminar air flow cabinet adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan: persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower.
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Hari/tanggal : Selasa, 25 Februari 2019 Pukul : 14:00 WIB Tempat : Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Kampus Pinang Masak, Jambi 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah keseluruhan alat yang ada di laboratorium mikrobiologi, yaitu mikroskop. Alat gelas; tabung reaksi, tabung durham, erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, cawan petri dan penutup, batang gelas bengkok, corong, batang pengaduk, gelas kimia, thermometer, dan labu ukur. Alat sterilisasi; oven, otoklaf, dan bunsen. Alat lain; Colony Counter, Inkubator, Shaker, Enkas, Ose, rak tabung, gegep, sikat tabung, spoit, vortex, centrifuge, neraca analitik, spektrofotometer, lemari pendingin, kompor gas, dan laminary air flow. 3.2.2 Bahan Pada percobaan ini hanya menggunakan spritus pada bunsen. 3.3 Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah : 1. Menyiapkan mikroskop, alat- alat glass, alat sterilisasi, dan alat- alat lain yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. 2. Menggambar alat- alat tersebut pada lembar laporan yang telah disediakan. 3. Memberikan keterangan dari bagian alat- alat tersebut. Kemudian mencatat fungsi dari alat- alat tersebut.
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa alat-alat pada laboratorium mikrobiologi terbagi atas alat-alat yang terbuat dari gelas, alat-alat sterilisasi, mikroskop, dan alat-alat lain. Yang termasuk alat-alat gelas antara lain tabung reaksi, tabung durham, erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, cawan petri dan penutup, batang gelas bengkok, corong, batang pengaduk, gelas kimia, thermometer, dan labu ukur. Yang termasuk alat-alat sterilisasi yaitu otoklaf, oven, dan bunsen. Sedangkan yang termasuk alat-alat lain yaitu Colony Counter, Inkubator, Shaker, Enkas, Ose, rak tabung, gegep, sikat tabung, spoit, vortex, centrifuge, neraca analitik, spektrofotometer, lemari pendingin, kompor gas, dan laminary air flow.
DAFTAR PUSTAKA “Alat-alat Laboratorium Mikrobiologi”, http://rofix.wordpress.com/2009/03/08/alat-alat-laboratorium-mikrobiologi/ (diakses tanggal 07 November 2009) Alchemist, Rahma. Fungsi Peralatan Laboratoriusm Dasar (1). http://rahmaalchemist.blogspot.com/2009/10/fungsi-peralatan-laboratorium-dasar-1.html. (Diakses tanggal 07 November 2009). Ali, Alimuddin. Mikrobiologi Dasar Jilid 1; Makassar: State University of Makassar Press, 2005. Dwidjoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan, 1998. Erwin, Leston. Laminar Air Flow Cabinet http://elearning.unram.ac.id/KulJar/BAB II org Lab/GB LAMINAR AIR FLOW CABINET.pdf. (Diakses tanggal 07 November 2009). Firebiology07. Teknik Pengenalan, Penyiapan, dan Penggunaan Alat Laboratorium Mikrobiologi. http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/19/teknik-pengenalanpenyiapan-danpenggunaan-alat-laboratorium-mikrobiologi/: (Diakses tanggal 07 November 2008). Koesmadji. Teknik Laboratorium. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia Press, 2002. Irianto, Koes. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung: Yrama Widya, 2006 Pradhika, E. Indra. Mikro-Ba Nget. http://ekmonsaurus.blogspot.com/2008/11/bab-1-pengenalan-alat.html. (diakses tanggal 07 November 2009). Tim Dosen Mata Kuliah. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum; Makassar: Jurusan Biologi UIN Alauddin Makassar, 2009. Unus, Sunarwiria. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: PT. Angkasa, 1985.