MIGRAINE DEFINISI Migraine merupakan ganguan yang bersifat familial dengan karakteristik serangan nyeri kepala yang episodic (berulang-ulang) dengan intensitas, frekuensi dan lamanya yang berbeda-beda. Nyeri kepala biasanya bersifat unilateral, umumnya disertai anoreksia, mual dan muntah. Migraine juga merupakan suatu kelainan yang multikompleks dan memerlukan penelitian dan analisa yang cermat. Gejala-gejala pada beberapa penderita kadang-kadang sukar sekali untuk dikontrol, tetapi dengan pendekatan yang sistematik dan teliti, banyak penderitanya yang dapat ditolong. Jadi yang perlu diperhatikan pada pasien adalah memperhatikan gejala serangan migraine yang kemudian disusul dengan memperbaiki fungsi pasien dengan mengoptimalkan self care dan penggunaan obat lain. PATOGENESIS Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab migraine. Dari penyelidikan yang sudah ada, diduga sebagai ganguan neurologis, perubahan sensitivitas system saraf dan aktivasi system trigeminal vaskular1. 1. Gangguan neurologis Setiap orang mempunyai ambang migraine yang berbeda-beda, sesuai dengan reaksi neurovaskular terhadap perubahan mendadak dalam lingkungan. Dengan tingkat kerentanan yang berbeda-beda maka akan ada sebuah ketergantungan keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi pada berbagai tingkat saraf. 2. Perubahan sensitivitas sistem saraf
Proyeksi difus locus ceruleus ke korteks sereri dapat mengalami terjadinya oligmia kortikal dan mungkin pula terjadinya spreading depresision.
1
3. Aktivasi trigeminal vaskular Mekanisme migraine berwujud sebagai refeks trigeminal vaskular yang tidak stabil dengan cacat segmental pada jalur nyeri. Cacat segmental ini yang memasukkan aferen secara berlebihan yang kemudian akan terjadi dorongan pada kortibular yang berlebihan. Dengan adanya rangsangan aferen pada pembuluh darah, maka menimbulkan nyeri berdenyut. Kemungkinan lain terntang patogenesis migraine didasarkan atas inflamasi neurogenik di dalam jaringan intrakanal. Terdapat beberapa hal yang dapat memperberat keluhan migraine. Berikut ini adalah jenis keadaan yang dapat memperberat keluhan migraine, diantaranya adalah1,2 : 1. Stress, diburu waktu, marah atau adanya konflik
2. Bau asap atau uap, asap rokok, perubahan udara dan cahaya yang menyilaukan 3. Menstruarsi, pil KB, pengobatan hormon estrogen
4. Kurang tidur atau terlalu lama tidur 5. Lapar dan minuman keras 6. Latihan fisik yang teralu banyak 7. Pemakaian obat-obatan tertentu PREVALENSI Prevalensi migraine ini beranekaragam bervariasi berdasarkan umur dan jenis kelamin. Migraine dapat tejadi dari mulai kanak-kanak sampai dewasa.dari penelitian dengan mengunakan titik terang diungkapkan migraine lebih sering ditemui pada wanita daibandingkan pria yaitu 2:12.Wanita hamil pun tidak luput dari serangan migraine yang biasanya menyeang pada trimester I kehamilan. Migraine biasanya jarang terjadi seteah usia 40 tahun. Resiko mengalami migraine semakin besar pada orang yang mempunyai riwayat keluarga penderita migraine.
2
PATOFISIOLOGI Pada umumnya migraine diklasifikasikan menjadi dua, yaitu 3 : 1. Migraine dengan aura Dengan aura (gejala neurologik), tidak jelas penyebabnya (idiopatik), bentuk serangan gejala neurologik berasal dari kors serebri dan batang otak. Manifestasi nyeri kepala biasanya tidak lebih dari 60 menit yaitu sekitar 5-20 menit. Nyeri kepala biasa disertai mual dengan atau tanpa fotofobia yang lansung menyusul pada gejala aura. 2. Migraine tanpa aura Migraine ini tanpa aura. Sakit kepalanya hampir sama dengan migraine dengan aura tetapi lebih banyak ketidak jelasan penyebabnya dan banyak menggabungkan ketegangan sakit kepala. Nyerinya dapat digambarkan dan diprediksi dengan denyutan-denyutan pada salah satu bagian sisi kepala Berdenyut-denyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat disertai mual, fotofobia dan fonofobia. Bersifa kronis dengan manifestasi nyeri kepala 4-72 jam. Dari penjumlahan tipe migraine di atas ditemukan beberapa varian migraine yang berbeda yaitu 3,6 : 1. Asephalic migraine, tipe migraine dengan aura tanpa disertai sakit kepala yang berikutnya. 2. Basilar migraine, migraine aura dengan dysarthria, vertigo, diplopia dan penurunan kesadaran disertai dengan mati rasa pada kedua sisi. 3. Migrainekronis, migraine tanpa aura dengan sakita paling sedkitnya setengah hari. 4. Hemiplegic migraine, familial dan terjadi pada sesuatu yang irregular kasus dengan kemungkinan aura dari hemiplegia 5. Status migrainosus, serangan miraine lebih dari 72 jam.
3
6. Childhood periodic symptoms, disertai paroxysmal vertigo, nyeri perut
yang teratur dan muntah. Beberapa pengalaman migraine disebabkan pula oleh adanya komplikasi, salah satunya adalah infrak migraine, serangan migrainenya sama tetapi deficit neurologiknya tetap ada setelah tiga minggu dan pemeriksaan CT Scan menunjukkan hipodensitas. MANIFESTASI KLINIS Gambaran klinis yang sering ditemui antara lain 1,2 : 1. Nyeri kepala : bersifat unilateral (pada salah satu sisi), bentuknya berdenyut menandakan adanya rangsangan aferean pada pembuluh darah. 2. Mual : mual adalah gejala yang paling sering dikemukakan oleh penderita,
menunjukkan adanya ekstravasasi protein. 3. Aura : aura yang timbul biasanya berupa gangguan penglihatan (fotofobia
atau fonofobia), bunyi atau bebauan tertentu, menandakan adanya proyeksi difus locus ceruleus ke korteks serebri, adanya gejala produksi monocular pada retina dan produksi bilateral yang tidak normal. 4. Rasa kebal / baal 5. Vertigo : pusing, karena gerakan otot yang tidak terkontrol,menandakan adanya gejala neurologic yang berasal dari korteks serebri dan batang otak. 6. Rasa lemas waktu berdiri : disebabkan oleh turunnya tekanan darah waktu
berdiri (postural hypotension). 7. Kontraksi otot-otot : disekitar dahi, pipi, leher, dan bahu, menandakan
adanya ganguan mekanisme internal tubuh yang disebut jam biologis (biological clock). DIAGNOSIS Tidak ada tes laboratorium yang dapat mendukung penegakan diagnosis migraine. Migraine kadangkala sulit untuk didiagnosis karena gejalanya dapat
4
menyerupai gejala sakit kepala lainnya. Pemeriksaan standard yang dilakukan adalah dengan menggunakan kriteria International Headache Society4 yaitu, seseorang didiagnosis migraine jika mengalami 5 atau lebih serangan sakit kepala tanpa aura (atau 2 serangan dengan aura) yang sembuh dalam 4 sampai 72 jam tanpa pengobatan dan diikuti dengan gejala mual, muntah, atau sensitif terhadap sinar dan suara.
PEMERIKSAAN Gejala migraine yang timbul perlu diuji dengan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dan kemungkinan lain yang menyebabkan sakit kepala. Pemeriksaan lanjutan tersebut adalah 6: 1. MRI atau CT Scan, yang dapat digunakan untuk menyingkirkan tumor dan perdarahan otak. 2.
Punksi Lumbal, dilakukan jika diperkirakan ada meningitis atau perdarahan otak.
MEDIKAMENTOSA Yang digunakan untuk menghentikan serangan migraine, meliputi 2,3,5 : 1. Anti-Inflamasi Non Steroid (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen, yang
merupakan obat lini pertama untuk mengurangi gejala migraine. 2. Triptan
(agonis
reseptor
serotonin).
Obat
ini
diberikan
untuk
menghentikan serangan migrain akut secara cepat. Triptan juga digunakan untk mencegah migrain haid. 3. Ergotamin, misalnya Cafegot, obat ini tidak seefektif triptan dalam
mengobati migrain. 4.
Midrin, merupakan obat yang terdiri dari isometheptana, asetaminofen, dan dikloralfenazon.
5. Analgesic, mengandung butalbital yang sering memuaskan pada terapi 6. Opioid analgesics, pada umumnya lapang perantaranya memberikan hasil yang mengecewakan
5
7. Corticosteroids
unsur
yang
membutuhkan
waktu
singkat
untuk
mengurangi tingkat nyeri migraine 8. Isometheptene, tidak dapat digunakan pada vasoconstrictor.
PREVENTIV TERAPI Terapi pencegahan migraine digunakan untuk pencegahan migraine diantaranya 5,6 : 1. Pencegahan farmakologi, diantaranya : a. Beta bloker, misalnya propanolol b.
Penghambat
Kanal
Kalsium,
yang
mengurangi
jumlah
penyempitan pembuluh (konstriksi) darah c. Antidepresan, misalnya amitriptilin, antidepresan trisiklik, yang
terbukti efektif untuk mencegah timbulnya migrain. d. Antikonvulsan 2. Pencegahan non-farmakologi, diantaranya
a. Terapi relaksasi b. Terapi tingkah laku c. Tekhnik biofeedback d. Homeopathy e. Acupuncture f. Reflexology g. Pijat h. Pergantian temperature
6
DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim,”Diagnosis dan tatalaksana kegawatdaruratan Migraine”,
http://neurougm.com/index.php?option=com_content&task=view&id=35&Itemid=1.h tml.7 November 2007. 2. Valenty, K,”Acute treatment of migraine. Breaking the paradigm of
monotheraphy”, http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pmcentrez&arti d=341456,4 April 2004. 3. Brust, J.C.M.,”Current Diagnosis ang Treanment Neurology”,New
York:Lange Medical Books/McGraw-Hill, 2007, ch 8, hlm. 64-69. 4. Headache Classification Commite of the International Headache Society.,
“Classification and diagnostic criteria for headache disorder, cranial neuralgias and pain”, Cephalgia, Agustus, 1988, Suppl 7:1-96 . 5. M. D. A. Schuurmans, et al.,
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pmcentrez&arti d=1479536,10 Juni 2005. 6. Liporace, Joyce,”Neurology”, United Kingdom:Elsevier Mosby, 2006, ch
3-12, hlm. 17-135.
7