LAPORAN MINI RISET
Dosen Pengampu Armita Sari.M.Pd.
KELOMPOK : ASKA VIONIDA DAMANIK (5173143026) AUFAA NABIILAH LUBIS (5172143008) DICKY CHANDRA (5172143002) WAN ARAS (5173143025)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIMED 2018
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya dan menganugerahkan nikmat sehat kepada penulis, sehingga laporan hasil wawancara yang sederhana ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW beserta para sahabatNya, keluarga-Nya dan semua penganut ajaran-Nya hingga akhir zaman. Penyusunan laporan hasil wawancara ini membahas mengenai permasalahan belajar pada siswa disertai bagaimana penyelesaiannya dan laporan ini bertujuan untuk memenuhi kewajiban mata kuliah Psikologi Pendidikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desmaliza, S.Ag, M.Si, M.Ed selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan. Terima kasih pula kepada MAN 1 Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian serta tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada teman–teman yang telah berperan penting dalam penyelesaian laporan ini. Oleh karena itu, penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis dan khususnya bagi para pembaca. Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Medan, 1 Mei 2018 Penulis
KELOMPOK
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN ..................................... Error! Bookmark not defined. 1.1.Latar Belakang masalah .......................................... Error! Bookmark not defined. 1.2. Perumusan Masalah.................................................................................................. 2 1.3.Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 11 BAB IV ANALISI DATA..................................................................................... 11 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 21 A Kesimpulan................................................................................................................ 21 B Saran.......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 22 LAMPIRAN .......................................................................................................... 23
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap pendidikan,
sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.] Dalam pengertian yang luas, pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. (Muhibbin Syah, 2003: 10) Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Karena kemampuan berubahlah, manusia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah di bumi. Selain itu, dengan kemampuan berubah melalui belajar itu, manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusankeputusan penting untuk kehidupannya. Prestasi juga dipengaruhi oleh motivasi. Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Adapun ciri-ciri siswa yang termotivasi belajar untuk berprestasi antara lain tekun, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja sendiri, cepat bosan dengan tugas, dapat mempertahankan pendapat, senang mencari dan memecahkan masalah. Dari beberapa paparan tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian lebih mendalam dengan mengangkat judul “Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa MAN 1 Medan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian belajar?
2.
Apa yang dimaksud dengan prestasi belajar?
3.
Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa?
4.
Bagaimana cara mengoptimalkan hasil belajar pada siswa?
C.
Tujuan
1.
Untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah Psikologi Pendidikan
2.
Untuk mengetahui proses belajar siswa selama di kelas
3.
Untuk mengetahui dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa dalam
motivasi belajar
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar a. Pengertian pretasi belajar Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Menurut Slamet (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai
lingkungannya.
Secara
hasil
pengalamannya
sederhana
dari
sendiri
dalam
interaksi
pengertian belajar sebagaimana
dengan yang
dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. 1. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
a. Kecerdasan/intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuankemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.” Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.” Dari pendapat di atas diketahui bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
b. Bakat Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata Dari pendapat di atas diketahui bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
c.
Minat Menurut
Slameto
(1995:57)
mengemukakan
bahwa
minat
adalah
“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.” Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.” Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. d. Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi
ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang
menyebabkan
siswa
tersebut
melakukan
kegiatan
belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.” a. Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.” Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan
informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar. b. Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. c.
Lingkungan Masyarakat Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
2. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Selanjutnya, M. Alisuf Sabri (2001:9) menyatakan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (a) kebutuhan, (b) dorongan, dan (c) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Moslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan yakni a) kebutuhan fisiologis, b) kebutuhan akan rasa aman, c) kebutuhan sosial, d) kebutuhan akan penghargaan diri dan e) kebutuhan aktualisasi. Dorongan, merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan pengaruh dari luar ditentukan oleh responden prakarsa pribadi pelaku. b. Macam-macam Motivasi Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto (1998), motif itu ada tiga golongan yaitu : 1)
Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya. 2)
Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives)
inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan. 3)
Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau
tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M (1998:64), mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya. c.
Jenis Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2006:89) ada berbagai jenis motivasi, yaitu: 1.
Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau
berfungsinya tidak perludirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan inginmendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan. 2.
Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karenaadanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakansebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
d. Ciri-ciri Motivasi Menurut Sardiman (2006 :83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,tidak pernah berhenti sebelum selesai). 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses). 4. Mempunyai orientasi ke masa depan. 5. Lebih senang bekerja mandiri. 6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulangulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 7. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 8. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini. 9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. e.
Fungsi Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2006:85) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi juga berfungsi sebagai berikut: 1.
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah dicapai. 3.
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang
akandikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
B. Kerangka Berpikir Dalam penelitian ini, kerangka berfikir akan menjadi landasan untuk menjelaskan bagaimana lingkungan keluarga dan motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar. Untuk itu akan dijelaskan bagaimana rasionalisasi kerangka berfikir sebagai berikut : Motivasi mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Seorang anak yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan berdampak terhadap prestasi belajarnya dimana anak akan memacu dirinya untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya jika motivasi anak rendah maka akan cenderung menjadi anak yang malas dan ini akan berdampak pada menurunnya prestasi anak di sekolah. C. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (Sugiyono, 2009:284).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik yang berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Maka dari tu kita akan membadingkan antara anak yang bermasalah dan anak yang berprestasi. Kami akan mencoba menganalisis bagaimana sikap baik/buruk pada anak dapat terbentuk. Rancangan observasi survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Metode analisis yang digunakan dengan teknik analisis kuantitatif regresi sederhana.
BAB IV ANALISIS DATA Realitasnya semua anak pasti memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda, begipula dengan masalah atau kesulitan dalam proses belajar maupun hasil dari belajar. Semua itu dikarenakan adanya faktor-faktor yang menyebabkan anak mengalami masalah dalam belajarnya. Dari hasil observasi dan wawancara yang di lakukan kepada anak yang memiliki masalah dalam belajarnya, kami dapat menguraikan beberapa masalah dan dapat di analisis dengan menggunakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam proses belajar sehingga dapat menurunkan prestasi belajar di sekolah, yaitu: 1. Faktor Internal Siswa a. Aspek Fisiologis Aulia mempuyai masalah yang biasanya terjadi pada anak-anak lainnya, yaitu suka tertidur di kelas ketika pelajaran berlangsung. Ini terjadi karena Aulia kurang waktu
tidur di malam hari. Ketahuilah, Aulia suka melakukan hobby-nya, yaitu bermain futsal bersama teman-temannya dari sore atau kadang-kadang sampai larut malam. Hal inilah yang membuat Aulia tidak bersemangat dan mengabaikan pelajaran yang diterangkan oleh gurunya. Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesistas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Dalam hal ini Aulia seharusnya mengetahui waktu yang tepat dan terjadwal untuk bermain futsal, walaupun itu baik untuk tubuh dan organ lainnya. Namun, Aulia juga harus menjaga pola makan dan minum serta beristirahat dengan cukup agar bersemangat terhadap prestasi belajarnya di sekolah.
b. Aspek Psikologis 1) Motivasi Selain
tertidur
dikelas, Aulia ketika
tidak mood untuk
belajar maka
Aulia akan
bermalas-malasan dalam belajar di sekolah. Seperti tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya, tidak memperhatikan gurunya, malu bertanya kepada guru, dan malas untuk menulis walaupun Aulia hanya membawa 1 atau 2 buah buku saja beserta alat tulisnya. Aulia akan menyibukkan dirinya sendiri dengan bercanda, mengobrol, bermain dengan handphone-nya, mengganggu temannya dan mendengarkan musicdan bahkan sampai dengan keluar kelas dan jajan di kantin jika dia sudah tidak suka dengan pelajaran itu. Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam kegiatan belajar siswa. Menurut Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Konteks motivasi yang sesuai disini adalah motivasi berprestasi. Dengan demikian, motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk
berprestasi) yang terdapat dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin). Dapat disimpulkan, Aulia membutuhkan motivasi selain dari dalam dirinya, yaitu orangtua dan guru. Ketika disekolah seharusnya guru mengidentifikasi siswanya bagaimana keseharian belajar siswanya agar bersemangat dalam mengikuti pelajaran disekolah sehingga hasil dari proses belajar itu dapat secara maksimal. Begitupun orangtuanya ketika dirumah agar prestasi belajarnya tidak menurun. 2) Minat Minat seorang siswa disetiap mata pelajaran pun berbeda-beda, sama halnya dengan Aulia. DisiniAulia sangat menyukai mata pelajaran kimia daripada mata pelajaran matematika. Aulia menilai bahwa mata pelajaran matematika sangatlah menyulitkannya sehingga dia merasa pusing dengan banyaknya rumus dalam mata pelajaran matematika dan berupa hitung-hitungan. Namun aulia lebih menyukai mata pelajaran kimiakarena menurutnya pelajaran kimia itu sedikit rumus dan dapat berimajinasi dengan membuat suatu kalimat yang mana dapat langsung mengingat materi tersebut. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Jadi, minat Aulia lebih dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa Aulia lebih menyukai mata pelajaran kimia dari pada matematika. Namun peran guru dan orangtua pun sangat penting dalam hal ini. Selain minat dalam mempelajari pelajaran
kimia dikembangkankan,
matematikanya
pun
perlu
banyak
berlatih
agar Aulia tidak menilai sulit terhadap matematika dan prestasi belajarnya Aulia tidak menurun. 2. Faktor Eksternal Siswa a.
Lingkungan Sosial
1) Sekolah
Aulia bermasalah dalam mata pelajaran matematika karena cara gurunya mengajar yang tidak Auliasenangi, akibatnya Aulia tidak menyukai mata pelajaran matematika. Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang paling penting pula. Bagaimana kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Guru pun sangat dianjurkan mengidentifikasi masalah siswanya dalam belajar. Hal ini perlu diterapkan dalam kegiatan belajar siswa agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal dan tidak adanya penurunan prestasi dalam belajar siswa. 2) Teman Selain hobby bermain futsal bersama teman, seharusnya Aulia mempunyai teman belajar. Karena teman belajar juga berpengaruh terhadap proses belajar. Dari teman belajar itu akan ada kegiatan, seperti berdiskusi, saling bertukar pikiran, memecahkan masalah-masalah, atau dapat meminjam alat-alat belajar tertentu yang belum dimilikinya sementara. Dari teman belajar ini ada banyak manfaatnya, selain banyak teman dalam belajar, belajar tidak merasa bosan dan dapat memperat tali persahabatan. 3) Keluarga Banyak
yang
mempengaruhi
keluarganya. Aulia disini
sebagai
kegiatan anak
belajar
pertama
yaitu dan
orangtua
memiliki
2
dan adik.
Orangtuanya hanya mengandalkan pendapatan dari ayahnya yang hanya memiliki warung sembko di pasar. Dan kadang Aulia diminta untuk membantu ayahnya untuk menjaga warung di pasar. Waktu belajarnya pun semakin sedikit karena Aulia harus menggantikan ayahnya, belum lagi Auliamengerjakan tugas rumah lainnya. Aulia juga sebagai kakak dari ke 2 adiknya, Aulia harus bisa membagi waktunya belajar dengan bermain bersama ke 2 adiknya.
Ketika Aulia sedang belajar di malam hari, adiknya meminta untuk menemani adiknya bermain dan akhirnya Aulia meninggalkan belajarnya untuk adiknya sendiri. b.
Lingkungan Non-Sosial
Ketika Aulia di sekolah sedang belajar, kadang Aulia berpindah-pindah tempat duduk. Cuaca pada siang hari yang membuat belajar menjadi kurang kondusif. Faktor-faktor ini dapat juga menetukan tingkat keberhasilan siswa. Alat-alat belajar juga sebagai salah satu penunjang dalam menetukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, seperti buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa), buku tulis, alat-alat tulis lainnya. Fasilitas penunjang dalam belajar seperti laboratorium, perpustakaan dan lainnya, karena tanpa itu semua akan menghambat proses belajar di sekolah. Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa di sekolah, perlu beberapa cara yang dapat dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut: 1.
Mengulang
a. Menggaris bawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang penting setelah dibaca dan dipelajari sebelumnya. b. Membuat catatan kecil atau catatan pinggir. 2.
Strategi Organisasi
Proses mengidentifikasi kata-kata kunci atau yang bersifat inti. a. Outline (membuat kerangka secara garis besar) b. Mapping (peta konsep) c. Nemonics (singkatan) d. Chunking (memotong) e. Akronim (singkatan) 3.
Strategi Elaborasi
Proses menambah atau menggabungkan rincian sehingga informasi yang didapatkan lebih bermakna. a. Analogi, membandingkan suatu kesamaan atau ide-ide. b. PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review). 4.
Strategi Metakognitif
Suatu proses memikirkan apa yang sudah dipikirkan sebelumnya. Dengan menerapkan beberapa cara diatas dan adanya peran penting dari orang tua serta guru, guna akan meningkatkan hasil yang maksimal dalam prestasi belajar siswa.
Dari hasil observasi dan wawancara yang di lakukan kepada anak yang memiliki prestasi dalam belajarnya, saya dapat menguraikan beberapa masalah dan dapat saya analisis dengan menggunakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam proses belajar sehingga dapat memberikan prestasi belajar di sekolah, yaitu:
a.
Faktor Internal Siswa Aspek Fisiologis
Dave memiliki masalah yang sama dengan kebanyakan orang yaitu kurangnya waktu untuk berolah raga dikarenakan terlalu seringnya dan fokusnya terhadap palajaran yang ada disekolahnya dan persiapan yang dia butuhkan saat akan lomba. Ini akan berdampak buruk jikaterus berlanjut karena akan membuat jasmani nya menjadi tidak bugar. Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesistas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.[55] Dalam hal ini harusnya Dave memiliki waktu yang luang untuk berolah raga untuk kebugaran jasmaninya dan fungsi organ lainnya. Namun, Dave juga harus menjaga pola makan
dan
minum
serta
beristirahat
dengan
cukup
agar
bersemangat
terhadap mempertahankan prestasi belajarnya di sekolah. b.
Aspek Psikologis
1)
Motivasi Motivasi sangat penting sekali dalam terciptanya prestasi baik di kelas maupun
diluar kelas. Seperti halnya sudah kita ketahui sendiri bahwa Dave sudah memiliki
motivasi yang berasal dari dalam dirinya sehingga dia tidak perlu dengan susah payah mencari sumber motivasi dari luar. Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam kegiatan belajar siswa. Menurut Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.[56] Jadi dapat disimpulan bahwasannya aDave telah memiliki motivasi yang berasal dari dirinya sehingga terciptanya pola piker yang logis dalam menentuan masa depannya. 2)
Minat Minat setiap orang pastinya akan berbeda-beda dan begitupun dengan Dave
yang lebih menyukai pelajaran Fisika dibandingkan dengan pelajaran bahasa arab yang mana dengan mempelajari fisika akan sangatlah menyenangkan dibandingkan dengan mempelajari bahasa arab yang mana bahasa arab sangatlah susah dan kita harus tahu dahulu qoidah-qoidah dalam bahasa arab. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.[57] Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.[58] Jadi minat Dave dapat diekspresikan melalui ucapannya itu yang mana lebih senang dengan mata pelajaran fisika dibandingkan dengan mata pelajaran bahasa arab. Akan tetapi peranan orang tua dan guru sangatlah penting disini yaitu dengan menekankan pemahaman pelajaran bahasa arab agar Dave dapat berkembang bukan hanya di dunia barat akan tetapi di dunia bagian timur juga. Karena bahasa sangatlah penting untuk mencapai kesuksesan dimasa depan.
Faktor Eksternal Siswa
a.
Lingkungan Sosial
1)
Sekolah
Dave memiliki masalah dengan mata pelajaran bahasa arab yang mana pelajaran bahasa arab sangatlah rumit sehingga menyulitkan bagi Dave dan kawan-kawan. Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang paling penting pula. Bagaimana kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.[59] Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.[60] Guru dalam
pun
belajar. Hal
sangat ini
dianjurkan perlu
mengidentifikasi
diterapkan
dalam
masalah
kegiatan
siswanya
belajar
siswa
agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal dan tidak adanya penurunan prestasi dalam belajar siswa. 2)
Teman Teman
dalam
yang
berada
di
sekeliling
Dave
juga
sangat
membantu
perkembangan serta kepribadian diri Dave karena teman-temannya sangat
baik dan peduli dengan Dave sehingga Dave juga menjadi baik terhadap mereka. Dave juga memiliki kelompok belajar yang beranggotakan teman-temannya yang berasal dari kelasnya maupun dari luar kelasnya. Disini Dave menjadi tutor yang mana mengajari mereka tentang pelajaran eksakta terlebih pelajaran fisika. Karena teman belajar juga berpengaruh terhadap proses belajar. Dari teman belajar itu akan ada kegiatan, seperti berdiskusi, saling bertukar pikiran, memecahkan masalah-masalah, atau dapat meminjam alat-alat belajar. Dari teman belajar ini ada banyak manfaatnya, selain banyak teman dalam belajar, belajar tidak merasa bosan dan dapat memperat tali persahabatan. 3)
Keluarga Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu
salah satunya orang tua dan keluarga. Orang tua dan keluarga Dave sangat mendukung serta memotivasi Dave agar terus berkembang dalam bidang akademik dikarenakan
menurut pandangan keluarganya bahwa pendidikan adalah investasi yang sangat menjanjikan. Semua ini dilakukan orang tuanya demi mewujudkan semua mimpi Dave yang mana ingin menjadi seorang Doker yang mana terbukti dengan difasilitasinya Dave dengan segala perlengkapan akademik baik berupa peralatan sekolah yang mendukung hingga menyediakan guru yang khusus demi ambisi keluarganya yang mendukungnya mewujudkan impiannya. b.
Lingkungan Non-Sosial Fakor cuaca juga dapat mempengaruhi hasil belajar. Cuaca pada siang hari yang
membuat belajar menjadi kurang kondusif. Akan tetapi dave memiliki solusi lain dalam mengatasinya tersebut yaitu dengan berwudhu di siang hari jikalau suasana di dalam kelas sangat lah panas Alat-alat belajar juga sebagai salah satu penunjang dalam menetukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, seperti buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa), buku tulis, alat-alat tulis lainnya. Fasilitas penunjang dalam belajar seperti laboratorium, perpustakaan dan lainnya, karena tanpa itu semua akan menghambat proses belajar di sekolah. Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa di sekolah, perlu beberapa cara yang dapat dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut: 5.
Mengulang
c. Menggaris bawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang penting setelah dibaca dan dipelajari sebelumnya. d. Membuat catatan kecil atau catatan pinggir. 6.
Strategi Organisasi
Proses mengidentifikasi kata-kata kunci atau yang bersifat inti. f.
Outline (membuat kerangka secara garis besar)
g. Mapping (peta konsep) h. Nemonics (singkatan) i.
Chunking (memotong)
j.
Akronim (singkatan)
7.
Strategi Elaborasi
Proses menambah atau menggabungkan rincian sehingga informasi yang didapatkan lebih bermakna. c. Analogi, membandingkan suatu kesamaan atau ide-ide. d. PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review). 8.
Strategi Metakognitif
Suatu proses memikirkan apa yang sudah dipikirkan sebelumnya. Dengan menerapkan beberapa cara diatas dan adanya peran penting dari orang tua serta guru, guna akan meningkatkan hasil yang maksimal dalam prestasi belajar siswa.
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa.Berdasarkan definisidefinisi para ahli, maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan. Seorang Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya, akan terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala potensipotensinya. Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru adalah pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa anak-anak didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu kegiatan belajar mengajar, akan memberikan motivasi kuat kepada mereka.
B.
Saran Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa diperlukan cara atau strategi untuk mengoptimalkannya, diantaranya dengan menggunakan strategi mengulang, organisasi, elaborasi dan metakognitif, serta meneliti kekurangan-kekurangan, hambatan-hambatan apa yang merintangi belajar dan berusaha bagaimana cara belajar-mengajar yang baik bagi dirinya sendiri maupun bagi anak-anak didik kita.
DAFTAR PUSTAKA
Sri Milfayetty, Dkk. (2018). Psikologi Pendidikan. Medan: Pascasarjana UNIMED. http://hamiddarmadi.blogspot.co.id/2012/08/teori-belajar-dan-motivasi-belajaroleh_28.html Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi aksara Husein, Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Cetakan ke6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta Nasution,1995. Dikdatik Asas asas Mengajar. Jakarta: PT bumiaksara Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : C.V. Rajawali _______2006.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
LAMPIRAN IDENTITAS SEKOLAH Nama Sekolah
:MAN 1 Model Medan
Alamat
:Jl.Wiliem Iskandar No.7b, Bantan Tim , Medan Tembung, Kota Medan. Sumatera Utara
Kode Pos
: 20222
foto Identitas sekolah
Lampiran dokumentasi 1
Lampiran dokumentasi 2
Lampiran dokumentasi 3
Lampiran dokumentasi 4