Praktikan A: Achman A. A., Adityo W., Agung P.
Praktikan B: Alif N. Dj., Arip S., Ardyan
Instruktur: Pak Refrizal A.
Assisten laboratorium: Pak Rudy Y. W.
Temperatur ruang: 26 + 1OC
Kelembaban: 42 + 1 %
Tanggal praktikum: 14 Mei 2018
A. Lembar Data Pengukuran 1. Data pemeriksaan kebulatan untuk benda ukur - 1 A. Pengukuran kebulatan dengan Blok-V dan jam ukur Benda 1 Kapasitas jam ukur = 10 mm
Kecermatan jam ukur = 0,001 mm Hasil Pengukuran penyimpangan ; X dalam µm Praktikan A
Nomor Objek Ukur
Praktikan B Searah
Rata-rata
Searah
Putaran
jarum jam
dibalik
1
0
0
0
0
0
0
0
2
18
16
17
19
14
16,5
16,75
3
14
12
13
8
6
7
10
4
5
6
5,5
5
8
6,5
6
5
3
6
4,5
4
15
9,5
7
6
11
17
14
22
9
15,5
14,75
7
12
10
11
19
2
10,5
10,75
8
1
5
3
1
3
2
2,5
9
2
1
1,5
7
7
7
0,75
10
10
7
8,5
14
15
14,5
11,5
11
28
12
20
14
5
9,5
14,75
12
-2
-2
-2
-1
-1
-1
0
10,167
9,475
Rata-rata penyimpangan; x MRZ
Rata-rata
jam
9,8 22
jarum
Putaran
Beda
dibalik
8,864 17,5
Rata-rata
A&B
16
2. Data pemeriksaan kebulatan untuk benda ukur - 2 A. Pengukuran kebulatan dengan Blok-V dan jam ukur Benda 2 Kapasitas jam ukur = 10 mm
Kecermatan jam ukur = 0,001 mm Hasil Pengukuran penyimpangan ; X dalam µm
Nomor Objek Ukur
Praktikan A Searah
Putaran
jarum jam
dibalik
1
0
0
2
46
3
Praktikan B
Beda Rata-rata
Searah
Putaran
jarum jam
dibalik
0
0
0
0
0
30
38
12
4
8
30
272
273
272,5
276
268
272
0,5
4
201
221
211
227
212
219.5
8,5
5
-71
-60
-65,5
-71
-57
-59
6,5
6
-207
-179
-193
-169
-204
186,5
6,5
7
-49
-24
36,5
-21
-20
-20,5
16
8
203
207
205
202
217
209,5
4,5
9
210
229
219,5
191
160
175,5
44
10
161
161
161
180
165
172,5
11,5
11
-70
-92
-81
-77
-24
-50,5
30,5
12
-14
-14
-14
-37
-37
-37
23
88,773
16,5
Rata-rata
Rata-rata
A&B
Rata-rata penyimpangan;
71,818
x MRZ
480
480
3. Data pengukuran kebulatan
A. Pengukuran kebulatan dengan Dudukan dua Senter Kapasitas jam ukur = 10mm
Kecermatan jam ukur = 0,001 mm Hasil Pengukuran penyimpangan ; X dalam mm Praktikan A
Nomor Objek
Praktikan B
Ukur Sisi Kiri
Tengah
Sisi Kanan
Sisi Kiri
Tengah
Sisi Kanan
1
0
0
0
0
0
0
2
-0,01
-0,01
0,11
-0,01
-0,01
-0,01
3
-0,02
-0,02
0,1
-0,01
-0,02
-0,12
4
-0,01
-0,02
-0,01
0,01
-0,01
-0,11
x
-0,013
-0,016
0,067
0,003
-0,013
0,08
MRZ
0,01
0,01
0,1
0
0,01
0,11
Beda A & B
Sisi Kiri = 0,01
Tengah = 0
Sisi Kanan = 0,01
B. Analasis Data Pengukuran 1. Pengukuran kebulatan untuk benda ukur - 1
Banyak data; n dan derajat kebebasan; fx nA = 12; fA = nA – 1 = 12 – 1 = 11 nB = 12; fB = nB – 1 = 12 – 1 = 11
̅x - Harga rata-rata sampel; X -
̅A = 1 ∑nA X XiA = 63,833 nA i=1
-
̅B = 1 ∑nB X XiB = 71,500 nB i=1
- Varian sampel; s2x 2 2 ̅ 2 SSDA = ∑nA i=1(XiA − XA) = (0 − 63,833) + ⋯ + (−14 − 63,833) = 22.267,788 nB
̅B)2 = (0 − 71,500)2 + ⋯ + (−14 − 71,500)2 = 19.102,41 SSDB = ∑(XiB − X i=1
SSDA = 2024,344 nA − 1 SSDB s2 B = = 1736,582 nB − 1 s2 A =
s2 A > s2 B
Analisa perbandingan dua data (ANOVA), sebagai berikut : - Pemeriksaan kedua varian F=
Variansampelterbesar S 2 A = = 1,1657 Variansampelterkecil S 2 B
- Dari fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test), diperoleh u2.975 (fvar besar , fvar kecil) = u2.975 (11 , 11) = 3,47 - Perhitungan F dari hasil pengukuran dibandingkan dengan u2.975 (fvar besar , fvar kecil) F vs u2.975 (11 , 11)→ 1.1657 < 3,47 ; terjadi kesalahan rambang, maka analisis dapat diteruskan ke pemeriksaan harga rata-rata - Kedua varian dapat disatukan atau varian total s2 S2 =
fAs2 A+fBs2 B fA+fB
= 20.685,098
- Deviasi standar sampel s s= √S 2 = 143,823 - Pemeriksaan kedua harga rata-rata: t=
̅ A−X ̅ A| |X 1 1 + nA nB
= 0.130573
s√
- Dari fraktil distribusi –t dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test) diperoleh :
t.975 (f = nA + nB -2) = t.975 (f = 22) = 2,074 - Penghitungan t dari hasil pengukuran t.975 (f = nA + nB -2) t vs t.975 (f = 22) → 0.130573< 2,074 ; terjadi kesalahan rambang maka harga rata-rata dapat disatukan atau harga rata-rata total ̅ X dan dapat diperkirakan harga varian teoretik s2o ̅ - Harga rata-rata total; X ̅
̅
nAXA+nBXB ̅ X = nA+nB = 67,667
Kesimpulan ANOVA Untuk pengukuran dengan mistar ingsut skala nonius (Balok Segiempat): 1. dari perbandingan ke dua varian terdapat kesalahan rambang, 2. dari perbandingan ke dua harga rata - rata terdapat kesalahan rambang.
2.
Pengukuran kebulatan dengan Dudukan dua Senter
Banyak data; n dan derajat kebebasan; fx nA = 4; fA = nA – 1 = 4 – 1 = 3 nB = 4; fB = nB – 1 = 4 – 1 = 3 - Harga rata-rata sampel; ̅ Xx -
1 ̅ XA = nA ∑nA i=1 XiA = −0.013
-
1 ̅ XB = nB ∑nB i=1 XiB = −0,016
- Varian sampel; s2x 2 2 ̅ 2 SSDA = ∑nA i=1(XiA − XA) = (0 − (−0.013)) + ⋯ + (−0,01 − (−0.013)) = 0,000079 nB
SSDB = ∑(XiB − ̅ XB)2 = (0 − (−0,016))2 + ⋯ + (−0,02 − (−0,016))2 = 0,000108 i=1
SSDA = 0,0000263 nA − 1 SSDB s2 B = = 0,000036 nB − 1 s2 A =
s2 B > s2A
Analisa perbandingan dua data (ANOVA), sebagai berikut : - Pemeriksaan kedua varian Variansampelterbesar S 2 B F= = = 1,37288 Variansampelterkecil S 2 A - Dari fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test), diperoleh u2.975 (fvar besar , fvar kecil) = u2.975 (3 , 3) = 15,4 - Perhitungan F dari hasil pengukuran dibandingkan dengan u2.975 (fvar besar , fvar kecil) F vs u2.975 (3 , 3)→ 1,37288 < 15,4 ; terjadi kesalahan rambang, maka analisis dapat diteruskan ke pemeriksaan harga rata-rata - Kedua varian dapat disatukan atau varian total s2 S2 =
fAs2 A+fBs2 B fA+fB
= 0,000093
- Deviasi standar sampel s s= √S 2 = 0,009661
- Pemeriksaan kedua harga rata-rata: t=
̅ A−X ̅ A| |X 1 1 + nA nB
= 0.439155
s√
- Dari fraktil distribusi –t dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test) diperoleh : t.975 (f = nA + nB -2) = t.975 (f = 6) = 2,447 - Penghitungan t dari hasil pengukuran t.975 (f = nA + nB -2) t vs t.975 (f = 6) → 0.439155 < 2,447 ; terjadi kesalahan rambang maka harga rata-rata dapat ̅ dan dapat diperkirakan harga varian teoretik s2o disatukan atau harga rata-rata total X - Harga rata-rata total; ̅ X ̅
̅
̅ = nAXA+nBXB = -0,0145 X nA+nB Kesimpulan ANOVA Untuk pengukuran dengan mistar ingsut skala nonius (Balok Segiempat): 1. dari perbandingan ke dua varian terdapat kesalahan rambang, 2. dari perbandingan ke dua harga rata - rata terdapat kesalahan rambang.
Pertanyaan 1. Jelaskan perbedaan hasil penghitungan besar ketidakbulatan dengan menggunakan blok – V yang berbeda sudutnya! Jawab : 2. Jelaskan parameter yang sangat menentukan dalam metode pemeriksaan kebulatan dengan blok – V! Jawab : 3. Sebutkan parameter yang menentukan besar ketidakbulatan suatu benda ukur! Jawab: 4. Apakah metode dengan menggunakan blok – V dan dudukan 2 senter dapat digunakan untuk menentukan kualitas ketidakbulatan yang sesungguhnya, berikan ulasan. Jawab :
5. Buat gambar benda ukur dan lengkapi dengan penunjukan toleransi kebulatan sesuai dengan acuan gambar teknik. Jawab : Jawaban : 1. Dalam pengukuran kebulatan dengan menggunakan Blok- V yang berbeda sudutnya ditemukan perbedaan hasil pengukuran yang cukup signifikan dari tiap-tiap titik, hal ini disebabkan karena ketidakrataan permukaan blok-V.
2. a. Permukaan dari benda yang diukur b. Bentuk penampang dari benda yang akan diukur c. Penempatan jarum jam ukur pada permukaan benda yang akan diukur harus tegak lurus dan harus pada titik yang paling maksimum, apabila tidak, besar kemungkinan hasil yang dicapai tidak akan maksimal. d. Blok–V yaitu dengan sudut yang tidak seimbang antara kanan dan kiri dan kerataan permukaannya. e. Permukaan meja rata. f. Pembagian diameter benda ukur menjadi 12 bagian. Ketidaktepatan dalam membagi sudut diameter menjadi 30osetiap bagiannya membuat lokasi pengukuran pun bergeser dari yang seharusnya. 3.
a. Kondisi benda ukur b. Kondisi jam ukur c. Penempatan jam ukur d. Sudut Blok-V e. Kecermatan proses pengukuran
4. Tidak, karena kedua metoda tersebut memiliki kelemahan yang menyebabkan ketidaktelitian hasil pengukuran. Meskipun demikian, metode tersebut masih banyak dilakukan. Hal tersebut dapat diterima tetapi hanya dapat digunakan untuk pemeriksaan kebulatan dalam proses produksi dan tidak digunakan untuk menyatakan kualitas ketidakbulatan yang sesungguhnya.
5.
Kesimpulan Pengukuran kebulatan dapat dilakuakan dengan menggunakan Blok – V dan juga dengan dua senter. Dalam pengukuran kebulatan dengan menggunakan Blok- V yang berbeda sudutnya ditemukan perbedaan hasil pengukuran yang cukup signifikan dari tiap-tiap titik, hal ini disebabkan karena ketidakrataan permukaa`n blok-V. Berdasarkan data hasil pengukuran dengan menggunakan beberapa parameter kebulatan, didapatkan hasil yang pengukuran yang bervariatif. Hal ini dikarenakan metoda yang digunakan memiliki kelemahan - kelemahan yang menyebabkan ketidaktelitian hasil pengukuran. Kualitas kebulatan obyek ukur tidak dapat ditentukan karena tidak adanya toleransi yang ditetapkan sebagai acuan.