Metolid Novita Aulia Harmen - Komen.docx

  • Uploaded by: Defnissa Zumara
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Metolid Novita Aulia Harmen - Komen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,926
  • Pages: 24
Commented [i-[1]: TOTAL SKOR UTS = 50

BAB I

Commented [i-[2]: SKOR BAB I = 23/35

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Perusahaan

adalah

suatu

organisasi

yang

mengkombinasikan

dan

mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksibarang dan atau jasa untuk dijual (Salvatore, 2005). Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan dituntut untuk dapat memberikan kualitas dan hasil terbaik bagi para stake holder di era globalisasi saat ini. Perkembangan bisnis yang semakin bersaing saat ini,perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi secara efektif dan efisien untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dan daya saing. Perusahaan sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan prinsipprinsip ekonomi, umumnya tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal, tetapi juga berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemiliknya (Napa I. Awat dan Muljadi, 1995:29).

Commented [i-[3]: CEK LAGI FORMAT YG BENAR UTK MENULIS KUTIPAN LANGSUNG

Menurut Salvatore (2005) semula teori perusahaan (theory of the firm) didasarkan pada asumsi bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba jangka pendek. Akan tetapi, berdasarkan pengamatan perusahaan sering kali mengorbankan laba jangka pendek untuk meningkatkan laba jangka panjang. Dikarenakan baik keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang sangat penting, teori perusahaan (theory of the firm) sekarang mempostulatkan bahwa tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Hal ini dapat dilihat dari nilai sekarang atas semua keuntungan perusahaan yang diharapkan di masa depan. Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya (Fama, 1978) Husnan (1996) bahwa tujuan perusahaan menciptakan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini digunakan karena dengan memaksimumkan nilai perusahaan maka pemilik perusahaan akan menjadi lebih makmur atau menjadi semakin kaya. Sedangkan nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.

Commented [i-[4]: SDR PUNYA BUKUNYA?? THN 70-AN?? TDK ADA REFF YG LEBIH UPDATE??

Dalam beroperasi perusahaan di minta untuk dapat menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif dan menggunakan perencanaan yang strategis agar tujuan perusahaan dapat tercapai.Salah satu aspek yang berperan

penting untuk

mengimplementasikan perencanaan strategis terkait pencapaian tujuan perusahaan adalah rencana pembelanjaan. Menurut Riyanto (2001) masalah pembelanjaan menyangkut keseimbangan finansial perusahaan. Pembelanjaan berarti mengadakan keseimbangan antara aktiva dan pasiva yang dibutuhkan, beserta mencari susunan aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya. Pemilihan susunan aktiva yang digunakan perusahaan akan menentukan struktur kekayaan perusahaan. Sedangkan pemilihan struktur kuantitatif dari pasiva akan menentukan stuktur keuangandan struktur modal. Menurut Brigham dan Houston (2006) struktur keuangan menggambarkan susunan keseluruhan sisi kredit neraca yang terdiri atas hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, modal saham dan laba yang ditanam kembali (laba ditahan). Berbeda dengan struktur modal, stuktur modal adalah susunan atau

perbandingan antara

pinjaman jangka panjang dan modal sendiri. Hal ini berarti bahwa struktur modal merupakan bagian kecil dari struktur keuangan, sesuai menurut (Riyanto, 1984). Wasis (1981) menyatakan bahwa struktur modal harus dapat dibedakan dengan struktur keuangan. Jadi struktur keuangan mencakup semua pembelanjaan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sebaliknya struktur modal hanya menyangkut pembelanjaan jangka panjang saja. Tidak termasuk pembelanjaan jangka pendek. Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Weston & Copeland, 1999). Angka rasio struktur modal yang besar menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak membelanjai kebutuhan perusahaan melalui pendanaan eksternal atau pinjaman dari pihak luar. Pendanaan melalui pinjaman akan menimbulkan berupa beban bunga yang harus dibayarkan secara periodik. Pembayaran bunga sebagai pengeluaran tetap perusahaan ini

secara otomatisakan mengurangi jumlah laba operasi perusahaan

sebelum pajak yang akan diterima perusahaan. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Weston dan Copeland (1999) pertumbuhan penjualan merupakan variabel yang mempengaruhi struktur modal. Brigham dan Houston (2001) juga mengatakan bahwa perusahaan dengan penjualan

Commented [i-[5]: GUNAKAN REFF YG BENAR2 DIBACA SAJA.

yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Struktur modal merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan nilai suatu perusahaan, karena baik buruknya struktur modal berpengaruh terhadap perusahaan. Perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri haruslah tepat karena dengan menggunakan perbandingan ini akan dapat di ketahui bagaimana posisi keuangan perusahaan. Perusahaan yang cenderung menggunakan modal sendiri sebagai alternatif pendanaan, akan mengurangi biaya tetap yang harus dibayarkan secara periodik dan mengurangi resiko keuangan. Namun di sisi lain, perusahaan akan mengalami keterbatasan modal dalam melakukan ekspansiyang memang membutuhkan modal yang besar. Hal ini akan menuntut perusahaan untuk juga menggunakan pendanaan dari pihak eksternal sehingga dibutuhkan kombinasi yang tepat mengenai masalah pendanaan ini. Pada kenyataannya, struktur modal perusahaan sulit untuk ditentukan, karena manajer keuangan sulit untuk tepat menentukan struktur modal yang optimal. Menurut Ramlall (2009) stuktur modal dapat diukur melalui leverage. Ada tiga ukuran leverage yang sering digunakan sebagai proxy dari struktur modal yaitu rasio total debt to total asset, rasio long-term debt to total asset dan shortterm debt to total asset. Pengukuran ini sesuai penelitian seperti Deesomsaak et al. (2004), Chen (2004), Delcoure (2006). Faktor faktor yang mempengaruhi leverage adalah growth, size, tangibility of asset, profitability, liquidity, non debt tax shield, age and investment. Teker et al (2009) menyatakan faktor faktor yang mempengaruhi capital structure adalah tangibility assets, size, profitability, growth oppurtunities dan non-debt tax shield.Hal ini juga didukung oleh Nadeem dan Wang (2011) menyatakan profitability,size, NDTS, tangibility, growth opportinities,earning volatility dan liquidity mempunyai pengaruh terhdap struktur modal. Penelitian empiris oleh Krishnan (1996), Badhuri (2002), Moh’d (1998), dan Majumdar (1999) menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan (growth of sales) dan profitabilitas merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

Commented [i-[6]: CEK LAGI SEMUA TULISAN. ISTILAH2 ASING HARUS DIMIRINGKAN

Pada penelitian ini, objek yang dipilih adalah perusahaan manufaktur go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014, penelitian ini menggunakan beberapa variabel yaitu size, tangibility, profitability, liquidity, growth, non-debt tax shield, age dan investment. Berdasarkan hal di atas, maka judul dari

Commented [i-[7]: JADI APA MASALAHNYA TERKAIT VARIABEL2 TSB DI PENELITIAN INI?? TDK ADA DIJELASKAN!

penelitian ini adalah Pengaruh Stuktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.

1.2

Perumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: 1.

Bagaimanakah pengaruh size terhadap struktur modal?

2.

Bagaimanakah pengaruh tangibility terhadap struktur modal ?

3.

Bagaimanakah pengaruh profitability terhadap struktur modal ?

4.

Bagaimanakah pengaruh liquidity terhadap struktur modal ?

5.

Bagaimanakah pengaruh growth terhadap struktur modal ?

6.

Bagaimanakah pengaruh non-debt tax shield terhadap struktur modal ?

7.

Bagaimanakah pengaruh age terhadap struktur modal ?

8.

Bagaimanakah pengaruh investement terhadap struktur modal ?

9.

Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

Commented [i-[8]: MKSDNYA?? APA BEDANYA DGN NO 1-8?? JD ADA BRP VARIABEL PENELITIAN SDR??

1.3Tujuan Penelitian Setelah dipaparkannya rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh size terhadap struktur modal 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tangibility terhadap struktur modal 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh profitability terhadap struktur modal 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh liquidity terhadap struktur modal 5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh growth terhadap struktur modal 6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh non-debt tax shield terhadap struktur modal 7. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh age terhadap struktur modal 8. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh investment terhadap struktur modal

Commented [i-[9]: TUJUAN PENELITIAN BRUPA PERNYATAAN, BUKAN NANYA LAGI

9. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh struktur modal terrhadap nilai perusahaan 1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis : untuk memperluas pengetahuan tentang pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan manufakturgo public tahun 2010-2014, dan penelitian ini juga bisa untuk di jadikan referensi atau acuan penelitian selanjutnya. b. Manfaat praktis : dapat digunakan perusahaan untuk mengetahui variabel struktur modal yang mana saja yang secara signifikan mempengaruhi nilai perusahaan guna meningkatkan nilai perusahaan

1.5

Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Bab I menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab II menjelaskan mengenai telaah pustaka yang menjadi dasar penelitian, penelitian terdahulu, kerangka berfikir, dan pengembangan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III menjelaskan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel penelitian dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV berisi tentang hasil dan pembahasan penelitian berupa gambaran umum perusahaan sampel, deskriptif statistik, uji korelasi, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji asumsi klasik dan uji hipotesis, dan permasalahan yang ada serta implikasi penelitian. BAB V PENUTUP Bab V berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian dan saran.

Commented [i-[10]: SKOR BAB II = 20/40

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1.1 Telaah pustaka

Commented [i-[11]: TELAAH PUSTAKA SUDAH SAMA DGN TINJAUAN LITERATUR

1.

Commented [i-[12]: GUNAKAN PENOMORAN YG BENAR. SUB BAB INI SEHARUSNYA 2.1

TeoriStruktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka

panjang, saham preferen, dan modal saham (Weston dan Copeland, 1999:19).

Commented [i-[13]: CEK LAGI FORMAT PENULISAN KUTIPAN LANGSUNG YG BENAR

Carapengukurannya adalah dengan membandingkan antara hutang jangka panjang dengan ekuitas (modal sendiri), dinyatakan dalam persen (Riyanto, 1990:15). modal Struktur modal = hutang jangka panjang x 100% ekuitas Teori

menyangkut

struktur

modal

adalah

teori

yang

menjelaskan

kebijakan pendanaan perusahaan utang dan ekuitas untuk memaksimumkan

nilai

perusahaan (Husnan, 2004). Menurut Keown et.al (2010) struktur modal adalah sumber

Commented [i-[14]: Keown et al (2010)

sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan stuktur modal terhadap nilai perusahaan kalau keputusan keuangan lain perusahaan yaitu keputusan investasi dan kebijakan dividen diasumsikan konstan (Husnan, 1996). Hal ini berarti bahwa seandainya perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya dan perusahaan tidak mengubah keputusan keuangan lainnya, apakah harga saham perusahaan tersebut berubah. Lebih lanjut Husnan (1996) mengungkapkan bahwa jika perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti tidak ada struktur modal yang terbaik. Pada dasarnya, memang tidak ada standar yang baku mengenai struktur modal yang paling baik. Namun stuktur modal

yang dipilih

perusahaan setelah mempertimbangkan banyak hal baik dari sisi internal ataupun eksternal perusahaan, adalah struktur modal yang pada masa mendatang akan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2004) struktur modal (capital structure) merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan.Teori struktur modal merupakan teori yang menjabarkan mengenai kebijaksanaan perusahaan terkait dengan kebijakan pendanaan dalam menentukan

Commented [i-[15]: Yg sdr baca buku thn 1996 atau 2004? Copas??

komposisi yang tepat untuk bauran hutang sebagai pendanaan eksternal dan ekuitas sebagai pendanaan internal, tujuannya untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Setiap keputusan pendanaan yang dipilih perusahaan haruslah mempertimbangkan biaya yang dikorbankan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana tersebut serta manfaat yang akan didapatkan perusahaan. Struktur modal

yang akan memaksimumkan nilai

perusahaan adalah struktur modal yang optimal (Husnan, 2004).

2.

Modigliani dan Miller Theory Teori Modigliani-Miller (MM) Theory ini terbagi menjadi 2 yaitu :

● teori MM tanpa pajak Pada teori ini dianggap struktur modal tidak mempengaruhi nilsi perusahaan, kemudian dikeluarkan teori MM dengan pajak. ● teori MM dengan pajak Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang

berarti

merupakan

aliran

kas

keluar.

Hutang

bisa

digunakan untuk

menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Menurut Brigham dan Houston (2006) teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Modigliani dan Merton Miller (selanjutnya disebut MM) menerbitkan sebuah artikel yaitu “The Cost of Capital, Corporation Finance, and The Theory of Investment”. Artikel ini membuktikan bahwa dengan sekumpulan asumsi yang sangat membatasi, dibuktikan bahwa nilai sebuah perusahaan tidak terpengaruh oleh stuktur modalnya. Dengan kata lain, hasil yang diperoleh MM menunjukkan bahwa bagaimana cara sebuah perusahaan akan mendanai operasinya tidak akan berarti apaapa, sehingga struktur modal adalah suatu hal yang tidak relevan.

Studi MM didasarkan pada beberapa asumsi yang tidak realistis, termasuk hal-hal berikut ini: 1. Tidak ada biaya pialang 2. Tidak ada pajak 3. Tidak ada biaya kebangkrutan

4. Investor dapat meminjam pada tingkat yang sama dengan perusahaan 5. Semua investor memiliki informasi yang sama dengan manajemen tentang peluang investasi perusahaan di masa depan 6. EBIT tidak terpengaruh oleh penggunaan hutang Pada tahun 1963 MM menerbitkan artikel lanjutan yaitu “Corporate Income Taxes and the Cost of Capital: A Correction” yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran dividen kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM membuktikan bahwa karena bunga atas hutang dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaan meningkat sejalan dengan makin besarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai titik maksimum ketika perusahaan mendanai seluruh kebutuhannya dengan hutang.

3.

Trade-Off Theory Trade-off Theory ini disebut juga dengan teori pertukaran. Menurut Brigham &

Houston (2011) trade-off theory adalah adanya fakta bahwa bunga yang dibayarkan sebagai

beban

pengurang

pajak

membuat

hutang

menjadi

lebih

murah

dibandingkan dengan saham biasa atau saham preferen sehingga dapat diartikan bahwa hutang memberikan manfaat perlindungan pajak karena pemerintah membayar sebagian hutang. Menurut Brigham dan Houston (2006) teori pertukaran (the trade-off theory) mengasumsikan bahwa stuktur modal merupakan hasil pertukaran antara keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan tingkat suku bunga sebagai biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Fakta bahwa bunga adalah beban pengurang pajak menjadikan hutang lebih murah daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya secara tidak langsung pemerintah telah membayarkan sebagian biaya dari modal hutang atau dengan kata lain, hutang memberikan manfaat perlindungan pajak. Oleh karena itu, penggunaan hutang akan menyebabkan lebih banyak laba operasi sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang akan diterima oleh investor sehingga semakin banyak perusahaan mempergunakan hutang, maka akan semakin tinggi nilai dan harga saham perusahaan tersebut. Teori ini sejalan dengan teori MM

Commented [i-[16]: ??? 1963??

dalam artikel “Corporate Income Taxes and the Cost of Capital: A Correction” bahwa perusahaan akan mencapai nilain maksimal ketika perusahaan tersebut mendanai kebutuhannya dengan sepenuhnya hutang. Namun pada kenyataannya, perusahaan jarang menggunakan sepenuhnya. Hal ini didasari karena perusahaan harus menjaga biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan atau biaya bunga tetap rendah. Menurut Husnan (1996) esensi dari teori trade-off adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih lebih besar, hutang akan ditambah. Tetapi apabila perngorbanan karena menggunakan hutang lebih besar, maka perusahaan harus menghentikan pendanaan melalui hutang.

4

Signaling Theory Signaling theory atau teori persinyalan menjelaskan tingkat pengetahuan

informasi para pemegang saham dan manajer perusahaan terkait dengan perusahaan tersebut. Menurut Brigham dan Houston (2006) Modigliani dan Merton Miller berasumsi bahwa pemegang saham memiliki informasi yang sama dengan manajer perusahaan tentang keadaan dan prospek perusahaan pada masa mendatang atau yang disebut dengan informasi simetris (symetric information). Namun pada kenyataannya, kondisi internal menyebabkan manajer perusahaan meemiliki akses informasi lebih banyak dibandingkan dengan pemeganag saham, sehingga manajer akan memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaan tersebut. Kondisi seperti ini dikenal dengan informasi asimetris (asymetric information). Informasi asimetris ini pada akhirnya akan berpengaruh penting pada struktur modal yang optimal serta menimbulkan sinyal ke pasar. Megginson (1997) mengungkapkan bahwa perusahaan yang berkualitas baik akan dengan sengaja memberikan pertanda atau sinyal ke pasar, dengan demikian diharapkan pasar dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan perusahaan yang berkualitas buruk. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2006) sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada para investor mengenai bagaimana cara pandang manajemen terhadap prospek perusahaan. Sebuah perusahaan dengan prospek yang tidak baik atau tidak menguntungkan akan melakukan penjualan saham, untuk menarik investor baru berbagi

kerugian yang dialaminya. Oleh karena itu, perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham danmengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain,termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yangnormal. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian Vaughan dan Williams (1998) dalam artikelnya yang berjudul “Dividends, Stock Repurchases and Signaling: Evidence from US Panel Data” untuk menguji kekuatan sinyal, pembelian saham kembali dan dividen dengan memeriksa data akuntansi tahunan untuk perusahaan yang dipilih dari data base COMPUSTAT dimulai tahun 1977 dan berakhir pada tahun 1994 yang mendukung teori ini. Menurut Lukviarman (2012) pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnyamerupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospekperusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualansaham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yangkemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

5.

Pecking Order Theory Teori pecking order menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan

hierarki sumber dana disukai. Teori ini menjelaskan urutan preferensi perusahaan dalam memilih sumber pendanaan. Menurut Myers (1984) dalam kajiannya perusahaanlebih memilihinternal untukpembiayaaneksternal. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu. Artinya, perusahaan akan memulai dengan menerbitkan efek seperti obligasi konversi, dan ekuitas akan berada pada pilihan terakhir. Lebih lanjut Husnan (1996) dengan ringkas menyatakan intisari dari teori yang dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) berikut ini: 1. Perusahaan lebih menyukai pendanaan dari hasil operasi perusahaan (internal financing). 2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian dividen yang ditargetkan, dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen secara drastis. 3. Kebijakan dividen yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan

bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebih kebutuhan dana untuk investasi, meskipun pada kesempatan yang lain mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan investasi (capital expenditure), maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual sekuritas yang dimiliki. 4. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dari penerbitan obligasi, diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), dan pada akhirnya apabila masih belum mencukupi, barulah perusahaan menerbitkan saham baru. Menjawab pertanyaan mengapa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal dibandingkan eksternal, Husnan (1996) mengungkapkan bahwa karena dengan menggunakan pendanaan internal memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu membuka diri dari sorotan dan publisitas publik. Sedangkan mengapa dana eksternal dalam bentuk hutang lebih disukai dibandingkan modal sendiri, ada dua alasan. Alasan pertama adalah pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi hutang obligasi lebih murah dari biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Alasan kedua adalah kekhawatiran pihak manajer kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan pasar sebagai kabar buruk dan membuat harga saham turun. Hal iini disebabkan kemungkinan adanya informasi asimetri antara pihak manajemen sebagai pihak dalam dan pemegang saham sebagai pihak luar. Menurut Brigham dan Houston (2006) ada beberapa faktor yang biasanya dipertimbangkan perusahaan ketika membuat keputusan mengenai struktur modal, yaitu: 1. Stabilitas Penjualan Perusahaan yang bergerak di industri dengan penjualan yang relatif stabil akan lebih aman menggunaka lebih banyak hutang. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil ini akan mampu menanggulangi beban tetap yang timbul akibat menggunakan lebih banyak hutang yaitu berupa biaya angsuran dan beban bunga setiap periodenya.

2. Struktur Aktiva Perusahaan yang memiliki aktiva yang cocok sebagai jaminan atas pinjaman cenderung menggunakan lebih banyak hutang seperti perusahaan pada industri real estate. 3. Leverage Operasi Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih sedikit memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki risiko bisnis yang lebih kecil. 4. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan yang tumbuh dengan cepat lebih cenderung memenuhi pembiayaan dengan modal eksternal. Biaya emisi yang terkait dalam penjualan saham biasa melebihi biaya yang terjadi ketika menjual hutang, yang selanjutnya mendorong perusahaan yang tumbuh dengan pesat untuk lebih mengandalkan hutang. 5. Profitabilitas Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi cenderung menggunakan hutang yang lebih sedikit. Hal ini dikarenakan keadaan keuangan mereka yang tidak membutuhkan pendanaan dari luar sebab tingkat pengembalian yang tinggi pada perusahaan mereka memungkinkan mereka untuk melakukan pendanaa internal. 6. Pajak Semakin tinggi tarif pajak sebuah perusahaan, maka akan semakin besar manfaat yang diperoleh dari hutang. Hal ini disebabkan karena bunga adalah beban yang dapat menjadi pengurang pajak. 7. Sikap Manajemen Dikarenakan tidak adanya teori yang membuktikan bahwa satu struktur modal akan mengarah pada nilai perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur modal lainnya, maka dalam hal ini manajemen dapat menerapkan pertimbangan mereka sendiri atas struktur modal yang tepat. Manajemen yang konservatif cenderung menggunaka lebih sedikit hutang daripada rata-rata perusahaan dalam industri mereka. Sedangkan manajemen yang agresif menggunakan lebih banyak hutang dalam pencarian laba mereka.

8. Sikap Pemberi Pinjaman dan Agen Pemberi Peringkat Tanpa melihat analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka, perilaku pemberi pinjaman dan agen pemeringkat sering kali memengaruhi struktur keuangan. Dalam sebagian kasus yang terjadi, perusahaan akan mendiskusikan struktur modalnya dengan pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat dan memberikan bobot yang lebih besar pada saran mereka. 9. Kondisi Pasar Kondisi pasar saham dan obligasi yang mengalami perubahan dalam baik jangka panjang maupun jangka pendek dapat memberika arti yang penting pada struktur modal sebuah perusahaan yang optimal. Ketika kredit anjlok, junk bond market mengering, dan tidak ada pasar dengan tingkat suku bunga yang wajar untuk obligasi jangka panjang baru dengan peringkat di bawah BBB. Karenanya, perusahaan dengan peringkat rendah yang membutuhkan modal terpaksa harus berpaling ke pasar saham atau pasar hutang jangka pendek tanpa memperhitungkan sasaran struktur modal mereka. Namun ketika kondisi ini mulai membaik, perusahaan-perusahaan tersebut akan menjual obligasi untuk menjadikan struktur modal kembali ke sasaran semula. 10. Kondisi Internal Perusahaan Kondisi internal perusahaan juga dapat memengaruhi struktur modal perusahaan. Seandainya sebuah perusahaan baru saja menyelesaikan sebuah program penelitian dan pengembangan dengan sukses, dan perusahaan tersebut meramalkan keuntungan yang lebih tinggi dalam waktu yang tidak berapa lama lagi, akan tetapi keuntungan yang lebih tinggi ini tidak diantisipasi oleh para investor, sehingga tidak tercermin padaharga sahamnya. Perusahaan ini tidak akan memilih untuk menerbitkan saham, perusahaan akan lebih memilih untuk mendanai dengan hutang sampai keuntungan yang lebih tinggu tadi terwujud dan tercermin pada harga saham. Baru setelah itu perusahaan akan menjual penerbitan saham biasa, melunasi hutangnya dan kembali ke sasaran struktur modalnya.

11. Fleksibilitas Keuangan Dilihat dari sudut pandang operasional, menjaga fleksibilitas keuangan maksudnya adalah menjaga kapasitas pinjaman cadangan yang memadai. Menjaga kapasitas pinjaman cadangan yang memadai merupakan suatu hal yang bersifat pertimbangan yang tergantung pada banyak faktor. 2.1.2

Keputusan Struktur Modal Menurut Chowdhury (2010), ada beberapa hal yang mendasari keputusan

struktur modal, yaitu:

1.Ukuran Perusahaan Dalam ukuran perusahaan hal yang perlu di perhatikan adalah total aset dari perusahaan. Menurut (Michell dan Suharli, 2006) ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aktiva yang besar, pihak manajemen akan lebih leluasa dalam mempergunakan aktiva yang ada. Jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan.

2. Profitabilitas Tandelilin (2001) menyatakan bahwa salah satu variabel keuangan yang dapat dijadikan sebagai komponen utama dalam analisis fundamental saham sebagai representasi profitabilitas suatu perusahaan adalah Earnings Per Share (EPS). Alasan yang mendasarinya yaitu EPS dapat digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham, dividen yang dibayarkan pada dasarnya dibayarkan dari earning dan perubahan earning mempunyai hubungan dengan perubahan harga saham. Menurut Chowdhury (2010) profitabilitas salah satunya dapat diukur dengan rasio EPS. EPS merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dibagi mengeluarkan saham biasa, sehingga mengetahui EPS bisa kita informasi untuk memperkirakan berapa banyak kita akan mendapatkan karena investor modal. EPS mencerminkan masa depan pendapatan atau capital gain atau loss (Silviana dan Rocky, 2013). Robert (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini dapat dibagi atas enam jenis yaitu :

1) Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin (GPM) berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian keuntungan kotor terhadap penjualan bersihnya. GPM dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut (Robet, 1997). GPM= Gross Profit Net Sales Gross profit adalah net sales dikurangi dengan harga pokok penjualan, sedangkan net sales adalah total penjualan bersih selama satu tahun. Nilai GPM berada diantara 0 dan 1. Nilai GPM semakin mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan untuk penjualan dan semakin besar juga tingkat pengembalian keuntungan. 2) Net Profit Margin (NPM) NPM berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya (Robert, 1997) NPM= Net Income After Tax Net Sales Nilai NPM ini juga berada diantara 0 dan satu. Nilai NPM semakin besar mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan juga berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih. 3) Operating Return On Assets (OPROA) OPROA digunakan untuk mengukur tingkat kembalian dari keuntungan operasional perusahaan terhadap seluruh asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasional tersebut. OPROA= Operating Income Average Total Asset Operating income merupakan kentungan operasional atau disebut juga laba usaha. Average total assets merupakan rata-rata dari total asset awal tahun dan akhir tahun. Jika total asset awal tahun tidak tersedia, maka total asset akhir tahun dapat digunakan 4) Return On Assets (ROA) ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada. ROA kadang-kadang disebut juga Return on Investment (ROI) (Robert, 1997). ROA = Net Income After Tax Average Total Assets

5) Return on equity (ROE) merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. Ekuitas pemilik adalah jumlah aktiva bersih perusahaan. Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan (Sartono, 2001). Oleh karena itu dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah return on equity yang dapat dirumuskan sebagai berikut (Sartono, 2001):

ROE= Laba Setelah Pajak Modal Sendiri 6) Earning Power Earning Power adalah hasil kali net profit margin dengan perputaran aktiva. Earning Power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva. Apabila perputaran aktiva meningkat dan net profit margin tetap maka earning power juga meningkat. Dua perusahaan mungkin akan mempunyai earing power yang sama meskipun perputaran aktiva dan net profir margin keduanya berbeda.

Commented [i-[17]: Knp dibahas?? Ini variable riset sdr?? Copas??

3. Kepemilikan Di dalam suatu perusahaan publik terdapat struktur kepemilikan perusahaan. Menurut Shinta dan Ahmar (2011) struktur kepemilikan merupakan suatu proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajer perusahaan (kepemilikan manajerial), pihak institusi (kepemilikan institusional), pihak individu (kepemilikan individu), pihak publik/masyarakat (kepemilikan publik), dan pihak pemerintah (kepemilikan pemerintah. Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Struktur kepemilikan mencerminkan proporsi kepemilikan perusahaan. Dengan kata lain struktur kepemilikan mencerminkan proporsi hak principal (pemilik). Tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan, motivasi pemilik dan kreditur corporate governance dalam proses insentif yang membentuk motivasi manajer. Pemilik akan berusaha membuat berbagai strategi untuk mencapai tujuan perusahaan,

setelah

strategi

ditentukan

maka

langkah

selanjutnya

akan

mengimplementasi strategi dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Commented [i-[18]: s.d.a

4. Kebijakan Dividen Dividen merupakan bagian laba atau keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Keputusan mengenai apakah laba tersebut akan dibagikan atau ditahan merupakan hal yang sangat penting mempengaruhi nilai perusahaan. Kebijakan dividen menyangkut apakah laba akan dibayarkan sebagai dividen atau ditahan untuk reinvestasi dalam perusahaan. Menurut Nurmala (2006) Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasiperusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Dengan kata lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa perusahaan. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda. Perusahaan perlu cermat dalam mengambil keputusan terkait dengan kebijakan dividen karena hal ini akan berpengaruh terhadap persepsi investor yang nantinya akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Commented [i-[19]: s.d.a

5. Efisiensi Rasio efisiensi merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan di dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh penjualan. Ada beberapa macam rasio likuiditas, antara lain total asset turnover, fixed asset turnover, inventory turnover, average collection period dan account receivable turnover (Tandelilin, 2001).

Commented [i-[20]: s.d.a

6. Tingkat Pertumbuhan Menurut Kallapur dan Trombley (2001) dalamSriwardany (2011)mengatakan bahwa

pertumbuhan

perusahaan

merupakan

kemampuanperusahaan

untuk

meningkatkan size dan tingkat pertumbuhan perusahaandapat diukur dari beberapa variabelsepertiEPS ( earning per share ) dan cash flow ratio. Tingkat pertumbuhan merupakan tingkat perubahan penjualan perusahaan, sedangkan menurut

Deitiana

(2011)

pertumbuhan

penjualan

mencerminkan

manifestasi

keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Laju pertumbuhan suatu

perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang.

7. Likuiditas

Commented [i-[21]: ini variable;??

Menurut Tandelilin (2001) rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya sangat tergantung kepada tersedianya kas dan aktiva lainnya yang dapat segera dijadikan kas (berupa aktiva lancar), sebelum hutang atau kewajiban yang harus dibayar jatuh tempo. Ada beberapa macam rasio likuiditas, antara lain current ratio dan quick ratio.

8. Risiko Bisnis Setiap usaha yang dijalankan pasti mempunyai risiko, termasuk bisnis. Adabanyak risiko yang mungkin dapat dialamin perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Operating leverage merupakan salah satu indikator dalam mengukur risiko bisnis perusahaan (Chowdhury, 2010). Operating leverage menunjukkan sejauh mana perusahaan memiliki beban tetap. Jika setiap perusahaan memiliki biaya tetap yang tinggi atau operating leverage yang tinggi, maka sedikit saja perubahan dalam penjualan akan secara langsung mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Operating leverage yang rendah akan lebih memfleksibelkan perusahaan terhadap kondisi ketidakpastian penjualan.

2.1.3

Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsiinvestor terhadap perusahaan, yang

seringdikaitkan harga saham.Untuk perusahaan yang telah terdaftar di BursaEfek Indonesia, nilai perusahaannya dapat tercermin dari harga saham perusahaan tersebut. Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan seberapa besar perusahaan tersebut memberikan keuntungan bagi investor (Fenandar dan Raharja, 2012).Menurut Susanti (2010) dalam Mahendra (2011) nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akandiikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh meningkatnya kemakmuran para pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan.

Commented [i-[22]: s.d.a Commented [i-[23]: bahas konsep mengenai variable penelitian sdr saja. Yg bukan variable sdr tidak usah dibahas, krn jdnya tdk nyambung!

Kekayaan perusahaan dan pemegangsaham dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakancerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen asset. Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore, 2005). Memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Sedangkan menurut Keown (1999) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Beberapa variabel kuantitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan sebagai berikut (Keown, 1999): 1.

Nilai Buku Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai

shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. Adapun komponen dari shareholders equity yaitu agio saham (paidup capital in excess of par value) dan laba ditahan (retained earning). Menurut Breayley dkk.(2008) nilai bukumencatat berapa yang dibayar perusahaan untuk asetnya, dikurangipengurangan untuk penyusutan. 2. Nilai Appraisal Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal independent. Teknik yang digunakan oleh perusahaan appraisal sangat beragam, bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan dengan biaya penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi dengan sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam kegunaan dalammenghasilkan earnings dan kemudian nilai going concern dari suatu perusahaan. Bagaimanapun nilai appraisal dari suatu perusahaan akan bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubungan dengan metode penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya alam atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. Kegunaan dari nilai appraisal akan menghasilkan beberapa keuntungan. Nilai perusahaan yang berdasarkan appraiser independent juga akan menghasilkan pengurangan good-will dengan meningkatkan harga aktivaperusahaan yang telah

dikenal. Good-will dihasilkan sewaktu nilai pembelian suatu perusahaan melebihi nilai buku dari aktivanya. 3. Nilai Pasar Saham Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modaladalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis.Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan secara luasdiperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun berdasarkan nilaipasar.Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling seringdipergunakan dalam menilai perusahaan besar. Bagaimanapun nilai ini dapatberubah secara cepat. Faktor analisis berkompetisi dengan pengaruh spekulatifmurni dan berhubungan dengan sentimen masyarakat dan keputusan pribadi. 4. Nilai “Chop-Shop” Pendekatan “Chop-Shop” untuk valuasi pertama kali diperkenalkanoleh Dean Lebaron dan Lawrence Speidell of Batterymarch FinancialManagement. Secara khusus, ia menekankan untuk mengidentifikasiperusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabiladipisahkan menjadi bagian-bagian. Pendekatan ini mengkonseptualisasikanpraktik penekanan untuk membeli aktiva di bawah harga penempatan mereka. 5. Nilai Arus Kas Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapatmengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yangmenawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus kasini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum yang harusdibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal kemudian dapatdikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari merger.

2.2 Penelitian Terdahulu N

Peneliti

o

(tahun)

1

Judul

Persamaan

Dewa

Pengaruh struktur modal Variabel

Variabel

Kadek

dan

independen:

dependen:

Struktur modal

Profitabilita

OkaKusuma pertumbuhanperusahaan jaya (2011)

pada perusahaan

perusahaanmanufaktur

Variabel dependen:

diBursaEfekIndonesia

Nilai perusahaan

Yuyetta

Pengaruh

(2009)

terhadap nilai perusahaan independen : size, dependen: pada

masa

leverage Variabel

krisis

di leverenge

Indonesia 3

Commented [i-[25]: Mengutip hanya nama belakang. Cek lagi di semua tulisan

terhadapprofitabilitas dan Pertumbuhan nilaiperusahaan

2

Commented [i-[24]: Bahas persamaan dan perbedaan ini dri sisi yg lebih variatif tidak hanya variable saja.

Perbedaan

Variabel

pertumbuhan penjualan

Khaira

Analisis pengaruh struktur

Variabel

Variabel

AmaliaFach

modal, ukuran perusahaan,

independen:

dependen

rudin(2011)

dan

Struktur modal

agency cost

Agency cost

Variabel dependen:

terhadap

Ukuran perusahaan

:

kinerja perusahaan 4

Noerirawan dan (2012)

Pengaruh faktor internal Variabel dependen:

Muid dan eksternal perusahaan Nilai perusahaan

Variabel dependen : IHK

terhadap nilai perusahaan

(indeks

pada

konsumen)

perusahaan

harga

manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

periode 2007-2010 5

Antwi et al. Struktur modal dan nilai Variabel (2012)

perusahaan Ghana

studi

pada independen : long independen term debt

Commented [i-[26]: Min. 10 artikel asing, mana??

Variabel

equity

:

2.3

Commented [i-[27]: Model penelitian

Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan landasan teori, dalam penelitian ini disusun suatu kerangka

berfikir dalam penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambar ini: Commented [i-[28]: Mksdnya??

Struktur Modal

Commented [i-[29]: Judul gambar??

size (X1) tangibility (X2) Capital profitability

structure

(X3)

(Y)

nilai perusahaan

Liquidity (X4) Growth (X5) Non-debt tax shield (X6) Age (X7) investmen Investment (X8)

2.4

Pengembangan Hipotesis

Commented [i-[30]: Ini bukan pengembangan hipotesis.

Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai konsep-konsep yang dapat dinilai benar atau salah untuk diuji secara empiris (Sekaran, 2006).

1. Pengaruh struktur modal dengan nilai perusahaan Struktur penentuan perusahaan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan karena dengan adanya struktur modal menunjukkan jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Menurut Meythi (2012) pajak di hitung dari laba operasi setelah dikurangi bunga hutang sehingga laba bersih yang menjadi hak pemegang saham akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan hutang dan perusahaan yang menggunakan hutang dalam operasinya akan mendapat penghematan paja

Commented [i-[31]: Pengembangan hipotesis yang dibahas hrs dikaitkan dengan acuan riset terdahulu.

2.Pengaruh pertumbuhan dengan nilai perusahaan Perusahaan yang mempunyai perrtumbuhan rendah cenderung menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya, sebaliknya perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi menggunakan ekuitas sebagai sumber pendanaannya. Dalam menjalankan operasinya untuk pembiayaan yang akan datang perusahaan akan lebih besar kebutuhan pembiayaannya sehingga cukup banyak perusahaan yang menahan labanya untuk tidak di bagikan dan lebih digunakan untuk ekspansi pengembangan usaha. 3. Hubungan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Commented [i-[32]: Konsisten. Pengaruh atau hubungan??

Menurut Agus Sartono (2008) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun

modal

sendiri. Profitabilitas

merupakan komponen penting dalam

menentukan stuktur modal karena profitabilitas periode sebelumnya akan menjadi acuan bagi perusahaan untuk tetap mempertahankan profit dan akan menahannya sebagai laba di tahan, yang kemudian akan di gunakan perusahaan untuk sumber pendanaan dan menghindari hutang.

Commented [i-[33]: Jadi apa hipotesisnya??

REFERENSI

Commented [i-[34]: SKOR REFF + JURNAL = 2 + 5 = 7/25 Commented [i-[35]: Cek format penulisan reff yg benar. Baca buku uma sekaran sbg panduan

Http://ejournalfia.ub.ac.id/index.php/profit/article/view/334/505 Brighamdan Houston.”Manajemen Keuangan”. Edisi Bahasa Indonesia.Jakarta:

Commented [i-[36]: Reff tidak boleh dari skripsi/ thesis apalagi blog yg tidak jelas, gunakan acuan buku atau jurnal. Commented [i-[37]: Penulisnya? tn?? Format salah

Erlangga.2001 http://jurnalakuntansi.petra.ac.id/index.php/aku/article/view/18237/18105 Fachrudin,Khaira Amalia.”Analisis Pengaruh Struktur Modal, UkuranPerusahaan, dan Agency Cost terhadap Kinerja Perusahaan”, JurnalAkuntansi dan keuangan, vol 13, no.1, mei 2011

Commented [i-[38]: Cek lagi di semua tulisan, byk sekali tulisan yg sudah dikutip tp tidak ditemukan di reff ini. Harus sama semua yg dikutip dg di reff ini, kecuali sdr copas!

Related Documents


More Documents from "Devania Pratiwi"