PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD DALAM POKOK BAHASAN MEMAHAMI FUNGSI DAN PROSES KERJA PERALATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMA NEGERI 4 CIREBON
SURATNO 0608484
Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan Sumber Daya Manusia
(SDM) untuk pembangunan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No.20 tahun 2003). Seiring dengan perkembangan zaman, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menjadi kebutuhan masyarakat luas, tidak terkecuali dalam proses pembelajaran. Teknologi informasi telah mengubah laju percepatan akses informasi dan lebih dari itu secara paradigmatik telah mengubah praktik dunia pendidikan menuju ke interaksi yang lebih intensif dengan tidak terkendala oleh ruang dan waktu. Dalam pembelajaran, TIK merupakan bagian dari ranah ilmu pengetahuan yang telah dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Oleh karena itu permasalahan yang perlu segera dicari solusinya adalah bagaimana usaha yang tepat untuk mengajarkan mata pelajaran tersebut agar peserta didik dapat dengan mudah mampu menguasainya. Berdasarkan pemikiran di atas, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan strategi pembelajaran tertentu dan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan. Setelah menentukan jenis penelitian, maka peneliti menentukan tempat penelitian, yaitu SMA Negeri 4 Cirebon. Dipilihnya SMA Negeri 4 Cirebon sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan kesesuaian waktu pelaksanaan penelitian, serta sistem pembelajaran dan sarana pembelajaran yang masih perlu diperbaiki. Kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi di kelas 11 SMA Negeri 4 Cirebon adalah sarana pendukung yang belum memadai, sedangkan
metode pembelajaran yang digunakan masih berupa metode ceramah (guru Center) dalam hal ini menyebabkan siswa pasif dan tidak konsen pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Semua itu merupakan permasalahan utama yang perlu segera ditanggulangi. Penyampaian materi memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi hanya sebatas metode ceramah dalam teori. Kelemahan dari metode ini adalah apabila guru tidak pandai memotivasi dan menarik perhatian siswa serta kurang pintar mengamati kondisi belajar siswa di kelas, maka siswa akan menjadi pasif, karena hanya sebagai penerima informasi yang tentu saja akan cepat membosankan. Pada saat pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa terpaku, tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap materi yang disampaikan oleh guru tersebut walaupun guru sudah memberi kesempatan untuk bertanya. Menanggapi permasalahan di atas maka peneliti ingin menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar untuk mata pelajaran TIK. Metode kooperatif yang digabung dengan metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi dan latihan soal pada mata pelajaran teori dalam pembelajaran TIK yang dibatasi untuk pembelajaran materi memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi untuk siswa kelas 10 SMA Negeri 4 Cirebon. Peneliti memilih menggunakan strategi yang mengacu pada pembelajaran kooperatif tersebut bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, untuk menjawab masalah yang diteliti,
dikemukakan beberapa pendekatan konsep dan asumsi sebagai berikut : 1. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru relatif tidak menarik sehingga membuat siswa pasif. 2. Komunikasi yang masih satu arah dari guru ke siswa dalam proses pembelajaran materi memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi.
3. Penerapan Pembelajaran kooperatif belum ada, selama ini yang digunakan masih metode ceramah sehingga siswa kurang berperan dalam proses belajar mengajar.
C.
Batasan Masalah Karena cukup luasnya lingkup permasalahan tidak semua yang
diidentifikasi dijadikan bahan kajian. Hanya pada Penerapan Pembelajaran kooperatif pada pokok bahasan memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi pada mata pelajaran TIK. Sedangkan penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas, yakni penelitian yang diarahkan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan pada akhirnya untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang menekankan adanya kerjasama, yakni kerja sama antar peserta didik yang tergabung dalam suatu tim belajar untuk mencapai tujuan belajar secara bersamaan.
D. Rumusan Tindakan Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan tindakan yang diajukan oleh peneliti adalah : 1. Bagaimanakah Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif dapat meningkatkan Prestasi Belajar di SMA Negeri 4 Cirebon ? 2. Bagaimanakah aktifitas siswa dalam proses pembelajaran TIK pada mata diklat memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui
Penerapan
strategi
pembelajaran
kooperatif
dapat
meningkatkan Prestasi Belajar siswa di SMA Negeri 4 Cirebon. 2. Mengetahui aktifitas siswa dalam proses pembelajaran pada pokok bahasan memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif.
F.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan Penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif yang tepat akan dapat mendukung peningkatan pencapaian prestasi belajar pokok bahasan memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi, disamping itu akan dapat dikembangkan model-model pembelajaran yang diajarkan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Belajar
1.
Pengertian belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Dengan belajar manusia mampu mengembangkan potensipotensi yang dibawanya sejak lahir sehingga nantinya mampu menyesuaikan diri demi pemenuhan kebutuhan. Pengertian belajar menurut Marris L Bigge dalam jurnal yang ditulis Darsono adalah suatu perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis. Dalam hal ini perubahan yang dimaksud terjadi pada pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situasi tertentu. Sedangkan menurut Hilgard dan Bower dalam yang terdapat dalam jurnal yang ditulis Ngalim Purwanto mengatakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku individu terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang. Perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya. Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang disebut belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan adanya pengalaman untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap dari seseorang yang melakukan kegiatan belajar.
2.
Prestasi Belajar Definisi belajar menurut (Sardiman A.M 1996:22) menyatakan bahwa
belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku/penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh
adanya pengalaman dan latihan. Perubahan tersebut berlaku baik perubahan secara jasmani maupun rohani yang merupakan reaksi terhadap perubahan terhadap perubahan keadaan. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yakni “prestatie” kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Soenaryo (1983:4) prestasi belajar ialah perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dalam jurnal Sumadi Suryabrata yaitu untuk mengetahui prestasi peserta didik, guru harus melakukan pengukuran dan evaluasi sehingga prestasi belajar merupakan hasil evaluasi pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengalami proses pendidikan secara formal dalam jangka waktu tertentu dan hasil tersebut berwujud angkaangka. Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar dapat diperoleh dengan perangkat tes. Hasil tes tersebut dapat memberikan informasi mengenai kemampuan atau perubahan tingkah laku dari hasil belajar. Siswa dikatakan telah berhasil dalam belajar manakala prestasinya menunjukkan nilai yang tinggi atau sesuai dengan target yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Prestasi belajar dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi pembelajaran yang direncanakan guru. Dari hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai acuan untuk perbaikan metode, melengkapi sumber belajar, sarana dan prasarana, media pendidikan, alat peraga serta penguasaan bahan yang akan disampaikan kepada siswa. Dari uraian di atas prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh oleh siswa selama melaksanakan proses belajar dengan memperoleh pengetahuan dan keterampilan, yang diukur dengan tes yang dilaporkan dengan bentuk raport.
3.
Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan yaitu
faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen adalah suatu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksteren adalah faktor
yang berasal dari luar individu. Menurut Slamento (1998:54-57), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu adalah: 1. Faktor intern meliputi: a. Faktor jasmaniah yang terdiri atas faktor kesehatan dam cacat tubuh. b. Faktor psikologi terdiri atas intelegensi, perhatian, bakat minat, motif, kematangan dan kelelahan. 2. Faktor interen meliputi: a. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan keperluan keluarga. b. Faktor sekolah yang terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah dan alat pelajaran. c. Faktor masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan prestasi belajar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri dan juga diluar individu tersebut.
B.
Pembelajaran Kooperatif
1.
Pengertian Kooperatif Menurut Muslimin Ibrahim (2000:2) yang terdapat dalam jurnal yang
ditulis oleh Jonni Syam mengatakan bahwa: “Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang memfokuskan pada pengaruh-pengaruh pengajaran seperti pembelajaran akademik, khususnya menumbuhkan penerimaan antar kelompok serta keterampilan sosial antar kelompok”. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran ini, seperti yang dikemukakan oleh Muslimin Ibrahim (2000:6) bahwa ada 7 unsur-unsur yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama” 2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. 3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. 5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. 6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 7) Siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif” Dari uraian yang diungkapkan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif suatu strategi pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat saling bantu membantu antar anggota dalam kelompoknya untuk mencapai kemajuan kelompoknya.
2.
Jenis – jenis model pembelajaran kooperatif 1) STAD (Student teams Achievement Division) STAD dikembangkan oleh Robert Slavin, dimana STAD merupakan pendekatan kooperatif yang sederhana. Kinerja guru yang mengunakan STAD mengacu pada belajar kelompok, menyajikan informasi akademik baru pada siswa dengan menggunakan prosentase verbal atau tes. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan dalam beberapa tahap: persiapan, presentsi pelajaran, evaluasi, penghargaan kelompok, menghitung ulang skor awal dan mengubah kelompok. Penjelasan dari langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: a) Bahan ajar mula-mula diperkenalkan melalui presentasi kelas.
b) Tim tersusun dari empat sampai liama siswa yang mewakili heterogenitas kelas. Fungsi tim adalah menyiapkan anggotanya agar berhasil menghadapi kuis. Setelah guru mempresentasikan bahan ajar, tim tersebut berkumpul untuk mempelajari LKS atau bahan lain. c) Setelah satu sampai dua periode presentasi guru dan satu sampai dua periode latihan tim, para siswa tersebut dikenai kuis individual. d) Setiap siswa dapat menyumbang poin maksimum kepada timnya dalam setiap penskoran, namu tidak seorang pun dapat melakukan seperti itu tanpa menunjukkan perbaikan atas kinerja masa lalu. Setiap siswa diberikan sebuah skor dasar, yang dihitung dari kinerja rata-rata siswa dari kuis serupa sebelumnya. Kemudian siswa memperoleh poin untuk timnya didasarkan pada berapa banyak skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka. 2) TGT (Teams Games Tournament) Siswa memainkan permainan dengan tim lain untuk memperoleh skor tambahan bagi timnya. 3) JIGSAW Siswa dikelompokkan ke dalam tim beranggotakan enam orang yang mempelajari materi yang dibagi menjadi beberapa subbab kemudian anggota dari tim yang berbeda bertemu dalam kelompok ahli. 4) Group Investigation Teknik pembelajaran kooperatif dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menangani berbagai macam proyek kelas. Dalam metode ini point tidak diberikan.
3.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif guru melakukan pemantauan terhadap
kegiatan peserta didik, mengarahkan keterampilan kerja sama dan memberikan bantuan pada saat diperlukan. Aktivitas belajar berpusat pada peserta didik, guru
berfungsi sebagai fasilitator dan dinamisator. Dengan sistem ini diharapkan peserta didik dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal dengan cara berpikir aktif selama proses belajar. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran kooperatif sebagaimana dikatakan oleh Eileen dalam Herminanto Sofyan (2001:6), yaitu (1) meningkatkan akademik antar peserta didik, (2) membentuk hubungan positif, (3) mengembangkan rasa percaya diri, dan meningkatkan kemampuan akademik. Kerjasama dalam belajar akan menumbuhkan semangat atau motivasi untuk berperan aktif, berbagi ide, pengetahuan dan pengalaman dalam diskusi. Kerja sama di antara peserta didik yang baik juga bisa meningkatkan emosi dan sikap positif terhadap pembelajaran dan menimbulkan keterlibatan emosional dan komitmen yang tinggi dalam belajar, serta harapan yang tinggi untuk sukses. Selain hal tersebut di atas, kelebihan startegi pembelajaran kooperatif lainnya adalah (Mohamad Nur, 2005:74-88) : a) Peserta didik lebih memperoleh kesempatan dalam hal meningkatkan hubungan kerja sama antar teman b) Peserta didik lebih memperoleh kesempatan untuk mengembangkan aktivitas, kreativitas, kemandirian, sikap kritis, sikap dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. c) Guru tidak perlu mengajarkan seluruh pengetahuan kepada peserta didik, cukup konsep-konsep pokok karena dengan belajar secara kooperatif peserta didik dapat melengkapi sendiri. d) Masing-masing peserta didik dapat berperan aktif baik untuk kepentingan kelompok ataupun individu. e) Dapat menciptakan suatu penghargaan positif berbasis kelompok dan menciptakan saling menghargai pendapat dan keinginan kelompok lain. f) Sistem penilaian yang tidak hanya mengacu pada tiap individu peserta didik, tetapi mengacu juga pada nilai kelompoknya. Namun demikian terdapat juga sisi lemahnya yaitu bahwa strategi pembelajaran kooperatif :
a) Memerlukan alokasi waktu yang relatif lebih banyak, terutama kalau belum terbiasa. b) Membutuhkan persiapan yang lebih terprogram dan sistemik. c) Kalau peserta didik belum terbiasa dan menguasai pembelajaran kooperatif, pencapaian hasil belajar tidak akan maksimal. d) Masalah yang terkait dengan peserta didik antara lain : terdapat peserta didik yang tidak dapat menyesuaikan diri, berperilaku menyimpang, terlalu gaduh, tidak hadir, ataupun tidak berlatih secara efektif. e) Beban bagi pengajar yang lebih besar dan harus teliti dalam sistem penilaian.
4.
Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Kooperatif Dalam strategi pembelajaran kooperatif guru menempatkan aktivitas
peserta didik sebagai yang utama, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bersentuhan dengan obyek yang akan atau yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Dengan strategi pembelajaran yang demikian akan lebih baik dapat meningkatkan ketrampilan berpikir peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sardiman (2003:95) menjelaskan bahwa belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Sehingga dapat dikatakan tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Lebih jauh Ahmad Rohani & Abu Ahmadi (1995:6) mengatakan belajar yang berhasil mesti melalui bermacam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengar, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang mempunyai aktivitas psikis adalah jika daya jiwa peserta didik bekerja sebanyak-banyaknya, berfungsi dalam rangka pembelajaran. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan mempertimbangkan strategi pembelajaran kooperatif maka diperlukan sistem belajar aktif pada peserta didik. Menurut Bruner dalam jurnal yang ditulis Asmadi Alsa, seharusnya peserta didik
belajar dengan terlibat secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dimana mereka terdorong untuk memiliki pengalaman dan melakukan eksperimen yang
memungkinkan
mereka
menemukan
sendiri
konsep-konsep
dan
prinsipprinsip tersebut. Belajar aktif adalah belajar dimana peserta didik secara mental terlibat langsung dalam aktivitas belajar itu sendiri.
5.
Kerangka Berfikir Keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh guru
sebagai
pengelola
utama.
Kemampuan
guru
didalam
mengatur
serta
mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar peserta didik dapat mendorong peserta didik melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Disamping itu guru juga harus mampu menjabarkan pokok bahasan memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi yang diampunya kedalam kegiatan pembelajaran yang bisa mendorong peserta didik terlihat aktif didalamnya.
Kemampuan
guru
mengelola dan
menggunakan
instrumen
pembelajaran yang ada akan menumbuhkan aktivitas peserta didik dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dalam masa perkembangan peserta didik SMA dapat dikategorikan berada pada usia remaja. Pada masa ini, seorang remaja memiliki kecenderungan untuk lebih banyak bergaul dengan teman-teman sebayanya. Mereka lebih senang belajar dengan teman sebaya dalam bentuk kelompok. Adanya kebanggaan terhadap kelompok dalam hal positif menjadikan kerja sama yang lebih baik. Agar kelompok mereka lebih baik, peserta didik akan terdorong untuk aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran baik secara mental maupun fisik. Keaktifan ini terutama terlihat pada aktivitas bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan ide, menanggapi masalah, dan sebagainya. Keaktifan peserta didik tentunya tidak bisa dipisahkan dari lingkungan sekitarnya baik keluarga, masyarakat, dan lingkungan alam sekitarnya. Penggunaan metode ceramah oleh guru dalam menyampaikan informasi pada peserta didik sangatlah tepat tapi peserta didik cenderung pasif karena komunikasi yang terjadi hanya satu arah. Peserta didik hanya jadi pendengar, sehingga interaksi yang diharapkan kurang optimal. Oleh
karena itu perlu adanya perpaduan atau modifikasi ceramah dengan metode lain. Metode lain yang dapat mendorong peserta didik berperan aktif adalah strategi diskusi dan kelompok. Bila keduanya digabungkan maka akan menjadi diskusi kelompok. Perpaduan ketiga strategi inilah yang ada pada strategi pembelajaran kooperatif. Dalam hal ini guru menggunakan metode ceramah untuk menginformasikan tujuan dan materi pelajaran sedang diskusi kelompok digunakan untuk mempelajari materi pelajaran dan memecahkan masalah. Aktivitas diskusi kelompok dilakukan dalam bentuk kelompok kecil, terdiri 3-5 orang yang diharapkan lebih efektif dalam membuka peluang peserta didik untuk berpartisipasi. Strategi pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan apabila dibandingkan dengan strategi lain dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang dapat dilihat dari hasil belajar. Dengan kerangka pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa kooperatif merupakan salah satu strategi belajar yang menitikberatkan pada kerja sama anggota kelompok sebaya secara efektif yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi.
6.
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kerangka berfikir, maka peneliti mengajukan pertanyaan
penelitian yaitu: 1. Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar kelas 10 di SMA Negeri 4 Cirebon ? 2. Bagaimanakah aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif ?
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) dengan penerapan pembelajaran kooperatif teknik STAD (Student Team Achievement Divisions). Sedangkan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif yang bertujuan untuk mengungkapkan fakta yang sudah ada dan mendiskripsikan sesuai dengan fenomena. Jadi menggali fakta yang ingin diketahui kemudian dideskripsikan. Sedangkan kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka. B.
Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas 10 SMA Negeri 4
Cirebon, yang bersamaan dengan itu sedang terselenggarakan pokok bahasan memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi. C.
Variabel Penelitian Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran kooperatif,
sedangkan variabel terikatnya prestasi belajar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan prestasi siswa, maka diperlukan variabel penghubung antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel sela atau intervening variabel pada penelitian ini adalah aktivitas siswa. Hubungan variabel-variabel ini dapat dilihat pada gambar 1. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran ialah usaha yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapka secara efektif dan efisien. Dalam hal ini peneliti melakukan penerapan strategi kooperatif dalam pembelajaran kelompok kecil yang digabung dengan ceramah, diskusi dan latihan soal.
2. Aktivitas siswa Aktivitas siswa ialah kegiatan siswa baik secara fisik maupun psikis dalam proses pembelajaran dengan melihat kegiatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Prestasi Siswa Prestasi belajar siswa pada pokok bahasan memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi ialah hasil evaluasi yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar dalam mempelajari materi TIK pada pokok bahasan memahami fungsi dan proses kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes.
Gambar 1. Hubungan Antar Variabel
D.
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, dokumentasi. Observasi dilakukan secara terstruktur, artinya kriteria yang akan diamati sudah disiapkan terlebih dahulu, kemudian disusun dalam lembar observasi. 1.
Lembar Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas serta perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung tanpa mengganggu kegiatan belajar mengajar. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan berupa
catatan lapangan. Lembar observasi diisi oleh observer yang telah ditunjuk. 2. Tes Digunakan untuk mengukur tingkat nilai hasil belajar siswa baik siklus I, II dan seterusnya bila diperlukan. Tes dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tujuan yang dirumuskan dan divalidasi oleh expert judgement sebelum di uji-cobakan. Hasil tes digunakan untuk mendeskripsikan prestasi siswa. 3. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumendokumen atau catatan yang mendukung dalam proses pembelajaran. Dokumen yang digunakan antara lain : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar kelompok siswa, daftar tugas siswa, dan daftar nilai siswa. Proses pembelajaran dicatat dalam catatan lapangan dan didokumenkan dalam bentuk foto sehingga dapat digunakan untuk membantu proses refleksi.
E.
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi
yang berfungsi untuk mengamati aktivitas siswa selama proses belajar-mengajar berlangsung dan lembar soal tiap siklusnya yang berfungsi untuk mengukur prestasi belajar siswa.
F.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1.
Uji Validitas Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2003 : 137). Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat para ahli experts judgement. Sedangkan untuk validitas isi dalam hal ini untuk instrumen
yang berbentuk tes pengujian instrumen dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. 2.
Uji Reliabilitas Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, :2006 : 133-134). Suatu instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005 : 267). Reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kehandalan tes. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen tes digunakan rumus KR-20.
G.
Teknik Analisis Data Semua yang terjadi, baik yang direncanakan maupun yang tidak
direncanakan perlu dianalisis untuk menentukan apakah ada perubahan kearah perbaikan disituasi terkait. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Artinya dari data yang diperoleh dalam penelitian ini disajikan apa adanya kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai fakta yang ada. Sedangkan untuk kuantitatif mengukur pencapaian hasil kompetensi dengan sistem rata-rata kelas pada hasil evaluasi disetiap siklus. a.
Analisis aktivitas siswa Untuk analisis data observasi kegiatan belajar mengajar aktivitas secara
keseluruhan rumusnya sebagai berikut.
Persentase :
SkorAktivitasSiswa x100% SkorTotalAktivitasSiswa
Keterangan: Skor aktivitas Siswa : Jumlah kegiatan yang dilakukan siswa dalam waktu pengamatan. Skor total aktivitas siswa : Jumlah skor maksimal yang dilakukan oleh siswa
Tujuan dari analisis aktivitas siswa adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas siswa sebagai analisis awal akan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa. b.
Analisis hasil evaluasi Teknik persentase hasil evaluasi yaitu jumlah skor benar hasil tes yang
diperoleh siswa dibandingkan dengan jumlah total benar, dirumuskan: Persentase :
SkorJawabanBenar x100% SkorMaksimun
Keterangan: Skor perolehan benar : Jumlah skor yang benar diperoleh siswa Skor maksimum : Jumlah skor benar keseluruhan atau maksimum Analisis hasil evaluasi dengan perhitungan persentase ini dilakukan pada tiap akhir siklus. Soal yang diberikan dan yang harus dikerjakan siswa jumlahnya disesuaikan dengan sub kompetensi yang disampaikan.
H.
Pelaporan Hasil Data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini akan dianalisis dan
hasilnya akan dilaporkan. Laporannya hasil analisis tersebut mencakup ulasan tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, dan pencapaian hasil belajar pada tiap metode yang dilakukan.