BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif Penelitian ini dilakukan dengan desain Quasi Experiment dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest with control group design dimana pemilihan sample tidak dilakukan secara acak
baik pada kelompok
kontrol maupun kelompok perlakuan, dan sebelum kedua kelompok tersebut dilakukan pretest terlebih dahulu untuk mengukur keadaan awal kedua kelompok dan posttest untuk mengukur keadaan setelah diberi perlakuan. Dimana intervensi yang dilakukan adalah selama 2-3 minggu dengan memberikan perlakukan tambahan pada kelompok intervensi yaitu spa kaki yang dilakukan sebanyak 5 kali dalam seminggu yang dilakukan selama 2 minggu sedangkan pada kelompok kontrol tidak dilakukan spa kaki. Pada kelompok intervensi ,maupum kelompok kontrol sama sama dilakuka pre- test dan post-test dilakukan saat hari terakhir spa kaki pada kelompok intervensi dan dilakukan pula pada kelompok kontrol .
Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut :
Pretest
Perlakuan
Posttest
O1>------------ (X) >-------------O2 O3>------------ (X) >-------------O4
Keterangan : O1 = observasi 1 O2 = observasi 2 O3 = observasi 3 O4 = observasi 4 X1 = intervensi 1 X2 = intervensi 2 Rangkaian penelitian tersebut terus dilakukan 5 kali seminggi selama 2 minggu.
B. Populasi dan Sampel Sugiyono (2009) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang akan diteliti, bukan hanya objek atau subjek saja yang akan dipelajari, tetapi seluruh yang dimiliki. (Hidayat, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh diabetisi di Puskesmas Toddopuli kecamatan Manggala kota Makassar Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi, dibuatnya sampel dalam penelitian untuk mempelajari karakteristik suatu populasi. (Hidayat, 2017).
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut : Kriteria Inklusi : 1. Penderita diabetes tipe 2 2. Mengalami gejala pada tungkai bawah berupa kebas,nyeri,merasa kaku,dan mati rasa pada kaki. 3. Mengalami neuropati pheriperal 4. Berdomisili di wilayah puskesmas Toddopuli kecamatan Manggala kota Makassar. 5. GDS ≤ 200 mg/dl 6. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian Kriteria eksklusi 1. Terdapat luka ulkus 2. Dalam terapi insulin 3. Mengonsumsi alcohol 4. Perokok aktif 5. Fraktur pada kaki 6. Tidak mengikuti semua kegiatan atau mengundurkan diri. Pengambilan sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus Issac dan Michael dalam Nursalam (2017)
Simpangan : 0,01 = TK 99% = 2,57 0,05 = TK 95% = 1,96 0,1 = TK 90% = 1,64 Simpangan 0,01
n = Z2 . p . q d2 n = (2,57)2 . 0,5 . (1-0,5) (0,01)2 n = 6,6049 . 0,5 . 0,5 (0,0001) n = 1,651225 0,0001 n = 17 sampel keterangan : n = perkiraan besar sampel z = nilai standar untuk norman a = 0,01 (2,57) p = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50% q = 1-p (0,5) d = tingkat kesalahan yang dipilih (0,01)
C. Waktu dan Tempat 1. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja PKM Toddopuli kecamatan Manggala Kota Makassar.
2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2019
D. Variable Penelitian Dalam penelitian ini terdapat variable dependent (variabel terikat) adalah pencegahan Neuropati Diabetik (ND) yang meliputi perbaikan sensorik dan mtorik, dan variable idependent (variabel bebas) adalah Spa kaki Diabetes. E. Definisi Operasional Spa kaki diabetes adalah suatu tindakan pasien Diabetes Melitus yang terdiri dari senam kaki, pembersihan (skin cleansing), dan foot massage. Dimulai dari senam kaki diabetik yang menggunakan media Koran dilakukan sebanyak 5 kali dalam 1 minggu selama 2 minggu, dan dilanjutkan dengan pemberian, Skin cleansing (pembersihan) merendam kaki selama lima hingga sepuluh menit dengan air hangat, setelah dilakukan Foot massage ( pijat kaki diabetes ) adalah pijatan yang lembut dengan mengusap dan dengan sedikit tekanan pada kaki.
Seluruh perlakuan tersebut di observasi dengan menggunakan lembar observasi dan seluruh tindakan dan kegiatan tersebut harus dilakukan oleh kelompok intervensi.
Variabel Dependen : Sensori pada diabetisi dengan neuropati pheriperal
Definisi Pengukuran sensori untuk menilai sensitifitas kaki dansensasi vibrasi pada diabetisi yang diukur dengan monofilame nt 10 mg dan garputala 128 hz pada telapak kaki
Indikator
Alat Ukur
Skala Ukur
Skor
Kualitas sensasi sensori 4. Monofila Ordinal Skor dibagi menjadi 3 yaitu : ment 10g sensasi 1. Sensasi normal : untuk sensori jika pasien perespon 8 mengukur 0-10 titik lokasi pemeriksan sensasi menggunakan tekanan monofilament dan pasien dan mampu merasakan vibrasi sentuhan. kurang dari 10 detik pada 5. Garputala pemeriksaan sesasi 128 Hz getaran dengan (sensasi menggunakan garputala getaran) 128 hz 6. Lembar pemeriks 2. Sensasi menurun : aan Jika pasien merespon neuropati kurang dari 8 titik (1-7) 7. Lembar lokasi pemeriksaan observasi dengan menggunakan monofilament Dan pasien mampu merasakan vibrasi lebih dari 10 detik pada pemeriksaan sesasi getaran dengan menggunakan garputala 128 hz
3. Tidak ada sensasi : Jika pasien tidak merespon sensasi dari pemeriksaan menggunakan monofilament dan tidak ada vibrasi samasekali menggunakan garputala 128 hz
F. Jenis dan Pengumpulan Data Objek dalam penelitian ini adalah pasien yang mengalami diabetes melitus tipe II. Data dalam penelitian didapatkan dengan cara intraksi secara langsung (data primer) dengan teknik yang dilakukan oleh peneliti adalah
observasi,
wawancara,
pengukuran
terhadap
sensorimotor
Neuropati Diabetik (ND) dan data sekunder berupa data yang diperoleh secara evaluasi dan pelaporan puskesmas Toddopuli kecamatan Manggala kota Makassar. G. Alat dan Instrumen Instrument yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah Monofilament 10g untuk mengukur sensasi tekanan atau sentuhan dan garputala 128 Hz untuk mengukur sensasi geratan, H. Manajemen Data Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya sebagai berikut. 1. Pengelolaan Data Data
yang dikumpulkan
dari
hasil
dokumentasi
dari
pengukuran kemudian diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Editing Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan dari data yang dikumpulkan, juga memonitor agar tidak terjadi kekosongan dari data yang dibutuhkan.
b. Coding Merupakan usaha untuk mengelompokkan data atau pemberian kode numerik (angka) menurut variable panelitian. Coding dilakukan untuk mempermudah dalam proses tabulasi dan analisis data. c. Data entry Merupakan
kegiatan
memasukkan
data
yang
telah
dikumpulkan ke dalam master table atau database computer, komudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat table kontigensi. d. Melakukan teknik analisis Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan mengunakan ilmu statistik terapan, sesuai dengan tujuan yang hendak dianalisis. Apabila Merupakan pengecekan kembali data yang sudah di entry dengan missing data, variasi data, dan konsisten data. 2. Analisis Data Dalam penelitian ini, data yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis dengan teknik statistik. Proses pemasukan data dan pengolahan data menggunakan aplikasi perangkat lunak komputer dengan menggunakan program perangkat lunak komputer.
a. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian, analisa ini akan menghasilkan distribusi dan frekuensi dari tiap variabel yang diteliti. b. Analisa Bivariat Untuk melihat tiap-tiap variabel independen dan variabel dependen maka digunakan uji wilcoxon untuk menguji 2 kelompok sampel.
I. Etika Penelitian Menurut Yurisa (2008) dalam bukunya Etika Penelitian Kesehatan bahwasanya Komite Nasional Etika Penelitian telah membagi empat etika yang harus ada dalam melakukan penelitian kesahatan yaitu: 1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity). Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang terkait dengan ptinsip menghormati harkat dan martabat manusia dalah peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subjek (informed consent).
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality). Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya
diketahui
orang
lain,
sehingga
peneliti
perlu
memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subjek dalam kuesioner, dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti identitas responden. 3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness). Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hatihati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktorfaktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan
religius
subyek
penelitian.
Lingkungan
penelitian
dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Keadilan memiliki bermacam-macam teori, namun yang terpenting adalah bagaimanakah keuntungan dan beban harus di distribusikan di antara anggota kelompok masyarakat. Prinsip keadilan
menekankan
sejauh
mana
kebijakan
penelitian
membagikan
keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat. Sebagai contoh dalam prosedur penelitian, peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian. 4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits) Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi
(beneficence).
Peneliti
meminimalisasi
dampak
yang
merugikan bagi subyek (non maleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek penelitian.