FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG METODE PENDIDIKAN ISLAM)
Disusun Oleh : 1. DESI DWI MAS JULIANTI 2. ELSA SAFITRI 3. IZZA CHOIRUN NISA
(1820205046) (1820205047) (1820205060)
Dosen Pengampu : MUKTI ALI, M.PD.I
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG TAHUN AJARAN 2018/2019
Daftar Isi
Pembukaan ............................................................................................................................................. i Latar Belakang ....................................................................................................................................... ii Rumusan Masalah .................................................................................................................................. ii Tujuan ................................................................................................................................................... ii Pembahasan............................................................................................................................................ 1 Pengertian Metode Pendidikan Islam .................................................................................................... 1 Metode Pendidikan Islam ..................................................................................................................... 1 Tujuan dan Fungsi Metode pendidikan Islam ........................................................................................ 6 Asas-asas Metode Pendidikan Islam ...................................................................................................... 6 Karakteristik metode Pendidikan Islam ................................................................................................. 8 Penutup ................................................................................................................................................. 12 Daftar Pustka .......................................................................................................................................... 13
i
A. Latar Belakang Sebagai suatu ilmu Metodologi atau Metode merupakan bagian dari perangkat disiplin keilmuan sebagai yang menjadi induknya. Hampir semua ilmu pengetahuan mempunyai metodologi tersendiri. Oleh karena itu ilmu pendidikan sebagai salah satu disiplin ilmu juga memiliki metodologi yaitu metodologi pendidikan. Yaitu suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang, karena dengan pendidikan seseorang dapat meraih cita-cita yang diinginkan. Tentunya untuk mencapai cita-cita tersebut seseorang membutuhkan pendidik untuk membantunya mewujudkan citacitanya tersebut. Dan tidak lupa pula bahwa metodologi ialah hal yang sangat di perlukan, itu ialah yang penting karena semua harus dimulai dengan metode atau cara-cara agar tujuan yang kita lakukan berjalan lancer. Tidak lupa pula bahwa peran atau orang yang terlibat dalam cara itu sangat penting karena ialah sebagai perantara. Manakalah zaman ssemakin jauh dan banyak metodolgi yang di pelajari agar dapat muda dimengerti dari zaman ke zaman dan dapat dipahami ataupun dipakai dari zaman ke zaman. Maka dari itu kami mencoba untuk membuat makalah metode pendidikan islam untuk mengembangkan cara metodologi pengajaran dalam islam yang lebih baik dan dapat diterima dari zaman ke zaman. Penulis harap dapat mendapatkan hal yang bermaanfaat dari makalah. B. Rumusan Masalah 1. Apa Itu Pengertian Metodoogi ? 2. Apa Saja Metodologi Pendidikan Islam? C. Tujuan 1. Mengetahui metodologi pendidikan islam 2. Mengetahui bagaimana cara mengajar atau memberi pelajaran kepada pelajar dalam ajaran islam
ii
Pembahasan A. Pengertian Metode Pendidikan Islam Secara lateral motode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari dua kosa kata yaitu meta yang berati melalui dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode ialah berarti jalan yang dilalui. metode adalah syarat efesiensi yang aktivitas kependidikan Islam. Secara teknis menerangkan bahwa metode adalah : 1. Sesuatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan 2. Sesuatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu. 3. Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur Bedasarkan pendapat Runes tersebut, bila dikaitkan dengan proses kependidikan islam. Maka metode berarti suatu prosedur yang dipergunakan pendidik dalam melaksanakan tugas-tugas kependdidkan untuk mencapai tujuan yang telah diciptakan (dari segi pendidik) Lalu metode mempunyai fungsi : 1. Polipragmatis yaitu makalah metode mengandung kegunaan yang serba ada. Atau lebih dikenal memakai alat. 2. Monopragmatis yaitu alat hanya dapat Dipergunakan untuk mencapai satu macam tujuan saja. Dengan kata lain metode ini menggunakan laboratorium untuk menguji eksperimen ilmu alam. biasa umum metode pendidikan Islam. Segala cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bagaimana caranya menyampaikan pesan pendiidikan, inilah sebetulnya hakikat metode tersebut. Karena itu metode bisa dalam bentuk perkataan, perbuatan dan juga diamnya seseorang pendidik. Contoh: teladan adalah salah satu metode yang tidak diucapkan, tetapi dilihat oleh peserta didik sebagai sesuatu yang layak untuk ditiru misalnya cara berpakaian, bertutur kata, dan sikap sehari-hari si pendidik.
B. Metode Pendidikan Beberapa bentuk metode-metode pendidikan sebagai berikut: a. Metode Teladan Secara psikologis, manusia cenderung meniru karakter orang lain, terutama orang yang difigurkannya. Peniruan tersebut biasanya bersumber dari kondisi mental seseorang 1
yang semua merasa bahwa dirinya berada dalam perasaan yang sama dengan kelompok lain sehingga dalam peniruan ini anak-anak yang sedang mencari identitas diri cenderung meniru orang dewasa, kaum lemah cenderung meniru orang kuat, dan bawahan cenderung meniru atasannya. Dalam pendidikan pun, kecenderungan peserta didik dalam meniru orang lain juga terjadi. Ibnu Khaldun dalam buku pemikiran islam menjelaskan pentingnya keteladanan guru (pendidik) dalam proses pendidikan, dia berpendapat bahwa agar sifatsifat terpuji dan keutamaan-keutamaan suatu ilmu dapat tertanam dengan kuat pada jiwa anak didik, maka mau tidak mau seorang pendidik harus mau menjadi teladan bagi muridmuridnya. Beliau juga berpendapat bahwa kesempurnaan pendidikan akan diperoleh dengan pergi menuntut ilmu dan menemukan guru-guru paling berpengaruh agar dapat diteladani baik ilmu maupun akahiratnya. Dalam QS. Al-Ahzab ayat 21 yang artinya
ْان َل َقد َْ َول فِي َل ُكمْ ك ِْ س َْ َه يَر ُجو ك َْ م ال َّل َْ ه َو َذكَ َْر الآخِ َْر َواليَو َْ ِيرا ال َّل َ ِمنْ َح ُ س َنةْ ُأس َوةْ ال َّلهِْ َر َ ان ل ً كَث “sesungguhnya telah ada pada diri Rasullulah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.” Kepribadian Rasul yang menjadi contoh teladan itu mrnjadikan warisan bagi pendidik. Pendidik muslim , mestilah seperti Rasul yang menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Perilaku,sikap,berpakaian, tutur kata, bahkan berjalan seorang guru terkait dengan pendidikan. Dalam rangka pembentukan karakter, maka metode contoh teladan ini adalah salah satu metode yang sangat dihandalakan. Karena lewat keteladananlah seorang peserta didik dapat mencontoh perilaku yang baik dan menjauhi perilaku yang jahat.
b. Metode Kisah Sebagian besar isi al-qur’an muatannya sejarah. Filosofis mempelajari sejarah ialah untuk menjadikan kisah sejarah yang ada itu untuk menjadi I’tibar atau ibrah. Didalam kisah sejarah selalu muncul dua peristiwa yaitu baik dan buruk, begitu juga muncul took baik dan buruk. Karena kebaikan selalu mendatangkan kemaslahatan, sedangkan kejahatan mendatangkan kehancuran. Maka sejarah dapat dijadikan contoh pembelajaran untuk mencontoh yang baik dan menjauhi yang buruk. c. Metode Nasihat 2
Pada prinsipnya seorang pendidik adalah pemberi nasihat, bertugas membentuk kepribadian seseorang didalam membentuk kepribadian unsur utamanya yaitu membentuk jiwa. Disini yang sangat diperlukan adalah transfer value, pentransferan nilai-nilai. Nilai=nilai yang ditransfer adalah nilai-nilai baik yang belum dikenal oleh peserta didik. Didalam pentransfran nilai-nilai tersebut banyak jalan bisa dilaksanakan, salah satunya lewat nasihat “Addinun nasihah” Agama itu nasihat. Sebagaimana firman Allah dalam QS; Al-ashr 1-3 : “Demi massa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang beriman dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihatmenasihati menetapi kesabaran”.
d. Metode hafalan Metode hafalan telah dikenal sejak awal perkembangan Islam, Hal ini bisa dilihat dari upaya para sahabat dalam menghafal Al-Qur’an dan Hadits. Selanjutnya, generasigenerasi sesudahnya pun tetap mengembangkn hafalan ini. Namun, metode ini hanya digunakan dalam bidang-bidang tertentu saja, terutama dalam belajar bahasa, metode hafalan sangat dibutuhkan. Contoh dalam bahasa arab, Ibn Khaldun menyebutkan dalam paparannya bahwa bagi mereka yang ingin mempelajari bahasa arab haruslan menghafal atau menguasai banyak materi. Kualitas keahliaan yang dihasilkan tergantung kepada kualitas tipe, dan jumlah materi yang dihafal. Beliau juga menyebutkan bahwa kualitas pemakaian bahasa seseorang dari generasi sesudahnya tergantung kepada kualitas bahan yang dipelajari atau yang dihafal, dengan mningkatkan bahan sastra yang dihafal atau dikuasai, keahlian yang diperoleh akan lebih meningkat.
e. Metode dialog Ibnu Khaldun dalam buku pemikiran pendidikan islam mengkritik metode hafalan dalam hal penguasaan tentang suatu ilmu secara utuh hingga memiliki kompetensi terhadap ilmu tersebut. Menurutnya, metode yang paling tepat untuk menguasai suati disiplin ilmu ialah melalu dialog. Sebaliknya, metode hafalan tidak akn membuat peserta didik menguasai tentang suatu persoalan sehingga ia tidak akan memiliki kemampuan tentang
3
ilmu tersebut. Oleh karena itu, dengan tegas Ibnu Khaldun membedakan antara metode hafalan dengan dialog. Dalam pernyataan Ibnu Khaldun dijelaskan bahwa metode dialog lebih dibutuhkan oleh sarjana muslim daripada metode menghafal. Metode hafalan memang tetap dibutuhkan, namun jika metode hafalan lebih ditekankan daripada dialog maka seseorang akan kurang lancar atau kurang mampu dalam mengajarkan ilmu ynag diperolehnya kepada orang lain. Jika seseorang kurang mampu dalam melaksanakan proses pengajaran, maka tradisi pendidikan niscaya akan terhenti, padahal pendidikan mestinya dikembangkan secara kontinu dari satu generasi ke generasi berikutnya.
f. Metode widya wisata Ibnu khaldun dalam buku pemikiran pendidikan islam menceritakan bahwa pada masanya, orang menuntut ilmu dilakukan melalui 2 cara, yaitu: 1. Belajar mendapatkan ilmu dari kitab-kitab (buku-buku) yang dibacakan oleh guru-guru yang mengajar, lalu mereka menjelaskan permasalahan ilmu pengetahuan tersebut kepada murid-muridnya 2. Dengan jalan mengikuti para ulama terkenal yang mengarang kitab-kitab tersebut serta mendengarkan sacara langsung pelajaran yang mereka berikan. Dari dua cara ini, ibnu khaldun lebih menganjurkan cara kedua yaitu melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu. Karena dengan cara ini anak didik akan mudah mendapatkan sumber-sumber pengetahuan yang banyak sesuai dengan eksploratif anak. Pengetahuan mereka yang berdasarkan observasi langsung itu akan berpengaruh besar dalam memperjelas pemahamannya terhadap penegtahuan lewat pengetahuan indrawinya. Selain itu, orang yang menuntut ilmu hanya melalui buku-buku, seringkali membuat mereka bingung tidak mengerti secara utuh maksud dari penulisannya, apalagi jika istilahistilah yang digunakan sulit untuk dipahami. Sementara bagi mereka yang bertemu langsung dengan guru tersebut jelas akan dapat melakukan dialog dengannya sehingga hal hal-hal yang membingunkan dapat diperjelas dan ilmu yang diajarkan akan diperoleh secara utuh.
4
g. Metode pengulangan dan bertahap Pada dasarnya metode ini perlu diterapkan berdasarkan asumsi bahwa kemampuan menerima ilmu pengetahuan pada anak itu berproses hal ini karena anak masih mempunyai kekuatan otak yang minim sekali, sehingga kesiapan anak memahamiilmu pengetahuan berlangsung secara bertahap. Metode ini dapat dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu : 1. Pendidik memberikan masalah-masalah yang menjadi topik pokok suatu bab dan menerangkan secara umum dengan memperhatikan kemampuan berpikir anak didik untuk memahaminya 2. Karena kemampuan anak didik masih lemah, maka pendidik hendaknya kembali mengemukakan pelajaran yang sama untuk kedua kalinya. Hanya saja dalah tahap ini pendidik memberikan pengajaran dalam bentuk yang lebih luas cakupannya, dengan memberikan komentar dan penjelasan tentang perbedaanperbedaan pandangan tentang objek kajian sehingga sampai pada akhir materi pelajaran 3. Penguasaan anak didik terhadap materi yang diberikan telah semakin terlatih dan menguat , maka pendidik hendaknya kembalii menerangkan materi pelajaran dengan mendalam, sehingga mereka dapat memiliki keahlian dengan sempurna
h. Metode belajar Al-Qur’an Khusus dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada generasi muda, Ibnu Khaldun memiliki pandangan sendiri yang jarang dikemukakan oleh ahli lain. Menurutnya, dalam mengajarkan Al-Qur’an, umat Islam memiliki metode yang berbeda-beda sesuai dengan pemahaman mereka tentang ta’lim. Contoh nya : 1. Orang maghribi, mereka membatasi pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an kepada anak- anak, seperti tentang perbedaan diantara para ahli AlQur’an.mereka tidak mencampuradukkan pelajaran Al-Qur’an dengan pelajran – pelajaran lainnya. 2. Orang andalusia, metode mereka dalam pengajaran Al-Qur’an berikut dengan penguasaan penulisannya sebagaimna apa adanya. Hanya saja, karena Al-Qur’an merupakan pondasi dan sumber Islam serta ilmu pengetahuan, mereka 5
menjadikannya sebagia dasar pengajaran. Mereka juga tidak membatasi anakanaknya pada Al-Qur’an saja, tetapi mereka juga memasukkan pelajaran lainnya ke dalam kurikulum pengajarannya. Ibnu Khaldun mengomentari bahwa orang maghribi yang membatasi diri dalam belajar Al-Qur’an tidak memperoleh keahlain berbahasa sama sekali. Sebab mereka hanya menekankan hafalan saja tanpa memahami istilah-istilah Al-Qur’an dan mereka tidak berusaha memahami gaya bahasa yang ada dalam ayat-ayat Al-Qur’an tersebut. Sementara orang-orang andalusia yang memakai kurikulum campuran, membuat mereka agak mengusai bahasa arab tetapi bekal mereka terhadap semua cabang ilmu pengetahuan cukup terbatas karena sikap mereka cenderung dalam mempelajari Al-Qur’an dan Hadits. Ibnu khaldun lebih cenderung kepada pemahaman isi Al-Qur’an secar integral, dan sangat tidak menyukai bila anak membaca Al-Qur’an tetapi tidak paham akan maksudnya. Oleh karena itu, beliau menjadikan bahasa arab sebagai dasar studi segala pengetahuan, bahkan ibnu khaldun mendahulukan pengajaran bahasa arab dari pengetahuan-pengetahuan lainnnya, termasuk Al-Qur’an dari segala penegtahuan keagamaan. Menurutnya, mendahulukan pelajaran Al-Qur’an atas bahasa arab hanya akan membaca tanpa mampu memahami, bahkan mungkin akan mengacaukan makna. Untuk memperkuat pendapatnya tersebut, beliau mengutip pemikiran Hakim Qadhi Abu Bakar bin al-‘Arabi yang mengatakan: “alangkah tidak bijaksananya penduduk negeri ini yang menyuruh anak-anak mempelajari Al-Qur’an pada masa dini. Mereka membaca apa yang tidak dimengertinya dan berusaha keras untuk sesuatu yang tidak ada gunanya.
C. Tujuan dan Fungsi Metode Pendidikan Islam Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantap 1. Menegenal metodologi pengajaran di sekolah islam 2. Dapat memasukan ajaran agama islam lebih sering dan lebih banyak agar lebih mengenal agama 6
3. Lebih dekat dengan ajaran islam 4. Dapat memaduakn ajaran atau pembelajaran dari zaman ke zaman Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi pendidikan islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik.
D. Asas-asas Metode Pendidikan Islam Secara umum asas metode pendidikan islam menurut al-Syaibany 1. Asas Agama yaitu prinsip-prinsip, asas-asas dan fakta-fakta umum yang diambil dari sumber asasi ajaran islam, yakni Al-Qur’an dan Sunnah rasul 2. Asas Biologis yaitu dasar yang mempertimbangkan kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan usia peserta didik. 3. Asas Psikologis yaitu prinsip yang lahir di atas pertimbang kekuatan psikologis, seperti motivasi, kebutuhan, emosi, minat, sikap, bakat dan kecapakan akal atau kapasitaas intelektual 4. Asas Sosial yaitu asas yang bersumber dari kehidupan sosial manusia seperti tradisi, kebutuhan-kebutuhan, harapan-harapan, dan tuntunann kehidupan yang senantiasa maju dan berkembang.
Dilihat dari sudut pelaksanaanya asas-asas metode pendidikan Islam dapat diformulasikan 1. Asas Motivasi, yaitu usaha pendidik/pengajar untuk membangkitkan perhatian dan semangat peserta didik ke arah bahan pembelajaran yang sedang disajikan. 2. Asas Aktivitas, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ambil bagian secara aktif, kreatif, dan inovatif dalam seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dalam pembelajaran. 3. Asas Apresiasi, yaitu mengupayakan respon-respon tertentu dari peserta didik sehingga mereka memperoleh perubahan pada tingkah laku. 4. Asas Peragaan yaitu memberikan variasi dalam cara-cara mengajar kepada peserta dengan mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata, baik dalam bentuk aslinya maupun tiruan.
7
5. Asas Ulangan yaitu usaha untuk mengetahui taraf kemajuan atau keberhasilan belajar peserta didik dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. 6. Asas Korelasi yaitu menghubungkan suatu bahan pelajaran dengan bahan pelajaran lainnya, sehingga membentuk mata rantai yang erat. 7. Asas Konsentrasi yaitu memfokuskan pada suatu pokok masalah tertentu dari keseluruhan bahan pelajaran untuk melaksanakan tujuan pendidikanserta memperhatikan peserta didik dalam segala aspeknya. 8. Asas Invidualisasi yaitu memeperhatikan perbedaan-perbedaan individual peserta didik. 9. Asas Solsialisasi yaitu menciptakan situasi social yang membangkitkan semangat kerja sama antara peserta didik dengan pendidik atau sesama peseta didik dan masyarakat, dalam menerima pelajaran agar lebih berdaya guna. 10. Asas Evaluasi yaitu memperhatikan hasil dari penilian terhadap kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai umpan balik peserta didik sebagai umpan balik pendidik dalam memperbaiki cara mengajar. 11. Asas Kebebasan yaitu memebrikan keleluasan keinginan dan tindakan bagi peserta didik dengan dibatasi atas kebebasan yang mengacu pada hal-hal yang positif. 12. Asas Lingkungan yaitu menemukan metode dengan berpijak pada pengaruh akibat berinterkasi dengan lingkungan. 13.Asas Globalisasi yaitu memperhatikan reaksi peserta didik terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga seacar fisik, sosial dan sebagainya. 14. Asas Pusat-Pusat Minat yaitu mem perhatikan kencederungan jiwa yang tetap ke jurusan suatu yang berharga bagi sesorang. 15. Asas Ketauladanan yaitu memberikan contoh terbaik untk ditiru dan ditauladani peserta didik. 16. Asas Pembiasaan yaitu memebiasakan hal-hal positif dalam diri peserta didik sebagai upaya praktis dalam pembinaan mereka.
E. Karakteristik Metode Pendidikan Islam 1. Keseluruhan proses penerapan metode pendidikan islam mulai dari pembentukannya, penggunanya samai pengembangnya tetap yang didasarkan pada nilai-nilai asasi Islam sebagi ujaran yang universal 8
2. Proses pembentukan, penerapan dan pengembangnya tetap tidak data dipisahkan dengan konsep al-akhlak a-karimah sebagai tujuan tertinggi dalam pedidikan islam. 3. Metode pendidikan islam bersifat luwes dan fleksibel dalam artian senantiasa membuka diri dan dapat menerima perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang melingkupi proses kependidikan islam tersebut, baik dari segi peserta didik, pendidik, materi pelajaran dan lain-lain,]. 4. Metode pendidikan islam berusaha sungguh-sungguh untuk menyeimbangkan antara teori dan praktek. 5. Metode pendidikan islam dalam penerapannya menekankan kebebasan peserta didik untuk berkreasi dalam mengambil prakarsa dalam batas-batas kesopanan dan al-akhalak alkarimah. 6. Dari segi pendidik, metode pendidikan islam lebih menekankan nilai-niali keteladanan dan kebebasan politik dalam menggunakan serta mengkombinasikan berbagai metode pendidikan yang ada dalam mencapai tujuan pengajaranya. 7. Metode pendidikan islam dalam penerapannya berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memunggkinkan bagi terciptanya interaksi edukatif yang kondusif. 8. Metode pendidikan islam merupakan usaha untuk memudahkan proses pengajaran dalam mencapai tujuanya secara efesien dan efektif. Para pendidik adalah prinsip bahwa penggunaan metode dalam proses kependidikan islam harus mampu membimbing, mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadianya, sehingga yergambar dalam dirinya tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Dalam konteksnya dengan pengembangan metode pendidikan Islam, Abdul Munir Mulkhan, telah mendiskripsikan beberapa petunjuk Al-Qur’an sebagai rujukan pengembangan metode pendidikan islam, anatar lain : a. Allah SWT menyuruh hamba-Nya untuk mencontoh Rasulullah, sebab sesungghunya pada diri Rasulullah itu terdapat teladan yang baik (QS Al-Ahzab/33:21) b. Allah SWT memrintahkan hamba-Nya untuk menyeru manusia ke jalan Tuhan dengan hikmah, pengajaran yang baik dan argumentasi yang dapat dipertangggung jawabkan (QS. An-Nahl/16:25) 9
c. Allah SWT memerintahkan ummat islam untuk mengembangkan sikap arif dan bijaksana dalam melakukan dan menyelesaikan suatu aktivitas (berdiskusi dan bermusyawarah) serta bertawakal kepada-Nya (QS. Ali-Imran/3:159. As-Syura/42:328) d. Manusia diperintahkan untuk melakuakn ekspolari di muka bumi dan memperhatikan bagaiman kesudahan orang –orang yang mendustkana Allah (QS. Al-An’aam/6:11) Sesungguhnya telah berlaku sunnah-sunnah Allah sebelum kamu, karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan agam (QS. Ali- Imran/ 3:137) e. Model penyampaian firman Allah SWT yang evolutif dan risalah kenabian Muhammad SAW memperlihatkan bahwa sosialisasi Islam adalah dilakukan melalui pendidikan dan dakwah. Dari sisi ini dapat disimpulkan bahwa penanaman niali-niali islam dan transformasi kebudayaan islam kepada generasi muslim sehingga tercapai tujuan pembentukan kpribadian muslim sebagai al-insan al-kamil harus difahami sebagai metode pendidikan islam dalam arti seluas-luasunya. Model penyampaian firman Allah SWT yang evolutif dan risalah kenabian Muhammad SAW memperlihatkan bahwa sosialisasi Islam dilakukan melalui pendidikan dan dakwah. An-Nahlawi, mengemukakan beberapa metode yang paling penting dalam pendidikan islam, yaitu: 1. Metode hiwar (percakapan) 2. Mendidik dengan kisah- kisah Qur’ani dan Nabawi 3. Mendidik dengan memberi teladan 4. Mendidik dengan pembiasaan diri dan pengalaman 5. Mendidik dengan mengambil ibrah( pelajaran) dan mauidhah (peringatan) 6. Mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut)
pendapat lain yang lebih diarahkan kepada pengajaran metode pendidikaan Islam secara formal adalah sebagaimana dikemukakan oleh al-Syaibany, yaitu: 1. Metode induksi (pengambilan kesimpulan) 2. Metode perbandingan (Qiyasiah) 3. Metode kuliah
10
4. Metode dialog dan perbincangan 5. Metode Halaqah 6. Metode riwayat 7. Metode mendengar 8. Metode membaca 9. Metode Imla’ 10. Metode hafalan 11. Metode pemahaman 12. Metode lawatan untuk menuntut (pariwisata)
Hal yang terpenting dari penerapan metode tersebut dalam aktivitas kependidikan islam adalah prinsip bahwa tidak ada satupun metode yang paling ideal untuk semua tujuan pendidikan, semua ilmu dan mata pelajaran, semua tahap pertumbuhan dan perkembangan, semua taraf kematangan dan kecerdasan, semua guru dan pendidik, dan semua keadaan dan suasana yang meliputi proses kependidikan itu. Oleh karenanya, tidak dapat dihindari bahwa seorang pendidik hendaknya melakukan penggabungan terhadap lebih dari satu metode pendidikan dalam prakteknya di lapangan. Untuk itu sangat dituntut sikap arif dan bijaksana dari para pendidik dalam memilih dan menerapkan metode pendidikan yang relevan dengan semua situasi dan suasana yang meliputi proses kependidikan Islam sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal.
11
Penutup a. Kesimpulan
12
Daftar Pustaka Abdullah, Abdurrahman shaleh. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al=qur’an.PT Renika Cipta. Jakarta: 2007 Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam Dalam Persepektif Filsafat. Prenadamedia Group. Jakarta: 2014 https://tafsirweb.com/7633-surat-al-ahzab-ayat-21.html diakses tanggal 07 Maret 2019 Nizar,Samsul.Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis.CiputatPers. Jakarta:2002. Kosim, Muhammad. Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Khaldun. Pt Rineka Cipta. Jakarta: 2012
13