Metod Sap 5.docx

  • Uploaded by: yani andriyani
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Metod Sap 5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,776
  • Pages: 14
DAFTAR ISI PETA KONSEP ....................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3 1. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS .......................... Error! Bookmark not defined. 1.1 REVIEW LITERATUR .............................................. Error! Bookmark not defined. 1.1.1 Tujuan Review Literatur ...................................... Error! Bookmark not defined. 1.1.2 Langkah-langkah Review Literatur .................... Error! Bookmark not defined. 1.2 DESKRIPSI TEORI .................................................... Error! Bookmark not defined. 1.3 LANGKAH-LANGKAH MENDESKRIPSIKAN TEORI...... Error! Bookmark not defined. 1.4 KERANGKA BERFIKIR ........................................... Error! Bookmark not defined. 1.5 LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN KERANGKA BERFIKIR ................. Error! Bookmark not defined. 1.6 BENTUK-BENTUK HIPOTESIS .............................. Error! Bookmark not defined. 1.7 MERUMUSKAN HIPOTESIS ................................... Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN ...................................................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ............................................................. Error! Bookmark not defined.

1

2

PETA KONSEP

Riview Literatur

Deskripsi Teori

Langkahlangkah Mendeskrips ikan Teori

Kajian Pustaka dan Hipotesis

Kerangka Berfikir

Langkah-langkah Menyusun Kerangka Berfikir

Bentukbentuk Hipotesis

3

Merumuskan Hipotesis

Merupakan analisis berupa kritik dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus/pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan. Aspek utama dalam melakukan review literatur: Survei artikel yang terkait dengan isu yang diminati, Berikan evaluasi, Mendapatkan masukan yang terkait dengan isu dari publikasi yang terbaru hingga publikasi terlama sehingga bisa mendapatkan gambarannya secara jelas. Merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi. 1) Tetapkan nama variabel dan jumlah variabel yang diteliti, 2) Cari sumber-sumber bacaan sebanyak-banyaknya, 3) Lihat daftar isi setiap buku, 4) Cari definisi setiap variabel, 5) Baca seluruh isi topik buku, 6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka: Kerangka teoritis, Kerangka konseptual, Kerangka operasional. 1) Menentukan variable yang diteliti, 2) Membaca buku dan hasil penelitian, 3) Deskripsi teori dan hasil penelitian, 4) Analisisi kritis terhadap teori dan hasil penelitian, 5) Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian, 6) Sintesa atau kesimpulan. Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis Deskriptif (jawaban sementara dari rumusan masalah deskriftif), Hipotesis Komparatif (jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif), Hipotesis Asosiatif (jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif).

Kesimpulan yang ditarik sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.

PEMBAHASAN

1. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1.1 REVIEW LITERATUR Review literatur merupakan analisis berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan. Tinjauan teori diperlukan untuk menegaskan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan. Teori yang dipilih paling tidak memiliki tiga unsur, yaitu: relevansi, kelengkapan materi dan kemuktakhiran. Relevansi artinya teori yang digunakan sebagai refrensi sesuai dengan bidang kajian penelitian. Kelengkapan berkaitan dengan berbagai pendekatan yang tercermin dalam berbagai teori dalam mempelajari persoalan yang sama. Kemuktahiran berkaitan dengan dimensi waktu. Ada tiga aspek utama dalam melakukan review literatur, yaitu: 1) Survei artikel yang terkait dengan isu yang diminati. 2) Berikan evaluasi, ringkas gambaran-gambaran yang ada. 3) Mendapatkan masukan yang terkait dengan isu dari publikasi yang terbaru hingga publikasi terlama sehingga bisa mendapatkan gambarannya secara jelas. 1.1.1 Tujuan Review Literatur Adapun tujuan-tujuan dari literature review adalah untuk: 1) Membentuk sebuah kerangka teoritis untuk topik/bidang penelitian. 2) Menjelaskan definisi, kata kunci dan terminologi. 3) Menentukan studi, model, studi kasus yang mendukung topik. 4) Menentukan lingkup penelitian. 1.1.2 Langkah-langkah Review Literatur Langkah 1: Membaca tulisan-tulisan ilmiah terkait. Langkah ini terdiri atas dua tahap, antara lain: − Tahap 1. Perhatikan struktur dan teks misalnya daftar isi dan abstrak untuk melihat apakah teks tersebut cocok dengan tujuan. − Tahap 2. Jika teks terlihat cocok dengan tujuan, maka baca dengan lebih detil untuk mencari penelitian tertentu yang akan mendukung review literatur. Teknik ini memungkinkan untuk mengidentifikasi materi yang cocok dengan membaca secara luas dan untuk memperoleh pengertian umum mengenai literatur yang ada di bidang yang menjadi tujuan/diminati.

4

Langkah 2: Mengevaluasi semua tulisan ilmiah yang dibaca. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi tulisan ilmiah, yaitu: akurasi, objektivitas, kemutakhiran dan kecakupan literatur tersebut. Langkah 3: Buat ringkasan publikasi-publikasi tersebut. Buatlah catatan saat membaca literatur mengenai rangkuman poin utama pada literatur tersebut. Langkah 4: Gabungkan menjadi satu cerita ilmiah yang lengkap mengenai suatu permasalahan. Beberapa cara sumber untuk mereview sebuah literatur, antara lain: 1) Skimming, merupakan proses membaca dokumen objek secara cepat sambil mengambil inti-inti dari setiap paragraf. 2) Paragraph statement, membaca kalimat terpenting di dalam suatu paragraf yang berguna untuk membantu mengerti paragraf objek. 3) Document statement, membaca kalimat utama dalam dokumen objek yang berguna untuk membantu mengerti tema keseluruhan.

1.2 DESKRIPSI TEORI Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono, (2009:89) deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi. Oleh karena itu, teori yang dideskripsikan harus memenuhi unsur-unsur berikut: 1) Memberi kerangka pemikiran bagi pelaksanaan penelitian. 2) Membantu peneliti dalam mengkonstruksi hipotesis penelitian. 3) Dapat dipergunakan sebagai dasar atau landasan dalam menjelaskan dan memaknai data atau fakta yang telah dikumpulkan. 4) Dalam hubungannya dengan perumusan masalah penelitian, teori akan membantu mendudukkan permasalahan penelitian secara nalar dan runtut. 5) Membantu mengkonstruksi ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian, sehingga konsep dan wawasannya menjadi lebih mendalam dan bermakna. 6) Dalam hubungannya dengan proses penyusunan desain penelitian, teori memberikan acuan dan menunjukkan jalan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan para ahli melalui teori yang telah digeneralisasikan secara baik.

5

7) Dalam hubungannya dengan penyusunan instrumen penelitian, terutama yang menggunakan validitas membangun (construct validity) dan validitas isi (content validity), teori akan memberikan dasar-dasar konseptual dalam menyusun definisi operasional.

1.3 LANGKAH-LANGKAH MENDESKRIPSIKAN TEORI Deskripsi teori dapat dimanfaatkan dalam penyusunan instrumen penelitian. Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya secara empiris. Diperlukan juga dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang akan diteliti. Berikut langkah-langkah untuk mendeskripsikan teori (Sugiyono, 2009): 1) Tetapkan nama variabel dan jumlah variabel yang diteliti. 2) Cari sumber-sumber bacaan sebanyak-banyaknya yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti. 3) Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. 4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan dan bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lainnya. 5) Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber bacaan yang dibaca. 6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsukan teori harus dicantumkan.

1.4 KERANGKA BERFIKIR Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenan dua variabel atau lebih. Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni:

6

1) Kerangka teoritis. Kerangka teoritis atau paradigm adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. 2) Kerangka konseptual. Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoritis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsep-konsep tersebut. 3) Kerangka operasional. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabelvariabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.

1.5 LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN KERANGKA BERFIKIR Enam langkah proses kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2009) adalah sebagai berikut: 1) Menentukan variable yang diteliti. Menentukan berapa jumlah variable yang diteliti, dan apakah nama dari setiap variabel, merupakan titik tolak untuk mengungkapkan teori yang akan dikemukakan. Jika variabel penelitiannya lima maka minimal menggunakan lima teori. 2) Membaca buku dan hasil penelitian. Buku buku yang dibaca dapat berupa buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah jurnal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi. 3) Deskripsi teori dan hasil penelitian. Deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap masing masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antar variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian. 4) Analisisi kritis terhadap teori dan hasil penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kritis terhadap teori-teori yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah di kemukakan itu betul-betul sesuai dengan objek penelitian atau tidak. 5) Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian.

7

Analaisisi komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara satu teori dengan teori lainnya, dan hasil penelitian satu dengan hasil penelitian lainnya. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antar satu teori dengan teori yang lain. 6) Sintesa atau kesimpulan. Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori teori dan hasil penelitian yang telah relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat mengajukan sintesa atau kesimpulan sementara. Uma Sekaran (1996), menyebutkan suatu kerangka berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai berikut: 1) Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan. 2) Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan atau hubungan antar variabel yang diteliti dan/atau teori yang mendasari. 3) Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau timbal balik. 4) Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian. Kalimat terakhir dalam kerangka berpikir adalah “jika…, maka…” (Sugiyono, 2009): 1) Jika kepuasan pelanggan tinggi, maka kecenderungan untuk membeli lagi akan tinggi (kerangka berpikir asosiatif), rumusan hipotesisnya: “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keputusan dan loyalitas pelanggan untuk membeli lagi.” 2) Jika kepemimpinan manajer baik dan kualitas barang menarik, maka keuntungan perusahaan akan tinggi (kerangka berfikir asosiatif dengan dua variabel independen), rumusan hipotesisnya: “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan manajer dan kemenarikan barang dengan keuntungan perusahaan.” (kata signifikan hanya untuk penelitian pada sampel). 3) Jika status ekonomi masyarakat berbeda, maka kecenderungan untuk memilih barang juga berbeda (kerangka berfikir koparatif), rumusan hipotesisnya: “Terdapat perbedaan pemilihan kualitas barang atar kelompok kaya dan kelompok miskin.”

1.6 BENTUK-BENTUK HIPOTESIS Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan

8

menggabungkan secara umum maupun secara khusus antara variabel dengan variabel lainnya. Hipotesis memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1) Menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional. 2) Menunjukan variabel variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris. 3) Digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode pengujian data. 4) Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian. Menurut Cooper dan Schindler (2006:53), hipotesis yang kuat harus memenuhi tiga syarat, antara lain: (1) memadai untuk mencapai tujuannya, (2) dapat diuji, dan (3) lebih baik daripada pesaingnya. Adapun bentuk-bentuk hipotesis adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis Deskriptif Merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah deskriftif. Rumusan hipotesis deskriptif lebih didasarkan pada pengamat pendahuluan terhadap objek yang diteliti. a) Rumusan Masalah Deskriptif (1) Berapa daya tahan lampu pijar merk X? (2) Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT Y? (3) Seberapa tinggi disiplin dan produktivitas pegawai swasta? b) Hipotesis Deskriptif “Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam (Ho)”. Ini merupakan hipotesis nol, karena daya tahan lampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan dengan daya tahan lampu yang ada pada populasi. Hipotesis alternatifnya adalah: “Daya tahan lampu pijar merk X ≠ 600 jam”. ‘Tidak sama dengan’ ini dapat berarti lebih kecil atau lebih besar dari 600 jam . c) Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sempel) Ho

: µ = 600

Ha

: µ ≠ 600

µ

: adalah nilai rata rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir.

Untuk rumusan masalah kedua hipotesis nolnya bisa berbentuk sebagai berikut: (1) Semangat kerja karyawan PT X = 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan. (2) Semangat kerja karyawan PT X paling sedikit 60% dari kriteria ideal yang ditetapkan (paling sedikit itu berarti sama dengan atau lebih besar). (3) Semangat kerja karyawab di PT X paling banyak 60% dari kriteria ideal yang ditetapkan (paling banyak berarti kurang dari atau sama dengan). 9

Hipotesis alternatifnya masing-masing adalah: (1) Semangat karyawan di PT X ≠75% (2) Semangat kerja karyawan di PT X < 75% (3) Semangat kerja karyawan di PT X > 75% Hipotesis statistik adalah (hanya ada bila berdasarkan data sampel): (1) Ho: Q = 75%

| Ha : Q ≠ 75%

(2) Ho : Q ≥ 75%

| Ha : Q ≤ 75%

(3) Ho : Q ≤ 75%

| Ha : Q ≥ 75%

Q : hipotesisi berbentuk presentase Teknik yang digunkan untuk menguji ketiga hipotesisi tersebut tidak sama. 2) Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama, tetapi populasinya atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh: a) Rumusan Masalah Komparatif Bagaimana produktivitas kerja karyawan PT X bila dibandingkan dengan PT Y? b) Hipotesis Komparatif Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat dikemukakan tiga model hipotesis nol dan alternatif sebagai berikut: Hipotesis Nol: (1) Ho : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y atau terdapat persamaan produktivitas antara karyawan PT Y dan X. (2) Ho : Produktivitas karyawan PT X lebih besar atau sama dengan (≥) PT Y (“lebih besar atau sama dengan” = paling sedikit). (3) Ho : Produktivitas karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan (≤) PT Y (“lebih kecil atau sama dengan” paling besar). Hipotesis Alternatif: (1) Ha : Produktivitas kerja karyawan PT X lebih besar(> atau lebih kecil<) dari karyawan PT Y. (2) Ha : Produktivitas karyawan PT X lebih kecil dari pada (<) PT Y. (3) Ha : Produktivitas karyawan PT X lebih besar atau sama dengan (≥) PT Y. Hipotesis Statistik dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Ho : µ1 = µ2

10

| Ha :µ1 ≠ µ2

(2) Ho : µ1 ≥ µ2

| Ha :µ1 ≤ µ2

(3) Ho : µ1 ≤ µ2

| Ha :µ1 ≥ µ2

µ1 : rata-rata (populasi) produktivitas karyawan PT X µ2 : rata-rata (populasi) produktivitas karyawan PT Y 3) Hipotesis Asosiatif Hipotesis Asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. 1) Rumusan Masalah Asosiatif Adakah hubungan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang yang terjual? 2) Hipotesis Penelitian Terdapat hubungan yang positif dan signifikan anatara tinggi badan pelayan toko dengan barang yang terjual. 3) Hipotesis Statistik Ho : Ԛ = 0 (0 berarti tidak ada hubungan) Ho : Ԛ ≠ 0 (“tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan) Di mana : Ԛ = nilai kolerasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

1.7 MERUMUSKAN HIPOTESIS Pada setiap paradigma penelitian, minimum terdapat satu rumusan masalah pelenitian, yaitu masalah deskriptif. Berikut ini contoh judul penelitian, paradigma, rumusan masalah dan hipotesis penelitian. 1) Judul Penelitian Hubungan anatara gaya kepemimpinan manajer perusahaan dengan prestasi kerja karyawan (gaya kepemimpinan adalah variable independen (X) dan prestasi kerja adalah variabel dependen (Y)). 2) Paradigma Penelitian X

Y

3) Rumusan Masalah a) Seberapa baik gaya kepemimpinan manajer yang ditampilkan? (Bagaimana X?) b) Seberapa baik prestasi kerja karyawan? c) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer dengan prestasi kerja karyawan? (Adakah hubungan antara X dan Y? ). Butir ini 11

adalah masalah asosiatif. d) Bila sampel penelitiannya golongan I, II, III, maka rumusan masalah komparatifnya adalah: − Adakah perbedaan persepsi antara karyawan golongan I, II, III tentang gaya kepemimpinan manajer? − Adakah perbedaan persepsi antara pegawau Gol. I, II, dan III tentang prestasi kerja karyawan? 4) Rumusan Hipotesis Penelitian a) Gaya kepemimpinan yang ditampilkan manajer (X) ditampilkan kurang baik, dan nilainya paling tinggi 60% dari criteria yang diharapkan. b) Prestasi kerja karyawan (Y) kurang memuaskan, dan nilainya paling tinggi 65. c) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan manajer dengan prestasi kerja karyawan, artinya makin baik kepemimpinan manajer, maka akan semakin baik prestasi kerja karyawan. d) Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara Gol. I, II dan III. e) Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara Gol. I, II dan III.

12

KESIMPULAN

13

DAFTAR PUSTAKA Donald R. Cooper & C. William Emory. 1998. Business Research Methods (5th ed). USA: Richard D. Irwin, Inc. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rahyuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University Press. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

14

Related Documents

Metod Sap 5.docx
April 2020 6
Felaktig Metod
November 2019 9
Metod Scenirarija
May 2020 4
Metod Semasi
November 2019 14

More Documents from ""

2772_modul 01.xlsx
November 2019 8
Metod Sap 5.docx
April 2020 6
Jurnal 5.pdf
June 2020 26
348-839-1-pb.pdf
June 2020 31