Manfaat Metabolit Sekunder
Kondisi pertumbuhan, terutama komposisi medium.
Mikrobia mensintesa senyawa metabolit sekunder pada fase pertumbuhan stasioner.
Metabolit sekunder Senyawa metabolit sekunder digunakan sebagai nutrient darurat untuk mempertahankan hidupnya terutama untuk menghadapi ancaman dari lingkungan atau serangan dari mikroba lainnya atau bila mikroba dalam kondisi tertekan. Contoh : 1. Bacillus thuringiensis bersifat patogen terhadap larva Lepidoptera, 2. Bacillus popilliae patogen terhadap larva lebah 3. Cloviceps purpurea dan C pospali untuk membunuh rumput Pospalum.
Metabolit sekunder dimanfaatkan manusia untuk anti bakteri, beberapa merupakan inhibitor enzim yang spesifik, pemacu pertumbuhan dan sebagian lagi memiliki efek farmakologi seperti asam kojat, sedangkan beberapa metabolit sekunder ada yang bersifat toksik seperti aflatoksin.
Sifat khas metabolit sekunder • Ada enam sifat khas metabolit sekunder yaitu : 1. Spesifik untuk satu atau beberapa spesies 2. Tidak diperlukan untuk pertumbuhan sel 3. Produksinya sangat dipengaruhi oleh faktor ligkungan 4. Beberapa diproduksi mirip struktur 5. Biosintesisnya dikendalikan oleh mekanisme yang berbeda dengan metabolit primer 6. Metabolit sekunder biasanya dihasilkan secara ekstraseluler (Crueger & Crueger, 1984).
Fase Tropofase dan Fase Idiofase dalam Metabolisme Sekunder • Dalam metabolisme sekunder terdapat dua fase yang berbeda, yang disebut trofofase dan idiofase. Trofofase merupakan fase pertumbuhan, sedangkan idiofase merupakan fase pembentukan metabolit. • Jadi, jika kita berurusan dengan metabolit sekunder, harus menjamin kondisi yang tersedia selama trofofase untuk pertumbuhan yang baik, selanjutnya kita harus yakin bahwa kondisi tersebut pantas untuk diubah pada waktu yang hampir bersamaan supaya menjamin pembentukan produk yang baik.
• Pada metabolisme sekunder, terdapat pertanyaan mengapa produk tidak dihasilkan dari substrat pertumbuhan primer, tapi dari produk yang dengan sendirinya dibentuk dari substrat pertumbuhan primer. Jadi metabolit sekunder umumnya dihasilkan dari beberapa produk perantara yang berkumpul dalam medium atau dalam sel, selama metabolisme primer. • Satu karakteristik metabolit sekunder adalah enzim yang terlibat pada produksi metabolit sekunder diatur secara terpisah dari enzim metabolisme primer. Dalam banyak kasus, sudah diidentifikasi inducer spesifik metabolit sekunder. Sebagai contoh, inducer spesifik untuk produksi streptomisin, yaitu suatu senyawa yang disebut A-factor.
Fermentasi Pada Mikrobiologi Industri Mempengaruhi Jumlah Produk Metabolit Primer dan Sekunder.
• Fermentasi berasal dari bahasa latin fervere yang berarti mendidih. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan aksi ragi dalam ekstrak buah atau biji-bijian yang menghasilkan gelembung-gelembung gas CO2 sebagai akibat proses katabolisme anaerob dari gula yang terdapat dalam ekstrak.
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fermentasi adalah penguraian metabolik senyawa organik mikroorganisme yang menghasilkan energi yang pada umumnya berlangsung dengan kondisi anaerobik dan dengan pembebasan gas. • Dalam biokimia dan mikrobiologi industri fermentasi diartikan sebagai pembentukan energi melalui senyawa organik, sedangkan aplikasinya dalam mikrobiologi industri pengertian tersebut menjadi lebih luas, yaitu suatu proses untuk mengubah bahan dasar menjadi produk oleh massa sel mikroorganisme.
• Dalam suatu fermentasi sistem tertutup dengan jumlah nutrien terbatas, biakan mikroba akan mengalami empat fase pertumbuhan yaitu fase adaptasi, fase eksponensial/logaritmik, fase pertumbuhan tetap dan fase kematian (Stanbury & Whitaker, 1984; Crueger & Crueger, 1984).
• Dengan memperhatikan fase pertumbuhan mikroba dalam medium yang digunakan, kondisi fermentasi dapat dikendalikan untuk meningkatkan produk yang diinginkan. Produk metabolisme primer dapat ditingkatkan dengan menggunakan kondisi fementasi yang memperpanjang fase eksponensial. Kondisi fermentasi yang memperpendek fase eksponensial dan memperpanjang fase stasioner ataupun mengurangi laju pertumbuhan mikroba dalam fase eksponensial dapat mempercepat produk metabolisme sekunder (Stanbury & Whitaker, 1984)