Makalah
METABOLISME KARBOHIDRAT
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 HAPPY THERESIA A.J (O111 14 503) PUTRI FARAHMIDA A. ABRAR (O111 15 001) NUR INDRI ANDRIYANI YUSUF (O111 15 002) A. AYU NUR RAMADHANI (O111 15 003) HESTI (O111 15 006) SRI RAHAYU SAFITRI (O111 15 007) MIFTAHUL KHAIR (O111 15 008)
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah tentang Metabolisme Karbohidrat. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjunan kita, Nabi Muhammad SAW, serta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang senantiasa ta’at hingga akhir zaman. Makalah ini kami susun guna sebagai tugas mata kuliah Dietetik Veteriner. Dengan demikian, diharapkan
kami mampu mengetahui, memahami, dan
menyimpulkan materi-materi tersebut. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan atau kekeliruan, oleh karna itu kami menerima kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dalam penyusunan makalah di waktu yang akan datang.
Makassar, 13 Maret 2019
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................
i
DAFTAR ISI.......................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Apa itu metabolisme karbohidrat ..................................................
3
2.2 Apa fungsi karbohidrat.................................................. ................
4
2.3 Bagaimana penyerapan karbohidrat ..............................................
5
2.4 Berapa banyak karbohidrat yang dibutuhkan oleh organisme dan fungsinya .................................................. .............................. 2.5 Bagaimana proses pencernaan karbohidrat.....................................
5-6 6-10
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan....................................................................................
11
3.2 Saran..............................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..
12
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karbohidrat didefenisikan sebagai zat yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat berasal dari kata karbon dan hidrat, karbon artinya adalah ato karbon dan hidrat adalah air (Abun, 2008). Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam mahluk hidup, mulai dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, mahluk yang sususnan tubuhnya kompleks. Didalam proses ini mahluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahnkan kelangsungan hidupnya (Simorangkir, 2016). Pada hewan dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen, terutama dihati (2-8%) dan otot (0,5-1%). Glikogen hati terutama berguna untuk mempertahankan agar kadar glukosa darah normal (70-90 mg/100 mL darah), sedangkan glikogen otot bertindak sebagai penyedia energi untuk keperluan kontraksi (Arbianto, 2005). Fungsi utama karbohidrat pada metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk proses-proses metabolisme lainnya. Dalam peranan ini, karbohidrat dipakai oleh sel- sel terutama dalam bentuk glukosa Pada tahap reaksi persiapan, yaitu pada tahap pencernaan, karbohidrat dipecah-pecah menjadi monomer-monomernya seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa dan sebagainya. Tiga monosakarida utama yang dihasilkan dari proses pencernaan adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa.fruktosa, secara kuantitatif dianggap penting bila intake sukrosa adalah banyak. Galaktosa jumlahnya sangat banyak hanya bila laktosa adalah karbohidrat utama dalam diet. Baik fruktosa maupun galaktosa dapat segera diubah menjadi glukosa oleh hati (Martin, 2009). 1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu metabolisme karbohidrat? b. Apa fungsi karbohidrat? c. Bagaimana penyerapan karbohidrat? d. Berapa banyak karbohidrat yang dibutuhkan oleh organisme dan fungsinya? e. Bagaimana proses pencernaan karbohidrat?
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metabolisme karbohidrat Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam mahluk hidup, mulai dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakter, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, mahluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks. Didalam proses ini mahluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (Martin dkk.,2009). Metabolisme juga merupakan perubahan transpormasi kimia menjadi energy yang terjadi diadalam tubuh. Banyaknya energi yang dibebaskan oleh proses katabolisme makanan di dalam tubuh sama besar dengan jumlah yang dibebaskan diluar tubuh. Energi yang dibebaskan oleh proses katabolisme dalam tubuh, mencerna dan memetabolisme makanan, termoregulasi dan aktivitas fisik (Munawwarah, 2011). Metabolisme karbohidrat yaitu metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolisme total merupakan semua proses biokimia didalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup (Martin dkk.,2009) Pencernaan karbohidrat dimulai dari dalam mulut oleh enzim dari air liur. Enzim ini merupakan endo enzim α-1,4 glikosidik sehingga produk akhir enzim ini adalah campuran dektrin an monosakarida. Polisakarida yang mempunyai glikosakarida ikatan selain α-1,4 glikosidik, misalnya selulosa dengan ikatan β-1,4 glikosidik tidak akn dipecah oleh enzim ini. Selanjutnya produk enzim ini akan disempurnakan pemecahannya ketika memasuki lambung (dengan asam lambung) dan oleh enzim α-amilase dari usus halus menjadi monomer-monomernya (Arbianto, 2005).
3
2.2 Fungsi Karbohidrat Adapun fungsi karbohidrat diantaranya (Murray et al., 2003): 1. Sumber Energi Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk. 2. Pemberi Rasa Manis pada Makanan Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2. 3. Penghemat Protein Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun. 4. Pengatur Metabolisme Lemak Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh.
4
5. Membantu Pengeluaran Feses Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus. Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakitpenyakit divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi. Laktosa dalam susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. 2.3 Proses Penyerapan Karbohidrat Glukosa yang diserap dari pencernaan makanan dibawa darah menuju keseluruh sel tubuh. Dalam sitoplasma glukosa akan mengalami glikolisis, yaitu peristiwa pemecahan gula hingga menjadi ATP. Ada dua jalur gikolisis yaitu jalur biasa untuk aktifitas atau kegiatan hidup yang biasa (normal) dengan hasil ATP terbatas dan glikolisis jalur cepat yang dikenal dengan jalur Embden Meyerhoff untuk menyediakan ATP cepat pada aktifitas kerja keras, misalnya lari cepat. Jalur ini memberi hasil asam laktat yang bila terus bertambah dapat menyebabkan terjadinya asidosis laktat. Asidosis ini dapat berakibat fatal terutama bagi yang tidak terbisa beraktitas keras. Hasil oksidasi glukosa melalu glikolisis akan dilanjutkan dalam siklus kreb yang terjadi di bagian matriks mitokondria. Selanjutnya, hasil siklus kreb akan digunakan dalam dalam sistem couple dengan menggunakan sitokrom dan berakhir dengan pemanfaatan oksigen sebagai penangkapan ion H. Kejadian tubuh kemasukan racun menyebabkan sistem sitokrom diblokir oleh senyawa racun sehingga reaksi reduksi oksidasi dalam sistem couple, terutama oleh oksigen tidak dapat berjalan (Murray et al., 2003). 2.4 Karbohidrat yang dibutuhkan dan Jumlahnya Karbohidrat (hidrat dari karbon atau hidrat arang) atau biasa disebut juga sebagai sakarida (dari bahasa Yunani yang berarti “gula”) adalah senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi utama karbohidrat 5
adalah penghasil energi di dalam tubuh ternak sapi. Karbohidrat akan menghasilkan energy sebesar 4 kkal dan energy hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan untuk menjalankan berbagai fungsi. Setelah dicerna, karbohidrat tersebut diserap oleh darah berupa glugosa dan langsung dioksidasikan untuk menghasilkan energi atau untuk cadangan lemak tubuh. Yang termasuk karbohidrat ialah serat kasar, BETN (yakni bahan-bahan yang banyak mengandung pati dan gula). Jagung dan makanan butiran lainnya juga banyak mengandung karbohidrat. Namun, kebutuhan karbohidrat ini juga bisa dipenuhi oleh bahan hijauan, sehingga dalam hal kebutuhan karbohidrat ini ternak tidak banyak mengalami kesulitan (Suwandyastuti dan Efka, 2015). Hijauan atau bahan kasar yang lain, merupakan sumber energi yang potensial bagi ternak ruminansia. Sekitar 75% karbohidrat dalam ransum ruminansia berasal dari hijauan dalam bentuk serat kasar, yang sebagian besar yaitu sekitar 60 sampai 75% akan tercerna dalam proses pencernaan fermentatif di dalam rumen. Masingmasing ransum atau bahan makanan mempunyai laju kecepatan dan atau produk fermentasi yang berbeda-beda. Berbagai faktor: konsumsi bahan kering, komposisi ransum, komposisi kimia bahan makanan atau ransum, bentuk fisik ransum dan kondisi faali ternak percobaan, akan berinteraksi dan menentukan pola fermentasi di dalam rumen, yang selanjutnya akan menentukan pula produk metabolismenya (Suwandyastuti dan Efka, 2015). 2.5 Proses Pencernaan Karbohidrat a. Pada ikan Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan kemudian mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin
6
yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa (Almatsier, 2001). Namun, karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan ph agar proses pencernaan dapat berjalan normal (Almatsier, 2001). Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dinding saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas. Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa (Almatsier, 2001). Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah (Almatsier, 2001). Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana. Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar
7
untuk menghasilkan tenaga. Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida (Almatsier, 2001). b. Ruminansia Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan makanan bercampur dengan ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva hewan ruminansia sama sekali tidak mengandung ptyalin). Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin. Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di mulut dan lambung. Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan makanan sehingga dengan demikian bahan makanan mudah untuk ditelan.Mikroorganisme dalam rumen merombak selulosa untuk membentuk asam-asam lemak terbang. Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B. Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis mikrobial. Amylase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum) yan kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa. Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna pula karbohidrat. Enzim-enzim tersebut adalah (Piliang, 2002). 1. sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. 2. maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa 3. laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Mikroorganisme dalam caecum dan colon mencerna pula selulosa menjadi asamasam lemak terbang. Enzim yang dikeluarkan oleh tractus digestivus hewan tidak turut campur dalam pencernaan selulosa tersebut di atas yang dilakukan oleh mikroorganisme caecum dan colon (Piliang, 2002). Enzim yang dihasilkan tractus digestivus tidak sanggup mencerna selulosa dan pentosan, zat-zat membentuk dinding sel tumbuhan dan merupakan sebagian besar bahan pada jerami. Akan tetapi zat-zat tersebut dicerna oleh bakteri dalam tiga bagian pertama dari lambung hewan ruminansia, di dalam caecum dan colon kuda dan sejumlah kecil di dalam usu besar hewan lain. Jumlah bakteri dalam isi rumen adalah 8
banyak sekali. Bakteri tersebut merombak selulosa dan pentosan ke dalam asamasam organik (terutama asetat) dan kemungkinan dalam jumlah kecil ke dalam gula sederhana. Dalam proses tersebut terbentuk terbentuklah gas (karbondioksida dan metana) dan panas (Piliang, 2002). c. Unggas Pencernaan karbohidrat pada ayam dimulai dari tembolok yang mempunyai enzim alfa amilase yang berasal dari kelenjer ludah. Alfa- milase ini digunakan untuk memecah pati menjadi gula sederhana yaitu dekstrin dan maltosa. Di proventikulus tidak terjadi pencernaan pati karena ph diproventikulus rendah 2-4, begitu juga gizzard juga tidak terjadi pencernaan pati karena ph digizard hanya sekitar 2,6. Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama dari usus halus (duo denum) yang kemudian terus mencerna pati dan dekstrin sederhana dan maltosa yang kemudian terus mencerna pati dan dekstrin sederhana dan maltosa. Enzim – enzim lainnya dalam usus halus yang berasal dari getah usus juga mencerna karbohidrat. Enzim – Enzim tersebut adalah sukrosa yang baru merobak sukrase menjadi glukosa dan fruktosa , maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa dan laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa (Wahyu, 1997). Sebagian besar penyerapan merupakan suatu proses aktif dan bukan sekedar suatu proses yang pasif. Hal ini diperlihatkan dari kemampuan sel-sel epitel untuk menyerap secara selektif zat-zat seperti glukosa, galaktosa dan fruktosa dalam konsentrasi yang tidak sama. Glukosa diserap lebih cepat dari fruktosa, sepanjang epitelnya masih hidup dan tidak rusak. Akan tetapi, setelah unggas mati, ke tiga macam gula sederhana itu akan melintasi mukosa dengan kecepatan yang sama, karena yang bekerja hanyalah kekuatan fisik dalam bentuk penyerapan pasif. Glikogen suatu karbohidrat khas hewan, berfungsi sebagai simpanan jangka pendek, yang dapat dipergunakan secara cepat jika gula yang tersedia dalam darah atau tempat lain telah habis. Glikogen dapat disimpan dalam kebanyakan sel, terutama dalam sel-sel hati dan otot. Pada waktu darah dari saluran pencernaan melewati hati, kelebihan gula yang diserap dari usus diambil oleh sel hati dan diubah menjadi 9
glikogen. Insulin yang dihasilkan oleh kelompok sel-sel endokrin pankreas, yaitu pulau Langerhans, mengontrol pengambilan glukosa oleh sel-sel dan sintesis glikogen. Peningkatan gula dalam darah merangsang sel-sel pankreas untuk memproduksi insulin (Wahyu, 1997). Insulin diangkut melalui darah ke seluruh tubuh tempat hormon ini merangsang sintesis glikogen dalam sel otot dan hati. Reaksi kebalikannya, yaitu perombakan glikogen menjadi glukosa diatur oleh enzim pankreas, glukagon, dan oleh epinefrin. Tetapi sel-sel otot tidak mempunyai enzim untuk mengubah glukosa-6-fosfat menjadi glukosa, sehingga glikogen otot hanya dapat dipergunakan sebagai penimbunan energi untuk sel otot. Setelah proses penyerapan melalui dinding usus halus, sebagian besar monosakarida dibawa oleh aliran darah ke hati. Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukannya. Sebagian lain, monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut (Wahyu, 1997).
10
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam mahluk hidup, mulai dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakter, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, mahluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks. Didalam proses ini mahluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (Martin dkk.,2009). Metabolisme juga merupakan perubahan transpormasi kimia menjadi energy yang terjadi diadalam tubuh. Banyaknya energi yang dibebaskan oleh proses katabolisme makanan di dalam tubuh sama besar dengan jumlah yang dibebaskan diluar tubuh (Munawwarah, 2011). Karbohidrat (hidrat dari karbon atau hidrat arang) atau biasa disebut juga sebagai sakarida (dari bahasa Yunani yang berarti “gula”) adalah senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh ternak sapi. Karbohidrat akan menghasilkan energy sebesar 4 kkal dan energy hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan untuk menjalankan berbagai fungsi. Setelah dicerna, karbohidrat tersebut diserap oleh darah berupa glugosa dan langsung dioksidasikan untuk menghasilkan energi atau untuk cadangan lemak tubuh. Yang termasuk karbohidrat ialah serat kasar, BETN (yakni bahan-bahan yang banyak mengandung pati dan gula). Jagung dan makanan butiran lainnya juga banyak mengandung karbohidrat. Namun, kebutuhan karbohidrat ini juga bisa dipenuhi oleh bahan hijauan, sehingga dalam hal kebutuhan karbohidrat ini ternak tidak banyak mengalami kesulitan (Suwandyastuti dan Efka, 2015). 3.2 Saran Penambahan referensi mengenai jumlah karbohidrat yang dibutuhkan setiap spesies hewan
11
DAFTAR PUSTAKA
Abun. 2008. Karbohidrat pada unggas dan monogastrik. Jurnal Peternakan, 1 : 4-11. Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Arbianto,P. 2005. Biokimia Konsep-Konsep dasar. Jakarta : Proyek penelitian tenaga akademik. K. Murray, Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Martin, DW., 2009. Biokimia . Jakarta : EGC. Munawwarah, M. 2011. Penambahan pelatihan kekuatan otot pada pelatihan interval menurunkan trigliserida mahaswi gemuk universitas esa unggul. Jurnal Fisioterapi, 11: 36 – 55. Piliang, W.G. 2002. Nutrisi Vitamin Edisi ke-5. Institut Pertanian Bogor Press: Bogor. Simorangkir,M. 2016. Biokimia II metabolisme intermediet. Medan : Unimed. Suwandyastuti, S.N.O. dan Efka Aris Rimbawanto. 2015. Produk Metabolisme Rumen pada Sapi Perah Laktasi (Rumen metabolism product on lactating dairy cattle) . Agripet Vol 15, No. 1. Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas Cetakan keempat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
12