Nama : Hamim Ali Husni Kelas : TE-01 NIM
: 1702966
Matkul : Landasan Pendidikan MERANCANG MASA DEPAN BERSAMA ALLAH Banyak yang salah dalam memahami takdir, sebagian orang berpedoman bahwa segala sesuatu adalah takdir Allah, sehingga mereka terjebak dalam kemalasan, tidak melakukan apaapa untuk mengubah takdir dirinya sendiri. “sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-rad : 11) Poin penting dari firman diatas adalah bahwa setiap manusia mempunyai takdir baik, meskipun melalui proses tidak baik terlebih dahulu. Tugas manusia itu sendiri untuk berusaha mengubahnya. Dengan kata lain, takdir baik atau masa depan yang cerah telah allah siapkan bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam berusaha dan berdoa. Dalam buku ini cara yang digunakan untuk merancang masa depan adalah dengan “Takhluqu bi akhlaqillah” yaitu menjadikan akhlak-akhlak Allah sebagai pedoman hidup dengan cara menirunya dalam kapasitas kita sebagai manusia. Tapi bukan berarti buku ini mengajarkan bahwa kita bisa menyamai Allah, sama sekali tidak. Kita tidak mungkin bisa menyamai Allah yang maha sempurna. Melainkan kita sedikit dan sangat sedikit saja meniru sifat atau asma-nya Allah sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Karena Rasulullah pernah bersabda “Takhluqu bi akhlaqillah” yang artinya, berakhlaklah dengan akhlak (sifat) Allah. Itu berarti bukan Cuma bisa, melainkan kita harus mengaplikasikan sifat allah dalam pribadi agar tercapai bahagia di dunia dan akhirat. Sebagai penutup, saya akan cantumkan salah satu kata-kata mutiara yang saya sukai dari buku ini. “tiada akan pernah manusia berhenti berharap. Keinginan hadir mengikuti keinginan lain. Cita datang setelah cita-cita tercapai. Dan surga pasti tujuan akhirnya. Maka berbahagialah dengan mencapainya”