Menuju Fix.docx

  • Uploaded by: anita julia
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Menuju Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,900
  • Pages: 20
PERAN PERBANKAN DALAM PASAR MONETER DI JAWA TIMUR

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Ekonomi Makro 2 yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Wahjoedi, M.E.

Oleh: Anita Julia

170431622085

Anita Meidhiyana

170431622060

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI Maret 2019

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................. 3 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4 D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 4 BAB II PEMBAHASAN A. Circular Flow Diagram ................................................................................ 5 E. Lembaga Keuangan Perbankan .................................................................... 6 F.

Peran Bank Indonesia dalam Pasar Moneter ................................................ 8

G. Kebijakan Moneter ..................................................................................... 11 H. Data Perkembangan Perbankan di Jawa Timur ......................................... 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 18 B. Saran ........................................................................................................... 18 DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 19 LAMPIRAN: Perkembangan Bank di Jawa Timur (Badan Pusat Statistik, 2018 20

2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu ekonomi menjelaskan persoalan bagaimana manusia memenuhi keinginan yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai kesejahteraan. Sehingga untuk menjalankan perekonomian dibutuhkan peran dari para pelaku ekonomi. Hubungan antara para pelaku ekonomi akan dihubungkan dalam suatu diagram yang disebut dengan circular flow diagram. Circular flow diagram terdiri dari dua sektor (rumah tangga konsumen dan rumah tangga produsen), tiga sektor (rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen dan pemerintah), dan empat sektor (rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, pemerintah dan masyarakat luar negeri). Secara sederhana, pembahasan akan difokuskan kepada circular flow diagram dua sektor. Dalam diagram tersebut menunjukkan bahwa terdapat aliran dana dan aliran barang dan jasa. Secara matematis, aliran tersebut dijelaskan melalui teori kuantitas uang Irving Fisher: M.V = P.T M (Money)

= jumlah uang yang beredar di masyarakat

V (Velocity)

= kecepatan uang beredar atau berpindah tangan

P (Price)

= harga barang dan jasa yang berlaku

T (Transaction)

= jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan

Sehingga, apabila salah satu variabel yang mengalami perubahan. Maka variabel yang lain juga akan terpengaruh perubahannya. Untuk mencapai kestabilan tersebut, maka dibutuhkan peran lembaga keuangan termasuk perbankan. Hal tersebut dikarenakan apabila terjadi ketidakseimbangan antara aliran dana dan aliran uang. Maka, akan menimbulkan inflasi. Dalam makalah kali ini akan dibahas secara mendalam mengenai peran

3

lembaga keuangan perbankan dalam pasar moneter di wilayah Jawa Timur. Hal tersebut dikarenakan inflasi di daerah Jawa Timur yang cukup stabil dikisaran 2,24% pada tahun kalender November 2017-November 2018 (Badan Pusat Statistik). B. Rumusan Masalah 1) Bagaimana kegiatan ekonomi dalam circular flow diagram? 2) Apakah lembaga perbankan itu? 3) Bagaimana peran dari Bank Indonesia dalam pasar moneter? 4) Apakah kebijakan moneter itu? 5) Bagaimana data perkembangan perbankan di Jawa Timur? C. Tujuan Penulisan 1) Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi dalam circular flow diagram 2) Untuk mengetahui tentang lembaga perbankan 3) Untuk mengetahui peran dari Bank Indonesia dalam pasar moneter 4) Untuk mengetahui tentang kebijakan moneter 5) Untuk mengetahui tentang data perkembangan perbankan di Jawa Timur D. Manfaat Penulisan Bagi pembaca 1) Pembaca dapat menambah wawasan tentang lembaga perbankan 2) Pembaca dapat menambah wawasan tentang data perbankan yang ada di Jawa Timur

4

BAB II PEMBAHASAN A. Circular Flow Diagram

Gambar 2.1 Circular Flow Diagram

Keterangan: Nomor 1: Rumah tangga konsumen menawarkan sejumlah faktor produksi kepada rumah tangga produsen Nomor 2: Rumah tangga produsen memberikan balas jasa atas penerimaan faktor produksi dari rumah tangga konsumen Nomor 3: Rumah tangga produsen menawarkan barang dan jasa kepada rumah tangga konsumen Nomor 4: Rumah tangga konsumen memberikan balas jasa atas penerimaan barang dan jasa dari rumah tangga produsen Berdasarkan circular flow diagram dua sektor, menunjukkan aliran barang dan jasa maupun aliran dana. Nomor 2 menunjukkan balas jasa dari rumah tangga produsen kepada rumah tangga produsen. Balas jasa tersebut berupa sewa, upah,

5

bunga dan laba. Balas jasa tersebut disebut juga dengan pendapatan. Di sisi lain, pada nomor 3 terjadi aliran barang dan jasa dari rumah tangga produsen ke rumah tangga konsumen, seringkali disebut dengan produksi. Sedangkan nomor 4 merupakan balas jasa dari rumah tangga konsumen kepada rumah tangga produsen dan disebut dengan pengeluaran. Dalam hal ini, circular flow diagram menunjukkan keseimbangan antara arus barang dan jasa maupun arus dana. Apabila dari sisi arus barang dan jasa maupun arus dana tidak seimbang, yang terjadi adalah inflasi. Inflasi adalah kondisi dimana harga barang maupun jasa secara umum mengalami kenaikan secara terus-menerus dan berlangsung lama. Salah satu penyebabnya adalah adanya permintaan efektif yang meningkat dari masyarakat. Dalam hal ini, peran lembaga keuangan termasuk lembaga keuangan bank berperan sebagai penyeimbang antara jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia. E. Lembaga Keuangan Perbankan Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga intermediasi menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana pada waktu yang ditentukan. Lembaga keuangan perbankan terbagi menjadi: a. Menurut Kelembagaan 1. Bank Sentral Hawke (1973) menjelaskan bahwa bank sentral adalah sebuah organisasi yang berada di antara pemerintah dan perbankan, Di sisi lain, Kisch and Elkin (1932) menyimpulkan bahwa bank sentral adalah suatu alat dari kebijakan publik bukan alat dari kepentingan individu. Bank sentral adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan publik melalui sektor perbankan guna memengaruhi variabel ekonomi.

6

2. Bank Umum Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 3). 3. Bank Perkreditan Rakyat Bank perkreditan rakyat merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 4). Usaha BPR adalah menghimpun dana dalam bentuk tabungan dan deposito, serta menyalurkannya dalam bentuk pinjaman (kredit). Dalam menjalankan usahanya, BPR tidak diperbolehkan menghimpun dana dalam bentuk giro, menjalankan usaha perasuransian dan mengikuti kliring.

7

b. Menurut Kegiatan Usaha Bank konvensional merupakan bank yang dalam menjalankan usahanya berbasis pada prinsip bunga. Imbalan yang diterima oleh pemilik tabungan, deposito, atau giro dihitung berdasarkan bunga yang diberikan oleh bank. Penentuan bunga oleh bank konvensional mempertimbangkan ketentuan bunga acuan dari Bank Indonesia yang biasa disebut BI Rate. Bank syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari unsur bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maisir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal. F. Peran Bank Indonesia dalam Pasar Moneter Sebelum membahas membahas mengenai peran Bank Indonesia dalam pasar moneter. Terlebih dahulu akan dibahas mengenai teori kuantitas uang yang dikemukakan oleh Irving Fisher. Secara sistematis, teori kuantitas uang dirumuskan dengan: M.V = P.T Keterangan: M (Money)

= jumlah uang yang beredar di masyarakat

V (Velocity)

= kecepatan uang beredar atau berpindah tangan

P (Price)

= harga barang dan jasa yang berlaku

T (Transaction)

= jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan

Dalam hal ini, jika terjadi perubahan dari variabel M atau V. Maka akan berdampak pada perubahan P atau T. Sehingga terjadi keseimbangan antara arus dana maupun arus barang dan jasa. Namun, apabila terjadi ketidakseimbangan,

8

maka hal tersebut berakibat kepada inflasi. Sehingga diperlukan peran dari Bank Indonesia sebagai penyetabil jumlah uang yang beredar di masyarakat. Bank Indonesia sebagai bank sentral merupakan lembaga keuangan yang mengatur dan menjaga kestabilan keuangan melalui instrumen moneter. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan nilai rupiah, sejalan dengan tujuan dari Bank Indonesia. Bank Indonesia memiliki tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama pada perkembangan laju inflasi, sedangkan aspek kedua pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain (Bank Indonesia, 2014). Selain itu, Bank Indonesia juga sebagai pengatur dan pengawas bagi perbankan. Yang saat ini telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan dalam hal mikroprudensial. Dimana untuk memastikan aturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dapat berjalan untuk menjaga kestabilan nilai rupiah itu sendiri melalui beberapa kebijakan. Bank Indonesia menjalankan makroprudensial yang berarti kebijakan yang memiliki tujuan untuk memelihara stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan melalui pembatasan risiko sistemik (IMF, 2011). Tabel 1. Tingkat Inflasi Tahun 2016-2019 Secara Periodik Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

2016 4.14 % 4.42 % 4.45 % 3.60 % 3.33 % 3.45 % 3.21 % 2.79 % 3.07 % 3.31 % 3.58 % 3.02 %

2017 3.49 % 3.83 % 3.61 % 4.17 % 4.33 % 4.37 % 3.88 % 3.82 % 3.72 % 3.58 % 3.30 % 3.61 %

2018 3.25 % 3.18 % 3.40 % 3.41 % 3.23 % 3.12 % 3.18 % 3.20 % 2.88 % 3.16 % 3.23 % 3.13 %

2019 2.57 % 2.82 %

9

Tabel 2. BI 7 Day – Rate 2016

2017

2018

2019

Periode

Tingkat

Periode

Tingkat

Periode

Tingkat

Periode

Tingkat

15 Desember

4.75 %

14 Desember

4.25 %

20 Desember

6.00 %

21 Februari

6.00 %

17 Nopember

4.75 %

16 Nopember

4.25 %

15 Nopember

6.00 %

17 Januari

6.00 %

20 Oktober

4.75 %

19 Oktober

4.25 %

23 Oktober

5.75 %

22 September

5.00 %

22 September

4.25 %

27 September

5.75 %

19 Agustus

5.25 %

22 Agustus

4.50 %

15 Agustus

5.50 %

21 Juli

5.25 %

20 Juli

4.75 %

19 Juli

5.25 %

16 Juni

5.25 %

15 Juni

4.75 %

29 Juni

5.25 %

19 Mei

5.50 %

18 Mei

4.75 %

30 Mei

4.75 %

21 April

5.50 %

20 April

4.75 %

17 Mei

4.50 %

16 Maret

4.75 %

19 April

4.25 %

16 Februari

4.75 %

22 Maret

4.25 %

19 Januari

4.75 %

15 Februari

4.25 %

18 Januari

4.25 %

Dalam data tersebut menunjukkan bahwa tren dari inflasi secara nasional kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Walaupun tren setiap tahun ada yang menurun drastis dikarenakan momentum tertentu, misal: menjelang puasa, lebaran, tahun baru, liburan semester, dan lain-lain. Kemudian, data BI 7 Day Rate yang merupakan pengganti dari BI Rate menunjukkan peningkatan dari

10

tahun ke tahun. Salah satu penyebab dari meningginya tingkat suku bunga selain inflasi adalah adanya kebijakan The Fed yang menaikkan tingkat suku bunga dunia. G. Kebijakan Moneter Salah satu tugas dari Bank Indonesia sebagai bank sentral yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan (Bank Indonesia, 2014). Berikut instrumen dari kebijakan moneter yang dilakukan (Bank Indonesia, 2014): 1. Operasi Pasar Terbuka Operasi pasar terbuka adalah kegiatan bank sentral dalam melakukan jual beli surat-surat berharga jangka pendek. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mengatur jumlah uang beredar atau suku bunga jangka pendek. Suku bunga acuan yang digunakan dalam operasi pasar terbuka oleh Bank Indonesia disebut BI Rate. BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada masyarakat umum. 2. Kebijakan Diskonto Kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada suatu bank dalam rangka mengatasi kesulitan likuiditas yang disebabkan oleh ketidaksesuaian (mismatch) pengelolaan dana yang bersifat sementara (discount window). 3. Cadangan Minimum Bank (Cash Ratio) Giro wajib minimum adalah ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank-bank untuk memelihara sejumlah alat-alat likuid (reserve) sebesar persentase tertentu dari kewajiban lancarnya.

11

Semakin kecil persentase tersebut, semakin besar kemampuan bank memanfaatkan likuiditasnya (reserve-nya) untuk memberikan pinjaman dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya, semakin besar persentasenya, semakin berkurang kemampuan bank untuk memberikan pinjaman. 4. Himbauan Bank sentral dapat melakukan himbauan moral terhadap perbankan. Biasanya himbauan moral merupakan pernyataan bank sentral (misalnya oleh Gubernur Bank Indonesia) yang bersifat mengarahkan atau memberi informasi yang lebih bersifat makro. Informasi tersebut untuk dijadikan masukan bagi bank-bank umum dalam pengelolaan aset dan kewajibannya. Instrumen ini digunakan untuk mendukung efektifitas kebijakan moneter lainnya yang dilakukan bank sentral. H. Data Perkembangan Perbankan di Jawa Timur 1. Bank Umum

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur, total aset bank yang dimiliki oleh bank umum di wilayah Jawa Timur pada Triwulan II - 2018

12

sebesar 641,3 triliun atau meningkat sebesar 21,25 dibandingkan Triwulan I – 2018 dan meningkat sebesar 57,71 dibandingkan Triwulan II – 2017. Pertumbuhan aset bank yoy pada Triwulan II – 2018 sebesar 9,89%. Dana pihak ketiga pada Triwulan II – 2018 berada 514,15 dengan pertumbuhan yoy 8,03%. Jumlah kredit pada Triwulan II – 2018 442,28 dengan pertumbuhan yoy 9,78 %. Loan to Deposits Ratio pada Triwulan II – 2018 mencapai 86,04% dan Non Performing Loan mencapai 3,33%. Hal tersebut menunjukkan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh konsumen sangat tinggi dengan resiko kredit yang dialami bank umum rendah. 2. Bank Perkreditan Rakyat

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur, total aset bank yang dimiliki oleh bank perkreditan rakyat di wilayah Jawa Timur pada Triwulan II - 2018 sebesar 13,3 triliun atau meningkat sebesar 0,3 pada Triwulan I - 2018. Pertumbuhan aset bank yoy pada Triwulan II – 2018 sebesar 7,66%. Dana pihak ketiga pada Triwulan II – 2018 berada 8,66 dengan pertumbuhan yoy 11,26%. Jumlah kredit pada Triwulan II – 2018 9,74% dengan pertemuan yoy 2,76 %. Loan to Deposits Ratio pada Triwulan II – 2018 mencapai 112,44% dan Non

13

Performing Loan mencapai 8,16%. Hal tersebut menunjukkan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh konsumen sangat tinggi dengan resiko kredit yang dialami bank perkreditan rakyat tinggi. 3. Bank Syariah

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur, total aset bank dimiliki oleh bank syariah di wilayah Jawa Timur pada Triwulan II - 2018 sebesar 33,33 triliun atau meningkat sebesar 1,21 dibandingkan dengan Triwulan I - 2018. Pertumbuhan aset bank yoy pada Triwulan II – 2018 sebesar 7,66%. Dana pihak ketiga pada Triwulan II – 2018 berada 25, 37 trilliun yang terdiri atas: giro 2,42 triliun; tabungan 10,89 triliun; dan deposito 12,06 triliun. Di sisi lain, ada pembiayaan pada Triwulan II – 2018 sebesar 25,85 triliun yang terbagi menjadi: modal kerja 11,11 triliun; investasi 4,62 triliun; dan konsumsi 10,12 triliun. Non Performing Finansial pada Triwulan II mengalami penurunan hingga menjadi 4,16% dan Financing to Deposit Ratio sebesar 101,89%. Hal tersebut

14

menunjukkan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh konsumen sangat tinggi dengan resiko kredit yang dialami bank syariah rendah.

Pinjaman modal bergulir melalui Bank Jatim dan Bank BPR tahun 2017 berupa modal yang disetorkan kepada provinsi sebesar 330.350 milyar rupiah. Jumlah tersebut jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya cenderung stabil perubahannya sejak 2014. Jumlah nasabah meningkat hingga tahun 2017 mencapai 0,71 persen dengan jumlah kredit yang disalurkan 956,05 milyar rupiah. Sementara itu, jumlah dana pembangunan daerah yang disetor pada pemerintah provinsi mencapai 1,23 milyar rupiah.

15

Posisi simpanan dalam bentuk mata uang dalam negeri pada tahun 2018 mencapai 535.648.847 juta rupiah. Kondisi ini diprediksi akan terus menguat diatas lima persen pada akhir tahun 2018. Hal itu dipengaruhi oleh animo masyarakat di Jawa Timur menyimpan rupiah dalam bentuk tabungan sangat tinggi dengan persentase terhadap total simpanan mencapai 41,67 persen. Selain itu, tingginya posisi rupiah dalam bentuk simpanan berjangka mengindikasikan bahwa masyarakat Jawa Timur memberikan apresiasi atas manfaat menyimpan rupiah dalam bentuk simpanan tersebut. Diharapkan dengan semakin tingginya perputaran uang dalam bentuk rupiah dapat menekan lonjakan dollar amerika (Bappenas, 2018) Pinjaman yang didistribusikan dalam bentuk investasi mencapai 16,38 persen pada tahun 2018, sementara itu pinjaman untuk modal kerja dengan realisasi 55,26 persen dari total pinjaman di Jawa Timur. Dan sisanya merupakan pinjaman yang bersifat konsumsi mencapai 28,35 persen. Pada tahun 2018, distribusi pinjaman tidak berbeda dengan tahun 2017 (Bappenas, 2018) Kredit usaha mikro kecil dan menengah mencapai 139.377.970 juta rupiah di semester 3-2018 dengan distribusi terbesar pada sektor menengah yaitu 42,66 16

persen terhadap total kredit umkm di Jawa Timur. Hingga tahun 2018, distribusi kredit UMKM masih condong ke sektor menengah, sementara ke sektor mikro mulai terlihat ada laju peningkatan yang cukup tinggi (Bappenas, 2018)

17

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: 1) Dalam circular flow diagram terdapat arus barang dan jasa serta arus dana. Jika kedua arus tersebut tidak seimbang, maka akan menyebabkan inflasi. Karena itu perlu lembaga perbankan yang dapat menyeimbangkan antara jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia 2) Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga intermediasi menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana pada waktu yang ditentukan. Lembaga keuangan perbankan terbagi menjadi Bank Sentral, Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat. 3) Bank Indonesia sebagai bank sentral merupakan lembaga keuangan yang mengatur dan menjaga kestabilan keuangan melalui instrumen moneter. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan nilai rupiah, sejalan dengan tujuan dari Bank Indonesia. 4) Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. 5) Data perkembangan perbankan Jawa Timur beserta arus dana yang mengalir setiap tahun mengalami peningkatan. B. Saran Dengan adanya makalah ini, pembaca dapat lebih mengerti mengenai perbankan yang ada di Jawa Timur. Sebaiknya, pembaca setelah membaca makalah ini dapat bias memahami lagi baik dari lembaga perbankan sendiri apa dan perkembangannya pada suatu daerah (dalam makalah ini fokus ke Jawa Timur)

18

DAFTAR RUJUKAN Badan Pusat Statistik. 2018. Data Dinamis Provinsi Jawa Timur Triwulan IV2018. Jawa Timur. Bank Indonesia. 2019. Data BI 7 Day Rate. (Online). (www.bi.go.id). 7 Februari 2019. Bank Indonesia. 2019. Data Inflasi. (Online). (www.bi.go.id). Diakses pada tanggal 7 Februari 2019. Bank Indonesia; Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Panduan Guru Ekonomi SMA/MA Muatan Kebanksentralan. Jakarta. Warjiyo, Perry; Solikin. 2003. Kebanksentralan Seri 6: Kebijakan Moneter di Indonesia. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia.

19

LAMPIRAN: Perkembangan Bank di Jawa Timur (Badan Pusat Statistik, 2018

20

Related Documents

Tugas Pkn Individu Fixdocx
October 2019 113
Menuju Anarkisme
November 2019 10
Menuju Fix.docx
December 2019 10
Menuju Pandangan Terang
November 2019 4
Perjalanan Menuju Taqwa
October 2019 33

More Documents from "H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar"

Menuju Fix.docx
December 2019 10
Ppt Bm T2 K1.docx
December 2019 52
Lectii De Chitara
December 2019 48
Xarxes
May 2020 42
Enlace Quimico Por Julia
October 2019 45