Menjelaskan Apa Itu Rasa Empati.docx

  • Uploaded by: last
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Menjelaskan Apa Itu Rasa Empati.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,194
  • Pages: 9
1. Menjelaskan apa itu rasa empati?  Keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain ( KBBI) Jenis – jenis Empati Empati dapat dibagi menjadi beberapa jenis sesuai proses yang dialami oleh seseorang, yaitu: 

Empati Kognitif : Empati jenis ini terkadang disebut sebagai kemampuan perspektif yang merujuk kepada bentuk empati yang mengetahui emosi atau suasana hati yang sedang dialami orang lain dalam bentuk yang paling rasional. Pada dasarnya, empati kognitif adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan melihat dari perspektif mereka.  Empati Afektif : Merujuk kepada sensasi dan perasaan yang kita rasakan sebagai respons terhadap kondisi emosional orang lain, atau juga merasa terganggu ketika mendeteksi perasaan atau kegelisahan orang lain. Empati afektif merupakan suatu bentuk empati secara emosional ketika seseorang masuk ke dalam pengalaman subjektif dari orang lain. Hal ini dapat berefek baik karena itu berarti kita dapat mengerti dengan baik serta merasakan perasaan orang lain, namun efek buruk dapat terjadi apabila semua perasaan itu membuat kita kewalahan dan tidak mampu memberikan respon.  Empati Konatif : Ketika seseorang melakukan sesuatu seolah – olah ia sedang berada di posisi orang lain untuk membantu dalam suatu situasi karena pengertiannya terhadap perasaan orang tersebut.

Pengertian Empati Menurut Para Ahli Psikologi Untuk lebih memahami apa dan bagaimana empati sebenarnya, para ahli kerap memberikan definisi mengenai empati sesuai dengan pemahaman mereka masing – masing. Beberapa Pengertian Empati Menurut Para Ahli yaitu: 1. Bullmer Bullmer berpendapat bahwa empati adalah suatu proses yang terjadi ketika seseorang dapat merasakan perasaaan orang lain dan menangkap arti perasaan tersebut, lalu dikomunikasikan dengan kepekaan yang sedemikian rupa sehingga menunjukkan bahwa orang tersebut sungguh – sungguh mengerti perasaan orang lain. Jadi menurut Bullmer, empati lebih merupakan pemahaman terhadap orang lain daripada berupa suatu diagnosa atau evaluasi. Untuk memperluas wawasan mengenai bidang psikologi, Anda juga bisa membaca Penyebab Kenakalan Anak, cara menghilangkan kebiasaan buruk , dan cara mengatasi insomnia.

2. Adler (adalah seorang psikolog, dokter, terapis, sekaligus pendiri awal aliran psikologi individual) Menurut Alfred Adler, empati adalah penerimaan terhadap perasaan orang lain dan dapat meletakkan diri kita pada tempat orang tersebut. Empati berarti to feel in, atau proses ketika kita berdiri sejenak pada ‘sepatu orang lain’ agar dapat merasakan bagaimana dalamnya perasaan orang tersebut. 3. Thomas F. Mader dan Diane C Mader (1990) Thomas dan Diane Mader berpendapat bahwa empati adalah kemampuan seseorang untuk berbagi perasaan yang dilandasi oleh rasa kepedulian, dan ada berbagai tingkatan dari kepedulian tersebut. Ada beberapa tulisan mengenai tahap perkembangan kepribadian dan 4 Karakter Manusia yang dapat menambah pengertian Anda tentang istilah – istilah dalam psikologi. 4. Taylor Pandangan Taylor tentang empati adalah sebagai suatu usaha untuk menyelami perasaan orang lain agar dapat merasakan dan menangkap makna dari perasaan tersebut. Karena itulah empati menjadi faktor yang esensial untuk menjalin hubungan yang saling mempercayai karena ada penerimaan dan pengertian yang timbul secara tepat terhadap perasaan orang lain.Empati mengkomunikasikan pikiran dan perasaan orang lain secara tepat, karena itu dapat menjadi faktor yang penting bagi terciptanya hubungan saling mempercayai. 5. Mead George Herbert Mead dalam Eisenberg (2000) menyatakan bahwa empati adalah suatu bentuk kapasitas mengambil peran orang lain dan mengadopsi perspektif yang dimiliki orang lain lalu menghubungkannya dengan diri sendiri. Mead menambahkan komponen kognitif atau kemampuan untuk memahami dalam definisi empati, dengan penekanan pada kepasitas individu untuk memahami bagaimana seseorang memandang dunia melalui peran orang lain. 6. Kohler Pada tahun 1929 Kohler merupakan salah satu ahli yang pertama memperdebatkan empati dan hubungannya dengan aspek kognitif. Kohler berpendapat bahwa dari pada empati yang terfokus kepada perasaan yang terdalam, sebenarnya empati lebih menekankan bagaimana pemahaman terhadap perasaan orang lain daripada melakukan sharing dengan mereka. Empati dapat merubah seseorang dengan cara menjadi pribadi yang menyenangkan serta cara menghilangkan sifat egois. 7. Hurlock Menurut Hurlock (1999:118), empati adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengerti perasaan dan emosi orang lain, dan juga kemampuan untuk membayangkan diri

sendiri di tempat orang lain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Ia menyatakan bahwa kemampuan empati mulai muncul pada akhir masa kanak – kanak awal atau sekitar enam tahun. Sebaagai pelengkap, Anda juga dapat mempelajari mengenai teori psikologi perkembangan, teori belajar behavioristik, dan juga apa saja peran keluarga dalam pendidikan anak. 8. Baron & Byrne Baron dan Byrne (2005) menyatakan dalam buku psikologi sosial bahwa empati adalah merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasakan simpatik, mencoba menyelesaikan masalah dengan mengambil perspektif orang lain. Merasakan empati dapat menjadi cara mengubah diri menjadi lebih baik dan cara menghindari pergaulan bebas. 9. Nancy Eisenberg Menurut Nancy Eisenberg (2002) empati adalah sebuah respons afektif yang asalnya dari penangkapan atau pemahaman akan keadaan emosi atau juga akan kondisi lainnya, yang mirip dengan perasaan orang lain. Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan mampu merasakan penghayatan terhadap perasaan orang lain, namun tetap dapat mempertahankan jati dirinya sendiri. Emosi yang dirasakan seseorang tidak mengakibatkan seseorang lalu kehilangan identitas dirinya. 10. Goleman Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence menyatakan bahwa pada dasarnya empati adalah kemampuan untuk mengerti emosi – emosi yang dirasakan orang lain. Goleman juga mencatat bahwa ada tingkatan yang lebih dalam mengenai pengertian, pendefinisian dan reaksi terhadap kepedulian serta kebutuhan yang mendasari reaksi dan respon emosional lainnya. Lima elemen kunci dari empati menurut Daniel Goleman yaitu:  







Understanding Others – yaitu merasakan perasaan dan perspektif orang lain, juga berperan aktif dalam mengamati apa yang dipedulikan orang lain. Developing Others – Maksudnya adalah bereaksi terhadap kebutuhan dan kepedulian orang lain, lalu membantu mereka untuk mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. Having a Service Orientation – Aspek ini utamanya terdapat dalam situasi kerja, artinya mendahulukan kebutuhan pelanggan dan mencari jalan untuk memperbaiki kepuasan serta loyalitas pelanggan. Leveraging Diversity – Artinya mampu untuk menciptakan dan mengembangkan kesempatan melalui berbagai jenis orang, menerima bahwa semua orang membawa perbedaan di dalam satu kelompok. Political Awareness – Banyak orang yang memandang kemampuan politik sebagai hal yang manipulatif, namun dalam pengertian terbaik, artinya dapat merasakan dan

menanggapi suatu arus emosional dalam suatu kelompok dan juga mengenali arus hubungan kekuatan didalamnya. Sumber : http://dosenpsikologi.com/pengertian-empati-menurut-para-ahli 2.Menjelaskan bioetika dalam kedokteran  Disebut juga etika biomedis  Berasal dari kata:  BIOS : KEHIDUPAN  ETHOS : NORMA-NORMA atau NILAI-NILAI MORAL  Bioetika atau bioetika medis merupakan studi interdisipliner tenang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi & ilmu kedokteran baik skala mikro/makro, masa kini dan masa mendatang (Bertens, 2001) (slide dosen)

Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti normanorma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan. Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institude for the Study of Society, Ethics and Life Sciences, Hasting Center, New York pada tahun 1969. Kini terdapat berbagai isu etika biomedik. Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang dipelopori oleh Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol setelah universitas Gajah Mada Yogyakarta yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000; An International Exchange dan Pertemuan Nasional I Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus 2000. Pada waktu itu, Universitas Gajah Mada juga mendirikan center for Bioethics and Medical humanities. Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II Bioetika dan Humaniora pada tahun 2002 di Bandung, Pertemuan III pada tahun 2004 di Jakarta, dan Pertemuan IV tahun 2006 di Surabaya serta telah terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI) tahun 2002, diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di seluruh Indonesia pada masa datang. Humaniora merupakan pemikiran yang beraitan dengan martabat dan

kodrat manusia, seperti yang terdapat dalam sejarah, filsafat, etika, agama, bahasa, dan sastra. B. Prinsip-prinsip Dasar Bioetika Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang disebut spesifik. Tetapi pada beberapa kasus, kerana kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, antara lain: 1.Beneficence Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu; 1.Mengutamakan Alturisme 2.Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter 3.Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya 4.Menjamin kehidupan baik-minimal manusia 5.Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan 6.Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan 6.Memberi suatu resep 2. Non-malficence Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno First, do no harm , tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri: 1.Menolong pasien emergensi 2.Mengobati pasien yang luka 3.Tidak membunuh pasien 4.Tidak memandang pasien sebagai objek 5.Melindungi pasien dari serangan 6.Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter 7.Tidak membahayakan pasien karena kelalaian 8.Tidak melakukan White Collar Crime

3.Justice Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri : 1.Memberlakukan segala sesuatu secara universal 2.Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan 3.Menghargai hak sehat pasien 4.Menghargai hak hukum pasien 4. Autonomy Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri: .Menghargai hak menentukan nasib sendiri 2.Berterus terang menghargai privasi 3.Menjaga rahasia pasien 4.Melaksanakan Informed Consent Sumber http://www.academia.edu/7245584/BIOETIKA_KEDOKTERAN 3.Peran agama dalam kedokteran Agama : suatu sistem kepercayaan dan praktek dimana manusia bisa berkomunikasi dengan tuhan atau berharap memperoleh pengalaman lain yang terletak dibalik pengalaman biasa Aliran Kepercayaan adalah suatu ajaran berorientasi kepadda kepercayaan terhadap tuhan atau kekuatan supranatural lewat manifestasi tertentu Kepercayaan adalah suatu komitmen intelektual dan/atau emosional terhadap sesuatu yang mungkin benar atau juga tidak benar Pada intinya semua agama memberikan pencerahan dankesejukan batinyang berurujung pada kebahagiaan lahir dan batin. Semua agama mengajarkan kebenaran yang diwujudkan dengan berbagai cara sesuai adat,budaya dan agamanya. Agama bukan tujuan akhir kehidupan, tetapi sebagai alat dan basis nilai untuk menata kehidupan, khususnya dalam pembentukan moral, sikap danprilaku. Hal inijuga berlaku untuk dokter yang mengobati pasien. Selain agama mempunyai sistem kepercayaan tertentu terhadap adanay tuhan/atau manifestasinya. Disamping itu setiap agama yang mempunnyai sistem kepercayaan tertentu pula terhadap posisi,prosedur atau seorang terkait dengan kesehatan. Dalam hal ini, seorang dokter perlu mengetahui sistem kepercayaan setiap agama yang dianut pasien agar dokter dapat bersikap dan menentukan pengobatan yang

tepat dalam penanganan pasien. Moral seorang dokter adalah bersikap dan berprilaku sesuai dengan kemampuannya. Sumber Buku modul general studies 1.1.

4. Peran sosial dalam kedokteran Sosial dalam kbbi berarti berkenaan dengan masyarakat 5.Peranan Pancasila dalam kedokteran Pancasila merupakan landasan ideologis,dasar negara dan pandangan hidup bangsa 6. Profesionalisme Definisi dokter professional Wear dan Aultman (2006) mendefinisikan profesionalisme sebagai pemeliharaan kompetensi yang sangat penting untuk praktik, pembinaan, serta pemajuan ilmu pengetahuan, etik, dan perawatan penuh kasih dalam melayani pasien dan masyarakat. Sedangkan Cruess S.R dan Cruess R.L (2009, 2012) menggunakan definisi yang diajukan oleh Royal College of Physicians of London, 6 yaitu “A set of values, behaviors, and relationships that underpins the trust that the public has in doctors”. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan bahwa profesionalisme merupakan seperangkat nilai-nilai, perilaku, dan hubungan dengan dasar kepercayaan publik pada dokter.Sebagai panduan dalam menilai profesionalisme, Arnold dan Stern (2006) memberikan definisi bahwa profesionalisme ditunjukkan melalui sebuah dasar kompetensi klinis, kemampuan berkomunikasi, pemahaman etika dan hukum yang dibangun oleh harapan untuk melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme: excellence (keunggulan), humanism (humanisme), accountability (akuntabilitas), altruism (altruisme). repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47041/ChapterII.pdf;jsessionid=AC9C92A295B80E51 7053B1C034F0989E?sequence=4

Ciri – ciri dokter yang professional

Ciri - ciri dari dokter yang professional itu bisa dilihat dari prinsip – prinsip kedokteran yang dikemukakan oleh Stern, terdapat empat prinsip utama, yaitu: a.

Excellence (Keunggulan)

Dokter senantiasa terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan. b.

Accountability (akuntabilitas)

Dokter hendaknya dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dibuat, serta menerima konsekuensinya.

c.

Altruism (altruisme)

Dokter hendaknya mendahulukan kepentingan pasien di atas kepentingan pribadi. Komunikasi yang baik dengan pasien dan menghormati kebutuhan pasien dari merupakan bagian dari aspek ini. d.

Humanism (humanisme)

Humanisme merupakan rasa perikemanusiaan yang meliputi rasa hormat (respect), rasa kasih (compassion), empati, serta kehormatan dan integritas (honor and integrity).

repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47041/ChapterII.pdf;jsessionid=AC9C92A295B80E51 7053B1C034F0989E?sequence=4

Related Documents

Rasa Itu
October 2019 35
Apa Itu Php.docx
October 2019 24
Apa Itu Hadits Hasan
June 2020 18
Apa Itu Diftong.pptx
December 2019 28

More Documents from "Apaini32"