KARYA TULIS ILMIAH MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 003 TANJUNGPINANG TIMUR KOTA TANJUNG PINANG
DISUSUN OLEH: RIRINDRA HIDAYAT, S.Pd NIP. 19870305 200801 1 002
Karya Tulis Ilmiah disusun sebagai syarat untuk Mengikuti Kegiatan Diklat Penulisan Buku Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh P4TK IPA Bandung
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Induktif Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 003 Tanjungpinang Timur Kota Tanjung Pinang” disusun berdasarkan hasil uji coba I dan uji coba 2 yang dilaksanakan di SD Negeri 003 Tanjungpinang Timur Kota Tanjung Pinang.
Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya. Adapun penulis menyusun karya tulis ilmiah ini sebagai syarat untuk Mengikuti Kegiatan Diklat Penulisan Buku Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh P4TK IPA Bandung.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran guna penyempurnaan karya tulis ini sangat diharapkan, dan semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan kepada kita semua. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Tanjungpinang, 05 Agustus 2017 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………………..
i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..
ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
iv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………
1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….
3
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..
3
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………
4
E.
Pembatasan Penelitian…………………………………………………
4
F.
Penjelasan Ilmiah ……………………………………………………..
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar ………………………………...
6
B. Model Induktif ………………………………………………………...
8
C. Teori Belajar Konstruktivis yang Melandasi Model Induktif …………
8
D. Model Induktif Menekankan pada Keterampilan Berpikir Siswa …….
10
E. Materi Bagian-bagian Tumbuhan …………………………………….
12
F.
20
Kerangka Berpikir …………………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……………………………………………………….
22
B. Subjek Penelitian ……………………………………………………
23
C. Rancangan Penelitian ………………………………………………..
24
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………..
25
E. Teknik Analisa Data …………………………………………………
26
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran ………………………
27
B. Hasil Implementasi Perangkat Pembelajaran dengan Menggunakan Model Induktif …………………………………………
35
BAB V
Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan…………………………………………………………….. 2. Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… LAMPIRAN ………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran baik IPA tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Cukup banyak permasalahan yang dihadapi. Motivasi siswa perlu ditumbuhkan di sekolah agar mereka dapat melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik yang didasari atas motivasi belajar yang tinggi.
Pembelajaran yang menekankan pentingnya motivasi dengan tidak mengabaikan pengembangan berpikir kritis dan kreatif sangat strategis untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa untuk menjadi seseorang yang memiliki semangat, minat yang tinggi dan kemauan yang kuat untuk menguasai materi pembelajaran.
Sebagai guru, kita harus sudah menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola
pembelajaran
di
kelas.
Seorang
yang
professional
harus
dapat
menyeimbangkan dan menyelaraskan ketiga tahap kegiatan pembelajaran tersebut sesuai dengan rencana yang telah mereka susun yaitu rencana mengolah menutup pembelajaran.
Paradigma pendidikan harus selalu dikembangkan khususnya dijenjang Sekolah Dasar dengan selalu mengembangkan daya nalar kreatifitas serta kemampuan berpikir kritis kepada anak didik sejak dini.
Guru mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan saat terjadinya interaksi belajar mengajar. Oleh karena itu, sebagai pendidik penulis perlu mengadakan penelitian tindakan kelas untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Melalui Karya Tulis ini penulis dapat melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran yang akan meningkatkan kualitas kemampuan dan keterampilan siswa.
Adapun keberhasilan suatu pembelajaran ditandai oleh penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dinyatakan oleh perolehan nilai. Mempelajari sains, anak tidak hanya dituntut menguasai produk sains saja tapi juga diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa SD. Hal ini juga sesuai dengan tujuan pengajaran sains di SD dalam Kurikulum, yaitu :
1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. 2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi. 3) Mengembangkan
keterampilan
proses
untuk
menyelidiki
alam
sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan. 4)
Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 6) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
Pembelajaran sains menurut Kurikulum juga harus mengikuti rambu-rambu berikut ini : 1.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran sains berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan apa yang akan dipelajari ke bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa.
2.
Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
3.
Pembelajaran sains dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pengamatan, pengujian atau penelitian, diskusi, penggalian informasi mandiri melalui tugas baca, wawancara nara sumber, simulasi atau bermain peran, nyanyian, demonstrasi atau peragaan model.
Sesuai dengan Kurikulum, model pembelajara yang dikembangkan dalam pembelajaran sains adalah model pembelajaran induktif yang diimplementasikan di kelas IV SD dengan materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan.
Model induktif adalah strategi yang langsung dan membantu mendorong siswa mengembangkan
kemampuan berpikir.
Model
ini
efektif untuk
mendorong
keikutsertaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
B.
Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini diajukan rumusan masalah: Apakah penerapan model induktif dalam pembelajaran sains yang dipandu dengan perangkat pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar saind di SD? Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut, ada beberapa hal yang mendukung yaitu : 1.
Bagaimana aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sains di SD dengan menggunakan model induktif yang dipandu perangkat pembelajaran dengan materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan?
2.
Apakah model pembelajaran induktif dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses siswa SD?
3.
Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran sains SD dengan model induktif yang dipandu perangkat pembelajaran dengan materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan?
4.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada model induktif dengan materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan?
5.
Bagaimana keterlaksanaan proses belajar mengajar sains di SD dengan menggunakan model induktif yang dipandu perangkat pembelajaran dengan materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan?
6.
Bagaimana respon guru mitra dan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model induktif yang dipandu dengan perangkat pembelajaran?
C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran sains SD model induktif dan untuk mengetahui penerapan model induktif dalam pembelajaran sains dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sains di SD. Tujuan tersebut dijabarkan secara jelas dalam tujuan khusus di bawah ini.
1.
Mengembangkan perangkat pembelajaran sains.
2.
Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sains dengan menggunakan model induktif.
3.
Untuk mengetahui ketrampilan proses yang dikembangkan melalui pembelajaran sains dengan menerapkan model induktif.
4.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran sains dengan model induktif.
5.
Untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada model induktif.
6.
Untuk mengetahui keterlaksanaan proses belajar mengajar sains di SD Negeri 003 Tanjungpinang Timur dengan menggunakan model induktif.
D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat seperti berikut ini. 1.
Dihasilkan perangkat pembelajaran sains model induktif yang terdiri atas, Rencana Pembelajaran, Buku Siswa, Buku Kegiatan Siswa, Tes Keterampilan Proses, dan Tes Produk yang dapat digunakan langsung oleh guru untuk mengajar topik yang sama.
2.
Jika model induktif dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sains, maka model ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran sains di SD.
3.
Memberi kemudahan bagi guru SD dalam mengajar sains dengan ketersediaan perangkat pembelajaran.
E.
Pembatasan Penelitian Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dalam hal biaya, waktu, dan kemampuan, maka pelaksanaan penelitian ini dibatasi seperti berikut. 1.
Mata pelajaran yang diteliti adalah sains di SD kelas IV Semester 2 dalam pokok bahasan Bagian-Bagian Tumbuhan.
2.
Siswa yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 003 Tanjungpinang Timur 3.
Penelitian ini dilakukan pada Semester 2 tahun pelajaran 2016/2017, siklus I
dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan mulai tanggal 5-13 Maret, siklus II dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan mulai tanggal 7-15 April, sedangkan siklus III dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan mulai tanggal 2-10 Mei 2017.
F.
Penjelasan Istilah Pembelajaran model induktif adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang dimulai dari fakta/data yang selanjutnya diproses menjadi konsep, prinsip.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar Belajar pada hakikatnya mendapatkan suatu proses aktif yang melibatkan fisik dan psikis siswa. Guru harus dapat merangsang siswa dalam pembelajaran agar dapat terlibat aktif. Cara yang dilakukan guru antara lain dengan menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang dapat merangsang keterlibatan visi dan psikis siswa. Terlibat secara fisik artinya siswa aktif melakukan kinerja dalam pembelajaran, sedangkan terlibat secara psikis artinya siswa mengalami pemahaman dan kematangan belajar dari kinerja tadi.
Seorang guru harus mengupayakan berbagai cara agar subjek belajar siswa dapat memiliki aktivitas belajar seperti mencari, mengolah, memecahkan, menyimpulkan dan melakukan tranformasi belajar. Upaya untuk mengaktifkan siswa perlu dilakukan guru mengingat setiap individu memiliki potensi rasa ingin tahu kemampuan mengukur, memecahkan masalah, melakukan sintesis dan aspek-aspek lainnya. Hal ini diperkuat dengan teori menurut John Dewey ( Hernawan Herri Asep, dkk, 2006:11.5 ). “Berkenaan dengan belajar aktif setiap siswa harus melakukan sendiri aktivitas belajar karena belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan oleh dirinya sendiri”. Selanjutnya menurut Gagne dan Beliner ( Hernawan Herri Asep, dkk, 2006:11.5 ) “Berkenaan dengan prinsip aktifitas belajar, belajar menunjukkan kondisi jiwa yang aktif dimana jiwa tidak sekedar menerima informasi / materi akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi”.
Sebelum memberikan pelajaran sangat penting sekali bagi guru untuk memberikan motivasi untuk anak didiknya agar siswa dapat menerima pelajaran sangat menyenangkan tanpa keterpaksaan. Hal ini diperkuat dengan prinsip menurut ( suci hati, 2003 ) “Motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan untuk berbuat. Dorongan ini dapat berasal dari diri sendiri yang disebut instrinsik motivasi atau dari luar yang disebut extriasic motivation”.
Proses pembelajaran harus mendorong siswa untuk menemukan dan merumuskan prinsip-prinsip generalisasi penemuan-penemuan baru. Hal ini diperkuat dengan teori J. Bruner (1966) “Bahwa belajar adalah suatu proses aktif yang dilakukan oleh siswa dengan jelas artinya siswa mengkonstruksikan sendiri gagasan baru atas dasar konsep pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Siswa memiliki dan mentransformasikan informasi yang diperolehnya, menyusun hipotesis dan membuat keputusan-keputusan dan kognitif yang dimiliki”. “Menurut Rogers, experiential learning merupakan landasan bagi pertumbuhan dan perubahan pribadi. Teori ini menyimpulkan bahwa belajar harus dilalui oleh siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator”. Tugas pokok guru adalah menciptakan lingkungan
belajar
yang
baik,
membantu
siswa
merumuskan
tugas
belajar,
menyeimbangkan pertumbuhan intelektual dengan pertumbuhan emosional menyediakan sumber belajar, berbagi rasa serta pemikiran dengan siswa dalam belajar tetapi tidak mendominasi. Menurut Oemar Hamalik (2005:324) “Pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Secara rinci unsur yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan sebagai berikut : 1. Manusia yang terlibat dalam system pembelajaran antara lain : guru, peserta didik, dan tenaga kependidikan lainnya. Seperti petugas laboratorium, dan perpustakaan. 2. Material merupakan bahan yang secara langsung membantu proses pembelajaran seperti buku, alat peraga, media pembelajaran dan sebagainya. 3. Fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang dikategorikan sarana yang menunjang langsung proses pendidikan seperti, ruang kelas, perpustakaan, fasilitas laboratorium dan sebagainya. 4. Prosedur meliputi metode pendekatan atau pun strategi serta cara yang sistematis dari mulai perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran”.
Berdasarkan teori tersebut benar bahwa belajar tidak harus berpusat pada guru, tetapi anak harus lebih aktif. Oleh karena itu, peserta didik harus dibimbing lebih aktif menemukan sesuatu yang dipelajarinya, konsekuensi materi yang dipelajarinya harus menarik peserta didik dan menantang sehingga mereka asyik terlibat dalam proses pembelajaran. Kesadaran anak akan keterlibatannya dalam proses pembelajaran perlu diarahkan oleh guru, karena guru terlibat bersama-sama dalam proses belajar misalnya pada saat
mengadakan diskusi guru harus memperhatikan dan meluruskan bahkan menyanggah bila dipandang perluMenurut Kurikulum, dalam pembelajaran sains pemberian pengalaman langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah.
Berikut ini akan dibahas beberapa keterampilan proses dasar yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. 1.
Observasi Observasi merupakan proses pengumpulan informasi dengan menggunakan semua indera atau menggunakan alat untuk membantu indera (Iskandar, 1996/1997).
2.
Mencatat Data Data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya dicatat dalam tabel pengamatan. Pencatatan data diorganisasi dengan baik serta dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu agar mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data yang diperoleh harus objektif sesuai dengan kenyataan dan akurat.
3.
Mengklasifikasikan Mengklasifikasi adalah mengatur atau menyusun atau mendistribusikan obyekobyek, kejadian atau informasi ke dalam golongan atau kelas dengan menggunakan cara tertentu atau sistem tertentu (Iskandar, 1996/1997).
4.
Prediksi Memprediksi
dapat
diartikan
sebagai
pengantisipasian
atau
membuat
perkiraan/ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau berdasarkan keterhubungan antara fakta, konsep, dan prinsip-prinsip dalam ilmu pengetahuan alam.
5.
Kesimpulan Membuat kesimpulan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memuluskan keadaan suatu obyek, atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.
6.
Mengkomunikasi Pengkomunikasian di Sekolah Dasar berarti mencatat data yang didapat sebagai hasil eksperimen dalam bentuk yang difahami oleh orang-orang (Iskandar, 1996/1997: 57)
B.
Model Induktif Model induktif merupakan salah satu model pembelajaran yang berdasarkan prinsip konstruktivisme, yaitu suatu pandangan yang menyatakan bahwa siswa membangun pemahaman mereka sendiri tentang segala sesuatu. Secara garis besar, prinsip konstruktivis adalah (1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara individu maupun sosial, (2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar, (3) siswa aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap serta sesuai dengan konsep ilmiah, (4) guru hanya sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus (Suparno, 1997: 49).
C. Teori Belajar Konstruktivis yang Melandasi Model Induktif Para ahli konstruktivis menyatakan bahwa belajar melibatkan konstruksi pengetahuan saat pengalaman baru diberi makna oleh pengetahuan terdahulu. Secara garis besar prinsip-prinsip konstruktivis adalah : 1)
Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara individu maupun sosial;
2)
pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar;
3)
siswa aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah;
4)
guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus. (Suparno, 1997: 49)
Dengan demikian teori konstruktivis menekankan pada penyusunan secara aktif pengetahuan oleh siswa sendiri.
D. Model Induktif Menekankan pada Keterampilan Berpikir Siswa Salah satu tujuan digunakannya model induktif dalam pembelajaran adalah untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Dalam setiap pengajaran, guru menyarankan siswa mereka berpikir dengan cara seperti berikut:
1.
Guru dalam mengajar menekankan perbandingan, ini salah satu yang terpenting dan fundamental dalam keterampilan berpikir.
2.
Meminta siswa untuk mengidentifikasikan sifat-sifat objek secara verbal, menyatakan hukum atau aturan, menemukan pola dan generalisasi.
3.
Dalam setiap kasus, siswa dituntut untuk menggunakan informasi yang mereka ketahui dalam konteks realistis.
E.
Materi Bagian-bagian Tumbuhan Tumbuhan mempunyai tiga bagian-bagian pokok yaitu akar, batang, daun dan bagian yang merupakan modifikasi dari bagian pokok misalnya kuncup dan bunga (Tjitrosoepomo, 2000: 4).
1.
Akar Akar merupakan bagian pokok dari tumbuhan yang berada di dalam tanah. Pada umumnya akar mempunyai ciri-ciri antara lain tidak berbuku-buku, berwarna keputihan atau kekuningan, dan bentuknya meruncing. Bagian-bagian akar terdiri atas leher akar, batang akar, ujung akar, cabang akar, serabut akar, bulu akar dan tudung akar (Tjitrosoepomo, 2000: 91)
2.
Batang Menurut Tjitrosoepomo (2000: 79) batang mempunyai bentuk yang bervariasi antara lain bulat, bersegi, dan pipih. Sedangkan permukaan batang ada yang licin, berusuk, beralur, bersayap, berambut, berduri, memperlihatkan bekas daun, memperlihatkan bekas daun penumpu, memperlihatkan banyak lenti sel, dan lepasnya kerak (kulit yang mati). Batang ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang.
3.
Daun Daun merupakan bagian dari tumbuhan yang berperan dalam proses pembentukan makanan dan oksigen melalui proses fotosintesis. Daun tumbuhan bervariasi dalam bentuk, ukuran, struktur dan warnanya, tetapi pada umumnya berbentuk tipis, lebar, dan berwarna hijau. Daun lengkap mempunyai bagian-bagian antara lain pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun. Tetapi tidak semua daun mempunyai bagian-bagian tersebut. (Tjitrosoepomo, 2000: 11)
4.
Bunga
Bunga lengkap mempunyai bagian-bagian benang sari, putik, mahkota bunga, dan kelopak bunga. Benang sari merupakan alat perkembangbiakan jantan pada bunga yang tersusun atas tangkai sari dan kepala sari. Putik merupakan alat perkembangbiakan betina yang tersusun atas kepala putik, tangkai putik, dan ovarium yang menghasilkan ovum. Benang sari dan putik merupakan bagian utama dari bunga.
F.
Kerangka Berpikir Belajar merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku dari pembelajar baik aktual maupun potensial. Sedangkan mengajar merupakan suatu proses pengaturan dan pengorganisasian lingkungan sekitar siswa yang dapat mendorong dan menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Model induktif merupakan suatu model pembelajaran yang berdasarkan prinsip konstruktivisme, yaitu suatu pandangan yang menyatakan bahwa siswa membangun pemahaman mereka sendiri tentang segala sesuatu.
Penerapan model pembelajaran induktif dalam pelajaran sains, akan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran karena selama proses pembelajaran siswa dituntut untuk melakukan pengamatan terhadap contoh-contoh yang diberikan oleh guru untuk menemukan karakteristik dari suatu konsep, mencatat data hasil pengamatan, mendiskusikan hasil pengamatan sampai diperoleh suatu simpulan.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dalam kegiatan penelitian ini dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran sains SD kelas IV dengan materi pokok Bagian-Bagian Tumbuhan yang berorientasi pada model induktif. Karena melakukan pengembangan perangkat pembelajaran, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan.
B.
Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam kegiatan uji coba perangkat pembelajaran
yang
dikembangkan adalah siswa kelas IV SD Negeri 003 Tanjungpinang Timur Kota Tanjung Pinang.
C. Rancangan Penelitian Pengembangan perangkat pembelajaran sains SD yang berorientasi model induktif dengan menggunakan proses pengembangan perangkat pembelajaran yang terdiri dari 4 tahap, yaitu : pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Tetapi dalam penelitian ini rancangan penelitian hanya sampai pada tahap pengembangan belum sampai ke penyebaran.
1.
Tahap Pendefinisian Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan kebutuhan dari penyajian. Ada lima langkah, yaitu : a.
Analisis Kebutuhan Dalam Kurikulum, pada materi pokok Bagian-Bagian Tumbuhanmengacu pada kompetensi dan hasil belajar.
b.
Analisis Siswa Siswa kelas IV SD Negeri 003 Tanjungpinang Timur, usianya berkisar antara 9-10 tahun yang berarti perkembangan kognitifnya berada dalam tahap operasional kongkret, sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru harus menyediakan benda-benda kongkret yang dapat membantu anak memahami sesuatu yang abstrak.
c.
Analisis Tugas Analisis
tugas
bertujuan
untuk
menentukan
keterampilan
atau
pengetahuan terstruktur yang ingin diajarkan. Analisis juga meliputi kegiatan analisis struktur isi, analisis prosedural, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan perumusan tujuan pembelajaran.
2.
Tahap Perencanaan Tahap perencanaan prototip perangkat pembelajaran melalui beberapa tahap, antara lain : a.
Penyusunan Tes Dalam penelitian ini, penilaian yang dilakukan dengan menggunakan tes produk dan tes proses. Tes produk disusun dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa dan tes proses dikembangkan untuk mengetahui penguasaan keterampilan proses siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sains SD dengan menerapkan model pembelajaran induktif.
b.
Pemilihan Media Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang turut serta menentukan keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Sumber belajar dipilih atau disiapkan dengan baik akan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan pembelajaran.
c.
Pemilihan format Mencakup format untuk merancang isi dan sumber belajar, dan format pemilihan strategi pembelajaran.
3.
Tahap Pengembangan Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran dan instrumen yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar.
Langkah-langkah bersiklus pada mata pelajaran IPA adalah :
1. Siklus I a. Melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi sebagai kegiatan awal dengan memberikan beberapa pertanyaan suatu masalah yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. b. Melaksanakan kegiatan inti dengan menjelaskan dan membahas materi pembelajaran. c. Memberikan contoh-contoh tentang materi yang akan diajarkan. d. Mengadakan Tanya jawab dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapat. e. Mengarahkan siswa dalam teknik bertanya maupun menjawab pertanyaan. f. Menugaskan beberapa orang siswa secara bergantian untuk mengerjakan soal di papan tulis. g. Mengakhiri pembelajaran dengan cara menanamkan konsep Matematika terutama tentang sudut menggunakan satuan baku dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. h. Memberikan tugas di rumah.
2. Siklus II a. Melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi sebagai kegiatan awal. b. Melaksanakan kegiatan inti dengan memperbanyak menggunakan alat peraga. c. Mengadakan diskusi kelompok. d. Memberikan kesempatan pada tiap kelompok menyampaikan laporan hasil diskusinya. e. Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan tanggapan. f. Menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama. g. Memberi latihan dan tugas rumah.
3. Siklus III a. Melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi sebagai kegiatan awal. b. Melaksanakan kegiatan inti dengan memperbanyak menggunakan alat peraga. c. Mengadakan diskusi kelompok. d. Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan tanggapan. e. Menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama. f. Memberi latihan dan tugas rumah.
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik, yaitu:
E.
1.
Pemberian tes
2.
Pemberian tes keterampilan proses
3.
Pengamatan kelas
4.
Pengisian angket
Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Analisis data hasil pengamatan kelas Data tentang aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dianalisis dengan menghitung frekwensi dan persentase masing-masing aktivitas yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar yang dihitung dengan rumus :
Keterangan : A : Aktivitas tertentu yang dilakukan oleh guru atau siswa T : Keseluruhan aktivitas yang dilakukan guru atau siswa dalam pembelajaran berlangsung.
2.
Analisis data respon guru mitra dan siswa Data respon guru mitra dan siswa terhadap pelaksanaan KBM dan perangkat pembelajaran dianalisis dengan menghitung frekwensi dan persentase masingmasing butir jawaban guru mitra dan siswa untuk tiap-tiap pertanyaan yang diajukan dalam angket.
3.
Hasil belajar siswa Analisa data hasil belajar siswa dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Belajar siswa secara individu atau klasikal dikatakan tuntas bila proporsi jawaban benar siswa (p) lebih besar atau sama dengan 0,75 (Diknas, 2003).
a.
Proporsi individu Proporsi yang diperoleh setiap individu dihitung dengan menggunakan rumus : p individu =
b.
Proporsi Indikator Proporsi indikator (p) yang menunjukkan suatu ketercapaian indikator dalam pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus (Diknas, 2003): p indikator =
Keterangan : B : Jumlah siswa yang menjawab benar T : Jumlah seluruh siswa c.
Ketuntasan secara klasikal Ketuntasan secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus : Ketuntasan Klasikal =
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam uji coba 1 yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 003 Tanjungpinang Timur, peneliti bertindak sebagai guru pada implementasi RPP 1 dan RPP 2, sedangkan RPP 3 dilaksanakan oleh guru mitra. Sebelum pelaksanaan pembelajaran RPP 1, siswa diberi pretes yang terdiri atas tes produk dan tes keterampilan proses (pengamatan, mencatat hasil pengamatan, membandingkan, dan menyimpulkan). Sedangkan setelah RPP 3, siswa diberi postes (tes produk, tes keterampilan proses) serta angket respon siswa terhadap implementasi pembelajaran dengan menerapkan model induktif dan perangkat pembelajaran yang digunakan.
Setelah Penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan beberapa kali perbaikan pembelajaran, maka diperoleh hasil pengolahan data perbaikan pertama dan kedua pada mata pelajaran IPA berikut :
Hasil tes mata pelajaran IPA :
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NAMA SISWA Herman Nurmaisarah Tika Natasya Amin Rais Billi Kurniawan Dayang Kosniawati Dilla Anggraini Putri Dita Sasmia Riyadi Gerry Kurniawan Hairun Misa Heri Kurniawan Irche Jefriyanto M. Abdul Jumari M. Adrianto M. Firnanda M. Ilhamsyah Noni Nurdila Putri Ramadhani Ravelindo Reski Saputra Rindi Rizki Andika Wahyudi Romi Safril Safrina Sicillia Windari
PEROLEHAN NILAI Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 40 60 40 50 60 70 50 60 40 70 70 70 50 60 50 60 50 60 70 90 60 40 80 60 50 60 50 60
40 70 50 50 70 80 60 60 50 70 80 80 60 60 50 70 60 60 80 100 60 40 90 70 50 70 60 70
60 80 70 60 70 80 70 100 60 70 90 80 70 70 60 80 70 70 80 100 70 60 100 90 70 80 70 70
KET
No.
PEROLEHAN NILAI Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
NAMA SISWA
29 Silvi Novianti 30 Siti 31 Tri Alva 32 Vicky Stefani Jumlah Nilai Nilai Rata-rata
80 60 60 80 1910 59.68
90 60 60 80 2100 65.63
KET
90 70 90 90 2430 75.93
Rekap Nilai Tes Mata Pelajaran IPA No.
NILAI
Siklus 1 4 7 12 5 3 1 0 32
1. 40 2. 50 3. 60 4. 70 5. 80 6. 90 7. 100 Jumlah Siswa
JUMLAH SISWA Siklus 2 Siklus 3 2 0 5 0 10 5 7 13 5 7 2 5 1 2 32 32
KET
Diagram :
SIKLUS 1 15 10 JUMLAH SISWA
SIKLUS 1 5 0 40
50
60
70
80
90
100
NILAI
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas siklus pertama pada pelajaran IPA ternyata pemahamannya masih kurang. Dari 32 orang siswa yang memperoleh tujuh puluh ke atas baru 28,13% yang ditunjukkan pada grafik siklus pertama.
Diagram : SIKLUS 2
10 8 6 JUMLAH SISWA
4
Siklus
2 0 40
50
60
70
80
90
100
NILAI
Dari hasil perbaikan yang dilaksanakan pada siklus kedua sudah menunjukkan adanya perkembangan, jika dibandingkan dengan siklus pertama. Tingkat pemahaman siswa tentang sudut pada mata pelajaran IPA sudah mulai baik. Hal ini dapat dilihat dari grafik siklus kedua, dari 32 orang siswa yang mendapat nilai tujuh puluh ke atas 46,88%. Terjadi peningkatan 18,75%. Walaupun terjadi peningkatan, namun masih ada siswa yang masih belum memahami materi yang diajarkan sehingga masih perlu diadakan perbaikan pada siklus ketiga.
Diagram : SIKLUS 3
10 8 6 JUMLAH SISWA
4
Siklus
2 0 40
50
60
70
80
90
100
NILAI
Perbaikan pada siklus ketiga ini semakin terlihat jelas perkembangan belajar siswa. Siswa semakin memahami materi yang diajarkan. Dari 32 siswa pada siklus ketiga pemahaman siswa tentang konsep yang mencapai nilai tujuh puluh ke atas adalah 84,38%. Jika dibandingkan dengan siklus 1 dan 2 perkembangannya mencapai 56,28%. Hal ini dapat dibuktikan pada grafik siklus 3 di atas. Namun demikian masih perlu bimbingan dan arahan agar nilai dan pemahaman siswa lebih maksimal. Untuk lebih jelasnya melihat perkembangan yang diperoleh siswa mulai dari siklus 1 sampai siklus 3 terdapat pada grafik siklus 3 di atas. Namun demikian masih perlu bimbingan dan arahan agar nilai dan pemahaman siswa lebih maksimal. Untuk lebih jelasnya melihat perkembangan yang diperoleh siswa mulai dari siklus 1 sampai siklus 3 terdapat pada grafik perbandingan berikut ini :
GRAFIK PERBANDINGAN ANTARA SIKLUS 1, SIKLUS 2 DAN SIKLUS 3 14 12 10 Siklus 1
8 JUMLAH SISWAA H SISWA
Siklus 2
6
Siklus 3
4 2 0 40
50
60
70
80
90
100
NILAI
Dalam uji coba 2 yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 003 Tanjungpinang Timur, peneliti bertindak sebagai guru pada implementasi RP 1 dan RP 2, sedangkan RP 3 dilaksanakan oleh guru mitra. Sebelum pelaksanaan pembelajaran RP 1, siswa diberi pretes yang terdiri atas tes produk dan tes keterampilan proses (pengamatan, mencatat hasil pengamatan, membandingkan, dan menyimpulkan). Sedangkan setelah RP 3, siswa diberi postes (tes produk, tes keterampilan proses) serta angket respon siswa terhadap implementasi pembelajaran dengan menerapkan model induktif dan perangkat pembelajaran yang digunakan.
A. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini terdiri atas : 1.
Buku Siswa Buku siswa dikembangkan sebagai sumber belajar dan panduan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun pembelajaran mandiri. Buku siswa berisi tentang materi pokok Bagian-bagian Tumbuhan yang di dalamnya terdapat pembahasan konsep, aktivitas siswa, olah pikir, simpulan, berpikir kritis, dan gambar.
2.
Buku Kegiatan Siswa Buku kegiatan siswa digunakan sebagai panduan siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar, tempat mencatat data hasil pengamatan, serta tempat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari buku siswa. Buku ini berisi aktivitas siswa, tempat mencatat data hasil aktivitas, pertanyaan beserta tempat menjawab pertanyaan, dan tempat mengerjakan olah pikir yang terdapat pada buku siswa.
3.
Rencana Pembelajaran Rencana pembelajaran yang dikembangkan digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Terdiri atas 3 Rencana Pembelajaran yaitu RP 1 tentang Ciri-ciri Tumbuhan, RP 2 tentang Membandingkan bagianbagian tumbuhan, dan RP 3 tentang Fungsi akar dan daun. Langkah-langkah pembelajaran dalam setiap RP mengacu pada fase-fase model pembelajaran induktif dalam Eggen dan Kauchak (1996).
4.
Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar dikembangkan sebagai alat untuk mengukur ketuntasan hasil belajar siswa. Tes hasil belajar terdiri dari tes produk dan tes keterampilan proses. Tes keterampilan proses terdiri atas tes pengamatan, mencatat data hasil pengamatan, membandingkan dan merumuskan simpulan. Masing-masing tes terdiri atas komponen jenis kegiatan, alat dan bahan, prosedur, tempat, mencatat hasil kegiatan, dan rubrik penilaian.
Untuk mengukur ketuntasan hasil belajar, menggunakan tingkat ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh Diknas (2003) yakni ketuntasan baik individu maupun klasikal adalah lebih besar atau sama dengan 75%.
B.
Hasil Implementasi Perangkat Pembelajaran dengan Menggunakan Model Induktif Implementasi perangkat pembelajaran dengan menggunakan model induktif terdiri atas simulasi uji coba 1, dan uji coba 2. Kegiatan uji coba 1 dan uji coba 2 masingmasing dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, hasil belajar siswa yang berupa hasil belajar produk dan keterampilan proses, keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model induktif, pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model induktif oleh guru, hambatan-hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran, serta respon guru dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan perangkat pembelajaran.
1.
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model induktif diamati oleh dua orang pengamat pada uji coba 1 dan empat orang pengamat pada uji coba 2. Aktivitas siswa yang diamati meliputi mengamati contoh yang diberikan oleh guru, mencatat data hasil pengamatan, mendengarkan penjelasan guru, berdiskusi antar siswa, bertanya atau menjawab pertanyaan
guru
atau
siswa,
mengkomunikasikan
hasil
pengamatan,
merumuskan simpulan, dan perilaku yang tidak relevan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
2.
Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat. Aktivitas guru yang diamati meliputi memotivasi siswa, menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan pokok bahasan, memberitahukan tujuan, menginformasikan garis besar kegiatan pembelajaran, memberi contoh, membimbing siswa melakukan pengamatan, membimbing diskusi, membimbing merumuskan simpulan, membimbing memberi contoh aplikasi konsep dan tindak lanjut.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak menjelaskan konsep-konsep sains secara langsung pada siswa tapi guru aktif membimbing siswa dalam melakukan pengamatan terhadap contoh-contoh yang diberikan oleh guru, mencatat hasil pengamatan dan selanjutnya siswa dibimbing dalam diskusi untuk menemukan karakteristik
konsep
sampai
memperoleh
suatu
simpulan.
Kegiatan
pembelajaran dalam kelas tidak berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa.
3.
Keterlaksanaan Pembelajaran Dengan Menerapkan Model Induktif Keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model induktif direkam dengan menggunakan Instrumen 1 yang diamati oleh dua orang pengamat. Pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran meliputi pelaksanaan fasefase model pembelajaran induktif yang dilakukan guru selama kegiatan pembelajaran dalam kelas.
4.
Pengelolaan Pembelajaran Dalam Menerapkan Model Induktif Pengelolaan pembelajaran sains yang dilakukan guru dengan menerapkan model induktif direkam dengan menggunakan Instrumen 3. pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru setiap fase pembelajaran model induktif pada uji coba 1 adalah sebagai berikut : 1)
Fase pengenalan pelajaran yang terdiri atas : memotivasi siswa, menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan pokok bahasan, memberitahukan tujuan, menginformasikan secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa selama proses pembelajaran.
2)
Fase terbuka yang terdiri atas: memberi contoh yang sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran, membimbing siswa melakukan observasi dengan pertanyaan terbuka.
3)
Fase konvergen yang terdiri atas: membimbing siswa dalam menyajikan pengamatan, membimbing diskusi.
4)
Fase clousure yang terdiri atas: membimbing siswa dalam merumuskan simpulan.
5)
Fase aplikasi yang terdiri atas: membimbing siswa agar dapat memberi contoh aplikasi dari konsep.
5.
Respon
Siswa
Terhadap
Kegiatan
Pembelajaran
dan
Perangkat
Pembelajaran Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan perangkat pembelajaran sains dengan menerapkan model induktif adalah baik. Hal ini terbukti pada uji coba 1 dan 2, respon siswa 100% menyatakan senang terhadap materi pelajaran yang diberikan guru, contoh yang diberikan guru, aktivitas belajar di kelas, cara guru mengajar, buku siswa, buku kegiatan siswa, serta suasana kepada pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan mengganggap cara mengajar guru merupakan hal yang baru. Hal ini terlihat pada angket yang telah diisi oleh siswa (lampiran 2).
6.
Respon Guru Mitra Guru mitra menyatakan model pembelajaran induktif perlu dan layak dikembangkan untuk pokok bahasan lainnya melalu kegiatan pengembangan perangka dan pelatihan. Siswa yang mempunyai kemampuan rata-rata ke bawah dan rata-rata ke atas memperoleh keuntungan atau manfaat dari perangkat ini dengan alasan dapat menunjang prestasi belajar siswa, dapat meringankan beban guru dalam kegiatan pembelajaran, anak akan mulai belajar dari yang sederhana dan kongkret, serta anak akan mengerti proses sains secara nyata. Guru mitra juga memperoleh kemudahan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan karena dinilai sangat lengkap untuk memandu kegiatan belajar mengajar di kelas.
Hambatan yang dialami selama kegiatan pembelajaran adalah belum terbiasanya guru mitra melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model induktif sehingga pada awal pertemuan RP 1, pembelajaran yang dilakukan oleh guru mitra masih kelihatan canggung serta ada beberapa langkah yang tidak dilaksanakan. Tapi pada pembelajaran RP berikutnya kegiatan pembelajaran sudah berlangsung dengan baik. Disamping itu suasana ruangan juga kurang memadai karena kurang luas sehingga anak tidak dapat leluasa bergerak. Kadang-kadang anak yang hiperaktif dan kemampuannya kurang mengganggu pelaksanaan kegiatan pembelajaran tetapi semuanya dapat dikendalikan oleh guru dengan baik. Penataan meja dan kursi siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan pada saat pembelajaran juga mengalami kesulitan karena meja dan kursi siswa terlalu berat untuk dapat dipindahkan oleh siswa sendiri. 7.
Tes Hasil Belajar a.
Tes Produk Tes produk dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan materi ajar oleh siswa. Tes produk dilaksanakan dua kali yaitu pretes yang dilaksanakan sebelum pembelajaran RP 1 dan postes yang dilaksanakan setelah pembelajaran RP 3.
b.
Tes Keterampilan Proses Hasil tes keterampilan proses diperoleh melalui pretes dan postes. Keterampilan proses yang diujikan meliputi keterampilan pengamatan, mencatat hasil pengamatan, membandingkan, dan membuat simpulan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil kegiatan uji coba perangkat pembelajaran dengan menerapkan model induktif dapat disimpulkan bahwa penerapan model induktif yang dipandu dengan perangkat pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sains di Sekolah Dasar. Hal ini dapat dilihat dari : 1.
Aktifitas guru dalam proses belajar mengajar sains di SD dengan menggunakan model induktif yang dominan adalah membimbing siswa dalam melakukan pengamatan, membimbing siswa berdiskusi dan membimbing siswa dalam merumuskan simpulan. Sedangkan aktivitas siswa yang dominan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model induktif adalah mengamati contoh yang diberikan oleh guru, berdiskusi antar teman, dan mencatat hasil pengamatan.
2.
Penerapan model pembelajaran induktif dalam pembelajaran sains di SD dapat meningkatkan keterampilan proses siswa SD.
3.
Hasil belajar siswa pada pembelajaran sains SD dengan menerapkan model induktif mengalami peningkatan bila dilihat dari skor pretes dan postes baik hasil belajar produk maupun proses. Hal ini dapat dilihat dari ketuntatasan belajar siswa, pada saat pretes belum mencapai ketuntasan baik secara individual maupun klasikal, sedangkan saat postes sudah mencapai ketuntasan baik secara individu maupun klasikal.
4.
Guru dapat mengelola pembelajaran dengan baik pada saat menerapkan model induktif dalam pembelajaran sains.
5.
Proses belajar mengajar sains di SD dengan menerapkan model induktif dapat terlaksana secara baik.
6.
Guru mitra dan siswa merespon dengan baik pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model induktif yang dipandu dengan perangkat pembelajaran. Pada umumnya siswa merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan ingin mengikuti pembelajaran sains dengan menggunakan model induktif pada pokok bahasan berikutnya. Guru mitra menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dan menginginkan adanya pengembangan perangkat pembelajaran untuk pokok bahasan berikutnya.
B.
Saran Berdasarkan hasil implementasi uji coba 1 dan uji coba 2, maka diberikan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Salah satu kunci keberhasilan penerapan model induktif dalam pembelajaran sains adalah pemberian contoh yang sesuai, oleh karena itu pada saat guru menerapkan model induktif harus lebih selektif dalam memilih contoh.
2.
Bimbingan guru melalui pertanyaan sangat berperan dalam penerapan model induktif, sehingga guru dituntut trampil untuk bertanya.
3.
Mengingat perangkat pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru SD untuk memudahkan mereka dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, maka diperlukan suatu kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran dan pelatihan yang melibatkan guru-guru SD.
DAFTAR PUSTAKA Ardiana, L.I. 2004. “Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi”. Makalah disampaikan pada Finalisasi Lokakarya Pengembangan Silabus KBK Universitas Negeri Surabaya.
Dahar, R.W. 1989. Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdikbud. 1994. Kurikulum IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Diknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Diknas.
Eggen, D.D & Kauchak, D.P. 1996. Strategies for Teacher. Boston: Allyn and Bacon.
Iskandar, M.S. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar.
Sudjana, N. 1988. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Tjitrosoepomo, G. 2000. Morfolofi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat kesediaan sebagai teman sejawat dalam penyelenggaraan Karya Tulis Ilmiah. 2. Surat pernyataan. 3. Rencana Perbaikan Pembelajaran IPA I. 4. Rencana Perbaikan Pembelajaran IPA II. 5. Lembar Observasi IPA I. 6. Lembar Observasi IPA II.
SURAT KESEDIAAN MENJADI TEMAN SEJAWAT
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa : Nama
:
SURIATI, A.Ma.Pd
Tempat Mengajar
:
SD. Negeri Nomor 003 Tanjungpinang Timur
Alamat Sekolah
:
Jl. W.R. Supratman
Menyatakan bahwa bersedia menjadi teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP atas nama : Nama
:
RIRINDRA HIDAYAT
Tempat Mengajar
:
SD. Negeri Nomor 003 Tanjungpinang Timur
Alamat Sekolah
:
Jl. W.R. Supratman
Handphone
:
085264441331
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
Tanjungpinang,…………………
Kepala Sekolah
Teman Sejawat
H. JAKMURI M, S.Pd NIP. ……………………..
SURIATI, A.Ma.Pd NIP. ………………………..
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: RIRINDRA HIDAYAT
Unit Kerja
: SD Negeri 003 Tanjungpinang Timur
Menyatakan bahwa : Nama
: SURIATI, A.Ma.Pd
Tempat Mengajar
: SD Negeri 003 Tanjungpinang Timur
Guru Kelas
: VI (enam)
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang merupakan syarat mengikuti kegitan diklat penulisan buku.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Tanjungpinang, …………………..
Teman Sejawat
Yang Membuat Pernyataan
SURIATI, A.Ma.Pd
RIRINDRA HIDAYAT
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN ( PERBAIKAN I ) Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester
: IV / I
Pertemuan
: 1 Kali
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
B. Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya
C. Indikator
Indikator Produk (KOGNITIF) 1.
Mengidentifikasi jenis-jenis batang pada tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar (sekolah dan rumah)
2.
Mengidentifikasi struktur batang pada tumbuhan
Indikator Proses: 1. Mengidentifikasi fungsi batang bagi tumbuhan 2. Mengidentifikasi jenis-jenis batang pada tumbuhan
Indikator Sikap (Afektif) 1. Dapat bekerja sama dalam kelompok. 2. Dapat berkomunikasi dalam kelompok. 3. Menghargai dan menerima pendapat orang lain
D. Materi Pokok : Batang
E. Tujuan Perbaikan
Tujuan Produk: 1. Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis batang pada tumbuhan dengan benar berdasarkan gambar atau benda asli yang diamati 2. Siswa dapat menyebutkan stuktur batang pada tumbuhan dengan benar 3. Siswa dapat menjelaskan stuktur batang pada tumbuhan dengan benar
Tujuan Proses: 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan hasil pengamatan mengenai fungsi batang bagi tumbuhan dengan benar berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan 2. Siswa dapat menjelaskan fungsi batang bagi tumbuhan dengan benar berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan. 3. Siswa dapat mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jenis batangnya dengan benar.
Tujuan Sikap (Afektif) 1. Siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam melaksanakan percobaan berdasarkan LKS yang diberikan. 2. Siswa dapat berkomunikasi dengan baik dalam melaksanakan percobaan berdasarkan LKS yang diberikan. 3. Siswa dapat menghargai menerima pendapat orang lain dengan baik dalam melaksanakan percobaan berdasarkan LKS yang diberikan
F.
Langkah-langkah Pembelajaran : 1. Pendahuluan: Appersepsi 1. Memotivasi siswa dengan meminta siswa mengamati lingkungan sekitar kelas dan bertanya jawab mengenai tumbuhan yang ada disana (Fase 1 Pembelajaran Problem Solving) 2. Mengkomunikasikan garis besar kompetensi dasar, Indikator produk, proses dan sikap (fase 1 pembelajaran Problem Solving)
2.
Kegiatan Inti ( 50 menit ) 1. Menampilkan gambar pohon sambil bertanya jawab mengenai bagian-bagian tumbuhan dan mempresentasikan bagian dari tumbuhan yaitu batang (Fase 2 Pembelajaran Ekspositori)…….3 menit 2. Menjelaskan sruktur batang dengan memperlihatkan gambar dari stuktur batang tersebut (Fase 2 Pembelajaran Ekspositori)……. 4 menit 3. Bertanya jawab kembali dengan siswa mangenai batang tumbuhan yang siswa amati di sekitar kelas tadi dan menjelaskan jenis-jenis batang dari tumbuhan tersebut (fase 2 Terlaksana/ Tidak Pembelajaran Ekspositori)…….8 menit 4. Mengorganisasi siswa duduk dalam tatanan pembelajaran kooperatif dan wakil tiap kelompok mengambil alat dan bahan yang dibutuhkan yang sebelumnya telah diminta guru membawa dari rumah masing-masing siswa kemudian menyajikan permasalahan yang akan menjadi bahan diskusi dan percobaan (fase 3 Pembelajaran Problem Solving)………5 menit 5. Membagikan LKS : Fungsi batang bagi tumbuhan. Membimbing serta memfasilitasi tiap kelompok dalam melakukan percobaan dan mengerjakan LKS berdasarkan kunci LKS (Fase 4 Pembelajaran Problem Solving)…..25 menit 6. Berdasarkan kunci LKS, melakukan tes formatif dengan meminta satu- dua kelompok mempresentasikan pekerjaan nya dan meminta kelompok lain menanggapi . Memberikan penghargaan berupa umpan balik dan penguatan (Fase 5 dan fase 6 pembelajaran Problem Solving)……10 menit
3.
Kegiatan Akhir (10 menit) Guru bersama-sama siswa merangkum butir-butir pembelajaran dengan mengacu pada indikator hasil belajar di atas. Membagikan LKS baru sebagai PR untuk dikerjakan siswa secara individual dan dibahas pada pertemuan berikutnya.
G. Sarana dan Sumber Belajar 1. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
Kerja kelompok
Penugasan
Eksperimen
2. Sumber Belajar 1. Buku siswa (Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan) 2. LKS 1. 3. Kunci LKS 1. 4. LP 1: Produk. 5. LP 2: Proses. 6. Kunci LP 1. 7. Kunci LP 2 8. LP 3: Lembar pengamatan aktivitas siswa. 9. Gambar atau benda asli jenis-jenis batang
H. Alat dan Bahan 1. Gambar pohon atau benda asli (terlampir di halaman bawah) 2. Tumubuhan pacar cina, seledri, atau bayam. 3. Pisau 4. Gelas 5. Air bening 6. Pewarna makanan warna merah
Mengetahui,
Tanjungpinang, …………….
Kepala Sekolah
Guru Kelas
H. Jakmuri. M, S.Pd
Ririndra Hidayat
LAMPIRAN Lembar Kerja Siswa Gambar Media dan Buku Siswa
LEMBAR KEGIATAN SISWA Nama Kelompok: Nama Anggota Kelompok: 1. 2. 3. 4. 5.
Sub Pokok Bahasan : Kegunaan Batang bagi Tumbuhan Alokasi Waktu : 25 Menit.
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah-langkah kerja sebelum kalian menjawab pertanyaan. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.Gunakan buku siswa sebagai penuntun dalam mengerjakan pertanyaan. Silakan bekerja sama dengan anggota kelompok lain dan berhatihatilah dalam melakukan penelitian ini.
Alat dan Bahan 1. Tumbuhan pacar cina, seledri, atau bayam 2. Pisau 3. Gelas
4. Air bening 5. Pewarna makanan warna merah, kuning, dan hijau.
Langkah langkah kerja: 1. Siapkan tumbuhan yang kamu bawa. Bersihkan dari kotoran yang mungkin terbawa. 2. Potonglah akar tumbuhan. 3. Sementara itu, temanmu menyiapkan air berwarna merah,kuning dan hijau dalam gelas.
4. Celupkan batang tumbuhan dalam gelas yang telah diberi air dan pewarna tersebut. Diamkan beberapa puluh menit, misalnya 15-20 menit.
5. Potonglah batang di beberapa bagian. Amati yang terjadi ! Diskusikanlah bersama teman-temanmu untuk menjawab pertanyaan di bawah ini ! Diskusikanlah bersama teman-temanmu untuk menjawab pertanyaan di bawah ini 1. Apa tujuan menggunakan air berwarna merah, kuning dan hijau, bukan air bening ? Jawab:
2. Apa yang terjadi pada batang yang dicelupkan dalam air yang diberi zat pewarna ?
Jawab:
3. Mengapa hal itu bisa terjadi ?
Jawab:
4. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan ini ?
Jawab:
5. Sebutkan fungsi-fungsi batang pada tumbuhan !
Jawab:
Setelah melakukan percobaan di atas, sekarang perhatiakan gambar batang di bawah ini !
Kelompokkanlah jenis tumbuhan di bawah ini yang batangnya tergolong batang dikotil dan batang monokotil dengan memberi tanda cek (√) pada tabel yang
tersedia !
Pepaya
Rambutan
Ubi Kayu
Kacang
Durian
Kelapa
Mangga
Kedondong
No 1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nama tumbuhan
Jeruk
Batang Dikotil
Batang Monokotil
KUNCI LEMBAR KEGIATAN SISWA
Nama Kelompok:
Nama Anggota Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
Sub Pokok Bahasan : Kegunaan Batang bagi Tumbuhan
Alokasi Waktu
: 25 Menit.
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah-langkah kerja sebelum kalian menjawab pertanyaan. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.Gunakan buku siswa sebagai penuntun dalam mengerjakan pertanyaan. Silakan bekerja sama dengan anggota kelompok lain dan berhatihatilah dalam melakukan penelitian ini.
Alat dan Bahan
1. Tumbuhan pacar cina, seledri, atau bayam
2. Pisau
3. Gelas
4. Air bening
5. Pewarna makanan warna merah, kuning, dan hijau
Langkah langkah kerja:
1. Siapkan tumbuhan yang kamu bawa. Bersihkan dari kotoran yang mungkin terbawa.
2. Potonglah akar tumbuhan.
3. Sementara itu, temanmu menyiapkan air berwarna merah,kuning dan hijau dalam gelas.
4. Celupkan batang tumbuhan dalam gelas yang telah diberi air dan pewarna tersebut.
Diamkan beberapa puluh menit, misalnya 15-20 menit.
5. Potonglah batang di beberapa bagian. Amati yang terjadi !
Diskusikanlah bersama teman-temanmu untuk menjawab pertanyaan di bawah ini !
1. Apa tujuan menggunakan air berwarna merah, kuning dan hijau, bukan air bening ?
Jawab:
Agar terlihat dan dapat dibedakan pada saat batang menyerap air tersebut dengan batang sebelum dimasukkan ke dalam gelas. (menyesuaikan jawaban siswa)
2. Apa yang terjadi pada batang-batang yang dicelupkan dalam air yang diberi zat pewarna ? Jawab: Batang-batang tersebut menjadi berwarna seperti warna zat-zat pewarna tersebut. (menyesuaikan jawaban siswa)
3. Mengapa hal itu bisa terjadi ?
Jawab:
Karena batang-batang tersebut menyerap air berwarna yang ada pada gelas. Sehingga akhirnya batang-batang tersebut juga menjadi berwarna sepeti zat-zat pewarna tersebut. (menyesuaikan jawaban siswa)
4. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan ini ?
Jawab:
Kesimpulannya adalah batang berfungsi sebagai penyerap air dan sari makanan yang diperlukan oleh tumbuhan. (menyesuaikan jawaban siswa)
5. Sebutkan fungsi-fungsi batang pada tumbuhan !
Jawab:
-
Batang sebagai alat transportasi atau pengangkut makanan
-
Batang sebagai penopang tumbuhan
-
Batang sebagai penyimpan cadangan makanan
Setelah melakukan percobaan di atas, sekarang perhatiakan
gambar struktur
batang di bawah ini !
Kelompokkanlah jenis tumbuhan di bawah ini yang batangnya tergolong batang dikotil dan batang monokotil dengan memberi tanda cek (√) pada tabel yang
tersedia !
Pepaya
Rambutan
Ubi Kayu
Kacang
Durian
Kelapa
Mangga
Kedondong
No
Nama tumbuhan
1.
Papaya
2.
Rambutan
Jeruk
Batang Dikotil
Batang Monokotil √
√
Ubi kayu 3.
√
Durian Kacang
4.
Kelapa
√
Salak 5.
Mangga
√
Kedondong 6.
√
Jeruk
√
7.
8.
√ √
9.
10.
√
KISI-KISI (SPESIFIKASI) LEMBAR PENILAIAN
No 1.
Indikator Indikator Produk:
1. Mengidentifikasi
Tujuan Pembelajaran Tujuan Produk:
mengidentifikasi
pada tumbuhan yang
jenis-jenis
ada di lingkungan
batang
sekitar (sekolah dan
tumbuhan
rumah)
dengan
struktur batang pada tumbuhan
Kunci Lembar Penilaian dan Butir Tes
LP 1 Butir a
Kunci LP 1
(1-10) DAN b
butir a (110) dan b
1.Siswa
jenis-jenis batang
2. Mengidentifikasi
Lembar Penilaian (LP) Dan Butir Tes
pada
benar
berdasarkan gambar atau benda asli yang diamati 2. Siswa dapat menyebutkan stuktur batang dengan benar 3. Siswa dapat menjelaskan stuktur batang dengan benar.
No
Indikator Indikator Proses:
1. Mengidentifikasi
2.
Tujuan Pembelajaran Tujuan Proses:
1. Siswa dapat
fungsi batang bagi
menjawab
tumbuhan
pertanyaan
Mengidentifikasi jenis-jenis batang pada tumbuhan
hasil pengamatan mengenai fungsi batang bagi tumbuhan dengan benar berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan
LP 2 butir
Kunci Lembar Penilaian dan Butir Tes Kunci LP 2
1-10
butir
Lembar Penilaian (LP) Dan Butir Tes
1-10
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi batang bagi tumbuhan dengan benar berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan. 3. Siswa dapat mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jenis batangnya dengan Indicator sikap (afektif)
1. Dapat bekerja sama dalam kelompok. 2. Dapat berkomunikasi dalam kelompok.
benar. Tujuan sikap (afektif)
1. Siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam melaksanakan percobaan berdasarkan
3. Menghargai dan menerima pendapat
LKS yang diberikan.
orang lain 2. Siswa dapat berkomunikasi dengan baik dalam melaksanakan percobaan berdasarkan LKS yang diberikan. 3. Siswa dapat menghargai menerima
pendapat
orang lain dengan baik dalam
melaksanakan
percobaan LKS
yang
berdasarkan diberikan.
LEMBAR PENILAIAN 1(Produk): JENIS-JENIS BATANG TUMBUHAN a. Lakukan pengamatan terhadap batang tumbuhan di lingkungan sekitar tempat tinggalmu. Kamu juga boleh mencari informasi dari buku atau majalah. Catatlah jenis tumbuhan yang memiliki batang basah, batang berkayu, dan batang rumput. Kemudian, isilah tabel berikut dengan memberi tanda cek ( √ ) pada kolom yang tersedia !
Tabel Jenis-jenis Batang Tumbuhan Jenis batang No
Nama Tumbuhan
Basah
1. 2.
3.
4.
5.
6. b. Sebutkan dan jelaskan struktur-struktur batang ! 7. Jawab: 8.
9.
10.
Berkayu
Rumput
LEMBAR PENILAI AN 2 (Proses) Tumbuhan Berdasarkan Jenis Batangnya
Kelompokkanlah jenis tumbuhan di bawah ini yang batangnya tergolong batang dikotil dan batang monokotil dengan memberi tanda cek (√) pada tabel yang
tersedia !
Pepaya
Rambutan
Ubi Kayu
Durian
Kacang
Kelapa
Mangga
Kedondong
Jeruk
No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nama tumbuhan
Batang Dikotil
Batang Monokotil
KUNCI LEMBAR PENILAIAN 1(Produk): JENIS-JENIS BATANG TUMBUHAN
a. Lakukan pengamatan terhadap batang tumbuhan di lingkungan sekitar tempat tinggalmu. Kamu juga boleh mencari informasi dari buku atau majalah. Catatlah jenis tumbuhan yang memiliki batang basah, batang berkayu, dan batang rumput. Kemudian, isilah tabel berikut dengan memberi tanda cek ( √ ) pada kolom yang tersedia !
Tabel Jenis-jenis Batang Tumbuhan Jenis batang No
Nama Tumbuhan
1.
Rambutan
2.
Pisang
Basah
Berkayu
Rumput
√ √
Nangka 3.
√
Kaktus Pepaya
4.
Padi
√
Kasturi 5.
Kacang
√
Jagung 6.
7.
8.
√
Bayam √
√ √
b. Sebutkan dan jelaskan struktur-struktur batang ! Jawab: Struktur-struktur batang
KUNCI LEMBAR PENILAIAN 2 (Proses) Tumbuhan Berdasarkan Jenis Batangnya
Kelompokkanlah jenis tumbuhan di bawah ini yang batangnya tergolong batang dikotil dan batang monokotil dengan memberi tanda cek (√) pada tabel yang
tersedia !
Pepaya
Rambutan
Ubi Kayu
Durian
Kacang
Kelapa
Mangga
Kedondong
Jeruk
No
Nama tumbuhan
1.
Pepaya
2.
Rambutan
Batang Dikotil
Batang Monokotil √
√
Ubi kayu 3.
Durian
√
Kacang 4.
Kelapa
√
Salak 5.
Mangga
√
Kedondong 6.
√
Jeruk
√
7.
8.
√ √
9.
10.
√
LEMBAR PENILAIAN 3: AKTIVITAS SISWA
Tujuan: Agar pembelajaran berpusat pada siswa berhasil, antara lain siswa harus aktif dan saling membantu satu sama lain. Pengamatan ini akan memusat pada bagaimana perilaku siswa pada saat berada di dalam kelas atau di dalam kelompok mereka.
Petunjuk: Amati suatu kelas mulai dari pendahuluan sampai dengan penutup. Untuk aktivitas 1 sd 5 amati salah satu kelompok tertentu. Untuk aktivitas 6 sd 8 amati seluruh kelas. Setiap 2 menit, bubuhkan tanda toil pada perilaku berikut ini yang teramati. Sebagai pengamat, Anda seyogyanya mengambil tempat di dekat satu kelompok yang Anda amati.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Frekuensi Siswa
Aktivitas
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------
1. Membaca (mencari informasi dan sebagainya)
--------------
2. Mendiskusikan tugas
--------------
3. Mencatat
--------------
4. Mendengarkan ceramah/penjelasan guru
--------------
5. Melakukan pengamatan, percobaan, atau bekerja
--------------
6. Bertanya kepada guru
--------------
7. Mengkomunikasikan informasi meliputi presentasi, bertanya, dan menyampaikan pendapat
-------------
8. Perilaku tidak relevan
----------------------------------------------------------------------------------------------------------Pengamat
(
)
LEMBAR OBSERVASI ( Perbaikan I )
Mata Pelajaran
:
IPA
Kelas / Semester
:
IV / I
Hari / Tanggal
:
Senin, 10 Maret 2017
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit
Fokus Observasi
:
Bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA terutama masalah Bagian Tumbuhan dengan menggunakan media pembelajaran.
No.
1.
2. 3. 4. 5. 6.
7.
Aspek Yang di Observasi Motivasi pada siswa dalam proses
Kemunculan Ada v
belajar mengajar Penggunaan alat peraga / media
v
dalam pembelajaran Pemberian tugas dan latihan
v
Melibatkan siswa dalam kegiatan
v
proses belajar mengajar Keterampilan bertanya pada siswa
v
Keaktifan siswa dalam
v
menyelesaikan tugas dan latihan Membimbing siswa dalam
v
menyelesaikan tugas dan latihan
8.
Penggunaan metode bervariasi
v
9.
Penggunaan alat evaluasi
v
10.
Penyampaian materi jelas
v
Tidak Ada
Komentar
No.
11.
Aspek Yang di Observasi Interaksi antar guru dan murid
Kemunculan Ada
dalam proses belajar mengajar Membuka dan menutup pelajaran
v
13.
Menimbulkan keterampilan bertanya
v
Menimbulkan keterampilan dalam
v
15.
Komentar
v
12.
14.
Tidak Ada
menjawab pertanyaan Penggunaan waktu dan proses
v
belajar mengajar
Tanjungpinang, 10 Maret 2017 Teman Sejawat
Penulis
SURIATI, A.Ma.Pd
RIRINDRA HIDAYAT
LEMBAR OBSERVASI ( Perbaikan II )
Mata Pelajaran
:
IPA
Kelas / Semester
:
IV / I
Hari / Tanggal
:
Senin, 11 Maret 2017
Alokasi Waktu
:
2 x 35 menit
Fokus Observasi
:
Bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA terutama masalah Bagian Tumbuhan dengan menggunakan media pembelajaran.
No.
1.
2. 3. 4. 5. 6.
7.
Aspek Yang di Observasi Motivasi pada siswa dalam proses
Kemunculan Ada v
belajar mengajar Penggunaan alat peraga / media
v
dalam pembelajaran Pemberian tugas dan latihan
v
Melibatkan siswa dalam kegiatan
v
proses belajar mengajar Keterampilan bertanya pada siswa
v
Keaktifan siswa dalam
v
menyelesaikan tugas dan latihan Membimbing siswa dalam
v
menyelesaikan tugas dan latihan
8.
Penggunaan metode bervariasi
v
9.
Penggunaan alat evaluasi
v
10.
Penyampaian materi jelas
v
Tidak Ada
Komentar
No.
11.
Aspek Yang di Observasi Interaksi antar guru dan murid
Kemunculan Ada
dalam proses belajar mengajar Membuka dan menutup pelajaran
v
13.
Menimbulkan keterampilan bertanya
v
Menimbulkan keterampilan dalam
v
15.
Komentar
v
12.
14.
Tidak Ada
menjawab pertanyaan Penggunaan waktu dan proses
v
belajar mengajar
Tanjungpinang, ………………… Teman Sejawat
Penulis
SURIATI, A.Ma.Pd
RIRINDRA HIDAYAT