Menghitung_jumlah_eritrosit_dan_penetapa.docx

  • Uploaded by: Sartina
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Menghitung_jumlah_eritrosit_dan_penetapa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,869
  • Pages: 8
MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH DAN PENETAPAN KADAR HAEMOGLOBIN Mifta Jannah Suryani1, Yeni Rachmawati1, Apriani Mutmainah1, Reynaldi Zulfikar1 Annisa Silvia Tamara1 1

Program Studi Biologi FST Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstract Sel darah merah atau eritrosit merupakan salah satu bentuk dari sel darah. Warna merah pada eritrosit disebabkan karena adanya haemoglobin yang mengandung unsur besi (Fe). Jumlah sel darah merah serta kadar haemoglobin dalam tubuh individu manusia berbeda-beda, tergantung dari jenis kelamin.Percobaan terhadap jumlah sel darah merah dilakukan oleh 4orang Probandus yang terdiri dari 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki. Sedangkan percobaan terhadap kadar haemoglobin dilakukan oleh 3 orang Probandus yang terdiri dari 2 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Kedua percobaan ini dilakukan dengan menggunakan haemocytometer untuk penghitungan eritrosit dan tabung haemometer untuk penetapan kadar haemoglobin (Hb). Rentang jumlah sel darah merah probandus perempuan antara 2.980.000 – 4.470.000 sel/mm3, probandus laki-laki antara 4.850.000 – 8.360.000 sel/mm3. Kadar haemoglobin pada perempuan kisaran 14-15 gr/dL dan pada laki-laki sekitar 15,4 gr/dL. Jumlah normal sel darah merah laki-laki lebih tinggi dibandingkan jumlah seld darah merah perempuan dan kadar haemoglobin laki-laki lebih tinggi daripada kadar haemoglobin perempuan. Kata Kunci : Eritrosit, Haemocytometer,Haemoglobin, Manusia, Tabung haemometer.

mempunyai 3 macam bentuk, yaitu sel

PENDAHULUAN Darah merupakan cairan tubuh

darah merah (eritrosit), sel darah putih

terdapat

dan

(leukosit) dan keping darah (trombosit)

pembuluh darah yang terdiri dari sel darah

(Wulangi, 1993). Darah yang kaya akan

dan plasma darah. Sel darah sendiri

oksigen memilki warna merah terang

yang

didalam

jantung

sedangkan darah yang kekurangan oksigen

akan berwarna merah tua, warna merah

presentase konsentrasi eritosit di dalam

pada darah disebabkan karena darah

plasma darah (Poedjiadi, 1994).

mengandung haemoglobin atau protein pernapasan yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung zat besi (Fe) dalam bentuk heme (Hidayati, 2006).

Hemoglobin

(Hb)

merupakan

porfirin besi yang terikat pada protein globin. Protein terkonjugasi ini mampu berikatan secara reversible dengan O2 dan

Sel darah merah atau eritrosit memiliki bentuk seperti cakram yang pada

bertindak sebagai transpor O2 dalam darah (Sadikin,2002).

bagian tengahnya melengkung ke dalam

Biosintesis Hb diawali dengan

atau disebut dengan bikonkaf. Sel darah

pembentukan molekul heme yang secara

merah memiliki warna kuning pucat, tetapi

umum berlangsung pada sel-sel perkusor

dalam

terlihat

eritroid di dalam sumsum tulang belakang

berwarna merah. Didalam setiap mm3

dan sebagian kecil di sel-sel hepatosit di

darah terdapat 5.000.000 sel darah (Pearce,

hepar.

1991).

pembentukan

jumlah

yang

Pada

banyak

Perempuan

umumnya

memiliki ± 4,5 juta sel dalam setiap mm

Dibentuk unit

dengan

tahapan

pirol

monomer,

3

kondensasi

empat

unit

pirol

untuk

darah, sedangkan pada laki-laki umunya

membentu polimer siklik kemudia terjadi

memiliki ± 5 juta sel dalam setiap mm3.

modifikasi rantai samping. Oksidasi cincin

Nilai kandungan sel darah tersebut dapat

untuk

dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya

terkonjugasi dan terjadi pemasukan zat

seperti ketinggian tempat seseorang itu

besi. Heme yang sudah terbentuk akan

hidup dan pola makan kesehariannya

berikatan

(Kimball, 1996).

membentuk Hb (Kiswari,2014).

Eritrosit memiliki kandungan 65% air, 33% Hb dan sisanya terdiri dari lemak, mineral, vitamin dan bahan organik serta

membentuk

dengan

Terdapat pemeriksaan

ikatan

rantai

rangkap

globin

beberapa

haemoglobin,

dan

metode diantaranya

yaitu yang paling sederhana dan sering

ion K. Eritrosit yang dimiliki oleh mamalia

digunakan adalah metode sahli. Namun

umumnya

inti

metode ini memiliki kelemahan karena

Haemoglobin

bersifat subjektif, adapaun metode lain

merupakan protein yang mengandung zat

yang memiliki tingkat kepercayaan lebih

besi

tinggi yaitu metode cyanmethemoglobin

tidak

(Kusumawati,

dan

memiliki

2004).

memiliki

afinitas

terhadap

oksigen dan terdapat dalam eritrosit, sedangkan

hematokrit

merupakan

(Guyton,

1997).

Metode

sahli

menggunakan

HCl

untuk

mengubah

pertama-tama

kamar

hitung

dan

haemoglobin menjadi hematin asam dan

penutupnya dibersihkan dengan kapas

kemudian dicocokan warna hasil dengan

beralkohol. Ujung jari yang akan ditusuk

pembanding standar pada alat tersebut,

dibersihkan dengan alkohol 70%. Ditusuk

sedangkan

metode

ujung jari dengan lancet tegak lurus. Darah

absorbansi

dihisap dengan pipet thoma sampai tanda

larutan diukur dan larutan drabkin yang

tera 0,5 atau 1. Dihisap larutan hayem

dipakai

sampai tanda tera 101. Kedua ujung pipet

pada

cyanmethemoglobin

nilai

mengubah

menjadi

cyanmethemoglobin (Ganong, 2001).

dipegang dengan ibu jari dan telunjuk dan

Tujuan praktikum kali ini yaitu menghitung jumlah sel darah merah dengan

menggunakan

haemocytometer

serta mengukur kadar haemoglobin dalam

digoyangkan

hingga

homogen.Dibuang tetesan pertama dengan kertas saring. Larutan diteteskan diatas kamar hitung kemudian tutup dengan cover

darah.

perlahan

glass,

didiamkan

1-2

menit.

Dihitung jumlah sel eritrosit dimulai dari MATERIAL DAN METODE

kotak kiri sebelah atas, berpindah ke

Praktikum menghitung jumlah sel darah

sebelah kanan hingga ujung kotak sebelah

merah dan penetapan kadar hemoglobin

kanan, diteruskan ke bawah dan berpindah

dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2018

ke kotak disebelahnya kirinya sampai

yang bertempat di Pusat Laboratorium

seluruh

Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah

Penghitungan sel darah merah dengan

Jakarta.

cara: n x p x 1/0,02 = n x p x 50 butir

kotak

habis

terhitung.

darah Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah

Prosedur

kerja

pipet thoma, kamar hitung, mikroskop,

penetapan

lanset, kapas, tabung haemometer,larutan

pertama-tama HCL 0,1 N diteteskan

hayem, larutan turk, alkohol 70%, sampel

sebanyak + 10 tetes ke dalam tabung

darah, dan HCL 0,1N. Percobaan dibagi

haemometer.

menjadi dua, yaitu menghitung jumlah sel

dengan alkohol 70%. Ditusuk ujung jari

darah

dengan lancet tegak lurus. Dibuang tetesan

merah

dan

penetapan

kadar

kadar

percobaan

Ujung

hemoglobin

jari

yaitu

dibersihkan

darah pertama pada kertas saring dan

hemoglobin.

ditentukan persentase kadar Hb. Darah Prosedur

kerja

percobaan

perhitungan jumlah sel darah merah yaitu

dimasukkan ke dalam tabung haemometer.

Dibersihkan sisa darah dengan menghisap

terbatas sehingga memadai untuk selalu

HCL dalam tabung. Suspensi darah diaduk

menyediakan

hingga

Ditambahkan

Konsentrasi eritrosit pada laki-laki lebih

aquadest sedikit demi sedikit hingga warna

besar daripada konsentrasi eritrosit pada

darah di dalam tabung sama dengan

perempuan(Guyton,2007). Pada praktikum

standar.

ini dilakukan perhitungan jumlah eritrosit

tercampur

baik.

oksigen

bagi

jaringan.

pada dua probandus laki-laki dan dua

HASIL DAN PEMBAHASAN

probandus perempuan. Jumlah sel darah merah dalam sistem

sirkulasi

tubuh

diatur

secara

Tabel 1. Perhitungan Jumlah Eritrosit No. Probandus

Jumlah Eritrosit (sel/mm3)

Jenis Kelamin

1.

Amelia Nurgrahaeni



4.470.000

2.

Alfiyanti Shalihah



2.980.000

3.

Faris Salahudin



8.360.000

4.

M. Barry Rahman



4.850.000

Prinsip kerja penghitungan eritrosit ini adalah

pengenceran

menggunakan menyebabkan

darah

larutan sel

dengan

sel/mm3,

Hayem

eritrositnya sekitar 4.850.000 sel/mm3.

OP

Barry

jumlah

Menurut Kimball (1996), jumlah eritrosit

memudahkan

pada manusia dipengaruhi oleh beberapa

perhitungan jumlah sel eritrosit dihitung

faktor, diantaranya nutrisi, usia, tempat

pada 5 bidang sedang pada kamar hitung

tinggal, aktivitas, dan jenis kelamin.

sehingga

leukosit

serta

dan

trombosit

lisis

Faris jumlah eritrositnya sekitar 8.360.000

haemocytometer.

1. Nutrisi, semakin banyak asupan

Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah

nutrisi maka jumlah sel darah juga

eritrosit setiap probandus berbeda-beda. OP Amelia jumlah eritrositnya sekitar

akan meningkat. 2.

Usia, jumlah eritrosit pada bayi

4.470.000 sel/mm3, OP Alfiyanti jumlah

dengan jumlah eritrosit pada orang

eritrositnya sekitar 2.980.000 sel/mm3, OP

dewasa berbeda. Jumlah eritrosit

pada bayi yang baru lahir yaitu 6,83

Barry dan OP Amelia tergolong normal

juta

tumbuh

karena berada pada rentang tersebut.

eritrositnya berkurang menjadi 4 juta

Jumlah eritrosit OP Faris jauh lebih tinggi

/ml, kemudian saat dewasa naik lagi

dari jumlah eritrosit maksimal untuk laki-

menjadi 4,5 juta /ml.

laki dewasa. begitupula jumlah eritrosit

/ml.

Ketika

3. Tempat tinggal, tinggal

di

bayi

seseorang dataran

yang tinggi

eritrosit

membutuhkan lebih banyak oksigen

dewasa.

sehingga tubuh akan meningkatkan

4.

5.

OP Alfiyanti jauh lebih rendah dari jumlah minimal

Berdasarkan

untuk

perempuan

perhitungan

jumlah

produksi eritrosit agar hemoglobin

eritrosit, diketahui terdapat kelainan pada

dapat

probandus Alfiyanti dan Faris. Alfiyanti

lebih

banyak

mengikat

oksigen.

memiliki jumlah eritrosit yang jauh di

Aktivitas, seseorang yang memiliki

bawah standar normal

banyak aktvitas akan membutuhkan

wanita.

asupan nutrisi yang banyak sehingga

alfiyanti mengalami anemia. Sedangkan

kadar eritrositnya pun meningkat.

Faris memiliki jumlah eritrosit yang jauh

Jenis kelamin, jumlah eritrosit pada

diatas standar normal jumlah eritrosit. Hal

lelaki cenderung lebih banyak dari jumlah eritrosit perempuan. Hal tersebut

karena

eritrosit

Hal

ini

eritrosit

menandakan

pada bahwa

ini menandakan bahwa faris mengalami kelainan yaitu polisitemia.

pada

perempuan sering berkurang saat menstruasi. (Kimball , 1996).

Perbedaan hasil pengamatan dengan literatur dapat disebabkan oleh kesalahan perhitungan dan teknik sampling darah.

Ronald (2004) menyatakan bahwa

Menghitung

eritrosit

sebaiknya

tidak

jumlah sel darah merah atau eritrosit

dilakukan secara manual karena sering

normal untuk laki-laki dewasa adalah

terjadi kesalahan pada waktu pengenceran

sekitar 4,6 – 6,2 juta sel/mm . Sedangkan

dan penghitungan eritrosit yang jumlahnya

jumlah eritrosit normal untuk perempuan

terlalu besar untuk dihitung manual di

adalah 3,8 – 4,8 juta sel/mm3. Berdasarkan

bawah

3

hasil pengamatan, jumlah eritrosit OP

mikroskop.

(Wirawan,

1996).

Tabel 2. Penetapan Kadar Haemoglobin (Hb) No.

Probandus

♂/♀

Kadar Hb

1.

Amelia Nugrahaeni



14 gr/dL

2.

Reynaldi Zulfikar



15,4 gr/dL

3.

Risqa Auliya Adiani



15 gr/dL

Mengukur dilakukan

kadar

penghisapan

hemoglobin, dan

dapat dilihat bahwa kadar hemoglobin

ini

Reynaldi(♂) memiliki kadar yang lebih

bertujuan agar kapiler dan larutan HCL

besar dibandingkan Risqa dan Amelia (♀).

homogen. Pemberian HCL ini bertujuan

Hal

untuk menghemolisiskan semua eritrosit

perbedaan kadar hemoglobin perempuan

yang tidak bernukleus sehingga senyawa

cenderung

hemoglobin

perempuan mengalama siklus menstruasi.

mengeluarkannya

kembali.

keluar

dari

HCL

Berdasarkan data hasil praktikum,

Hal

membran

yang

mempengaruhi

lebih

ini,

dikarenakan

plasmanya dan kadar kemoglobin dapat

Selama

ditentukan dengan disesuaikan warnanya

mengalami

dengan standart. Sedangkan penambahan

menyebabkan kehilangan zat besi sebagai

aquades pada penentuan kadar hemoglobin

zat pembentuk heme yang akan berikatan

ini berfungsi sebagai larutan pengenceran

dengan

(Hidayati,2015)

hemoglobin.

Nilai normal Hb ditentukan dari

fase

rendah

terjadinya

perempuan

pendarahan,

rantai

globin

Penelitian

menyebutkan bahwa

sering yang

membentuk terakhir

juga

perbedaan kadar

kadar Hb itu sendiri. Kadar Hb adalah

hemoglobin dipengaruhi oleh hormonal

ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-

pada laki-laki dan perempuan (Utama

butiran darah merah. Jumlah Hb dalam

dkk,2013).

darah normal kira-kira 15 gram setiap

Kadar hemoglobin yang rendah

100ml darah . kadar Hb Laki-laki dan

atau tinggi pada laki-laki dan perempuan

perempuan memiliki perbedaan. Kadar Hb

juga dipengaruhi oleh adanya perbedaan

perempuan berkisar antara 11,5-15,5 g/dL,

ciri fisik dan pemenuhan nutrisi yang

sedangkan laki-laki berkisar antara 13,5-

berbeda. Sehingga menunjukkan kadar

17,5 g/dL

hemoglobin yang berbeda pula. Hal ini berbanding lurus dengan kadar eritrosit.

KESIMPULAN Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa : 

Jumlah sel darah merah dan kadar haemoglobin manusia berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin.



Jumlah sel darah merah laki-laki lebih banyak daripada jumlah sel darah merah perempuan.



Kadar haemoglobin laki-laki lebih tinggi daripada kadar haemoglobin perempuan.

DAFTAR PUSTAKA Ganong, W.F. 2001. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit EGC. Guyton.2007.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.EGC. Jakarta. Hidayati, Dewi. 2006. Modul Ajar Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi Biologi FMIPA-ITS. Hidayati, Noor dan Sunarti. 2015. Validitas Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Menggunakan Metode HB Meter Pada Remaja Putri Di MAN Wonosari Jurnal Kesmas Vol.9 No.1 ISSN: 19780575. Yogyakarta Kimball, Jhon W. 1996. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta Kiswari. 2014. Hematologi dan Transfusi. Jakarta Kusumawati, R. A. 2004. Fisiologi Ternak. Jakarta: Universitas Indonesia Press Pearce, C.E. 1991. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Poedjiadi, Anna.1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Ronald AS, Richard. 2004.Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium, edisi 11.EGC. Jakarta. Sadikin. 2002. Biokimia Darah Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit Wijaya Medika

Utama, dkk. 2013. Perbandingan Zat Besi Dengan Tanpa Vitamin C Terhadap Kadar Hemoglobin Wanita Usia Subur. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 7 No. 8. Unmuh Bengkulu Wirawan, Riadi, Erwin Silman.1996.Pemeriksaan Laboratorium Sederhana. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta. Wulangi, K.S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta : Depdikbud.

More Documents from "Sartina"