Mengelolah Operasi Pemindahan Material.pptx

  • Uploaded by: Anonymous 8dBqToM
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mengelolah Operasi Pemindahan Material.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,529
  • Pages: 29
pemindahan material (earthmoving) terjadi pada area preparasi, penggalian, konstruksi tanggul, penimbunan , pengerukan, penyiapan dasar, sub dasar dan sub grade jalan, pengerasan dan perataan. Penggunaan jenis peralatan dan kondisi lingkungan akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan pekerja dan mesin untuk menyelesaikan kuantitas kerja yang diberikan.

Sebelum dilakukan kalkulasi, terlebih dahulu memilih metode operasi terbaik dan jenis peralatan yang akan digunakan. Setiap peralatan didesain spesifik untuk melakukan tugas-tugas mekanik tertentu. Oleh karena itu, pemilihan alat didasarkan pada efisiensi pengoperasian dan ketersediaannya.

pengelola (manajer) proyek harus mengikuti fase pengelolaan dasar untuk menjamin kesuksesan proyek konstruksi memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan dalam instruksi proyek. Selain itu, manajer harus menjamin kesesuaian standar perlindungan dan keselamatan lingkungan. Fase pengelolaan dasar yang dibahas pada FM 5142 adalah :

Planning (perencanaan) Organizing (pengorganisasian) Staffing (penempatan pegawai) Directing (pengarahan) Controlling (pengawasan)

Executing (pelaksanaan)

Pemilihan peralatan yang tepat sangat penting untuk keberhasilan efisiensi pada operasi konstruksi dan earthmoving. Pertimbangkan kapabilitas/kemampuan operasional mesin dan ketersediaan peralatan ketika memilih sebuah mesin untuk sebuah pekerjaan khusus. Manajer dapat membayangkan seberapa baik peralatan yang tersedia untuk dipekerjakan berdasarkan pertimbangan tanah, area operasi dan tata syarat proyek tertentu. Prosedur taksiran/estimasi produksi peralatan dibahas dalam panduan manual pengukuran produktivitas peralatan ini.

Estimasi produksi, pengawasan produksi dan catatan produksi merupakan dasar keputusan pimpinan. Oleh karena itu, hal ini sangat membantu untuk memiliki metode rekaman, pengarahan dan laporan produksi yang umum. (mengacu kepada spesifikasi, prosedur estimasi peralatan dalam bab yang cocok pada panduan ini.

Kebanyakan satuan pekerjaan yang dilakukan dan satuan waktu yang tepat dan sangat berguna dalam perhitungan produktivitas untuk bagian khusus dari peralatan atau pekerjaan khusus merupakan fungsi dari analisa tugas pekerjaan. Untuk membuat perbandingan dan kesimpulan dalam hal produksi menjadi akurat dan berarti, digunakan persamaan berikut :

Nilai produksi: Segala ungkapan terkait nilai produksi waktu. Dalam satuan cubic yard per jam, ton per shift (juga diindikasikan sebagai durasi shift), atau feet of ditch per jam. Satuan pekerjaan yang dilakukan: Menunjukkan satuan produksi yang berhasil dicapai. Dapat sebagai volume atau berat material yang dipindahkan, jumlah bagian material yang dipotong, jarak yang ditempuh, atau satuan ukuran apa saja yang berkaitan dengan produksi Satuan waktu: Menunjukkan satuan waktu yang berubahubah seperti menit, jam, shift 10 jam, 1 hari, atau durasi tepat apa saja dimana satuan pekerjaan yang dilakukan berhasil dicapai

RUMUS WAKTU YANG DIPERLUKAN Invers dari rumus nilai produksi terkadang sangat berguna ketika menjadwalkan sebuah proyek karena hal ini menetapkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kuantitas kerja yang berubah-ubah

Catatan : satuan dari waktu yang dibutuhkan antara lain hours per 1000 cubic yard, hours per acre, days per acre, atau minutes per foot of ditch.

PENIMBANGAN MATERIAL Berdasarkan dimana material ditimbang dalam proses konstruksi, pada waktu penggalian dibandingkan setelah kompaksi, berat material yang sama akan mengisi volume berbeda (gambar 1-1). Volume material akan dihitung pada salah satu dari tiga pernyataan : Bank Cubic Yard (BCY). BCY adalah ukuran 1 cubic yard material murni/material yang belum terganggu Loose Cubic Yard (LCY). LCY adalah ukuran 1 cubic yard material yang telah terganggu oleh proses penggalian Compacted Cubic Yard (CCY). CCY adalah ukuran 1 cubic yard material setelah proses kompaksi.

Gambar 1-1. Perubahan volume material akibat proses konstruksi

Ketika manipulasi material pada proses konstruksi, volume materialnya berubah (tabel 1-1 dan 1-2, halaman 1-4, menampilkan konversi volume material dan load factors). Pertanyaan utama untuk pergerakan tanah adalah mengenai kandungan fisik material. Sebagai contoh seberapa mudah tanah tersebut berpindah ? Pada operasi ini material dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu batuan, tanah (yang masih subur) dan unclassified.

Batuan. Batuan adalah material yang tidak dapat dibersihkan oleh peralatan earthmoving. Penghancuran batuan memerlukan proses drilling dan blasting/peledakan. Setelah peledakan, digunakan excavator untuk mengisi fragmen batuan ke alat pengangkut untuk pemindahan. Soil/tanah. Tanah diklasifikasikan menurut kepaduan dan distribusi ukuran partikel. Sebagai contoh pasir dan kerikil memiliki ukuran partikel blocky-shaped dan tidak padu, sedangkan lempung memiliki ukuran butir platy-shaped dan juga padu. Meskipun peralatan pengoyak diperlukan untuk menghilangkan gabungan deposit, penghilangan tanah tidak perlu menggunakan peledak Unclassified. Unclassified (kombinasi batuan-tanah) merupakan material yang paling umum ditemukan di seluruh dunia. Ini merupakan gabungan antara batuan dan material tanah

KANDUNGAN TANAH

Pada operasi pemindahan , seluruh analisis kandungan material (daya muat, tingkat kelambaban, persentase swell dan kepadatan) dan informasi ini dimasukkan ke dalam perencanaan konstruksi. Tata syarat Preparasi dan kompaksi tanah dibahas pada chapter 11.

Daya muat daya muat merupakan karakterisik umum dari material. Ketika suatu material mudah digali dan dimuat, material tersebut memiliki daya muat yang tinggi. Sebaliknya, ketika suatu material sulit untuk digali dan dimuat, material tersebut memiliki daya muat yang rendah. Beberapa tipe lempung mudah untuk dimuat ke scraper dari tempat asalnya.

Tingkat kelembaban tingkat kelembaban merupakan faktor yang sangat penting pada pekerjaan earthmoving sejak kelembaban mempengaruhi satuan berat tanah dan penanganan material. Seluruh tanah pada keadaan aslinya memiliki tingkat kelembaban. Kuantitas kelembaban bergantung pada keadaan cuaca, drainase, dan kandungan tanah. Penanganan mekanik atau kimia terkadang dapat mengubah kadar kelembaban tanah.

Tabel 1-1. Faktor Konversi Volume Material

Persentase Swell kebanyakan material batuan dan tanah akan bertambah ketika diangkat dari tempat aslinya. Volumenya bertambah karena terbentuk kekosongan ketika proses penggalian. Setelah ditetapkan klasifikasi tanah secara umum, dilakukan kalkulasi persentase swell. Volume persentase swell akan meningkat (tabel 1-2). Sebagai contoh swell dari lempung kering adalah 40 %, dalam artian 1 cubic yard lempung pada stasiun Bank akan terjadi kekosongan pada stasiun loose menjadi 1,4 cubic yards. Kalkulasi swell tanah merujuk pada tabel kandungan material seperti ditunjukkan pada tabel 1-2.

Kepadatan pada pekerjaan earthmoving, merupakan hal yang umum tanah yang padat menjadi lebih padat dibandingkan di tempat asalnya. Hal ini karena terjadi korelasi antara kepadatan tertinggi dan kekuatan yang ditingkatkan, peningkatan kapasitas bearing dan permeabilitas yang rendah. Spesifikasi proyek akan disesuaikan dengan keadaan kepadatan yang dibutuhkan.

berat tanah mempengaruhi performa peralatan. Untuk mengkalkulasikan keperluan peralatan pekerjaan secara akurat, satuan berat material yang akan dipindahkan harus diketahui. Berat tanah mempengaruhi bagaimana dozer melakukan dorongan, grader melakukan pekerjaannya dan scraper memuat material. Dengan asumsi bahwa kapasitas volumetrik sebuah scraper adalah 25 cubic yard dan kapasitas muatannya 50.000 pounds. Ketika material yang diangkat relatif ringan (misalnya cinder/bara api), jumlah muatan akan melebihi kapasitas volumetrik scraper sebelum mencapai kapasitas gravimetrik. Sebaliknya, ketika material yang dimuat adalah kerikil (yang beratnya lebih dari 3.000 pounds per cubic yard), hal ini akan melebihi kapasitas gravimetrik sebelum mencapai kapasitas volumetrik. Lihat tabel 1-2 untuk satuan berat beberapa material.

CATATAN : berat material yang sama akan mengisi volume yang berbeda pada BCY, LCY dan CCY. Pada operasi earthmoving, yang dijadikan satuan dasar biasanya BCY. Dan juga mempertimbangkan material pada stasiun Loose (volume muatan). Tabel 1-1 memberikan faktor konversi material ratarata untuk perubahan volume tanah.

LOAD FACTOR gunakan load factor (lihat tabel 1-2) untuk mengkonversi volume LCY yang telah dihitung menjadi volume BCY yang telah dihitung (LCY x load factor = BCY). Gunakan faktor yang sama ketika mengkonversi material menjadi padat. Faktornya bergantung pada derajat kompaksi. Hitung load faktor : ketika 1 cubic yard lempung (stasiun bank) = 1.4 cubic yard lempung (stasiun loose) maka 1 cubic yard lempung (stasiun loose) = atau 0.72 cubic yard lempung (stasiun bank). Pada kasus ini, load faktor untuk lempung kering adalah 0.72. ini artinya ketika sebuah scraper membawa 25 LCY lempung kering, scraper tersebut membawa 18 BCY (25 x 0.72).

ZONA OPERASI

Hubungan spesifik zona operasi dengan variasi tipe peralatan earthmoving sangat signifikan ketika memilih peralatan earthmoving. Grafik diagram massa menunjukkan bagaimana material bergerak dan merupakan alat yang baik untuk menentukan zona operasi. Diagram massa dijelaskan pada FM 5430-00-1. Ada tiga zona operasi untuk mempertimbangkan proyek konstruksi.

ZONA DAYA/TENAGA pada zona daya, tenaga maksimal diperlukan untuk menanggulangi tempat atau kondisi kerja yang tidak cocok/merugikan. Seperti kondisi lapangan yang kasar, slope yang curam, operasi-operasi perintis/awal, atau muatan yang terlalu berat. Pekerjaan pada daerah ini memerlukan crawler tractors yang dapat menghasilkan gaya tarikan yang tinggi pada kecepatan yang rendah. Pada kondisi yang merugikan ini, menghasilkan lebih banyak gaya tarik dari sebuah traktor, daya tarik yang berlebihan mungkin akan mencapai gaya potensial penuh alat tersebut.

ZONA ANGKUT KECEPATAN RENDAH zona angkut kecepatan rendah serupa dengan zona tenaga sejak tenaga lebih banyak daripada kecepatan menjadi faktor yang sangat perlu. Kondisi tempat sedikit lebih baik daipada zona tenaga dan jarak angkutnya dekat. Kondisi yang ditingkatkan memberikan dozer lebih banyak tenaga, dan jarak terlalu dekat untuk sebagian besar scraper untuk membangun momentum secukupnya untuk dipindahkan pada kecepatan tertinggi, kedua mesin mencapai kecepatan yang sama. Pertimbangan dalam menentukan zona angkut kecepatan rendah adalah :  kondisi tanah bukan daerah jalur perjalanan cepat dan jarak pergerakan material diluar pengoperasian d ozer secara ekonomis.  Jarak pengangkutan yang tidak cukup jauh agar scraper melaju dalam kecepatan tinggi

ZONA ANGKUT KECEPATAN TINGGI Pada zona angkut kecepatan tinggi, pembangunan akan maju dimana kondisi tanah baik atau jalur pengangkutan stabil. Kondisi ini sebisa mungkin harus dijangkau. Hasil produksi meningkat ketika scrapper bekerja pada kecepatan tertinggi. Pertimbangan dalam menentukan zona angkut kecepatan tinggi adalah: Kondisi pengangkutan yang baik berada pada tingkat dan permukaan jalur pengangkutan Jarak pengangkutan harus cukup panjang agar percepatannya berada pada tingkat maksimum Push tractors (juga disebut pendorong) tersedia untuk membantu proses muat.

PERINGATAN!!!!!!

Operasikan peralatan pada kecepatan yang aman untuk mencegah kerusakan komponen mayor mesin. Selesaikan operasi pengangkutan dengan aman dan efisien

1. Esa unggul 2. Aci suratma 3. Sandra 4. Abdul hakim dodo 5. Muhammad hanif 6. Kevin asprillah baso

Related Documents

Faedah Pemindahan
November 2019 24
Pemindahan Kolera.pptx
December 2019 32
Operasi Uart.pptx
April 2020 7
Sistem Operasi
May 2020 24

More Documents from ""