BEST PRACTICES
MENERAPKAN DISIPLIN MELALUI KOMUNIKASI INTERPERSONAL WARGA SEKOLAH SMP NEGERI 1 PANGENAN
Disusun Untuk Persyaratan Kepala Sekolah SMP Berprestasi Tahun 2019
Oleh H. Basyuni, S.Pd., M.MPd
SMP NEGERI 4 MURUNG PUDAK Jl. Pertamina Desa Masukau RT.05 Kec. Murung Pudak. Kab. Tabalong. Kode Pos 71571
Agustus 2012
i
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, kepada kita sekalian, terutama kepada diri saya sebagai penyusun karya ilmiah ini. Melalui tulisan Best Practices ini penulis sebagai kepala sekolah, mempuyai tugas dan tanggung jawab yang lebih luas dan lebih berat dibanding dengan guru yang lain. Dalam rangka menjalankan amanah tugas guru dengan segala aktifitasnya, penulis menyampaikan suatu pengalaman nyata yang kami lakukan pada tempat terbaik kami menjalankan tugas pengabdian di SMP Negeri 1 Pangenan Kabupaten Cirebon bersama-sama dengan rekan-rekan seluruh warga sekolah dan stakeholder. Setiap sekolah mempunyai karateristik yang berbeda-beda, baik dari segi lingkungan sosial budaya, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, kesiswaan, dan kebijakan pemerintah daerah. Oleh karena itu setiap sekolah memiliki alternatif pengembangan sekolah yang berbeda pula. Pengalaman yang kami sampaikan di sini adalah pengalaman nyata yang ada sekolah di SMP Negeri 1 Pangenan Kabupaten Cirebon.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul ......................................................................................
i
Kata Pengantar .......................................................................................
ii
Daftar Isi ...............................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................. B. Permasalahan ................................................................... C. Strategi Pemecahan Masalah ...........................................
1 3 3
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Disiplin kerja ................................................................... B. Komunikasi Interpersonal ............................................... C. Kerangka Berpikir ........................................................... BAB III METODOLOGI PENULISAN ...........................................
6 7 9 11
BAB IV PEMBAHASAN A. B. C. D. E.
Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah ............. Hasil atau Dampak yang dicapai ..................................... Kendala yang dihadapi .................................................... Faktor-faktor Pendukung ................................................ Alternatif Pengembangan .................................................
12 13 15 16 17
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ......................................................... B. Rekomendasi .......................................................
18 18
Daftar Pustaka .........................................................................................
20
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil penelitian pengendalian mutu pendidkan, bahwa pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan yang berkualitas. Pendidikan memang bukan segala-galanya, tetapi segala-galanya berawal dari pendidikan. Secara kuantitas, kemajuan pendidikan di Indonesia cukup menggembirakan, namun secara kualitas, perkembangannya masih belum merata. Sesuai amanat UU RI nomor 20 tahun 2005 tentang sisdiknas, bahwa pendidikan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orangtua dan masyarakat. SMP Negeri 1 Pangenan Kabupaten Cirebon merupakan salah satu dari sekitar 80 lembaga pendidikan Negeri yang ada di kabupaten Cirebon, secara resmi mulai beroperasional menerima peserta didik baru pada tahun pelajaran 2009/2010, tepatnya pada tanggal 13 Juli 2009 awal masuk sekolah tahun pelajaran baru. Sebagai sekolah baru, yang berada di lingkungan penduduk yang relatif kurang padat, dan radius dengan sekolah yang lain berkisar 5-6 km, merupakan suatu masalah tersendiri dalam hal pengembangan sekolah. Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil, bahwa berdasarkan hasil razia para pamong praja, pada masing-masing daerah, masih banyak terdapat pelanggaran disiplin
iv
pegawai negeri sipil, termasuk guru pada saat jam kerja dengan membolos pergi ke pasar, atau tempat lain, yang tidak seharusnya berada pada jam tersebut. Adanya komentar dari teman guru yang belum sertifikasi atau dari pagawai negeri sipil selain guru, bahwa pemberian tunjangan profesi bagi guru yang sertifikasi belum mampu meningkatkan motivasi, komitmen dan disiplin kerja guru. Selain
hal-hal
di
atas,
yang
ikut
melatarbelakangi
permasalahan disekolah adalah adanya tawuran siswa, miras, narkoba di kalangan siswa. Melalui penegakan disiplin sekolah diharapkan dapat mengurangi dan mencegah hal tersebut. Sesuai Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kompetensi kepala sekolah, bahwa kinerja seorang kepala sekolah akan dinilai melalui 6 aspek sebagai berikut: (1) kepribadian dan sosial (2) kepemimpinan (3) pengelolaan sumber daya (4) pengembangan sekolah (5) kewirausahaan (6) supervisi kelas Melalui
pengembangan
komponen-komponen
penilaian
kinerja kepala sekolah tersebut, diharapkan sosok seorang kepala sekolah
v
sebagai nahkoda pendidikan mempunyai peranan, tugas, fungsi dan tanggung jawab memegang kendali mutu pendidikan di suatu sekolah.
B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi inti pembahasan dalam program pengembangan sekolah SMP Negeri 1 Pangenan adalah: “Bagaimana cara menerapkan disiplin kerja melalui komunikasi interpersonal warga sekolah SMP Negeri 1 Pangenan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu ?
C. Strategi Pemecahan masalah Tanggung jawab pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat, oleh karena itu beban permasalahan pendidikan harus diselesaikan bersama juga secara kolaboratif dan sinergis. Strategi pengembangan sekolah pada SMP Negeri 1 Pangenan dalam rangka menarik minat peserta didik baru,
melalui
beberapa tahapan sebagai berikut: 1.
Di akhir tahun pelajaran Mengadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah pendukung (SD/MI) di sekitar SMP Negeri 1 Pangenan tentang kurikulum sekolah, mendata jumlah siswa kelas VI,
2.
Membangun hubungan komunikasi dan kerja sama dengan sekolahsekolah pendukung, yaitu mengundang siswa kelas IV s.d VI pada
vi
kegiatan sekolah seperti peringatan hari besar nasional, hari besar agama, classmeeting akhir semester dan mengembangkan lapangan olah raga bersama. 3.
Menunjukkan prestasi kerja kepada masyarakat umum dan pemerintah bahwa SMP Negeri 1 Pangenan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah, sebagai tempat belajar yang bermutu, aman, nyaman, bersih, dan kondusif, Hal ini dapat ditunujukkan melalui: a. Kegiatan proses pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM, kepala sekolah sebagai mitra kerja dan kolaborator guru dalam pembelajaran, supervisi kepala sekolah adalah bantuan dan bimbingan, bukan evaluator. b. Sistem administrasi sekolah rapi, semua surat masuk dan keluar, dokumen-dokumen pegawai, dan laporan-laporan kegiatan sekolah dan keuangan semuanya diarsipkan dalam file map. c. RKAS, pelaksanaan kegiatan, dan laporan keuangan sekolah ditempel, dan dipertanggung jawabkan secara transparansi dan akuntabel. d. Kegiatan pembiasaan yang lakukan antara lain: (1) tadarus Al Qur’an, (2) jum;at bersih, (3) sholat dhuha, (4) sholat dhuhur berjama’ah, (5) salam, sapa dan senyum e. Kegiatan pengembangan diri setiap hari jum’at: (1) olah raga prestasi, (2) KIR, (3) ketrampilan, (4) Pertanian dan kebun sekolah.
vii
f. Semua program dan kegiatan sekolah diawali dengan sikap keteladanan dan implementasi nilai-nilai karakter bangsa oleh seluruh warga sekolah. g. Menegakkan
disiplin
warga
sekolah
melalui
komunikasi
interpersonal warga sekolah SMP Negeri 1 Pangenan, yaitu dengan membiasakan mengisi daftar hadir pegawai dan memberitahukan kepada kepala sekolah atau wakil kepala sekolah akademik, atau kepada guru piket jika berhalangan hadir. Pada aspek disiplin diterapkan kepada seluruh warga sekolah dan semua kegiatan dan aktifitas di sekolah.
viii
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Disiplin Kerja Disiplin dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta adalah: 1. Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib. 2. Ketaatan pada aturan dan tata tertib. Jadi dapat disimpulkan,
bahwa disiplin adalah suatu sikap,
perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib. Pada pengertian disiplin juga tersimpul dua faktor yang penting yaitu, faktor waktu dan kegiatan atau perbuatan (Panji Anoraga, 2009: 46). Di dalam suatu organisasi, termasuk lembaga pendidikan di sekolah, usaha-usaha untuk menciptakan disiplin, selalu melalui adanya tata tertib peraturan yang jelas, juga harus ada penjabaran tugas dan wewenang yang jelas, tata cara atau tata kerja yang sederhana yang dapat dengan mudah diketahui oleh setiap anggota organisasi. Seseorang pekerja yang berdisiplin tinggi, masuk kerja tepat pada waktunya, demikian juga pulang pada waktunya, Hal seperti kami lakukan kepada seluruh warga sekolah. Absensi pegawai dan siswa setiap akhir bulan direkapitulasi dan dilaporkan kepada pihak Dinas pendidikan kabupaten tabalong, dan jika ada guru atau tenaga kependidikan yang berkepentingan lain, pada lembar absensi harus ada keterangan yang jelas. ix
B. Komunikasi Interpersonal Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atu lebih
sehingga
pesan
yang
dimaksud
dapat
diterima.
Dengan
berkomunikasi kita dapat saling berhubungan satu sama lain. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu dari mulai bangun dar tidur kita gunakan untuk berkomunikasi. Dari berbagai definisi tentang komunikasi di atas bahwa komunikasi merupakan pertukaran pesan atau informasi dari satu orang ke orang lain yang dapat diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat, bunyi-bunyian dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh orang lain. Komunikasi
dapat
berlangsung
secara
antarpribadi
(Communication Interpersonal) sehingga disebut sebagai komunikasi interpersonal.
DeVito
(1997:231)
mendefinisikan
komunikasi
interpersonal dalam tiga pendekatan utama, yaitu: (1) definisi berdasarkan komponen, (2) definisi berdasarkan hubungan dua orang (dyadic), dan (3) definisi berdasarkan pengembangan. Definisi komunikasi
berdasarkan
interpersonal
dengan
komponen mengamati
menjelaskann
bahwa
komponen-komponen
utamanya, dalam hal ini penyampaian pesan oleh satu orang dan
x
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang memberi umpan balik segera. Definisi berdasarkan
hubungan diadik menunjukkan bahwa
komunikasi interpersonal sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi antarpribadi yang dimaksud di dalam karya ilmiah ini adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih, secara tatap muka, baik secara verbal maupun non verbal. Seperti yang dinyatakan Wayne Pace yang dikutip oleh Hafied (2010: 22) bahwa “ interpersonal communicatio is communication involving two or more people in a face setting.” Selanjutnya oleh Hafied (2010: 32) dinyatakan bahwa menurut sifatnya, komunikasi interpersonal dapat dibedakan atas dua macam, yaitu (1) komunikasi diadik (Dyadic Communication) dan (2) komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication). Komunikasi dyadic adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu: (1) percakapan, (2) dialog, dan (3) wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam, dan lebih personal, sedangkan wawancara sifatnya
xi
lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab. Komunikasi kelompok kecil adalah ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Komunikasi kelompok kecil oleh banyak kalangan dinilai sebagai tipe komunikasi antarpribadi karena: (1) anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka. (2) pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong di mana semua peserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicara tunggal yang mendominasi situasi. (3) sumber dan penerima sulit diidentifikasi. Dalam situasi seperti ini, semua anggota bisa berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima. Oleh karena itu pengaruhnya bisa bermacam-macam, misalnya si A bisa terpengaruh dari si B, dan si C bisa mempengaruhi si B. Proses seperti ini biasanya banyak ditemukan dalam kelompok studi dan kelompok diskusi.
C. Kerangka berpikir Kerangka
berpikir
dalam
penulisan
best
practices
ini
meggambarkan alur permasalahan dan penerapan kebijakan yang diberlakukan pada SMP Negeri 1 Pangenan, Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat, adalah sebagai berikut:
xii
Pengembangan Sekolah
Strategi
Disiplin Kerja
Komunikasi Interpersonal Sekolah bermutu
Gambar 2.1 Alur Kerangka berpikir
xiii
BAB III METODE PENULISAN
Keberhasilan (Best Practices) dalam pencapaian suatu tujuan merupakan hasil dari usaha kerja keras semua komunitas dalam suatu organisasi. Keberhasilan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja seluruh warga sekolah SMP Negeri 1 Pangenan tidak terlepas dari usaha, komitmen dan kerja keras semua warga sekolah, yang meliputi kepala sekolah, guru, tata usaha sekolah, siswa dan penjaga sekolah. Metode yang diterapkan pada SMP Negeri 1 Pangenan, dalam meningkatkan disiplin kerja warga sekolah, melalui: 1.
Pengisian daftar hadir harian pegawai (tanda tangan kepala sekolah, guru, tata usaha, dan pesuruh sekolah) dengan menuliskan jam datang dan jam pulang, serta catatan atau keterangan jika ada kepentingan lain.
2. Pegawai yang berhalangan hadir diharapkan ada komunikasi secara interpersonal dengan kepala sekolah atau guru piket atau wakil kepala sekolah bagian akademik, melalui surat izin, surat keterangan sakit, atau surat tugas. 3. Kepada seluruh siswa jika berhalangan hadir ke sekolah diharapkan ada pemberitahuan kepada pihak sekolah. 4. Rekapitulasi absensi seluruh warga sekolah setiap akhir bulan dilaporkan kepada dinas pendidikan kabupaten Cirebon.
xiv
BAB IV PEMBAHASAN
A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah Strategi atau teknik adalah suatu cara yang digunakan oleh sesorang untuk mencapai sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Sebagai alasan mengapa kami memilih strategi tersebut, adalah: 1.
Sosialisasi yang dilakukan secara dor to dor, school to school kepada calon peserta didik baru, (siswa kelas VI, anak putus sekolah tamatan SD sederajat) dengan membagikan formulir pendaftaran, pembagian baju seragam gratis, membantu siswa yang tidak mampu. Melalui strategi “jemput bola” ini, akan sangat mambantu siswa secara langsung
memfasilitasi
dalam kemudahan untuk menarik minat
siswa masuk ke SMP Negeri 1 Pangenan. 2.
Melalui hubungan komunikasi yang harmonis dengan sekolah-sekolah pendukung, sehingga para siswa SD/MI sebagai adik kelas, terutama siswa kelas VI, akan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan ikatan emosional di antara siswa SD dengan siswa SMP Negeri 1 Pangenan, antara guru SD dengan Guru SMP Negeri 1 Pangenan, antara siswa SD dengan Guru SMP, dan siswa SMP dengan guru SD untuk terus bersama-sama menjalin hubungan yang lebih inten, berkelanjutan dan harmonis.
xv
3.
Unjuk prestasi kepada masyarakat umum dan pemerintah merupakan daya tarik bagi para orang tua, dan masyarakat untuk pilihan anaknya ke SMP Negeri 1 Pangenan. Dalam unjuk prestasi ini melalui kegiatan intrakurikuler, dan ekstrakurikuler (akademik dan non akademik)
4.
Disiplin kerja adalah salah satu indikator kualitas suatu pendidikan. Dengan menegakkan disiplin kerja yang tinggi dan seluruh warga sekolah tidak merasa terkekang dan terbebani ( penuh dengan kesadaran dan tanggung jawab) bahwa tugas sebagai guru adalah tugas yang mulia, insyaallah akan menghasilkan
lulusan yang
berkualitas.
B. Hasil atau dampak yang dicapai Hasil atau dampak yang dapat dicapai dari pemilihan strategistrategi tersebut di atas adalah antara lain: 1.
Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SMP/sederajat di wilayah sekitar sekolah, karena dengan strategi tersebut sangat membantu anak putus sekolah karena tidak mampu, sehingga dapat melanjutkan sekolah. Terjalinnya hubungan komunikasi dan silaturohmi yang baik dengan sekolah-sekolah pendukung (SD), masyarakat dan komite sekolah. Hal ini terlihat dari adanya bantuan tempat parkir, sarana musholla, 20 unit komputer semuanya berasal dari orang tua murid dan komite sekolah.
xvi
3.
Meningkatnya kedisiplinan warga sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Dalam hal disiplin kerja, diawali dari keteladanan kepala sekolah selalu datang paling awal, absen harian (jam datang dan jam pulang), izin dengan alasan yang tepat dan berpamitan, serta pulang secara bersama-sama dengan seluruh warga sekolah (berjabat tangan dengan siswa dengan salam dan jabat tangan).
4.
Terjalinnya kebersamaan dan kekeluargaan seluruh warga sekolah harmonis (team works kompak), yaitu setiap tugas kepanitiaan dikerjakan secara bersama-sama dan bergantian, silaturahmi dengan anggota keluarga pada kegiatan tertentu (peringatan hari besar agama, karyawisata, cinderamata anggota keluarga baru, atau pindah tugas)
5.
kinerja seluruh warga sekolah meningkat, yaitu petugas kebersihan setiap hari lantai dipel, tenaga administrasi banyak menyediakan waktu lebih diluar jam kerja untuk kepentingan sekolah, dan guru setiap hari kerja hadir tepat waktu, administrasi dikerjakan dengan penuh tanggung jawab, proses pembelajaran PAIKEM, supervisi kelas, dan komunikasi antar warga sekolah harmonis).
xvii
2. Kendala yang dihadapi Kendala
atau
hambatan
yang
dialami
dalam
mengimplementasikan strategi-strategi tersebut, ini antara lain: 1.
Kurangnya sarana pembelajaran (alat peraga, alat laboratorium, buku perpustakaan dan ICT di sekolah (komputer dan jaringan internet), biaya operasional sekolah dan prasarana lapangan olah raga yang memadai.
2.
Komitmen sebagian guru tertentu ada yang masih rendah (50%), sehingga perlu ditingkatkan lagi dalam rangka percepatan pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah.
3.
Kurangnya guru mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikan, dan Guru pemula (kurangnya pengalaman mengajar) akan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
3. Faktor-faktor Pendukung Faktor –faktor yang ikut berperan mendukung dari pelaksanaan strategi yang diterapkan pada SMP Negeri 1 Pangenan, dalam hal pencapaian keberhasilan mutu sekolah, antara lain: 1.
Kondisi fisik bangunan sekolah SMP Negeri 1 Pangenan. Secara fisik bangunan SMP Negeri 1 Pangenan cukup lumayan, karena Semangat dan kerja keras dari semua warga sekolah dan mayarakat dalam rangka mewujudkan SMP Negeri 1 Pangenan sebagai sekolah yang bermutu. Keterbukaan dan kerjasama dari semua
xviii
warga sekolah dalam hal memberi dan menerima masukan yang konstruktif dari semua pihak dalam hal pengembangan sekolah. Setiap tugas yang diamanahkan kepada teman-teman guru dan warga sekolah dikerjakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
4. Alternatif Pengembangan Melihat potensi dan kondisi SMP Negeri 1 Pangenan sebagai salah satu lembaga pendidikan formal, mempuyai peluang untuk pengembangan pendidikan ke depan yang bermutu sesuai amanat UndangUndang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, antara lain: 1. Menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan hidup. Dengan memanfaatkan sisa lahan bangunan untuk tanaman pelindung. 2. Sebagai sekolah potensial untuk mengembangkan pendidikan menjadi sekolah yang mandiri dan bertaraf nasional, mampu mencetak output lulusan yang mampu bersaing terhadap perkembangan global.
xix
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN Berdasarkan deskriptif uraian keberhasilan (best practices) SMP Negeri 1 Pangenan tersebut, dapat ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Keberhasilan pendidikan di SMP Negeri 1 Pangenan berkat kerja keras dan komitmen seluruh warga sekolah dan stakeholder. 2. Melalui komunikasi interpersonal yang baik antar sesama warga sekolah
di
SMP
Negeri
1
Pangenan
dapat
mempererat
jalinan/hubungan silaturahmi yang akrap dan harmonis, sehingga seluruh warga sekolah menjadi satu team works sekolah yang kompak dan cerdas. 3. Sikap keteladanan yang diterapkan melalui pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMP Negeri 1 Pangenan sangat berpengaruh terhadappeningkatan perubahan sikap seluruh warga sekolah, tertama sikap disiplin.
B. REKOMENDASI Dengan mencermati potensi sumber daya dan kondisi geografis letak SMP Negeri 1 Pangenan, yang berada di Jalan Pangenan
xx
No. 57 Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon. Dapat dirumuskan rekomendasi untuk pengembangan mutu pendidikan ke depan adalah: 1.
Perhatian kepada pemerintah, dalam hal pengembangan infrastruktur bangunan dan sarana prasana pendidikan dengan mengacu kepada Permendiknas RI nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di Kabupaten / Kota.
2.
“Pendidikan bukan segala-galanya, tetapi segala-segalanya berawal dari pendidikan”. Kepada teman-teman guru dimana saja mengabdi, marilah kita selalu tingkatkan kompetensi, untuk membangun negeri jangan hanya semata-mata karena sertifikasi. Selamat mengabdi semoga menjadi guru yang terpuji, Amin.
xxi
xxii