Koleksi Artikel dari Biasawae Community Copyleft 2005 biasawae.com
Membangkitkan Potensi Anak Sumber : Berbagai Sumber
!
"
Koleksi Artikel dari Biasawae Community Copyleft 2005 biasawae.com
Potensi anak tergantung bagaimana lingkungan yang menjadi gurunya. Karena itu, kewajiban para orang tua adalah menciptakan lingkungan yang kondusif, yang membuat anak rileks, dan dapat memancing keluar potensi dirinya, kecerdasan dan percaya diri. Untuk itu, pahami pasepase perkembangan anak Anda. Pakar psikologi anak Dr Seto Mulyadi yang akrab dipanggil Kak Seto mengatakan, usia balita merupakan masa penting bagi perkembangan potensi seseorang, termasuk rasa percaya dirinya. Sejalan dengan itu, ahli perkembangan anak dari Universitas Georgia, AS, Dr Keith Osborn menyatakan, perkembangan kecerdasan yang sangat pesat terjadi pada saat anak berusia nol sampai lima tahun. Hampir 50 persen potensi kecerdasan anak, katanya, sudah terbentuk pada usia empat tahun, kemudian mencapai 80 persen pada saat anak berusia delapan tahun. Kreativitas seseorang mulai meningkat pada usia tiga tahun dan mencapai puncaknya pada usia 4,5 tahun, dan akan segera menurun apabila tidak diupayakan agar kemampuan tersebut tetap terus berkembang. Pada masa-masa penting pertumbuhan tersebut, selain pasokan makanan bergizi yang cukup, juga diperlukan kasih sayang dan perhatian orang tua serta dukungan keluarga pada sang anak, guna menunjang pertumbuhan otak dan cara berpikir anak tersebut. Kecerdasan anak tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, tetapi harus dirangsang. Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa pada seorang anak, misalnya, maka orang tua harus rajin menjalin percakapan dengan sang anak. Saat anak masih bayi, tetaplah mengajaknya berbicara dengan suara yang halus, meski anak belum mengerti. "Melalui kegiatan mendongeng, anak dirangsang untuk mengembangkan daya imajinasinya, misalnya membayangkan peri cantik yang baik hati atau kancil yang cerdik, dan dirangsang melontarkan gagasan terhadap pemecahan suatu masalah," saran Kak Seto. Dengan
membiasakan
melibatkan
anak
dalam
pengambilan
keputusan,
khususnya
menyangkut kepentingan dirinya sendiri, misalnya menentukan makanan dan pakaian yang disukai, serta mengajak anak untuk mengomentari berbagai peristiwa, akan memacu anak untuk terus berpikir mengembangkan gagasannya. Cara yang sederhana, pada usia dini, anak juga sudah dapat diperkenalkan pada kegiatan membaca dan menulis, misalnya dengan cara membuat tulisan nama benda pada karton dan menempelkan tulisan tersebut pada benda yang dimaksud. Ini dapat merangsang daya ingat anak terhadap benda tersebut sekaligus memperkenalkan anak akan bentuk huruf dan tulisan. Kemampuan dasar matematika, anak dapat diperkenalkan pada konsep matematika secara
Koleksi Artikel dari Biasawae Community Copyleft 2005 biasawae.com
sederhana, misalnya menghitung jumlah anak tangga, menghitung panjang meja dengan jengkal si anak, mengukur tinggi dan berat badannya sendiri. "Kaitkan semua kegiatan di atas sebagai suatu aktivitas yang menyenangkan dan selalu ditunggu oleh anak, sehingga menumbuhkan hasrat ingin tahu yang besar serta kemampuan logika yang baik," katanya. Selain itu, anak-anak harus diberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya dengan bebas, seperti rasa marah, sedih, takut dan kecewa, namun tetap dalam kondisi wajar, dan orangtua harus dapat berperan sebagai teman serta mendengarkannya, bukan justru semakin menyudutkan sang anak. Semakin dini pelatihan pengungkapan ekspresi emosi secara wajar diberikan kepada anak, maka anak akan semakin mudah mengendalikan, menguasai serta mengatur emosinya, sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang tenang dan mampu menguasai keadaan. Nah, tak sulitkan menciptakan hal di atas. Jika itu Anda lakukan dengan bertahap dan sempurna, anak yang cerdas, percaya diri, dan kuat mental-spiritualnya akan "lahir" dari rumah Anda.