TUGAS SAINS KEPERAWATAN
OLEH KELOMPOK II :
1.
DEWI EKA PUTRI
2.
TINEKE
3.
YULIANI BUDIYARTI
4.
NURMAULID
5.
DEWI SARTIKA
6.
GRACE CAROL S
7.
MULIA HAKAM
PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2008
I.
PENDAHULUAN Seorang perawat sebagai pemberi layanan kesehatan khususnya keperawatan dalam berinteraksi dengan klien seharusnya memahami falsafah keperawatan, sehingga tujuan keperawatan dapat dicapai secara maksimal. Falsafah keperawatan adalah cara perawat memandang dan melihat individu (klien) sebagai makhluk yang holistik yang mempunyai berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi, diantaranya kebutuhan biologis, psikologis, social dan spiritual yang harus diberikan kepada klien secara menyeluruh
II.
TINJAUAN TEORI Beragam pendapat dilahirkan dari pakar falsafah keperawatan. Pendapat-pendapat tersebut diantaranya : A.
Hall (dalam Sisk,Becky, 2007) menyatakan bahwa individu dalam keperawatan
dapat dikonseptualisasikan ke dalam 3 area, yaitu : care; yang merupakan area yang paling spesifik bagi perawat yang didasarkan pada pemanfaatan ilmu-ilmu alam dan biologi, yang termasuk didalamnya aspek kedekatan dalam proses keperawatan; core, merupakan penggunaan diri perawat itu sendiri dalam berhubungan dengan pasien; dan cure, yang didasarkan pada ilmu-ilmu patologi dan terapeutik termasuk bagaimana bekerja dengan pasien dan keluarganya yang berhubungan dengan perawatan medis dan bagaimana berkolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain. B.
Roy (dalam Senesac, 2007) menyatakan bahwa falsafah keperawatan terbagi
menjadi 8 area yang diketogorisasikan menjadi 2 area utama, yaitu : 1.
Prinsip humanisme
Mengenali manusia dan sisi subjektivitas manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai, sehingga ia berpenbdapat bahwa seorang individu : a.Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapai atau mencari solusi b.
Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi
hokum aksi reaksi c.Memiliki holism intrinsik d.
Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan
untuk memiliki hubungan dengan orang lain 2.
Prinsip veritivity (kebenaran)
Prinsip ini bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benarbenar absolute. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut : a.Individu dipandang dalam konteks tujuan eksistensi manusia b.
Individu dipandang dalam konteks gabungan dari beberapa tujuan
peradaban manusia c.Individu dipandang dalam konteks aktivitas dan kreativitas untuk kebaikankebaikan umum d. C.
Individu dipandang dalam konteks nilai dan arti kehidupan
Jane Watson (Watson, 2007) menyatakan bahwa keperawatan merupakan ilmu
tentang human care yang didasarkan pada asumsi bahwa human science dan human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Human science
berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetia humanistis dan kiat atau art. Human care berfokus untuk pengembangan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan. D.
Appleton (dalam Michalis, 2002) menyatakan bahwa proses keperawatan
dilaksanakan berdasarkan pendekatan fenomenologi. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, Appleton menitik beratkan pada perspektif humanistik yang melibatkan klien untuk menyampaikan pendapatnya, sehingga mengetahui perasaan klien dan emosinya tentang penyakit. Komunikasi antara perawat dan klien dapat meningkatkan hubungan
terapeutik,
sehingga
asuhan
keperawatan
dapat
dilakukan
secara
komprehensif dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. III.
PEMBAHASAN Penerapan falsafah keperawatan dalam tugas keperawatan sehari-hari masih memiliki banyak kendala. Pemikiran bahwa masih kurangnya pemahaman tentang falsafah itu sendiri merupakan salah satu kendala kurang tercerminnya pemahaman perawat tentang falsafah tersebut. Pemahaman
tentang konsep manusia secara utuh, veritivity, dan ketertarikan
perawat tentang caring dan komitmen untuk menyebarluaskan kesadaran tentang caring dan bertingkahlaku caring pada diri mereka sendiri, orang-orang disekitar mereka, lingkungan, alam dan dunia pada umumnya juga masih sangat rendah, disamping itu seorang perawat harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan core dan cure. Sedangkan dalam perspektif humanistic lebih melibatkan klien sehingga klien dapat mengemukakan pendapatnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Di Indonesia upaya peningkatan pelayanan keperawatan sudah mendapat perhatian khusus. Kenyataannya, masih banyak kendala dalam pelaksanaanya seperti : kesenjangan
level pendidikan perawat, batasan kewenangan kerja perawat yang masih belum jelas; reward yang belum merata; serta belum adanya payung hukum yang melindungi profesi keperawatan IV.
KESIMPULAN Pelaksanaan falsafah keperawatan dalam praktek nyata membutuhkan kesadaran diri perawat dan pemahaman tentang falsafah – falsafah keperawatan yang telah dilahirkan oleh para pakar keperawatan sehingga proses keperawatan yang diberikan kepada klien secara holistic ndapat terlaksana. Dengan demikian akan memeberikan kepuasan terhadap klien dan perawat itu sendiri dalam melaksanakan tugasnya.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Michalis, R.(2002).Nursing as an Art.Retrieved from web September 4, 2008. http://www.nursing.gr/Artnursing.pdf Senesac, P.(2007). Implementing The Roy Adaptation Model : From Theory to Practice. Retrieved from web September 4, 2008. http://www.bc.edu/schools/son/faculty/theorist/RAM/Practice.html Sisk, B.(2007). Lydia Hall 1926 – 1969. Retrieved from web September 4, 2008. http://www.enursescribe.com/Lydia_Hall.html Watson, J.(2007). Caring.Retrieved from web September 4, 2008. http://hschealth.uchsc.edu/son/faculty/theory_caring.htm