MEDOTOLOGI PENELITIAN ARSITEKTUR
KELOMPOK 4 : RENALDI JULI ANGGARA M. NURUL FIKRI RENALDI DWI PRAYOGI SAID A. M. RIFQI YUDISTIRA DANI SETIAWAN
41216010065 41216010056 41216010066 41216010018 41216010039
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA 2019
Apa itu
PROSES ILMIAH?
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran).
Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran).
Prediksi (deduksi logis dari hipotesis).
Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
KARAKTERISTIK PROSES PENELITIAN ILMIAH
Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat ciri penelitian ilmiah, yaitu : 1.
Sistematik
Sistematik berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai dengan pola dan kaidah yang benar. Pelaksanaannya dimulai dengan menemukan masalah penelitian, merumuskannya, dilanjutkan dengan langkah-langkah lain yang lebih kompleks dan diakhiri dengan penyusunan laporan penelitian. Masing-masing langkah tersebut harus pula dilaksanakan menurut pola tertentu, agar diperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. 2.
Logik
Suatu penelitian ilmiah harus logik, yaitu dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau hukum yang menjadi kaidah bekerjanya akal yaitu logik. Prosedur penalaran yang dipakai adalah prosedur induktif (cara berpikir untuk menarik kesimpulan secara umum dari berbagai kasus individual) dan deduktif (cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang umum). Akhir-akhir ini sudah dikombinasikan kedua jenis prosedur penalaran tersebut menjadi prosedur penalaran yang dinamakan deducto hypothetico verivicatif.
KARAKTERISTIK PROSES PENELITIAN ILMIAH
3.
Empirik
Empirisme merupakan paham yang mendasari sekaligus menjadi karakteristik suatu penelitian ilmiah yang menekankan unsur aposteriori atau unsur yang berasal dari kesan indrawi. Suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan dan diangkat sebagai bahan penelitian. Tiga landasan yang mendasari karakteristik empirik itu sebagai berikut. a.
Empirik selalu mempunyai persamaan dan perbedaan. Hal ini yang mendasari adanya penggolongan atau klasifikasi serta adanya perbandingan satu sama lain.
b.
Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c.
Setiap gejala empirik tidak dapat timbul secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya.
4.
Replikatif
Suatu penelitian yang pernah dilaksanakan harus dapat diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama apabila dengan metode, kriteria dan kondisi yang sama. Oleh karena itu, penyusunan definisi operasional variabel penelitian merupakan langkah yang penting agar peneliti lain yang ingin mengulangi penelitian tersebut dapat mengetahui dengan pasti metode, kriteria, maupun kondisi yang dimaksud peneliti pertama.
CIRI PENELITIAN ILMIAH & NON ILMIAH a.
Suatu usaha untuk mengumpulkan, mencatat dan menganalisa sesuatu masalah.
b.
Suatu penyelidikan secara sistematis, atau dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan mengenai sifat-sifat daripada kejadian atau keadaan-keadaan dengan maksud untuk akan menetapkan faktor-factor pokok atau akan menemukan paham-paham baru dalam mengembangkan metode-metode baru.
c.
Penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan utnuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.
d.
Usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
e.
Pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulandan penafsiran fakta-fakta.
Berdasarkan Keilmiahan :
Penelitian Ilmiah Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan.
Penelitian Non Ilmiah (tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah) Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tata negara, Internasional), Pertanian(agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, dan Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan).
PENGERTIAN
PENELITIAN?
Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1996) mengemukakan bahwa penelitian adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Dalam buku Introduction to Research, Hillway (1956) mengemukakan bahwa penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap permasalahan tersebut.
Menurut Soetrisno Hadi adalah upaya untuk menemukan, mengembangkan dan mencari pengetahuan tentang pengetahuan, upaya mana dilakukan dengan menggunakan metode penelitian.
Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis & Desain Sistem Informasi (2005 : 39), menyebutkan bahwa : ”Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.”
Menurut My Earth dalam makalahnya yang berjudul Perancangan system dan Analisis, menyebutkan bahwa: ”Perancangan adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada kegiatan analisis.”
PENGERTIAN
PERANCANGAN?
KOMPONEN PENELITIAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 2.1 Komponen-Komponen Penelitian 2.2 Permasalahan 2.2.1 Hakikat Permasalahan 2.2.2 Sumber masalah 2.2.3 Rumusan masalah 2.3 Teori Ilmiah
2.4 Variabel Penelitian Adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Kerlinger ( 1973) variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. 2.5 Hipotesis Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti “kurang dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan suatu pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
2.6 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti atau sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data. 2.7 Data Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Data dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sumber, dan juga skala pengukurannya. (Prof.Dr. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Pt. Rineka Cipta. Hal : 96.) a.
b.
c.
Berdasarkan sifatnya : Data kuantitatif : Data yang berupa angka-angka. Data kualitatif : Data yang berupa kata-kata atau pernyataan pernyataan. Berdasarkan sumbernya :
Data primer, adalah data yang diperoleh langsung pihak yang diperlukan datanya.
Data sekunder, merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari pihak yang diperlukan datanya.
Berdasarkan skala pengukurannya
Data nominal
Data ordinal
Data interval
Data ratio
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
PENGERTIAN
PEMBUKTIAN ILMIAH?
Sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi kegiatan ilmiah untuk membuktikan langkah-langkah ilmiah mendapatkan kebenaran. Sarana berfikir ilmiah merupakan suatu alat, yang artinya dengan alat tersebut membuat manusia dapat berbuat sesuatu untuk mendapatkan ilmu baru atau teori yang lain dengan melaksanakan kegiatan ilmiah. Untuk mendapatkan ilmu tersebut diperlukan sarana berfikir ilmiah supaya terlaksana secara baik dan teratur. Suriasumantri (2003:167) menyebutkan bahwa sarana berfikir ilmiah ada empat, yaitu : bahasa, logika, matematika, dan statistika. Sarana berpikir ilmiah berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain, logika sebagai alat berpikir agar sesuai dengan aturan berpikir, sehingga dapat diterima kebenarannya oleh orang lain. Matematika berperan dalam pola berpikir deduktif sehingga orang lain lain dapat mengikuti dan melacak kembali proses berpikir untuk menemukan kebenarannya, dan statistika berperan dalam pola berpikir induktif untuk mencari kebenaran secara umum.
PENGERTIAN
KERANGKA BERFIKIR ILMIAH?
Kerangka berfikir ilmiah merupakan landasan yang memberikan dasar-dasar pemikiran yang lebih kuat sebagai tempat berdirinya hasil-hasil penelitian tersebut. Towsand mengatakan “bahwa manusia itu mempunyai sifat ingin tahu. Sedangkan di luar dirinya ada kejadian-kejadian yang merangsang yaitu persoalan (masalah). Hubungan antara rangsangan dari luar dan hasrat ingin tahu pada diri manusia itulah penyebab kenapa manusia selalu bertanya dan akhirnya menyelidiki.” Sedangkan Michael Bylear mengatakan “bahwa pada diri manusia ada sesuatu kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan ini hanya bisa dicapai apabila ada pengetahuan tentang kebutuhan itu. Sebelum ada pengetahuan tentang kebutuhan itu harus diadakan penyelidikan untuk mengetahui kebutuhan itu sendiri.”
CONTOH DAN CARA MENYUSUN KERANGKA BERFIKIR Penelitian yang berhubungan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berfikir. Langkah-langkah dalam penyusunan kerangka pemikiran yang selanjutnya membuahkan hipotesis adalah Sebagai Berikut: 1.
Menetapkan Variabel yang diteliti
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitian. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan. 2.
Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Bukubuku yang dibaca dapat berupu buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian, journal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi.
3.
Diskripsi Teori dan Hasil Penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci, tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu. 4.
Analisis Kritis Tentang Teori dan Hasil Penelitian
Pada tahap ini melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian didalam negeri.
5.
Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis dan komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu gengan teori yang lainnya, dan hasil penelitian satu dengan hasil penelitian yang lainnya melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas. 6.
Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori teori dan hasil penelitian yang relefan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara perpaduan sintesa antara variabel yang satu dengan yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. 7.
kerangka berfikir
Setelah ssintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka berfikir.kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka befikir yang assosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berfikri assosiatif dapat menggunakan kalimat: jika begini maka akan begitu, jika komitmen kerja tinggi maka produktivitas lembaga akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan dengan baik (positive), maka kebocoran anggaran akan berkurang (negarive).
8.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila kerangka berfikir berbunyi “jika komitmen kerja tinggi, maka produktivitas lembaga akan tinggi”. Maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positive dan signifikan antara komitmen kerja dengan produktivitas kerja”. bila kerangka berfikir berbunyi “karena lembaga A menggunakan teknologi tinggi, maka produktivitas kerjanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga B yang teknologi kerjanya rendah” maka hipotesisnya berbunyi “ terdapat perbedaan produktivitas kerja yang signifikan antara lembaga A dan B, atau produktivitas kerja lembaga A lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga B”.