Maternitas Klp 3 Konsep Perawatan Ibu Hamil Tuntas.docx

  • Uploaded by: Anonymous TVTEro
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Maternitas Klp 3 Konsep Perawatan Ibu Hamil Tuntas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,250
  • Pages: 49
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah sesuatu yang lumrah dinantikan baik untuk pasangan yang telah menikah ataupun pihak orang tua pasangan ibu dan ayah. Sangat penting untuk dapat memastikan apakah seorang wanita ini sedang hamil ataukah tidak. Akan disayangkan jika kabar kehamilan akhirnya diketahui salah. Sebagai perawat sangat penting untuk kita mengetahui bagaimana keperawatan pada ibu hamil. Menurut Aggraini, Ria (2013) kehamilan merupakan episode dasar dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Menurut Kusniaharsinta, Restu PJ (2011) kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita di dunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat penatalaksanaan yang benar. Karena ini semua berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas itu. Ini terbukti dengan angka kematian yang tinggi di negara Indonesia. Dengan keadaan tersebut memberi support dan memacu untuk memberikan penatalaksanaan yang benar saat kehamilan.Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain. Berdasarkan pengertian diatas dapat ketahui bahwa kehamilan merupakan sesuatu yang kopleks dan penting apalagi untuk seorang perawat. Oleh karenanya penulis merasa perlu untuk mengkaji materi ini lebih dalam mulai dari pengertian; siklus menstruasi; patofisiologi kehamilan; perubahan fisik, fisiologi dan psikologis ibu hamil; diagnosa medis ibu hamil; asuhan keperawatan ibu hamil; review anatomi panggul; dan pemeriksaan ibu hamil. 1

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian kehamilan? 2. Bagaimana siklus menstruasi? 3. Bagaimana perubahan fisik, fisiologis, dan psikologis ibu hamil? 4. Apa saja diagnosa medis ibu hamil? 5. Bagaimana asuhan keperawatan ibu hamil? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan pengetahuan terhadap materi konsep dasar perawatan ibu hamil sebagai penunjang ilmu dalam pembelajaran keperawatan maternitas. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengertian kehamilan. b. Untuk mengetahui siklus menstruasi. c. Untuk mengetahui perubahan fisik, fisiologis, dan psikologis ibu hamil. d. Untuk mengetahui diagnosa medis ibu hamil. e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan ibu hamil. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu Keperawatan Maternitas khususnya materi konsep dasar perawatan ibu hamil. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa Jurusan Keperawatan dalam pembelajaran Keperawatan Maternitas. b. Memberikan

pemahaman

bagi

mahasiswa

lainnya

mengenai

pengertian ibu hamil, siklus menstruasi, patofisiologi kehamilan, perubahan fisik, fisiologis dan psikologis ibu hamil, diagnosa medis

2

ibu hamil, asuhan keperawatan ibu hamil, review anatomi panggul serta pemeriksaan ibu hamil. c. Memberikan pemahaman bagi penulis mengenai pengertian ibu hamil, siklus menstruasi, patofisiologi kehamilan, perubahan fisik, fisiologis dan psikologis ibu hamil, diagnosa medis ibu hamil, asuhan keperawatan ibu hamil, review anatomi panggul serta pemeriksaan ibu hamil.

3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian A. Pengertian Kehamilan Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo,2009.p.213). Umur kehamilan biasa dikelompokkan sebagai berikut: 1. Trimester 1 selama 12 minggu, 2. Trimester 2 selama 15 minggu (minggu ke-13 sampai minggu ke-27), 3. Trimester 3 selama 13 minggu (minggu ke-28 sampai minggu ke-40).

Kehamilan (gravidarum) terdiri dari dua bagian yaitu: Primigaravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Ciri-cirinya adalah payudara tegang, puting susu runcing, perut tegang menonjol, striase livide, perineum utuh, vulva menonjol, hymen perforatus, vagina sempit, dengan rugae, portio runcing dan tertutup. Dan Multigravida adalah wanita yang pernah hamil dan melahirkan bayi cukup bulan. Ciri – cirinya adalah payudara lembek dan bekas dan menggantung, puting susu tumpul, perut lembek dan menggantung, striase livide dan ablikan, perineum terdapat bekas robekan, vulva terbuka, karunkulemirtiformis, vagina longgar tanpa rugae, portio tumpul dan terbagi dalam bibir depan – belakang (Manuaba, 2008).

4

Seorang ibu dapat didiagnosa hamil adalah apabila didapatkan tanda-tanda pasti kehamilan yaitu Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18, dapat dipalpasi (yang harus ditemukan adalah bagian-bagian janin jelas pada minggu ke-22 dan gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24) dan juga 7 8 dapat di Ultrasonografi (USG) pada minggu ke-6 (Kusmiyati, 2008).

Kesimpulan: Pengertian dari Kehamilan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu. Kehamilan ada 2 yaitu wanita hamil pertama kalinya (Primigravida) dan wanita yang pernah hamil dan melahirkan bayi cukup bulan (Multigravida)

2.2 Siklus Menstruasi

A. Mengenal Fase dan Siklus Menstruasi Pada Wanita Menurut Kusuma, N. (2007) Menstruasi atau haid merupakan suatu perubahan fisiologis pada seorang wanita yang telah dewasa. Menstruasi akan terjadi secara berkala atau berulang setiap bulannya. Proses terjadinya menstruasi dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu hormon progesteron dan hormon estrogen. Menstruasi pertama kali akan dialami wanita saat memasuki usia pubertas, yaitu sekitar umur 11 hingga 16 tahun. Perubahan fisiologis pada wanita ini tidak terjadi selama-lamanya. Ada tahap atau masa yang dikenal dengan istilah menopause, yaitu tahap dimana menstruasi sudah berhenti. Proses menstruasi dapat terjadi dikarenakan sel telur pada organ wanita tidak dibuahi. Hal ini menyebabkan endometrium atau lebih dikenal dengan lapisan dinding rahim menjadi menebal dan menjadi luruh. Jika waktu lapisan dinding rahim untuk luruh telah tiba, maka akan mengeluarkan darah melalui saluran reproduksi wanita.Setiap bulannya wanita akan mengalami 4 fase dan siklus menstruasi yang dapat mempengaruhi keadaan fisik dan emosional. Namun

5

sayangnya, tidak banyak wanita yang tahu tentang informasi ini. Padahal jika kamu memahami tentang ini, maka kamu bisa mempersiapkan segala sesuatunya dan tahu apakah tahap yang sedang kamu lalui tergolong normal atau tidak. 1. Siklus Menstruasi Menstruasi pada wanita normal biasanya memiliki siklus yang berbedabeda yaitu antara 21 hingga 35 hari. Namun apabila dirata-rata, maka siklus menstruasi kebanyakan wanita adalah sekitar 28 hari. Untuk dapat menghitung siklus haid atau menstruasi, kamu harus terlebih dahulu mengetahui apakah menstruasi kamu teratur atau tidak. Jika kamu mengalami menstruasi tidak teratur, maka kamu bisa menghitung siklus menstruasi minimal selama 3 bulan. a. Estrogen Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam siklus reproduksi wanita. Hormone ini juga berperan pada perubahan tubuh remaja dalam masa pubertas serta terlibat dalam pembentukan kembali lapisan Rahim setelah periode menstruasi. b. Progesterone Hormone ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di ovarium dan berperan dalam penebalan dinding Rahim. c. Hormone pelepas gonadotropin (Gonadotropin-releasing hormone-GnRh) Diproduksi oleh otak, hormone ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormone pelutein. d. Hormone pelutein (luteinizing hormone-LH) Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari hormone ini. e. Hormone perangsang folikel (Follcle stimulating hormone-FSH) Hormone ini membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk dilepaskan. Hormone ini diproduksi di kelenjar pituitary pada bagian bawah otak.

6

2. Fase Menstruasi Seorang wanita setiap bulan melepaskan satu sel telur matang dari salah satu ovariumnya. Apabila tidak terjadi fertilisasi akan terjadi pendarahan yang disertai luruhnya sel telur dan lapisan endometrium. Pendarahan ini disebut menstruasi. Menstruasi terjadi secara periodik sehingga disebut siklus menstruasi.

Pada umumnya siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Siklus menstruasi terdiri atas empat fase, yaitu fase menstruasi, fase praovulasi, fase ovulasi, dan fase pascaovulasi.

7

1. Fasemenstruasi Fase ini terjadi apabila ovum tidak dibuahi sperma. Dalam keadaan tersebut korpus lu-teum menghentikan produksi estrogen dan progesteron. Akibatnya, ovum meluruh bersama-sama dengan endometrium. Kondisi ini ditandai adanya pendarahan melalui vagina. 2. Fase pra-ovulasi (fase folikel) Pada

fase

pra-ovulasi,

hipotalamus

menghasilkan

hormon

gonadotropin yang merangsang pembentukan follicle stimulating hormone (FSH). FSH merangsang pembentukan folikel yang mengelilingi oosit primer hingga matang. Ovum matang yang diselubungi folikel disebut folikel de Graaf. Folikel de Graaf kemudian menghasilkan estrogen yang merangsang pembentukan endometrium.

Estrogen

juga

memengaruhi

serviks

untuk

mengeluarkan lendir bersifat basa. Lendir itu akan menetralkan sifat asam dalam serviks sehingga sperma mampu hidup di dalamnya. 3. Fase ovulasi Adanya peningkatan kadar estrogen mengakibatkan terhambatnya pembentukan FSH sehingga hipofisis melepaskan luteinizing hormone (LH). LH merangsang terjadinya ovulasi. Ovulasi biasanya terjadi pada hari ke-14 dihitung sejak hari pertama menstruasi. Pada saat ovulasi, oosit sekunder terlepas dari folikel. 4. Fasepasca-ovulasi(fase luteal) Pada tahap ini, LH merangsang folikel yang telah kosong menjadi korpus luteum (badan kuning). Korpus luteum tetap menghasilkan estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sama dengan estrogen memacu pembentukan endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu. Hal ini berguna untuk persiapan penanaman zigot dalam

8

uterus setelah pembuahan. Apabila sampai akhir fase ini tidak terjadi pembuahan, akan kembali ke fase menstruasi lagi. 1.

Tanda-Tanda Menstruasi Akan Datang Setiap wanita dewasa normal pasti akan mengalami apa yang namanya menstruasi atau juga dikenal dengan istilah haid. Menstruasi merupakan proses keluarnya darah dari organ kewanitaan yang disebabkan karena sel telur tidak dibuahi.Pada umumnya menstruasi akan berulang dengan siklus rata-rata 28 hari. Namun ada pula beberapa wanita yang mengalami menstruasi lebih cepat dengan siklus 21 hari dan paling lama hingga 30 hari.Jika kamu tidak mengalami menstruasi lebih dari siklus tersebut, padahal sebelumnya tidak melakukan hubungan suami istri. Maka ada baiknya kamu perlu mewaspadai hal-hal yang bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur.

9

Kesimpulan : Siklus Menstruasi Pada Wanita menstruasi hormon progesteron dan hormon estrogen. hormonprogesteron dan estrogen menjaga siklus reproduksi dan menjaga kehamilan Hormone pelepas gonadotropin (Gonadotropin-releasing hormone-GnRh) Diproduksi oleh otak, hormone ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormone pelutein. Hormone pelutein (luteinizing hormone-LH) Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari hormone ini Hormone perangsang folikel (Follcle stimulating hormone-FSH) :Hormone ini membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk dilepaskan. Fase menstruasi :Fase ini merupakan fase dimana keluarnya darah haid dari organ intim wanita. Fase ini dikatakan normal apabila terjadi sampai pada hari kelima hingga hari ketujuh. Fase folikular: Fase yang terjadi selama hari pertama hingga hari ketiga belas. Pada fase folikular terjadi peristiwa pelepasan hormon

Fase ovulasi: Fase ini terjadi pada hari ke-14. Hormon luteinizing pada sel telur wanita yang telah matang dilepaskan ke tuba fallopi.

Fase luteal: Pada fase ini bekas folikel yang telah ditinggalkan sel telur akan membentuk korpus luteum yang menghasilkan hormon progesterone.

10

2.3 Perubahan Fisik, Fisiologis dan Psikologis Pada Ibu Hamil A. Hormon yang mempengaruhi perubahan fisiologis dan psikologis ibu hamil. Menurut Permata, Rani Intan (2015) ada beberapa hormon yang mempengaruhi perubahan fisiologis da psikologis pada ibu hamil, yaitu: 1. Hormon Estrogen, menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah sel. Hormon kehamilan estrogen berfungsi untuk meningkatkan jumlah dan ukuran pembuluh-pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, menjamin bayi memperoleh cukup energi, membesarkan organ genital, uterus dan payudara. Hormon estrogen dapat menggangu keseimbangan tubuh, menyebabkan pembengkakan dan varises. Seorang ibu hamil memproduksi hormon estrogen lebih banyak dari wanita yang tidak hamil. 2. Hormon Progesteron, berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta dan mencegah kontraksi sehingga terhindar dari persalinan dini, saat masa kehamilan hormon progesteron diproduksi lebih banyak. Dampak kadar hormon progesteron yang tinggi di dalam darah ialah dapat melebarkan pembuluh darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah, sering mual dan pusing, meningkatkan pernapasan, dan mempengaruhi suasana hati. 3. Hormon kehamilan HCG, hanya dapat ditemukan pada wanita hamil karena pertumbuhan jaringan plasenta. Dampak kadar HCG tinggi dalam darah menyebabkan mual-mual. 4. Hormon kehamilan relaxin, dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta yang berfungsi untuk melembutkan leher rahim. 5. Hormon kehamilan Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) yang merangsang pigmentasi kulit yang menggelapkan warna puting susu dan daerah sekitarnya serta pigmentasi kecoklatan wajah dan garis dari pusar ke bawah (linea nigra).

11

B. Perubahan Fisik dan Fisiologis 1. Perubahan pada Sistem Reproduksi a. Uterus Menurut Rama, Zakii (2014) pada saat hamil uterus akan megalami beberapa perubahan, yaitu: 1) Ukuran pada kehamilan cukup bulan: 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. Berat: Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan). 2) Posisi rahim dalam kehamilan Pada permulaan kehamilan posisi rahim dalam letak artefleksi atau retrofleksi. Pada 4 bulan kehamilan rahim tetap berada dalam rongga pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat sampai mencapai batas hati. Rahim yang hamil biasanyabisa lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri. 3) Pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat didaerah implatasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama. 4) Ismus rahim mengadakan hipertropi dan bertambah panjang, sehingga teraba lebih lunak (soft) disebut tanda hegar. Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan air ketuban dinding rahim teraba tipis Menurut

Aggraini,

Ria

(2013)hubungan

antara

besarnyauterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, antara lain untuk membuat diagnosis apakah wanita tersebut hamil fisiologik, atau hamil ganda, atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya. b. Serviks Uteri Menurut Aggraini, Ria (2013) perubahan fisiologis selama kehamilan pada serviks uteri terjadi juga karena pengaruh hormon

12

estrogen.

Akibat

kadar

estrogen

meningkat

dan

dengan

adanyahipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak, disebut tanda goodell. c. Vagina dan Vulva Menurut Aggraini, Ria (2013) perubahan fisiologis selama kehamilan

pada

vagina

hormonestrogen

yang

dan

vulva

mengalami

juga

terjadi

perubahan.

akibat Adanya

hipervaskularisasi mengakibatkan vaginadan vulva tampak lebih merah,

agak

kebiru-biruan

(livide).

Tanda

ini

disebut

tandaChadwick. Warna porsiopun tampak livide. d. Dinding perut (abdominal wall) Menurut

Rama,

Zakii

(2014)

pembesaran

rahim

menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit, maka timbulah striae gravidium. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya disebut linea nigra. e. Payudara Menurut

Rama,

Zakii

(2014)

payudara

mengalami

pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberian ASI pada laktasi. 1) Hormon yang berpengaruh pada proses laktasi, yaitu estrogen, progesteron, somatomamotropin, PIH (Prlactin Inhibiting Hormone). 2) Penampakan payudara sebagai berikut, payudara menjadi lebih besar, areola payudara menjadi lebih besar, pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi karena hambatan

dari

PIH

untuk

mengeluarkan

ASI,glandula

montgomery makin tampak, putting susu semakin menonjol. Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.

13

f. Ovarium Menurut Aggraini, Ria (2013) pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. korpus luteum graviditatisberdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk. 2. Sistem Sirkulasi Darah Menurut Rama, Zakii (2014) perubahan fisiologis selama kehamilan terjadi pula pada sirkulasi darah. Perubahan sirkulasi darah ini terjadi akibat adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, payudara dan alat-alat lain yang berfungsi berlebihan selama kehamilan. Selama kehamilan volume darah ibu semakin meningkat secara fisiologi dengan adanya pencairan (hemodilusi). Volume darah akan bertambah besar sekitar 25% dengan puncak kehamilan 32 minggu. Hemodilusi menyebabkan anemia fisiologi dalam kehamilan. Kadar Hb ibu hamil: a. Hb 11 gr% = tidak anemia b. 9 – 10 gr% = anemia ringan c. 7 – 8 gr% = anemia sedang d. < 7 gr% = anemia berat 3. Sistem Pernafasan Menurut Aggraini, Ria (2013) seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam.

14

4. Sistem Pencernaan Menurut Rama, Zakii (2014) karena pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terasa mual dan pusing terutama dipagi hari (morning sickness), muntah (emesis gravidarum). Hormon Progesteron menimbulkan gerakan usus (peristaltik) semakin berkurang sehingga menyebabkan obstipasi.Selain itu, perubahan hormon yang terjadi saat awal kehamilan dapat membuat perut seseorang terasa kembung, mirip seperti saat perempuan sebelum periode menstruasinya datang. 5. Perubahan Tulang dan Gigi Menurut Rama, Zakii (2014) persendian panggul terasa agak longgar, karena ligamen melunak juga terjadi sedikit pelebaran pada liang persendian. Apabila pemberian makan tidak memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium internal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini.Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium 6. Traktus Urinarius Menurut Rama, Zakii (2014) karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing, desakan tersebut menyebabkan kandung kencing cepat penuh. Persediaan air seni bertambah 69-70%. 7. Sistem Integumen Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi pada daerah-daerah tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melalnophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. Menurut Permata, Rani Intan (2015) Pigmentasi kulit terjadi karena hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi dapat meliputi daerah sekitar pipi (penghitaman pada daerah dahi, hidung dan pipi), dan daerah sekitar leher. Selain pada kulit terdapat pula hiperpigmentasi antara lain pada areola Mammae,

15

papilla mammae dan linea alba. Linea alba yang tampak hitam disebut linea nigra. Hiperpigmentasi yang terdapat pada kulit muka disebut Chloasmagravidarum. 8. Metabolisme dalam Kehamilan Menurut Aggraini, Ria (2013) pada wanita hamil, basal metabolic rate (BMR) meninggi 15% sampai 20% dari semula, terutama pada trisemester I, sistem endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tireoidea). Secara umum dampak dari metabolisme ini akan terjadi kenaikan berat badan. Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg ratarata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terutama terjadi dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan ini disebabkan oleh hasil konsepsi (fetus, plasenta, danlikuor amnii) dan dari ibu sendiri (uterus dan mamma yang membesar, volume darah yang meningkat, lemak dan protein lebih banyak dan akhirnya adanya retensi air). C. Perubahan Psikologis 1. Trimester I Menurut Aggraini, Ria (2013) trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Perasaan ambivalen ini biasanya

berakhir

dengan

sendirinya

seiring

ia

menerima

kehamilannya, sementara itu, beberapa ketidaknyamanan pada trimester pertama, seperti mual, kelelahan, perubahan nafsu makan, kepekaan emosional, semua ini dapat mencerminkan konflik dan depresi yang ia alami dan pada saat bersamaan hal-hal tersebut menjadi pengingat tentang kehamilannya. Trimester pertama sering menjadi waktu yang menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat berkembang dengan baik. Berat badan sangat bermakna bagi wanita hamil selama trimester pertama. Berat badan dapat

16

menjadi salah satu uji realitas tentang keadaannya karena tubuhnya menjadi bukti nyata bahwa dirinya hamil. Pembuktian kehamilan dilakukan berulang-ulang saat wanita mulai memeriksa dengan cermat setiap perubahan tubuh, yang merupakan bukti adanya kehamilan. Bukti yang paling kuat adalah terhentinya menstruasi. Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangan masing-masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih sayang yang besar dan cinta kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi,

payudara

yang

membesar

dan

nyeri,

kecemasan,

kekhawatiran, dan masalah-masalah lain merupakan hal yang sangat normal terjadi pada trimester pertama. 2. Trimester II Menurut Aggraini, Ria (2013) trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat. Pada Trimester II biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali. Namun, trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi. Sebagian besar wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil.

17

Trimester kedua relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah – masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda. 3. Trimester III Menurut Aggraini, Ria (2013) trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul. Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi. Wanita tersebut lebih protektif terhadap bayinya. Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi. Ada banyak spekulasi mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan dan kelahiran (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi. Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama kehamilan, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Depresi ringan

18

merupakan hal yang umum terjadi dan wanita dapat menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri karena perasaan rentannya. Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi halangan. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat penting.

19

Kesimpulan 1. Hormon yang mempengaruhi perubahan fisiologis dan psikologis ibu hamil: a. Hormon Estrogen

Meningkatkan jumlah dan ukuran sel

Menyebabkan pembengkakan dan varises b. Hormon Progesteron Peningkatan sekresi, mengendurkan (relaksasi) otot-otot polos Melebarkan pembuluh darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah, sering mual dan pusing, meningkatkan pernapasan, dan mempengaruhi suasana hati. c. Hormon kehamilan HCG

Menyebabkan mual-mual.

d. Hormon kehamilan relaxin

Melembutkan leher rahim

e. Hormon Melanocyte Stimulating Hormone

Merangsang pigmentasi kulit

2. Perubahan Fisik dan Fisiologis a. Perubahan pada Sistem Reproduksi 1) Uterus

Ukuran: 30 x 25 x 20 cm, kapasitas lebih dari 4000 cc. Berat: dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan). Posisi rahim dalam kehamilan memasuki rongga perut

artefleksi / retrofleksi mencapai batas hati

Pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah Ismus rahim

hipertropi dan bertambah panjang

teraba lebih lunak 2) Serviks Uteri hipervaskularisasi 3) Vagina dan Vulva

pengaruh hormon estrogen meningkat konsistensi serviks menjadi lunak. perubahan hormon estrogen

hipervaskularisasi

vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide)

20

4) Dinding perut

robeknya serabut elastik dibawah kulit

striae

gravidium 5) Payudara

proses laktasi ( estrogen, progesteron, somatomamotropin, PIH) payudara lebih besar, areola payudara lebih besar, glandula montgomery makin tampak, putting susu semakin menonjol.

6) Ovarium

korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk b. Sistem Sirkulasi Darah Volume darah bertambah besar ± 25% c. Sistem Pernafasan

Diafragma terdesak

kebutuhan

oksigen

meningkat kira-kira 20% d. Sistem Pencernaan

Hormon esterogen hipersalivasi, daerah lambung terasa panas , mual, pusing (morning sickness), muntah (emesis gravidarum) Hormon Progesteron berkurang

gerakan usus semakin

obstipasi.

Perut terasa kembung e. Perubahan Tulang dan Gigi

ligamen melunak

persendian panggul

agak longgar kebutuhan kalsium janin tidak terpeuhi, kalsium internal pada tulang-tulang panjang akan berkurang konsumsi kalsium cukup

gigi

tidak akan kekurangan kalsium f. Traktus Urinarius

desakan hamil

kemih cepat penuh g. Sistem Integumen

gangguan miksi

kandung

persediaan air seni bertambah 69-70%. pengaruh

(MSH) meningkat

melalnophore

stimulating

hormone

hiperpigmentasi (penghitaman) meliputi daerah

sekitar pipi, dahi, hidung dan leher, serta areola Mammae, papilla mammae dan linea alba.

21

h. Metabolisme dalam Kehamilan meninggi 15% sampai 20%

basal

metabolic

rate

(BMR)

kenaikan berat badan rata-rata 12,5 kg.

3. Perubahan Psikologis Trimester I

Periode penyesuaian (Merasa merasa sedih, dan benci kehamilannya)

Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.

Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga.

Mual, kelelahan, perubahan nafsu makan, kepekaan emosional

Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.

Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil.

Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.

Trimester II Periode kesehatan yang baik Ibu merasakan lebih tenang, nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat

Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai seseorang di luar dirinya.

22

Libido dan gairah seks meningkat. Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi Terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, lubrikasi vagina semakin banyak, kecemasan, kekhawatiran dan masalah – masalah yang sebelumnya mereda. Trimester III Periode menunggu dan waspada Kewaspadaannya ibu meningkatkan sehingga timbul tanda dan gejala akan terjadinya persalinan Merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal Merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya Merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian yang khusus diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu membutuhkan kesenangan dari suami dan keluarga.

23

2.4 Diagnosa Medis Ibu Hamil Masa kehamilan dimulai dari konsepsi atau pembuahan sampai lahirnya janin. Kehamilan biasanya diukur dalam hitungan bulan. Lama kehamilan ibu pada umumnya sekitar sembilan bulan sepulih hari. Lama kehamilan ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu trimester pertama (umur kehamilan 0-3 bulan), trimester kedua (umur 4-6 bulan), dan trimester ketiga (umur 7-9 bulan). (Handayani, 2003) A. Diagnosa Dengan Tanda dan Gejala Kehamilan Berbeda dengan Ramli menurut Ruchmawati (2013), diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan yang dibagi menjadi: 1. Dugaan kehamilan (presumptive) a. Amenorhea – Wanita tidak datang menstruasi 2 bulan berturutturut. b. Nausea (mual) dan emesis (muntah) -Umumnya terjadi pada wanita hamil muda umur 6-8 minggu. Mual-mual pada pagi hari disebut morning sickness. Akibat dari pengaruh hormonprogesteron dan estrogen sehingga pengeluaran asam lambung berlebihan. c. Mastodynia – Payudara terasa nyeri dan kencang disebabkan payudara membesar karena pengaruh hormon estrogen pada ductus mammae dan progesteron pada alveoli. d. Quickening – Perasaan gerakan janin pada minggu ke 18 atau minggu 20 (primigravida) dan umur 14 atau 16 minggu pada multi gravida. Gerakan janin pertama kali dapat digunakan untuk menentukan umur kehamilan. e. Miksi – Wanita hamil trimester I dan III sering merasakan sering kencing karena uterus yang gravid mendesak vesica urinaria.

24

f. Konstipasi – Kesulitan buang air besar karena pengaruh hormon progesteron yang menghambat peristaltik usus dan karena perubahan pola makan. g. Weight gain – Pertambahan berat badan ibu tidak selalu berbanding lurus dengan pertambahan berat janin. Pertambahan berat badan ibu ada artinya setelah umur 20 minggu.Umumnya pertambahan berat badan normal selama kehamilan adalah 8-14 kg. h. Fatigue – Perasaan lelah pada ibu hamil sulit diterangkan, namun kerja jantung dirasakan lebih berat pada umur 32 minggu. i. Nail sign – Umumnya umur 6 minggu wanita hamil mengeluh ujung kuku lunak dan lebih tipis. j. Mengidam – Ingin makanan atau minuman tertentu. Hal ini terjadi pada bulan-bulan pertama. k. Sinkope (pingsan) – Adanya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) sehingga menyebabkan iskemik susunan saraf pusat. l. Pigmentasi kulit – Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, sering dijumpai pada muka (chloasma gravidarum), dinding perut (striae gravidarum = suatu perubahan warna seperti jaringan parut), leher dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah menifes). m. Epulis – Hipertropi papilla ginggivae (gusi berdarah). n. Varises – Pemekaran vena-vena, dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva. Biasanya dijumpai pada triwulan akhir. 2. Kemungkinan kehamilan (probable) a.

Perut membesar

b.

Uterus membesar, sesuai dengan umur kehamilan.

c.

Tanda Chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan karena hipervaskularisasi hormon estrogen.

25

d.

Discharge, lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini pengaruh hormon estrogen dan progesteron.

e.

Tanda Goodell, portio teraba melunak.

f.

Tanda Hegar, isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak.

g.

Tanda Piscaseck, pembesaran dan pelunakan pada tempat implantasi. Biasannya ditemukan saat umur 10 minggu.

h.

Teraba ballotement (tanda ada benda mengapung/ melayang dalam cairan), pada umur 16-20 minggu.

i.

Kontraksi Braxton Hicks, kontraksi uterus (perut terasa kencang) tetapi tidak disertai rasa nyeri.

j.

Reaksi kehamilan positif

3. Diagnosa pasti kehamilan (positive) a. Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan diraba serta ditemukan bagian-bagian janin. b. Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi – Dapat didengar dengan stetoscop monoculer laenec, doppler, alat kardiotograf dan dilihat pada USG. c. Terlihat tulang-tulang janin pada foto rontgen – rongten sudah tidak disarankan. B. Penulisan Riwayat Kehamilan Dikutip dari Indriastuti (2015) riwayat kehamilan adalah setiap kejadian kehamilan pada seorang wanita, persalinan dan Abortus. Riwayat ini sangat penting untuk dicatat dalam catatan kesehatan dan diketahui oleh pelayan kesehatan. Riwayat kehamilan dan persalinan waktu lampau akan sangat mempengaruhi kehamilan dan persalinan berikutnya. Namun tak jarang, suatu kebiasaan membuat catatan riwayat kehamilan ini menjadi tidak jelas. Misalnya ketika seorang ibu hamil 3 kali, melahirkan 2 kali sementara anak kedua menalami neonatal death, dikatakan hanya memiliki 1 anak. Padahal ada 2 anak, 1 anak tidak disebutkan karena tidak berada dalam pengasuhan. Hal ini sangat beresiko

26

pada kehamilan berikutnya karena kegagalan pada fase sebelumnya memiliki potensi untuk diatasi permasalahan lanjutannya. Penyampaian lengkap secara medis seringkali dituliskan dalam penulisan sebagai berikut: 1) G artinya Gravida

: wanita hamil

2) A artinya anak lahir Aterm: bayi prematur 3) P artinya Paritas/partus

: kehamilan di luar rahim

4) A artinya Abortus

: pengguguran kandungan

5) H artinya Anak Hidup Catatan lain seringkali ditambahkan menganai status kehidupan anak baik yang viable (mampu bertahan hidup) maupun yang meninggal.Misalnya : Neonatal Death atau bayi meninggal dalam 28 hari pertama kehidupan Stillbirth atau bayi lahir mati setelah 24 minggu selesai kehamilan. Keterangan ini harus tetap dijaga demi keberhasilan kehamilan dan kehidupan selanjutnya. Dugaan-dugaan ancaman kehamilan akan lebih diwaspadai jika riwayat kehamilan ini diketahui dengan pasti. Kebiasaan masyarakat untuk tidak menyebutkan kehadiran anak yang tidak viable harus dikurangi dan dihilangkan karena akan sangat merugikan bagi kesehatan ibu dan calon anak. C. Differential Diagnosa Kehamilan Dikutip dari Lisa (2009) terdapat beberapa diagnosa yang perlu diketahui

karena sering menimbulkan kesalahpahaman

tentang

diagnosanya yang dikaitkan dengan terjadinya kehamilan. Diantaranya sebagai berikut: 1. Pseudosiesis – Terdapat amenorea, perut membesar, uterus sebesar biasa, tanda kehamilan negatif.

27

2. Mioma uteri – Perut membesar, rahim membesar teraba padat kadang berbenjol-benjol, tanda kehamilan negatif, perdarahan banyak saat menstruasi. 3. Kistoma ovarii – Mungkin ada menopause, perut membesar tapi pada periksa dalam uterus sebesar biasa, tanda kehamilan negatif, lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur kehamilan. 4. Menopause – Terdapat amenorea, umur wanita kira-kira diatas 43 tahun, uterus sebesar biasa, tanda dan reaksi kehamilan negatif. 5. Hematometra – Terdapat amenorea yang dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa sakitsetiap bulan, terjadi penumpukan darah dalam rahim, reaksi kehamilan negatif. Hal ini disebabkan oleh himen imperforata.

28

Kesimpulan: Pembuahan Dugaan Kehamilan Kemungkinan Kehamilan Diagnosa Pasti Kehamilan

Mioma uteri Kistoma ovarii

Pseudosiesis

Menopause

Differential Diagnosa Kehamilan

Hematometra

Penulisan riwayat kehamilan Gravida  Anak Aterm  Paritas/partus  Abortus  Anak Hidup

29

2.5 Asuhan Keperawatan Ibu Hamil

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL I.

PENGKAJIAN A. Identitas Pasien Identitas berupa nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa, alamat dan status perkawinan, nomor CM, tanggal MRS, tanggal pengkajian, sumber informsi, serta identitas penanggung jawab. B. Data Kesehatan 1. Keluhan Utama Keluhan utama berisi tentang keluhan prioritas yang dirasakan oleh pasien ibu hamil. 2. Keluhan saat dikaji Keluhan

yang dirasakan pasien

saat

perawat

melakukan

pengkajian. C. Riwayat Obstetri dan Ginekologi 1. Riwayat Menstruasi Meliputi menarche usia, siklus, lamanya, banyaknya, keluhan, HPHT, lama. 2. Riwayat Pernikahan Meliputi pasien telah menikah berapa kali dan berapa lama pernikahan. 3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu Anak ke

Kehamilan

No Th Umur kehamilan

30

Persalinan

Komplikasi nifas

Anak

Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Persdarahan Jk BB Pj

4. Riwayat kehamilan saat ini Riwayat krhamilan saat ini meliputi status obstetrikus terdiri dari GPAH, TP, Usia Kehamilan, ANC kehamilan sekarang.

5. Riwayat keluarga berencana Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya pemakaian dan keluhan yang dirasakan selama memakai alat kontrasepsi. D. Riwayat Penyakit 1. Klien Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien atau klien itu sendiri 2. Keluarga Riwayat penyakit keturunan yang diderita keluarga dan berisiko untuk diturunkan ke pasien. E. Pola Kebutuhan Sehari-hari 1. Bernafas Meliputi pernafasan pasien apakah pasien memiliki nafas cepat atau nafas lambat, atau normal. 2. Nutrisi (makan/minum) Meliputi input nutrisi seperti jenis makanan, frekuensi makan dan minum. 3. Eliminasi Meliputi frekuensi BAB /BAK , konsentrasi padat atau cair, warna, serta jumlahnya. 4. Gerak badan a. Ekstremitas atas Bentuk dan ukuran simetris, klien dapat mengerakkan kedua tangannya, tidak terdapat edema, dan lesi b. Ekstremitas bawah Bentuk dan ukuran simetris, tidak terdapat edema, tidak terdapat varises, refleks lutut(+), kekuatan otot.

31

5. Istiahat tidur Meliputi kualitas dan kuantitas tidur pasien. 6. Berpakaian Meliputi apakah pasien dapat berpakaian secara mandiri atau dibantu oleh keluarga. 7. Rasa nyaman Meliputi apakah selama kehamilan pasien mengalami mual muntah yang berlebih, serta rasa nyeri pada kehamilannya. 8. Kebersihan diri Meliputi kebersihan diri pasien selama kehamilan, kemauan untuk membersihkan diri sendiri seperti personal hygiene. 9. Rasa aman Meliputi apakah pasien merasa aman dan tidak mengalami ansietas atau kecemasan saat hamil 10. Pola komunikasi/ hubungan dengan orang lain Meliputi kemampuan berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain baik itu suami, atau anak yang masih di dalam kandugan. 11. Ibadah Meliputi apakah pasien selama kehamilan memenuhi kewajibannya untuk beribadah sesuai kepercayaannya. 12. Produktivitas 13. Rekreasi 14. Kebutuhan belajar

F. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum meliputi GCS, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, tinggi badan dan berat badan. 2. Head to toe a) Kepala yaitu wajah, sclera, konjungtiva , pembesaran limphe node, pembesaran kelenjar tyroid

32

b) Dada yaitu payudara, pengeluaran asi, dan jantung c) Abdomen yaitu linea, striae, pembesaran sesuai UK, gerakan janin, kontraksi, luka bekas oprasi, ballottement seperti leopod I,II,III,IV, penurunan kepala, DJJ d) Genetalia dan perineum meliputi kebersihan, keputihan, dan hemoroid e) Ekstremitas atas meliputi adanya edema, varises, CRT. f) Ekstremitas bawah meliputi adanya edema, varises, CRT, Refleks 3. Data penunjang a) Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah lengkap, dan protein urine b) Pemeriksaan USG Pemeriksaan Leopod Pemeriksaan Leopold ialah suatu teknik untuk pemeriksaan ibu hamil

dengan

menggunakan

cara

perabaan/palpasi

yaitu

merasakan/meraba bagian yang terdapat di Rahim ibu hamil dengan menggunakan

tangan

menggunakan tekan

dalam

posisi-posisi

memindahkan bagian

tertentu,

atau

dengan

bagian tertentu untuk

menentukan bagian-bagian tertentu. Teori berdasarkan Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan leopold ini sebaiknya dilaksanakan setelah Usia Kehamilan 24 minggu, saat bagian janin semuanya sudah teraba. Teknik pemeriksaan leopold tujuan utamanya untuk menentukan letak dan posisi janin di uterus, bias juga bertujuan untuk menentukan usia kehamilan ibu dan memperkirakan/menentukan berat janin. Pemeriksaan Leopold akan sulit dilakukan terhadap ibu hamil gemuk yang mempunyai dinding perut tebal. Pemeriksaan leopold juga terkadang dapat membuat ibu hamil tidak nyaman karena tidak posisi yang salah dan tidak memadai serta tidak dipastikan dalam keadaan santai. Untuk membantu memudahkan pemeriksaan ini, maka persiapankan apa saja yang diperlukan sebelum dilakukan pemeriksaan yaitu:

33

1. Instruksikan

klien

untuk

mengosongkan

vesika

urinaria/kandung

kemihnya 2. Menempatkan klien pada posisi berbaring yang telentang, tempatkan bantal kecil tepat di bawah kepala sebagai tindak kenyamanan 3. Menjaga privasi klien 4. Menjelaskan proses dan prosedur pemeriksaan 5. Menghangatkan tangan klien dengan cara menggosok bersama-sama dikedua tangan (tangan dingin bisa merangsang kontraksi uterus/rahim) 6. Menggunakan telapak tangan untuk raba/palpasi bukan dengan jari. a. Leopold I Tujuan: Untuk menentukan umur kehamilan serta bagian tubuh apa yang terdapat didalam fundus uteri. Caranya: 1) Kaki klien ditekuk pada lutut serta lipat paha 2) Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu hamil dan melihat kearah muka klien 3) Rahim dibawa ke tengah 4) Tinggi fundus uteri ditentukan, ukur dari bagian keras ketemu (symphisis)

34

b. Leopold II Tujuan: Untuk menentukan dimana punggung anak dan dimana letak bagian-bagian kecil. Caranya: 1) Raba bagian kiri dan kanan Rahim jika teraba kecil-kecil dan panjang itu menentukan tangan dan jari-jari. 2) Jika teraba lebar dank eras biasanya teraba di bagian abdomen kuadran kiri bawah.

c. Leopold III Tujuan: Untuk mengetahui apa yang ada pada bagian bawah dan bagian bawah sudah terpegang oleh PAP (Pintu Atas Panggul) besar. Caranya: 1) Tangan kanan memegang bagian bawah 2) Tangan kiri mencoba menekan fundus 3) Dibagian bawah Rahim masih bias digoyangkan atau tidak 4) Bila belum konvergen tidak perlu leopold IV

35

d. Leopold-IV Tujuan: Guna menentukan bagian bawah dalam Rahim dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam PAP. Caranya: 1) Tangan konvergen: hanya bagian kecil dari kepala yang turun PAP 2) Tangan sejajar II: separuh kepala masuk PAP 3) Tangan divergen: Bagian terbesar kepala masuk PAP

Untuk mendengarkan DJJ: 1) Cari punctum maximal 2) Kalau sudah jelas dengarkan bias dengan linex/dopler 3) Bandingkan dengan nadi ibu

36

4) Hitung denyut jantung dalam 1 menit 5) Normal >120-160 x/menit G. Analisa Data II.

DIAGNOSA 1. Ansietas b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri, atau kurang pengetahuan tentang proses persalinan. 2. Nyeri akut b/d agen cedera 3. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan 4. Keletihanberhubungan dengan kehamilan

III.

PERENCANAAN 1. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam : status kesehatan Goal: klien akan menurunkan tingkat kecemasan selama dalam perawatan Objective: klien dapat beradaptasi dengan status kesehatannya. Outcomes: Dalam waktu 1 x 24 jam perawatan klien akan : a) Tidak gelisah b) Tidak mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup. c) Ada kontak mata d) Tidak ketakuatan e) Wajah tidak tegang, tangan tidak tremor f) Tidak ada peningkatan ketegangan g) Tidak ada peningkatan keringat h) Tekanan darah nadi dan frekuensi pernapasan dalam batas normal(TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/ menit) i) Berkonsentrasi j) Tidak ada blocking pikiran.

37

Intervensi dan rasional a) Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk dilakukan sekurangkurangnya setiap 4 jam ketika terjaga R/: Untuk memperbaiki keseimbangan fisik dan psikologi b) Kurangi stressor (termasuk membatasi akses individu pada pasien jika sesuai) dan usahakan menuntut pasien R/: Seminimal mungkin jika memungkinkan untuk menciptakan iklim tenang dan teraupetik. c) Berikan

kesempatan

kepada

pasien

untuk

mendiskusikan

perasaanya dengan orang lain yang memiliki masalah kesehatan yang sama R/: Untuk menghilangkan keraguan dan meningkatkan dukungan d) Secara seksama perhatiakan kebutuhan fisik pasien. Berikan makanan bergizi dan tingkatkan kualitas tidur disertai langkahlangkah yang memberikan rasa nyaman R/: Untuk menciptakan kesejahteraan dan meyakinkan pasien bahwa kebutuhannya akan terpenuhi. e) Pantau respon verbal dan non verbal yang menunjukan kecemasan klien R/: Klien mungkin tidak menunjukan keluhansecara langsung tetapi kecemasan dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal yang dapat menunjukan adanya kegelisahan, kemarahan, penolakan dan sebagainya. f) Kolaborasi pemberian obat sesuai yang diresepkan. R/: Untuk membantu pasien rileks selama periode ansietas berat

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (biologis) : kontraksi uterus Goal: Klien akan terbebas dari nyeri akut. Objective: Klien akan terhindar dari agen cedera biologis selama dalam perawatan

38

Outcomes: Dalam 1x24 jam perawatan, klien : a) Melaporkan nyeri berkurang secara verbal b) Tidak tampak meringis dan diaforesis c) Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas normal (TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/ menit). Intervensi : a) Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien. R/ Untuk mengetahui jenis dan tingkatan nyeri klien akut atau kronis. Untuk menghindari interpretasi subjektif. b) Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan gunakan bantal untuk membebat atau menyokong daerah yang sakit bila diperlukan R/ Untuk menurunkan ketegangan atay spasme otot dan untuk mendistribusikan kembali tekanan pada bagian tubuh. c) Rencanakan aktivitas distraksi. R/ Membantu klien memfokuskan pada masalah yang tidak berhubungan dengan nyeri. d) Pada saat tingkat nyeri klien tidak terlalu kentara, implementasikan teknik mengendalikan nyeri alternatif. R/ Teknik nonfarmakologis pengurangan nyeri akan efektif bila nyeri pasien berada pada tingkat yang dapat ditoleransi. e) Berikan obat yang dianjurkan untuk mengurangi nyeri, bergantung pada gambaran nyeri pasien R/ Untuk menentukan keefektifan obat.

3. Keletihanberhubungan dengan kehamilan Goal

: klien mengalami keletihan selama perawatan

Objective : klien dapat beradaptasi dengan kehamilannya Outcomes : dalam 1x24 jam perawatan, klien : a) Tidak terjadi peningkatan keluhan fisik

39

b) Tidak terjadi kekurangan energi, letargi, letih. Lesu dan lelah c) Mampu memulihkan energy setelah tidur d) Mampu melakukan aktifitas fisik pada tingkat yang biasa Intervensi dan Rasional a) Anjurkan pasien untuk makan makanan yang kaya zat besi dan mineral, jika tidak dikontraindikasikan R/: tindakan tersebut dapat membantu menghindari anemia dan demineralisasi b) Anjurkan pasien untuk tunda makan bila pasien mengalami keletihan R/: agar kondisi pasien tidak memburuk c) Anjurkan pasien untuk menyelingi aktivitas dengan periode istirahat R/: penjadwalan periode istirahat yang teratur dapat membantu menurunkan keletihan dan meningkatkan stamina d) Tetapkan pola tidur yang teratur R/: tidur di malam hari 8 sam pai 10 jam dapat membantu mengurangi keletihan e) Hindari situasi yang penuh emosional R/: situasi yang emosional dapat memperburuk keletihan pasien.

4. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan Goal :Klien tidak mengalami kopnstipasi Objective :outcome a) Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat b) Konsistensifses lunak c) Tidak teraba masa pada kolon ( scibala ) d) Bising usus normal ( 15-30 kali permenit )

40

Intervensi a) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi R/ Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi b) Auskultasi bising usus R/ Bising usu menandakan sifat aktivitas peristaltic c) Anjurkan pada klien untuk makan maknanan yang mengandung serat R/ Diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi regular d) Berikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari) jika tidak ada kontraindikasi R/

Masukan

cairan

adekuat

membantu

mempertahankan

konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi regular e) Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien R/ Aktivitas fisik reguler membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus oto abdomen dan merangsang nafsu makan dan peristaltic f) Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak feses (laxatif, suppositoria, enema) R/ Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air usus, yang melunakkan massa feses dan membantu eliminasi

IV. IMPLEMENTASI EVALUASI KEPERAWATAN 1. IMPLEMENTASI (1) a. Mengajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk dilakukan sekurangkurangnya setiap 4 jam ketika terjaga Hasil : pasien merasa nyaman. b. Mengkurangi stressor (termasuk membatasi akses individu pada pasien jika sesuai) dan usahakan menuntut pasien Hasil : pasien mengatakan paham dengan tindakan yang diberikan. 41

c. Memberikan

kesempatan

kepada

pasien

untuk

mendiskusikan

perasaanya dengan orang lain yang memiliki masalah kesehatan yang sama Hasil : pasien tampak mengerti. d. Memperhatikan secara seksama perhatiakan kebutuhan fisik pasien. Berikan makanan bergizi dan tingkatkan kualitas tidur disertai langkah-langkah yang memberikan rasa nyaman Hasil : kebutuhan nutrisi terpenuhi. e. Memantauantau respon verbal dan non verbal yang menunjukan kecemasan klien Hasil : tingkat kecemasan berkurang. f. Mengkolaborasi pemberian obat sesuai yang diresepkan. Hasil : pemberian obat sesuai terapi terpenuhi

2.

IMPLEMENTASI a. Mengkaji jenis dan tingkat nyeri pasien. Hasil : tingkat nyeri 4 b. Membantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan gunakan bantal untuk membebat atau menyokong daerah yang sakit bila diperlukan Hasil : pasien tampak nyaman dengan posisi yang diberikan c. Memberikan aktivitas distraksi. Hasil : pasien mengatakan nyeri dapat berkurang d. Memberikan

obat

yang

dianjurkan

bergantung pada gambaran nyeri pasien Hasil ;obat masuk sesuai anjuran EVALUASI S : pasien mengatakan nyeri berkurang O : pasien tampak lebih nyaman A : masalah teratasi P : lanjutkan intervensi

42

untuk

mengurangi

nyeri,

3. IMPLEMENTASI a. Menganjurkan pasien untuk makan makanan yang kaya zat besi dan mineral, jika tidak dikontraindikasikan Hasil : pasien tampak mengkikuti intruksi b. Menganjurkan pasien untuk tunda makan bila pasien mengalami keletihan Hasil : pasien mengerti dengan intruksi yang diberikan c. Menganjurkan pasien untuk menyelingi aktivitas dengan periode istirahat Hasil : pasien tampak intirahat nayaman dan tidak melakukan aktivitas berat d. Menetapkan pola tidur yang teratur Hasil :pasien tampak tidur pasien teratur dan tidak merasakan keletihan e. Menghindari situasi yang penuh emosional Hasil :pasien mengatakan tidak emosi

EVALUASI S : pasien mengatakan tidak emosi dan psien mengatakan istirahat terpenuhi, tidak keletihan O : pasien tampak beristirahat dengan nyaman A: masalah teratasinsi P: lanjutkan interv

4.

IMPLEMENTASI a. Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi Hasil : pasien mengerti tentang penjelasan yang diberikan b. Melakukan auskultasi bising usus Hasil : pasien ngengikuti tindakan yang di berikan

43

c. Menganjurkan

pada

klien

untuk

makan

maknanan

yang

mengandung serat Hasil : pasien mengatakan tindakan yang diberikan dapat memperlancar eliminasi d. Memberikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari) jika tidak ada kontraindikasi Hasil : intake cairan pasien terpenuhi e. Melakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien Hasil : pasien mengatakan nyaman dengan tindakan yang diberikan f. Mengkolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak feses (laxatif, suppositoria, enema) Hasil : obat tampak masuk sesuai indikasi EVALUASI S : pasien mengatakan eliminasinya sudah lancar O : pasien terlihat nyaman dengan keadaannya sekarang A : masalah tertasi P : lanjutkan intervensi

44

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Dari pembahasan diatas, dapat penulis tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengertian Kehamilan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, kehamilan normal berlangsung 40 minggu. 2. Hormon

progesteron

dan

estrogenHormone

hormon

pelepas

gonadotropin (Gonadotropin-releasing hormone-GnRh) diproduksi oleh otakHormone pelutein (luteinizing hormone-LH)Hormone perangsang folikel

(Follcle stimulating hormone-FSH)Fase menstruasiFase

folikularFase ovulasiFase luteal 3. Hormon yang mempengaruhi perubahan fisiologis dan psikologis ibu hamil, yaituhormon estrogen, hormon progesteron, hormon kehamilan HCG, hormon kehamilan relaxin, hormon melanocyte stimulating hormone.Selain itu juga ada perubahan fisik dan fisiologis, yaitu perubahan pada sistem reproduksi, sistem sirkulasi darah, sistem pernafasan, sistem pencernaan, perubahan tulang dan gigi, traktus urinarius, sistem integumen, metabolisme dalam kehamilan. Dan perubahan psikologis pada tiap trimester berbeda-beda bergantung pada pertumbuhan fisik dan kestabilan emosi pada ibu hamil. 4. Diagnosa Kehamilan Dengan Tes  Tes Urin/ Tes Darah/ USG/ X-Ray Pembuahan Dugaan Kehamilan Kemungkinan Kehamilan Diagnosa Pasti Kehamilan 5. Asuhan

Keperawatan

Ibu

Hamil



Pengkajian

Diagnosa

Intervensi Implementasi Evaluasi 6. Tulang – tulang panggul terdiri dari os koksa, os sakrum, dan os koksigis.Os koksa dapat dibagi menjadi os ilium, os iskium, dan os pubis.Tulang – tulang ini satu dengan lainnya berhubungan. Adapun istilah dalam obstetri ginekologi adalah sebagai berikut yaitu sumbu panggul, pintu atas panggul (pap), pintu tengah panggul, pintu

45

bawah panggul ukuran panggul ada ukuran panggul luar, ukuran lingkar panggul, ukuran panggul dalam. bagian-bagian panggul menurut fungsinya yaitu: pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis (false pelvis). pelvis minor, dan batas antara pelvis mayor dan minor. Bidang hodge Adalah bidang khayal yang dibayangkan ada dalam panggul untuk menilai kemajuan persalinan (penurunan kepala)Ada 4 :Hodge I (Bidang yang melalui tepi atas symphisis dan promontorium sesuai dengan PAP), Hodge II (Bidang yang melalui tepi bawah symphisis dan promontorium sejajar dengan bidang Hodge I), Hodge III (Bidang yang melalui spina ischiadika sejajar dengan Bidang Hodge II), Hodge IV (Bidang yang melalui os coccygeus sejajar dengan bidang Hodge I). Bentuk panggul ada 4 macam : gynecoid, android, anthropoid, platypeloid.

3.2 Saran Dengan ditulisnya makalah ini nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal

terkait

dengan

pengembangan

mata

kuliahKeperawatan

Maternitas. Penulis menyarankan materi-materi yang ada dalam tulisan ini dikembangkan lebih lanjut agar dapat nantinya menghasilkan tulisantulisan yang bermutu. Demikianlah makalah ini penulis persembahkan, semoga dapat bermanfaat.

46

DAFTAR PUSTAKA Aggraini, Ria. 2013. Perubahan Fisiologi Dan Psikologis Pada Masa Kehamilan. (Online). Dikutip dari https://id.pdfcoke.com/doc/193272252/PerubahanFisiologi-Dan-Psikologis-Pada-Masa-Kehamilan. Diakses pada 3 Februari 2018 Andri. 2008. Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Cakupan Program Pemeriksaan Kehamilan (K1 Dan K4) di Puskesmas Runding Kota Subulussaman Provinsi NAD. [Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara. Aprilia, Lika. 2018. Apa itu kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan)?. Dikutip dari https://hellosehat.com/penyakit/kehamilan-ektopik-hamil-diluar-kandungan/. Diakses pada pada 3 Februari 2018 Asnadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC Bobak , K. Jensen. 2005. Perawatan Maternitas. Jakaerta :EGC Depkes RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR. Djamhoer, Martaadisoebrata. (2005). Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi. Sosial. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Handayani, Lestari. 2003. Massa Kehamilan dan Pasca-melahirkan. Tanggerang: PT AgroMedia Heidy. 2018. Hiperemesis Gravidarum: Gejala, Penyebab, Pengobatan. Dikutip dari https://mediskus.com/penyakit/hiperemesis-gravidarum. diakses pada 3 Januari 2018 Heidy. 2018. Mola Hidatidosa : Gejala, Penyebab, Pengobatan. Dikutip dari https://mediskus.com/mola-hidatidosa. Diakses pada pada 3 Januari 2018 Henderson, C. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC Indriyani, D., & Asmuji (2014). Buku ajar keperawatan maternitas: Upaya promotif dan preventif dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media. 47

Indriastuti, Diah. 2015. Jangan lupakan riwayat kehamilan. Dikutip dari http://www.syauqiya.com/2015/08/jangan-lupakan-riwayatkehamilan.html. Diakses pada 5 Februari 2018 Kusniaharsinta, Restu PJ. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ny. K Dengan Kehamilan

Normal.

(Online).

Dikutip

dari

https://id.pdfcoke.com/document/52988608/Asuhan-Kebidanan-Pada-Ny-KDengan-Kehamilan-Normal. diakses pada 4 Februari 2018 Lisa. 2009. Diagnosis Kehamilan. Dikutip dari http://www.lusa.web.id/diagnosiskehamilan/. Diakses pada 3 Januari 2018 Manuaba, I. B. G. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Manuaba,

IBG.

2005.

Ilmu

Kebidanan,

Penyakit

Kandungan,

dan

KeluargaBerencana. Jakarta :EGC. Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika Jakarta. Mochtar Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Edisi ketiga. Jakarta: EGC. Murray, Robert K. et. al. 2003. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC Padila. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika. Permata, Rani Intan . 2015. Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Pada Ibu Hamil Per

Sistem.

(Online).

Dikutip

dari

https://id.pdfcoke.com/document/257260953/Perubahan-Fisiologis-DanPsikologis-Pada-Ibu-Hamil-Per-Sistem. Diakses pada 3 Februari 2018 Prawirohardjo. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Rama, Zakii. 2014. BAB IV Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Pada Wanita Hamil.

(Online).

Dikutip

dari

https://www.academia.edu/11415388/BAB_IV_PERUBAHAN_FISIOLO

48

GIS_DAN_PSIKOLOGIS_PADA_WANITA_HAMIL. Diases pada 3 Februari 2018 Ramli, Rosdiana. 2011. Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil. Makassar: Digi Pustaka Roger, watson. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : EGC. Ruchmawati,

Lusa.

2013.

Diagnosis

Kehamilan.

Dikutip

dari

https://www.kebidanan.org/diagnosis-kehamilan. Diakses pada 3 Februari 2018 Saifudin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan. Maternal Dan Neonata. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka-Sarwono. Prawirohardjo. Sujiyatini. (2009). Asuhan patologi kebidanan. Yogjakarta : Nuha Medika. Surniati. 2013. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Keteraturan Pemanfaatan Antenatal Care Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mamasa. [Online]. Availabel at http://repository.unhas.ac.id. Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Edisi 10, Jakarta: EGC. Warbid. 2014. Makalah Anatomi Panggul. (Online). Dikutip dari https://www.pdfcoke.com/document/241049274/MAKALAH-ANATOMIPANGGUL-docx. Diakses pada 03 Februari 2018

49

Related Documents


More Documents from "Nabila Bella"