TUBERCULOSIS Tuberkulosis (TB) yang dulu dikenal dengan TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ atau bagian tubuh lainnya (misalnya; tulang, kelenjar, kulit, dll). TB dapat menyerang siapa saja, terutama usia produktif / masih aktif bekerja (15-50 tahun) dan anak-anak. TB dapat menyebabkan kematian. Apabila tidak diobati, 50% dari pasien TB akan meninggal setelah 5 tahun. Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2015, Indonesia termasuk dalam 6 besar negara dengan kasus baru TB terbanyak. TB merupakan penyebab kematian ke-3 terbanyak di Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2012 ada sekitar 130.000 kasus TB yang diperkirakan ada, tetapi belum terlaporkan ke unit pelayanan kesehatan. Artinya, kasus TB di Indonesia bisa dikatakan tinggi.
Gejala utama dari penyakit TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Gejala tambahannya cukup banyak, di antaranya : a. Batuk bercampur darah b. Sesak napas dan nyeri dada c. Berat badan turun d. Lemas e. Demam / meriang berkepanjangan f. Berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan.
Tuberkulosis bukanlah penyakit keturunan dan bukan pula kutukan, melainkan penyakit yang ditularkan dari orang ke orang melalui udara. Ketika seorang penderita yang dahaknya mengandung kuman TB BTA (Basil Tahan Asam) positif batuk atau bersin, kuman akan keluar dan bertebaran di udara dalam bentuk percikan dahak. Sekali batuk dapat menyebarkan 3.000 kuman dalam dahak. Kuman tersebut terhirup oleh orang sehat yang ada di sekitarnya melalui pernapasan menuju ke paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Di dalam tubuh, kuman TB dilawan oleh daya tahan tubuh (kekebalan tubuh). Namun, ada kalanya daya tahan tubuh lemah dan gagal melawan kuman TB, maka orang tersebut dapat dipastikan menjadi sakit TB. Jika daya tahan tubuh kuat, orang tersebut akan tetap sehat. Meskipun penyakit TB menular, tetapi seseorang tertular tuberkulosis tidak semudah tertular flu.
Cara mencegah penyakit TB agar tidak menular adalah sebagai berikut : a. Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak anak masih kecil agar terhindar dari penyakit tersebut, biasanya saat berusia 2 bulan. b. Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TB maka harus segera diobati sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan terjadi penularan. c. Jangan minum susu sapi mentah, sebaiknya dimasak terlebih dahulu d. Penderita TB tidak membuang ludah sembarangan e. Pencegahan terhadap penyakit TB dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak langsung dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara sehat. Terutama
rumah harus memiliki ventilasi udara yang memadai agar sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam rumah f. Tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak di sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter g. Mengurangi aktifitas kerja, pekerjaan yang berat, pekerjaan yang berhubungan langsung dengan polutan-polutan seperti asbes, serbuk kayu, asap dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan sehingga kuman TB mudah berkembang biak. Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa TB menular melaui udara setelah penderita batuk atau bersin. Agar hal tersebut tidak terjadi, penting bagi setiap orang (bukan penderita TB saja) untuk menerapkan etika batuk. Ketika batuk, palingkan muka dari orang lain dan makanan. Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan tisu atau saputangan. Tisu yang telah digunakan segera dibuang ke tempat sampah, atau sapu tangan dicuci sampai bersih. Selain itu, tangan yang digunakan untuk menutup mulut segera dicuci dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Ketika batuk usahakan tidak berada di tempat yang ramai agar udara di sekitar tidak terkontaminasi kuman. Jika perlu, gunakan masker pada saat bepergian. Semua orang bisa terkena TB. Orang yang paling berisiko terkena TB adalah orang-orang yang kontak erat dengan penderita TB yang belum diobati, orang yang status gizi dan daya tahan tubuh rendah. Selain itu, orang yang mengidap HIV dan AIDS juga berisiko tinggi terkena TB karena daya tahan tubuhnya yang rendah. Orang-orang dengan kebiasaan buruk juga dapat berisiko terkena TB, misalnya orang yang kecanduaan minum-minuman keras, pengguna obat-obatan terlarang dan juga pecandu rokok. Ditemukan sekitar 20% penderita TB dipicu oleh kebiasaan merokok. Penderita TB dapat disembuhkan jika diobati dengan benar. Penderita harus minum obat anti TB (OAT) secara teratur sesuai dengan ketentuannya, yaitu : a. Obat paru diminum pukul 05.00 dalam keadaan perut kosong b. 1 jam kemudian baru boleh makan dan boleh minum obat sesuai anjuran dari dokter c. Pemberian OAT fase intensif selama 2 bulan d. Pemberian OAT fase lanjutan diberikan selama 4 bulan/lebih dengan jenis OAT yang berbeda.
Kepatuhan minum obat sangatlah penting agar penderita TB dapat segera disembuhkan, penderita harus minum obat sesuai waktu yang telah ditentukan oleh dokter. Apabila penderita merasa lebih baik, penderita harus tetap menyelesaikan pengobatan, karena pengobatan yang tidak selesai/tidak teratur akan memperburuk keadaan, yaitu kuman TB akan menjadi kebal. Jika terjadi hal tersebut, pengobatan harus diulang dari awal dengan waktu yang lebih panjang dan jenis pengobatan yang berbeda. Meskipun TB adalah penyakit menular, tapi tidak seharusnya penderita TB dikucilkan. Ada baiknya penderita dirangkul dan diberi dukungan oleh orang di sekitarnya agar mempunyai kepercayaan diri untuk cepat sembuh.
Sumber : Buku Saku TB