Materi Stres Dan Coping.docx

  • Uploaded by: Moh Andi Darmawan
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Stres Dan Coping.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,435
  • Pages: 12
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Model adalah sebuah gambaran deskritif dari sebuah praktik bermutu yang mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktural kebidanan yang memungkinkan seorang bidan untuk menerapkannya sebagai cara mereka bekerja. Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi kesehatan serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan. Model-model dan nilai promosi kesehatan yang menjadi model pendekatan kesehatan salah satunya tentang stres dan coping. Stres merupakan suatu kondisi yang pasti pernah semua orang mengalaminya, baik itu secara internal maupun eksternal. Keadaan stress ini dapat mempengaruhi diri jiwa dan kesehatan seseorang makanya perlunya suatu pengolahan stres yang disebut sebagai coping.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana yang dimaksud dengan stres? 2. Bagaimana macam-macam stres? 3. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi stres? 4. Bagaimana manajemen mengatasi stres? 5. Bagaimana hubungan stress terhadap kesehatan ? 6. Bagaimana reaksi dan respon tubuh terhadap stres ? 7. Bagaimana adaptasi terhadap stres ? 8. Bagaimana pengertian coping? 9. Bagaimana fungsi dan jenis coping? 10. Bagaimana strategi coping? 11. Bagaimana mekanisme coping ?

C. Tujuan Untuk mengetahui konsep dari stress dan bagaimana cara untuk mengatasi stress maupun hambatan-hambatan yang dialami oleh seseorang.

1

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Stress a) Definisi Stres Stres adalah kemampuan diri dan penyesuaian diri yang memerlukan respons. Selain itu, stress disebut juga ketegangan dalam perilaku dan bentuk perasaan yang bergejolak yang menekan berupa ketegangan. Stres juga bisa disebut sebagai suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologi. Reaksi terhadap stres bervariasi antara orang yang satu dengan yang lain dari waktu ke waktu pada orang yang sama. Perbedaan ini sering disebabkan faktor psikologis dan sosial yang kelihatannya dapat mengubah dampak stressor bagi individu. Sumber stress itu sendiri dapat berasal dari dalam diri sendiri, keluarga, maupun komunitas dan lingkungan. Adapun gejala stress adalah gangguan perhatian dan konsentrasi, perubahan emosi, menurunnya rasa percaya diri, timbul obsesi dan tidak ada motivasi.

b) Macam-macam stress  Stres ringan : Merusak aspek fisiologis, biasanya di rasakan oleh setiap orang dan biasanya berakhir dalam beberapa menit/jam.  Stres sedang : Terjadi lebih lama  Stres berat : Stres kronis yang terjadi beberapa minggu atau sampai beberapa tahun. Gejala yang bisa di amati seperti : Rasa cemas yang berlebihan, Marah, Menangis, Tertawa sendiri, Teriak, Memukul dan menyepak.

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi stress o Variable dalam kondisi individu : umur, jenis kelamin, temperamen, genetik, pendidikan, suku, kebudayaan, status ekonomi, dan kondisi fisik. o Kepribadian, introvert-eksovert, kestabilan emosi. o Dukungan social yang diterima, jaringan social, Hubungan dengan lingkungan social.

d) Manajemen dalam mengatasi stress 1. Hasil belajar otomatis (menyanyi, berkumpul, tertawa, dan sebagainya). 2. Membicarakan, diskusi, memikirkan bersama orang lain. 3. Berolah raga dengan teratur 4. Belajar mengenal dan membahas stres dengan menarik diri, kompromi 2

5. Koping strategi/meningkatkan toleransi

e) Hubungan stres terhadap kesehatan Taylor (1991) menjelaskan bagaimana stres mempengaruhi kesehatan, yaitu: 1. The direct route Stres

menghasilkan

perubahan

fisiologis/psikologis

ynag

mengakibatkan

berkembangnya suatu penyakit. Contoh : Stres → hormon catecholamines + corticosteroids meningkat → jantung berdebar → sakit jantung → kematian mendadak. 2. The personality route Predisposisi kepribadian mempengaruhi individu untuk mengalami stres yang kemudian mempengaruhi kesakitan. Contoh: gaya (kepribadian) → psimistis 3. The interactive route Stres dapat mengarah kesakitan kepada kesakitan hanya bagi orang yang mempunyai sifat mudah kambuh. Pendekatan ini menekankan ketidakkebalan yang ada sebelumnya baik fisik maupun psikologis. 4. The health behavior route Stres secara tidak langsung dapat mempengaruhi kesakitan dengan cara merubah prilaku individu. Contoh: peningkatan konsumsi alkohol dan merokok selama ada kejadian yang penuh dengan stres. 5. The illness behavior route Stres dapat secara langsung mempengaruhi prilaku kesakitan tanpa menyebabkan penyakit.

f) Reaksi dan Respon Tubuh Terhadap Stres Respon stres melibatkan semua fungsi tubuh, sehingga terlampau besarnya stres yang menghabiskan sumber-sumber adaptif kita dapat menyebabkan kelelahan, beragam masalah kesehatan, dan bahkan akibat yang fatal.  Respon Fisik a. Rambut, Warna rambut yang semula hitam pekat, lambat laun mengalami perubahan warna menjadi kecoklat-coklatan serta kusam. Ubanan(rambut memutih) terjadi sebelum waktunya, demikian pula dengan kerontokan rambut.

3

b. Mata, Ketajaman mata seringkali terganggu misalnya kalau membaca tidak jelas karena kabur. Hal ini disebabkan karena otot-otot bola mata mengalami kekenduran atau sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus lensa mata. c. Telinga, Pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging (tinitus). d. Ekspresi wajah, Wajah seseorang yang stres nampak tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum/tertawa dan e. Mulut, Mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum. Selain daripada itu pada tenggorokan seolah-olah ada ganjalan sehingga ia sukar menelan, hal ini disebabkan karena otot-otot lingkar di tenggorokan mengalami spasme (muscle cramps) sehingga serasa “tercekik”. f. Kulit, Pada orang yang mengalami stres reaksi kulit bermacam-macam; pada kulit dari sebahagian tubuh terasa panas atau dingin atau keringat berlebihan. Reaksi lain kelembaban kulit yang berubah, kulit menjadi lebih kering. Selain daripada itu perubahan kulit lainnya adalah merupakan penyakit kulit, seperti munculnya eksim, urtikaria (biduran), gatal-gatal dan pada kulit muka seringkali timbul jerawat (acne) berlebihan; juga sering dijumpai kedua belah tapak tangan dan kaki berkeringat (basah). g. Sistem Pernafasan, Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres dapat terganggu misalnya nafas terasa berat dan sesak disebabkan terjadi penyempitanpada saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan dan otot-otot rongga dada. Nafas terasa sesak dan berat dikarenakan otot-otot rongga dada (otototot antar tulang iga) mengalami spasme dan tidak atau kurang elastis sebagaimana biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik nafas. Stres juga dapat memicu timbulnya penyakit asma (asthma bronchiale) disebabkan karena otot-otot pada saluran nafas paruparu juga mengalami spasme. h. Sistem Kardiovaskuler, Sistem jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskuler dapat terganggu faalnya karena stres. Misalnya, jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar (dilatation) atau menyempit (constriction) sehingga yang bersangkutan nampak mukanya merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama di bagian ujung jari-jari tangan atau kaki juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan. Selain daripada itu sebahagian atau seluruh tubuh terasa “panas” (subfebril) atau sebaliknya terasa “dingin”. i. Sistem Pencernaan, Orang yang mengalami stres seringkali mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual dan pedih; hal ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan (hiperacidity). 4

Dalam istilah kedokteran disebut gastritis atau dalam istilah awam dikenal dengan sebutan penyakit maag. Selain gangguan pada lambung tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus, sehingga yang bersangkutan merasakan perutnya mulas, sukar buang air besar atau sebaliknya sering diare. j. Sistem Perkemihan, Orang yang sedang menderita stres faal perkemihan (air seni) dapat juga terganggu. Yang sering dikeluhkan orang adalah frekuensi untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya, meskipun ia bukan penderita kencing manis (diabetes mellitus). k. Sistem Otot dan tulang, Stres dapat pula menjelma dalam bentuk keluhan-keluhan pada otot dan tulang (musculoskeletal). Yang bersangkutan sering mengeluh otot terasa sakit (keju) seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang. Selain daripada itu keluhan-keluhan pada tulang persendian sering pula dialami, misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila menggerakan anggota tubuhnya. Masyarakat awam sering mengenal gejala ini sebagai keluhan ”pegal-linu”. l. Sistem Endokrin, Gangguan pada sistem endokrin (hormonal) pada mereka yang mengalami stres adalah kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini berkepanjangan bisa mengakibatkan yang bersangkutan menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus); gangguan hormonal lain misalnya pada wanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit (dysmenorrhoe).  Respon Psikologis Faktor-faktor Psikologis dapat mempengaruhi fungsi fisik, faktor-faktor fisik juga dapat mempengaruhi fungsi mental. Gangguan fisik yang diyakini disebabkan atau dipengaruhi faktor psikologis pada masa lalu yang disebut psikosomatis (psychosomatic) atau psikofisiologis.  Daya pikir Pada orang seseorang yang mengalami stres, kemampuan bepikir dan mengingat serta konsentrasi menurun. Orang menjadi pelupa dan seringkali mengeluh sakit kepala pusing.

g) Adaptasi Terhadap Stress Adaptasi Suatu cara untuk mengatasi tekanan dari lingkungan sekitar untuk tetap menjaga keseimbangan tubuhnya. Sehingga terjadi perubahan anatomi, fisiologis dan psikologis di dalam diri seseorang sebagai reaksi terhadap stress. Adaptasi pada Stress dapat meliputi :

5



Secara Frontal : cara menyesuaikan diri terhadap stress dengan menghadapi rintangan secara sadar realistik, obyektif, dan rasional.



Menggunakan Mekanisme Defensif yaitu : a)

Proyeksi : Menyalahkan orang lain

b)

Introversi : Menarik diri

c)

Kegembiraan dan kesibukan

Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan situasi (Selye, 1976, Monsen, Floyd dan Brookman, 1992). Stresor yang menstimulasi adaptasi mungkin berjangka pendek, seperti demam atau berjangka panjang seperti paralysis dari anggota gerak tubuh. Agar dapat berfungsi optimal, seseorang harus mampu berespons terhadap stressor dan beradaptasi terhadap tuntutan atau perubahan yang dibutuhkan. Sehingga adaptasi membutuhkan respons aktif dari seluruh individu.

B. Coping a) Definisi coping Coping adalah proses yang di lalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi stressfull merupakan respon individu terhalang situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologoik. Coping juga biasa disebut juga sebagai pengelolaan stres yaitu suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya mereka gunakan dalam menghadapi situasi stress.

b) Fungsi dan jenis coping 

Emotion – focused coping 1. Digunakan untuk mengatur respons emosional terhadap stres. 2. Pengaturan ini melalui perilaku individu, seperti pengguna alcohol, bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan, melaluin strategi kognitif. 3. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi stres, individu akan cenderung mengatur emosinya.



Problem – focused coping

6

1. Untuk mengurangi stressor, individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru, individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi. 2. Metode atau fungsi masalah ini lebih sering digunakan oleh orang dewasa.

c) Strategi coping Strategi coping adalah cara yang dilakukan untuk merubah lingkungan dan situasi atau menyelesaikan masalah yang sedang atau dihadapi. Delapan strategi koping menurut Taylor (1991) adalah sebagai berikut: 1) Konfrontasi 2) Mencari dukungan social 3) Merencanakan pemecahan masalah dikaitan denganproblem focused coping 4) Kontrol diri 5) Membuat jarak. 6) Penilaian kembali secara positif. 7) Menerima tanggung jawab 8) Lari/menghindar (escape/avoidance)

d) Mekanisme coping Mekanisme koping adalah suatu pola untuk menahan ketegangan yang mengancam dirinya (pertahanan diri/maladaptif) atau untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (mekanisme koping/adaptif). Adanya masalah-masalah yang mengancam pribadi dan kehidupan akan memunculkan reaksi adaptif atau maladaptif, dimana masalah tersebut akan memunculkan kecemasan pada individu. Pada kecemasan ringan, maka mekanisme koping yang dipergunakan masih dalam taraf normal atau adaptif/positif. Ketika kecemasan menjadi kecemasan sedang atau lebih/hebat, maka kecemasan tersebut seringkali dihadapi dengan 2 tipe mekanimse koping yaitu reaksi atas orientasi tugas (menyelesaikan masalah) dan mekanisme pertahanan ego (tanpa kesadaran dan pemikiran yang tidak rasional/maladaptif/negatif). 1. Reaksi atas orientasi tugas adalah kesadaran, berorientasi atau berekasi untuk mencoba mempertemukan keinginan yang realistik dari situasi stres yang terjadi pada dirinya. Jenis reaksi atas orientasi tugas adalah. a. Menyerang/agresif yaitu berusaha untuk menghilangkan atau mengatasi rintangan dengan cara aktif, partisipatif atau menghadapi masalah secara

7

bertanggung jawab untuk memuaskan kebutuhan/untuk emosinya secara masuk akal dalam menghadapi masalah. b. Kompromi yaitu mengubah perjalanan suatu cara atau tujuan dengan posisi tawar-menawar (bargaining) untuk memuaskan keinginan/emosinya dan bagaimana caranya mencapai suatu tujuan yang sama-sama menguntungkan. c. Menarik diri yaitu berupaya untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman secara fisik atau memuaskan keinginan/emosi tanpa melibatkan diri dalam mengatasi masalah tersebut. Cara ini termasuk maladaptif. 2. Mekanisme pertahanan ego adalah salah satu penyesuaian diri terhadap stres pada tingkat ketidaksadaran tertentu dan melibatkan tingkat-tingkat penipuan diri sendiri dan atau penyimpangan atas realitas yang ada. Jenis mekanisme pertahanan ego adalah: a. Kompensasi adalah mengalihkan kelemahan dirinya dengan menonjolkan/ mengunggulkan/menggantikan keberhasilan-keberhasilan aspek lainnya yang dianggap sebagai aset dirinya.

b. Pengingkaran/denial adalah menghindarkan diri dan mengabaikan realitas yang tidak menyenangkan terhadap dirinya, menolak untuk mengenalinya atau tidak setuju.

c. Displacement adalah pengalihan emosi pada objek lain atau orang lain yang lebih ringan risikonya/bahayanya atau yang lebih netral.

d. Identifikasi adalah berupaya menjadi orang yang dikagumi dengan mengambil ide-ide dan atau pemikiran/pendapat orang lain yang disukasinya tersebut (contohnya mencoba menjadi seperti idolanya).

e. Rasionalisasi adalah memberikan alasan yang kuat/masuk akal agar diterima oleh orang lain sebagai pengganti untuk menutupi peran perilaku dan motivasi yang tidak dapat diterima orang lain untuk menyesuaikan diri terhadap impuls, perasaan dan perilaku orang lain.

f. Introjeksi adalah mengidentifikasi perilaku yang kuat atau bersemangat mengambil nilai/norma dari orang lain untuk diterapkan pada dirinya atau ke dalam struktur egonya sendiri (tipe identifikasi yang hebat). 8

g. Isolasi adalah memisahkan diri secara emosional dari suatu pemikiran atau permasalahn yang sedang terjadi saat ini bisa terjadi sementara/temporer atau menetap dalam jangka panjang/lama.

h. Proyeksi adalah memindahkan pemikiran, dorongan, rangsangan emosional atau motivasi kepada orang lain atau objek lain, biasanya dengan menyalahkan orang lain atas ketidakberhasilan dirinya dalam suatu hal.

i. Over kompensasi adalah pola perkembangan sikap dan perilaku yang berlainan dengan dorongan yang ada pada dirinya dan biasanya tidak sesuai dengan realitas sebagai upaya kompensasi namun berlebihan, seperti bekerja/belajar secara berlebihan.

j. Regresi adalah menghindari keterangan dengan kemunduran karakter perilaku pada tingkat perkembangan sebelumnya.

k. Represi adalah menekan dorongan yang tidak dapat diterima secara sadar/tidak disadari menekan pikiran, perasaan, kemauan, kemampuan, dan dorongan pada dirinya akibat dari adanya hal-hal yang menyakitkan/konflik sebagai pertahanan ego secara primer.

l. Pemisahan/splitting adalah memandang/membagi orang lain/situasi dalam dua penggolongan yaitu kelompok baik/positif/negatif dalam dirinya.

m. Penghalus/sublimasi adalah mengganti suatu tujuan untuk suatu tujuan tertentu yang tidak dapat diterima oleh orang lain/sosial dengan tujuan tertentu yang bisa diterima secara sosial dengan perilaku yang biasanya bersifat menekan perasaannya sendiri.

n. Disosiasi adalah pemisahan diri sekelompok mental/proses perilaku dari keseluruhan kesadaran/identitas.

o. Intelektualisasi adalah alasan/logika yang berlebihan yang digunakan untuk menghindari perasaan yang mengganggu dirinya. 9

p. Supresi yaitu analog dengan represi dengan cara menekan perasaan dengan suatu kesadaran dan bertujuan untuk menunda suatu tindakan sampai ada suatu kesempatan untuk mengekspresikan.

q. Undoing yaitu bertindak/berkomunikasi secara sebagian-sebagian/meniadakan tindakan/ informasi yang sebelumnya ada, hal ini sebagai pertahanan diri yang primitif.

10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Stres adalah tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban atasnya yang bersifat non spesifik. Namun, di samping itu stres dapat juga merupakan faktor pencetus, penyebab sekaligus akibat dari suatu gangguan atau penyakit. Dibutuhkan strategi copingyang tepat dalam mengatasi segala macam kondisi stres dan yang tidak kalah penting faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang atau penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi. Pencapaian hakikat hidup dan kehidupan yang hakiki dengan mengembangkan potensi-potensi dalam jiwa manusia sebagai syarat tercapainya hidup dan kehidupan yang bermakna; sehat sejarahtera dalam segala aspek secara fisik, mental, spiritual, finansial, dan sosial.

B. Saran Jangan terlalu menganggap hal- hal sepele menjadi hal- hal yang berat, karena akan menambah beban pikiran bagi kita. Apabila anda merasa stress, hindari aktivitas yang dapat menyebabkan kejenuhan dalam berfikir, dan sebaiknya anda harus melakukan liburan bersama orang- orang terdekat anda. Hindari mengkonsumsi obat- obatan yang dapat mempengaruhi system kerja saraf otak yang akan menimbulkan stress. Anda harus memiliki

dukungan

yang

bagus

terhadap

karir

atau

pekerjaan

anda.

11

Daftar Pustaka

https://starallrbdj.blogspot.com/2012/10/stres-dan-coping.html https://www.academia.edu/20039108/Makalah_Stress_Coping

12

Related Documents


More Documents from "Nanda Prima"

Kasus.docx
May 2020 19
Mipta Cantik.docx
May 2020 18
Aborsiiiii.docx
May 2020 15
Https Falsafah.docx
May 2020 35
Falsafah Materi.docx
May 2020 24
Https Falsafah.docx
May 2020 16