Materi Print.docx

  • Uploaded by: dwi ernawati
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Print.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 760
  • Pages: 3
A. Definisi Perdarahan pada kehamilan Trimester III Perdarahan pada kehamilan Trimester III merupakan perdarahan melalui vagina yang terjadi pada ibu hamil pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu. Perdarahan pada kehamilan selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan antepartum sering terjadi pada kehamilan tua. Pedarahan antepartum biasanya di batasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 28 Minggu, walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi pada kehamilan sebelum 28 Minggu. Perdarahan setelah kehamilan 28 Minggu biasanya lebih banyak & lebih berbahaya dari pada sebelum kehamilan 28 Minggu, oleh karena itu memerlukan penanganan berbeda. Kehamilan < 28 minggu = abortus Kehamilan > 28 minggu = antepartum

B. Penyebab perdarahan pada kehamilan Trimester III Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya berkisar 3% dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya. Plasenta previa menjadi penyebab terbanyak dari kasus perdarahan antepartum (25%). Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40%) atau vasa plasenta (5%) dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum dan perdarahan yang belum jelas penyebabnya (30%) (Prawirohardjo, 2008).  Plasenta Previa Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.Sebaiknya setiap ibu dengan keadaan ini dikirim ke Rumah Sakit,apalagi jika timbul banyak perdarahan. Bila usia kehamilan 37 minggu, perdarahan sedikit sedangkan keadaan ibu dan anak baik, maka dapat dipertahankan sampai aterm. Bila perdarahan banyak hendaknya segera mengahiri kehamilan misalnya dengan seksio peradominal  Solusio Plasenta Solusio plasenta atau abruptio placentae adalah kondisi medis

yang

menyebabkan sebagian atau seluruh plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum melahirkan. Hal ini dapat menurunkan atau membatasi suplai oksigen dan nutrisi bayi sehingga menyebabkan perdarahan berat pada sang ibu.Pasien yang mengalami resiko tinggi adalah primi tua, mutiparitas, hipertensi,eklamsi,

pereklamsi dan perokok. Pada wanita perokok kemungkinan solusie 47%, pada kehamilan selanjutnya 10%. Kondisi ini paling mungkin terjadi pada trimester ketiga, yaitu ketika kehamilan menginjak usia 20 minggu atau lebih, terutama beberapa minggu terakhir sebelum kehamilan. Gejala yang muncul meliputi  Perdarahan vagina (tapi tidak semua ibu hamil mengalaminya)  Kelainan denyut jantung janin.  Nyeri punggung  Kontraksi pada rahim yang menyebabkan perut sakit  Bayi tidak bergerak secara normal di dalam kandungan. Komplikasi pada selusio plasenta biasanya adalah berhubungan dengan banyaknya darah yang hilang, infeksi, syok neurogenik oleh karena kesakitan, gangguan pembekuan darah dan gagal ginjal akut. Pada janin akan terjadi asfiksi, prematur, infeksi dan berat badan lahir rendah..  Adanya infeksi pada vagina atau mulut Rahim Kehamilan membuat mulut rahim atau serviks menipis, sementara itu jumlah pembuluh darah semakin bertambah. Jika ada daging tumbuh atau polip di mulut rahim, mulut rahim akan menjadi semakin sensitif. Pergerakan janin terlebih di trimester 3 akan mengakibatkan tekanan di mulut rahim sehingga timbul perdarahan.Polip pada mulut rahim umumnya disebabkan infeksi bakteri atau jamur dan trauma di mulut rahim. Jika polip berukuran kecil dan tidak mengganggu jalan lahir, dokter akan membiarkan polip sampai Ibu melahirkan. Sebaliknya jika polip berukuran besar dan menganggu jalan lahir, persalinan akan dilakukan dengan operasi sesar.  Vasa previa Vasa previa terjadi bila pembuluh darah bayi yang tidak terbungkus tali pusar berada di depan serviks. Pembuluh darah ini menempel pada selaput ketuban, sehingga bila ketuban pecah, pembuluh darah janin juga ikut pecah dan menimbulkan perdarahan . Janin bisa meninggal karena kekurangan oksigen. Kasus ini sangat jarang terjadi, biasanya ditemukan pada kehamilan kembar. Sering kali janin sudah meninggal saat diagnosa ditegakkan, mengingat bahwa perdarahan yang sedikit berdampak fatal bagi janin. Kelainan ini jarang terdiagnosis sebelum persalinan.

 Ruptur uteri Kondisi ini umumnya terjadi saat persalinan. Ada sejumlah faktor pemicu yang dapat menimbulkan terjadinya rahim robek. Di antaranya karena sudah ada jaringan parut bekas luka sebelumnya pada rahim, misalnya akibat operasi sesar atau operasi tumor rahim.  Adanya mioma di rahim.  Keguguran pada usia kehamilan tua.

C. Cara Persalinan 1. Persalinan pervaginam Bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta & bagian plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung. Sehingga perdarahan berhenti. Dilakukan dengan cara :  Pemecahan selaput ketuban  Bagian terbawah janin menekan plasenta dan bagian plasenta yang berdarah  Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti regangan segmen bawah uterus sehingga pelepasan plasenta dapat dihindari 2. Seksio sesarea Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.

D. Cara mencegah terjadinya perdarahan 1. Rajin melakukan pemeriksaan selama hamil 2. Hindari rokok dan narkoba 3. Tidak melakukan aktivitas fisik yang berat 4. Mengkonsumsi vitamin 5. Istirahat yang cukup 6. Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang

Related Documents

Materi
August 2019 84
Materi
December 2019 69
Materi
June 2020 39
Materi
June 2020 53
Materi Phbs.docx
October 2019 15
Materi Kbi.docx
June 2020 5

More Documents from "Tria Maya"