Materi Pre Menstruasi Dan Menstruasi.docx

  • Uploaded by: balqis
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Pre Menstruasi Dan Menstruasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,116
  • Pages: 6
A. Gangguan Pre Haid Sindrom pra-haid adalah sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari pertama hingga hari keempat belas sebelum masa haid dimulai dan diikuti dengan tahap bebas gejala jika masa ini telah lewat (Anthony Tan, 2002:23). Sekitar lima persen dari perempuan yang mengalami PMS disarankan untuk mengurangi kegiatan sehari-hari mereka karena mereka sangat terganggu. Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah teori sedang diteliti. PMS mungkin berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals di dalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya. Gejala-gejala atau perubahan-perubahan fisik dan mental yang sering dikeluhkan oleh para penderita sindrom pra-haid diantaranya yaitu: a. Gejala fisik 

Kenaikan berat badan.



Perasaan bengkak dan pembengkakan (perut, jari, tungkai, pergelangan kaki, dan lain-lain).



Ketidaknyamanan buah dada (pembesaran, nyeri tekan, terasa berat, terasa kaku).



Sakit kepala dan serangan migren.



Pegal dan nyeri pada otot.



Dismenore kongestif, yaitu sakit perut atau sakit pinggang bagian bawah.



Berkurangnya air kencing.



Perubahan kulit, termasuk bisul, jerawat, bercak putih, dan pembengkakan-pembengkakan lain.



Perubahan nafsu makan (kehilangan nafsu makan atau keinginan makan makanan yang berlemak).



Perubahan tidur (kurang tidur atau tidur berlebihan).



Tidak ada gairah untuk aktif serta badan terasa lelah.



Mata terasa sakit, hidung tersumbat, dan timbul rekasi alergi.



Mual, pingsan, asma, epilepsy.



Kejang, terjadi karena dinding-dinding otot uterus dengan perlahan akan mengkerut untuk membantu mengeluarkan lapisan.

b. Gejala mental (psikis) 

Ketegangan dan cepat marah (emosional).



Depresi, termasuk kurang pecaya diri dan perasaan tidak berharga.



Stress.



Kelesuan.



Berkurangnya daya konsentrasi dan daya ingat.



Kecenderungan ke arah keagresifan dan/atau kekerasan fisik.



Kontrol emosi yang rendah dan reaksi emosi yang tidak logis.



Penurunan efisiensi, terutama dalam memecahkan masalah mental.



Kurang atau tidak ada dorongan seks.



Dorongan yang kuat untuk banyak makan, tidak ada hubungan dengan nafsu makan.



Bertambahnya kecenderungan minum obat, tablet, dsb.

Berbagai factor gaya hidup tampaknya menjadikan gejala-gejala lebih buruk termasuk stress, jumlah kegiatan fisik luar yang tidak memadai, dan diet yang mengandung gula, karbohidrat yang diolah, garam, lemak, alkohol dan kafein yang tinggi. Empat kelompok gejala utama sindrom pra-haid telah diidentifikasi. Setiap perempuan dapat mengalami gejala-gejala dalam satu atau beberapa kelompok, antara lain: 1) Ketegangan pra-haid berciri khas ketegangan saraf, perubahan suasana hati, rasa terganggu, dan kecemasan.

2) Hiperhidrasi,

atau

sindroma

hiperhidrasi,

ditandai

oleh

penambahan berat badan, pembengkakan di tangan dan kaki, kelunakan buah dada, dan kembungnya perut. 3) Hasrat makan yang berarti bertambahnya selera dengan hasrat makanan-makanan manis atau asin, gejala-gejala pun mencakup sakit kepala, kelelahan, pusing, dan jantung yang berdebar. 4) Depresi pun umum dan mencakup mudah lupa, menangis, kebingungan, dan sukar tidur. Para perempuan yang diganggu oleh sindrom pra-haid dapat memperbaiki gejala-gejala mereka dengan melakukan perubahanperubahan diet sebagai berikut: -

Mengurangi jumlah gula yang dimakan.

-

Menambah serat.

-

Makan makanan yang berprotein tinggi karena dapat menyebabkan lebih banyak air yang keluar tubuh, sehingga mengurangi rasa penuh di perut bagian bawah.

-

Mengurangi jumlah lemak yang dimakan.

-

Mengurangi jumlah garam yang dimakan jika retensi cairan merupakan masalah, karena garam menyebabkan tubuh berusaha menyimpan air dalam tubuh, sehingga menyebabkan rasa penuh di perut bagian bawah.

-

Menghindari kafein dan beberapa minuman ringan berkarbonasi.

-

Mencakup kegiatan fisik dalam kegiatan sehari-hari, dan,

-

Mempraktekkan teknik-teknik pengurangan stress secara teratur.

B. Gangguan Haid Gangguan haid dan siklusnya, khususnya dalam masa reproduksi, dapat digolongkan ke dalam: a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid: 1) Hipermenorea atau menoragia 2) Hipomenorea

b. Kelainan siklus: 1) Polimenorea 2) Oligomenorea 3) Amenorea c. Perdarahan di luar haid: 1) Metroragia. d. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid: 1) Premenstrual tension (ketegangan pra haid). 2) Mastalgia. 3) Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi). 4) Dismenorea. A. Hipermenorea (Menoragia) Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada waktu haid. Terapi pada hipermenoria pada mioma uteri niscaya tergantung dari penanganan mioma uteri, sedangkan diagnosis dan terapi polip endometrium serta gangguan pelepasan endomterium terdiri atas kerokan. B. Hipomenorea Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa. Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin, dan lain-lain. Kecuali jika ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.

C. Polimenorea Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Hal yang terakhir ini diberi nama polimenoragia atau epimenoragia. Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis dan sebagainya. D. Oligomenorea Disini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah mulai dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang. Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaanya terletak tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa. E. Amenorea Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya tiga bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah dapat haid, sedangkan pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid tetapi kemudian tidak dapat lagi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolism, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. F. Dismenorea Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya

sukar dinilai. Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan. Oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di bawah perut sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual, maka istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari. Penanganan dismenorea ini dapat dilakukan dengan cara penerangan dan nasehat, pemberian obat analgesik, terapi hormonal, terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin, dilatasi kanalis servikalis, dan lain sebagainya.

Related Documents


More Documents from "hilmi daffa windardi"