Materi Penyuluhan.docx

  • Uploaded by: telaumbanua ester
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Penyuluhan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,920
  • Pages: 10
MATERI PERTEMUAN I TOPIK : STUNTING A. Definisi Stunting Stunting merupakan istilah penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai dengan tinggi yang semestinya (pendek). Stunting adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populsi yang menjadi frekuensi internasional. Stunting adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD) , ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yangmengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometri tinggi badan menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linear yang gagal untuk mencapai potensi genetik sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit. Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang dari -2 SD dibawah rata-rata standar atau keadaan diamana tubuh anak lebih pendek dibandingka dengan anak seusianya. Ini adlaah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.

B. Penyebab Stunting Menurut beberapa penelitian, kejadian stunting pada anak merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehamilan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunting pada anak dan peluang peningkatan stunting terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan

perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang sehingga bayi mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

C. Dampak Stunting Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor resiko meningkatnya angka kematian, kemampuan kongnitif, dan perkembangan motorik yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang. Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan sulit

diperbaiki. Masalah stunting

menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu panajang, yaitu kurang energi, protein, juga beberapa zat gizi mikro.

D. Cara Mencegah Stunting Anak Sekolah 1. Pemantauan tinggi badan melalui UKS Lembaga pendidikan sangat berperan dalam upaya pencegahan dan peningkatan melalui pendidikan gizi, dan pemantauan yang telah dilaksanakan melalui kegiatan UKS.Untuk keperluan kegiatan UKS maka yang lazim digunakan adalah penilaian status gizi individu murid. Pada penilaian status gizi murid sekolah, dapat dilakukan pengukuran-pengukuran tolak ukur yang sudah lazim digunakan dalam langkah-langkah penilaian status gizi. Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Pada kegiatan UKS penilaian status gizi dapat atau mungkin digunakan dan dilaksanakan penilaian status gizi anak sekolah secara langsung antara lain :

a.

antropometri,

b.

gejala klinis,

c.

pemeriksaan laboratoris.

maka beberapa metode antropometri gizi dapat dilakukan secara rutin di UKS. 2. Pendayagunaan KMS-AS Menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah meningkatnya kasus stunted yang terjadi pada anak usia sekolah. Kelainan-kelainan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Dengan pemantauan KMS setiap bulannya dapat diatasi dan dicegah sedini mungkin.

3. Asupan Makan Pola konsumsi anak merupakan salah satu indikator dalam mencegah terjadinya stunting. Dengan asupan yang baik anak dapt bertumbuh dan berkembang dengan baik. Pemilihan jenis makanan yang bervariasi serta mengandung zat pertumuhan dan pembangun akan meningkatkan pertumbuhan anak.

MATERI PERTEMUAN II TOPIK : PMT-AS A. Pengertian PMT-AS Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) ialah kegiatan pemberian makanan tambahan kepada peserta didik sekolah dasar dalam bentuk kudapan yang aman dan bergizi, dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Makanan anak sekolah perlu mendapat perhatian mengingat mengingat masih dalam tumbuh kembang, maka keseimbangan gizinya harus dipertahankan agar tetap sehat. Anak diusia sekolah akan mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang sangat pesat dibandingkan dengan ketika ia masih bayi. Kebutuhan zat gizi akan meningkat, sementara pemberian makanan juga akan lebih sering. Pada usia ini, anak sudah mempunyai sifat konsumen aktif, yaitu mereka sudah bisa memilih

makanan yang disukainya. Seorang ibu yang telah menanamkan kebiasaan makan dengan gizi yang baik pada usia dini tentunya sangat mudah mengarahkan makanan anak, karena dia telah mengenal makanan yang baik pada usia sebelumnya. Oleh karena itu, pola pemberian makanan sangat penting diperhatikan. Pola konsumsi atau pola makan pada usia sekolah juga akan mempengaruhi

pencapaian

perkembangan

pada

masa

berikutnya.

Perkembangan fisik yang tidak normal, dapat digunakan sebagai gambaran mengenai riwayat status gizi dan perkembangan berikutnya. Perkembangan fisik dapat diukur melalui parameter antropometri seperti tinggi badan dan berat badan menurut umur. Untuk mengatasi masalah gizi yang terjadi pada kelompok usia sekolah perlu diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). PMT bagi anak usia sekolah dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama sehari-hari. PMT dimaksud berbasis bahan makanan lokal dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Mulai pada tahun 2011 pemerintah mengeluarkan peraturan menteri dalam negeri tentang pedoman penyediaan makanan tambahan anak sekolah. Sesuai dengan ketentuan umum pada pasal 1 tahun 2011 yaitu : Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah yang selanjutnya disingkat PMT-AS adalah kegiatan pemberian makanan kepada peserta didik dalam bentuk jajanan/kudapan atau makanan lengkap yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya, dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan.

B. Tujuan PMT-AS Pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah bertujuan untuk: 1. Meningkatkan kecukupan asupan gizi peserta didik melalui makanan tambahan. 2. Meningkatkan ketahanan fisik dan kehadiran peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar. 3. Meningkatkan kesehatan anak khususnya dalam penanggulangan penyakit kecacingan.

4. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku peserta didik untuk menyukai makanan lokal bergizi, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS). 5. Meningkatkan

partisipasi

masyarakat

dalam

memanfaatkan

dan

pengadaan pangan lokal. 6. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan gizi peserta didik, produksi pertanian, pendapatan masyarakat dan kesejahteraan keluarga.

C. Prinsi Makanan Tambahan Anak Sekolah 1. Bentuk Makanan Tambahan tidak berupa makanan lengkap seperti nasi dan lauk tetapi berupa makanan kudapan, dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. 2. Bahan Pangan sebaiknya menggunakan bahan pangan lokal yang diolah menjadi kudapan yang diberikan kepada siswa. Pengolahan kudapan yang dilakukan sendiri diharapkan dapat memenuhi syarat mutu, nilai gizi, kebersihan dan harga. Dalam hal ini jenis bahan makanan lokal yang digunakan dalam pemeberian

makanan

tambahan

untuk

anak

sekolah

yaitu

dengan

memanfaatkan ikan tamban sebagai snack atau makanan kudapan. 3. Susunan Menu. Dalam pemberian makanan tambahan berbahan ikan diberikan setiap hari kepada siswa kelas 1 SD pada jam istrahat setiap hari, dalam bentuk nugget, sosis, dan bakso. Dalam pembuatan makanan tambahan tidak hanya menggunakan ikan saja sebagai makanan tambahan dan diolah dalam bentuk nugget, sosis, dan bakso. Tetapi ada banyak lagi jenis pangan lokal yang bisa dijadikan sebagai makanan tambahan untuk anak sekolah yaitu antara lain :

Protein

Protein

Nabati

Hewani

Karbohidrat

Sayuran

BuahBuahan

–Kacang

Daging sapi Nasi

hijau

–Daging

–Nasi

–Kacang

ayam

–Bubur

kedelai

–Hati

Sayuran tim –Daun

–Avokad –Apel

bawang

–Anggur

sapi beras

–Daun

–Belimbing

–Kacang

–Didih sapi –Nasi

kacang

–Jambu biji

merah

–Babat

panjang

–Jambu air

–Kacang

–Usus sapi –Kentang

–Jamur

–Duku

tanah

–Telur

–Singkong

segar

–Durian

terkupas

ayam

–Talas

–Bangun-

–Jeruk

–Kacang tolo –Telur

–Ubi

bangun

manis

–Oncom

bebek

–Biskuit

–Tomat



–Keju

–Ikan segar –Krakers

–Buncis

Kedondong

kacang tanah –Ikan –Tahu

–Ikan

– Tempe

–Udang

jagung

asin –Maizena teri –Tepung

–Daun kelor –Mangga –Pepaya

–Nenas

beras

muda

–Nangka

basah

–Tepung

–Rebung

masak

–Keju

singkong

–Sawi

–Pepaya

–Bakso

–epung

–Selada

–Pir

daging

sagu

–Seledri

–Pisang

–Tepung

–Tauge

ambon

terigu

–Terong

–Rambutan

–Tepung

–Katuk

–Salak

hunkwe

–Bayam

–Sawo

–Mi

kering –Buncis

–Sirsak

–Mi

basah –Daun



–Makaroni

singkong

– Bihun

–Daun pepaya –Jagung muda –Jantung pisang –Nangka

Semangka

muda –Pare –Wortel – Ketimun

D. Kelebihan PMT-AS Lokal a. Ibu dapat mengontrol bahan apa saja yang dipakai untuk membuat makanan tambahan dan tentunya lebih aman karena tanpa zat tambahan apapun. b. Ibu dapat mengatur makanan bayi dan kandungan yang terdapat didalamnya. Resiko alergi akan lebih diperkecil dengan membuat makanan tambahan sendiri. c. Ibu dapat memilih sendiri bahan makanan yang berkualitas tinggi yang dapat dikonsumsi anak. d. Makanan tambahan buatan sendiri terjamin higenisnya, termasuk kebersihan peralatan masak. e. Anak akan terbiasa dengan berbagai macam rasa dan tekstur makanan sehingga akan lebih mudah baginya nanti untuk mulai makan menu keluarga. f. Kebiasaan mengkonsumsi makanan sehat sudah mulai ditanamkan sejak dini.

E. Masalah Dalam Pemberian Makanan Tambahan a. Anak Melakukan Gerakan Tutup Mulut Anak menolak makan sama sekali, tidak mau membuka mulut bisa disebabkan karena traumamakan, bosan, tidak menyukai makanan tersebut atau sebagainya. Tips untuk hal tersebut yaitu antara lain : a. Variasikan menu makanan, temukan apa yang ia sukai. b. Buat suasana makan yang ceria dan tidak membosankan. c. Ajak makan bersama seluruh keluarga. d. Hargai selera makan anak, jangan memaksa anak menghabiskan porsi tertentu, biarkan ia mengenali rasa lapar dan kenyang.

e. Fleksibel dalam mengatur jadwal makan anak. f. Batasi waktu makan maksimal 30 menit, jika ia hanya makan sendiri, tawari lagi beberapa menit kemudian. g. Pangku anak jika ia merasa nyaman. b. Anak Si Pemilih Hanya menyukai jenis makanan tertentu dan tidak mau mencoba makanan baru. Tips untuk mengatasi hal tersebut yaitu : a. Variasikan menu b. Campurkan makanan yang tidak disukainya kedalam makanan yang ia sukai. c. Jangan menawarkan hadiah berupa makanan lain agar ia mau makan makanan

yang tidak ia

sukai,

karena hadiah

dibandingkan maknan yang tidak ia sukai. d. Ajak anak ikut menyiapkan makanan.

tersebut menggiurkan

MATERI PERTEMUAN III TOPIK : GIZI SEIMBANG A. Pengertian Gizi Seimbang Secara sederhana, pengertian gizi seimbang adalah nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, tidak berlebihan juga tidak kekurangan.Sedangkan

pengertian

makanan

gizi

seimbang

adalah

mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan gizi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dengan tetap memperhatikan berbagai prinsip seperti keberagaman jenis makanan, aktifitas tubuh, berat badan ideal serta faktor usia. B. Susunan Gizi Seimbang Susunan gizi seimbang pada makanan digambarkan Yayasan Institut Danone Indonesia pada sebuah piramida makanan berbentuk kerucut dengan bagian utama yang disebut dengan Tri Guna Makanan atau tiga jenis makanan dengan tiga kegunaan yang berbeda.

-

Zat Tenaga Pada gambar terletak pada bagian bawah karena porsinya yang paling besar. Berguna sebagai sumber tenaga yang akan memberikan tenaga pada tubuh agar kuat dalam melakukan berbagai aktifitas sehari-hari. Zat tenaga paling

utama adalah karbohidrat. Karbohidrat banyak terdapat pada makanan pokok seperti padi, jagung, kentang, singkong, sagu, gandum serta semua makanan yang terbuat dari bahan – bahan tersebut seperti roti, nasi, mie, kue dan sebagainya. -

Zat Pengatur Pada gambar terletak di tengah, porsinya lebih sedikit dari pada zat tenaga. Zat pengatur berguna untuk mengatur organ tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Zat pengatur terdiri dari vitamin dan mineral. Kedua zat ini banyak terdapat pada sayur – sayuran dan buah – buahan.

-

Zat Pembangun Pada gambar terletak di bagian atas karena porsinya paling sedikit dibanding yang lain. Zat pembangun berguna untuk pembentukan, pertumbuhan serta pemeliharaan sel – sel dalam semua organ tubuh. Zat pembangun yang utama adalah protein, baik itu protein nabati seperti kedelai, kacang hijau, kacang tanah dan semua makanan yang dihasilkan dari bahan – bahan tersebut, maupun protein hewani seperti daging, telur, ikan serta susu. Di bagian paling ujung piramida makanan gizi seimbang atau Tri Guna Makanan,

terdapat

satu

bagian

atau

potongan

paling

kecil

untuk

menggambarkan makanan yang juga harus dipenuhi namun dalam porsi sangat kecil atau seperlunya yaitu minyak, gula, dan garam. Sedangkan pada bagian bawah diberikan alas berupa gambar air dalam porsi paling besar. Artinya bahwa kebutuhan air untuk tubuh adalah kebutuhan yang paling besar yang harus dipenuhi. Baik itu dengan minum air putih murni maupun dari kandungan air yang terdapat pada buah – buahan. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari menerapkan pola gizi seimbang, harus pula diimbangi dengan penerapan hidup sehat seperti olah raga yang teratur, istirahat yang cukup, menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta selalu memantau perkembangan berat badan tubuh.

Related Documents

Materi
August 2019 84
Materi
December 2019 69
Materi
June 2020 39
Materi
June 2020 53
Materi Phbs.docx
October 2019 15
Materi Kbi.docx
June 2020 5

More Documents from "Tria Maya"