BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada dasarnya semua makhluk hidup mulai dari ukuran mikro sampai ukuran yang makro akan melakukan perkembangbiakan atau bereproduksi untuk memperbanyak jumlah mereka. Dalam konten ini penulis akan membahas tentang reproduksi mikroorganisme. Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya. Sedangkan reproduksi mikroorganisme merupakan perkembangbiakan mikroorganisme. Mikroorganisme melakukan perkembangbiakan dengan dua cara, yaitu secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual melibatkan sel gamet yaitu sel telur dengan sperma untuk menghasilkan sel yang secara genetik berbeda dari sel induk. Reproduksi aseksual terjadi ketika sebuah sel tunggal membelah membentuk dua sel anak yang secara genetik identik dengan sel induk. Setiap mikroorganisme seperti bakteri, kapang, khamir, dan virus mempunyai reproduksi yang berbeda, baik secara seksual maupun aseksual. Mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopik sehingga tidak dapat diliat dengan mata telanjang. Mikroorganisme juga merupakan makhluk hidup yang mudah beranak pinak dan berpotensi untuk menghasilkan berbagai produk bernilai ekonomis tinggi bagi manusia, misalnya antibiotic,vaksin, dan enzim. Potensi ini dapat termanfaatkan manakala manusia dapat membuju mikroorganisme ini guna menghasilkan apa yang diharapkan. Mikroorganisme dapat ditemukan disemua tempat, dan mampu membuat penyakit.
1
B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari Mikroorganisme? 2. Apa pendapat menurut para ahli tentang mikroorganisme? 3. Bagaimana siklus hidup mikroorganisme? 4. Bagaimana kembangbiak mikroorganisme? 5. Apa saja jenis-jenis dari mikroorganisme parasit? 6. Bagaimana siklus hidup mikroorganisme parasit? 7. Bagaimana cara kembangbiak mikroorganisme parasit? 8. Bagaimana cara penularan mikroorganisme parasit?
C. Tujuan Penulis a. Tujuan Umum Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang mikroorganisme b. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang definisi atau pengertian dari mikroorganisme 2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian mikroorganisme menurut para ahli 3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang siklus hidup mikroorganisme 4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang kembang biak mikroorganisme 5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis dari mikroorganisme parasit 6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang siklus hidup mikroorganisme parasit 7. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang cara kembang biak mikroorganisme parasit
2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Mikroorganisme Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil sehingga untuk mengamati bantuan sarana yang diperlukan. Mikroorganisme juga disebut organisme mikroskopis. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) atau multiseluler (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat dengan mata telanjang, dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun bersifat seluler. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang-orang yang bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog. Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan ganggang mikroskopis. Jamur, terutama kecil dan tidak terbentuk hifa, juga dapat dianggap sebagai bagian, meskipun banyak yang tidak setuju. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme yang sangat kecil yang dapat dibudidayakan dalam cawan petri atau inkubator di laboratorium dan mampu mereproduksi dirinya sendiri melalui mitosis. Mikroorganisme yang berbeda dari sel makrooganisme. Sel Makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang membentuk jaringan, organ dan sistem organ. Sementara, sebagian besar mikroorganisme dapat menjalankan proses dengan hidup mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.
3
B. Pengertian Mikroorganisme Menurut Para Ahli 1. Menurut Darwis (1992) Mikroorganisme makhluk hidup sangat kecil, mikroorganisme diklasifikasikan ke dalam kelas protista terdiri dari bakteri, jamur, protozoa, dan algae. 2. Menurut Fardiaz (1989) Semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu memerlukan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang dalam suatu material dapat menyebabkan perubahan dalam komposisi fisik dan kimia, seperti perubahan warna, kekeruhan, dan bau asam.
C. Kembang Biak Mikroorganisme Reproduksi mikroba dapat terjadi secara aseksual dan secara seksual (terjadi pada beberapa individu saja). Pada bakteri misalnya, perkembangbiakan secara aseksual terjadi secara pembelahan biner, yaitu satu sel induk membelah menjadi dua sel anak. Kemudian masing-masing sel anak akan membentuk dua sel anak lagi, dan seterusnya sehingga jumlahnya akan semakin berlipat ganda. Selama sel mebelah maka akan terjadi keselarasan replikasi DNA sehingga tiap-tiap sel anak akan menerima sedikit satu koloni (salinan) dari genom. Sebuah sel bakteri dalam suatu lingkungan yang sesuai akan menjadi suatu koloni keturunan melalui pembelahan biner. Baik pembelahan mitosis maupun meiosis tidak terjadi pada prokariota dan inilah perbedaan mendasar lain antara prokariota dan eukariota (Waluyo, 2004).
1) Perkembangbiakan Aseksual Pada Mikroba a. Pembelahan Biner Pembelahan sederhana yang membentuk 2 sel baru yang identik. Dimana masingmasing sel anak akan membentuk dua sel anak lagi, dan seterusnya sehingga jumlahnya akan semakin berlipat ganda. Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut;
4
Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang
Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
Pembelahan biner ini terjadi pada bakteri, Amoeba, Paramecium, Euglena, Entamoeba histolica, dsb. b. Fragmentasi Fragmentasi terjadi pada sel-sel yang disebut hormogonium. Pemutusan bagian secara sederhana dan bagian yang terpisah akan tumbuh menjadi sel baru. Organisme yang matang pecah menjadi dua atau lebih potongan atau fragmen. Fragmen kemudian tumbuh menjadi organism lengkap. Contohnya terjadi pada Spirogyra. c. Pembentukan spora aseksual Proses pembentukan spora aseksual ini terjadi pada fungi dimana terjadi melalui peleburan nucleus dari dua sel induk. Spora aseksual yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar. Terdapat lima jenis spora aseksual yaitu konidiospora, sporangiospore, oidium, klamidospora, dan blatospora.
2) Perkembangbiakan Seksual Pada Mikroba Perkembangbiakan secara seksual pada mikroba umumnya terjadi pada fungi (jamur) dan mikroalga serta secara terbatas pada bakteri. Perkembangbiakan secara seksual ini dapat terjadi secara: a. Konjugasi Pemindahan DNA secara langsung melalui kontak sel pada kedua sel yang berdekatan. Misalnya konjugasi pada bakteri Escherichia coli, protozoa yang bergerak dengan menggunakan silia (Paramecium caudatum, Vorticella, Balantidium coli) b. Isogami
5
Peleburan dua gamet bila sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya Chlorococcum, Chlamydomonas, Hydrodictyon c. Anisogami Peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama. Contohnya pada Ulva d. Oogami Peleburan dua gamet yagn satu kecil dan bergerak (sebagai sperma) yang lain besar tidak bergerak (sebagai sel telur). Contohnya Valva, Spirogyra, Aedogonium
1. Bakteri Reproduksi Bakteri ialah perkembang-biakan bakteri. Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi , dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika ( rekombinasi genetik ). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri. 1. Vegetatif/Aseksual a. Pembelahan Biner Perbanyakan sel dengan cara ini, kecepatan pembelahan sel ditentukan dengan waktu generasi. Waktu generasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh sel untuk membelah , dimana dalam pembelahannya bervariasi tergantung dari spesies dan 3 kondisi pertumbuhan. Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri adalah pembelahan biner melintang yaitu suatu proses reproduksi aseksual, setelah pembentukan dinding sel melintang, maka satu sel tunggal membelah menjadi dua sel yang disebut dengan sel anak.
6
Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut. 1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus. 2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang. 3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Gambar
Penjelasan gambar :
7
1. Replikasi DNA dan elongasi 2. Dinding sel membran plasma membelah 3. Septum terbentuk dan DNA terpisah 4. Sel terpisah menjadi 2 (pemisahan sel menjadi dua) dan setiap sel mengulangi proses Dalam pembelahan sel biner, kecepatan pembelahan sel ditentukan dengan waktu generasi. Waktu generasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh sel untuk membelah, bervariasi tergantung dari spesies dan kondisi pertumbuhan. a. Transformasi Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja, . Contohnya : Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal 5 antibiotik karena transformasi Proses ini pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982.
8
b. Transduksi Merupakan pemindahan sebagian materi genetik dari sel bakteri satu ke bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus baru sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952.
c. Konjugasi Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain melalui suatu kontak langsung. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel penerima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F ).
9
2. Khamir Reproduksi pada khamir, misalnya saccharomyces, tipe pembelahan selnya ada yang seperti bakteri, yakni dengan pembelahan biner, tetapi ada yang membentuk kuncup, dimana tiap kuncup akan membesar seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya, sehingga akhirnya membentuk semacam mata rantai. Tipe yang ketiga cara perkembangbiakan khamir adalah dengan pembelahan tunas, yakni kombinasi antara 6 pertunasan dan pembelahan. Sedangkan cara keempat dengan sporulasi atau pembentukan spora, yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu spora seksual dan aseksual. Reproduksi dengan cara pertunasan, pembelahan, pembelahan tunas, dan pembentukan spora aseksual disebut sebagai reproduksi vegetatif, sedangkan reproduksi dengan cara membentuk spora seksual dinamakan reproduksi seksual. Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan mikroalga, serta secara terbatas terjadi pada bakteri, dapat terjadi secara: Oogami, bila sel betina berbentuk telur Anisogami, bila sel betina lebih besar dari sel jantan Isogami, bila sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk yang sama.
3. Kapang 10
Secara umum fungi dikelompokkan menjadi kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tak berfilamen. Reproduksi kapang dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara aseksual dilakukan dengan : 1. Pembelahan ( suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa) 2. Penguncupan (suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inang) 3. Pembentukan spora Ada beberapa macam spora aseksual yaitu : 1. Spora yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompokkelompok kecil, masing-masing mempunyai membran serta inti sendiri. Sel tempat terbentuknya spora disebut sporangium, dan spora tersebut disebut sporangiospora. 2. Spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah seperti tasbih disebut konidiospora. Sporanya disebut konidia sedangkan tangkai terdapatnya konidia disebut konidiofor. 7 3. Pada beberapa bagian-bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal, bagian ini merupakan alat perkembangbiakan yang disebut klamidiospora. 4. Bila bagian miselium tidak menjadi besar seperti aslinya, maka bagian ini disebut artospora,, oidiospora atau oidia saja.
Secara umum reproduksi seksual dapat dilakukan dengan peleburan nu.kleus dari kedua induknya. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan isogamet atau heterogamet. Isogamet (bila perbedaan morfologi jenis kelamin belum nampak) namun ada beberapa spesies yang nampak perbedaan gamet besar dan kecil ( mikrogamet untuk sel jantan ) ( makrogamet untuk betina). 11
Beberapa macam tipe spora seksual yaitu : 1. Askospora ( spora bersel satu terbentuk didalam kantung yang disebut askus. Biasanya terdapat 8 askospora didalam setiap askus) 2. Basidiospora (spora bersel satu berbentuk gada yang dinamakan basidium) 3. Zigospora (spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa secara seksual serasi dinamakan gametangia) 4. Oospora (spora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan di anteridium menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium terdapat satu atau lebih oosfer)
4. Alga Alga berkembang biak secara seksual dan aseksual. Beberapa spesies terbatas pada salah satu proses tersebut, tetapi banyak yang mempunyai daur hidup yang rumit yang mencakup kedua macam reproduksi. Reproduksi aseksual mencakup pembelahan biner sederhana. Organisme ganggang yang baru dapat dimulai dari suatu fragmen yang terlepas dari organisme multiseluler yang tua. Tetapi kebanyakan reproduksi melibatkan spora-spora uniseluler, diantaranya akinet. Spora aseksual alga aquatik berflagella dan motil disebut zoospora. Sedangkan alga yang hidup didarat memiliki spora nonmotil atau aplanospora. Semua bentuk reproduksi seksual dijumpai pada semua alga. Dalam proses ini terjadi konjugasi gamet yang menghasilkan zigot. Jika gamet-gamet itu morfologinya serupa dinamakan isogami. Jika gamet-gamet ini berbeda ukuran dinamakan heterogami. Pada 8 bentuk alga tingkat tinggi sel-sel seksual menjadi lebih mudah dicirikan antara yang jantan dan betina. Ovum berukuran besar dan nonmotil sedangkan sperma kecil dan motil dengan aktif, proses ini dinamakan oogami. Jika
12
gamet jantan dan betina terdapat pada individu yang sama, maka spesies itu disebut biseksual. Jika gamet jantan dan betina dibentuk oleh individu yang berlainan maka individu tersebut dinamakan uniseksual.
5. Protista Reproduksi yang dibahas disini adalah Protista yang termasuk dalam subkingdom protozoa. Protozoa berkembang biak secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual berlangsung dengan pembelahan sel. Anak-anak sel dapat berukuran sama atau tidak sama. Jika ada dua sel anak maka proses pembelahannya adalah pembelahan biner; jika terbentuk banyak anak sel maka berlangsung pembelahan ganda. Pembelahan dapat terjadi secara melintang atau secara membujur sepanjang selnya. Bentuk reproduksi aseksual umum adalah dengan cara bertunas atau berkuncup. Reproduksi seksual terjadi pada berbagai kelompok protozoa. Konjugasi merupakan salah satu reproduksi seksual dengan cara penyatuan fisik antara dua individu yang dibarengi dengan pertukaran bahan nukleus, ini hanya dijumpai pada ciliata. Beberapa protozoa yang lain memiliki daur reproduksi yang rumit, sebagian berlangsung didalam inang vertebrata dan sebagian pada inang-inang yang lain. Sebagai contoh, banyak spesies Trypanosoma menghabiskan sebagian daur hidupnya dalam peredaran darah inang-inang vertebrata dan sebagian lagi dalam avertebrata pengisap darah, misalnya serangga.
6. Virus Karena memiliki substansi genetik, virus dapat melakukan reproduksi atau replikasi. Virus hanya bisa bereproduksi di dalam sel/jaringan yang hidup. Reproduksi virus terjadi dengan cara penggandaan materi genetik inang yang disebut
13
replikasi. Virus membutuhkan bahan-bahan dari sel makhluk lain untuk bereplikasi (bereproduksi). Replikasi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
a. Siklus Litik Cara reproduksi virus yang utama menyangkut penghancuran sel inangnya. Siklus litik, secara umum mempunyai tahap: o Adsorbsi: Penempelan virus pada inang.
o Injeksi/Penetrasi: virus melubangi membran sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan materi genetiknya kedalam sitoplasma sel inang
14
o Sintesis/Replikasi: Materi genetik dari virus akan menonaktifkan materi genetik sel inangnya. Kemudian mengambil alih kerja sel inang. 10 DNA dari virus, akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru. o Perakitan: Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.
o Litik/Lisis/Pembebasan: Virus-virus yang telah matang akan berkumpul pada membran
15
sel dan menyuntikkan enzim lisosom untuk menghancurkan membran sel. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati.
b. Siklus Lisogenik Pada siklus ini sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus. Siklus lisogenik meliputi tahapan: 1. Adsorbsi Pada fase absorbsi dan infeksi peristiwa yang terjadi sama halnya dengan fase absorbsi pada infeksi secara litik. Fage menempel ditempat yang tepat yang spesifik pada sel bakteri. 2. Injeksi Pada fase ini, fage melepas enzim lisozim sehingga dinding sel bakteri berlubang. Selanjutnya, DNA fage masuk ke dalam sel bakteri. 3. Penggabungan DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profage. Dalam bentuk profage, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya
16
ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profage tidak aktif. 4. Pembelahan Saat profage akan bereplikasi, itu artinya DNA fage juga turut bereplikasi. Kemudian ketika bakteri membelah diri, bakteri menghasilkan dua sel anakan yang masing-masing mengandung profage . DNA fage (dalam profage) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah. Bakteri lisogenik dapat diinduksi untuk mengatifkan profagenya. Pengaktifan ini mengakibatkan terjadinya siklus litik.
5. Sintesis Sama seperti daur litik, pada daur lisogenik DNA dan RNA dari sel inang kemudian digunakan untuk menggandakan asam nukleat virus sebanyak mungkin. Selain itu, virus akan menggunakan protein yang terdapat pada sel inang untuk kemudian digunakan untuk menggandakan kapsid.
17
Gambar siklus litik dan lisogenik
D. Cara Penularan Mikroorganisme
1. Bakteri Proses penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh,baik pada manusia maupun hewan, dapat melalui berbagai cara, diantara :
Kontak tubuh
Kuman masuk kedalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung maupun tidak langsung,penyebaran secara lamgsung melalui sentuhan dengan kulit,sedangkan tidak langsung dapat melalui benda yang terkontaminasi kuman.
18
Makanan dan minuman
Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi,seperti pada penyakit tifus abdominalis,penyakit infeksi cacing dan lain lain.
Serangga
Contoh proses penyebaran kuman melalui serannga adalah penyebaran penyakit malaria oleh plasmodium pada nyamuk aedes dan beberapa penyakit saluran pencernaan yang dapat ditularkan melalui lalat.
Udara
Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyebaran penyakit sistem pernapasan ( penyebaran kuman tuberkolosis) atau sejenisnya.
2. Khamir Penyebaran jamur dapat melalui agensi-agensi seperti angin,air,burung, serangga,hewan lain,dan manusia. Jamur disebarkan dalam bentuk spora. Penyebaran spora pada hampir semua jamur berlangsung secara pasif.Anginmerupakan agensia penyebaran spora yang paling penting dari sebagian jamur serta angin dapat membawa spora dengan jarak yang jauh.Untuk jamur tertentu,agensia seperti air atau serangga dapat memeinkan peranan yang penting dibanding dengan angin dalam penyebaran sporanya. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis selain menyerap makan dari organisme lain yang menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat jadi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza yaitu jamur yang hidup diakar tanaman kacang-kacangan.
19
3. Kapang Kudis Penularan penyakit kudis dapat secara langsung melalui sentuhan kulit terkena kudis dengan kulit orang lain. Secara tidak langsung bisa menular melalui handuk atau pakaian yang dipakai secara bergantian dengan penderita kudis. Tinea cruris Cara penularan jamur dapat secara angsung maupun tidak langsung. Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut yang mengandung jamur baik dari manusia, binatang, atau tanah. Penularan tidak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, pakaian debu. Agen penyebab juga dapat ditularkan melalui kontaminasi dengan pakaian, handuk atau sprei penderita atau autoinokulasi dari tinea pedis, tinea inguium, dan tinea manum. Ringworm Jenis jamur dermatofit kemungkinan besar berasal dari tanah (geofilik), tetapi sebagian meninggalkan sifat saprofitnya dan berubah menjadi parasit. Hal ini disebabkan adanya proses adaptasi, dengan hilangnya status perfect (siklus hidup seksual) menjadi status imperfect (aseksual). Penyebaran penyakit terjadi lewat kontak langsung antara hewan (zoophilic), antara manusia (anthropophilic) atau dari hewan ke manusia (zoonotic), jarang terjadi menular dari manusia ke hewan.
4. Alga Tuberkulosis/ TBC Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu
20
Meningitis Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Flu Burung Penularan virus flu burung berlangsung melalui saluran pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam jumlah besar di kotorannya. Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran unggas bervirus ini menjadi kering, terbang bersama debu, lalu terhirup oleh saluran napas manusia. Pneumonia Penyakit
ini
umumnya
terjadi
akibat
bakteri Streptococus
pneumoniae dan Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh.
5. Protista
Protozoa Tripanosoma
Tripanosoma parasit masuk ke dalam darah seseorang ketika vektor menggigit. Kemudian mereka menyebar ke jaringan dan organ lainnya.
Protozoa Giardia
Parasit masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau air yang telah terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi atau hewan.
Protozoa Plasmodium
Parasit yang disebarkan oleh vektor nyamuk. Parasit masuk ke dalam darah host melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Parasit menginfeksi sel darah
21
merah host, menyebabkan gejala seperti demam, nyeri sendi, anemia, dan kelelahan.
6. Virus 1. Pada Manusia a. Polio Polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses (fekal-oral). Atau bisa juga melalui mulut dengan mulut (oral-oral). b. Herpes Simplex Melalui kontak fisik dengan penderita, seperti: hubungan seksual, berciuman (bila herpes di mulut), maupun oral seks. c. Virus Ebola Melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. d. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Melalui udara, seperti bersin dan batuk dari penderita SARS ke orang yang ada di dekatnya. e. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) 1. Melalui hubungan seksual, dari penderita AIDS ke pasangannya. 2. Melalui transfusi darah. 3. Dari ibu penderita AIDS kepada anaknya yang masih dalam kandungan.
f.
Demam Berdarah
1. Melalui virus yang mendapat virus dengue sewaktu digigit/menghisap darah orang yang sakit DBD, atau melalui orang yang tidak sakit DBD tapi dalam
22
darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan terhadap virusDengue.) 2. Melalui orang yang mengandung virus Dengue tapi tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamukAedes aegypty. 3. Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya. nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.
g. Cacar Air 1. Sentuhan 2. Droplet : bila penderita cacar air batuk/pilek/bicara ia mengeluarkan semacam liur tapi dalam ukuran super kecil. Droplet masuk ke tubuh orang sehat & tinggal selama 7 - 10 hari. 3. Bila selama periode itu, ia tetap sehat, virus tidak berkembang, atau berkembang tp dengan pertumbuhan tertekan, sehingga pada beberapa orang, ia tidak merasa pernah kena cacar air padahal dia sebenarnya sudah kena tapi nggak pernah muncul ke kulit. 4. Bila selama periode itu, si sehat jadi lemah, virus menyebar dan muncul ke permukaan & jadilah cacar air.
h. Gondong 1. Kontak langsung 2. Percikan ludah (droplet) 3. Muntahan 4. Air seni (kencing)
23
E. Jenis-jenis Mikroorganisme Parasit 1.
Berdasarkan Akibat Yang Ditimbulkan Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, parasit dapat dibedakan menjadi : ParasitiASIS adalah jika parasit belum mampu menimbulkan lesi (jejas) atau tanda klinis pada hospesnya, sedangkan ParasitOSIS adalah jika parasit telah mampu menimbulkan lesi (jejas) atau gejala klinis pada hospesnya. Contoh : infeksi cacing Ascaris suum pada babi, hasil pemeriksaan tinja ditemukan telur cacing Ascaris suum tetapi babi tersebut belum menampakkan gejala klinis, sehingga babi tersebut menderita Ascariasis. Sedangkan jika babi tersebut telah menampakkan gejala klinis disebut menderita Ascariosis Contoh infeksi Protozoa saluran pencernaan (Balantidium sp), hasil pemeriksaan tinja ditemukan bentuk kista atau tropozoit Balantidium sp, tetapi hewannya belum menampakkan gejala klinis, sehingga disebut hewan menderita Balantidiasis dan jika gejala klinisnya sudah nampak disebut Balantidiosis. Contoh infestasi artropoda kudis kulit (Sarcoptes scabiei penyebab Scabies). Dari hasil pemeriksaan kerokan kulit ditemukan tungau Sarcoptes sp, jika hewannya belum menampakkan gejala klinis disebut menderita Scabiasis dan jika sudah menampakkan gejala klinis disebut Scabiosis.
2.
Berdasarkan Lama Hidup Berparasit Pada Hospes Berdasarkan lama hidup perparasit pada hospes, parasit dapat dibedakan menjadi : a. Parasit yang Selama Hidupnya sebagai Parasit Contoh : Cacing Trichinella spiralis cacing dewasanya hidup didalam saluran pencernaan dan larvanya hidup diantara sel-sel daging serat lintang babi. Protozoa Plasmodium sp, stadium aseksualnya berparasit didalam eritrosit unggas, sedangkan stadium seksualnya berparasit
24
didalam tubuh nyamuk. Artopoda (kutu Menopon gallinae), sejak dari telur sampai dewasa hidup dan melekat pada bulu ayam b. Parasit yang Belum Dewasa sebagai Parasit dan setelah Dewasa Hidup Bebas Contoh : artopoda (lalat Chrysomia sp) dimana larva lalat ini umumnya hidup di sela-sela ceracak kaki sapi sehingga menimbulkan Miasis, sedangkan lalat dewasanya hidup bebas c. Parasit yang Dewasa sebagai Parasit dan Sebelum Dewasa Hidup Bebas Contoh : artropoda nyamuk, (Aedes, Anopheles dan Culex) betina dewasa hidup sebagai parasit (menghisap darah), sedangkan jentik (belum dewasa) hidup bebas didalam air. d. Parasit yang Hampir Seluruh Hidupnya sebagai Parasit. Contoh : cacing Fasciola gigantica, embrio yang ada didalam telur hidup bebas, stadium mirasidium, sporokista, redia dan cercaria hidup sebagai parasit pada siput air tawar (Lymnaea sp), stadium metasercaria hidup bebas dan cacing dewasanya berparasit didalam hati dan kantung empedu herbivora.
3.
Berdasarkan Lama Waktu Berparasitnya Berdasarkan lama waktu berparasitnya, parasit dapat diebdakan menjadi ; a. Parasit Temporer (Berkala = Periodik) adalah parasit yang mengunjungi hospesnya pada waktu –waktu tertentu saja.Contoh : Nyamuk, lalat akan menghisap darah hospesnya pada waktu tertentu saja b. Parasit Stasioner, adalah parasit yang sebagian atau seluruh hidupnya menetap pada hospes, apabila menetap selama satu stadium siklus hidupnya disebut Parasit Stasioner Berkala (Stasioner Periodik) dan apabila selama hidupnya menetap dan berparasit pada hospes disebut Parasit Stasioner Permanen. Contoh. Parasit
25
Stasioner berkala, lalat Gastrophylus sp, karena stadium larva saja yang berparasit didalam lambung kuda, sedangkan lalat dewasa hidup bebas. Parasit Stasioner Permanen, salah satunya kutu (Menopon gallinae) karena selama hidupnya (telur, larva dan dewasa) hidup pada bulu unggas. Cacing Trichinella spiralis, baik stadium larva dan dewasanya hidup didalam tubuh hewan.
4.
Berdasarkan Sifat Keparasitannya Berdasarkan sifat keparasitannya, parasit dapat dibedakan menjadi parasit : a.
Parasit Isidentil adalah parasit yang secara kebetulan ditemukan pada hospes yang tidak seharusnya (hospes yang tidak wajar). Contoh : cacing pita Dipyllidium caninum adalah saluran pencernaan anjing, tetapi kadang-kadang bisa ditemukan berparasit didalam usus manusia terutama anak-anak. Kejadiannya dimana telur cacing pita termakan oleh larva pinjal (Ctenocephalides sp) yang merupakan hospes antara cacing pita tersebut, pinjal yang infektif secara tidak sengaja termakan oleh anak-anak sehingga didalam ususnya terinfeksi cacing pita anjing
b.
Parasit Eratica adalah parasit yang lokasi berparasitnya ditemukan tidak pada target organnya. Contoh : cacing Ascaris suum secara normal berpredileksi (lokasi berparasitnya) didalam usus halus babi, tetapi karena sesuatu sebab yang tidak diketahui secara pasti bisa ditemukan didalam kantung empedu atau lambung babi. Contoh lain cacing Ascaridia galli adalah cacing saluran pencernaan ayam, tetapi pernah ditemukan didalam telur dan uterus ayam.
c.
Parasit Fakultatif adalah parasit yang dapat hidup bebas atau hidup sebagai parasit. Contoh lalat rumah (Musca domestica) umumnya baik stadium larva dan dewasa hedup bebas, tetapi jika larvanya hidup didalam luka maka menyebabkan Miasis (Belatungan)
d.
Parasit Obligat adalah parasit yang hidupnya mutlak sebagai parasit, jadi untuk kelangsungan hidupnya mutlak memerlukan hospes. Contoh ;
26
cacing hati Fasciola gigantica, Protozoa (Eimeria sp) dan Artropoda (Sarcoptes sp) kesemuanya mutlak memerlukan hospes, tanpa hospes akan mati. e.
Parasit Spuriosa adalah parasit yang dikeluarkan oleh bukan hospes yang
semestinya,
dimana
parasit
tersebut
tidak
mengalami
perkembangan atau menimbulkan kerusakan pada hospes tersebut. Contoh pada pemeriksaan tinja anjing ditemukan telur cacing pita Taenia
saginata
yang
seharusnya
berparasit
pada
manusia,
kemungkinan karena anjing memakan tinja manusia yang mengandung telur cacing pita tersebut. Contoh lain : pada pemeriksaan tinja ayam ditemukan telur cacing Ascaris suum yang berparasit pada babi, kemungkinan disebabkan karena ayam memakan bagian tinja babi yang terkontaminasi telur cacing Ascaris suum.
5.
Berdasarkan Jumlah Hospes Yang Diperlukan Berdasarkan jumlah hospes yang dibutuhkan dalam menyelesaikan siklus hidupnya, maka parasit dibedakan menjadi : a.
PARASIT MONOXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya hanya membutuhkan satu hospes yaitu hospes definitif saja Contoh : tungau Sarcoptes membutuhkan hanya satu hospes definitif saja.
b.
PARASIT HETEROXEN (“heteros” = berbeda) sering disebut juga DIHETEROXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya melalui stadium-stadium yang setiap stadiumnya memerlukan hospes yang berlainan. Contoh : cacing hati Fasciola gigantica memerlukan siput air tawar Lymnaea sp pada stadium (mirasidium, sporokista, redia dan serkaria) sedangkan dewasanya memerlukan mamalia sebagai hospes definitifnya.
c.
PARASIT POLIXEN (“poly” = banyak) adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya memerlukan lebih dari satu hospes,
27
tetapi kesemuanya dari satu jenis. Contoh : kebanyakan caplak adalah parasit polixen, karena stadium larva, nimpa dan dewasanya berparasit pada satu atau beberapa hewan sejenis.
6.
Berdasarkan Tempat Berparasitnya Berdasarkan
tempat
berparasitnya
(predileksinya),
parasit
dapat
dibedakan menjadi: a.
EKTOPARASIT = EKTOZOA adalah parasit yang secara umum hidup pada permukaan luar tubuh (kulit) hospes atau didalam liang (telinga luar dan rongga hidung) yang berhubungan bebas dengan dunia luar dan termasuk juga parasit datang – pergi (parasit yang tidak menetap didalam tubuh hospes). Contoh : artropoda : kutu, pinjal, lalat, nyamuk, caplak dan tungau.
b.
ENDOPARASIT = ENDOZOA adalah parasit yang hidup didalam organ dalam, system (alimentarius, sirkulasi, respirasi), rongga dada, rongga perut, persendian, otot daging atau jaringan lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan dunia luar. Contoh : cacing saluran pencernaan, cacing jantung, protozoa saluran cerna dan protozoa darah.
F. Siklus Hidup Mikroorganisme Parasit Siklus hidup (daur hidup) parasit adalah serangkaian fase (stadium) dari paarsit untuk kelangsungan hidupnya. Mengenai siklus hidup parasit sangatlah penting, karena pengendalian penyakit parasit tanpa dilandasi dengan pengetahuan siklus hidup parasit adalah sia – sia (2,3). Siklus hidup parasit secara umum dapat dibedakan menjadi: 1. SIKLUS HIDUP secara LANGSUNG, untuk melangsungan hidup parasit memerkulan hanya satu hospes (hospes definitif) dan parasit ini biasanya memiliki fase bebas. Contoh cacing Ascaris suum yang menginfeksi babi,
28
cacing dewasa bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari lingkungan, telur mengalami perkembangan dimana di dalam telur terbentuk larva stadium 1 dan 2 yang bersifat infektif dan akhirnya tertelan lagi oleh babi dan berkembang menjadi dewasa. Disini hanya memerluka satu hospes babi dan perkembangan telur terjadi diluar tubuh babi (fase bebas).
2. SIKLUS HIDUP secara TIDAK LANGSUNG, untuk kelangsungan hidup parasit membutuhkan satu hospes definitive dan satu atau lebih hospes intermedier. Contoh cacing hati Fasciola gigantica yang menginfeksi sapi, cacing dewasa yang berpredileksi didalam kantung empedu bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari lingkungan, dari dalam telur akan keluar mirasidium yang harus membutuhkan hospes intermedier siput Lymnaea sp untuk berkembang menjadi sporokista, redia dan serkaria, serkaria akan keluar dari tubuh siput dan menempel pada rumput menjadi Metaserkaria infektif dan akhirnya harus tertelan oleh sapi.
Siklus hidup mikroorganisme parasit
Cacing dewasa hidup di dalam jaringan subkutis dan kulit, dan menjadi dewasa dalam 10 minggu.Seekor cacing betina dapat hidup sampai 12-18 bulan.Di dalam
29
waktu kira-kira satu tahun cacing betina yang pindah ke jaringan subkutis tungkai, lengan, pundak dan tubuh bagian bawah yang banyak bersentuhan dengan air.Bila waktunya untuk mengeluarkan larva, bagian kepala cacing membentuk benjolan kecil pada kulit yang berindurasi, kemudian benjolan itu menjadi vesikel dan dapat menjadi ulkus.Bila permukaan ulkus terkena air maka lekuk uterus, yang telah menjulur keluar melalui bagian anterior cacingyang pecah, mengeluarkan larva yang dapat bergerak ke dalam air.
G. Cara Kembang Biak Mikroorganisme Parasit Cara Perkembangbiakan Bakteri Bakteri berkembang biak dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri. a. Rekombinasi genetik adalah pemindahan secara langsung bahan genetik (DNA) di antara dua sel bakteri melalui proses berikut:
30
Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain. 1. Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan virus.
Gambar Transduksi 2. Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik.
31
Gambar Kojugasi
b. Pembelahan diri secara biner (langsung). Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya.
Gambar Pembelahan diri secara biner (langsung) Bakteri umumnya berkembang-biak secara vegetative atau aseksual dengan membelah diri. Setelah selesai pembelahan, sel-sel anakan dapat tetap bergandengan satu sama lain, dan dengan demikian terbentuklah koloni bakteri. Koloni mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dan bentuk koloni itu dpat dijadikan salah satu tanda pengenal jenis bakteri yang bersangkutan. Ada koloni yang terdiri dari sepasang sel seperti terdapat pada marga Diplococous,
32
ada yang berbentuk kubus terdiri dari delapan sel (pada marga Sarcina), ada yang berbentuk rantai (pada Streptococus), ada yang seperti setandan buah anggur (pada Staphylococus). Bakteri berkembangbiak dengan cepat. Dalam keadaan yang serba mengungtungkan (keadaan optimal), bebrapa jenis bakteri dapat membelah setiap 20 menit, sehingga dalam waktu sehari saja, suatu sel bakteri dapat berkembang menjadi berjuta-juta sel. Karena dalam praktet banyak hal yang menghambat kehidupan bakteri, bahkan banyak pula faktor-faktor yang menyebabkan kematiannya, perkembangan bakteri tidak pernah mencapai keadaan seperti tersebut diatas.
H. Cara Penularan Mikroorganisme Parasit Secara umum parasit dapat ditularkan dengan dua cara, yaitu secara Vertikal dan Horizontal (1,2): 1. PENULARAN SECARA VERTIKAL adalah penularan yang terjadi melalui induk kepada anak yang baru dilahirkannya. Penularan dengan cara ini dapat terjadi melalui : telur, air susu atau plasenta. 2. PENULARAN SECARA HORIZONTAL adalah cara penularan yang umumnya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, atau termasuk juga yang melalui bahan-bahan tercemar. Berkaitan dengan hal ini, cara penularan tersebut dapat terjadi melalui :
a. KONTAK LANGSUNG adalah penularan yang terjadi karena adanya kontak fisik antara dua individu atau lebih. Contoh : penularan kutu, tungau.
33
b. KONTAK TIDAK LANGSUNG adalah penularan yang terjadi bukan karena terjadinya kontak fisik antara individu, melainkan karena sarana lain seperti (bahan yang tercemar oleh parasit atau parasit sendiri yang aktif mencari hospes).
34
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Mikroorganisme melakukan perkembangbiakan yaitu untuk memperbanyak jumlah mereka. Setiap mikroorganisme memiliki cara kembang biak yang berbeda. Bakteri, kapang, dan khamir bereproduksi secara aseksual dan seksual atau melalui fase vegetatif dan fase generatif. Apabila virus berkembangbiak dengan melakukan replikasi, yang mempunyai 2 macam siklus yaitu siklus litik dan lisogenik. Selain itu, juga ada alga dan protista yang termasuk dalam kelompok mikroorganisme. Penularan mikroorganisme dapat melalui udara, kontak tubuh, makanan, serta serangga. Penyakit yang ditimbulkan bisa menyerang hewan ataupun manusia. Penularan tersebut berbeda- beda tergantung jenis mikroorganismenya. B. Saran semoga semua mahasiswa/i dapat mengerti dan memahami tentang Mikroorganisme dan kami sebagai penyusun makalah Mikroorganisme mengharapkan saran dan kritik dari rekan-rekan maasiswa dan Dosen Pembimbing mata kuliah Manajemen Patient Safety terkhususnya kepada seluruh pembaca makalah ini demi penyempurnaan makalah kami
35
DAFTAR PUSTAKA
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM, Malang. Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta. IPB. Mikrobiologi Pangan. 1989. IPB, Bogor. https://www.kerajaanbiologi.com/reproduksi-bakteri/ https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/11/alam-sebagai-agen-penyebaranpeenyakit/ Anonim. 2008. Bakteri. http:/id.wikipedia.bakteri/sains.
36